Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN AKHIR

PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS


“DI RT 25 KEL. CEMPAKA PUTIH WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG KAWAT”

DISUSUN OLEH :

BELLA TIARA WULANDARI PO.71.20.1.15.124

BUDHI PRYONO PO.71.20.1.15.125

DITA RAMADHANIATI PO.71.20.1.15.128

MARINA PO.71.20.1.15.132

RIMA NARULITA PO.71.20.1.15.142

SILVA FITRIA PO.71.20.1.15.143

TINGKAT IV / SEMESTER VIII

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI

JURUSAN D.IV KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2018-2019


KATA PENGANTAR
1
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga Laporan Praktik Keperawatan komunitas dapat terselesaikan
dengan baik. Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini ialah untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh dosen pembimbing kepada kami sebagai mahasiswa program studi
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jambi.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari cara penulisan
maupun isi dari laporan ini, karenanya kami siap menerima baik kritik maupun saran
dari dosen pembimbing dan pembaca demi tercapainya kesempurnaan dalam pembuatan
berikutnya.
Kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini,
kami sampaikan penghargaan dan terima kasih. Semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa
melimpahkan berkat dan bimbingannya kepada kita semua.

Jambi, 25 FEBRUARI 2019


Kelompok 3 puskesmas simpang kawat kota jambi

Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jambi

DAFTAR ISI

2
Cover.............................................................................................................................1
Kata pengantar...............................................................................................................2
Daftar isi.........................................................................................................................3

Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang..............................................................................................4
1.2 Tujuan...........................................................................................................4

BAB II Tinjauan teori


2.1 Konsep dasar keperawatan komunitas .........................................................6
2.2 Konsep dasar asuhan keperawatan komunitas .............................................12

BAB III Asuhan keperawatan komunitas


3.1 Pengkajian......................................................................................................19
3.2 Diagnosis keperawatan..................................................................................50
3.3 Perencanaan...................................................................................................51
3.4 Pelaksanaan & Evaluasi.................................................................................52

BAB IV Pembahasan
4.1 pengkajian…………………………………………………………………..53
4.2 perencanaan………………………………………………………………...53
4.3 implementasi………………………………………………………………...54

BAB V Kesimpulan dan Saran


5.1 Kesimpulan.....................................................................................................56
5.2 Saran...............................................................................................................56
Daftar Pustaka...................................................................................................................58

BAB I

PENDAHULUAN

3
1.1 Latar Belakang

Seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, serta


bertambahnya penduduk dan masyarakat maka, maka perlu adanya perawat kesehatan
komunitas yang dapat melayani masyarakat dalam dalam hal pencegahan, pemeliharaan,
promosi kesehatan dan pemulihan penyakit, yang bukan saja ditujukan kepada individu,
keluarga, tetapi juga dengan masyarakat dan inilah yang disebut dengan keperawatan
komunitas.
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Di harapkan mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan komunitas dan keluarga


sesuai konsep dan teori keperawatan komunitas.

1.2.2 Tujuan Khusus

Di harapkan mahasiswa mampu :

1. Mengidentifikasi data yang diperlukan

2. Mengumpulkan data dengan menggunkan metode/ strategi yang sesuai

3. Menganalisa data yang diperlukan

4. Menentukan masalah kesehatan dan masalah keperawatan

5. Menetapkan prioritas kebutuhan kesehatan dan masalah keperawatan berdasarkan


kriteria tertentu
4
6. Melaksanakn rencana keperawatan

7. Melakukan evaluasi keperawatan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Keperawatan Komunitas


5
2.1.1 Definisi Keperawatan Komunitas

Praktik Keperawatan komunitas (communiy health nursing practice) merupakan sintesi


teori keperawatan dan teori kesehatan masyarakat untuk promosi, pemeliharaan dan
perawatan kesehatan populasi melalui pemberian pelayanan keperawatan pada individu,
keluarga dan kelompok yag mempunyai pengaruh terhadapat kesehatan komunitas (Stanhope
dan Lancaster, 2010).

Keperawatan kesehatan komunitas adalah praktek melakukan promosi kesehatan dan


melindungi kesehatan masyarakat dengan menggunakan pendekatan ilmu keperawatan, ilmu
sosial dan ilmu kesehatan masyarakat yang berfokus pada tindakan promotif dan pencegahan
penyakit yang sehat (Anderson & McFarlane, 2011).

Harnilawati (2013) menjelaskan bahwa keperawatan komunitas mencakup perawatan


kesehatan keluarga (nurse health family) juga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas,
membantu masyarakat mengindentifikasi masalah kesehatan tersebut sesuai dengan
kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan kepada orang lain

2.1.2 Tujuan Keperawatan Komunitas

Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan
kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut :

a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care ) terhadap individu, keluarga, dan
keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat ( health general community )
dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat
mempengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
mempunyai kemampuan untuk :
a. Mengindentifikasi masalah kesehatan yang dialami
b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan maslah tersebut
c. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi

6
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi

2.1.3 Fungsi Keperawatan Komunitas

a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan
masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan
keperawatan.
b. Agar masyarakt mendapatkan pelayan yang optimal sesuai dengan kebutuhannnya
di bidang kesehatan.
c. Memeberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,
komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukan pendapat berkaitan dengan permasalahan atau
kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat dan
pada akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan (Mubarak,2006).

2.1.4 Prinsip Keperawatan Komunitas

Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip,yaitu :

1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang
besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan
manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat
dan kerugian (Mubarak, 2009).

2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan
serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007)
3. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien
dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan
utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
7
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari
komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan
kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2009).
5. Otonomi Klien
Otonomi klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan
yang ada (Mubarak, 2009).

2.1.5 Sasaran Keperawatan Komunitas

Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok


khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau
perawatan, sasaran ini terdiri dari:

1. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, social dan spritual.

2. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus
dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama,
di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.

3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin,
umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah
kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan
pertumbuhannya, seperti;
1. Ibu hamil
2. Bayi baru lahir
8
3. Balita
4. Anak usia sekolah
5. Usia lanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan
serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
1. Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin lainnya.
2. Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus,
jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
1. Wanita tuna susila
2. Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3. Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
1. Panti wredha
2. Panti asuhan
3. Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
4. Penitipan balita.

2.1.6 Falsafah Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan pelayanan terhadap


pengaruh lingkunngan (bio-psiko-sosial-cultural-spritual) terhadap kesehatan komunitas dan
memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan pencegahan.
Falsafah yang melandasi komunitas mengacu kepada falsafah atau paradigma keperawatan
secara umum yaitu manusia atau kemanusia merupakan titik sentral setiap upaya
pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai dan bertolak dari pandangan ini
disusun falsafah atau paradigma keperawatan komunitas yang terdiri dari 4 komponen dasar.
Berdasarkan gambar di atas, dapat dijabarkan masing-masing unsur sbg berikut :

1. Manusia.

9
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu / klien yang berada pada lokasi
atau batas geografi tertentu yang memiliki niliai-nilai, keyakinan dan minat yang
relatif sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan.
2. Kesehatan.
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dasar
klien / komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari
keberhasilan mengatasi stressor.
3. Lingkungan.
Semua factor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang bersifat biologis,
psikologis, social, cultural dan spiritual.
4. Keperawatan.
Intervensi / tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor, melalui pencegahan
primer, sekunder dan tersier. (Efendi Ferry dan Makhfudli, 2009).

2.1.7 Tingkat Pencegahan Keperawatan Komunitas

Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup kesehatan komunitas


yang luas dan berfokus pada pencegahan yang terdiri dari tiga tingkat yaitu (Mubarak, 2009) :

1. Pencegahan primer

Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian penyakit sebelum terjadi


karena itu pencegahan primer mencakup peningkatan derajat kesehatan secara umum dan
perlindungan spesifik. Promosi kesehatan secara umum mencakup pendidikan kesehatan
baik pada individu maupun kelompok. Pencegahan primer juga mencakup tindakan
spesifik yang melindungi individu melawan agen-agen spesifik misalnya tindakan
perlindungan yang paling umum yaitu memberikan imunisasi pada bayi, anak balita dan
ibu hamil, penyuluhan gizi bayi dan balita.

