A. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan pada pembuatan sabun transparan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh minyak terhadap pembuatan sabun transparan
2. Mengetahui pengaruh NaOH terhadap pembuatan sabun transparan
3. Mengetahui pengaruh aquades terhadap pembuatan sabun transparan
4. Mengetahui pengaruh etanol terhadap pembuatan sabun transparan
5. Mengetahui pengaruh gula terhadap pembuatan sabun transparan
6. Mengetahui pengaruh asam stearat terhadap pembuatan sabun transparan
7. Mengetahui pengaruh gliserin terhadap pembuatan sabun transparan
B. Prosedur Percobaan
a. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan pada praktikum dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Alat dan bahan pembuatan sabun transparan
Alat Bahan
Neraca analitik Sukrosa/gula
Erlenmeyer Gliserin
Kaca Arloji NaOH
Pipet ukur Etanol
Beaker glass Minyak
Spatula Aquades
Cetakan Asam stearat
Botol aquades
Hot plate
Batang pengaduk
Pipet tetes
Tisu
Sarung tangan
Masker
Magnetic stirrer
Termometer asa
Gelas ukur
b. Prosedur Percobaan
Menuang kecetakan,
menunggu hingga dingin
Sabun padat
Jumlah (I)
Bahan Satuan
I II III IV V VI
Minyak gram 10,0 2,65 10 3 7 9,00
NaOH gram 1,50 2,36 5,04 1,50 1,03 2,00
Etanol ml 60,0 80,0 80,0 130 100 90,0
Gliserin gram 10,0 20,0 15,0 10,0 20,0 5,05
Asam stearat gram 3,00 3,00 5,50 3,00 8,00 3,00
Gula gram 1,00 20,0 3,00 1,00 5,00 1,00
Aquades ml 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00
D. Hasil dan Pembahasan
Hasil Percobaan
Tabel. 1 Hasil data pengamatan pembuatan sabun transparan variabel 1
No Komposisi variabel Pengamatan
1. 2,5 gram NaOH + 7 ml aquades larutan I - Dua bahan
tercampur sempurna
- Larutan berwarna
bening jernih
2. Larutan I + 130 ml etanol larutan II - 2 larutan bercampur
sempurna
- Larutan berwarna
bening jernih
3. Larutan II + 3 gram minyak larutan III - 2 larutan bercampur
sempurna
- Larutan berubah
warna menjadi
kekuningan
4. Larutan III + 2 gram asam stearat larutan IV - 2 larutan bercampur
sempurna
- Warna berubah
menjadi putih
kekeruhan
5. Larutan IV + 4,5 gram gula larutan V - 2 bahan bercampur
sempurna
- Warna larutan
berubah menjadi
kekuningan
6. Larutan V + 10 gram gliserin sabun - 2 bahan bercampur
transparan sempurna
- Warna sabun putih
kekuningan dan
sedikit encer
Tabel. 2 Hasil data pengamatan pembuatan sabun transparan variabel 2
No Komposisi variabel Pengamatan
1. 10 gram NaOH + 7 ml aquades larutan I - Dua bahan tercampur
sempurna
- Larutan berwarna
bening jernih
2. Larutan I + 60 ml etanol larutan II - 2 larutan bercampur
sempurna
- Larutan berwarna
bening jernih
3. Larutan II + 10 gram minyak larutan III - 2 larutan bercampur
sempurna
- Larutan berubah
warna menjadi
kekuningan
4. Larutan III + 3 gram asam stearat larutan IV - 2 larutan bercampur
sempurna
- Warna berubah
menjadi putih
kekeruhan
5. Larutan IV + 1 gram gula larutan V - 2 bahan bercampur
sempurna
- Warna larutan
berubah menjadi
kekuningan
6. Larutan V + 10 gram gliserin sabun - 2 bahan bercampur
transparan sempurna
- Warna sabun putih
kekuningan dan
sedikit encer
Tabel. 3 Hasil data pengamatan pembuatan sabun transparan variabel 3
Sabun transparan dapat dihasilkan dengan sejumlah cara yang berbeda. Salah satu
metode yang tertua adalah dengan cara melarutkan sabun dalam alkohol dengan
pemanasan lembut untuk membentuk larutan jernih, yang kemudian diberi pewarna
dan pewangi. Warna sabun tergantung pada pemilihan bahan awal dan bila tidak
digunakan bahan yang berkualitas baik, kemungkinan sabun yang dihasilkan akan
berwarna sangat kuning (Qisti, 2009).
