Anda di halaman 1dari 22

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Balakang Masalah

Dewasa ini pemakaian material logam secara umum dipergunakan dalam


berbagai keperluan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam upaya
meningkatkan taraf hidupnya. Mulai dari peralatan rumah tangga sampai dengan
peralatan industri tidak luput dari penggunaan material sebagai bahan bakunya. Hal
ini merupakan suatu keadaan yang tidak bisa dibantah dan oleh karena itu teknologi
material mulai dikembangkan demi memenuhi kebutuhan akan material tersebut.
Tanpa menguasai teknologi material, maka kelangsungan usaha manusia untuk
memenuhi kebutuhannya akan peralatan menjadi sia-sia saja.
Seiring dengan peningkatan pemakaian material logam dalam berbagai aspek
kehidupan maka para ahli pun memikirkan berbagai cara pengendalian terhadap
lifetime material tersebut. Pengendalian terhadap lifetime tidak lepas dari
pengendalian terhadap korosi. Korosi atau karat adalah salah satu permasalahan
material yang dapat mengakibatkan berkurangnya waktu pakai untuk suatu benda
kerja. Dengan terjadinya kerusakan ini, maka industri sering merasakan dampaknya.
Dampak tersebut dapat berupa kerusakan yang harus segera diperbaiki atau
berhentinya produksi yang sering mengakibatkan kerugian yang lebih besar serta
turunnya tingkat keamanan (safety) dalam bekerja
Penanganan masalah korosi tidak dapat dilakukan dalam satu aksi yang
terpisah-pisah. Usaha penanggulangan yang terbaik adalah usaha penanganan yang
terintegrasi. Oleh karena itu penguasaan permasalahan beserta teknologi
penanggulangan korosi merupakan suatu keharusan disamping perlunya dirancang
suatu strategi penanggulangan yang terpadu serta peningkatan kepedulian dari semua
pihak, sehingga dengan demikian maka kerugian karena korosi serta biaya korosi
dapat ditekan serendah mungkin.

1
2

Salah satu cara melindungi atau memproteksi logam dari serangan korosi
adalah dengan melapisi logam tersebut tersebut dengan logam lain dengan cara
elektrokimia. Anodizing merupakan salah satu cara pelapisan oksidasi pada
alumunium yang dilakukan dengan oksidasi anodik pada suhu kamar (room
temperature). Anodizing adalah proses pelapisan yang secara elektrolisis melapisi
suatu permukaan logam dengan suatu oksidasi yang melapisi dan bersifat melindungi
logam dari pengaruh korosi.

Mekanisme elektrokimia yaitu menghasilkan reaksi kimia dengan


menggunakan energi listrik. Anodizing terjadi disebabkan oleh adanya pertukaran ion
logam antara katoda dan anoda dimana pada percobaan ini, logam Al sebagai anoda
dan logam Pb sebagai katoda, dan yang terkena korosi pada kedua logam adalah Pb.

1.2 Tujuan Percobaan

Untuk menunjukan salah satu cara proteksi korosi Al dengan proses anodizing.

1.3 Batasan Masalah

Dalam percobaan anodizing Al kali ini yang digunakan Pb sebagai katodanya,


dengan larutan elektrolit H2SO4, kemudian kita dapat mengetahui pengaruh variabel-
variabel tersebut dalam mempercepat atau memperlambat waktu dari proses
anodizing tersebut. Pada percobaan ini tegangan yang digunakan adalah 8 dan 12 volt
tegangan ini dilakukan pada konsentrasi H2SO4 dengan konsentrasi 1M dan 0,5 M,
masing-masing percobaan dilakukan selama 5 menit.

