SKRIPSI
DiajukankepadaFakultasEkonomidanBisnis
UntukMemenuhiPersyaratanMeraihGelarSarjana Ekonomi
Disusun Oleh :
Rilo Wahyudi
NIM:1113085000049
1
i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Rilo Wahyudi
Alamat :Jl. H. Ilyas RT 004/03 No.39, Rempoa, Ciputat
Timur, Tangerang Selatan, Banten, Indonesia.
Telepon : 08978336924
Email : rilowhd74@gmail.com
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 29 Oktober 1995
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
B. PENDIDIKAN FORMAL
Tahun Tahun
Pendidikan Nama Lembaga Kota
Masuk Keluar
SD SDN Cempaka Putih Tangerang
2002 2007
Selatan
SMP SMP Muhammadiyah 8 Jakarta 2007 2010
SMA SMA Negeri 108 Jakarta 2010 2013
Perguruan UIN Syarif Hidayatullah Tangerang
2013 2017
Tinggi Jakarta Selatan
v
C. PENGALAMAN ORGANISASI
D. KEMAMPUAN
Mampu bekerja secara tim maupun individu
Mampu mengoperasikan Microsoft Office (Wors, Excel dan Powerpoint)
Mampu berkomunikasi dengan baik
vi
ABSTRACT
The purpose of this study is to examine the effects of Return On Assets (ROA),
third party funds, inflation and BI rate on margin rate of murabaha. This study
took sample from five of the sharia banking in Indonesia in a span of January
2012 until December 2015. The study is using the method of analysis on the regression
panel data by using program Eviews 9.0.This study using panel data regression
methods to test the hyphothesis. With the Fixed Effect Model (FEM) method.
The result show that according parcial third parti fundspositive significant
influence to margin murabaha wtih the sig. 0.0170<0.005. BI rate positive significant
influence to margin murabaha wtih the sig. 0.0099<0.005. Return On Asset (ROA) not
influence to margin murabaha wtih the sig. 0.2499>0.005. Inflationnot influence to
margin murabaha wtih the sig. 0.0821>0.005. The result show that according simultan
ROA, third parti funds, inflation and BI rate significant influence to margin murabaha
wtih the sig. 0.00000<0.005.
Key words : FEM, Return On Asset (ROA), third parti funds, inflation, BI rate,
margin of murabaha.
vii
ABSTRAK
Kata kunci : FEM, Return On Asset (ROA), Dana Pihak Ketiga (DPK), inflasi,
BI rate, margin murabahah.
viii
KATA PENGANTAR
ix
7. Teman-teman Perbankan Syariah 2013 yang sudah menenami dan selalu
memberikan motivasi selama kuliah, especially for my beloved Ajeng Kurnia
Rahmawatiningrum yang selalu menemani dikala letih dan lara.
8. Teman-teman HMJ Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
9. Teman-teman BEM FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Sahabat-sahabati KOMFEIS yang selalu memberikan banyak pembelajaran
berorganisasi sekaligus berkeluarga.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh sebab
itu, penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun untuk
pencapaian yang lebih baik.
Rilo Wahyudi
x
DAFTAR ISI
xi
G. BI rate ...................................................................................................50
H. Penelitian Sebelumnya ..........................................................................52
I. Kerangka Pemikiran ...............................................................................61
J. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis ...........................62
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................67
A. Ruang Lingkup Penelitian .....................................................................67
B. Metode Penentuan Sampel ....................................................................67
C. Metode Pengumpulan Data ...................................................................70
D. Metode Analisis Data ............................................................................71
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................................86
LAMPIRAN ........................................................................................................140
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR GRAFIK
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
Pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang sesuai syariah telah menjadi
bagian dari tradisi umat Islam sejak zaman Rasulullah Saw. Praktik-praktik seperti
menerima titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi dan untuk
keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang, telah lazim dilakukan sejak
uang, ada yang melaksanakan fungsi pengiriman uang dan ada pula yang
menyalurkan dana dan melakukan transfer dana telah menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan umat Islam. Jelas di zaman Rasulullahh Saw. fungsi
Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang beroperasi tidak ubahnya
golongan besar, yaitu bank konvensional dan bank syariah. Bank konvensional
bunga, sedangkan bank syariah adalah bank yang menjalankan usahanya atau
operasionalnya berdasarkan syariat Islam yang tidak mengenal adanya istilah riba
1
atau bunga (Supriyono, 2010). Sedangkan menurut Karim (2004) bank syariah
merupakan suatu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima
beroperasi dengan prinsip bagi hasil atau menggunakan prinsip bunga secara
yang sesuai dengan prinsip syariah, sekaligus menjadi pesaing langsung lembaga
keuangan konvensional dalam produk dan jasa yang ditawarkan (Ascarya, 2006).
keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Krisis moneter yang terjadi pada tahun
syariah dapat tetap eksis dan mampu bertahan. Tidak hanya itu, ditengah-tengah
krisis keuangan global yang melanda dunia pada ujung akhir tahun 2008, lembaga
2
keuangan syariah kembali membuktikan daya tahannya dari terpaan krisis (Hasan,
2014).
aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang terus mngalami
peningkatan setiap tahunnya, hal tersebut dapat dilihat pada grafik 1.1 yang
menunjukkan perkembangan total aset gabungan dari Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah pada tahun 2008-2016. Menurut Statistik Perbankan Syariah
(SPS) yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai dengan Juli
2016 total aset perbankan syariah telah mencapai 305,5 triliun rupiah.
Grafik 1.1
Total Aset Perbankan Syariah Tahun 2008 – Juli 2016
(dalam triliun rupiah)
296.2 305.5
272.3
242.2
195
145.4
97.5
66.1
49.5
Total Aset
3
Produk penyaluran dana (Pembiayaan) pada bank syariah dapat dikategorikan
menjadi tiga prinsip, yaitu prinsip jual-beli dengan akad murabahah, salam dan
sewa dengan akad ijarah dan ijarah muntahiya bit tamlik (IMBT) (Karim, 2013).
pembiayaan tersebut laku di pasaran, realitanya hanya tiga jenis pembiayaan yang
selalu mendominasi portofolio dari setiap laporan keuangan Bank Umum Syariah
setiap tahunnya, hal tersebut dapat dilihat pada grafik 1.2 yang menunjukkan
Grafik 1.2
Pembiayaan Perbankan Syariah Tahun 2014 - 2016
pembiayaan lain
Mudharabah 7%
7%
Murabahah
Musyarakah 58%
28%
waktu 3 tahun terakhir mencapai 632 triliun rupiah, dengan porsi 365.1 triliun
disalurkan pada murabahah, 175.7 triliun pada musyarakah dan 43,9 triliun pada
4
Transaksi yang paling banyak dilakukan oleh bank syariah saat ini adalah
Salah satu alasannya adalah dalam murabahah ini risiko bagi bank syariah lebih
kecil (Wiroso, 2011). Hal tersebut membuat akad murabahah menjadi akad yang
paling banyak dipilih bank syariah dalam pembiayaan dan dipilih nasabah dalam
flow dan waktu pembiayaan sudah ditetapkan dan ditentukan sejak awal kontrak
yang memungkinkan tidak banyak timbulnya risiko yang akan diderita oleh pihak
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan
dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli (Karim,
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.
Secara sederhana nilai margin dapat diketahui melalui biaya yang telah
dikeluarkan (cost recovery), cost recovery bisa didekati dengan membagi proyeksi
Margin murabahah dalam konteks ini adalah cost recovery ditambah dengan
keuntungan yang diinginkan bank. Keuntungan yang diinginkan bank inilah yang
5
atas margin yang diberikan mengacu pada suku bunga pasar yang berlaku dalam
hal ini adalah BI rate, sementara bank syariah merupakan bank yang dalam
ALCO (Asset Liabilities Committe) bank syariah (Karim, 2013). tabel 1.1 menyajikan
rata-rata margin yang diberikan kepada para nasabah pembiayaan murabahah oleh
Tabel 1.1
Persentase Margin Murabahah Bank Umum Syariah
Tahun Persentase Margin
Murabahah
2010 15.32%
2011 14.72%
2012 13.69%
2013 13.18%
2014 13.68%
2015 13.37%
Juli 2016 12.92%
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (OJK), data diolah
fluktuatif dan tidak menentu, hal tersebut yang menjadikan margin pembiayaan
murabahah ini menarik untuk diteliti. Belum adanya aturan syariah yang
perbankan adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dapat
6
dikaitkan dengan pengambilan kebijakan dan strategi operasional bank. Sementara
faktor eksternal bank (faktor yang berasal dari luar perusahaan), meliputi
kebijakan moneter, fluktuasi nilai tukar, tingkat inflasi, volatilitas tingkat bunga
Penelitian ini akan mencari faktor-faktor apa saja yang menentukan besar
atau kecilnya margin murabahah yang diberikan oleh bank syariah kepada
Faktor internal bank terdiri dari rasio Return On Asset (ROA) dan Jumlah Dana
Pihak Ketiga (DPK) yang terhimpun. Serta faktor eksternal bank yang terdiri dari
setelah bunga dan pajak atas total aktiva. Hasil pengembalian total aktiva atau
dengan penggunaan alternatif dari dana tersebut. Sebagai salah satu ukuran
Grafik 1.3
Pergerakan ROA dan Margin BUS Tahun 2013 – Juli 2016
13.18% 13.68% 13.37% 12.92%
Margin
ROA 1.43%
0.41% 0.49% 0.63%
7
Rasio ROA yang baik mencerminkan manajemen yang efektif dalam
manajemen harus cermat dalam setiap kegiatan usaha bank, termasuk dalam
marginnya.. ROA merupakan cerminan laba yang dicetak oleh bank, maka
semakin tinggi ROA semakin tinggi pula margin murabahah yang dicetak. Akan
tetapi dari grafik 1.3 tidak terlihat pergerakan yang sejalan antara ROA dengan
margin murabahah.
kecilnya margin murabahah dipengaruhi oleh rasio Return On Asset (ROA) yang
dimiliki bank, rasio ROA yang baik akan membuat ekspektasi masyarakat
terhadap suatu bank menjadi tinggi, rasio ROA yang baik menyebabkan keinginan
Dana Pihak Ketiga (DPK), dalam perbankan syariah DPK dapat berbentuk giro,
tabungan dan deposito. Bank berkewajiban untuk menjaga kelikuiditasan dana ini
dan berkewajiban untuk memberi insentif atau bonus kepada para pemilik dana.
8
Pembiayaan murabahah merupakan produk yang ideal bagi bank syariah
dalam menyalurkan DPK, disamping risiko yang kecil, bank syariah juga harus
menjaga kelikuiditasan dana ini, karena dana ini dapat diambil kapan saja oleh
pemilik dana. Semakin banyak Dana Pihak Ketiga yang terhimpun, semakin besar
pula kewajiban bank dalam memberi nisbah bagi hasil. Nisbah bagi hasil yang
dibagikan kepada pemilik dana diperoleh dari laba daari setiap kegiatan usaha,
yang telah terhimpun. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, DPK yang
maka margin yang ditetapkan harus memperhatikan jumlah DPK yang ada.
Selain faktor internal bank faktor eksternal bank juga dapat mempengaruhi
margin murabahah yang diinginkan, faktor eksternal tersebut yaitu inflasi dan BI
rate. Semakin tinggi inflasi semakin mahal juga komoditas yang diperjual-
harga beli atas komoditas tersebut menjadi mahal dan bank syariah juga akan
menjual komoditas tersebut dengan harga jual yang tinggi pula kepada nasabah.
harga, pencetakan uang dan sebagainya) dengan tingkat pendapatan yang dimiliki
9
oleh masyarakat (Putong, 2003). Pendapatan masyarakat yang rendah serta harga
barang-barang yang tinngi akan mengurangi margin yang didapatkan oleh bank
melalui murabahah, karena inflasi yang tinngi menyebabkan daya beli masyarakat
berkurang.
yang dalam hal ini keputusan pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan
angsuran bersifat fixed sampai akad berakhir, jika dalam periode akad ternyata BI
rate melonjak naik maka bank akan mengalami kerugian usaha. Jadi bank-bank
margin, meskipun hal tersebut tidak sesuai dengan teori bahwa bank syariah tidak
dipengaruhi oleh tingkat suku bunga (BI rate). Hal ini didukung oleh penelitian
murabahah.