Bahan-bahan yang digunakan pada pembuatan sabun transparan ini antara lain:
1. Minyak kelapa merupakan salah satu jenis minyak nabati dengan kemampuan
tersendiri yang cukup penting dalam proses pembuatan sabun. Natrium
hidroksida (NaOH) NaOH merupakan salah satu jenis alkali (basa) kuat yang
bersifat korosif serta mudah menghancurkan jaringan organik yang halus. NaOH
berbentuk butiran padat berwarna putih dan memiliki sifat higroskopis. Ion-ion
dari NaOH bereaksi dengan asam lemak membentuk sabun (Wade, 1994).
2. Asam stearat memiliki atom karbon C18 yang merupakan asam lemak jenuh dan
berperan dalam memberikan konsistensi dan kekerasan pada produk. Asam
stearat memiliki titik cair pada suhu 69,40 oC.
3. Gliserin Gliserin berbentuk cairan jernih, tidak berbau dan memiliki rasa manis.
Diperoleh dari hasil sampingan proses pembuatan sabun atau dari asam lemak
tumbuhan dan hewan. Gliserin ada pembuatan sabun transparan bersama dengan
sukrosa dan alkohol berfungsi dalam pembentukan stuktur transparan.
4. Etanol (C2H5OH) merupakan salah satu senyawa organik yang digunakan dalam
pembuatan sabun sebagai pelarut karena sifatnya yang mudah larut dalam air
dan lemak.
5. Gula Pasir (Sukrosa) Gula pasir dalam pembuatan sabun transparan digunakan
untuk membantu dalam pembentukan transparansi dengan membantu
perkembangan kristal pada sabun (Qisti, 2009).
Percobaan sabun transparan dilakukan sebanyak 6 kali percobaan dengan variabel
yang berbeda-beda. Langkah percobaan yang dilakukan sama yang membedakan
ukuran suhu karena setiap langkah suhu yang diperoleh berbeda dan stirer harus
tetap stabil karena jika hot plate terlalu panas maka suhu naik akan berpengaruh ke
hasil percobaan, jadi suhu harus stabil setiap langkahnya. Praktikum yang dilakukan
suhu stabil yang digunakan sekitar 50°C tidak boleh sampai lebih, jika sampai lebih
dari 60°C maka akan berpengaruh pada hasil sabunnya.
Hasil percobaan 1 sabun yang dihasilkan tidak transparan, memiliki tekstur yang
lembek, bahan menggumpal banyak dan sabun yang dihasilkan berwarna coklat
karena terlalu banyak jumlah gula yang dimasukkan dan suhu yang terlalu tinggi
dengan pH pada percobaan 1 diperoleh pH 14 yang berarti memiliki sifat terlalu
basa karena NaOH yang terlalu banyak. Sabun menggumpal pada waktu awal
penambahan gula, suhu tidak konstan bahkan lebih dari 60 °C dan stirer tidak bisa
berputar serta penambahan gula pada etanol tidak sebanding karena jumlah etanol
yang menguap dengan tidak sengaja saat proses sebelumnya.
Hasil percobaan 3 sabun yang dihasilkan cukup transparan, memiliki tekstur yang
padat, berwarna cukup transparan sedikit putih dengan pH yang diperoleh 10 karena
terlalu banyak NaOH. Sabun menggumpal pada waktu awal penambahan asam
stearat sebab suhu dan stirer tidak bisa berputar dengan stabil, setelah suhu
dinaikkan asam stearat dapat larut sempurna.