1.4. Sistematika Penulisan


3

Dalam penyusunan laporan ini penulis akan membagi laporan dalam enam bab
pembahasan. Berikut ini akan diuraikan gambaran singkat dari bab-bab tersebut. Bab
I adalah bab pendahuluan, dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang, tujuan
percobaan, batasan masalah dan sistematika Penulisan. Bab II berisikan tinjauan
pustaka, dalam bab ini diuraikan teori singkat yang digunakan sebagai dasar untuk
membahas permasalahan dalam laporan. Bab III akan menjelaskan metode
percobaan, dalam bab ini akan dibahas mengenai diagram alir percobaan, alat dan
bahan apa saja yang digunakan serta prosedur percobaan. Bab IV membahas data
percobaan, dalam bab ini berisi tentang data-data hasil pecobaan dan data-data ini
disajikan dalam bentuk tabel. Bab V berisikan pembahasan, pada bab ini penulis akan
memberikan pembahasan dari praktikum yang telah dilaksanakan. Bab VI adalah
kesimpulan, pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dari masalah yang
dibahas pada bab-bab sebelumnya. Selanjutnya akan ada daftar pustaka. Diakhir
laporan ini akan disajikan lampiran yang berisikan contoh perhitungan, jawaban
pertanyaan dan tugas, serta gambar alat dan bahan yang digunakan.
4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Anodizing

Menurut definisinya anodizing merupakan proses pelapisan dengan cara


elektrolisis untuk melapisi permukaan logam dengan suatu material ataupun oksida
yang bersifat melindungi dari lingkungan sekitar. Dari definisi tersebut dapat
diketahui bahwa prinsip dasar proses anodizing adalah elekrolisis. Proses elektrolisis
yang merupakan proses kimia yang mengubah energi listrik menjadi energi kimia.
Pada proses ini komponen yang terpenting dari proses elektrolisis ini adalah elektroda
dan elektrolit. Pada elektrolisis, katoda merupakan kutub negatif dan anoda
merupakan kutub positif.
Pada dasarnya proses anodizing merupakan proses rekayasa permukaan yang
bertujuan untuk memproteksi logam dari korosi. Proses anodizing juga dapat
digunakan untuk memperindah tampilan logam. Beberapa contoh benda hasil proses
anodizing dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Hasil proses anodizing

2.2 Elektrolisis
5

Elektrolisis adalah peristiwa berlangsungnya reaksi kimia oleh arus listrik.


Alat elektrolisis terdiri atas sel elektrolitik yang berisi elektrolit (larutan atau
leburan), dan dua elektroda, anoda dan katoda. Pada anoda terjadi reaksi oksida
sedangkan pada elektroda katoda terjadi reaksi reduksi. Pada suatu percobaan
elektrolisis reaksi yang terjadi pada katoda bergantung pada kecenderungan
terjadinya reaksi reduksi. Elektrolisis NaCl pada berbagai keadaan menunjukkan
pentingnya suasana sistem yang dielektrolisis. Jika larutan NaCl yang sangat encer
dielektrolisis menggunakan elektroda platina maka reaksi pada kedua elektroda
sebagai berikut:

Anoda : 2 H2O  O2 + 4 H+ + 4 e (1)

Katoda : 2 H2O + 2e  H2 + 2 OH- (2)

Jika larutan cukup pekat, reaksi-reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

Anoda : 2 Cl-  Cl2 + 2 e (3)

Katoda : 2 H2O + 2 e  H2 + 2 OH- (4)

Jika leburan NaCl dielektrolisis maka reaksi pada elektroda adalah sebagai berikut :

Anoda : 2 Cl-  Cl2 + 2 e (5)

Katoda: Na+ + e  Na (6)

Natrium yang berbentuk melarut dalam raksa membentuk amalgam.

Pada tahun 1833, M. Faraday menunjukkan bahwa jumlah zat yang bereaksi
pada elektroda-elektroda sel elektrolisis berbanding lurus dengan jumlah arus yang
melalui sel tersebut. Selain daripada itu ia membuktikan bahwa jika jumlah arus
6

tertentu mengalir melalui beberapa sel elektrolisis, maka akan dihasilkan jumlah
ekivalen masing-masing zat2.

Hukum Faraday ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

M = Q A.L (7)

n.F

dimana :

M = Jumlah zat
Q = Jumlah listrik dalam Coulomb
A = Massa atom
F = Tetapan Faraday (1 Faraday 96500 Coulomb)
n = Perubahan electron (A/n = berat ekivalen)

2.3 Macam-macam Proses Anodizing

Reaksi dasar dari proses anodizing adalah merubah permukaan alumunium


menjadi alumunium oksida dengan menekan bagian logam sebagai anoda didalam sel
elektrolisis. Tiga macam proses anodizing :

1. Chromic acid anodizing

Larutan ini mengandung 3 – 10% berat CrO 3 larutan dibuat dengan mengisi
tangki setengah dengan air dan melarutkan asam ini ke dalamnya kemudian
menambahkan air sesuai dengan level operasi yang diinginkan. Larutan anodizing
asam kromik digunakan pada :

a. pH antara 0,5 – 1

b. Konsentrasi klorida (sebagai natrium klorida) kurang dari 0,02%

c. Konsentrasi sulfat (H2SO4) kurang dari 0,05%


7

Total kandungan asam krom sebanding dengan pH dan baume reading,


kurang dari 10%. Jika konsentrasinya berlebih bagian logam dicelupkan dan diganti
dengan larutan baru.