BI rate adalah suku bunga dengan tenor satu bulan yang diumumkan oleh
bank Indonesia secara periodik untuk jangka waktu tertentu yang berfungsi
10
menurut kamus bank Indonesia, BI rate adalah suku bunga kebijakan yang
mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank
Pergerakan margin murabahah, inflasi dan BI rate dapat dilihat pada Grafik
1.4 yang akan menunjukkan pergerakan antara tingkat margin murabahah, inflasi
Grafik 1.4
Pergerakan Margin Murabahah, Inflasi dan BI rate
15.43%
13.18% 13.36% 12.98%
yang perlu dicermati adalah pergerakan yang sama antara margin murabahah dan
dengan margin murabahah karena hanya pada tahun 2015 dimana margin dan
Telah banyak studi yang meneliti tentang faktor apa saja yang mempengaruhi
pembiayaan dan bagi hasil DPK sebagai variabel, ia menemukan hanya variabel
bagi hasil DPK yang berpengaruh terhadap margin murabahah. Hal ini sejalan
11
dengan (Zaenuri, 2012) dimana ia menemukan signifikansi antara DPK terhadap
margin murabahah. Namun hal tersebut tidak sejalan dengan penelitian (Izzuddin,
murabahah. Penelitian yang dilakukan (Pisol dkk, 2012) pada bank syariah di
namun variabel OER tidak berpengaruh. Hal ini sejalan dengan penelitian
murabahah. Namun tidak sejalan dengan (Rahma, 2016). Lin Purwaningsih dalam
Biaya operasional, Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan suku bungapinjaman bank
konvensional dan target laba. Secara keseluruhan hanya variabel target laba yang
BOPO, Inflasi dan tingkat suku bunga (Satya, 2013). Ia menemukan hanya
variabel inflasi dan FDR yang berpengaruh terhadap margin murabahah, hal ini
antara inflasi dengan margin murabahah. Hal tersebut juga tidak sejalan dengan
12
(Fakhrina, 2015) dan (Sari, 2012) yang menemukan pengaruh antara BI rate
dengan margin murabahah. Penelitian yang dilakukan pada bank syariah di Iran
dan Malaysia oleh (Zandi dan Arriffin, 2012) menemukan bahwa dalam
menentukan tingkat margin keuntungan bank syariah di Iran dan Malaysia masih
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis akan meneliti lebih lanjut dalam
bentuk skripsi dengan judul “Pengaruh ROA, DPK, Inflasi dan BI Rate
B. Rumusan Masalah
5. Apakah ROA, DPK, Inflasi dan BI rate secara simultan berpengaruh terhadap
13
6. Variabel manakah yang paling dominan mempengaruhi margin murabahah
C. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
5. Untuk menjelaskan dan mengetahui seberapa besar ROA, DPK, Inflasi dan
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
14
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk mendapatkan
(S1).
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peserta didik di
bangku kuliah untuk kepentingan kegiatan belajar mengajar dan juga bagi peneliti
3. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini juga sangat berguna untuk dijadikan bahan pertimbangan
Penelitian ini juga berguna bagi bank syariah untuk dijadikan sarana informasi
4. Bagi Nasabah
Penelitian ini dapat dijadikan sarana informasi bagi para nasabah bank
para nasabah dapat memilih pembiayaan murabahah yang ideal dan kapan waktu
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Struktur Modal
belanja perusahaan, apakah dengan cara menggunakan utang, ekuitas, atau dengan
pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen dan
utang jangka panjang dengan modal sendiri (Rodoni dan Ali, 2014).
paduan sumber yang berasal dari dana jangka panjang yang terdiri dari dua
sumber utama, yaitu berasal dari internal dan eksternal perusahaan (Rodoni dan
Ali, 2014).
Struktur modal terbagi pada dua bagian penting, Capital structure (struktur
modal) terdiri dari debt dan equity. Nilai perusahaan didefinisikan sebagai
penjumlahan nilai dari utang dan ekuitas perusahaan (Rodoni dan Ali, 2014).
Untuk mencari nilai perusahaan kita dapat mencarinya dengan rumus sebagai
berikut:
16
V=B+S
Di mana:
V = nilai perusahaan
Menurut (Rodoni dan Ali, 2014), permasalahan dalam struktur modal adalah
digunakan dengan mencari paduan dana yang dapat meminimumkan biaya modal
perusahaan dan dapat memaksimalkan harga saham. Jika perpaduan tersebut dapat
B. Pembiayaan
yang terkumpul kepada anggota pengguna dana, memilih jenis usaha yang akan
dibiayai agar diperoleh jenis usaha yang produktif, menguntungkan dan dikelola
oleh anggota yang jujur dan bertanggung jawab. Sementara menurut (Wiroso,
tagihan yang dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
17
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan dan
kesepakatan pinjam meminjam antara lembaga keuangan dan pihak lain yang
Dalam sistem pembiayaan ini terdapat beberapa konsep yang diterapkan oleh
bank syariah dalam memberikan modal ataupun kredit bagi nasabah perbankan,
antara lain dengan menggunakan sistem kerjasama atau bagi hasil, sistem
itu menggunakan akad yang disesuaikan dengan akad yang ada dalam hukum fiqh
garis besar produk pembiayaan syariah terbagi ke dalam empat kategori yang
ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual.
18
a. Pembiayaan Murabahah
Murabahah, yang berasal dari kata ribhu (keuntungan), adalah transaksi jual-
penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli
b. Pembiayaan Salam
belum ada. Oleh karena itu, barang diserahkan secara tangguh sementara
nasabah sebagai penjual. Sekilas transaksi ini mirip jual beli ijon, namun
dalam transaksi ini kuantitas, kualitas, harga dan waktu penyerahan barang
c. Pembiayaan Istishna’
prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual-beli, tapi perbedaannya terletak pada
objek transaksinya. Bila pada jual-beli objek transaksinya adalah barang, pada
19
Pada akhir masa sewa, bank dapat saja menjual barang yang pada nasabah,
karena itu dalam perbankan syariah dikenal ijarah muntahhiya bittamlik (sewa
yang diikuti dengan perpindahannya kepemilikan). Harga sewa dan harga jual
sebagai berikut:
a. Pembiayaan Musyarakah
sama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka miliki secara bersama-
sama. Semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih dimana
b. Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah adalah bentuk kerja sama antara dua belah pihak atau lebih
4. Akad Pelengkap
akad pelengkap. Akad pelengkap ini tidak ditujukan untuk mencari keuntungan,
20
a. Hiwalah (Alih Utang-Piutang)
b. Rahn (Gadai)
c. Qardh
dalam empat hal, yaitu: sebagai pinjaman talangan haji, sebagai pinjaman
tunai dari produk kartu kredit, sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil dan
d. Wakalah (Perwakilan)
C. Pembiayaan Murabahah
jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati,
dimana penjual harus member tahu harga produk yang ia beli dan menentukan
21
suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Sementara menurut (Djuwaini,
2010), murabahah merupakan salah satu jual beli amanan (atas dasar
nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok
antara bank dan nasabah dimana bank syariah membeli barang yang diperlukan
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Hal
yang membedakan murabahah dengan penjualan yang biasa kita kenal adalah
penjual secara jelas member tahu kepada pembeli berapa harga pokok barang
tersebut dan berapa besar keuntungan yang diinginkannya. Pembeli dan penjual
Murabahah menurut (Wiroso, 2005) adalah kegiatan terpenting dari jual beli
dan prinsip dengan akad ini mendominasi pendapatan bank di bank syariah. atas
22
aliran kas masuk atas pendapatan margin. Sehingga pendapatan margin
juga memberikan definisi tentang murabahah dalam Penjelasan Pasal 19 ayat (1)
huruf D. Menurut Penjelasan Pasal 19 ayat (1) huruf D tersebut, yang dimaksud
jual beli yang harus tunduk pada kaidah hukum umum jual beli yang berlaku
dana pihak ketiga yang ada kepada para nasabah yang memerlukan pembiayaan
(Karim, 2006).
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati yang oleh penjual dan
pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainty contract (yakni
memberikan kepastian pembiayaan baik dari segi jumlah maupun waktu, cash
flownya bisa diprediksi dengan relatif pasti, karena sudah disepakati oleh kedua
23
certainty contract karena dalam Murabahah ditentukan berapa requaired rate of
perbankan syariah, pada prinsipnya didasarkan pada dua elemen pokok, yaitu
harga beli serta biaya yang terkait dan kesepakatan atas mark-up. Ciri dasar
pokok barang dan batas mark-up harus ditetapkan dalam bentuk persentase
2. Apa yang dijual adalah barang atau komoditas dan dibayar dengan uang.
3. Apa yang diperjualbelikan harus ada dan dimiliki oleh penjual dan penjual
4. Pembayaran ditangguhkan.
para nasabah guna pembelian barang meskipun mungkin nasabah tidak memiliki
murabahah dalam operasi investasi perbankan syariah, antara lain (Saeed, 1996):
24
dengan keuntungan bank-bank berbasis bunga yang menjaadi saingan bank-
bank Islam.
dengan benar, dimana telah dijelaskan bahwa jual-beli dengan cara hutang piutang
harus ada pencatatannya dan dilarang ada unsur riba di dalamnya. Barang yang
a. Al-Quran
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
kepadamu”(QS 4:29)
25
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan
sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya
dalamnya”(QS. 2:275)
“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah
semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS. 2:280)
26
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi´ar-syi´ar
yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya,
berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau
27
mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi
dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka
(boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang
apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu,
demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan
kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika)
dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu
b. Al-Hadits
“Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka” (HR. Al-
28
gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga bukan untuk
Muslim).
1) Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba.
29
4) Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri,
dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan
ini Bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada
nasabah.
dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah
30
disepakatinya, karena secara hukum janji tersebut mengikat; kemudian
4) Dalam jual beli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar
6) Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung oleh
7) Jika uang muka memakai kontrak „urbun sebagai alternatif dari uang
muka, maka
pesanannya.
dipegang.
31
Secara prinsip, penyelesaian utang nasabah dalam transaksi murabahah
tidak ada kaitannya dengan transaksi lain yang dilakukan nasabah dengan
pihak ketiga atas barang tersebut. Jika nasabah menjual kembali barang
diperhitungkan.
penyelesaian utangnya.
32
3. Skema Murabahah
Menurut (Nurhayati dan Wasilah, 2013), ada dua jenis akad murabahah,
yaitu:
dipesannya.
penurunan nilai tersebut menjadi bebean penjual dan akan mengurangi nilai
akad.
Gambar 2.1
Murabahah Dengan Pesanan
33
b. Murabahah tanpa pesanan; murabahah jenis ini tidak bersifat mengikat
Gambar 2.2
Murabahah Tanpa Pesanan
Gambar 2.3
Pembayaran Cicilan
Gambar 2.4
Pembayaran Tunai
34
c. Skema Murabahah
Gambar 2.5
Skema Murabahah
Menentukan margin keuntungan dan nisbah bagi hasil pada bank syariah
pembiayaan yang berbasis Natural Certainty Contracts (NCC), yakni akad bisnis
yang memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah (amount) maupun
35
waktu (timing), seperti pembiayaan ijarah, ijarah muntahia bit tamlik, salam,
perhitungan margin keuntungan secara harian, maka jumlah hari dalam setahun
berdasarkan rekomendasi, usul dan saran dari tim ALCO bank syariah,
kompetitor langsung.
kompetitor langsung.
4) Acquiring Cost
36
Acquiring Cost adalah biaya yang dikeluarkan bank yang langsung
5) Overhead Cost
Overhead Cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh bank yang tidak
Menurut (Karim, 2013) angsuran harga jual terdiri dari angsuran harga
menurun.
secara tetap dan jumlah angsuran dibayar nasabah tetap setiap bulan.