2. Pencegahan sekunder

Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi penyakit lebih awal dengan
mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang mengurangi faktor resiko

10
dikalifikasikansebagai pencegahan sekunder misalnya memotivasi keluarga untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu dan puskesmas.

3. Pencegahan tertier

Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang dengan stadium dini
dan rehabilitasi pada orang yang mengalami kecacatan agar dapat secara optimal
berfungsi sesuai dengan kemampuannya, misalnya mengajarkan latihan fisik pada
penderita patah tulang.

2.1.8 Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas

1. Proses kelompok (group process)


Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar dari
pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu, media
masa, Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya.
Begitu juga dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya
gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya sangat
mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan.
Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat individual tidak akan mampu
mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan
pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok.

2. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)


Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana
perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang
ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut
terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat
sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang
Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik,
mental dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial.

11
3. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika
tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat
luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan
asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam
lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.

2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas (Pengkajian s.d Evaluasi)

2.2.1 Pengkajian

Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap
masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh
masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada
fisiologis, psikologis, social ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap
pengkajian ini terdapat lima kegiatan yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisis
data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masyarakat.

Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan objektif. Data subyektif
adalah data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga,
kelompok dan komunitas yang diungkapkan secara langsung melalui lisan sedangkan data
objektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran.

Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang
dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau perawat kesehatan masyarakat dari
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan dan komunitas.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya :
kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record (Wahit, 2005).

Cara pengumpulan data terdiri dari tiga cara yaitu dengan wawancara atau anamnase,
pengamatan dan pemeriksaan fisik.

a. Pengumpulan data

12
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah
kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk
mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, social ekonomi dan
spiritual serta factor lingkungan yang mempengaruhinya. Oleh karena itu data tersebut harus
akurat dan dapat dilakukan analisa untuk pemecahan masalah. Kegiatan pengkajian yang
dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :

1. Data inti
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di komunitas dan
studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut. Uraikan termasuk data umum mengenai
lokasi daerah binaan (yang dijadikan praktek keperawatan komunitas), luas wilayah,
iklim, type komunitas (masyarakat rusal atau urban), keadaan demografi, struktur
politik, distribusi kekuatan komunitas dan pola perubahan komunitas.
b. Data demografi

Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin, status perkawinan, ras
atau suku, bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan, agam dan komposisi
keluarga.

c. Vital statistik

Jabarkan atau uraikan data tentang : angka kematian kasar atau CDR, penyebab
kematian, angka pertambahan anggota, angka kelahiran.

d. Status kesehatan komunitas

Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistic antara lain :
dari angka mortalitas, morbiditas, IMR. MMR, cakupan imunisasi. Selanjutnya status
kesehatan komunitas kelompokkan berdasarkan kelompok umur : bayi, balita, usia
sekolah, remaja dan lansia. Pada kelompok khusus di masyarakat : ibu hamil, pekerja
industri, kelompok penyakit kronis, penyakit menular.

2.2.2 Diagnosis Keperawatan


Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang aktual
maupun potensial. Masalah actual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian
13
sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian (American
Nurses of Association (ANA). Diagnosis keperawatan komunitas disusun berdasarkan jenis
diagnosis sebagai berikut.

1. Diagnosis sejahtera

Diagnosis sejahtera/ wellness digunakan bila komunitas mempunyai potensi untuk


ditingkatkan, belum ada data maladapti. Perumusan diagnosis keperawatan komunitas
potensial, hanya terdiri dari komponen problem (p) saja, tanpa komponen etiologi (e).

2. Diagnosis ancaman ( risiko)

Diagnosis risiko digunakan bila belum terdapat paparan masalah kesehatan, tetapi sudah
ditemukan beberapa data maladaptive yang memungkinkan timbulnya gangguan.
Perumusan diagnosis keperawatan komunitas risiko terdiri atas problem (p), etiologi (e) ,
dan symptom/ sign (s).

3. Diagnosis actual/ gangguan

Diagnosis gangguan ditegakkan bila sudah timbul gangguan/ masalah kesehatandi


komunitas, yang didukung oleh beberapa data maladaptive. Perumusan diagnosis
keperawatan komunitas actual terdiri atas problem (p), etiologi (e), dan symptom/sign (s)

2.2.3 Intervensi
Perencanaan keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan
tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Rencana keperawatan harus mencakup : Perumusan
tujuan, Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan, kriteria hasil untuk menilai
pencapaian tujuan.

a. Perumusan tujuan
Dalam merumuskan tujuan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Berfokus pada masyarakat
2. Jelas dan singkat
3. Dapat diukur dan diobservasi
4. Realistik

14
5. Ada target waktu
6. Melibatkan peran serta masyarakat

b. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan

Langkah-langkah dalam perencanaan perawatan kesehatan melalui kegiatan :

1. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan


2. Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan
3. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perncanaan melalui kegiatan :
musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini
4. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
5. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat
dirasakan masyarakat
6. Mengarah pada tujuan yang akan dicapai
7. Tindakan harus bersifat realistic
8. Disusun secara berurutan

c. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan


Penentuan kriteria dalam perencanaan keperawatan komunitas adalah sebagai berikut
1. Menggunakan kata kerja yang tepat
2. Dapat dimodifikasi
3. Bersifat spesifik :

15
 Siapa yang melakukan ?  Kapan dilakukan ?
 Apa yang dilakukan ?  Bagaimana melakukan ?
 Dimana dilakukan ?  Frekuensi melakukan ?

16
2.2.4 Implementasi
Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan
komunitas adalah : I2RMU.

1. Inovatif

Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu


menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berdasar
pada iman dan takwa

2. Integrated

Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesame profesi, tim
kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan asas kemitraan

3. Rasional

Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus


menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program yang telah
disusun.

4. Mampu dan mandiri

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan kemandirian


dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta komponen.

5. Urgen

Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan
bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan
tercapai. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan :

 Keterpaduan antara : Biaya, tenaga, waktu, lokasi, sarana, dan prasarana dengan
pelayanan kesehatan maupun sector lainnya

17
 Keterlibatan petugas kesehatan lain, kader dan tokoh masyarakat dalam rangka alih
peran.
 Tindakan keperawatan yang dilakukan dicatat dan didokumentasikan.
 Adanya penyelenggaraan system rujukan baik medis maupu rujukan kesehatan.

2.2.5 Evaluasi
a. Fokus evaluasi
1. Relevansi

Apakah program yang diperlukan?

Yang ada atau yang terbaru?

2. Perkembangan kemajuan

Apakah dilaksanakan sesuai dengan rencana?

Bagaimana staf, fasilitas dan jumlah peserta?

3. Cost efficiency (efisiensi biaya)

Bagaimana biaya ?

Apa keuntungan program ?

4. Efektifitas

Apakah tujuan tercapai ?

Apakah klien puas ?

Apakah focus pada formulatif dan hasil jangka pendek ?

5. Impact

1. Apakah dampak jangka panjang ?

2. Apa perubahan perilaku dalam 6 bulan atau 1 tahun ?

3. Apakah status kesehatan meningkat ?


18
b. Kegunaan evaluasi
1. Menentukan perkembangan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan.
2. Menilai hasil guna, daya guna dan produktivitas asuhan keperawatan yang
diberikan.
3. Menilai asuhan keperawatan dan sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau
menyusun rencana dalam proses keperawatan.

c. Hasil evaluasi
Terdapat tiga kemungkinan dalam hasil evaluasi, yaitu :
1. Tujuan tercapai
Apabila individu, keluarga, kelompok dan masyarakat telah menunjukkan
kemajuan sesuai denga kriteria yang telah ditetapkan.
2. Tujuan tercapai sebagian
Apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu dicari
penyebab dan cara memperbaiki atau mengatasinya.
3. Tujuan tidak tercapai
Apabila individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tidak menunjukkan
perubahan kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah baru. Dalam hal ini perlu
dikaji secara mendalam apakah terdapat problem dalam data, analisis, diagnosis,
tindakan dan faktor-faktor yang lain tidak sesuai sehingga menjadi penyebab tidak
tercpainya tujuan.