Pada awal proses anodizing tegangan dinaikkan dari 0 sampai 40volt dalam
waktu 5 sampai 8 menit tegangan menghasilkan kerapatan arus tidak kurang dari 0,1
A/dm2 (1,0 A/feet2) dan anodizing berlanjut hingga waktu yang ditentukan (biasanya
30 sampai 40 menit) akhir proses harus berkurang hingga habis dan bagi logam
dipindahkan dari tangki selama 15 detik dibilas dan di sealing. Berat lapisan setelah
di sealing minimal 200mg/m2 (19 mg/ft2).

2. Proses asam sulfur

Prinsip dasar operasi ini sama dengan proses asam kromik. Konsentrasi asam
sulfur (1,84 sp gr) dalam larutan anodizing adalah 12 sampai 20% berat larutan
mengandung 36 liter (9,5 gal) H2SO4 per 380 liter atau (100 gal) dari larutan dapat
menjadi lapisan anodik ketika di sealing pada didihan larutan dikromat. Larutan
anodizing asam sulfur jangan digunakan kecuali :

a. Konsentrasi klorida (sebagai natrium klorida) kurang dari 0,02%

b. Konsentrasi alumunium kurang dari 20 gr/lt (2,7 ons/gal)

Asam sulfur mengandung antara 165 sampai 200gr/lt (22-27 ons/gal), pada
awal operasi anodizing tegangan dialirkan sehingga menghasilkan kerapatan arus dari
0,9 sampai 1,2 A/dm2 (9 hingga 12 A/ft2). Tegangan meningkat seiring dengan
kandungan alumunium dalam tangki bertambah. Berbagai pendekatan tegangan yang
diperlukan pada berbagai jenis paduan alumunium dalam tangki asam sulfur pada 1,2
A/dm2 (12 A/ft2).

3. Hard anodizing
8

Perbedaan pertama antara proses asam sulfur dan hard anodizing adalah
temperatur operasi dan kerapatan arus. Lapisan yang dihasilkan oleh hard anodizing
lebih tebal dari pada anodizing konvensional dengan waktu yang sama. Proses hard
anodizing menggunakan tangki asam sulfur anodizing berisi 10 sampai 15% berat
asam, dengan atau tanpa tambahan. Temperatur operasi dari 0 sampai 10 0C (32
sampai 50 0F) dan kerapatan arus antara 2 dan 3,6 A/dm 2 (20 dan 36 A/ft2).
Temperatur yang tinggi menyebabkan struktur yang halus dan pori yang banyak pada
lapisan terluar dari lapisan anodik. Perubahan dari karakteristik lapisan ini akan
mengurangi ketahanan aus secara signifikan dan menuju ke batas ketebalan lapisan.
Temperatur operasi yang besar menyebabkan lapisan tidak dapat larut dan dapat
membakar.

2.4 Komponen Anodizing

Pada anodizing komponen yang terpenting adalah elektroda dan larutan


elektrolit. Definisi elektroda secara umumnya adalah sebuah konduktor yang
digunakan untuk bersentuhan dengan sebuah bagian non-logam dari sebuah sirkuit
(misal semikonduktor, sebuah elektrolit atau sebuah vakum). Untuk proses anodizing
tentunya adalah logam yang melapisi dan logam yang akan dilapisi.

Komponen yang tidak kalah pentingnya adalah larutan elektrolit. Elektrolit


adalah suatu senyawa yang bila dilarutkan dalam pelarut akan menghasilkan larutan
yang dapat menghantarkan arus listrik. Elektrolit biasanya digolongkan menjadi
elekrolit kuat dan elektrolit lemah. Larutan elektrolit kuat contohnya adalah HCl,
HBr, HI, H2SO4 dan HNO3, selain elektrolit kuat ada juga elektrolit lemah contohnya
CH3COOH, Al(OH)3, AgCl dan CaCO3 larutan-larutan tersebut hanya dapat
menghantarkan sedikit arus listrik. Suatu larutan elektrolit dapat menghantarkan arus
listrik karena jika dia dilarutkan dalam air akan terionisasi.