37
3) Margin Keuntungan Flat
tingkat margin keuntungan pembiayaan dan pola tagihan atau jatuh tempo
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa dalam menghitung angsuran dapat
38
a. Margin Keuntungan Annuitas
Tabel 2.1
Margin Keuntungan Annuitas
Contoh:
(1+(𝑀𝑅𝐺/12))𝐾−1
APPB (k) = Harga pokok (k) = [ ] x PLFN x (MRG/12)
(1+(𝑀𝑅𝐺/12))𝐽𝐾𝑊−1
(1+(𝑀𝑅𝐺/12))𝐽𝑊𝐾−1
AMPB (k) =Margin keuntungan(k)=[ ]–1 x Harga Pokok (k)
(1+(𝑀𝑅𝐺/12))𝑊−1
39
Angsuran harga pokok (3) =
1+0.0133 3−1
[ 1+0.0133 12 − 1
] x 100,000,000 x 0.0133 = Rp.7,948,478.09
1+0.0133 12
[ 1+0.0133 3−1
-1 ] x 7,948,478.09 = Rp.1,122,447.72
Tabel 2.2
Margin Keuntungan Rata-rata
Contoh:
Angsuran (i)
= harga pokok (i) + Margin keuntungan (i), untuk I = 1 s/d JWK
40
Harga Pokok
Margin Keuntungan
Total = Rp.9,053,333.33
Tabel 2.3
Margin Keuntungan Menurun
Contoh:
1. Nasabah dengan plafond, PLFN = Rp.100,000,000.00
2. Jangka waktu pembiayaan 1 tahun
3. Tingkat margin keuntungan setahun, MRG = 16%
Angsuran (2)
Angsuran Harga Pokok + Angsuran Margin Keuntungan
Rp.8,333,333.33 + Rp.1,222,222.22 =Rp.9,555,555.55
Dan seterusnya sampai angsuran selesai
41
d. Margin Keuntungan Angsuran Flat
Tabel 2.4
Margin Keuntungan Flat
Contoh:
- Nasabah dengan plafond, PLFN = Rp.100,000,000.00
- Jangka waktu pembiayaan dalam bulan, JWK = 12, atau 1 tahun
- Tingkat margin keuntungan setahun, MRG = 16%
- k = angsuran ke 1,2,3…,… dan seterusnya.
setelah bunga dan pajak atas total aktiva. Hasil pengembalian total aktiva atau
42
dengan penggunaan alternatif dari dana tersebut. Sebagai salah satu ukuran
rata-rata aktiva (Average Assets). Keuntungan bagi paara pemilik bank merupakan
hasil dari tinggkat keuntungan (Profitability) dan tingkat laverage yang dapat
dipakai.
Menurut (Arifin, 2006) terdapat 2 (dua) rasio yang biasanya dipakai untuk
mengukur kinerja bank. Salah satunya yaitu rasio Return on Assets (ROA). ROA
dipakai.
Semakin tinggi nilai rasio Return On Asset (ROA) maka diasumsikan semakin
baik kinerja bank dalam mengelola ekuitasnya. Secara umum belum ada batasan
minimal ROA ini dianggap baik, namun untuk melihat Return On Asset suatu
Tabel 2.5
Klasifikasi Tingkat ROA Menurut BI
Tingkat ROA Predikat
Diatas 1,22% Sehat
0,99% - 1,22% Cukup Sehat
0,77% - 0,99% Kurang Sehat
Dibawah 0,77% Tidak Sehat
43
Sumber: www.bi.go.id
Berdasarkan tabel 2.5, semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar
pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula
Penghimpunan dana masyarakat yang dilakukan oleh bank yang biasa disebut
Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan
operasional bank. Dana pihak ketiga ini relative lebih mudah dan dominan asalkan
dapat memberikan bunga dan fasilitas yang menarik bagi masyarakat (Kasmir,
2002).
Dana pihak ketiga adalah dana yang dihimpun oleh perusahaan yang berasal
dari bank timbul jika nasabah bank menyetorkan uang tunai atau cek-cek ke bank.
besar persediaan uang tersebut dalam jumlah tertentu dapat digunakan oleh bank
44
Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi proses pertumbuhan ekonomi
adalah pembentukan modal, dimana sumber pengarahan modal dalam negeri yang
Menurut (Ismail, 2010) Dana Pihak Ketiga biasanya lebih dikenal dengan
dana masyarakat, merupakan dana yang dihimpun oleh bank yang berasal dari
1. Giro
Giro adalah bentuk simpanan nasabah yang tidak diberikan bagi hasil, dan
atau yayasan dan atau bentuk badan hukum lainnya dalam proses keuangan
mereka. Dalam giro meskipun pihak bank tidak memberikan bagi hasil, namun
pihak bank berhak memberikan bonus kepada nasabah yang besarnya tidak
2. Tabungan
berdasarkan mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu
yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, atau alat lainnya
45
Tabungan adalah bentuk simpanan nasabah yang bersifat likuid, hal ini
membutuhkan, namun bagi hasil yang ditawarkan kepada nasabah penabung kecil.
yang lebih minimal biaya bagi pihak bank karena bagi hasil yang ditawarkannya
pun kecil namun biasanya jumlah nasabah yang menggunakan tabunga lebih
3. Deposito
tertentu, jangka waktu tertentu dan bagi hasilnya lebih tinggi daripada tabungan.
Nasabah membuka deposito dengan jumlah minimal tertentu dengan jangka waktu
yang telah disepakati, sehingga nasabah tidak dapat mencairkan dananya sebelum
jatuh tempo yang telah disepakati, akan tetapi bagi hasil yang ditawarkan jau lebih
F. Inflasi
Secara teori inflasi berpengaruh terhadap dunia perbankan sebagai salah satu
institusi keuangan. Sebagai lembaga yang fungsi utamanya sebagai mediasi, bank
sangat renntan dengan resiko inflasi terkait dengan mobilitas dananya (Rivai,dan
Andria 2009). Secara umum inflasi berarti kenaikan tingkat harga secara umum
dari barang/komoditas dan jasa selama suatu periode tertentu (Karim, 2008.).
1. Karakteristik Inflasi
46
Menurut (Rahardja dan Manurung, 2005), iInflasi adalah kenaikan harga
barang-barang yang bersifat umum dan terus-menerus. Dari definisi ini, ada tiga
komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi:
a. Kenaikan harga
Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi daaripada
harga periode sebelumnya. Misalnya, harga sabun mandi 80 gram per unit
sabun per unit hari ini Rp 100,00 lebih mahal dibanding harga kemarin. Dapat
dikatakan telah terjadi kenaikan harga sabun. Perbandingan tingkat harga bisa
Misalnya, pada musim paceklik harga beras bisa mencapai Rp 3000,00 per
kilogram. Sebab harga gabah telah naik. Tetapi di musim panen, harganya
dapat lebih murah, karena harga gabah juga biasanya lebih murah. Dengan
demikian, dapat dikatakan pada musim paceklik selalu terjadi kenaikan harga
beras.
b. Bersifat Umum
buah mangga harum manis di Jakarta, jika belum musimnya dapat mencapai
Rp 10.000,00 per kilogram. Tetapi jika sudah musimnya, sekitar akhir tahun,
dapat dibeli hanya dengan harga Rp 4.000,00 – 5.000,00 per kilogram. Jadi
47
harga mangga pada periode-priode tertentu akan mengalami kenaikan dua
sampai tiga kali lipat. Tetapi kenaikan harga mangga yang sangat tajam
Ceritanya akan lain jika yang naik adalah harga bahan bakar minyak
harga BBM, harga-harga komoditas lain turut naik. Karena BBM merupakan
Jika harga mangga harum manis naik, harga BBM belum tentu naik.
Tetapi jika harga BBM naik, harga mangga harum manis di Jakarta pasti naik.
Sebab, biaya transportasinya naik. Kenaikan harga BBM juga membuat harga
lebih mahal. Bahkan, kenaikan harga BBM akan mengundang kaum buruh
menuntut kenaikan upah harian, untuk memelihara daya daya beli mereka.
c. Berlangsung Terus-Menerus
inflasi, jika terjadinya hanya sesaat. Karena itu perhitungan inflasi dilakukan
dalam rentang waktu minimal bulanan. Sebab dalam sebulan akan terlihat
yang lebih panjang adalah triwulan dan tahunan. Jika pemerintah melaporkan
48
bahwa inflasi tahun ini adalah 10%, berarti akumulasi inflasi adalah 10% per
masyarakat.
tahun tertentu. Atau dengan kata lain, adanya penurunan dari nilai mata uang yang
berlaku. (Sukirno, 2000) menyatakan ada 3 akibat penting dari inflasi yang terkait
sektor produktif.
tinggi tingkat inflasi maka makin tinggi pula tingkat bunganya. Tingkat bunga
49
dengan rendahnya investasi maka investor juga akan mengurangi hutang di
datang
akan masuk dan investasi di Negara tersebut. Para investor akan berfikir lagi
Tabel 2.6
Tingkat Inflasi
No Nama Inflasi Tingkat Inflasi
1 Inflasi ringan dibawah 10% (single digit)
2 Inflasi sedang 10% - 30%
3 Inflasi tinggi 30% - 100%
4 Hyperinflation lebih dari 100%
Laju inflasi tersebut bukanlah suatu standar yang secara mutlak dapat
wilayah tertentu, sebab hal itu sangat bergantung pada berapa bagian dan
golongan masyarakat manakah yang terkena imbas (yang menderita) dari inflasi
G. BI Rate
Menurut McConell Brue, yang dimaksud dengan suku bunga adalah harga
yang dibayarkan untuk penggunaan uang. Ini merupakan harga yang harus
peminjam bayar kepada pemberi pinjaman untuk mentransfer daya beli di masa
50
depan (McConnell, 2008). Long mengartikan suku bunga sebagai harga dimana
daya beli dapat bergeser dari masa depan ke masa kini dipinjam hari ini dengan
janji untuk membayar kembali dengan bunga di masa depan (Long, 2002).
(Colander, 2004).
Di Indonesia, suku bunga ditetapkan oleh Bank Sentral yaitu Bank Indonesia
yang lebih dikenal dengan istilah BI rate. BI rate adalah suku bunga kebijakan
yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh BI
dan diumumkan kepada publik. BI rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank
sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan
51
(Muhammad, 2005) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
riil, inflasi, suku bunga berjalan, kebijakan moneter dan marketabilitas barang-
tersebut. Menurut (Puspopranoto, 2004) BI rate adalah suku bunga dengan tenor
satu bulan yang diumumkan oleh bank Indonesia secara periodik untuk jangka
waktu tertentu yang berfungsi sebagai sinyal atau stance kebijakan moneter.
Sedangkan menurut kamus bank Indonesia, BI rate adalah suku bunga kebijakan
yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh
perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit
52
H. Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang dilakukan oleh (Rahma, 2016) dengan judul penelitian Faktor-
secara parsial, namun variabel bagi hasil DPK berpengaruh terhadap margin
faktor tersebut. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bank syariah belum bisa
melepaskan diri dari pengaruh sistem bunga yang memang mendominasi dunia
perbankan di Indonesia.
Penelitian yang dilakukan oleh satya (2013) dengan judul Faktor-Faktor yang
Kaltim Syariah menunjukan hasil penelitian bahwa Variabel FDR, BOPO, Inflasi
dan tingkat suku bunga secara simultan berpengaruh signifikan terhadap margin
terhadap margin murabahah, sementara BOPO dan suku bunga tidak berpengaruh
secara parsial. Variabel yang paling dominan dalam penelitian ini adalah inflasi
kerena beta Inflasi > dari nilai beta FDR, BOPO, dan tingkat suku bunga
53
Penelitian (Izzuddin, 2013) dengan judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pendapatan Margin Pembiayaan Murabahah (Studi Kasus Pada BRI Syariah dan
Bank Mega Syariah) menunjukan bahwa DPK, biaya overhead, NPF, BI rate dan
murabahah dengan tingkat sig. t sebesar 0.000. Variabel NPF berpengaruh negatif
sebesar 85,4% dan secara simultan variabel pembiayaan murabahah dan suku
tingkat signifikasi sebesar 0,000, sementara tingkat suku bunga Bank Indonesia
54
Penelitian (Zaenuri, 2012) dengan judul Analisis Pengaruh Variabel Biaya
menemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara biaya
operasional dan bagi hasil DPK dengan margin murabahah. Selain itu variabel
lainnya yaitu volume pembiayaan murabahah dan BI rate (suku bunga) juga
Adapun inflasi regional tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap margin
murabahah.
Murabahah (Studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk.), menunjukkan
biaya operasional, Return on Assets (ROA), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), suku
dilakukan oleh peneliti terdahulu. (Pisol dkk, 2012) menemukan bahwa bank
biaya overhead serta risk premium. Sementara (Zandi dan Ariffin) menemukan
bank syariah di Iran dan Malaysia masih menggunakan suku bunga dalam
55
56
Tabel 2.7
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Variabel Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
Penelitian
1 Yusro Faktor- ROA, biaya Sampel Menggunak Secara simultan
Rahma, Faktor overhead, yang an regresi variabel ROA,
(2016) Yang pembiayaan digunakan berganda biaya overhead,
Mempengar dan bagi BUS Periode pembiayaan dan
uhi Margin hasil DPK Variabel 2011 – bagi hasil DPK
Murabahah yang 2013 berpengaruh
Bank digunakan Variabel terhadap margin
Syariah Di ROA dan yang murabahah.
