Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG

KEKERASAN PADA ANAK DENGAN KEJADIAN KEKERASAN


PADA ANAK DI PERUMAHAN GRAHA ATHAYA
SIAK HULU KAMPAR
Inayati Ulfa1 ,Raja Fitrina Lestari2, Dewi Kurnia Putri3
1Mahasiswa Keperawatan Stikes HangtuahPekanbaru
2, 3Dosen Keperawatan Stikes HAngtuah Pekanbaru
email: inayati417@gmail.com

ABSTRAK

Kekerasan pada anak merupakan perlakuan yang salah dari orang tua, yang meliputi kekerasan fisik, psikis,
seksual, dan penelantaran pada anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan
keluarga tentang kekerasan pada anak dengan kejadian kekerasan pada anak. Jenis penelitian ini adalah
kuantitatif dengan desain Cross Sectional. Variabel penelitian ini adalah (independent variabel) pengetahuan dan
(dependent variabel) kejadian kekerasan. Besar sampel pada penelitian ini adalah 60 responden dengan
menggunakan teknik Purposive sampling. Analisa dilakukan secara univariat dan bivariat. Hasil uji hipotesis
dengan menggunakan uji chi-square, diperoleh p value=0,429, (p > α 0,05), artinya Ho diterima, sehingga tidak
didapatkan hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan keluarga tentang kekerasan pada anak dengan
kejadian kekerasan pada anak di Perumahan Graha Athaya Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar.
Pengetahuan yang baik tidak menjamin seseorang untuk tidak melakukan kekerasan kepada anak. Peneliti
menyarankan kepada perawat maupun calon perawat untuk lebih memperhatikan lagi tentang kekerasan
terhadap anak di lingkungan masyarakat karena kesehatan jiwa anak dapat mendukung pertumbuhan dan
perkembangan anak. Peneliti juga menyarankan kepada masyarakat tidak menggunakan kekerasan dalam
mendidik anak.
Kata Kunci : Keluarga, Kejadian, Kekerasan, Pengetahuan

ABSTRACT

Child abuse is a mistaken treatment of parents, which includes physical, psychological, sexual, and neglect of
children. The purpose of this study was to determine the level of family knowledge about violence in children
with the incidence of violence in children. This type of research is quantitative with Cross Sectional design. The
variables of this study are (independent variable) knowledge and (dependent variable) incidence of violence.
Sample size in this research is 60 respondents by using purposive sampling technique.The analysis was done
univariat and bivariate. Result of hypothesis test by using chi-square test, obtained p value = 0,429, (p > α
0,05), it means Ho is rejected, So that there is a meaningful relationship between the level of family knowledge
about violence in children with the incidence of violence in children in Graha Athaya Housing Siak Hulu
District Kampar regency. Researchers suggest to nurses and prospective nurses to pay more attention to
violence against children in the community because the mental health of children can support the growth and
development of children. Researchers also advise people not to use violence in educating children.
Keyword : Family, Events, Violence, Knowledge