BAB III

19
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

3.1 Pengkajian
Table 3.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin

No JenisKelamin Frekuensi %

1. Laki-laki 88 52,1

2. Perempuan 81 47,9

169 100
Total

Berdasarkan table 2.1 diketahui bahwa jenis kelamin dari 49 KK di RT 25 Kelurahan


Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019 yaitu sebanyak 52,1% laki-laki dan 47,9% perempuan.
Table 3.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Saat Ini

No Usia saat ini Frekuensi %

1. 0 - 11 bulan - -

2. 1 – 5 tahun 12 7,1

3. 6 - 12 tahun 19 11,24

4. 13 – 21 tahun 38 22,49

5. 22 – 49 tahun 71 42,01

6. 50 -59 tahun 16 9,47

7. > 60 tahun 13 7,69

Total 169 100

Berdasarkan table 2.2 diketahui bahwa usia saat ini dari 49 KK (169 jiwa) di RT 25
Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019 yaitu sebanyak 7,1% 1-5 tahun,
11,24% 6-12 tahun, 22,49% 13-21 tahun, 42,01% 22-49 tahun, 9,47% 50-59 tahun dan
7,69% >60 tahun

20
Table 3.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Frekuensi %

1. Tidak/ belum sekolah 26 15,4

2. SD 45 26,6

3. SMP 36 21,3

4. SMA 60 35,5

5. Perguruan Tinggi 2 1,2

Total 169 100

Berdasarkan table 2.3 diketahui bahwa pendidikan terakhir dari 49 KK (169 jiwa) di
RT 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019 yaitu sebanyak 15,4%
tidak/belum sekolah, 26,6% SD, 21,3% SMP, 35,5% SMA dan 1,2% perguruan tinggi.

Table 3.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Frekuensi %

1. Tidak bekerja 16 9,5

2. IRT 21 12,4

3. Dagang 2 1,2

4. PNS 2 1,2

5. Pelajar 52 30,8

6. Pegawai swasta 9 5,3

7. Buruh 28 16,6

8. Supir 10 5,9

9. Wiraswasta 29 17,1

21
10. Lain-lain, sebutkan - -

Total 169 100

Berdasarkan table 2.4 diketahui bahwa pekerjaan dari 49 KK (169 jiwa) di RT 25


Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019 yaitu sebanyak 9,5% tidak bekerja,
12,4% IRT, 1,2% dagang, 1,2% PNS, 30,8% pelajar, 5,3% pegawai swasta, 16,6%
buruh, 5,9% supir dan 17,1% wiraswasta.

DATA LINGKUNGAN FISIK


a. Perumahan

Tabel 3.5

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tipe Rumah

NO Tipe Rumah Frekuensi %


1 Permanen 32 65,3
2 Semi Permanen 11 22,5
3 Tidak Permanen 6 12,2

TOTAL 49 100

Berdasarkan tabel 3.1 diketahui bahwa tipe rumah yang di


tempati oleh 49 KK di RT. 25 Kelurahan Cempaka Putih
Kota Jambi Tahun 2019 yaitu sebanyak 65,3% tipe rumah
permanen, 22,5% semi permanen dan 12,2% tidak
permanen.

Tabel 3.6

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Rumah


NO Status Kepemilikan Rumah Frekuensi %

1 Menyewa 18 36,7

2 Milik Sendiri 31 63,3

3 Menumpang 0 0

22
TOTAL 49 100

Berdasarkan tabel 3.2 diketahui bahwa Tipe Kepemilikan Rumah


yang di tempati oleh 49 KK di RT. 25 Kelurahan Cempaka Putih
Kota Jambi Tahun 2019 yaitu sebanyak 36,7% menyewa, 63,3%
milik sendiri dan 0% menumpang.

Tabel 3.7

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Lantai

NO Jenis Lantai Frekuensi %

1 Tanah 1 2

2 Papan 0 0

3 Tegel 27 55,1

4 Semen 21 42,9

TOTAL 49 100

Berdasarkan tabel 3.3 diketahui bahwa Jenis Lantai dari rumah yang
di tempati oleh 49 KK di RT. 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota
Jambi Tahun 2019 yaitu sebanyak 2% Tanah, 0% Papan, 55,1%
Tegel dan 42,9% semen.

Tabel 3.8

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

NO Sistem Ventilasi Rumah Frekuensi %

1 Ya 48 98

2 Tidak 1 2

TOTAL 49 100

Berdasarkan tabel 3.4 diketahui bahwa Sistem Ventilasi Rumah dari

23
49 KK di RT. 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019
yaitu sebanyak 98% memiliki Ventilasi Rumah dan 2% tidak
memiliki ventilasi rumah.

Tabel 3.9

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sistem


Pencahayaan

NO Sistem Pencahayaan Frekuensi %

1 Terang 44 89,8

2 Remang-remang 5 10,2

3 Gelap 0 0

TOTAL 49 100

Berdasarkan tabel 3.5 diketahui bahwa Sistem Pencahayaan rumah


dari 49 KK di RT. 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun
2019 yaitu sebanyak 89,8% Terang, 10,2% Remang-remang dan 0%
Gelap.

Tabel 3.10

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Halaman


Disekitar Rumah
NO Halaman Disekitar Rumah Frekuensi %

1 Ada 43 87,8

2 Tidak 6 12,2

TOTAL 49 100

Berdasarkan tabel 3.6 diketahui bahwa Halaman Disekitar Rumah


dari 49 KK di RT. 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun
2019 yaitu sebanyak 87,8% memiliki Halaman Disekitar Rumah dan

24
12,2% tidak memiliki halaman disekitar rumah.

Tabel 3.11

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemanfaatan


Pekarangan Rumah

NO Pemanfaatan Pekarangan Rumah Frekuensi %

1 Kebun 30 61,2

2 Kolam 0 0

3 Tidak Dimanfaatkan 6 12,2

4 Lain-lain 13 26,5

TOTAL 49 100

Berdasarkan tabel 3.7 diketahui bahwa Pemanfaatan Pekarangan


Rumah dari 49 KK di RT. 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi
Tahun 2019 yaitu sebanyak 61,2% dimanfaatkan sebagai Kebun, 0%
Kolam, 12,2% Tidak Dimanfaatkan dan lain-lain 26,5%.

b. Sumber Air Bersih

Tabel 3.12

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber air


memasak & minum
NO Sumber air memasak & minum Frekuensi %

1 PDAM/Ledeng 27 55,1

2 Pompa 0 0

3 Air hujan 20 40,8

4 Sumur gali 0 0

5 Air mineral 2 4,1

6 Sungai 0 0

25
TOTAL 49 100

Berdasarkan tabel 3.8 diketahui bahwa Sumber air memasak &


minum yang digunakan oleh 49 KK di RT. 25 Kelurahan Cempaka
Putih Kota Jambi Tahun 2019 yaitu sebanyak 55,1% menggunakan
PDAM/Ledeng, 0% Pompa, 40,8% Air Hujan, 0% Sumur gali, 4,1%
Air mineral dan 0% Air sungai.

Tabel 3.13

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sistem pengolahan


air minum

NO Sistem pengolahan air minum Frekuensi %

1 Dimasak 49 100

2 Tidak dimasak 0 0

TOTAL 49 100

Berdasarkan tabel 3.9 diketahui bahwa Sistem pengolahan air minum


oleh 49 KK di RT. 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun
2019 yaitu sebanyak 100% Dimasak dan 0% Tidak dimasak.

