PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Mengatasi masalah nilai tukar antara mata uang domestik dengan mata uang negara
lain.
Memperkenalkan kebijakan ekonomi negara lain yang akan menjadi tujuan ekspor
kepada perusahaan nasional.
Melakukan sosialisasi yang memadai dari pemerintah kepada usaha nasioanal
mengenai berbagai kesepakatan internasional yang berlaku.
Mengatasi berbagai hambatan perdagangan yang dialami perusahaan nasioanal di
luar negeri.
Mengoptimalkan dampak kebijakan perdagangan luar negeri terhadap ekonomi
nasional.
1) Pendapatan Pajak
Pajak adalah iuran rakyat kepada negara berdasarkan undang-undang
sehingga dapat dipaksakan dengan tidak mendapat balas jasa secara langsung. Pajak
dipungut penguasa berdasarkan norma-norma hukum untuk menutup biaya
produksi barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum.
Lembaga pemerintah yang mengelola perpajakan negara di Indonesia adalah
Direktorat Jendral Pajak (DJP) yang merupakan salah satu direktorat jenderal yang
ada di bawah naungan Departemen Keuangan Republik Indonesia.
Pajak dari perspektif ekonomi dipahami sebagai beralihnya sumber daya
dari sektor privat kepada sektor publik. Pemahaman ini memberikan gambaran
bahwa adanya pajak menyebabkan dua situasi menjadi berubah. Pertama,
berkurangnya kemampuan individu dalam menguasai sumber daya untuk
kepentingan penguasaan barang dan jasa. Kedua, bertambahnya kemampuan
keuangan negara dalam penyediaan barang dan jasa publik yang merupakan
kebutuhan masyarakat.
Sementara pemahaman pajak dari perspektif hukum menurut Soemitro
merupakan suatu perikatan yang timbul karena adanya undang-undang yang
menyebabkan timbulnya kewajiban warga negara untuk menyetorkan sejumlah
penghasilan tertentu kepada negara, negara mempunyai kekuatan untuk memaksa
dan uang pajak tersebut harus dipergunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan.
Dari pendekatan hukum ini memperlihatkan bahwa pajak yang dipungut harus
berdasarkan undang-undang sehingga menjamin adanya kepastian hukum.
Pajak menurut Pasal 1 angka 1 UU No 6 Tahun 1983 sebagaimana telah
disempurnakan terakhir dengan UU No.28 Tahun 2007 tentang ketentuan umum
dan tata cara perpajakan adalah "Kontribusi wajib kepada negara yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang
Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
2) Pendapatan non Pajak
Sumber pendapatan non pajak terbagi menjadi beberapa macam yaitu:
a. Retribusi
Retribusi menurut UU no. 28 tahun 2009 adalah pungutan daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau
diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau badan. Berbeda
dengan pajak pusat seperti Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai yang
dikelola oleh Direktorat Jendral Pajak, retribusi ini di kelola oleh Dinas Pendapatan
Daerah (Dispenda)
b. Keuntungan dari Perusahaan Negara (BUMN dan BUMD)
Keuntungan ini adalah deviden (bagian dari laba) yang diperoleh Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang
disetorkan ke kas negara.
c. Keuangan dari Percetakan Uang (Seignoirage)
Keuangan ini adalah keuntungan yang di dapat negara dari percetakan uang
(fiat money). Uang kertas dan logam yang dicetak oleh negara mempunyai nilai
nominal (nilai yang tercantum pada uang tersebut) jauh lebih tinggi daripada nilai
intrinsik.
d. Denda dan Sita
Pemerintah berhak memungut denda atau menyita aset milik masyarakat,
apabila masyarakat (individu/organisasi) diketahui telah melanggar peraturan
pemerintah. Contoh: denda pelanggaran lalu lintas, denda ketentuan peraturan
perpajakan, penyitaan barang-barang ilegal, penyitaan jaminan atas hutang yang
tidak tertagih, dll.
d. Sumbangan, Hadiah dan Hibah
Sumbangan, hadiah, dan hibah dapat diperoleh pemerintah dari individu atau
institusi,. Sumbangan, hadiah dan hibah dapat diperoleh dari dalam maupun luar
negeri. Tidak ada kewajiban pemerintah untuk mengembalikan sumbangan, hadiah
dan hibah. Sumbangan, hadiah dan hibah bukan penerimaan pemerintah yang dapat
dipastikan perolehannya. Tergantung kerelaan dari pihak yang memberi
sumbangan, hadiah dan hibah.
3.1 Kesimpulan
Pasar mempunyai peranan yang sangat strategis bagi pelaku bisnis (produsen)
dan masyarakat secara keseluruhan. Tanpa ada akses menuju pasar atau penguasaan
pasar, tidak mungkin suatu bisnis dapat bertahan hidup. Pasar adalah tempat para
produsen bersaing merebut konsumen dalam rangka mencapai tujuan usahanya.
Disamping itu, pasar mempunyai berbagai bentuk atau struktur yang mempunyai
hukumnya sendiri-sendiri, sehingga berpengaruh pada tinggi rendahnya harga
keseimbangan yang terjadi.
Pasar akan berfungsi dengan baik bila dapat memberikan manfaat kepada
semua pihak (produsen, konsemen, dan pemerintah), dan pasar seperti ini
diistilahkan dengan pasar yang kompetitif atau pasar yang efisien, yaitu pasar yang
menumbuhkan persaingan yang sehat dan inovasi sehingga meningkatkan efisiensi
ekonomi. Sebaliknya, bila yang terjadi adalah eksploitasi satu sama lain, berarti
pasar tersebut tidak berfungsi sebagaimana layaknya.
3.2 Saran
Negara Indonesia akan menjadi negara maju ketika pasar dapat menjalankan
fungsinya dengan aktif salah satunya terjadi keharmonisan hubungan antar pemain
di pasar (produsen dan konsumen).
DAFTAR PUSTAKA