Anda di halaman 1dari 5

Andi Isyraq Pradipta

A031171337

Manajemen dalam Lingkup Global

Di dunia yang tidak mengenal batas, para pelanggan tidak bisa lagi
membedakan dari negara mana mereka membeli berbagai produk. Bagi para
manajer yang berpikir global, dunia ini merupakan sumber-sumber ide, sumber
daya, informasi, tenaga kerja, dan pelanggan. Ada tiga kemungkinan sikap global,
yaitu pandangan etnosentris (yang berpendapat bahwa pendekatan dan praktik
kerja terbaik dimiliki oleh negara asal), pandangan polisentris (berpandangan
bahwa karyawan dinegara tuan rumah adalah yang terbaik), dan pendekatan
geosentris (berpendapat bahwa seorang manajer harus melakukan pendekatan
terbaik dan karyawan terbaik seantero dunia).

Berbagai tingkatan bagi para manajer memasuki kancah internasional


yaitu pertama pada tahap domestik, yaitu potensi pasar hanya terbatas negara asal,
baik fasilitas produksi maupun lokasi pemasaran. Kedua, tahap internasional
yaitu persaingan di setiap negara ditayangkan secara independen. Desain,
pemasaran, dan pengiklanan produk disesuaikan dengan kebutuhan. Ketiga, tahap
multinasional yaitu perusahaan memiliki fasilitas pemasaran dan produksi di
banyak negara. Tahap ini mengadopsi pendekatan globalisasi bahwa mereka
memasarkan produk serupa ke banyak negara. Keempat, tahap global yaitu
pembangunan perusahaan internasional melampaui batas-batas suatu negara dan
beroperasi secara global.

Ada berbagai cara untuk memasuki kancah internasional. Salah satunya


adalah dengan mencari sumber daya bahan baku atau tenaga kerja yang lebih
murah di luar negeri. Cara lainnya yaitu dengan memperluas pasar barang di luar
negeri melalui ekspor, lisensi (memastikan ketersediaan sumber daya bagi
perusahaan di negara lain untuk berpartisipasi dalam penjualan di luar negeri) ,
dan investasi langsung. Biaya yang diperlukan untuk memasuki kancah
internasional. Di urutan paling rendah ke tinggi yaitu, ekspor, outsourcing global,
lisensi, waralaba, akuisisi, greenfield venture.

Selain biaya, perlu diperhatikan juga keadaan lingkungan di negara yang


bersangkutan apabila ingin memperluas perusahaan di kancah internasional.
Lingkungan tersebut meliputi:

1. Lingkungan politik dan hukum, meliputi risiko politik,


pengambilalihan oleh pemerintah, tarif, kuota, pajak, terorisme,
guncangan politik, dan undang-undang regulasi.
2. Lingkungan ekonomi, meliputi pengembangan ekonomi,
infrastruktur, sumber daya dan pasar barang, pendapatan per
kapita, nilai tukar, kondisi ekonomi.
3. Sosial dan budaya, meliputi nilai-nilai sosial dan kepercayaan,
bahasa, agama, sistem kekerabatan, pendidikan formal, literasi, dan
orientasi waktu.

Perubahan paling mencolok di kancah bisnis internasional yaitu


berdirinya aliansi perdagangan regional dan dibuatnya persetujuan
perdagangan internasional. Aliansi-aliansi perdagangan tersebut meliputi:

1. GATT dan Organisasi perdagangan dunia. Ditandatangani oleh 23


negara pada tahun 1947 bermula sebagai sejumlah aturan untuk
memastikan non-diskriminasi, prosedur yang jelas, perundingan
untuk menyelesaikan perselisihan, dan partisipasi negara-negara
berkembang di kancah perdagangan internasional. Sedangkan,
WTO mencerminkan kematangan GATT dengan beralih menjadi
lembaga global yang dapat memonitor perdagangan internasional
dan memiliki kewenangan menangani permasalahan perdagangan.
2. Uni Eropa. Didirikan pada 1957 dengan tujuan meningkatkan
kondisi ekonomi dan sosial budayanya, dan terdiri dari 27 negara.
Tujuan uni Eropa adalah untuk menciptakan sistem pasar tunggal
yang tangguh bagi jutaan konsumen Eropa, yang memungkinkan
masyarakat, barang, dan jasa bergerak secara bebas.
3. Kesepakatan perdagangan bebas Amerika utara. Berlaku sejak 1
Januari 1994, mempersatukan Amerika serikat, Kanada, dan
Meksiko ke dalam sebuah blok perdagangan terbesar di dunia
dengan lebih dari 421 juta konsumen, dengan tujuan mendorong
pertumbuhan, investasi, meningkatkan ekspor.

