Anda di halaman 1dari 11

Nama : Hermah Dwi Prima Lestari

NIM : 2016750013
Laporan pendahuluan
Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Isolasi sosial

1. Masalah utama
Isolaso sosial : menarik diri

2. Pengertian Isolasi Sosial


Isolasi sosial adalah keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Isolasi
sosial merupakan keadaan ketika individu atau kelompok memiliki hasrat untuk
memiliki keterlibatan kontak dengan orang lain, tetapi tidak mampu membuat kontak
tersebut (Carpenito-Moyet, 2009).
Isolasi sosial merupakan keadaan subjektif. Meskipun demikian, perawat harus
memvalidasi inferensi atau dugaan yang berkonsentrasi pada perasaan kesendirian
karena penyebabnya beragam dan setiap klien menunjukkan kesendirian mereka
dalam cara yang berbeda.
Gangguan isolasi sosial dapat terjadi karena individu merasa di tolak, diterima,
kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain.

3. Rentang Respons Sosial

respons adaptif respons maladaptif

menyendiri kesepian manipulasi


otonomi menarik diri impusif
kebersamaan ketergantungan narsisisme
saling ketergantungan

1
keterangan :
A. Respon adaptif
Respon adaptif adalah respons individu menyelesaikan suatu hal dengan cara yang
dapat diterima oleh norma – norma masyarakat. Respons ini meliputi :
1) Menyendiri (Solitude)
respon yang dilakukan individu dalam merenungkan hal yang telah terjadi atau
dilakukan dengan tujuan mengevaluasi diri untuk kemudian menentukan
rencana-rencana.
2) Otonomi
kemampuan individu dalam menyampaikan ide, pikiran, perasaan dalam
hubungan sosial. induvidu mampu menetapkan diri untuk interdependen dan
pengaturan diri.
3) Kebersamaan (Mutualisme)
kemampuan atau kondisi individu dalam hubungan interpersonal dimana
individu mampu untuk saling memberi dan menerima dalam hubungan sosial.
4) Saling ketergantungan (Interdependen)
suatu hubungan saling bergantung antara satu individu dengan individu lain
dalam hubungan sosial.

B. Respons Maladaptif
Respons maladaptive adalah respons individu dalam menyelesaikan masalah
dengan cara yang bertentangan dengan norma agama dan masyarakat. Respons
maladaptive tersebut antara lain :
1) Manipulasi
gangguan sosial yang menyebabkan individu memperlakukan sebagai objek,
dimana hubungan terpusat pada pengendalian masalah orang lain dan individu
cenderung berorientasi pada diri sendiri. sikap mengontrol digunakan sebagai
pertahanan terhadap kegagalan atau frustasi yang dapat digunakan sebagai alat
berkuasa atas orang lain

2
2) Impulsif
respon sosial yang ditandai dengan individu sebagai subjek yang tidak dapat
diduga, tidak dapat dipercaya, tidak mampu merencanakan, tidak mampu untuk
belajar dari pengalaman, dan tidak dapat melakukan penilaian secara objektif.
3) Narsisme
respon sosial ditandai dengan individu memiliki tingkat laku egosentris, harga
diri rapuh, berusaha mendapatkan penghargaan, dan mudah marah jika tidak
mendapat dukungan dari orang lain.

4. Prosesterjadinya masalah
A. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi penyebab isolasi sosial meliputi faktor perkembangan, faktor
biologis, dan faktor sosiokultural. Berikut ini merupakan penjelasan dari faktor
presdiposisi :
1) Faktor perkembangan
Termpat pertama yang memberikan pengalaman bagi individu dalam menjalin
hubungan dengan orang lain adalah keluarga. Kurangnya stimulasi maupun
kasih saying dari ibu / pengasuh pada bayi akan memberikan rasa tidak aman
yang dapat menghambat terbentuknya rasa percaya diri. Ketidakpercayaan
tersebut dapat mengembangkan tingkah laku curiga pada orang lain maupun
lingkungan dikemudian hari. Jika terdapat hambatan dalam mengembangkan
rasa percaya pada masa ini, maka anak akan mengalami kesulitan untuk
berhubungan dengan orang lain pada masa berikutnya.
Pada masa kanak – kanak, pemabatasan aktivitas atau control yang berlebihan
dapat membuat anak frustasi. Pada masa praremaja dan remaja, hubungan
anatara individu dengan kelompok atau teman lebih berarti dari pada
hubungannya dengan orang tua. Pada masa dewasa muda, individu
meningkatkan kemandiriannya serta mempertahankan hubungan interdependen
antara temen sebaya maupun orang tua.Individu siap untuk membentuk suatu
kehidupan baru dengan menikah dan mempunyai pekerjaan.

