Anda di halaman 1dari 23

Makalah Sistem Pemerintahan

Makalah Sistem Pemerintahan Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengertian "otonom" secara bahasa adalah "berdiri sendiri" atau "dengan

pemerintahan sendiri". Sedangkan "daerah" adalah suatu "wilayah" atau

"lingkungan pemerintah". Dengan demikian pengertian secara istilah "otonomi

daerah" adalah wewenang atau kekuasaan pada suatu wilayah atau daerah yang

mengatur dan mengelola untuk kepentingan wilayah atau daerah masyarakat itu

sendiri. Pengertian yang lebih luas lagi adalah wewenang atau kekuasaan pada

suatu wilayah atau daerah yang mengatur dan mengelola untuk kepentingan

wilayah atau daerah masyarakat itu sendiri mulai dari ekonomi, politik, dan

pengaturan perimbangan keuangan termasuk pengaturan sosial, budaya, dan

ideologi yang sesuai dengan tradisi adat istiadat daerah lingkungannya.


Pelaksanaan otonomi daerah dipengaruhi oleh faktor-faktor yang meliputi

kemampuan pelaksana, kemampuan dalam keuangan, ketersediaan alat dan

bahan, dan kemampuan dalam berorganisasi. Otonomi daerah tidak mencakup

bidang-bidang tertentu, seperti politik luar negeri, pertahanan keamanan,

peradilan, moneter, fiskal, dan agama. Bidang-bidang tersebut tetap menjadi

urusan pemerintah pusat. Pelaksanaan otonomi daerah berdasar pada prinsip

demokrasi, keadilan, pemerataan, dan keanekaragaman.

Otonomi daerah tidak hanya pelaksanaan demokrasi pemerintahan dari,

oleh, dan untuk rakyat. Rakyat tidak saja menentukan nasibnya melainkan juga

memperbaiki nasibnya sendiri. Di dalam UUD 1945 antara lain tersurat bahwa

sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia memberikan

keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah. Namun

dalam praktiknya hal tersebut belum dilaksanakan secara proporsional sesuai

dengan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan dan pemerataan bahkan dalam

kenyataannya, terlihat sangat kuatnya kekuasaan yang terpusat dan lemahnya

kekuasaan daerah. Dalam perkembangannya, pemerintah pusat yang semula

dalam posisi kuat, kenyataannya justru mengandung kelemahan. Hal ini antara

lain disebabkan oleh berbagai permasalahan yang muncul. Salah satunya yang
paling rawan adalah ancaman beberapa daerah untuk melepaskan diri dari

pemerintah pusat.

Merespon perkembangan tuntutan reformasi yang berkaitan dengan

pemerintahan daerah ini, pertimbangan yang sangat strategis adalah perlu

adanya Undang-undang yang mengatur penyelenggaraan pemerintahan di daerah

yang sesuai dengan perkembangan baru dan mengantisipasi perkembangan masa

depan dengan tetap memperhatikan faktor eksistensi, efektifitas, dan keserasian

dengan tujuan dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah.

Sistem pemerintahan daerah di Indonesia menurut konstitusi Undang-

Undang Dasar 1945, berdasarkan penjelasan dinyatakan bahwa daerah Indonesia

akan dibagi dalam daerah provinsi dan daerah provinsi akan dibagi pula dalam

daerah yang lebih kecil. Di daerah yang bersifat otonom atau bersifat administrasi

belaka, semuanya menurut aturan yang ada akan ditetapkan dengan undang-

undang. Di daerah yang bersifat otonom akan diadakan badan perwakilan daerah.

Oleh karena itu walaupun di daerah, pemerintahan akan bersendi atas dasar

permusyawaratan. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai

amanat UUD Negara RI tahun 1945 maka kebijakan politik hukum yang ditempuh

oleh pemerintah terhadap pemerintahan daerah yang dapat mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintahan, menurut asas otonomi dan tugas


pembantuan, diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan

masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan dan peran serta

masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah, dengan mempertimbangkan

prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu

daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI.