Tanggung jawab sosial dan etika manajerial

Konsep dari tanggung jawab sosial telah dijelaskan dengan beberapa cara
yang berbeda. Kita dapat memahami konsep itu lebih baik bila kita
membandingkannya dengan dua konsep yang serupa yaitu kewajiban sosial dan
responsivitas sosial. Kewajiban sosial adalah keterlibatan perusahaan dalam aksi
sosial dikarenakan kewajibannya untuk memenuhi tanggung jawab ekonomi dan
hukum. Penasihat yang paling lantang berbicara mengenai pendekatan ini yaitu
Nobel Milton Friedman, yang berargumentasi bahwa tanggung jawab utama
manajer adalah mengoperasi bisnis demi kepentingan terbaik pemegang saham,
yang perhatian utamanya adalah keuangan. Responsivitas sosial adalah tanggung
jawab sosial manajer bukan sekedar menghasilkan keuangan, tetapi juga termasuk
melindungi dan meningkatkan kesejahteraan sosial. Manajer dalam perusahaan ini
dipandu oleh norma dan nilai sosial dalam membuat keputusan praktis dan
berorientasi pasar mengenai tindakannya.
Tanggung jawab sosial didefinisikan sebagai intensi bisnis, melampaui
kewajiban hukum dan ekonominya, untuk melakukan hal yang benar dan
bertindak dengan cara yang baik untuk masyarakat. Ada hubungan antara
keterlibatan sosial dengan kinerja ekonomi, yaitu tindakan sosial perusahaan tidak
merugikan kinerja ekonominya. Akibatnya merebaknya tekanan politik dan sosial
untuk terlibat secara sosial, manajer mungkin harus mempertimbangkan masalah
dan tujuan sosial ketika mereka melakukan aktivitas perencanaan, pengelolaan,
kepemimpinan dan pengendalian.

Faktor yang menentukan tindakan beretika dan tidak beretika yaitu


tingkatan perkembangan moral, karakteristik individual, kemampuan
mengendalikan, variabel struktural, budaya organisasi, intensitas masalah.
Adapun kiat spesifik di mana manajer dapat mendorong perilaku etis dan
menciptakan program etika yang komprehensif yaitu:

a. Pemilihan karyawan. Proses seleksi harus dipandang sebagai


kesempatan untuk mempelajari tingkat pengembangan moral, nilai
personal, kekuatan ego, dan kemampuan mengontrol seorang individu
b. Kode etik dan peraturan keputusan. Ketidakpastian mengenai apa yang
etis dan apa yang tidak dapat menjadi problem bagi karyawan. Kode
etik merupakan pernyataan formal dari nilai organisasi dan peraturan
etika yang diharapkan dipatuhi karyawan, merupakan pilihan yang
populer untuk mengurangi ketidakjelasan.
c. Kepemimpinan manajer tingkat atas. Melakukan bisnis secara ets
membutuhkan komitmen dari para manajer karena merekalah yang
berdiri menyangga nilai-nilai bersama dan memberikan nuansa
budaya.

Tanggung jawab sosial dan masalah etika di dunia masa kini ada tiga,
yang pertama yaitu mengelola kegagalan moral dan kebobrokan sosial
yang dapat ditindaklanjuti dengan memilih pimpinan yang beretika dan
perlindungan bagi karyawan yang mengangkat isu etika. Kedua
mendorong enterpreneurship sosial (individu atau organisasi yang mencari
kesempatan untuk memajukan masyarakat dengan melakukan pendekatan
praktis, inovatif, dan berkelanjutan. Ketiga, bisnis mempromosikan
perubahan sosial yang positif yang dapat dilalui dengan filantropi
perusahaan dan usaha sukarelawan karyawan.

Anda mungkin juga menyukai