LAPORAN KASUS
Oleh :
Nufsi Egi Pratama
141611101073
Pembimbing :
drg. Dyah Indartin Setyowati, M.Kes
Praktikum Putaran IV
Semester Genap Tahun Ajaran 2018/2019
Abstrak
Pendahuluan : Fissure Tongue atau lidah berfisur adalah variasi dari anatomi
lidah normal yang terdiri atas satu fisura garis tengah, fisura ganda atau fisura
multiple pada permukaan dorsal dari dua pertiga anterior lidah. Penyebabnya tidak
diketahui, tetapi lidah berfisur barangkali suatu proses perkembangan dan
bertambah banyak dengan bertambahnya usia. Penuaan, gizi buruk dan faktor-
faktor lokal seperti infeksi turut menambah gejala gejala pada fissure toungue.
Tujuan: Penulisan laporan ini untuk melaporan kasus mengenai fissure tongue
yang disertai oral candidiasis serta penatalaksanaannya. Kasus: Pasien laki-laki
berumur 64 tahun datang ke klinik Penyakit Mulut RSGM Universitas Jember
dengan penampilan klinis terdapat fissure dengan jumlah multiple di permukaan
lidah dan mengeluhkan lidahnya terasa sakit saat makan pedas dan panas serta
terdapat plak pada dorsum lidah, berwarna putih, batas tidak jelas, dapat dikerok
dan tidak sakit. Terapi menggunakan obat anti jamur (nystatin oral suspension,
tongue cleaner, dan multivitamin becomzet (Vitamin B complex, A, C, E dan
Zinc). Kesimpulan: Diagnosa terakhir pada pasien ini yaitu fissure tongue yang
disertai oral candidiasis pada lidah. Terapi yang diberikan pada pasien yaitu
Nystatin oral suspension berfungsi sebagai obat antijamur topikal, multivitamin
Becomzet (Vitamin B complex, A, C, E, dan Zinc) sebagai multivitamin dan
Tongue cleaner sebagai pembersih lidah.
PENDAHULUAN
1. FISSURE TONGUE
1.1 Definisi Fissure Tongue
Fissure tongue seringkali juga dikenal dengan “scrotal tongue atau
plicated tongue“ adalah sebuah kondisi varian normal yang di tandai
dengan terdapatnya celah dalam pada dorsum lidah, dan umumnya
tidak ada gejala sakit, Namun apabila ada sisa makanan yang terjebak
pada celah-celah tersebut, pasien dapat mengeluhkan sakit atau rasa
terbakar pada lidahnya (Scully, 2008).
Fissure tongue merupakan keadaan yang jinak berupa celah-celah
dengan kedalaman 2-6 mm pada permukaan dorsal lidah akan tetapi
keadaan ini menjadi semakin nyata seiring dengan bertambahnya umur.
Fissure tongue biasanya ditemukan pada orang yang sehat (fissure
tongue kongenital) dan lebih sering ditemukan pada orang yang berusia
lebih tua. Fissure tongue juga merupakan manifestasi dari
Melkersson-Rosenthal syndrome, Down syndrome, psoriasis dan
seringkali timbul bersamaan dengan benign migratory glossitis
(geographic tongue) (Rathee, 2009).
Fissure Tongue atau lidah berfisur adalah variasi dari anatomi
lidah normal yang terdiri atas satu fisura garis tengah, fisura ganda atau
fisura multiple pada permukaan dorsal dari dua pertiga anterior lidah.
Ada beberapa pola, panjang dan dalam dari fisura. Fisura tersebut dapat
terkena radang sekunder dan menyebabkan halitosis sebagai akibat dari
penumpukan makanan. Karenanya dianjurkan untuk menyikat lidah
untuk menjaga agar fisura tetap bersih. Lidah berfisur adalah keadaan
jinak (Lewis, 2012).
2. ORAL CANDIDIASIS
2.1 Definisi Oral Candidiasis
Oral Candidiasis adalah penyakit pada mukosa rongga mulut yang
disebabkan oleh Candida yang merupakan fungi yang paling sering
menginfeksi tubuh manusia. Fungi adalah suatu mikroorganisme
oportunistik patogen terutama pada pasien imunokompromis, yang
dapat diperberat oleh adanya faktor lokal ataupun proses patologik
sistemik. Oral Candidiasis merupakan gambaran adanya penurunan
mekanisme pertahanan lokal dan sistemik, antara lain penurunan
jumlah sekresi saliva, penurunan imunitas seluler dan humoral,
penyakit mukosa lokal atau penggunaan antibiotik spektrum luas dan
agen imunosupresif, yang juga merupakan beberapa faktor predisposisi
yang memicu timbulnya penyakit ini (Lukisari dkk, 2010) . Candida
albicans merupakan agen penyebab primer pada infeksi ini (Hidayat
dkk, 2016). Infeksi oral candidiasis memiliki beberapa gambaran
klinis, acute pseudomembrane candidiasis (thrush), acute athropic
candidiasis, chronic athropic candidiasis, dan chronic hyperplastic
candidiasis. Secara epidemiologi menurut laporan World Health
Organization (WHO) tahun 2001 frekuensi oral candidiasis antara
5,8% sampai 98,3% (Walangare dkk, 2016).
Gambar 3. Pada tanggal 15 Januari 2019, pasien datang kembali ke RSGM UNEJ untuk
kontrol
PEMBAHASAN