Seiring dengan dilaksanakannya program otonomi daerah, pada umumnya

masyarakat mengharapkan adanya peningkatan kesejahteraan dalam bentuk

peningkatan mutu pelayanan masyarakat, partisipasi masyarakat yang lebih luas

dalam pengambilan kebijakan publik, yang sejauh ini hal tersebut kurang

mendapat perhatian dari pemerintahan pusat. Namun kenyataannya sejak

diterapkannya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah

dan Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Daerah sejak Januari 2001, belum menunjukkan

perkembangan yang signifikan bagi pemenuhan harapan masyarakat tersebut.

Dengan berkembangnya globalisasi, demokratisasi dan transparansi

penyelenggaraan pemerintahan tidak akan terlepas dari pengaruh global

tersebut. Prinsip demokrasi, pemerataan dan keadilan menuntut adanya

pemberian peran serta kepada warga negara dalam sistem pemerintahan, antara

lain perlindungan konsitusional. Artinya, selain menjamin hak-hak individu,


konstitusi harus pula menentukan cara prosedural untuk memperoleh

perlindungan atas hak-hak yang dijamin, badan kehakiman yang bebas dan tidak

memihak, pemilihan umum yang bebas, kebebasan menyatakan pendapat,

kebebasan berserikat atau berorganisasi dan beroposisi, serta pendidikan

kewarganegaraan. Prinsip keistimewaan atau kekhususan sehingga pemerintah

memberikan otonomi khusus kepada daerah tertentu dalam ikatan NKRI.

Kebijakan politik hukum pemerintahan guna efisiensi dan efektivitas

penyelenggaraan pemerintahan daerah, diperlukan peningkatan dengan lebih

memperhatikan aspek-aspek hubungan antar susunan pemerintahan dan antar

pemerintahan daerah, potensi dan keanekaragaman daerah, peluang dann

tantangan persaingan global dengan memberikan kewenangan yang seluas-

luasnya kepada daerah dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan

otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan NKRI.

Dalam penulisan makalah ini, kami mengkaji mengenai peran Otonomi

daerah yang dinilai mampu mewujudkan tujuan pemerintahan NKRI yaitu

peningkatan kesejahteraan, terkait pelaksanaan sistem pemerintahan dalam

wilayah NKRI.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini ada 4 masalah utama yang perlu dibahas yaitu:
1. Apa landasan hukum sistem otonomi Daerah?

2. Bagaimana karakter hubungan Pemerintah NKRI dengan Daerah?

3. Bagaimana realisasi otonomi daerah dalam pemerintahan NKRI?

4. Apa hasil penerapan kebijakan otonomi daerah di wilayah NKRI?

1.3. Tujuan

Tujuan penulisan mengenai sistem otonomi daerah di dalam Sistem

Penyelenggaraan Pemerintahan Negara RI, adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui landasan hukum sistem otonomi Daerah.

2. Mengetahui karakter hubungan Pemerintah NKRI dengan Daerah.

3. Mengetahui realisasi otonomi daerah dalam pemerintahan NKRI.

4. Mengetahui penerapan kebijakan otonomi daerah di wilayah NKRI.

1.4. Manfaat

Tulisan dalam makalah ini dapat digunakan sebagai bahan yang mendukung

proses perenungan serta diskusi untuk mengkaji sistem yang dinilai tepat

digunakan dalam sistem pemerintahan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945 terkait dengan pewujudan peningkatan

kesejahteraan rakyat melalui otonomi daerah.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Pemerintahan

