KELOMPOK 7
Nama Anggota:
Program Reguler
2019
DAFTAR ISI
Cover ....................................................................................................................................... 1
Pembahasan............................................................................................................................. 5
Kesimpulan ....................................................................................................................... 11
2
PETA KONSEP
Langkah-Langkah
Mendeskripsikan Teori
3
Kerangka Berfikir
4
5.1 Review Literatur (Buku Teks dan Hasil Penelitian)
Review literatur merupakan uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain yang
diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Uraian dalam
review literatur ini diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas tentang
pemecahan masalah pada perumusan masalah. Sekaran (2010) mendefinisikan review
literatur sebagai tahapan proses yang didalamnya terdiri dari identifikasi terhadap hasil kerja
baik yang dipublikasikan maupun tidak dari berbagai sumber data sekunder, melakukan
evaluasi terhadap hasil kerja tersebut dalam kaitannya dengan masalah, dan yang terakhir
mendokumentasikan hasil.
Review literatur dapat dilakukan terhadap beberapa sumber, diantaranya:
1. Buku teks: Buku teks biasanya memuat teori-teori yang relevan terhadap suatu topik
atau area tertentu. Tinjauan pustaka dilakukan untuk mencari landasan teori yang relevan
terhadap penelitian. Sugiyono (2012) menyatakan bahwa landasan teori perlu ditegakkan
agar penelitian memiliki dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba
(trial and error). Landasan teori menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data-data yang akan digunakan.
2. Jurnal: Penting bagi peneliti untuk memilih jurnal yang digunakan sebagai sumber
literatur ilmiah. Pada jurnal peneliti dapat memperoleh informasi penelitian terdahulu
yang relevan, baik tujuan, metode, maupun hasil, yang dapat membantu mahasiswa
dalam melakukan penelitian.
3. Tesis: Tesis atau skripsi atau hasil karya tulis ilmiah mahasiswa dapat dijadikan sebagai
sumber literatur selama memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Peneliti bisa memilih
hasil karya ilmiah peneliti lain yang memang layak dijadikan sumber literatur penulisan
ilmiah.
7
5.5 Langkah-langkah Penyusunan Kerangka Berfikir
Proses kerangka berfikir untuk perumusan hipotesis memerlukan enam langkah (Sugiyono,
2000, dalam buku ajar I Ketut Rahyuda, dkk, 2004) sebagai berikut:
Menetapkan variabel yang diteliti
Membaca buku dan hasil penelitian
Mendeskripsikan teori dan hasil penelitian
Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian
Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian
Sintesa dan kesimpulan
Sakeran (1996) dalam buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk (2004) menyebutkan, suatu kerangka
berfikir yang baik memuat hal-hal sebagai berikut .
Variabel-variabel yang diteliti harus dijelaskan.
Diskusi dalam kerangka berfikir harus dapat menunjukan dan menjelaskan pertautan
atau hubungan antar variabel yang diteliti dan atau teori yang mendasari.
Diskusi juga harus dapat menunjukan dan menjelaskan apakah hubungan antar
variabel ini positif atau negative, berbentuk simetris, kausal atau timbal balik.
Kerangka berfikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram (paradigma
penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka piker yang dikemukakan dalam
penelitian.
8
tidak ada hipotesis statistik. Untuk penelitian yang bekerja dengan populasi mungkin
akanada hipotesis penelitian, tetapi tidak ada hipotesis statistik.
Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga
yaitu: rumusan masalah deskriptif, komparatif dan asosiatif. Oleh karena itu, maka bentuk
hipotesis penelitian juga ada tiga yaitu:
1. Hipotesis deskriptif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah deskriptif.
2. Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya yang
berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.
3. Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif,
yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Sedangkan menurut Pratiknya (2001), hipotesis dapat digolongkan dalam beberapa jenis
yaitu:
1. Hipotesis Kerja: Hipotesis ini menunjukkan hubungan-hubungan antar variabel yang
merupakan pernyataan dalam bentuk kalimat.hipotesis kerja ada dua macam, yaitu
hipotesa satu arah/satu pihak dan hipotesa dua arah/dua pihak.
2. Hipotesis nihil/ hipotesis nol: Hipotesis nol berarti secara statistik tidak ada
hubungan atau tidak ada perbedaan antar variabel yang dinyatakan dalam hipotesa
kerja.
3. Hipotesis tandingan: Adalah hipotesis luar atau variabel pengganggu atau variabel
yang tidak dikehendaki, tetapi ada dan mempengaruhi variabel pengaruh. Variabel
pengganggu ini harus dikontrol agar pengaruhnya dapat dihilangkan.
9
1. Teori sebagai Acuan Perumusan Hipotesis
Untuk memudahkan proses pembentukan hipotesis, seorang peneliti biasanya
menurunkan sebuah teori menjadi sejumlah asumsi dan prostulat. Asumsi-asumsi
tersebut dapat didefinisikan sebagai anggapan atau dugaan yang mendasari hipotesis.
Berbeda dengan asumsi, hipotesis yang telah diuji dengan menggunakan data melalui
proses penelitian adalah dasar untuk memperoleh kesimpulan.
2. Fakta Ilmiah Sebagai Acuan Perumusan Hipotesis
Selain menggunakn teori sebagai acuan, dalam merumuskan hipotesis dapat pula
menggunakan acuan fakta. Secara umum, fakta dapat didefinisikan sebagai kebenaran
yang dapat diterima oleh nalar dan sesuai dengan kenyataan yang dapat dikenali
dengan panca indera. Fakta Ilmiah sebagai acuan perumusan hipotesis dapat diperoleh
dengan berbagai cara, misalnya:
Memperoleh dari sumber aslinya
Fakta yang diidentifikasi dengan cara menggambarkan dan menafsirkannya
dari sumber yang asli.
Fakta yang diperoleh dari orang mengidentifikasi dengan jalan menyusunnya
dalam bentuk abstract reasoning (penalaran abstrak).
Selain teori dan fakta ilmiah, hipotesis dapat pula dirumuskan berdasarkan beberapa sumber
lain, yakni (1) Kebudayaan dimana ilmu atau teori yang relevan dibentu; (2) Ilmu yang
menghasilkan teori yang relevan; (3) Analogi; dan (4) Reaksi individu terhadap sesuatu dan
pengalaman.
10
DAFTAR PUSTAKA
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta:
BPFE.
Rahyuda, Ketut. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Denpasar: Udayana University Press.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Tindakan Komprehensif. Yogyakarta: Alfabeta.
http://www.karyatulisku.com/2017/10/pengertian-teori-penelitian-kuantitatif.html (diakses
pada tanggal 19 maret 2019)
11