Indonesia DPK digunakan Secara parsial
biaya hanya variabel
overhead DPK yang
dan mempengaruhi
pembiayaan terhadap margin
murabahah,
sementara ROA,
biaya overhead
dan pembiayaan
tidak
berpengaruh
secara parsial
terhadap margin
murabahah.
2 Agus Pengaruh Suku bunga Sampel Menggunak Secara simultan
Fakhrina, Suku kredit (BI yang an regresi suku bunga bank
(2015) Bunga rate), Suku digunakan berganda konvensional
Kredit Dan bunga BUS Periode dan depposito
Deposito deposito Variabel 2011 – bank
Bank dan margin yang 2014 konvensional
Konvension murabahah digunakan Variabel berpengaruh
al Terhadap BI rate yang terhadap margin
Margin digunakan murabahah.
Pembiayaan suku bunga Secara parsial
Murabahah deposito BI rate dan
Bank Deposito bank
Syariah Di konvensional
Indonesia berpengaruh
secara signifikan
terhadap margin
murabahah
bank syariah di
Indonesia.
57
Tabel 2.7
Ringkasan Penelitian Terdahulu (lanjutan)
No Peneliti Judul Variabel Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
Penelitian
3 Kenda Faktor- FDR, Variabel Menggunak Penelitian
Satya, Faktor yang BOPO, yang an regresi menemukan
(2013) Mempengar Inflasi dan digunakan berganda pengaruh yang
uhi tingkat suku inflasi dan Periode signifikan secara
Penetapan bunga BI rate 2009 – simultan antara
Margin 2012 FDR, BOPO,
Murabahah Sampel inflasi dan BI
Pembiayaan yang rate terhadap
Konsumtif digunakan margin
di Bank UUS murabahah,
Kaltim Variabel sementara
Syariah yang secara parsial
digunakan hanya inflasi
FDR dan dan FDR yang
BOPO berpengaruh
secara
signifikan.
Variabel yang
paling dominan
dalam
mempengaruhi
margin
murabahah
adalah variabel
inflasi.
4 Muham Faktor- DPK, biaya Sampel Menggunak DPK, NPF, BI
mad Faktor yang overhead, yang an regresi rate dan inflasi
Izzuddin Mempengar NPF, BI digunakan berganda tidak
Kurnia, uhi rate ,inflasi BUS Periode berpengaruh
(2013) Pendapatan dan margin Variabel 2009 – signifikan
Margin pembiayaan yang 2012 terhadap margin
Pembiayaan murabahah. digunakan Variabel pendapatan
Murabahah DPK, yang murabahah.
(Studi inflasi dan digunakan Biaya overhead
Kasus Pada BI rate biaya berpengaruh
BRI overhead signifikan
Syariah dan dan NPF terhadap margin
Bank Mega murabahah.
Syariah) Secara simultan
variabel DPK,
biaya overhead,
NPF, BI rate
58
Tabel 2.7
Ringkasan Penelitian Terdahulu (lanjutan)
No Peneliti Judul Variabel Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
Penelitian
dan inflasi
berpengaruh
terhadap margin
murabahah.
5 Liana Pengaruh Pembiayaan Sampel Menggunak Secara simultan
Purnama Pembiayaan Murabahah, yang an regresi variabel
Sari, Murabahah Tingkat digunakan linier pembiayaan
(2012) dan Tingkat Suku Bunga BUS berganda murabahah dan
Suku Bank Variabel Periode suku bunga BI
Bunga BI Indonesia yang 2009 – berpengaruh
terhadap dan digunakan 2012 signifkan.
Pendapatan pendapatan BI rate Variabel Secara parsial
Margin margin yang pembiayaan
Murabahah murabahah digunakan murabahah
pada PT pembiayaan berpengaruh
Bank murabahah secara signifikan
Syariah terhadap
Mandiri pendapatan
margin
murabahah,
sementara
tingkat suku
bunga Bank
Indonesia tidak
berpengaruh
secara signifikan
terhadap
pendapatan
margin
murabahah.
6 Fikri Pengaruh Margin Sampel Periode Biaya
Zaenuri, Variabel Murabahah, yang 2009 – operasional dan
(2012) Biaya biaya digunakan 2011 bagi hasil DPK
Operasional Operasional BUS Variabel mempengaruhi
, Volume , Volume Menggunak yang margin
Pembiayaan Pembiayaan an regresi digunakan murabahah
Murabahah Murabahah, data panel biaya secara
, Bagi Hasil Bagi Hasil Variabel operasional signifikan dan.
DPK, DPK, yang dan volume Volume
Inflasi dan Inflasi dan digunakan pembiayaan pembiayaan
BI Rate BI Rate DPK, murabahah. murabahah dan
terhadap Inflasi dan BI rate
59
Tabel 2.7
Ringkasan Penelitian Terdahulu (lanjutan)
No Peneliti Judul Variabel Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
Penelitian
Margin mempengaruhi
Murabahah margin
(BRI murabahah
Syariah) secara
signifikan.
Inflasi tidak
memiliki
signifikansi
terhadap margin
murabahah.
7 Achmad Analisis ROA, ROE, Sampel Menggunak Secara simultan
Nurdany Pengaruh Net Core yang an regresi semua variabel
(2012) Rasio Operatinal digunakan linier independen
Keuangan Margin BUS berganda berpengaruh
Rentabilitas (NCOM), Variabel Periode terhadap
Terhadap Operational yang 2005 – variabel
Pendapatan Efficiency digunakan 2012 dependen,
Margin Ratio ROA Variabel secara parsial
Murabahah (OER) yang ROA, ROE,
Bank digunakan NCOM
Syariah ROE, berpengaruh
(Studi NCOM dan terhadap
Kasus Pada OER pendapatan
Pt. Bank margin
Mega murabahah.
Syariah Sementara OER
Periode tidak
2005-2012) berpengaruh
secara parsial.
8 Gholamr Some Issues Pembiayaan Sampel Menggunak Praktek
eza on Murabahah yang an metode murabahah pada
Zandi & Murabahah digunakan penelitian bank Islam di
Noraini Practices in BUS deskriptif Iran dan
Mohd. Iran and Malaysia masih
Ariffin Malaysian menggunakan
Islamic suku bunga
Banks pasar dalam
menentukan
tingkat
kauntungan
yang diinginkan
dari murabahah
60
Tabel 2.7
Ringkasan Penelitian Terdahulu (lanjutan)
No Peneliti Judul Variabel Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
Penelitian
9 M. Pisol Sharia Cost of Sampel Menggunak Di Malaysia,
dkk. Views on fund, yang an metode dalam
(2012) the overhead digunakan penelitian menentukan
Component cost, banks BUS komparatif tingkat margin
s of Profit profit keuntungan
Rate in Al- margin dan pada murabahah
Murabahah risk mempertimbang
Asset premium kan beberapa
Financing cost faktor yaitu Cost
in of fund (dana
Malaysian yang
Islamic terhimpun),
Bank overhead cost
(biaya
operasional),
keuntungan
margin yang
diinginkan bank
dan risk
premium cost.
10 Lin Analisis Biaya Sampel Menggunak Biaya
Purwani Faktor operasional, yang an regresi operasional,
ngsih, Eksternal (ROA), digunakan linier Return on Assets
(2010) dan Faktor (SBI), suku BUS berganda (ROA),
Internal bunga Variabel Periode Sertifikat Bank
yang pinjaman yang 2000 – Indonesia (SBI),
Mempengar bank digunakan 2009 suku bunga
uhi Margin konvension ROA dan Variabel pinjaman bank
Pembiayaan al, profit BI rate yang konvensional/Ba
Murabahah target dan digunakan sel Lending Rate
(PT. Bank margin biaya secara signifikan
Muamalat murabahah operasional mempengaruhi
Tbk.) dan SBI margin
murabahah.
Sedangkan
profit target
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap margin
pembiayaan
murabahah.
61
I. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini menganalisis pengaruh dari internal bank seperti rasio keuangan
bank ROAdan DPK yang terhimpun serta pengaruh dari eksternal bank yaitu
kondisi ekonomi makro yaitu inflasi dan BI rate terhadap margin murabahah.
Maka kerangka dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.6 sebagai
berikut:
Gambar 2.6
Kerangka Pemikiran Penelitian
Objek Penelitian
Uji Signifikasi
Interpretasi
62
J. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
Good dan Scates (1954) dalam (Suharyadi dan Purwanto, 2008) menyatakan
bahwa hipotesis adalah sebuah dugaan atau referensi yang dirumuskan serta
diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati dan
Sesuai dengan kerangka pemikiran dan untuk memberi arah pada proses
penelitian ini, maka hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
setelah bunga dan pajak atas total aktiva. Hasil pengembalian total aktiva
maksimal demi membuat ROA yang sehat maka margin murabahah yang
63
Penelitian yang dilakukan (Purwaningsih, 2010) menemukan signifikasi
berikut:
margin murabahah
murabahah
2. Dana pihak ketiga adalah dana yang dihimpun oleh perusahaan yang
(Rodoni, 2009). Dana Pihak Ketiga (DPK) bank syariah dihimpun melalui
dana yang dihimpun maka semakin banyak pula biaya yang diperlukan
bank untuk memberi timbal balik atas dana yang dihimpun oleh nasabah.
Untuk itu margin yang diinginkan bank harus memperhatikan Dana Pihak
64
Penelitian yang dilakukan oleh (Rahma, 2016), (Zaenuri (2012) dan
berikut:
murabahah
murabahah
harga jual yang diberikan bank kepada nasabah. Sudah pasti inflasi
dan (Zaenuri, 2012) tidak menemukan pengaruh antara inflasi dan margin
65
dilakukan dengan penilitian di bidang ini, maka dapat dirumuskan
murabahah
murabahah
Indonesia yang lebih dikenal dengan istilah BI rate. BI rate adalah suku
atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan
66
murabahah pada bank syariah. Penelitian yang dilakukan oleh (Fahkrina,
margin murabahah
murabahah
(ROA), Dana Pihak Ketiga (DPK), Inflasi dan BI rate terhadap margin
murabahah.
murabahah.
67
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
(ROA) dan juga jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah serta kondisi
makro ekonomi Indonesia yaitu inflasi dan BI rate, terhadap pendapatan margin
sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan masing-masing bank syariah yang
dijadikan sampel, Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Data
juga berasal dari informasi lainnya seperti dari brosur perusahaan (Koran, buku),
variabel penelitian menjadi variabel Return On Assets (ROA), Dana Pihak Ketiga
(DPK), inflasi dan BI rate sebagai variabel independen dan margin murabahah
sebagai variabel dependen. Jenis data yang digunakan penelitian ini adalah data
runtun waktu (time series) dan data silang (cross section) selama.
Sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian
(Suharyadi dan Purwanto, 2008). Sampel yang baik pada umumnya memiliki
131
1. Sampel yang baik memungkinkan peneliti untuk mengambil keputusan yang
dikehendaki.
2. Sampel yang baik mengidentifikasi probabilitas dari setiap unit analisis untuk
menjadi sampel.
Penarikan dengan sampel purposive dibagi menjadi dua cara, yaitu (a)
sesuai dengan tujuan penelitian, dan (b) judgment sampling, yaitu penarikan
Jumlah Bank Umum Syariah di Indonesia sampai saat ini, menurut laporan
Statistik Perbankan Syariah (SPS) yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) per Juli 2016, berjumlah 12. Bank-bank tersebut dapat dilihat pada tabel
68
Tabel 3.1
Bank Umum Syariah di Indonesia
No. Nama Bank Umum Syariah
1 PT. Bank Muamalat Indonesia
2 PT. Bank Victoria Syariah
3 PT. Bank BRI Syariah
4 PT. Bank Jabar Banten Syariah
5 PT. Bank BNI Syariah
6 PT. Bank Syariah Mandiri
7 PT. Bank Mega Syariah
8 PT. Bank Panin Syariah
9 PT. Bank Syariah Bukopin
10 PT. BCA Syariah
11 PT. Maybank Syariah Indonesia
12 PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah
13 PT. Bank Aceh Syariah
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan, data diolah
penelitian ini, maka sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 5 Bank
Umum Syariah (BUS). Bank-bank syariah tersebut adalah Bank Bukopin Syariah,
Bank Mega Syariah, BCA Syariah, BNI Syariah dan BRI Syariah.