Kali ini penulis akan membahas tentang pengertian sistem pemerintahan,

istilah sistem pemerintahan berasal dari gabungan dua kata, sistem dan

pemerintahan. Kata sistem terjemahan dari kata system ( bahasa inggris ) yang

berarti susunan tatanan, jaringan atau cara. Sedang pemerintahan berasal dari

kata perintah, yang bermakna menyuruh melakukan sesuatu, yang memerintah

suatu wilayah, daerah, atau negara atau pemerintah adalah cara, hal, urusan

dalam memerintah. Pemerintahan dalam arti luas, pemerintahan adalah

perbuatan memerintah yang di lakukan oleh badan – badan legislatif, eksekutif,

dan yudikatif dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaran negara. Sedangkan

dalam arti sempit, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang di lakukan

oleh badan eksekutif beserta jajaranya dalam rangka mencapai tujuan

penyelenggaraan negara. Sistem pemerintahan di artikan sebagai suatu tatanan

utuh yang terdiri atas berbagai komponen pemerintahan yang bekerja saling

bergantungan dan mempengaruhi dalam pencapaian dan fungsi

pemerintahan.Sistem pemerintahan diartikan sebagai suatu tatanan utuh yang

terdiri atas berbagai komponen pemerintahan yang bekerja saling bergantungan


dan memengaruhi dalam mencapaian tujuan dan fungsi pemerintahan.

Kekuasaan dalam suatu Negara menurut Montesquieu diklasifikasikan menjadi

tiga, yaitu Kekuasaan Eksekutif yang berarti kekuasaan menjalankan undang-

undang atau kekuasaan menjalankan pemerintahan; Kekuasaan Legislatif yang

berate kekuasaan membentuk undang-undang; Dan Kekuasaan Yudiskatif yang

berate kekuasaan mengadili terhadap pelanggaran atas undang-

undang.Komponen-komponen tersebut secara garis besar meliputi lembaga

eksekutif, legislatif dan yudikatif. Jadi, sistem pemerintahan negara

menggambarkan adanya lembaga-lembaga negara, hubungan antar-lembaga

negara, dan bekerjanya lembaga negara dalam mencapai tujuan pemerintahan

negara yang bersangkutan.Tujuan pemerintahan negara pada umumnya

didasarkan pada cita-cita atau tujuan negara. Misalnya, tujuan pemerintahan

negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan untuk

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi dan keadilan social.

Sehingga lembaga-lembaga yang berada dalam satu sistem pemerintahan

Indonesia bekerja secara bersama dan saling menunjang untuk terwujudnya

tujuan dari pemerintahan di negara Indonesia.


2.2 Sistem Pemerintahan Indonesia

Perumusan masalah yang akan di bahas selanjutnya adalah sistem

pemerintahan indonesia.

a. Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Sebelum

Diamandemen.

Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD 1945

sebelum diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci

pokok sistem pemerintahan negara tersebut sebagai berikut.

Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat).

Sistem Konstitusional.

Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah Majelis

Permusyawaratan Rakyat.

Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak

bertanggungjawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.

Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan

Indonesia menurut UUD 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial.


Sistem pemerintahan ini dijalankan semasa pemerintahan Orde Baru di bawah

kepemimpinan Presiden Suharto. Ciri dari sistem pemerintahan masa itu adalah

adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga kepresidenan. Hampir semua

kewenangan presiden yang di atur menurut UUD 1945 tersebut dilakukan tanpa

melibatkan pertimbangan atau persetujuan DPR sebagai wakil rakyat. Karena itu

tidak adanya pengawasan dan tanpa persetujuan DPR, maka kekuasaan presiden

sangat besar dan cenderung dapat disalahgunakan. Mekipun adanya kelemahan,

kekuasaan yang besar pada presiden juga ada dampak positifnya yaitu presiden

dapat mengendalikan seluruh penyelenggaraan pemerintahan sehingga mampu

menciptakan pemerintahan yang kompak dan solid. Sistem pemerintahan lebih

stabil, tidak mudah jatuh atau berganti. Konflik dan pertentangan antar pejabat

negara dapat dihindari. Namun, dalam praktik perjalanan sistem pemerintahan di

Indonesia ternyata kekuasaan yang besar dalam diri presiden lebih banyak

merugikan bangsa dan negara daripada keuntungan yang didapatkanya.

Memasuki masa Reformasi ini, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan

sistem pemerintahan yang demokratis. Untuk itu, perlu disusun pemerintahan

yang konstitusional atau pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi.

Pemerintah konstitusional bercirikan bahwa konstitusi negara itu berisi

adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif,


jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara.