Contohnya elektrolit H2SO4 yang larut dalam air akan terionisasi sebagai berikut :
9

H2SO4  2 H+ + SO42- (8)

Maka di dalam larutannya akan terbentuk ion positif yaitu (H +) dan ion negatif
(SO42-) karena terbentuk ion itulah di dalam larutan timbul beda potensial (tegangan
listrik) yang terjadi pada larutan H2SO4 sehingga arus listrik dapat mengalir, oleh
karena itu larutan tersebut dapat menghantarkan listrik. Zat-zat yang dalam
larutannya dapat terionisasi adalah asam, basa dan garam. Selain dua komponen yang
terpenting tadi masih ada komponen lain yang berpengaruh yaitu arus dan tegangan
listrik yang dipakai juga harus sesuai.

2.5 Elektroda
Elektroda adalah sebuah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan
dengan sebuah bagian non-logam dari sebuah sirkuit (misal semikonduktor, sebuah
elektrolit atau sebuah vakum). Kata ini ditemukan oleh Michael Faraday dari bahasa
Yunani electron (berarti amber, dan hodos sebuah cara). Pada percobaan anodizing
ini, digunakan anoda alumunium dan katodanya adalah logam timbal. Sebuah
elektroda dalam sebuah sel elektrolisis ditunjuk sebagai sebuah anoda atau sebuah
katoda. Anoda ini didefinisikan sebagai elektroda dimana elektron datang dari sel dan
oksidasi terjadi, dan katoda didefinisikan sebagai elektroda di mana elektron
memasuki sel dan reduksi terjadi. Setiap elektroda dapat menjadi sebuah anoda atau
katoda tergantung dari voltase yang diberikan ke sel. Sebuah elektroda bipolar adalah
sebuah elektroda yang berfungsi sebagai anoda dari sebuah dan katoda bagi sel
lainnya. Berikut ini adalah jenis elektroda:
1. Elektroda untuk kegunaan medis, seperti EEG, EKG, ECT, defibrillator
2. Elektroda untuk teknik Electrophysiology dalam riset biomedikal
3. Elektroda untuk eksekusi oleh kursi listrik
4. Elektroda untuk electroplating

5. Elektroda untuk arc welding


10

6. Elektroda untuk cathodic protection


7. Elektroda inert untuk hidrolysis (terbuat dari platinum).

2.6 Elektrolit

Komponen penting yang lainnya yaitu larutan elektrolit. Elektrolit adalah


suatu senyawa yang bila dilarutkan dalam pelarut akan menghasilkan larutan yang
dapat menghantarkan arus listrik. Elektrolit sering kali diklasifikasikan berdasarkan
kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik. Elektrolit yang dapat
menghantarkan dengan baik digolongkan kedalam elektrolit kuat, contohnya yaitu
HCl, HBr, HI, H2SO4 dan HNO3 yang bersifat asam dan LiOH, NaOH, KOH, RbOH,
Ca(OH)2, Sr(OH)2, dan Ba(OH)2 yang bersifat basa, selain elektrolit kuat dan
elektrolit basa kuat, ada pula golongan elektrolit lemah seperti CH3COOH, Al(OH)3,
AgCl dan CaCO3. Larutan-larutan tersebut hanya dapat menghantarkan sedikit arus
listrik. Suatu larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena dalam suatu
larutan semisal NaCl. Zat NaCL yang larut dalam air akan terionisasi sebagai berikut:

NaCl Na+ + Cl-


Di dalam larutan terdapat ion positif ( Na+ ) dan ion negatif (Cl-). Adanya ion
positif dan ion negatif dalam larutan menimbulkan beda potensial listrik (tegangan
listrik) dalam larutan NaCl. Karena dalam larutan ada beda potensial listrik, arus
listrik dapat mengalir sehingga larutan dapat menghantarkan listrik. Zat-zat yang
dalam larutannya dapat terionisasi (zat-zat elektrolit) adalah asam, basa dan garam.
Zat-zat selain asam, basa, dan garam termasuk zat nonelektrolit karena dalam
larutannya tidak terionisasi menjadi ion positif dan ion negatif. Perbedaan dari larutan
elektrolit kuat dan lemah terletak pada jumlah pertikel ion (mol ion) dari tiap 1 mol
zat. Jika 1 mol zat tersebut dilarutkan ke dalam air ternyata semuanya terionisasi. Hal
tersebut disebut zat elektrolit kuat dan zat elektrolit lemah jika dilarutkan ke dalam air
tidak semuanya 1 mol zat terionisasi. Untuk menunjukkan perbedaan elektrolit kuat
11

dengan zat elektrolit lemah dinyatakan dengan derajat ionisasi (  ), yaitu


perbandingan mol zat yang terionisasi dengan mol zat mula-mula.
mol zat yang terionisas i
= mol zat mula  mula
(9)

Untuk zat elektrolit kuat mempunyai derajat ionisasi = 1 dan zat elektrolit
lemah mempunyai derajat ionisasi 0<  <1.

BAB III
12

METODE PERCOBAAN

3.1 Diagram Alir Percobaan

Melakukan
preparasi logam Al
dan Pb dengan
cara amplas
Menimbang berat awal Al dan Pb

Membuat cairan H2SO4 0,09 M

proses anodizing dengan waktu 5 menit dan


tegangan 7 dan 9 volt lalu dengan waktu 5 dan 15
menit dengan tegangan 8 volt.

Menghitung berat akhir logam Al dan


Pb

Dat
a

Pembahasan Literatur

Kesimpulan

Gambar 2. Diagram alir percobaan

Sel percobaan
13

(+) V (-)

Logam Al (anoda) Logam Pb (katoda)

Larutan H2SO4

Gambar 3. Rangkaian sel percobaan anodizing

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat yang digunakan
a. Timbangan
b. Gelas ukur (200 ml)
c. Pipet
d. Power suplay
e. Stopwacth
3.2.2 Bahan yang digunakan
a. Anoda Al
b. Katoda Pb
c. Larutan H2SO4 (1 M)

3.3 Prosedur Percobaaan


1. Melakukan preparasi logam Al dan Pb dengan cara penghalusan permukaan
(amplas).
2. Menimbang berat awal logam Al dan Pb
3. Masukan cairan H2SO4, 0,09 M
14

4. Menyusun rangkaian seperti pada Gambar 3


5. Melakukan proses anodizing dengan waktu 5 menit dan tegangan 7 dan 9 lalu
dengan waktu 5 dan 15 menit dengan tegangan 8 volt
6. Menghitung berat akhir Al dan Pb

BAB IV
15

HASIL PERCOBAAN

4.1 Data Hasil Percobaan

Tabel 1. Data hasil percobaan


Tegangan Waktu Berat Awal Berat Akhir
H2SO4 (volt) (menit) (gram) (gram)
7 5 0,93 0,94
0,09 M 9 5 1,2 1,21
8 5 0,94 0,96
8 15 1,11 1,12

BAB V

PEMBAHASAN
16

Secara visual pada saat proses anodizing timbul gelembung-gelembung udara


pada logam Al dan pada logam Pb terdapat lapisan berwarna coklat. Gelembung-
gelembung udara tersebut terjadi karena adanya arus yang ditimbulkan dari sel
percobaan. Pada dasarnya prinsip anodizing hampir menyerupai proses electroplating
yaitu penempatan ion logam ditambah elektron pada logam yang akan dilapisi,
dimana ion tersebut didapat dari katoda, logam yang melapisi berperan sebagai anoda
sedangkan logam yang dilapisi sebagai katoda.

Dari data hasil percobaan dapat kita buat grafik hubungan antara tegangan
dengan berat hasil anodizing serta berat hasil anodizing terhadap waktu proses
anodizing:

Tegangan Waktu Berat Awal Berat Akhir Selisih berat


H2SO4 (volt) (menit) (gram) (gram) (gram)
7 5 0,93 0,94 0,01
0,09 M 9 5 1,2 1,21 0,01
8 5 0,94 0,96 0,02
8 15 1,11 1,12 0,01
17

Gambar 4. Grafik hubungan penambahan lapisan Al terhadap tegangan

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa dengan konsentrasi H 2SO4 sebesar
0,09 M dan waktu 5 menit dan tegangan yang berbeda sebesar 7 volt dan 5 volt,
ternyata semakin besar tegangan maka terjadi penambahan Al yang lebih banyak.
Karena waktunya hanya 5 menit maka selisih yang didapatkan tidak terlalu besar.