1. Bank Umum Syariah (BUS) tersebut terdaftar di Bank Indonesia (BI) dan di
2. Bank Umum Syariah (BUS) tersebut memiliki data yang lengkap yang
sampel.
69
3. Laporan Keuangan Bank Umum Syariah (BUS) yang menjadi sampel telah di
perubahan.
Tabel 3.2
Daftar Sampel Penelitian
No Nama Bank Umum Syariah
1 PT. Bank Syariah Bukopin
2 PT. Bank Mega Syariah
3 PT. BCA Syariah
4 PT. Bank BNI Syariah
5 PT. Bank BRISyariah
Sumber: Olahan Peneliti
Data yang digunakan penelitian ini merupakan data sekunder, data tersebut
yang didapat dari website dan Bank Indonesia (BI). Metode yang digunakan
dalam mengumpulkan data untuk melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Field Research
Peneliti menggunakan data sekunder berupa data runtun waktu (time series)
dan data silang (cross section) yang diambil dari laporan keuangan bank syariah
dengan sekala triwulan (per tiga bulan) selama periode 2012 triwulan 1 – 2015
triwulan 4.
2. Library Research
70
buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini untuk
4. Internet Research
Terkadang buku referensi atau literatur yang kita miliki atau pinjam dari
berjalannya waktu.
zaman.
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi data panel, analisis data
panel dipilih karena data dari penelitian ini terdiri dari dua jenis data, yaitu data
Data panel adalah gabungan antara data runtut waktu (time series) dengan
data silang (cross section). Data panel diperkenalkan oleh Howles pada tahun
1950. Data runtut waktu biasanya meliputi satu objek (misalnya harga saham,
kurs mata uang atau tingkat inflasi), tetapi meliputi beberapa periode (harian,
Data silang terdiri atas beberapa atau banyak objek, sering disebut responden,
(misalnya perusahaan) dengan beberapa jenis data (misalnya laba, biaya iklan,
71
laba ditahan dan tingkat investasi) (Winarno, 2007). Banyak alasan mengapa data
panel lebih baik digunakan dalam model-model regresi dibandingkan data time
dan lain-lain pada waktu tertentu, maka data tersebut adalah heterogen.
b. Kombinasi data time series dan data cross section akan memberikan
d. Data panel lebih baik mendeteksi dan mengukur efek yang secara
sederhana tidak dapat diukur oleh data time series dan cross section,
Diantara sekian banyak kegunaan dari data panel, salah satu manfaat yang
paling dirasakan oleh para ahli ekonomi adalah penggunaan data panel mengatasi
masalah kekurangan data yang tidak dapat dipenuhi oleh data time series.
72
Penyelesaian model-model panel data bila dilihat dari kesalahan
pengganggunya dapat dipecahkan dengan Fixed Effect Model (FEM) atau Random
Kedua metode ini menghasilkan koefisien yang sangat berbeda antara satu
sama lainnya. Perbedaan itu disebabkan karena asumsi yang digunakan diantara
kedua metode tersebut tidak sama. Pada FEM, varians error dari observasi satu
ketidaksamaan dua asumsi tersebut bisa saja terjadi perbedaan keputusan dalam
model.
apakah lebih tepat FEM atau REM untuk memecahkan sistem persamaan panel
(Gujarati, 2003), dapat juga dilihat secara apriori model manakah yang lebih tepat.
Hafizrianda, 2010).
a. Jika jumlah data time series (T) besar dan jumlah unit cross section (N)
kecil, maka ada sedikit perbedaan nilai parameter hasil estimasi dengan
73
b. Bila T kecil dan N besar, estimasi yang diperoleh dari kedua model
tersebut sangat berbeda sekali. Jika individu atau unit-unit cross section
bersifat tidak random, maka FEM yang tepat. Namun, bila unit analisis
c. Jika error component individu dan satu atau lebih variabel independent
berkorelasi, maka estimasi dengan REM akan bias, sementara hasil dari
d. Jika T kecil dan N besar, dan asumsi yang digunakan adalah REM, maka
parameter model dengan data panel, terdapat beberapa teknik yang dapat
ditawarkan, yaitu Pooled Least Square (PLS), Fixed Effect Model (FEM) dan
Teknik ini tidak ubahnya dengan membuat regresi dengan data cross
tetapi, untuk data panel, sebelum membuat regresi kita harus menggabungkan
74
Bila kita punya asumsi bahwa α dan β akan sama (konstan) untuk setiap
data time series dan cross section, maka α dan β dapat diestimasi dengan
realistis jika dibuat suatu model, dimana Return On Assets (ROA) dan Dana
rate?
biasanya digunakan untuk membuat model dari data panel, yaitu Metode Efek
Tetap (Fixed Effect Model) dan Metode Efek Random (Random Effect
Model).
individu (i) dan waktu (t) kurang realistis. Dalam efek tetap (Fixed Effect
Model) atau disingkat (FEM) kita dapat mengatasi hal tersebut, karena
75
Secara matematis model FEM dinyatakan sebagai berikut:
+ εit
Dimana:
= 0 ; lainnya.
= 0 ; lainnya
Dari model diatas terlihat bahwa sesungguhnya FEM adalah sama dengan
Bila pada Model Efek Tetap, perbedaan antar individu dan atau waktu
76
Pada FEM perbedaan karakteristik individu dan waktu diakommodasikan
pada intercept-nya berubah antar individu dan antar waktu. Sementara Model
individu dan waktu diakomodasikan pada eror dari model. Mengingat ada dua
individu dan waktu, maka random error untuk komponen individu, error
Dimana:
𝑢𝑖 ~N 0, 𝜎𝑢2 ;
𝑉𝑡 ~N 0, 𝜎𝑢2 ;
𝑊𝑖𝑡 ~N 0, 𝜎𝑢2 ;
menganggap efek rata-rata dari data cross section dan time series
77
𝜀𝑖𝑡 = 𝑢𝑖 + 𝑉𝑡 + 𝑤𝑖𝑡
𝑉𝑎𝑟 𝜖𝑖𝑡 = 𝜎𝑢 2 + 𝜎𝑣 2 + 𝜎𝑤 2
Menurut (Nachrowi dan Usman, 2006) untuk menentukan model data panel
waktu, FEM tidak perlu mengasumsikan bahwa komponen eror tidak memiliki
Ada 2 tahapan dalam memilih metode estimasi data panel. Pertama-tama kita
akan membandingkan PLS dengan FEM terlebih dahulu. Kemudian dilakukan uji
Chow. Jika hasil menunjukkan model PLS yang diterima, maka model PLS-lah
Tapi jika model FEM yang diterima, maka tahap kedua yang dijalankan yakni
pengujian dengan Hausman test untuk menentukan model mana yang akan
a. Uji Chow
78
Uji Chow (F statistik) adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
model mana yang lebih baik di antara Pooled Least Square (PLS) atau Fixed
Effect Model (FEM) yang lebih tepat digunakan dalam penelitian (Juanda dan
Junaidi, 2012).
N−1
𝐶𝐻𝑂𝑊 = NT −N−K
Dimana:
Pengujian Uji Chow memiliki hipotesis, hipotesis dari uji chow adalah
sebagai berikut:
dari F tabel maka H0 ditolak. Nilai Chow menunjukkan nilai F statistik. Jika
nilai Chow yang kita dapat lebih besar dari nilai F tabel, maka kita
Atau kita dapat melihat kepada nilai probabilitas cross section F dan Chi
79
b. Uji Hausmann
(FEM) atau Random Effect Model (REM) yang paling tepat digunakan
Statistik uji Hausmann ini mengikuti distribusi Chi Square dengan degree
keterangan:
Menurut (Juanda dan Junaidi, 2012) jika nilai statistik Hausmann lebih
besar dari nilai kritisnya maka H0 ditolak dan model yang tepat adalah model
fixed effect, sedangkan sebaliknya bila nilai nilai statistik Hausmann lebih
kecil dari nilai kritisnya maka model yang tepat adalah random effect, dengan
ketentuan:
80
Jika probabilitas > 0,05 maka terima H0
yang lebih rendah diantara variabel dan banyak derajat bebas (degree of
freedom) dan lebih efisien. Panel data dapat mendeteksi dan mengukur dampak
dengan lebih baik dimana hal ini tidak bisa dilakukan dengan metode cross
parameter tertentu tanpa perlu membuat asumsi yang tertata atau tidak
yang ada dalam model sehingga pengujian data panel tidak memerlukan uji
4. Uji Statistik
81
bj
ti
Sbj
keterangan:
ti : Nilai t hitung
bj : Koefisien regresi
Dimana:
𝑆𝑒 2
Sbj = (𝐾𝑖𝑖)
𝐷𝑒𝑡 {𝐴}
keterangan:
Dimana:
Σ Y−Ỹ ²
Se
n−k
keterangan:
n : ukuran sampel
82
Hipotesis:
variabel dependen.
Hipotesis:
variabel dependen.
83
Keterangan:
F : Nilai F hitung
R2 : koefisien determinasi
c. 𝑅2 Adjusted
dapat dilihat melalui adjusted R square karena variabel dalam penelitian ini
dan 1 (0 <𝑅2 < 1). Semakin besar 𝑅2 , semakin baik hasil untuk model regresi
84
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias
𝐸𝑆𝑆
𝑅2 =
𝑇𝑆𝑆
keterangan:
R2 : koefisien determinasi
(Ariefianto, 2012).
5. Model Empiris
maka digunakan model regresi data panel dengan persamaan sebagai berikut:
Keterangan:
85
X1 = ROA terhadap Margin Murabahah
Perhitungan dan pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan alat bantu
melalui software statistik dan ekonometrik dalam PC yang sesuai, yaitu program
Margin murabahah adalah selisih antara harga jual dan harga beli yang telah
murabahah.
setelah bunga dan pajak atas total aktiva. Hasil pengembalian total aktiva atau
DPK adalah dana yang dihimpun oleh bank dari masyarakat yang kemudian
86
memberikan nisbah atau bonus kepada pemilik dana, nisbah atau bonus tersebut
diperoleh bank melalui kegiatan investasi yang dananya diperoleh dari DPK.
4. Inflasi (X3)
Inflasi adalah tingkat inflasi regional per bulan yang menjadi sebuah indikator
untuk melihat tingkat perubahan dandianggap terjadi jika proses kenaikan harga
5. BI rate (X4)
BI rate, adalah suku bunga bank Indonesia yang digunakan sebagai salah satu
rujukan dalam menetapkan tingkat suku bunga pada bank konvensional ataupun
87
BAB IV
pelayanan jasa yang berlandaskan pada prinsip syariah Islam. Bank Islam atau di
(investasi, jual beli atau lainnya) berlandaskan prinsip syariah, yaitu aturan
perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk
sistem zakat, bebas dari bunga (riba), bebas dari kegiatan spekulatif yang
nonproduktif seperti perjudian (maysir), bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan
kepada Al-Qur‟an dan Hadits, berusaha sesuai dengan prinsip syariat Islam yang
khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam antara lain
131
Jika dalam konsep konvensional memaksimumkan profit merupakan tujuan
utama dari sebuah bank komersil, sebaliknya bank Islam yang selain mencari
dengan bertransaksi secara adil, bisnis yang halal, tidak menerapkan sistem bunga,
bahwa sistem perbankan bebas bunga (interest free) adalah suatu yang tidak lazim
dan tidak mungkin dilakukan serta adanya pertanyaan tentang bagaimana bank
Tetapi dilain pihak, bank Islam adalah satu alternatif sistem ekonomi Islam,
yang dapat menentramkan para penganut agama Islam, karena dapat menjalankan
kebutuhan mereka di dunia tanpa melanggar aturan (syariat) yang ada dalam Al-
Qur‟an dan Hadits (Hamidi, 2003). Sistem ekonomi berbasis syariah, memiliki
karakteristik positif yang menonjol juga memiliki aspek keadilan dan kejujuran
berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992 sampai saat ini
berdasarkan Statistik Perbankan Syariah (SPS) per Juli 2016 yang dikeluarkan
oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah Bank Umum Syariah berjumlah 12
BUS, dengan jumlah 456 Kantor Cabang, 1.161 Kantor Cabang Pembantu dan
89
182 Kantor Kas. Tidak hanya Bank Umum Syariah, perkembangan tersebut juga
diikuti oleh jumlah Unit Usaha Syariah yang hingga saat ini tercatat sudah
mencapai 22 Unit Usaha Syariah dengan 149 Kantor Cabang, 135 Kantor Cabang
akan sedikit membahas 5 Bank Umum Syariah yang menjadi objek dari penelitian
Peleburan Usaha 2 (dua) Bank Pasar dan Peningkatan Status Menjadi Bank
Pada tahun 2001 sampai akhir 2002 proses akuisisi oleh Organisasi
90
Internasional menjadi PT Bank Persyarikatan Indonesia yang memperoleh
persetujuan dari (BI) nomor 5/4/KEP. DGS/2003 tanggal 24 Januari 2003 yang
tambahan modal dan asistensi oleh PT Bank Bukopin, Tbk., maka pada tahun
2008 setelah memperolah izin kegiatan usaha bank umum yang beroperasi
Izin Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional Menjadi Bank Syariah, dan
Bukopin dimana secara resmi mulai efektif beroperasi tanggal 9 Desember 2008
Kalla, Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2004 -2009. Sampai dengan
akhir Desember 2014 Perseroan memiliki jaringan kantor yaitu 1 Kantor Pusat
unit mobil kas keliling, dan 76 Kantor Layanan Syariah, serta 27 mesin ATM
(www.syariahbukopin.co.id).