Tabel 3.14

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber air mandi


dan mencuci

NO Sumber air mandi dan mencuci Frekuensi %

1 PDAM/Ledeng 27 55,1

2 Pompa 0 0

3 Air hujan 0 0

4 Sumur gali 22 44,9

5 Air mineral 0 0
26
6 Sungai 0 0

TOTAL 49 100

Berdasarkan tabel 3.10 diketahui bahwa Sumber air mandi dan


mencuci yang digunakan 49 KK di RT. 25 Kelurahan Cempaka
Putih Kota Jambi Tahun 2019 yaitu sebanyak 55,1% menggunakan
PDAM/Ledeng, 0% Pompa, 0% Air hujan, 44,9% Sumur galian, 0%
Air mineral dan 0% Air sungai.

Tabel 3.15

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kondisi air

NO Kondisi air Frekuensi %

1 Berbau 2 4,1

2 Berasa 0 0

3 Berwarna 3 6,1

4 Endapan 0 0

5 Tidak berbau & berasa 44 89,8

TOTAL 49 100

Berdasarkan tabel 3.11 diketahui bahwa Kondisi air mandi dan


mencuci dari 49 KK di RT. 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota
Jambi Tahun 2019 yaitu sebanyak 4,1% Berbau, 0% Berasa, 6,1%
Berwarna, 0% Endapan dan 89,8% Tidak Berbau & Berasa.

Tabel 3.16

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tempat


penampungan air sementara

Tempat Penampungan Air


NO Tempat penampungan air sementara Frekuensi %

1 Bak 31 63,3

27
2 Ember 14 28,6

3 Gentong 2 4,1

4 Lainnya 2 4,1

TOTAL 49 100

Berdasarkan tabel 3.12 diketahui bahwa Tempat penampungan air


sementara untuk mandi dan mencuci dari 49 KK di RT. 25
Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019 yaitu sebanyak
63,3% menggunakan Bak, 28,6% Ember, 4,1% Gentong dan 4,1%
Lainnya.

Tabel 3.17

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tempat


penampungan air

NO Tempat penampungan air Frekuensi %

1 Tertutup 13 26,5

2 Terbuka 36 73,5

TOTAL 49 100

Berdasarkan tabel 3.13 diketahui bahwa kondisi penutup tempat


penampungan air dari 49 KK di RT. 25 Kelurahan Cempaka Putih
Kota Jambi Tahun 2019 yaitu sebanyak 26,5% Tertutup dan 73,5%
Terbuka.

Tabel 3.18

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengurasan

NO Pengurasan Frekuensi %

1 Ya 49 100

2 Tidak dilakukan 0 0

28
TOTAL 49 100

Berdasarkan tabel 3.14 diketahui bahwa apakah keluarga melakukan


pengurasan. Dari 49 KK di RT. 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota
Jambi Tahun 2019 yang melakukan pengurasan sebanyak 100% dan
0% Tidak melakukan pengurasan.

Tabel 3.19

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Bila Ya, kapan


dilakukan
NO Bila Ya, kapan dilakukan Frekuensi %

1 7 hari sekali 46 93,9

2 15 hari sekali 2 4,1

3  30 hari sekali 1 2

TOTAL 49 100

Berdasarkan tabel 3.15 diketahui bahwa jika dilakukan pengurasan,


kapan pengurasan tersebut dilakukan. Dari 49 KK di RT. 25
Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019 sebanyak 93,9%
dilakukan pengurasan 7 hari sekali, 4,1% 15 hari sekali, 2%  30
hari sekali.

c. Pembuangan sampah

Tabel 3.20

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Cara


pembuangan sampah

NO Cara pembuangan sampah Frekuensi %

29
1 di TPU 35 71,4

2 di Sungai 0 0

3 ditimbun / dikubur 0 0

4 Dibakar 4 8,2

5 di sembarang tempat 0 0

6 diangkat petugas 10 20,4

TOTAL 49 100

Berdasarkan tabel 3.16 diketahui bahwa cara yang dilakukan


keluarga untuk membuang sampah dari 49 KK di RT. 25 Kelurahan
Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019 yaitu sebanyak 71,4% di
TPU, 0% di Sungai, 0% di Timbun/ di Kubur, 8,2% di Bakar, 0% di
Sembarangan tempat dan 20,4% di Angkat petugas.

Tabel 3.21

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tempat


penampungan sampah

NO Tempat penampungan sampah Frekuensi %

1 Ada 43 87,8

2 Tidak Ada 6 12,2

TOTAL 49 100

Berdasarkan tabel 3.17 diketahui bahwa apakah keluarga memiliki


tempat penampungan sampah. Dari 49 KK di RT. 25 Kelurahan
Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019 yaitu sebanyak 87,8% Ada
Tempat Penampungan Sampah dan 12,2% Tidak ada.

Tabel 3.22

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jika ada, kondisi


penampungan

30
NO Jika ada, kondisi penampungan Frekuensi %

1 Terbuka 42 85,7

2 Tertutup 7 14,3

TOTAL 49 100

Berdasarkan tabel 3.18 diketahui bahwa Jika ada, bagaimana


kondisi penampungan sampah tersebut. Dari 49 KK di RT. 25
Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019 yaitu sebanyak
85,7% Kondisi Penampungan Terbuka dan 14,3% Tertutup.

d. Pembuangann Kotoran Rumah Tangga

Tabel 3.23

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan


keluarga BAB
NO Kebiasaan keluarga BAB Frekuensi %

1 WC 49 100

2 Sungai 0 0

3 Kebun 0 0

TOTAL 49 100

Berdasarkan tabel 3.19 diketahui bahwa Kebiasaan keluarga saat BAB dari 49 KK
di RT. 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019 yaitu sebanyak 100%
Kebiasaan keluarga saat BAB adalah di WC.

Tabel 3.24

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis WC yang digunakan

NO Jenis WC yang digunakan Frekuensi %

1 Cemplung 0 0

2 Leher angsa 49 100

31
3 Lainnya 0 0

TOTAL 49 100

Berdasarkan tabel 3.20 diketahui bahwa Jenis WC yang digunakan 49 KK di RT.


25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019 yaitu sebanyak 100%
menggunkan WC Leher Angsa.

Tabel 3.25

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jarak Sumber air dg


penampungan kotoran
NO Jarak Sumber air dg penampungan kotoran Frekuensi %

1 < 10 M 18 81,81

2 > 10 M 4 18,18

TOTAL 22 100

Berdasarkan tabel 3.21 diketahui bahwa Jarak Sumber air dg penampungan


kotoran dari 49 KK di RT. 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019
yaitu sebanyak 81,81% < 10 M dan 18,18% > 10 M.

Tabel 3.26

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sistem pembuangan air limbah

NO Sistem pembuangan air limbah Frekuensi %

1 Resapan 6 12

2 Got 43 88

3 Semabarang tempat 0 0

TOTAL 49 100

Berdasarkan tabel 3.22 diketahui bahwa Sistem pembuangan air limbah dari 49 KK
di RT. 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019 yaitu sebanyak 12%
Sistem pembuangan air limbah Resapan, 88% Sistem pembuangan air limbah di

32
Got dan 0% sembarang tempat.

Tabel 3.27

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepemilikan hewan peliharaan

Hewan Peliharaan
NO Kepemilikan hewan peliharaan Frekuensi %

1 Ada 13 27

2 Tidak Ada 36 73

TOTAL 49 100

Berdasarkan tabel 3.23 diketahui bahwa keluarga yang memiliki hewan


peliharaan dari 49 KK di RT. 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi
Tahun 2019 yaitu sebanyak 27% memiliki hewan peliharaan berupa ayam
dan 73% tidak memiliki hewan peliharaan.