61
PENDAHULUAN pada anak selalu meningkat setiap
Keluarga adalah dua orang atau tahunnya. Hasil pemantauan KPAI dari
lebih yang disatukan oleh kebersamaan 2011 sampai 2014, terjadi peningkatan
dan kedekatan emosional yang memiliki yang signifikan. Pada tahun 2011 terdapat
hubungan khusus, yang mempunyai 2178 kasus kekerasan, pada tahun 2012
hubungan darah, yang tinggal satu atap, ada 3512 kasus kekerasan, pada tahun
namun berfungsi sesuai perannya masing- 2013 ada 4311 kasus kekerasan, dan pada
masing (Friedman, 2010). Keluarga tahun 2014 terdapat 5066 kasus kekerasan.
memiliki fungsi untuk menjadikan Dari hasil monitoring dan evaluasi KPAI
keluarga tersebut menjadi lebih baik. tahun 2012 di 9 Provinsi menunjukkan
Fungsi dalam keluarga dapat dilihat dari bahwa 91% anak menjadi korban
berbagai cara dan tindakan, di antaranya kekerasan dilingkungan keluarga, 87,6%
mendidik dan menyekolahkan anak, anak menjadi korban kekerasan
mengajarkan anak agar menjadi anggota dilingkungan sekolah, dan 17,9% anak
masyarakat yang baik, melindungi anggota menjadi korban kekerasan dilingkungan
keluarganya, memberikan kasih sayang, masyarakat (Dokumen Pusat data
perhatian, rasa aman, serta membina Indonesia LPA periode 2011-2014).
kedewasaan kepada setiap anggota Data dari Pusat Pelayanan Terpadu
keluarga (Jhonson & Leny, 2010). Pemberdayaan dan Perlindungan Anak
Anak merupakan harta atau kekayaan (P2TP2A) Kota Pekanbaru, angka
orang tua yang tidak dapat dinilai secara kekerasan terhadap anak cukup tinggi dan
sosial dan ekonomi. Anak adalah individu terus meningkat. Pada tahun 2015 dari
yang masih bergantung pada orang dewasa bulan Januari hingga Juni terdapat laporan,
dan lingkungannya, artinya membutuhkan 40 kasus kekerasan terhadap anak ke
lingkungan yang dapat memfasilitasi P2TP2A Kota Pekanbaru. Dari 40 kasus
dalam memenuhi kebutuhan dasarnya dan yang melapor ke P2TP2A, jenis kasus
untuk belajar mandiri. Lingkungan yang kekerasan pada anak ada yang berupa
dimaksud bisa berupa keluarga (orang tua), kekerasan fisik, pelecehan seksual,
pengurus panti (bila anak berada dipanti pencabulan. Jumlah kasus kekerasan pada
asuhan), atau bahkan tanpa orang tua bagi anak tahun 2015 jauh meningkat
mereka yang hidupnya menggelandang dibandingkan tahun 2014 sebelumnya
(Supartini, 2004). yang sebanyak 17 kasus. Kasus kekerasan
Kekerasan pada anak merupakan pada anak tidak hanya terjadi di kota besar,
perlakuan yang salah dari orang tua, yang bahkan terjadi hingga ke kota kecil
meliputi kekerasan fisik, psikis, seksual, (Dokumen Riau Online, 2015).
dan penelantaran (Undang-Undang Kemudian P2TP2A menyarankan
Perlindungan Anak No 23 Tahun 2003 kepada peneliti agar peneliti mengunjungi
Pasal 3). UNICEF dalam Huraerah (2007) Tengku-yuk ialah tempat rehabilitasi anak.
menyatakan bahwa kekerasan terhadap Di tempat tersebut peneliti mendapatkan
anak adalah semua bentuk perlakuan salah data yang signifikan. Dari data tersebut
secara fisik atau emosional, penganiayaan didapatkan pada tahun 2014 hingga tahun
seksual, penelantaran, atau eksploitasi 2015 kekerasan terhadap anak yang
secara komersial atau lainnya yang terbanyak di desa Tanah Merah
mengakibatkan gangguan nyata ataupun Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar
potensial terhadap perkembangan, yaitu 56 kasus, jenis kasus berupa
kesehatan dan kelangsungan hidup anak kekerasan fisik, pelecehan seksual,
ataupun terhadap martabatnya. pencabulan dan penelantaran anak
Menurut Seto Mulyadi selaku Ketua dibawah umur. Setelah mendapatkan data
Umum Komisi Nasional Perlindungan peneliti melakukan survey awal.
Anak Indonesia (KPAI), data kekerasan

62
Kekerasan pada anak terjadi karena penelitian ini dilakukan pada variabel
kurangnya pemahaman maupun penelitian yang meliputi:
pengetahuan keluarga tentang bagaimana 1. Karakteristik keluarga yang terdiri
cara yang baik untuk membina keluarga dari umur, tingkat pendidikan, tingkat
maupun mendidik anak. Kurangnya pekerjaan
pemahaman maupun pengetahuan keluarga 2. Tingkat pengetahuan keluarga tentang
dalam mendidik dan mengasuh anak yang kekerasan pada anak
seperti inilah dapat mengakibatkan
timbulnya kekerasan terhadap anak. Analisa bivariat dilakukan untuk
Sehingga peneliti tertarik untuk menguji hubungan antara variabel
melakukan penelitian tentang “Hubungan independent dengan variabel dependent.
Pengetahuan Keluarga Tentang Uji yang digunakan adalah chi square
Kekerasan Pada Anak dengan Kejadian dengan derajat kemaknaan 95% a= (0,05).
Kekerasan pada Anak di Perumahan Uji chi-square digunakan untuk mencari
Graha Athaya Kecamatan Siak Hulu hubungan variabel kategori dengan
Kabupaten Kampar.” kategori.