Berawal dari PT Bank Umum Tugu (Bank Tugu). Bank umum yang didirikan
pada 14 Juli diakuisisi oleh CT Corpora (d/h Para Group) melalui Mega Corpora
(d/h PT Para Global Investindo) dan PT Para Rekan Investama pada 2001. Sejak
91
awal, para pemegang saham memang ingin mengonversi bank umum
(BSMI) pada 27 Juli 2004, sesuai dengan Keputusan Deputi Gubernur Bank
Pada 25 Agustus 2004, BSMI resmi beroperasi. Hampir tiga tahun kemudian,
BSMI ke bentuk logo bank umum konvensional yang menjadi sister company-
nya, yakni PT Bank Mega, Tbk., tetapi berbeda warna. Sejak 2 November 2010
jawab penuh untuk menjadikan Bank Mega Syariah sebagai bank umum syariah
92
terbaik dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dan kompetitif di
dari Rp400 miliar menjadi Rp1,2 triliun dan modal disetor bertambah dari
Rp150,060 miliar menjadi Rp318,864 miliar. Saat ini, modal disetor telah
Di sisi lain, pemegang saham bersama seluruh jajaran manajemen Bank Mega
semakin lengkap dan luas, termasuk dukungan sejumlah kantor cabang di seluruh
Indonesia.
semboyan "Untuk Kita Semua", pada 2008, Bank Mega Syariah mulai memasuki
pasar perbankan mikro dan gadai. Strategi tersebut ditempuh karena ingin
Sejak 16 Oktober 2008, Bank Mega Syariah telah menjadi bank devisa.
Dengan status tersebut, bank ini dapat melakukan transaksi devisa dan terlibat
jangkauan bisnis bank ini, sehingga tidak hanya menjangkau ranah domestik,
93
tetapi juga ranah internasional. Strategi peluasan pasar dan status bank devisa itu
akhirnya semakin memantapkan posisi Bank Mega Syariah sebagai salah satu
Selain itu, pada 8 April 2009, Bank Mega Syariah memperoleh izin dari
setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPS BPIH). Dengan demikian, bank
ini menjadi bank umum kedelapan sebagai BPS BPIH yang tersambung secara
online dengan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Depag RI. Izin itu
tentu menjadi landasan baru bagi Bank Mega Syariah untuk semakin melengkapi
maka berdasarkan akta Akuisisi No. 72 tanggal 12 Juni 2009 yang dibuat
dihadapan Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi, .PT.Bank Central Asia, Tbk
Terbatas PT Bank UIB No. 49 yang dibuat dihadapan Notaris Pudji Rezeki
Irawati, S.H., tanggal 16 Desember 2009, tentang perubahan kegiatan usaha dan
perubahan nama dari PT Bank UIB menjadi PT Bank BCA Syariah. Akta
94
dalam Surat Keputusannya No. AHU-01929. AH.01.02 tanggal 14 Januari 2010.
Pada tanggal yang sama telah dilakukan penjualan 1 lembar saham ke BCA
Perubahan kegiatan usaha Bank dari bank konvensional menjadi bank umum
izin tersebut, pada tanggal 5 April 2010, BCA Syariah resmi beroperasi sebagai
4. BNI Syariah
perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil, transparan
yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang No.10 Tahun 1998,
pada tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI
Cabang BNI Konvensional (office channelling) dengan lebih kurang 1500 outlet
Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh KH.Ma‟ruf
95
Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga
tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin usaha kepada PT Bank BNI
Syariah. Dan di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2003 ditetapkan bahwa
status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana
tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah
sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010
tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu
syariah juga semakin meningkat. Juni 2014 jumlah cabang BNI Syariah mencapai
5. BRI Syariah
Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., terhadap
Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari Bank
maka pada tanggal 17 November 2008 PT. Bank BRISyariah secara resmi
beroperasi. Kemudian PT. Bank BRISyariah merubah kegiatan usaha yang semula
96
beroperasional secara konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan
Dua tahun lebih PT. Bank BRISyariah hadir mempersembahkan sebuah bank
2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank BRISyariah (proses
spin off-) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan
dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk., dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT.
Bank BRISyariah.
Saat ini PT. Bank BRISyariah menjadi bank syariah ketiga terbesar
berdasarkan aset. PT. Bank BRISyariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi aset,
jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus pada
segmen menengah bawah, PT. Bank BRISyariah menargetkan menjadi bank ritel
Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRISyariah merintis sinergi dengan
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan memanfaatkan jaringan kerja
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., sebagai Kantor Layanan Syariah
97
dana masyarakat dan kegiatan konsumer berdasarkan prinsip Syariah
(www.brisyariah.co.id).
B. Deskripsi Data
Data yang akan dideskripsikan pada penelitian ini terdiri dari satu data
dependen yaitu margin murabahah dan data independen yang berjumlah empat,
yaitu Return On Asset (ROA), Dana Pihak Ketiga (DPK), inflasi dan BI rate.
Biaya yang telah dikeluarkan (cost recovery) bisa didekati dengan membagi
murabahah. Margin murabahah dalam konteks ini adalah cost recovery ditambah
dengan keuntungan yang diinginkan bank. Jadi dapat disimpulkan bahwa harga
jual pada skema murabahah merupakan jumlah dari harga beli bank ditambah
Sedangkan margin merupakan selisih dari harga jual dikurangi dengan harga beli
(Zaenuri, 2012).
Semakin murah harga jual yang ditawarkan bank syariah dapat dijadikan
petunjuk bahwa bank syariah tersebut beroperasi dengan efisien. Harga jual
pembiayaan murabahah yang relatif murah, maka akan mendorong sektor riil
Berikut adalah pendapatan margin murabahah yang diperoleh oleh lima bank
syariah yang menjadi objek penelitian dari tahun 2012 triwulan I sampai dengan
98
Tabel 4.1
Pendapatan Margin MurabahahObjek Penelitian
Periode 2012 – 2015 (dalam Jutaan Rupiah)
Pendapatan Margin Murabahah
2012 2013 2014 2015
T1 36999 51461 63517 68954
Bukopin T2 80344 105729 126904 134852
Syariah T 3 129239 166471 195807 199356
T 4 183716 229291 262719 262893
T 1 223697 287115 303167 215095
Mega T 2 455875 591245 592761 412734
Syariah T 3 707460 895827 856897 588587
T 4 980869 1213053 1115128 742151
T 1 10047 13125 19297 31376
T 2 19475 25698 40169 69350
BCASyariah
T3 29988 38521 51565 109753
T4 41809 54142 89607 155220
T 1 111050 173699 285613 417637
BNI T 2 236166 369196 604306 849185
Syariah T 3 370559 595205 955343 1297748
T 4 527024 854003 1450260 1741998
T 1 201361 250714 340296 378358
BRI T 2 416414 525497 669754 739359
Syariah T 3 645033 824143 1020236 1098634
T 4 887848 1133476 1335164 1458382
Rata-rata 314749 419881 518925 548581
Sumber : Laporan Keuangan Bank Umum Syariah, data diolah
Berdasarkan tabel 4.1, dari ke lima Bank Umum Syariah pada tahun 2012
pendapatan margin murabahah tertinggi dicapai oleh Bank Mega Syariah sebesar
Rp980.869.000 pada triwulan IV, dan terendah oleh BCA Syariah sebesar
99
Rp10.047.000 pada triwulan I, rata-rata pendapatan margin murabahah dari ke
lima Bank Umum Syariah diatas pada tahun 2012 sebesar Rp 314.748.650.
Pada tahun 2013 pendapatan margin murabahah tertinggi dicapai oleh Bank
Mega Syariah pada triwulan IV sebesar Rp 1.213.053.000 dan terendah oleh BCA
murabahah dari ke lima Bank Umum Syariah diatas pada tahun 2013 sebesar Rp
419.880.550.
Pada tahun 2014 pendapatan margin murabahah tertinggi dicapai oleh BNI
Syariah sebesar Rp 1.450.260.000 pada triwulan IV dan terendah oleh Bank BCA
murabahah dari ke lima Bank Umum Syariah diatas pada tahun 2014 sebesar Rp
518.925.500.
Pada tahun 2015 pendapatan margin murabahah tertinggi dicapai oleh BNI
murabahah dari ke lima Bank Umum Syariah diatas pada tahun 2015 sebesar Rp
548.581.100.
Grafik 4.1
Rata-rata Pendapatan Margin MurabahahObjek Penelitian
1200000
1000000
800000 2012
600000
2013
400000
200000 2014
0 2015
Bukopin Mega BCA Syariah BNI Syariah BRI Syariah
Syariah Syariah
Sumber : Hasil Olahan Peneliti
100
Berdasarkan grafik 4.1, pendapatan margin murabahah diantara ke lima bank
syariah sangat fluktuatif setiap tahunnya dan tidak ada satu bank syariah yang
tahunnya, sementara pendapatan margin bank Mega Syariah selalu di atas rata-
rata. BNI Syariah dan BRI Syariah selalu mengalami peningkatan dalam
pendapatan margin setiap tahunnya. Pada tahun 2012 – 2013 pendapatan margin
BCA Syariah selalu di atas rata-rata, namun di tahun 2014 – 2015 pendapatan
setelah bunga dan pajak atas total aktiva. Hasil pengembalian total aktiva atau
dengan penggunaan alternatif dari dana tersebut. Sebagai salah satu ukuran
rata-rata aktiva (Average Assets). Keuntungan bagi paara pemilik bank merupakan
hasil dari tingkat keuntungan (Profitability) dan tingkat laverage yang dapat
dipakai.
Laba yang dihasilkan oleh bank syariah mayoritas datang dari produk
101
maka semakin tinggi laba yang didapat dari margin murabahah dan semakin
Tabel 4.2
Return On Assets (ROA) Objek Penelitian
(dalam persentase)
Return On Assets (ROA)
2012 2013 2014 2015
Triwulan 1 0.54 1.08 0.22 0.35
Bukopin Triwulan 2 0.52 1.04 0.27 0.49
Syariah Triwulan 3 0.61 0.79 0.23 0.66
Triwulan 4 0.55 0.69 0.27 0.79
Triwulan 1 3.52 3.57 1.18 -1.21
Mega Triwulan 2 4.13 2.94 0.99 -0.73
Syariah Triwulan 3 4.11 2.57 0.24 -0.34
Triwulan 4 3.81 2.33 0.29 0.3
Triwulan 1 0.39 0.92 0.86 0.71
BCA Triwulan 2 0.74 0.97 0.69 0.78
Syariah Triwulan 3 0.69 0.99 0.67 0.86
Triwulan 4 0.84 1.01 0.76 1.00
Triwulan 1 0.63 1.62 1.22 1.2
BNI Triwulan 2 0.65 1.24 1.11 1.3
Syariah Triwulan 3 1.31 1.22 1.11 1.32
Triwulan 4 1.48 1.37 1.27 1.43
Triwulan 1 0.17 1.71 0.46 0.53
BRI Triwulan 2 1.21 1.41 0.03 0.78
Syariah Triwulan 3 1.34 1.36 0.2 0.8
Triwulan 4 1.19 1.15 0.08 0.76
Rata-rata 1.42 1.49 0.6 0.58
Sumber : Laporan Keuangan Bank Umum Syariah, data diolah
Berdasarkan tabel 4.2, dari ke lima Bank Umum Syariah pada tahun 2012
ROA tertinggi dicapai oleh Bank Mega Syariah pada triwulan II sebesar 4.13%
102
dan terendah oleh BRI Syariah sebesar 0.17% pada triwulan I, rata-rata ROA dari
ke lima Bank Umum Syariah diatas pada tahun 2012 sebesar 1.42%.
