Anda di halaman 1dari 6

NAMA: NUR FAIZAH

NIM : 1807124787

Pemetaan Konsistensi Tanah dan Perkiraan Jenis Pondasi di Kota


Pekanbaru

The Mapping of Soil Consistency and Foundation Type Estimation of


Pekanbaru City
Abstrak Informasi awal tentang kondisi tanah akan sangat bermanfaat untuk keperluan klasifikasi
konstruksi, maupun perancangan pondasi bangunan, sehingga dapat diperkirakan besar investasi yang
akan ditanam. Pada paper ini akan diberikan peta tentang konsistensi tanah, penyebaran dan
kedalamannya yang didasarkan atas data sondir, serta perkiraan pondasi. Pembuatan peta berdasarkan
titik data yang ada dan dilakukan interpolasi serta mempertimbangkan hasil observasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa lapisan tanah di wilayah Pekanbaru sangat variatif. Lapisan tanah terdiri dari
susunan tanah gambut, lempung, lanau, dan pasir. Tanah lunak tersebar 9.095,10 Ha (41,13%) dan tanah
keras 10.970,55 Ha (49,61%) dan sisanya tanah dengan konsistensi sedang. Jenis pondasi yang telah
digunakan sebagian besar menggunakan jenis pondasi sumuran, oleh karena perlawanan konus (q c) lebih
besar atau sama dengan 20 kg/cm 2 dan lapisan tanah pendukung terletak pada kedalaman lebih dari 6
meter. Akan tetapi berdasarkan kondisi tanah secara keseluruhan, maka pondasi yang akan lebih banyak
digunakan adalah pondasi tiang.

Informasi tentang kondisi tanah dimana bangunan akan didirikan selalu dibutuhkan. Informasi tersebut
akan sangat bermanfaat untuk keperluan klasifikasi konstruksi, maupun perancangan pondasi bangunan.
Untuk memperoleh informasi ini, dapat dengan cara sederhana yakni menggunakan data tanah dari lokasi
yang berdekatan dengan bangunan yang akan didirikan. Cara yang sama dapat pula diterapkan pada
pemilihan pondasi dalam perancangan, yaitu dengan mempertimbangkan jenis pondasi yang telah dibuat
pada bangunan di sekitar lokasi rencana. Pada paper ini akan diberikan peta tentang penyebaran tanah
lunak dan kedalaman tanah sangat keras yang didasarkan atas data sondir, serta perkiraan jenis pondasi
yang cocok dengan kondisi tanah yang ada di Pekanbaru. Data sondir yang digunakan adalah data-data
sondir dari jenis sondir bermata bikonus (friction-cone penetrometer), dan terhadap data tersebut tidak
dilakukan klarifikasi dengan pengujuan lainnya, seperti pengeboran (log boring), dan uji penetrasi standar
(SPT

Sondir atau uji penetrasi konus (cone penetrometer test-CPT) merupakan alat uji sederhana yang
dipakai untuk menentukan stratigrafi (susunan lapisan tanah) dan evaluasi awal parameter geoteknik
tanah (Robertson & Campanella, 1989) untuk tanah lempung lunak dan pasir halus sampai pasir setengah
kasar.Untuk area kritis yang diketahui dari data sondir (lokasi dan elevasi), maka pengujian ini dapat
diiringi dengan pengujian in situ lainnya atau sampling dan uji laboratorium. Data sondir yang
dikumpulkan ialah tahanan ujung (qc) dan tahanan gesek selongsong (qs). Data sondir dipakai untuk
menetapkan kapasitas dukung yang diizinkan dan untuk merancang pondasi. Pada Tebal 1 diberikan
hubungan antara tahanan konus qc terhadap konsistensi tanah. Tampak bahwa semakin tinggi nilai qc
maka konsistensi tanah semakin baik. Tanah keras berada pada qc antara 80 ∼ 150 kg/cm2, dan tanah
sangat keras dengan qc > 150 kg/cm2. Adapun qc< 10 kg/cm2 termasuk tanah lunak, dan tanah lunak ini
sering bermasalah. Permasalahan konstruksi pada tanah lunak adalah permasalahan stabilitas (problem of
stability) dan penurunan (problem of settlement). Permasalahan stabilitas antara lain kuat dukung rendah
dan potensi longsor besar. Permasalahan penurunan yaitu penurunan yang berlebihan, waktu
berlangsungnya pernurunan lama, dan differential settlement yang besar.