Tabel 3.28

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Letak Kandang


NO Letak Kandang Frekuensi %

1 di dalam rumah 3 23

2 luar rumah / terpisah 10 77

Total 13 100

Berdasarkan tabel 3.24 diketahui bahwa Letak Kandang yang dimiliki


keluarga dari 49 KK di RT 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun
2019 yaitu sebanyak 23% berada di dalam rumah dan 77% diluar rumah

33
Tabel 3.29

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jarak Sumber minum


dengan kandang

NO Jarak Sumber minum dengan kandang Frekuensi %

1 < 10 M 13 100

2 > 10 M 0 0

TOTAL 13 100

Berdasarkan tabel 3.25 diketahui bahwa Jarak Sumber minum keluarga


dengan kandang dari 49 KK di RT 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi
Tahun 2019 yaitu sebanyak 100% < 10 M dan 0% > 10 M.

Tabel 3.30

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kondisi kandang

NO Kondisi kandang Frekuensi %

1 Terawat 13 100

2 Tidak terawat 0 0

TOTAL 13 100

Berdasarkan tabel 3.26 diketahui bahwa Kondisi kandang yang dimiliki keluarga dari
49 KK di RT 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019 yaitu sebanyak
100% Kondisi Kandang Terawat.

Tabel 3.31
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Pendidikan Terakhir
NO Status Pendidikan Terakhir Frekue %
nsi

1 Tidak sekolah 0 0

2 SD 15 31

34
3 SMP 12 24

4 SMA 20 41

5 Perguruan tinggi 2 4

Total 49 100

Berdasarkan tabel 3.27 diketahui bahwa Status Pendidikan Terakhir kepala keluarga
dari 49 KK di RT 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019 yaitu
sebanyak 0% tidak sekolah, 31% SD, 24% SMP, 41% SMA, dan 4% Perguruan Tinggi

Tabel 3.32

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Fasilitas Pendidikan Formal


No Fasilitas Pendidikan Formal Frekuensi %

1 Ya 49 100

2 Tidak 0 0

TOTAL 49 100

Berdasarkan tabel 3.28 diketahui bahwa Fasilitas Pendidikan Formal yang berada
didaerah sekitar RT 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019 yaitu
sebanyak 100% ada yaitu SD N 16 dan Sekolah Bina Kasih dan 0% tidak ada.

Tabel 3.33

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Fasilitas Pendidikan Non Formal


No Fasilitas Pendidikan NonFormal Frekuensi %

1 Ya 49 100

2 Tidak 0 0

TOTAL 49 100

35
Berdasarkan tabel 3.29 diketahui bahwa Fasilitas Pendidikan Non Formal yang berada
didaerah sekitar RT 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019 yaitu
sebanyak 100% ada yaitu PAUD dan 0% tidak ada.

Tabel 3.34

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola komunikasi dalam masyarakat

No Pola komunikasi dalam masyarakat Frekuensi %

1 Komunikasi langsung 49 100

2 Komunikasi masa 0 0

3 Tidak ada 0 0

4 Olah raga 0 0

5 Lainnya 0 0

TOTAL 49 100

Berdasarkan tabel 3.30 diketahui bahwa Pola Komunikasi yang biasa digunakan
keluarga dalam Masyarakat dari 49 KK di RT 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota
Jambi Tahun 2019 yaitu sebanyak 100% melakukan komunikasi langsung.

Tabel 3.35

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Media komunikasi dalam masyarakat

No Media komunikasi dalam masyarakat Frekuensi %

1 Surat 1 2

2 Pengumuman menggunakan toa 26 53

3 Lainnya 22 45

TOTAL 49 100

Berdasarkan tabel 3.31 diketahui bahwa Media Komunikasi yang diterapkan keluarga
saat berkomunikasi dalam Masyarakat dari 49 KK di RT 25 Kelurahan Cempaka Putih
Kota Jambi Tahun 2019 yaitu sebanyak 2% menggnakan surat, 53% pengumuman
36
menggunakan toa dan 45 % lainnya yaitu mengirim pesan menggunakan telepon
genggam.

Tabel 3.36

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepentingan dan tujuan komunikasi

No Kepentingan dan tujuan komunikasi Frekuensi %

1 Membuat Pengumuman 28 57

2 Kegiatan Sosial 21 43

3 Lainnya 0 0

TOTAL 49 100

Berdasarkan tabel 3.32 diketahui bahwa Kepentingan dan Tujuan Komunikasi yang
dilakukan keluarga dalam masyarakat dari 49 KK di RT 25 Kelurahan Cempaka Putih
Kota Jambi Tahun 2019 yaitu sebanyak 57% membuat pengumuman, 43% kegiatan
sosial dan 0% lainnya.

Tabel 3.37

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sarana Kesehatan Terdekat

No Sarana Kesehatan Terdekat Frekuensi %

1 Puskesmas 0 0

2 Rumah sakit 0 0

3 Balai pengobatan 49 100

4 Praktik swasta 0 0

5 Lainnya 0 0

TOTAL 49 100

Berdasarkan tabel 3.33 diketahui bahwa Sarana Kesehatan Terdekat didaerah sekitar
RT 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019 yaitu sebanyak 100% adalah
balai pengobatan.

Tabel 3.38

37
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemanfaatan Sarana Kesehatan

No Pemanfaatan Sarana Kesehatan Frekuensi %

1 Ya 47 96

2 Tidak 2 4

TOTAL 49 100

Berdasarkan tabel 3.34 diketahui bahwa apakah keluarga memanfaatan Sarana


Kesehatan. Dari 49 KK di RT 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019
yaitu sebanyak 96% memanfaatkan sarana kesehatan dan 4% tidak memanfaatkan
sarana kesehatan.

Tabel 3.39

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemanfaatan Sarana Kesehatan Bila


tidak, alasannya ?

No Pemanfaatan Sarana Kesehatan Frekuensi %


Bila tidak, alasannya

1 Sulit dijangkau 0 0

2 Biaya 0 0

3 Lainnya 2 100

TOTAL 2 100

Berdasarkan tabel 3.35 diketahui bahwa alasan tidak dimanfaatkannya sarana


kesehatan oleh 49 KK di RT 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019
yaitu sebanyak sulit dijangkau 0%, biaya 0% dan lainnya 100%. Alasan keluarga tidak
memanfaatkan sarana kesehatan yang berada didaerah sekitar RT 25 Kelurahan
Cempaka Putih Kota Jambi karena keluarga langsung berobat ke Rumah Sakit.

Tabel 3.40

38
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tempat Berobat Keluarga

Berdasarkan tabel 3.36 diketahui bahwa tempat berobat keluarga dari 49 KK di RT 25


Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019 yaitu sebanyak puskesmas 92%,
bidan/perawat 0%, dokter praktik swasta 0%, RS 4%, balai pengobatan 4% dan lainnya 0%.

Tabel 3.41

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan Sebelum Berobat

No Kebiasaan Sebelum Berobat Frekuensi %

1 Beli obat diwarung 19 39

2 Jamu 0 0

3 Tidak ada 30 61

4 Lainnya 0 0

TOTAL 49 100

Berdasarkan tabel 3.37 diketahui bahwa yang keluarga biasa lakukan sebelum berobat
dari 49 KK di RT 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019 yaitu
sebanyak beli obat di warung 39%, jamu 0%, tidak melakukan apa-apa 61% karena
keluarga langsung pergi ke sarana kesehatan terdekat dan lainnya 0%.