Berdasarkan hal itu, Reformasi yang harus dilakukan adalah melakukan

perubahan atau amandemen atas UUD 1945. dengan mengamandemen UUD

1945 menjadi konstitusi yang bersifat konstitusional, diharapkan dapat terbentuk

sistem pemerintahan yang lebih baik dari yang sebelumnya. Amandemen atas

UUD 1945 telah dilakukan oleh MPR sebanyak empat kali, yaitu pada tahun 1999,

2000, 2001, dan 2002. berdasarkan UUD 1945 yang telah diamandemen itulah

menjadi pedoman bagi sistem pemerintaha Indonesia sekarang ini.

b. Sistem pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah

Diamandemen

Sekarang ini sistem pemerintahan di Indonesia masih dalam masa transisi.

Sebelum diberlakukannya sistem pemerintahan baru berdasarkan UUD 1945 hasil

amandemen keempat tahun 2002, sistem pemerintahan Indonesia masih

mendasarkan pada UUD 1945 dengan beberapa perubahan seiring dengan

adanya transisi menuju sistem pemerintahan yang baru. Sistem pemerintahan

baru diharapkan berjalan mulai tahun 2004 setelah dilakukannya Pemilu 2004.
2.3 Pokok-Pokok Sistem Pemerintahan Indonesia.

Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah

negara terbagi dalam beberapa provinsi.

Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan

presidensial.

Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan

wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket.

Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada

presiden.

Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan

Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan merupakan anggota MPR.

DPR memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya

pemerintahan.

Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan

dibawahnya.

Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem pemerintahan

parlementer dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-

kelemahan yang ada dalam sistem presidensial.


Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di Indonesia adalah

sebagai berikut;

Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi,

DPR tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun secara tidak

langsung.

Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau

persetujuan dari DPR.

Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau

persetujuan dari DPR.

Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-

undang dan hak budget (anggaran)

Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam sistem pemerintahan

Indonesia. Hal itu diperuntukan dalam memperbaiki sistem presidensial yang

lama. Perubahan baru tersebut, antara lain adanya pemilihan secara langsung,

sistem bikameral, mekanisme cheks and balance, dan pemberian kekuasaan yang

lebih besar kepada parlemen untuk melakukan pengawasan dan fungsi anggaran.
2.4 Konstitusi

Kemudian kita akan membahas perumusan masalah tentang konstitusi,

Konstitusi (Latin constitutio) dalam negara adalah sebuah norma sistem politik

dan hukum bentukan pada pemerintahan negara - biasanya dikodifikasikan

sebagai dokumen tertulis - Dalam kasus bentukan negara, konstitusi memuat

aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum, istilah ini merujuk secara

khusus untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip dasar politik,

prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentukan struktur, prosedur,

wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada umumnya, Konstitusi

umumnya merujuk pada penjaminan hak kepada warga masyarakatnya. Istilah

konstitusi dapat diterapkan kepada seluruh hukum yang mendefinisikan fungsi

pemerintahan negara. Pengertian Konstitusi, Istilah konstitusi berasal dari bahasa

inggris yaitu “Constitution” dan berasal dari bahasa belanda “constitue” dalam

bahasa latin (contitutio,constituere) dalam bahasa prancis yaitu “constiture”

dalam bahsa jerman “vertassung” dalam ketatanegaraan RI diartikan sama

dengan Undang – undang dasar. Konstitusi adalah keseluruhan peraturan baik

yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara suatu

pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat suatu negara. Pengertian

Konstitusi Menurut Beberapa Ahli


1. K. C. Wheare, konstitusi adalah keseluruhan sistem ketaatanegaraaan suatu

negara yang berupa kumpulan peraturan yang mmbentuk mengatur /memerintah

dalam pemerintahan suatu negara.

2. Herman heller, konstitusi mempunyai arti luas daripada uud. Konstitusi tidak

hanya bersifat yuridis tettapi juga sosiologis dan politis

3. Koernimanto soetopawiro, istilah konstitusi berasal dari bahasa latin cisme

yang berarati bewrsama dengan dan statute yang berarti membuat sesuatu agar

berdiri. Jadi konstitusi berarti menetapkan secara bersama.