Jenis Fondasi Pondasi adalah bagian dari suatu sistem rekayasa yang meneruskan beban yang
ditopang oleh pondasi dan beratnya sendiri kepada dan ke dalam tanah dan batuan yang terletak di
bawahnya. Pondasi dapat digolongkan berdasarkan dimana beban itu ditopang oleh tanah, antara lain
(Bowles, 1991):

1. Pondasi dangkal, dinamakan juga sebagai alas, telapak, telapak tersebar atau pondasi rakit (mats).
Perbandingan kedalaman terhadap lebar pondasi pada umumnya D/B ≤ 1, tetapi mungkin lebih. 2.
Pondasi dalam, seperti tiang pancang, tembok/ tiang yang dibor, atau kaison yang dibor, umumnya D/B ‡
4. Jenis-jenis pondasi yang sesuai dengan keadaan tanah pondasi dapat diuraikan sebagai berikut
(Sosrodarsono & Nakazawa, 1980): 1. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada permukaan tanah atau
2-3 meter di bawah permukaan tanah, pondasinya adalah pondasi telapak (spread foundation).

2. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 10 meter di bawah permukaan tanah,
dipakai pondasi tiang atau pondasi tiang apung (floating pile foundation) untuk memperbaiki tanah
pondasi.

3. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 20 meter di bawah permukaan tanah,
apabila terjadi penurunan (settlement) yang diizinkan maka dipakai tiang geser (friction pile), apabila
tidak diizinkan terjadi penurunan maka dipakai pondasi kaison, tiang beton bertulang, tiang baja dan tiang
cor di tempat.

4. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 30 meter di bawah permukaan tanah,
biasanya menggunakan kaison terbuka, tiang baja atau tiang cor di tempat, tetapi apabila tekanan atmosfir
yang bekerja ternyata kurang dari 3 kg/cm2 digunakan juga kaison tekanan.

5. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman lebih dari 40 meter di bawah permukaan tanah
dipakai tiang baja dan tiang beton cor di tempat.

CARA PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sondir untuk lokasi di Pekanbaru yang diperoleh dari
CV. Sigma Momen Consultant di Pekanbaru.Jumlah lokasi penyondiran adalah 106 lokasi dengan rata-
rata 2 (dua) titik sondir tiap lokasi, dan luas areal Pekanbaru adalah 22.113 Ha.Tahapan pelaksanaan
penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 1.Persiapan dilanjutkan dengan pengumpulan data, inventarisasi
data sondir untuk lokasi di Pekanbaru beserta jenis pondasi yang telah digunakan, pemilahan data dan
resumenya, analisis dan interpretasi data serta pembuatan peta.Peta terdiri atas peta penyebaran tanah
lunak, peta kedalaman tanah keras, dan peta sebaran jenis pondasi.Selanjutnya publikasi ilmiah hasil
penelitian.

CARA ANALISIS

Berdasarkan nilai tahanan konus tanah, maka ditentukan konsistensi tanah dengan menggunakan Tabel
1.Berdasarkan data sondir, kuat dukung tanah dihitung, setelah memilih jenis pondasi yang cocok pada
lokasi yang ditinjau.Hasil analisis dan interpretasi data sondir, selanjutnya diplotkan dalam bentuk peta
(jenis peta sebagaimana diuraikan di atas).Untuk pembuatan peta, pada daerah-daerah yang tidak ada data
sondirnya, maka dilakukan interpolasi serta mempertimbangkan kondisi di lapangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengelompokan konsistensi tanah sebagaimana diberikan pada Tabel 1, dan untuk selanjutnya dilakukan
penyederhaan pengelompokan sebagai berikut:

1. Tanah dengan konsistensi sangat lunak hingga lunak (qc< 10 kg/cm2) dikelompokkan menjadi tanah
lunak.

2. Tanah dengan konsistensi teguh hingga sangat kenyal (qc = 10 − 80 kg/cm2) dikelompokkan menjadi
tanah konsistensi sedang.