Tabel 3.42

39
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber Pendanaan Kesehatan Keluarga

No Pendanaan Kesehatan Keluarga Frekuensi %

1 Askes/astek 0 0

2 Dana sehat 0 0

3 BPJS/Kartu Sehat 48 98

4 Umum 1 2

5 Lainnya 0 0

TOTAL 49 100

Berdasarkan tabel 3.38 diketahui bahwa Sumber Pendanaan Kesehatan Keluarga dari
49 KK di RT 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019 yaitu sebanyak
askes/astek 0%, dana sehat 0%, BPJS/kartu sehat 98%, umum 2% dan lainnya 0%

Tabel 3.43

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tempat Tinggal Masyarakat Terdapat


Pelayanan Sosial

No Tempat Tinggal Masyarakat Terdapat Pelayanan Frekuensi %


Sosial

1 Ya 0 0

2 Tidak 49 100

TOTAL 49 100

Berdasarkan tabel 3.39 diketahui bahwa apakah didaerah sekitar tempat tinggal
masyarakat terdapat pelayanan sosial. Dari 49 KK di RT 25 Kelurahan Cempaka Putih
Kota Jambi Tahun 2019 yaitu sebanyak 0% di daerah sekitar tempat tinggal masyarakat
terdapat pelayanan sosial dan 100% tidak terdapat pelayanan sosial di daerah sekitar
tempat tinggal masyarakat.

Tabel 3.44

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sarana Pelayanan Kesehatan

40
No Sarana Pelayanan Kesehatan Frekuensi %

1 Panti asuhan 0 0

2 Panti jompo 0 0

3 Lainnya 0 0

TOTAL 0 0

Berdasarkan tabel 3.40 diketahui bahwa sarana pelayanan kesehatan yang terdapat di
daerah sekitar RT 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019 yaitu panti
asuhan sebanyak 0%, panti jompo 0% dan lainnya 0%.

Tabel 3.45

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemanfaatan Sarana Pelayanan Sosial

No Pemanfaatan Sarana Pelayanan Sosial Frekuensi %

1 Ya 0 0

2 Tidak 0 0

TOTAL 0 0

Berdasarkan tabel 3.41 diketahui bahwa apakah keluarga memanfaatkan sarana


pelayanan sosial. Dari 49 KK di RT 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun
2019 yaitu sebanyak 0% dimanfaatkan dan 0% tidak dimanfaatkan.

Tabel 3.46

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Bila tidak alasannya?

No Bila tidak alasannya Frekuensi %

1 Sulit dijangkau 0 0

2 Biaya 0 0

3 Lainnya 0 0

TOTAL 0 0

41
Berdasarkan tabel 3.42 diketahui bahwa alasan keluarga tidak memanfaatkan sarana
pelayanan sosial dari 49 KK di RT 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun
2019 yaitu sebanyak 0% sulit dijangkau, 0% biaya dan 0% lainnya.

Tabel 3.47

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan anggota keluarga yang menderita


penyakit (3 bulan terakhir)

No Anggota Keluarga Yang MenderitaPenyakit Frekuensi %

1 Ya 35 20,7

2 Tidak 134 79,3

TOTAL 169 100

Berdasarkan tabel 3.43 diketahui bahwa adakah anggota keluarga yang menderita
penyakit. Dari 49 KK (169 jiwa) di RT 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi
Tahun 2019 yaitu sebanyak 20,7% menderita penyakit dan 79,3% tidak menderita
penyakit.

Tabel 3.48

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penyakit yang sering diderita keluarga


dalam 6 Bulan terakhir

No Penyakit yang sering diderita keluarga Frekuensi %

1 Batuk Pilek 14 40

2 Asma 2 5,7

3 TBC 0 0

4 Thipoid 1 2,9

5 Rematik/gangguan sendi 2 5,7

6 Kencing manis 2 5,7

7 Demam berdarah 0 0

8 Diare 0 0
42
9 Hipertensi 12 34,3

10 Lainnya 2 5,7
TOTAL 35 100

Berdasarkan tabel 3.44 diketahui bahwa penyakit yang sering diderita keluarga dalam 6
bulan terakhir dari 49 KK di RT 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019
yaitu sebanyak 40% batuk pilek, 5,7% asma, 0% TBC, 2,9% thipoid, 5,7%
rematik/gangguan sendi, 5,7% kencing manis, 0% demam berdarah, 0% diare, 34,3%
hipertensi dan 5,7% lainnya adalah .

e. Keamanan dan Transportasi

Table 3.49

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sistem

Keamanan Dalam Masyarakat

No Sistem Keamanan Dalam Masyarakat Frekuensi %

1. Poskamling 0 0

2. Siskamling 0 0

3. Satpam 0 0

4. Tidak ada sistem keamanan 49 100

Total 49 100

Berdasarkan tabel 3.45 diketahui bahwa sistem keamanan dalam masyarakat yang
berada di RT 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019 yaitu sebanyak 0%
poskamling, 0% siskamling, 0% satpam, 100% tidak ada sistem keamanan.

Table 3.50

43
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kendaraan Yang Digunakan

No Kendaraan Yang Digunakan Frekuensi %

1. Motor pribadi 37 75,5

2. Mobil pribadi 1 2

3. Ojek online 1 2

4. Jalan kaki 0 0

5. Sarana transportasi umum 5 10,2

6. Lainnya 5 10,2

Total 49 100

Berdasarkan tabel 3.46 diketahui bahwa Kendaraan yang biasa digunakan oleh
keluarga dari 49 KK di RT 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019 yaitu
sebanyak 75,5% motor pribadi, 2% mobil pribadi, 2% ojek online, 0% jalan kaki,
10,2% sarana transportasi umum dan 10,2% lainnya adalah sepeda.

f. Data Sosial Ekonomi

Table 3.51

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penghasilan Rata-Rata Perbulan

No Penghasilan Rata-Rata Perbulan Frekuensi %

1. ≤ UMR 42 85,7

2. ≥ UMR 7 14,3

Total 49 100

Berdasarkan tabel 3.47 diketahui bahwa penghasilan rata-rata perbulan dari 49 KK di


RT 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019 yaitu sebanyak 85,7% ≤
UMR dan 14,3% ≥ UMR.

44
g. Politik dan Pemerintah

Table 3.52

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebijakan Pemerintah Berdampak Terhadap Kesehatan


Masyarakat Setempat

No Kebijakan Pemerintah Berdampak Terhadap Kesehatan Frekuensi %


Masyarakat Setempat

1. Ya 49 100

2. Tidak 0 0

Total 49 100

Berdasarkan tabel 3.48 diketahui bahwa kebijakan pemerintah yang berdampak


terhadap kesehatan masyarakat setempat yang dirasakan oleh 49 KK di RT 25
Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019 yaitu sebanyak 100% dirasakan dan
0% tidak dirasakan.

Table 3.53

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebijakan Pemerintah Yang dirasakan Masyarakat dalam
Menunjang Kesehatan Masyarakat Disekitar Tempat Tinggal

No Kebijakan Pemerintah Yang dirasakan Masyarakat dalam Frekuensi %


Menunjang Kesehatan Masyarakat Disekitar Tempat Tinggal

1. Ada 49 100

2. Tidak 0 0

Total 49 100

Berdasarkan tabel 3.49 diketahui bahwa Kebijakan Pemerintah Yang dirasakan


Masyarakat dalam Menunjang Kesehatan Masyarakat Disekitar Tempat Tinggal. Dari
49 KK di RT 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019 yaitu sebanyak
100% dirasakan ada kebijakan dan 0% tidak dirasakan ada kebijakan.

45
Table 3.54

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penunjang kesehatan Masyarakat Disekitar Tempat


Tinggal

No Penunjang kesehatan Masyarakat Disekitar Tempat Tinggal Frekuensi %

1. Posyandu 0 0

2. Posbindu 0 0

3. Puskesmas 0 0

4. Pustu 49 100

Total 49 100

Berdasarkan tabel 3.50 diketahui bahwa Penunjang kesehatan Masyarakat Disekitar


Tempat Tinggal dari 49 KK di RT 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun
2019 yaitu sebanyak 0% posyandu, 0% posbindu, 0% puskesmas dan 100% pustu.