Pada tahun 2013 ROA tertinggi dicapai oleh Bank Mega Syariah sebesar
3.57% pada triwulan I dan terendah oleh Bank Bukopin Syariah sebesar 0.69%
pada triwulan IV, rata-rata ROA dari ke lima Bank Umum Syariah diatas pada
Pada tahun 2014 ROA tertinggi dicapai oleh Bank BNI Syariah sebesar
1.27% pada triwulan IV dan terendah oleh BRI Syariah sebesar 0.03% pada
triwulan II, rata-rata ROA dari ke lima Bank Umum Syariah diatas pada tahun
Pada tahun 2015 ROA tertinggi dicapai oleh Bank BNI Syariah sebesar
1.43% pada triwulan I dan terendah oleh Bank Mega Syariah sebesar -1.21% pada
triwulan I, rata-rata ROA dari ke lima Bank Umum Syariah diatas pada tahun
Grafik 4.2
Rata-rata ROAObjek Penelitian
5
3 2012
2 2013
2014
1
2015
0
Bukopin Mega BCA Syariah BNI Syariah BRI Syariah
-1
Syariah Syariah
103
.ROA bank Mega Syariah berdasarkan grafik 4.2, pada tahun 2012 di atas
rata-rata, sementara ke empat bank syariah lain berada di bawah rata-rata. Begitu
pula di tahun 2013 di saat ROA bank syariah lain di bawah rata-rata, ROA bank
Mega Syariah tetap di atas rata-rata. Pada tahun 2014 ROA dari semua bank
Namun, hanya bank Mega Syariah yang jauh di bawah rata-rata pada tahun 2015.
Secara umum, prinsip bagi hasil dalam perbankan syariah dapat diterapkan
dan al-musaqah. Namun prinsip yang paling banyak digunakan adalah al-
musyarakah, al-mudharabah. Bagi hasil ini juga akan diberikan kepada pemilik
Dana Pihak Ketiga (DPK) yaitu pemilik dana tabungan maupun pemilik dana
Dalam penyaluran dana yang bersumber dari dana pihak ketiga bank harus
karena pembiayaan ini merupakan pembiayaan dengan risiko yang lebih rendah
dananya, bank harus menjaga kelikuiditasan dana tersebut. Berikut adalah data
104
Tabel 4.3
Dana Pihak Ketiga(DPK) Objek Penelitian
(Jutaan Rupiah)
2012 2013 2014 2015
Triwulan 1 2240430 3079920 3428774 3915239
Bukopin Triwulan 2 2476161 3204602 3372243 4061048
Syariah Triwulan 3 2609448 3352211 3449246 4337818
Triwulan 4 2850784 3272262 3994957 4756303
Triwulan 1 5124808 7251018 7073389 5075152
Mega Triwulan 2 5019289 7046031 6898350 4429784
Syariah Triwulan 3 6531083 7107187 6755362 4008673
Triwulan 4 7090422 7730738 5821319 4268834
Triwulan 1 938446 1200456 1680808 2379674
BCA Triwulan 2 925413 1283684 1861348 2713701
Syariah Triwulan 3 951829 1418684 1886345 2605729
Triwulan 4 1261824 1703049 2338709 3255154
Triwulan 1 6921122 10683235 12613835 17422874
BNI Triwulan 2 7247944 10386112 13509005 17321427
Syariah Triwulan 3 7721027 10960565 14932565 18930222
Triwulan 4 8980035 11488209 16246405 19322756
Triwulan 1 8899482 13011182 13990979 17562001
BRI Triwulan 2 9410923 13832170 15116585 17310457
Syariah Triwulan 3 10153407 13924879 15496505 18863643
Triwulan 4 11948889 14349712 16947388 20123658
Rata-rata 5465138 7314295 8370706 9633207
Sumber : Laporan Keuangan Bank Umum Syariah, data diolah
Berdasarkan tabel 4.3, dari ke lima Bank Umum Syariah pada tahun 2012
triwulan II, rata-rata DPK dari ke lima Bank Umum Syariah diatas pada tahun
105
Pada tahun 2013 DPK tertinggi dicapai oleh BRI Syariah sebesar Rp
14.349.712.000 pada triwulan IV dan terendah oleh Bank BCA Syariah sebesar
Pada tahun 2014 DPK tertinggi dicapai oleh BRI Syariah sebesar Rp
1.680.808.000 pada triwulan I, rata-rata DPK dari ke lima Bank Umum Syariah
Pada tahun 2015 DPK tertinggi dicapai oleh BRI Syariah sebesar Rp
2.379.674.000 pada triwulan I, rata-rata DPK dari ke lima Bank Umum Syariah
Grafik 4.3
Rata-rata DPKObjek Penelitian
20000000
15000000
2012
10000000
2013
5000000 2014
2015
0
Bukopin Mega BCA BNI BRI
Syariah Syariah Syariah Syariah Syariah
Berdasarkan grafik 4.3, DPK dari bank Bukopin Syariah, Mega Syariah dan
BCA Syariah selama 2012 – 2015 selalu di bawah rata-rata, sementara BNI
106
Syariah dan BRI Syariah merupakan bank yang selalu di atas rata-rata atas DPK
Secara teori inflasi berpengaruh terhadap dunia perbankan sebagai salah satu
institusi keuangan. Sebagai lembaga yang fungsi utamanya sebagai mediasi, bank
sangat rentan dengan resiko inflasi terkait dengan mobilitas dananya (Rivai,dan
Andria 2009).Secara umum inflasi berarti kenaikan tingkat harga secara umum
dari barang/komoditas dan jasa selama suatu periode tertentu (Karim, 2008.).
ditentukan oleh tingkat inflasi yang ada, semakin tinggi infasi maka semakin
tinggi pula harga beli yang dikeluarkan pihak bank dalam membeli barang
pesanan murabahah, semakin tinggi harga beli yang dikeluarkan maka semakin
tinggi pula harga jual yang diberi oleh pihak bank kepada nasabah pembiayaan
murabahah. Tingginya harga jual yang ditetapkan bank akan menurunkan volume
margin murabahah yang dilakukan. Berikut adalah tabel dari data inflasi dari
Tabel 4.4
Tingkat Inflasi Indonesia
2012 2013 2104 2105
Triwulan 1 3.97 5.90 7.32 6.38
Triwulan 2 4.53 5.90 6.70 7.26
Triwulan 3 4.31 8.40 4.53 6.83
Triwulan 4 4.30 8.38 8.36 3.35
Rata-rata 4.27 7.14 6.72 5.95
Sumber : Bank Indonesia, data diolah
107
Berdasarkan tabel 4.4, pada tahun 2012 tingkat inflasi terendah berada pada
triwulan I sebesar 3.97% dan tertinggi pada triwulan II sebesar 4.53%, rata-rata
Pada tahun 2013 tingkat inflasi terendah berada pada triwulan I dan II sebesar
5.90% dan tertinggi pada triwulan III sebesar 8.40%, rata-rata tingkat inflasi pada
Pada tahun 2014 tingkat inflasi terendah berada pada triwulan III sebesar
4.53% dan tertinggi berada pada triwulan IV sebesar 8.36%, rata-rata tingkat
Pada tahun 2015 tingkat inflasi terendah berada pada triwulan IV sebesar
3.35% dan tertinggi berada pada triwulan II sebesar 7.26%, rata-rata tingkat
Grafik 4.4
Tingkat Infasi Indonesia
(dalam persentase)
Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4
Berdasarkan grafik 4.4, terlihat bahwa tingkat inflasi tertinggi selama tahun
2012 - 2015 berada pada tahun 2013 triwulan 3 dan 4 dan terendah pada tahun
2015 triwulan ke empat. Dari grafik di atas terlihat bahwa tingkat inflasi Indonesia
108
5. Deskripsi Variabel BI Rate
atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan
riil, inflasi, suku bunga berjalan, kebijakan moneter dan marketabilitas barang-
tersebut.
Semakin tinggi bunga pasar yang berlaku, maka semakin tinggi pula nisbah
bagi hasil maupun margin bank syariah. Hal tersebut selalu dilakukan oleh setiap
bank syariah dalam rangka persaingan usaha dengan bank-bank syariah maupun
konvensional.
Tabel 4.5
Tingkat BI rate
BI rate
2012 2013 2014 2015
Triwulan 1 5.75 5.75 7.50 7.50
Triwulan 2 5.75 6.00 7.50 7.50
Triwulan 3 5.75 7.25 7.50 7.50
Triwulan 4 5.75 7.50 7.75 7.50
Rata-rata 5.75 6.62 7.56 7.50
Sumber : Bank Indonesia, data diolah
Berdasarkan tabel 4.5, pada tahun 2012 BI rate tidak mengalami perubahan
dari triwulan I sampai IV yaitu sebesar 5.75%. Pada tahun 2013 BI rate terendah
109
berada pada triwulan I sebesar 5.75% dan tertinggi berada pada triwulan IV
Pada tahun 2014 BI rate terendah berada pada triwulan I,II dan III sebesar
7.50% dan tertinggi berada pada triwulan IV sebesar 7.75%, rata-rata BI rate pada
tahun 2014 sebesar 7.56%. Pada tahun 2015 BI rate tidak mengalami perubahan
Grafik 4.5
Tingkat BI rate
Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4
7.25 7.5 7.5 7.5 7.5 7.75 7.5 7.5 7.5 7.5
5.75 5.75 5.75 5.75 5.75 6
Berdasarkan grafik 4.5, untuk variabel BI rate terlihat bahwa laju BI rate
selama hampir 6 tahun terakhir sangat setabil, tidak ada pergerakan secara
menanjak dan menurun yang sangat signifikan. BI rate tertinggi berada pada
dari setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Yang terdiri dari 5 Bank
Umum syariah yang diobservasi, yaitu Bank Bukopin Syariah, Bank Mega
110
Syariah, BCA Syariah, BNI Syariah dan BRI Syariah serta kondisi makro
ekonomi Indonesia.
Tabel 4.6
Statistik Deskriptif Antar Variabel
MARGIN ROA DPK INFLASI BI_RATE
Mean 450533.9 1.029250 7695837. 6.026250 6.859375
Median 286364.0 0.850000 6643223. 6.140000 7.500000
Maximum 1741998. 4.130000 20123658 8.400000 7.750000
Minimum 10047.00 -1.210000 925413.0 3.350000 5.750000
Std. Dev. 423078.3 0.949046 5624128. 1.647160 0.838968
Skewness 1.019791 1.471114 0.670261 -0.010354 -0.495260
Kurtosis 3.188633 6.151901 2.166935 1.694535 1.309016
Observations 80 80 80 80 80
Sumber : Hasil Output E-Views diolah kembali
Berdasarkan tabel 4.6, kita bisa melihat bahwa nilai rata-rata ROA dari ke
tujuh bank umum syariah yang diobservasi sebesar 1.208%, sedangkan NPF dari
ke tujuh bank umum syariah yang diobservasi sebesar 2.762%. Rata-rata inflasi
yang terjadi pada periode yang dijadikan penelitian adalah sebesar 5.67%,
Tabel 4.7
Statistik Deskriptif Antar Variabel
Objek Penelitian
Margin ROA DPK Inflasi BI rate
Bukopin Syariah Mean 143640.8 0.56 3400090 6.02 6.85
Mega Syariah Mean 636353.8 1.73 6076965 6.02 6.85
BCA Syariah Mean 49946.38 0.80 1775303 6.02 6.85
BNI Syariah Mean 677437.0 1.21 12792959 6.02 6.85
BRI Syariah Mean 745291.8 0.82 14433866 6.02 6.85
Sumber: Hasil output E-views data diolah kembali
111
Berdasarkan tabel 4.7, maka kita dapat melihat bahwa nilai mean terbesar
untuk margin murabahah dimiliki oleh Bank BRI Syariah dengan angka sebesar
Rp 745.291.800, lalu diikuti oleh BNI Syariah dengan Rp 677.437.000 dan Bank
Sedangkan untuk ROA terbesar dimiliki oleh Bank Mega Syariah dengan
rata-rata ROA sebesar 1.73%, lalu diikuti oleh Bank BNI Syariah sebesar 1.21%
dan BRI Syariah dengan 0.82%. Dan untuk DPK terbesar dimiliki oleh BRI
murabahah namun ROA dari bank tersebut masih kalah dengan Bank Mega
Syariah yang pendapatan marginnya dibawah BRI Syariah dan BNI Syariah. Bank
yang paling besar dalam menghimpun dana dari pihak ketiga adalah Bank BRI
Syariah yang diikuti oleh BNI Syariah dan Bank Mega Syariah. Sementara BCA
Syariah merupakan bank yang paling rendah dalam menghimpun dana pihak
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode regresi data panel,
dalam regresi data panel terdapat 3 model estimasi, yaitu estimasi Pooled Least
Square (PLS), Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect Model (REM).