Gambar 5. Grafik hubungan penambahan lapisan Al terhadap waktu

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa dengan konsentrasi H 2SO4 sebesar
0,09 M, waktu 5 menit dan 15 menit dengan tegangan 8 volt, ternyata semakin lama
proses anodizing maka terjadi penambahan Al yang terjadi cukup berbeda tetapi tidak
signifikan.
18

BAB VI

KESIMPULAN

Dari data hasil percobaan, pengamatan hasil percobaan dan juga pembahasan
dapat disimpulkan adalah sebagai berikut :

1. Anodizing Al adalah merupakan proses pelapisan dengan cara elektrolisis


untuk melapisi permukaan logam dengan suatu material ataupun oksida yang
bersifat melindungi dari lingkungan sekitar.

2. Prinsip dari anodizing Al hampir sama dengan elektrolisis yaitu merupakan


proses kimia yang mengubah energi listrik menjadi energi kimia.

3. Pada percobaan anodizing ini variabel yang diubah tegangan dan waktu
proses saja, kesimpulannya sebagai berikut :

a. Jika tegangan dinaikan, berat logam Al akan semakin bertambah.

b. Jika waktu proses ditingkatkan maka logam Al akan bertambah pula.

DAFTAR PUSTAKA
19

1. Faraday Michael, "On Electrical Decomposition", Philosophical Transactions


of the Royal Society, 1834.
2. Yustanti, Erlina (2005). “DIKTAT KULIAH KIMIA FISIK II”, Fakultas Teknik
Untirta.
3. Haward E. Boyer,”Metal Hand Book”, Desk Edition American Society for
Metal, Metal Park, Ohio.
4. http://groups.yahoo.com/group/anodizing101/

LAMPIRAN A
20

Contoh Perhitungan

Perhitungan pengenceran konsentrasi H2SO4


Rumus : M1.V1 = M2. V2
Diketahui :
M1 = 18,4 M
M2 = 0,09 M
V2 = 200 ml
Mencari V1 ?
M1.V1 = M2. V2
M 2.V2
V1= M 1
V1= 0,09 M x 200 ml
18.4 M
V1= 11.1 ml

LAMPIRAN B
21

Jawaban Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan proteksi korosi dengan anodizing?
Jawaban : Proteksi korosi dengan anodizing yaitu salah satu cara pelapisan
oksida pada logam yang dilakukan dengan oksidasi anodik pada suhu kamar,
dengan menggunakan metode anodizing
2 Sebutkan logam/bahan yang biasa digunakan untuk
proteksi dengan anodizing?
Jawaban : Logam yang biasa digunakan untuk proteksi dengan anodizing
adalah Pb, Zn, Cr dan Mo
3. Sebutkan kegunaan dari larutan H2SO4 dalam percobaan ini?
Jawaban : Kegunaan H2SO4 adalah sebagai larutan yang dapat menghantarkan
arus listrik yang memiliki sifat elektrolit yang kuat sehingga dapat terjadi
pergerakan ion ketika diberikan tegangan listrik
4. Jelaskan mekanisme proteksi katodik?
Jawaban : Proses anodizing menggunakan larutan elektrolit kuat yaitu H2SO4
dan menggunakan tegangan listrik dari powersupply, katoda berupa logam Pb
dan Anoda yaitu Al. Proses dilakukan dengan menghubungkan massa positif
menuju katoda dan massa negatife menuju anoda dalam larutan H 2SO4. Maka
akan terjadi reaksi penguraian Pb menjadi Pb 2+ pada katoda, dan akan
ditangkap oleh anoda dan menempel pada permukaan elektroda dengan
ketebalan yang bervariasi, sedangankan pada anoda, logam alumunium tidak
ikut bereaksi, yang bereaksi hanya ion SO42- yang berasal dari larutan
elektrolit melepaskan O2 yang ditandai dengan adanya gelembung udara
selama proses anodizing.

LAMPIRAN C
22

Gambar Alat Dan Bahan

Gambar 6. Proses anodizing

Anda mungkin juga menyukai