Table 3.55

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Terdapat Kampanye dan Poster Di lingkungan Masyarakat
Tempat Tinggal

No Terdapat Kampanye dan Poster Dilingkungan Masyarakat Frekuensi %


Tempat Tinggal

1. Ada 49 100

2. Tidak 0 0

Total 49 100

Berdasarkan tabel 3.51 diketahui bahwa apakah terdapat kampanye dan Poster dilingkungan
masyarakat tempat tinggal di RT 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019 yaitu
sebanyak 100% ada dan 0% tidak ada

46
h. Rekreasi

Table 3.56

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tempat Rekreasi di Sekitar Tempat Tinggal Masyarakat

No Tempat Rekreasi di Sekitar Tempat Tinggal Masyarakat Frekuensi %

1. Ada 0 0

2. Tidak 49 100

Total 49 100

Berdasarkan tabel 3.52 diketahui bahwa apakah ada Tempat Rekreasi di Sekitar Tempat
Tinggal Masyarakat. Dari 49 KK di RT 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019
yaitu sebanyak 0% ada dan 100% tidak ada.

Table 3.57

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Rekreasi Daerah Tempat Tinggal Masyarakat dan
Jenis Rekreasi

No Jenis Rekreasi Daerah Tempat Tinggal Masyarakat dan Jenis Frekuensi %


Rekreasi

1. Taman 0 0

2. Kolam Renang 0 0

3. Perkebunan 0 0

Total 0 0

Berdasarkan tabel 3.53 diketahui bahwa Jenis Rekreasi di Daerah Tempat Tinggal Masyarakat
dan Jenis Rekreasi. Dari 49 KK di RT 25 Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi Tahun 2019
yaitu sebanyak 0% taman, 0% kolam renang dan 0% perkebunan.

Table 3.58

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jarak Rumah Dengan Tempat Rekreasi Yang Paling Sering
Dikunjungi Oleh Masyarakat

No Jarak Rumah Dengan Tempat Rekreasi Yang Paling Sering Frekuensi %


Dikunjungi Oleh Masyarakat

47
1. ˂ 10 KM 0 0

2. > 10 KM 0 0

Total 0 0

Berdasarkan tabel 3.54 diketahui bahwa Jarak Rumah Dengan Tempat Rekreasi Yang
Paling Sering Dikunjungi Oleh Masyarakat dari 49 KK di RT 25 Kelurahan Cempaka
Putih Kota Jambi Tahun 2019 yaitu sebanyak 0% <10 KM dan 0% >10 KM.

NO DATA PHBS FREKUENSI %


1. Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun:
169 11.34
a. Setelah masuk rumah
b. Sebelum makan 169 11.34
c. Setelah makan 169 11.34
d. Setelah BAK/BAB 169 11.34
e. Setelah memegang hewan 49 3.28
f. Setelah bekerja/ beraktifitas 169 11.34
g. Lain-lain (sebutkan)
2. Kebiasaan menggunakan air bersih 152 10.20
3. Kebiasaan menyikat gigi:
60 4.02
a. Setelah makan
b. Sebelum tidur 18 1.20
4. Kebiasaan makan dari sumber hewan minimal 3 kali
132 8.85
dalam satu minggu
5. Kebiasaan makan sayur setiap hari 59 3.95
6. Kebiasaan makan buah setiap hari 30 2.01
7. Kebiasaan sarapan pagi 67 4.50
8. Kebiasaan merokok 30 2.01
9. Kebiasaan minum minuman keras/ beralkohol 0 0,00
10. Kebiasaan mengkonsumsi Narkoba 0 0,00
11. Kebiasaan berolahraga minimal 3 kali dalam seminggu 4 0.26
12. Kebiasaan memeriksakan kesehatan secara berkala di
fasilitas pelayanan kesehatan:
a. Menimbang BB 23 1.54
b. Mengukur tekanan darah 21 1.40
c. Memeriksa gula darah 0 0,00
d. Memeriksa kolesterol 0 0,00
e. Memeriksa asam urat 0 0,00
f. Memeriksa gigi dan mulut 0 0,00
g. Memeriksa Hb 0 0,00
h. Pemeriksaan SADARI 0 0,00
48
i. Pap-smear 0 0,00
j. Lain-lain, sebutkan 0 0,00
Jumlah 1490 100

Berdasarkan tabel data PHBS warga di RT 25 kelurahan cempaka putih kota jambi tahun 2019
diatas diketahui bahwa di RT 25 terdapat 56 KK yang berhasil di data adalah sebanyak 49 KK,
jadi kekurangannya masih 7 KK di mana 7 KK tersebuat ada yang tidak mau di data dan ada
keluarga yang susah di temui di karenakan bekerja.

3.3 Diagnosis Keperawatan


No Analisa Data Diagnosis Keperawatan
Komunitas
1 Hasil Observasi Ketidakefektifan PHBS di
 Lingkungan yang kurang sehat dan padat penduduk di masyarakat
RT.25 kel.cempaka putih
Hasil Wawancara
 Warga mengatakan kurang mengetahui bagaimana cara
memodifikasi lingkungan yang baik dan bersih
 Warga tidak selalu menerapkan cuci tangan dengan
baik

Hasil Angket
 11.34 % warga mencuci tangan setelah masuk rumah
 11.34 % warga mencuci tangan sebelum makan
 11.34 % warga mencuci tangan setelah makan
 11.34 % warga mencuci tangan setelah BAB/BAK
 % warga mencuci tangan setelah memegang hewan
 11.34 % warga mencuci tangan setelah
bekerja/aktivitas

2 Hasil Wawancara Resiko terjadinya penyakit


 Warga jarang mengikuti senam 2x dalam seminggu hipertensi
di wilayah tempat tinggal

Hasil Angket
 42.01 % warga berada pada rentang usia 22-49 tahun
 0.26 % warga melakukan olahraga 3 minggu sekali
 24.48 % warga menderita hipertensi
 1.40 % warga mengukur tekanan darah secara
49
berkala

Prioritas

N
Mas. Kes a b c d e f G h Jumlah
o
1 Ketidakefektifan 4 3 4 3 3 3 4 4 28
PHBS di
masyarakat
2 Resiko terjadinya 4 3 3 3 3 3 3 3 25
penyakit
hipertensi

3.4 Perencanaan/POA
N DIAGNOSA KEGIATAN TUJUAN SASARAN WA TE MEDIA
O KEPERAWATAN KT MP DAN
KOMUNITAS U AT METODE
1 Ketidakefektifan 1. Penyuluhan tentang Meningkatnya Masyarak 27- Ru Media : Bella
pemeliharaan hipertensi efektifitas at yang 02- ma 1. Leaflet Budh
kesehatan pada pemeliharaan berumur 201 h 2. Tensi Dita
9 Metode : Rima
masyarakat yang kesehatan pada >40 tahun Ket
2. Pemeriksaan 14. (ceramah, Mari
beresiko warga yang di rt.25 ua
00 Pemeriksaa Silva
kesehatan kel.cempa RT
Hipertensi beresiko WI n)
terkena ka putih 25
B
hipertensi

2 Ketidakefektifan 1. Penyuluhan PHBS Berkurangnya Masyarak 27- Ru Media : Bella


PHBS di  Demonstrasi 6 perilaku at di rt.25 02- ma 1. Leaflet Budh
masyarakat teknik mencuci beresiko pada kel.Cemp 201 h 2. LCD Dita
3. Laptop Rima
tangan masyarakat aka Putih 9 ket
Mari
 Penyuluhan 14. ua Metode : Silva
tentang makan 00 RT (Ceramah)
buah dan sayur WI 25
 Penyuluhan B
Jajanan sehat
 Penyuluhan
Personal hygiene
50
No Kegiatan Tujuan Metode dan media Kriteria hasil