3
2) Faktor biologis
Faktor genetic dapat menunjang terhadap respons sosial maladaptif.Genetic
merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa.Insiden tertinggi
skizofrenia.Selain itu, kelainan pada struktur otak, seperti atropi, pembesaran
ventrikel, penurunan berat dan volume otak serta perubahan struktur limbik,
diduga dapat menyebabkan skizofrenia.
3) Faktor sosial budaya
Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan merupakan faktor
pendukung terjadinya gangguan berhubungan atau isolasi sosial. Gangguan ini
juga bias disebabkan oleh adanya norma - norma yang salah yang dianut oleh
satu keluarga, seperti anggota tidak produktif yang diasingkan oleh lingkungan
sosial. Selain itu, norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang
lain, atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif, seperti
lansia, orang cacat dan berpenyakit kronik juga turut menjadi faktor
predisposisi isolasi sosial.

B. Faktor Prespitasi (faktor pemicu)


Terdapat beberapa faktor persipitasi yang dapat menyebabkan gangguan isolasi
sosial. Faktor - faktor tersebut, antara lain berasal dari stressor – stressor berikut
ini.
1) Stressor sosiokultural
Stressor sosial budaya, misalnya menurunnya stabilitas unit keluarga, berpisah
dari orang yang berarti dalam kehidupannya.
2) Stressor psikologik
Stressor ansietas (ansietas) yang ekstrim akibat berpisah dengan orang lain,
misalnya, dan memanjang disertai dengan terbatasnya kemampuan induvidu
untuk mengatasi masalah akan menimbulkan berbagai masalah gangguan
berhubungan pada tipe psikotik.
3) Stressor intelektual
a. kurangnya pemahaman diri dalam ketidakmampuan untuk berbagai pikiran
dan perasaan yang mengganggu perkembangan hubungan dengan orang
lain.

4
b. klien dengan “ kegagalan” adalah orang yang kesepian dan kesulitan dalam
menghadapi hidup.mereka juga akan cenderung sulit untuk berkomunikasi
dengan orang lain.
c. ketidakmampuan seseorang membangun kepercayaan dengan orang lain
akan memicu persepsi yang menyimpang dan berakibat pada gangguan
berhubungan dengan orang lain (isolasi sosial)
4) Stressor fisik
stressor fisik yang memicu isolasi sosial : menarik diri dapat meliputi penyakit
kronik dan keguguran.

5. Tanda dan Gejala


Adapun tanda dan gejala isolasi sosial yang ditemukan pada klien pada saat wawancara
biasanya berupa beberapa hal di bawah ini :
A. Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
B. Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain
C. Klien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
D. Klien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
E. Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
F. Klien merasa tidak berguna
G. Klien tidak yakin dapat melangsungkan hidup

Tanda dan gejala isolasi sosial yang di dapat melalui observasi, antara lain :
A. Tidak memiliki teman dekat
B. Menarik diri
C. Tidak komunikatif
D. Tindakan berulang dan tidak bermakna
E. Asyik dengan pikirannya sendiri
F. Tidak ada kontak mata
G. Tampak sedih, apatis, afek tumpul.

Menurut Carpenito-Moyet (2009), karakteristik isolasi sosial terbagi menjadi dua,


yaitu karakter utama (mayor) dan karakter tambahan (minor).

5
A. Karakter utama
Karakter yang harus hadir (satu atau lebih karakter) ini meliputi mengekspresikan
perasaan kesendirian atau penolakan, hasrat untuk melakukan kontak dengan
orang lain, memberitahukan adanya rasa ketidaknyamanan dalam situasi sosial,
dan mendeskripsikan kurangnya hubungan yang bermakna.
1) Karakter tambahan
a. Waktu berjalan lambat
b. Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi dan membuat keputusan
c. Merasa tidak berguna
d. Menarik diri
e. Sedih, afek tumpul
f. Rendahnya kontak mata
g. Diasyikkan oleh pikiran dan ketenangan
h. Tampak depresi, cemas, atau marah
i. Gagal untuk berinteraksi dengan orang-orang terdekat.