3. Tanah dengan konsistensi keras hingga sangat keras (qc> 80 kg/cm2) dikelompokkan menjadi tanah
keras.

Adapun penyebaran pada arah horizontal maupun vertikal untuk masing-masing kelompok konsistensi
tanah tersebut dijelaskan sebagaimana berikut ini.

Sebaran Tanah Permukaan Menurut Konsistensi Tanah

Terhadap seluruh luas wilayah kota Pekanbaru, maka prosentase tanah lunak, sedang, dan keras
ditunjukkan pada Tabel 2. Tampak bahwa tanah lunak meliputi 9.095,10 Ha (41,13%) dari luasan
Pekanbaru, dan 10.970,55 Ha (49,61%) berupa tanah keras hingga sangat keras, serta sisanya adalah
tanah konsistensi sedang.

Tabel 2. Sebaran Tanah Pekanbaru Menurut Konsistensinya

Konsistensi Tanah Tahanan Konus (kg/cm2) Luas Areal (Ha)


Tanah Lunak < 10 9095,10
Tanah Sedang 10 – 80 2047,35
Tanah Keras >80 10970,55
Jumlah 22113,00

Sebaran Tanah Lunak Menurut Kedalaman


Umumnya tanah-tanah yang ada merupakan tanah kohesif seperti lempung, lempung kelanauan, dan di
bawahnya terdapat tanah keras berupa pasir.Pada beberapa lokasi juga dijumpai tanah permukaannya
berupa gambut. Luas areal tanah lunak di Pekanbaru seluas 9095,10 Ha. Ketebalan tanah lunak bervariasi
mulai kedalaman 0 - 15 m dan didominasi pada kedalaman < 5 m.

Sebaran Tanah Konsistensi Sedang Menurut Kedalaman

Tanah dengan konsistensi sedang (qc = 10 − 80 kg/cm2), distribusinya sebagaimana ditunjukkan pada
Tabel 4. Terlihat bahwa penyebarannya pada kedalaman 0–15 m, dimana 27,25% tersebar pada
kedalaman < 5 m, dan didominasi pada kedalaman 5 –10 m sebesar 43,57%. Jenis tanah yang dijumpai
berupa tanah lempung dan lanau, maupun tanah campuran seperti lempung kepasiran dan lanau kepasiran.

Sebaran Tanah Keras Menurut Kedalaman

Letak kedalaman tanah sangat keras tersebut melebihi 10 m. Secara umum didominasi pada kedalaman 10
sampai 20 m, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 5. Tanah keras berupa pasir padat higga sangat padat.
Gambar 5 menunjukkan perkiraan sebaran tanah sangat keras (qc> 150 kg/cm2).

Jenis Fondasi

Berdasarkan data yang ada, didapatkan bahwa rata-rata jenis pondasi yang dipakai di Pekanbaru adalah
pondasi sumuran namun juga terdapat jenis pondasi lainnya yaitu pondasi setempat dan pondasi tiang, hal
ini disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat serta beban yang bekerja. Berdasarkan perencanaan
yang telah dilakukan pada beberapa tempat selama 10 tahun, penentuan jenis pondasi yang dipilih
bergantung dari perlawanan konus (qc), lapisan tanah pendukung, muka air tanah dan kondisi lingkungan.
Selanjutnya jenis pondasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Pondasi pelat dapat digunakan apabila:

a. Perlawanan konus (qc) lebih besar dari 12 kg/cm2;

b. Kedalaman maksimal tanah lapisan pendukung berada pada kedalaman 1,75 meter dari top
soil;

c. Tebal lapisan pendukung minimal 4 meter;

d. Muka air tanah tidak terlalu tinggi, dan tidak menimbulkan kesulitan kerja.