Struktur Promkes
1 Penyuluhan PHBS Meningkatkan Seluruh a. Rencana a. Peserta yang hadir S
dalam tatanan rumah perilaku hidup masyarakat,orang penyuluhan sebanyak 40 orang tu
tangga bersih dan tua (ibu & bapak ), telah di lakukan b. 30% peserta aktif an
sehat pada anak-anak di RT seminggu mendemonstrasika te
masyarakat di 25 sebelum acara n teknik mencuci
RT 25 cempaka dilakukan tangan
putih b. Undangan c. Penyuluhan
penyuluhan dilaksanakan di
disebarkan 1 rumah ketua RT 25
hari sebelum cempaka putih
acara
dilaksanakan

2 Ketidakefektifan Meningkatnya Masyarakat yang a. Rencana a. Peserta yang hadir S


pemeliharaan efektifitas berumur >40 tahun penyuluhan sebanyak 40 orang ce
kesehatan pada pemeliharaan di rt.26 telah di lakukan b. 30% peserta aktif
masyarakat yang kesehatan pada kel.cempaka putih seminggu mendemonstrasika
beresiko Hipertensi warga yang sebelum acara n teknik mencuci
beresiko dilakukan tangan
terkena b. Undangan c. Penyuluhan
hipertensi di penyuluhan dilaksanakan di
RT 25 cempaka disebarkan 1 rumah ketua RT
putih hari sebelum 25 cempaka putih
acara
dilaksanakan

BAB IV
PEMBAHASAN
51
4.1 Pengkajian
Berikut gambaran Analisis SWOT untuk melihat secara nyata faktor pendukung dan
penghambat pengkajian.
1. Strenght / Kekuatan :
a. Adanya dukungan positif dari Masyarakat/ keluarga yang dimintakan data
( Masyarakat cukup kooperatif ).
b. Dukungan dari Pemerintah, Kecamatan, Kelurahan dan dari PKM Kel.Cempaka Putih
c. Adanya dukungan dari ketua Rt dan masyarakat di Rt 25 Kel. Cempaka Putih

2. Weekness / Kelemahan :
a. Tingkat pekerjaan Penduduk yang rata-rata buruh serta wiraswasta sehingga
memungkinkan pada saat pendataan tidak berada di tempat.
b. Beberapa masyarakat merasa bosan dan terganggu dengan kehadiran mahasiswa
ketika pendataan dan menyebabkan beberapa masyarakat tersebut menolak untuk
dilakukan pendataan.

3. Opportunity / Kesempatan
a. Kebutuhan masyarakat akan petugas kesehatan.
b. Kebutuhan masyarakat tentang pendidikan kesehatan.
c. Keinginan masyarakat untuk hidup sehat atau berperilaku hidup sehat.

4. Threat / Ancaman
a. Keakuratan pengkajian dari pengumpul data secara mendalam.
b. Jawaban hasil pendataan yang memungkinkan, tidak sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya karena bersifat subyektif.

4.2 Perencanaan
1. Strength / Kekuatan
a. Dukungan dari Pemerintah, kelurahan, Kecamatan, dan PKM Kel.Cempaka
Putih.
b. Adanya dukungan dari Ketua RT 25 dan masyarakat sekitar.

52
2. Weekness / Kelemahan
a. Keterbatasan sumber pendanaan guna pelaksanaan kegiatan sehingga kegiatan
dilaksanakan secara sederhana.
b. Kurang disiplinnya masyarakat, mahasiswa dan pihak yang terkait sehingga
waktu pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan jadwal yang disepakati.

3. Opportunity / Kesempatan
a. Banyaknya waktu luang dari masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan yang
direncanakan.
b. Bantuan dari Puskesmas dan pihak terkait yang diwujudkan dalam kegiatan yang
telah direncanakan.

4. Threat / Ancaman
a. Kemungkinan peran serta aktif masyarakat dalam pelaksanaan nantinya akan
berkurang berhubungan dengan kesibukan dalam bidang ekonomi sebagai buruh
harian dan faktor cuaca (hujan).

4.3 Implementasi
Berikut gambaran Analisis SWOT untuk melihat secara nyata faktor pendukung dan
penghambat implementasi.
Masalah kesehatan : Ketidakefektifan PHBS di masyarakat
1. Strenght / Kekuatan :
a. Adanya dukungan dari Pemerintah, kelurahan, Kecamatan, dan PKM Kel. Cempaka
Putih, adanya dukungan dari Ketua Rt.25 dan masyarakat sekitar untuk berperan aktif
dalam kegiatan yang dilaksanakan.
b. Adanya Kemauan / motivasi dari masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan
yang dilaksanakan.
2. Weekness / Kelemahan
a. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan penyakit yang diderita ke
pelayanan kesehatan (Puskesmas) setempat.

53
b. Terhambatnya beberapa kegiatan - kegiatan karena pendanaan yang kurang, dan
keinginan partisipasi masyarakat dalam hal ini tidak ada dengan alasan ekonomi

3. Opportunity / Kesempatan
a. Sejalan dengan beberapa kegiatan program pemerintah dan Puskesmas.

4. Threat / Ancaman
a. Kembali timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

54
5.1 KESIMPULAN

Praktik klinik keperawatan komunitas yang dilaksanakan mahasiswa Program D-IV


Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jambi Angkatan XXXI Kelompok 3. Merupakan suatu
program untuk mengaplikasikan konsep-konsep perawatan kesehatan masyarakat dengan
menggunakan proses keperawatan masyarakat sebagai suatu pendekatan ilmiah.

Pelaksanaan kegiatan praktik komunitas tidak meninggalkan konsep proses


keperawatan yaitu pengkajian, perencanaan, intervensi dan evaluasi kegiatan yang terstruktur.

kegiatan yang dilakukan dalam praktik klinik keperawatan komunitas, yaitu melakukan
pengkajian di RT 25 Cempaka Putih dengan jumlah 49 KK sebanyak 169 jiwa, setelah
melakukan pendataan pada 169 jiwa selanjutnya dilakukan tabulasi data dan didapatkan
penyakit tertinggi yaitu hipertensi sebesar 24,48 %. Dengan data tersebut telah dilakukan
penyuluhan hipertensi dan pengukuran tekanan darah serta penyuluhan tentang PHBS.

Secara garis besar keberhasilan praktik klinik keperawtaan komunitas yang dilakukan
oleh mahasiswa mempunyai tingkat keberhasilan 85%, hal ini dibuktikan dengan
meningkatnya pengetahuan warga tentang hipertensi dan PHBS setelah dilakukan penyuluhan.

5.2 SARAN

Demi kesuksesan dan keberlangsungan praktik klinik keperawatan komunitas maka


disarankan:
1. Untuk optimalisasi persiapan mahasiswa, maka diharapkan adanya pembinaan dan
bimbingan yang intensif pra terjun ke lapangan dengan konsep bimbingan yang telah
terstruktur rapi dan baku, baik dari segi mekanisme bimbingan maupun konsep-konsep
keperawatan komunitas sendiri.
2. Untuk warga RT.25 diharapkan dapat menerapkan Pola Hidup Sehat sesuai apa yang
telah disampaikan saat penyuluhan.
3. Untuk Puskesmas Simpang Kawat disarankan melakukan pemeriksaan kesehatan ke
rumah warga untuk menjangkau warga yang kurang memiliki kemauan dan
kemampuan
untuk datang ke pusat pelayanan kesehatan terdekat

55
DAFTAR PUSTAKA

56
Baradero, Mary. (2008). Seri Asuhahan Keperawatan :Klien Gangguan Kardiovaskular.
Jakarta : ECG.

Benson, Herbert. (2012). Menurunkan Tekanan Darah. Jakarta : Kelompok Gramedia.

Tim BumiMedika. (2017). Berdamai Dengan Hipertensi. Jakarta : Bumi Medika.

Triyanto, Endang. (2014). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi. Yogyakarta :


Graha Imu.

57

Anda mungkin juga menyukai