HASIL PENELITIAN
METODOLOGI
Analisa univariat karakteristik keluarga
Jenis penelitian ini adalah tabel 4.1
penelitian kuantitatif dengan desain yang
digunakan survey analitik dengan Karakteristik F (%)
pendekatan cross sectional. Survey cross 1 Usia
sectional ialah suatu penelitian untuk Dewasa awal (18-40 tahun) 32 53,3
mempelajari dinamika korelasi antara Dewasa madya (41-60 tahun) 21 35,0
faktor-faktor risiko dengan efek, dengan Dewasa lanjut 7 11,7
(60 tahun keatas)
cara pendekatan, observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu Total 60 100
saat (point time approach) (Notoatmodjo, 2 Pekerjaan
2012). Penelitian dilakukan di Perumahan IRT 24 40
Wiraswasta 12 20
Graha Athaya Kec. Siak Hulu Kab. Buruh 15 25
Kampar. Guru 2 3,3
Sampel yang digunakan pada penelitian ini Lainnya 7 11,7
adalah sebanyak 60 keluarga yang Total 60 100
memiliki anak umur 5 - 18 tahun, teknik 3 Pendidikan
SD 3 5
sampling pada penelitian ini adalah non SMP 28 46,7
Probability Sampling yaitu purposive SMA 27 45
sampling (dimasukkan sampelnya) dengan D3 2 3,3
Total 60 100
pengambilan sampel didasarkan pada suatu 4 Tipe Keluarga
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh keluarga Inti (Nuclear 58 96,7
peneliti berdasarkan ciri atau sifat-sifat Family) 2 3,3
populasi yang sudah diketahui sebelumnya Extended Family
(Notoatmodjo, 2012). Total 60 100
Analisi univariat bertujuan untuk 5 Tingkat Pengetahuan
Baik 25 41,7
menjelaskan atau mendeskripsikan Cukup 24 40,0
karakteristik setiap variabel penelitian, Total 60 100
dimana akan menggambarkan bagaimana 6 Kejadian
komposisinya ditinjau dari beberapa segi Ada 29 48,3
sehingga dapat dianalisis karakteristik Tidak Ada 31 51,7
responden. Analisi univariat pada