2. Pondasi sumuran dapat digunakan apabila:

a. Perlawanan konus (qc) lebih besar dari 20 kg/cm2;

b. Kedalaman maksimal tanah lapisan pendukung berada pada kedalaman 6,00 meter dari top
soil;
c. Tebal lapisan pendukung minimal 4 meter;

d. Muka air tanah tidak terlalu tinggi, dan tidak menimbulkan kesulitan kerja;

e. Karena mempunyai bobot sendiri yang cukup besar maka dapat berfungsi sebagai bandul jenis
pondasi.

3. Pondasi tiang dapat digunakan apabila:

a. Perlawanan konus (qc) lebih besar dari 100 kg/cm2;

b. Kedalaman tanah lapisan pendukung berada pada kedalaman 6,00 s/d 40,00 meter dari top soil,
atau lebih (pondasi tiang pancang kurang efektif digunakan pada kedalaman yang lebih dari 40,00
meter);

c. Tebal lapisan pendukung minimal 4 meter;

d. Apabila menggunakan friction pile, data jumlah hambatan lekat (JHL) bisa digunakan, tetapi
harus disertai penyelidikan data fisik tanah untuk mengetahui besarnya penurunan (settlement)
tiang. Friction pile biasanya digunakan untuk qc yang kecil dari 100 kg/cm2.

Pemilihan jenis pondasi didasarkan pada persyaratan teknis yang harus dipenuhi, yakni; ekonomis, aman
dan praktis.Di sini ditinjau dengan menggunakan 3 (tiga) jenis pondasi yang paling sering
digunakan.Hasil pengamatan menunjukkan, urutan jenis pondasi dari yang paling murah berturut-turut,
yakni; pondasi dangkal, pondasi sumuran, dan yang paling mahal adalah pondasi tiang pancang.

Peta Jenis Pondasi di Kota Pekanbaru berdasarkan data sondir yang ditunjukkan pada Gambar 6,
diperoleh berdasarkan pada asumsi-asumsi berikut.

1. Pemilihan jenis pondasi manapun (baik pondasi dangkal, sumuran, atau tiang) harus dapat
menggambarkan kekuatan dukung yang sama.

2. Lokasi yang memungkinkan untuk pondasi dangkal adalah lokasi-lokasi tanah permukaan yang cukup
keras, dan diberi warna kuning.

3. Lokasi yang memungkinkan untuk pondasi sumuran diberi warna hijau, sebagian lokasi ini bisa juga
menggunakan pondasi tiang tetapi tentu tidak ekonomis.

4. Lokasi warna merah menunjukkan lokasi yang mau tak mau harus mempergunakan pondasi tiang,
karena tanah dasar pendukung terdapat jauh dari permukaan tanah.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan:


1. Lapisan tanah di wilayah Pekanbaru sangat variatif, dari sisi konsistensi tanah maupun penyebarannya.
Tanah permukaan terdiri atas tanah lunak seluas 9.095,10 Ha (41,13%), dan tanah keras mencapai
10.970,55 Ha (49,61%), serta sisanya berupa tanah konsistensi sedang.

2. Lapisan tanah terdiri dari susunan tanah gambut, lempung, lanau, dan pasir. Lapisan tanah yang paling
baik adalah pasir (SW, SP) yang berupa pasir bergradasi baik, pasir berkerikil, sedikit atau tak ada butir
halus.

3. Kedalaman tanah sangat keras (qc> 150 kg/cm2) juga bervariasi, namun didominasi pada kedalaman
10 hingga 20 m.

4. Jenis pondasi yang digunakan di wilayah Pekanbaru sebagian besar menggunakan jenis pondasi
sumuran, hal ini disebabkan karena perlawanan konus (qc) lebih besar atau sama dengan 20 kg/cm2 dan
lapisan tanah pendukung terletak pada kedalaman lebih dari 6 meter. Akan tetapi berdasarkan kondisi
tanah secara keseluruhan, maka pondasi yang akan lebih banyak digunakan adalah pondasi tiang,
mengingat areal dengan kedalaman tanah keras yang dalam lebih luas yaitu 11.798 Ha (54,18%).

Sumber :Anas Puri, dan Rony Ardiansyah Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Riau

Anda mungkin juga menyukai