6. Masalah keperawatan
A. isolasi sosial : menarik diri
B. Resiko Perubahan Sensori Persepsi : Halusinasi
C. Harga Diri Rendah (HDR)

7. Data yang dikaji


A. isolasi sosial : menarik diri
Data subjectif :
- Pasien terlihat malas berinteraksi
- Pasien mengatakan orang lain tidak mau menerima dirinya
- Pasien mengatakan dirinya tidak selevel dengan orang lain

Data objectif :
- Pasien terlihat menyendiri
- Pasien terlihat mengurung diri
- Pasien terlihat tak mau bercakap – cakap dengan orang lain

6
B. Halusinasi
Data subjectif :
- Px mengatakan mendengar suara bisikan dan sering melihat bayangan
- Px mengatakan kesal dan marah saat mendegarkan suara bisikan dan melihat
bayangan
- Px mengatakan tidak senang dengan suara dan bayangan tersebut

Data objectif :
- Px terlihat berbicara sendiri
- Px terlihat menyendiri dan melamun
- Px terlihat marah – marah tanpa sebab

C. Harga diri rendah


Data subjectif :
- Pasien mengeluh hidupnya tidak bermakna
- Pasien mengatakan tidak memikili kelebihan apapun
- Pasien mengatkan dirinya jelek

Data objectif :
- Pasien terlihat kontak mata kurang
- Pasien terlihat tidak berinisiatif berinteraksi dengan orang lain

8. Pohon masalah
Resiko Perubahan Sensori Persepsi

isolasi sosial : menarik diri

Harga Diri Rendah (HDR)

7
9. Diagnose keperawatan
Isolasi sosial : manarik diri

10. Rencana tindakan


A. Tujuan
Tum :klien dapat berinteraksi dengan orang lain
Tuk 1 : klien dapat membina hubungan saling percaya
Tuk 2 : klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri
Tuk 3 : klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian
menarik diri
Tuk 4 : klien melaksanakan hubungan sosial secara bertahap

B. SP 1 pasien
1) Mengidentifikasi penyebeb isolasi sosial
2) Berdiskusikan dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang
lain
3) Berdiskusikan dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang
lain
4) Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
5) Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang – bincang
dengan orang lain dalam kegiatan harian

8
Startegi komuniaksi
SP 1 Pasien

A. Fase orientasi
1) Salam teraupetik
Ass / selamat pagi, perkenalkan saya perawat… yang aka merawat ibu, ibu bisa
memanggil saya perawat …, nama ibu siapa ? dan senangnya di panggil dengan
nama apa ? bagus sekali nama ibu

2) Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan ibu hari ini ?
Apakah ibu ada keluhan hari ini ?

3) Kontrak (topic, waktu,tempat dan tujuan)


Bagaimana jika hari ini kita berbincang – bincang tentang isolasi sosial :
menarik diri yang ibu alami, kita berbicara kurang lebih 20 menit tempatnya
disini dan tujuannya agar anda mmapu mengatasi isolasi sosial yang ibu alami

B. Fase kerja
1) Apa yang menyebabkan anda mengisoalsikan diri anda ?
Sudah berapa lama anda mengisoalsikan diri anda ?
2) Sebenarnya jika anda mau berinteraksi dengan orang ada beberapa keuntungan
yaitu anda menjadi mudah bergaul dengan orang lain, anda mendapatkan teman
baru, anda bias berinteraksi dengan teman baru anda dan masih banyak lagi
manfaatnya
3) Namun jika anda tidak berinteraksi dengan orang maka anda akan merasakan
kerugiannya misalnya anda tidak memiliki teman, anda tidak dapat berinteraksi
dengan teman baru, anda pasti akan selalu sendiri danmasih banyak lagi pastinya
4) Disini saya akan membantu anda untuk berkenalan dengan orang lain, apakah
anda mau ? jika anda mau saya akan mmebantu
Caranya anda cukup berbicara dengan orang lain, memperkenalkan diri anda atau
identitas anda dan caranya masih banyak lagi

9
5) Saya menganjurkan anda untuk memasukkan jadwal berkenalan ini dijadwal
harian anda agar anda mampu berkenalan secara mandiri dan anda mampu
berkenalan dengan banyak orang

10
DAFTAR PUSTAKA

Dalami, dkk.2009. Asuhan Keperawatan Jiwa dengan masalah Psikososial.Jakarta;


Trans Info Media.

Dalami, Ermawati, Suliswti, Rochimah, Suryati Rai Ketut, Lestari Wiji.


2009.Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Jiwa.Jakarta ; Trans InfoMedia.

Damaiyanti, Mukhripah dan Iskandar, 2012.Asuhan Keperawatan Jiwa.Bandung ;


PT Refika Aditama.

11

Anda mungkin juga menyukai