63
Berdasarkan tabel 4.1 dapat terhadap anak. Pengetahuan yang cukup 14
diketahui bahwa sebagian besar orang (48,3%) dikatakan ada kekerasan
responden di Perumahan Graha Athaya terhadap anak, sedangkan 10 orang
adalah dewasa awal yaitu 32 responden (32,3%) tidak ada kekerasan terhadap
(53,3%). Pekerjaan yang terbanyak dari anak. Dan pengetahuan yang kurang
responden di Perumahan Graha Athaya terdapat 5 orang (17,2%) ada kekerasan
adalah IRT (ibu rumah tangga) yaitu 24 terhadap anak, sedangkan 6 orang (19,4%)
responden (40%). Tingkat pendidikan dikatakan tidak ada kekerasan terhadap
yang terbanyak di Perumahan Graha anak.
Athaya adalah SMP 28 responden Hasil uji hipotesis dengan
(46,7%) dan sebagian besar tipe keluarga menggunakan uji chi-square, diperoleh p
di Perumahan Graha Athaya adalah value = 0,429, sedangkan α yang
keluarga inti yang berjumlah 58 keluarga digunakan 0,05. Jadi p value > α, 0,429 >
(96,7%). Tingkat pengetahuan keluarga 0,05. Maka Ho diterima, tidak terdapat
yang tertinggi di Perumahan Graha hubungan pengetahuan keluarga tentang
Athaya adalah baik dengan frekuensi 25 kekerasan pada anak dengan kejadian
responden persentase (41,7%). Kejadian kekerasan pada anak di Perumahan Graha
yang tertinggi di Perumahan Graha Athaya Kecamatan Siak Hulu Kabupaten
Athaya adalah tidak adanya kejadian Kampar. Jadi, pengetahuan yang baik tidak
kekerasan pada anak yaitu dengan menjamin seseorang untuk tidak
frekuensi 31 responden persentase melakukan kekerasan terhadap anak.
(51,7%).
Analisa bivariat dilakukan untuk PEMBAHASAN
melihat adanya hubungan variabel
independen (tingkat pengetahuan) dengan A. Hubungan tingkat pengetahuan dengan
variabel dependen (kejadian kekerasan), kejadian kekerasan pada anak
dengan uji analisis chi square. Hasil uji chi-square, diperoleh p value=
0,429, (p < α 0,05), artinya Ho ditolak,
Tabel 4.2 analisa bivariat hubungan
sehingga didapatkan hubungan yang
anatara variabel dependen (kejadian
bermakna antara tingkat pengetahuan
kekerasan) dan variabel independen
keluarga tentang kekerasan pada anak
(tingkat pengetahuan)
dengan kejadian kekerasan pada anak di
Perumahan Graha Athaya Kecamatan Siak
Penget Kejadian P vHaluuleu Kabupaten Kampar.
Ahuan Ada Tidak Ada TOTAL Dari hasil penelitian ini, peneliti
N % N % n % menyimpulkan usia dewasa awal (18-40
Baik 10 34,5 15 48,4 25 41,7 0,4 2 9
t a h un) 32 responden dengan persentase
53,3%. Penelitian ini sesuai dengan
Cukup 14 48,3 10 32,3 24 40
penelitian Aristina (2014), yang
Kurang 5 17,2 6 19,4 11 18,3
menyatakan bahwa pada usia dewasa awal
Total 29 100 31 100 60 100 merupakan periode penyesuaian diri
terhadap kehidupan baru, sikap-sikap baru,
Tabel 4.2 diketahui hubungan keinginan dan nilai-nilai baru dan tugas-
tingkat pengetahuan keluarga tentang tugas baru sebagai orang tua. Usia yang
kekerasan pada anak di Perumahan Graha tentunya masih produktif tingkat stresor
Athaya Kec. Siak Hulu Kab. Kampar yang yang masih sangat tinggi baik dari
pengetahuannya yang baik sebanyak 10 lingkungan maupun tempat kerja, dengan
orang (34,5%) yang dikatakan ada kondisi tersebut dari hasil penelitian
kekerasan terhadap anak, sementara 15 ternyata pengetahuan responden yang
orang (48,4%) tidak ada kekerasan terbanyak adalah baik meskipun usia

64
responden relative masih muda. anak yaitu 25 responden dengan
Selain itu, bimbingan dari orang persentase (41,7%), terdapat juga
tua baik dalam hal pengalaman keluarga yang memiliki
dan pengetahuan turut serta pengetahuan yang cukup 24
membantu para keluarga muda responden dengan persentase
dalam hal memahami informasi (40,0%) dan keluarga yang
yang diterima. memiliki pengetahuan kurang 11
Selain itu pendidikan salah responden dengan persentase
satu faktor yang mempengaruhi (18,3%). Penelitian ini sama
pengetahuan seseorang tentang dengan penelitian Aristina (2014)
perilaku kekerasan. Berdasarkan menyatakan bahwa pengetahuan
hasil penelitian ini pendidikan tinggi yang dimiliki seseorang
tertinggi yang didapat 28 akan terbentuknya prilaku yang
responden dengan persentase diharapkan sesuai dengan
(46,7%). Aristina (2014) pengalamannya. Tingkat
menyatakan bahwa pendidikan pengetahuan yang baik akan
menengah diselenggarakan untuk mampu mengaplikasikan informasi
melanjutkan dan meluaskan yang mereka terima dengan baik
pendidikan dasar untuk memiliki tentang prilaku kekerasan pada
kemampuan timbal balik dengan anak.
lingkungan sosial. Semakin tinggi Berdasarkan hasil penelitian
tingkat pengetahuan atau semakin ini, kejadian yang tertinggi adalah
tinggi tingkat pendidikan tidak adanya kekerasan pada anak
seseorang, maka akan semakin yaitu 31 responden dengan
baik seseorang menerima persentase (51,7%) dan adanya
informasi sehingga lebih mudah kekerasan pada anak dengan 29
menerapkannya (Notoadmodjo, responden persentase (48,3).
2005). Orang dengan pendidikan Kesimpulan dari hasil penelitian
tinggi mempunyai wawasan yang ini adanya hubungan tingkat
lebih luas, teman pergaulan yang pengetahuan keluarga tentang
lebih banyak, sehingga kekerasan pada anak dengan
mempunyai kesempatan untuk kejadian kekerasan pada anak di
mendapatkan masukan nasehat Perumahan Graha Athaya.
tentang perilaku kekerasan. Sehingga disimpulkan bahwa
Pekerjaan membuat tingkat pengetahuan keluarga yang
seseorang memperoleh baik tidak akan adanya kejadian
pengalaman dan pengetahuan kekerasan pada anak dikarenakan
yang luas baik dari lingkungan pengalaman dan pengetahuan
maupun dari luar tempat kerja. keluarga tentang kekerasan pada
Pekerjaan sebagian responden anak yang sangat luas. Sedangkan
pada penelitian ini yaitu ibu keluarga yang memiliki
rumah tangga 24 responden pengetahuan yang kurang akan
dengan persentase (40%), pada terjadinya kekerasan pada anak
lingkungan tempat tinggal ibu dalam mendidik dan membesarkan
serta komunitas seperti arisan, anak.
pengajian, PKK, dan lain
sebagainya. Ibu memperoleh pengetahuan serta pengalaman yang luas. Dengan pengetahuan
KESIMPULAN
Hasil penelitian ini dapat
dikatakan baiknya pengetahuan Berdasarkan penelitian yang
keluarga tentang kekerasan pada telah dilakukan yakni hubungan