4.Carl schmitt membagi konstitusi dalam 4 pengertian yaitu:

a. Konstitusi dalam arti absolut mempunyai 4 sub pengertian yaitu;

1) Konstitusi sebagai kesatuan organisasi yang mencakup hukum dan semua

organisasi yang ada didalam negara.

2) Konstitusi sebagai bentuk negara

3) Konstitusi sebagai faktor integrasi

4) Konstitusi sebagai sistem tertutup dari norma hukum yang tertinggi didalam

negara

b. Konstitusi dalam arti relatif dibagi menjadi 2 pengertian yaitu:

1) konstitusi sebagai tuntyutan dari golongan borjuis agar haknya dapat dijamin

oleh penguasa dan


2) konstitusi sebagai sebuah konstitusi dalam arti formil (konstitrusi dapat berupa

terttulis) dan konstitusi dalam arti materiil (konstitusi yang dilihat dari segi isinya)

Tujuan Konstitusi :

1. Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang – wenang

maksudnya tanpa membatasi kekuasaan penguasa, konstitusi tidak akan berjalan

dengan baik dan bisa saja kekuasaan penguasa akan merajalela Dan bisa

merugikan rakyat banyak

2. Melindungi Ham maksudnya setiap penguasa berhak menghormati Ham orang

lain dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal melaksanakan haknya.

3. Pedoman penyelengaraan negara maksudnya tanpa adanya pedoman

konstitusi negara kita tidak akan berdiri dengan kokoh.

Nilai konstitusi yaitu:

1. Nilai normatif adalah suatu konstitusi yang resmi diterima oleh suatu bangsa

dan bagi mereka konstitusi itu tidak hanya berlaku dalam arti hukum (legal),

tetapi juga nyata berlaku dalam masyarakat dalam arti berlaku efgektif dan

dilaksanakan secara murni dan konsekuen.

2. Nilai nominal adalah suatu konstitusi yang menurut hukum berlaku, tetrapi

tidak sempurna. Ketidak sempurnaan itu disebabkan pasal – pasal tertentu tidak
berlaku / tidsak seluruh pasal – pasal yang terdapat dalam UUD itu berlaku bagi

seluruh wilayah negara.

3. Nilai semantik adalah suatu konstitusi yang berlaku hanya untuk kepentingan

penguasa saja. Dalam memobilisasi kekuasaan, penguasa menggunakan konstitusi

sebagai alat untuk melaksanakan kekuasaan politik

Macam-Macam Konstitusi

Macam – macam konstitusi Menurut CF. Strong konstitusi terdiri Konstitusi

tertulis (dokumentary constiutution / writenØdari: constitution) adalah aturan –

aturan pokok dasar negara , bangunan negara dan tata negara, demikian juga

aturan dasar lainnya yang Ømengatur perikehidupan suatu bangsa didalam

persekutuan hukum negara. Konstitusi tidak tertulis / konvensi(nondokumentary

constitution) adalah berupa kebiasaan ketatanegaraan yang sering timbul.

Adapun syarat – syarat konvensi adalah:

1. Diakui dan dipergunakan berulang – ulang dalam praktik penyelenggaraan

negara.

2. Tidak bertentangan dengan UUD 1945.

3. Memperhatikan pelaksanaan UUD 1945.

secara teoritis konstitusi dibedakan menjadi:


a) Konstitusi politik adalah berisi tentang norma- norma dalam penyelenggaraan

negara, hubungan rakyat dengan pemerintah, hubuyngan antar lembaga negara.

b) Konstitusi sosial adalah konstitusi yang mengandung cita – cita sosial bangsa,

rumusan filosofis negara, sistem sosial, sistem ekonomi, dan sistem politik yang

ingin dikembangkan bangsa itu.

c) bedasarkan sifat dari konstitusi yaitu:

a) Flexible /atau luwes apabila konstitusi / undang undang dasar memungkinkan

untuk berubah sesuai dengan perkembangan.

b) Rigid atau kaku apabila konstitusi atau undang undang dasar sulit untuk diubah

Unsur substansi sebuah konstitusi yaitu:

a. Menurut sri sumantri konstitusi berisi 3 hal pokok yaitu:

1. Jaminan terhadap Ham dan warga negara.

2. Susunan ketatanegaraan yang bersifat fundamental(dasar).

3. Pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan

b. Menurut Miriam budiarjo, konstitusi memuat tentang: Organisasi negara HAM

Prosedur penyelesaian masalah pelanggaran hukum Cara perubahan konstitusi.

Syarat terjadinya konstitusi yaitu:

a. yang bersifat adil agar suatu bentuk pemerintahan dapat dijalankan secara

demokrasi dengan memperhatikan kepentingan rakyat.


b. Melinmdungi asas demokrasi.

c. Menciptakan kedaulatan tertinggi yang berada ditangan rakyat Untuk

melaksanakan dasar negara

d. Menentukan suatu hukum

Kedudukan Konstitusi

Kedudukan konstitusi (UUD) Dengan adanya UUD baik penguasa dapat

mengetahui aturan / ketentuan pokok mendasar mengenai ketatanegaraan .

Sebagai hukum dasar Sebagai hukum yang tertinggi. Jadi pada intinya konstitusi

aadalah hukum tertinggi yang hsrus dipatuhi oleh setiap elemen masyarakat

dalam suatu negara.

Perubahan konstitusi atau UUD yaitu:

Secara revolusi, pemerintahan baru terbentuk sebagai hasil revolusi ini yang

kadang – kadang membuat sesuatu UUD yang kemudian mendapat persetujuan

rakyat.

Secara evolusi, UUD/konstitusi berubah secara berangsur – angsur yang dapat

menimbulkan suatu UUD, secara otomatis UUD yang sama tidak berlaku lagi.

Keterkaitan antara dasar negara dengan konstitusi yaitu: keterkaitan antara dasar

negara dengan konstitusi nampak pada gagasan dasar, cita – cita dan tujuan

negara yang tertuang dalam pembukaan UUD suatu negara. Dasar negara sebagai
pedoaman penyelenggaraan negara secara tertulis termuat dalam konstitusi

suatu negara

Keterkaitan konstitusi dengan UUD yaitu: Konstitusi adalah hukum dasar tertulis

dan tidak ter tulis sedangkan UUD adalah hukum dasar tertulis.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu

kestabilan negara itu. Namun di beberapa negara sering terjadi tindakan

separatisme karena sistem pemerintahan yang dianggap memberatkan rakyat

ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat

dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis. Jika suatu pemerintahan mempunya

sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal itu akan berlangsung selama-

lamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk memprotes hal tersebut.

Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat,

menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi

pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan

sehingga menjadi sistem pemerintahan yang kontiniu dan demokrasi dimana

seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem

pemerintahan tersebut. Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa

mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh.

Secara sempit, Sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk

menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu


relatif lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari

rakyatnya itu sendiri.

3.2 Saran

Setelah membaca makalah ini hendaknya pembaca dapat mengetahui dan

memahami sistem pemerintahan dan konstitusi.


DAFTAR PUSTAKA

Attamimi, A, Hamid, 1990. Peranan keputusan Presiden RI dalam

penyelanggarakan Pemerintahan Negara. Desertasi Jakarta : UII.

Bambang PS Brodjonegoro. 2008. Otonomi Daerah dan Desentralisasi Ekonomi.

Jakarta:FEUI.

Devas, Nick. 1989. Financing Local Government in Indonesia, Ohio University

Press, Ohio.

Kaho, Josef Riwu, 1988, Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia,

Identifikasi Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Penyelenggaraannya, Jakarta,

Rajawali Press.

Mubarak M. Zaki, dkk. (eds). 2006. Blue Print Otonomi Daerah Indonesia. Jakarta:

Yayasan Harkat Bangsa bekerja sama dengan Partnership for Governance Reform

in Indonesia (PGRI) dan European Union (EU).

Anda mungkin juga menyukai