65
pengetahuan keluarga tentang Huraerah, A. (2007). Child Abuse.
kekerasan pada anak dengan Bandung: Nuansa.
kejadian kekerasan pada anak di
Perumahan Graha Athaya Halawa, A. (2014). Hubungan
Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Pengetahuan Keluarga
Kampar kepada 60 responden Tentang Kekerasan Pada
dapat diambil kesimpulan sebagai Anak Dengan Tindakan
berikut: Tidak terdapatnya Prilaku Kekerasan Pada
hubungan pengetahuan keluarga Anak. Surabaya. Diperoleh
tentang kekerasan pada anak dari
dengan kejadian kekerasan pada file:///C:/Users/Asus/Down
anak di Perumahan Graha Athaya loads/61
Kecamatan Siak Hulu Kabupaten -106-1-SM%20(1).pdf
Kampar. Jadi, pengetahuan yang
Jhonson & Leny. (2010).
baik tidak seseorang untuk tidak
Keperawatan
melakukan kekerasan terhadap
Keluarga. Yogyakarta:
anak.
Nuha Medika.
DAFTAR PUSTAKA KPAI. (2011-2014). Data
Dewi, R. (2013). Dampak Kekerasan Pada Anak di
Kekerasan Anak Dalam Indonesia. Doc Pusdatin
Rumah Tangga Kabupaten LPA periode
Sitomundo. Jawa Timur.
Diperoleh dari Notoadmodjo, S. (2003).
http://repository.unej.ac.id/ Pendidikan Dan Prilaku
bitstrea Kesehatan. Jakarta: Rineka
m/handle/123456789/5766 Cipta.
8/Ratna
%20Dewi%20Anggraeni.p Sally. (2015). Hubungan Pola
df?seque nce=1 Asuh Orang Tua Dengan
Prilaku Bullying Pada
Dokumen Riau Online. (2015). Remaja SMK Negri 1
http://www.riauterkini.com Manado. E- jurnal
/sosial.p Keperawatan Manado.
hp?arr=115368&judul=5- Diperoleh dari
Tahun- Terakhir,-Terjadi- http://ejournal.unsrat.ac.id/in
431-Kasus- Kekerasan- dex.php/j
Perempuan-dan-Anak- di- kp/article/view/7474
Pekanbaru
Dokumen Pusat Data Indonesia Setya, Dina. (2015). Hubungan
LPA periode 2011-2014. Karakteristik Orang Tua
http://www.kpai.go.id/ber Dengan Pengetahuan
ita/kpai- pelaku- Orang Tua Tentang
kekerasan-terhadap-anak- Kekerasan Seksual Pada
tiap-tahun-meningkat/ Anak Usia Pra Sekolah Di
Kelurahan Grogol. Jakarta
Friedman, M. M. (2010). Selatan. Diperoleh dari
Keperawatan http://repository.uinjkt.ac.i
Keluarga. Jakarta: d/dspace
EGC.

66

Anda mungkin juga menyukai