112
Untuk memilih estimasi model mana yang terbaik digunakan Uji Chow untuk
memilih antara PLS dan FEM, jika yang dipilih adalah FEM maka harus
Seperti yang telah di bahas di bab sebelumnya, bahwa penelitian ini tidak
melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu, jadi estimasi model akan langsung
dilakukan untuk menentukan model mana yang paling baik bagi penelitian ini.
Dalam analisa model data panel dikenal 3 macam pendekatan estimasi, yaitu
pendekatan kuadrat terkecil Pooled Least Square (PLS), pendekatan efek tetap
(Fixed Effect Model) dan pendekatan efek acak (Random Effect Model).
dengan metode Ordinary Least Square (OLS) sebagai salah satu syarat untuk
Tabel 4.8
Regresi Data Panel
Pooled Least Square (PLS)
R-squared 0.806272
Adjusted R-squared 0.795357
Sumber: E Views 9.0, data diolah. Lampiran 1
113
Setelah itu dilakukan pengolahan data dengan metode pendekatan Fixed
Effect Model untuk dibandingkan dengan Pooled Least Square. Dari hasil
berikut:
Tabel 4.9
Regresi Data Panel: Fixed Effect Model (FEM)
R-squared 0.879397
Adjusted R-squared 0.864997
Sumber: E Views, data diolah. Lampiran 2
c. Uji Chow
Untuk memilih model mana yang digunakan, perlu dilakukan Uji Chow
untuk memilih antara Pooled Least Square atau Fixed Effect Model. Berikut
Tabel 4.10
Uji Chow
Effect Test Prob.
Cross-Section F 0.0000
Uji Hasil Metode yang Digunakan
Chow FEM Fixed Effect Model
Sumber: Hasil output E-Views diolah kembali. Lampiran 3.
Nilai yang harus diperhatikan pada uji chow adalah nilai probabilitas dari
F-Statistik. Jika nilai probabilitas F-statistik lebih kecil dari tingkat signifikasi
α (5%), maka tolak H0. Nilai probabilitas F-statistik model pertama adalah
0.0000, dengan demikian metode data panel yang tepat antara Pooled Least
Square (PLS) dengan Fixed Effect Model (FEM) adalah Fixed Effect Model
(FEM).
114
Karena hasil uji chow menunjukkan tingkat signifikasi di bawah 0.05
sehingga kesimpulan yang diambil adalah tolak H0 dan model yang dipilih
Effect Model untuk dibandingkan dengan Fixed Effect Model. Dari hasil
berikut:
Tabel 4.11
Regresi Data Panel: Random Effect Model (REM)
R-squared 0.806272
Adjusted R-squared 0.795357
Sumber:Hasil Output E-views Data diolah. Lampiran 4
e. Uji Hausman
Untuk memilih metode data panel yang digunakan, perlu dilakukan lagi
Uji Hausman untuk memilih antara Fixed Effect Model atau Random Effect
Tabel 4.12
Uji Hausman
Test Summary Prob.
Cross-Section Random 0.0000
Uji Hasil Metode yang Digunakan
Hausman FEM Fixed Effect Model
Sumber: Hasil output E-Views diolah kembali. Lampiran 5
Nilai yang harus diperhatikan pada uji hausman adalah nilai probabilitas
besar dari tingkat signifikasi α (5%), maka terima H0. Nilai probabilitas
115
statistik hausman model pertama adalah 0.0000, dengan demikian metode
data panel yang tepat antara Random Effect Model (REM) dan Fixed Effect
kesimpulan yang diambil adalah tolak H0 dan model yang dipilih adalah
Setelah dilakukan uji chow dan uji hausman terhadap ketiga model estimasi
(Pooled Least Square, Fixed Effect Model dan Random Effect Model), hasil yang
diperoleh adalah menggunakan Fixed Effect Model (FEM) pada penelitian ini.
Jadi Fixed Effect Model (FEM), merupakan model yang paling cocok untuk
Berikut ini adalah hasil estimasi model regresi menggunakan model Fixed
116
Tabel 4.13
Hasil Estimasi Model Fixed Effect Model (FEM)
Dependent Variable: MARGIN?
Method: Pooled Least Squares
Date: 03/20/17 Time: 08:22
Sample: 2012Q1 2015Q4
Included observations: 16
Cross-sections included: 5
Total pool (unbalanced) observations: 80
Effects Specification
dependen, serta uji statistik yang terdiri dari uji F (simultan) dan uji t (parsial).
1. Uji Adjusted 𝐑𝟐
117
persentase Adjusted R2 , semakin besar Adjusted R2 square maka semakin baik
(Inflasi) dan X4 (BI rate) terhadap variabel Y (Margin Murabahah). Hal ini
Uji ini akan menunjukkan apakah semua variabel independen (ROA, DPK,
menunjukkan angka sebesar 0.0000000. Nilai ini lebih kecil dari tingkat
(ROA, DPK, Inflasi dan BI rate) secara simultan berpengaruh terhadap variabel
118
3. Uji t-Statistik (Parsial)
DPK, Inflasi dan BI rate) yang dimasukkan dalam model regresi secara individual
Berdasarkan tabel 4.14, nilai t-statistik ROA sebesar 1.1606 dan nilai
Berdasarkan tabel 4.14, nilai t-statistik DPK sebesar 2.4473 dan nilai
Berdasarkan tabel 4.14, nilai t-statistik Inflasi sebesar -0.4397 dan nilai
119
d. Uji BI rate terhadap Margin Murabahah
Berdasarkan tabel 4.14, nilai t-statistik BI rate sebesar 2.4555 dan nilai
Berikut ini persamaan model regresi panel data dengan Fixed Effect Model
(FEM), yaitu:
Tabel 4.14
Hasil Estimasi Model Fixed Effect Model (FEM)
Dependent Variable: MARGIN?
Method: Pooled Least Squares
Date: 03/20/17 Time: 08:22
Sample: 2012Q1 2015Q4
Included observations: 16
Cross-sections included: 5
Total pool (unbalanced) observations: 80
Effects Specification
120
S.E. of regression 0.481806 Akaike info criterion 1.488253
Sum squared resid 15.55321 Schwarz criterion 1.764261
Log likelihood -47.55361 Hannan-Quinn criter. 1.598559
F-statistic 61.06780 Durbin-Watson stat 2.252460
Prob(F-statistic) 0.000000
2.455532BIit
Ketiga (DPK) pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1%, maka
sebesar 0.855499.
sebesar -0.439721.
121
5. Koefisien regresi sebesar 2.455532 menunjukkan jika nilai BI ratepada
Tabel 4.15
Model Regresi Setiap Bank
Fixed Effect (Cross)
_BUKOPIN_SYARIAH—C -0.174137
_MEGA_SYARIAH--C 0.780727
_BCA_SYARIAH--C -0.809814
_BNI_SYARIAH--C 0.067787
_BRI_SYARIAH--C 0.231211
Sumber: Eviews 9.0
+ 2.455532BIit
2.455532BIit
122
periode ke t adalah konstan, maka margin murabahah pada Mega Syariah
2.455532BIit
2.455532BIit
2.455532BIit
123
G. Interpretasi
ROA yang baik atau buruk bukan menjadi perhatian utama bank syariah dalam
pembiayaan murabahah.
Menurut (Nurdany, 2012) rasio ROA yang baik akan membuat ekspektasi
masyarakat terhadap suatu bank menjadi tinggi, rasio ROA yang baik
semakin banyak transaksi murabahah semakin tinggi pula margin yang diperoleh
bank. Namun, dalam penelitian ini tidak ditemukan pengaruh yang signifikan
antara ROA dengan margin murabahah, hal tersebut dikarenakan ROA dari bank
syariah yang menjadi sampel secara rata-rata dapat dikatakan kurang sehat karena
yang positif. Hal ini menunjukkan, jika ROA meningkat sebesar satu poin maka
pendapatan bersih (Net Income) dengan rata-rata aktiva (Average Assets). ROA
124
dari ke lima bank syariah yang dijadikan objek penelitian tidak mempengaruhi
margin murabahah yang diperoleh. Namun, dengan hubungan yang positif antara
sekarang ini. Murabahah menjadi populer dalam dunia perbankan syariah karena
Selain bank syariah, nasabah juga ikut andil dalam membuat pembiayaan
bank syariah. Besarnya pendapatan dan lebih kecilnya rata-rata aktiva bank
tersebut akan membuat rasio Return On Asset (ROA) menjadi besar. Artinya
semakin tinggi ROA maka semakin tinggi pula pendapatan margin murabahah.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rahma, 2016) yang
hal ini bertolak belakang dengan temuan dari (Purwaningsih, 2010) yang
menemukan pengaruh signifikan dan positif atas variabel ROA terhadap margin
125
murabahah, sementara temuan dari (Nurdany, 2012) menemukan signifikansi
Ketiga(DPK) diperoleh sebesar 0.855449 memiliki arah yang positif. Hal ini
berarti setiap peningkatan satu poin pada Dana Pihak Ketiga(DPK) akan
kewajiban bank dalam memenuhi nisbah atau bonus yang diperjanjikan kepada
pemilik dana. Bonus atau nisbah yang diperjanjikan membuat bank meningkatkan
volume dari pembiayaan murabahah demi mendapatkan margin yang akan dibagi-
Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terhimpun. Dimana dari pembiayaan ini, hasil
Bagi hasil yang akan dibagikan kepada pihak ketiga diperoleh dari margin
murabahah, jadi semakin tinggi Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terhimpun maka
semakin tinggi pula investasi yang dilakukan bank syariah pada pembiayaan
126
Hal ini sejalan dengan temuan dari (Rahma, 2016) yang menemukan bahwa
bagi hasil Dana Pihak Ketiga (DPK) mempunyai pengaruh terhadap margin
murabahah dari 11 bank yang diteliti, dengan tingkat signifikasi sebesar 0.0000.
antara DPK terhadap margin murabahah pada Bank BRI Syariah dengan tingkat
Malaysia oleh (Pisol dkk, 2012), menunjukkan bahwa dalam menetapkan margin
Namun, hal ini tidak sejalan dengan temuan dari (Izzuddin, 2013) dimana ia
memiliki arah yang negatif. Berarti margin yang diberikan oleh bank syariah
yang ada, dan dengan hubungan yang negatif berarti setiap kenaikan satu poin
Semakin tinggi tingkat inflasi maka margin murabahah yang diperoleh akan
sangat erat kaitannya dengan inflasi, karena inflasi akan membuat komoditas dari
127
mengurungkan niat untuk membeli barang tersebut sehingga margin yang didapat
belinya, dengan nilai beli yang tinggi, maka akan menyebabkan nilai jual yang
Nilai jual yang tinggi dapat menyebabkan margin yang tinggi dan angsuran
yang tinggi pula. Tidak idealnya pembiayaan murabahah saat inflasi sedang
tinggi akan menyebabkan para calon nasabah mengurunkan niat untuk membeli
menurun saat inflasi sedang tinggi-tingginya. Penelitian ini tidak sejalan dengan
0.418. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Izzuddin,
2013) dimana variabel inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap margin
128
4. Pengaruh BI Rate Terhadap Margin Murabahah
2.455532 memiliki arah yang positif. Artinya jika BI rate mengalami peningkatan
sebesar satu poin maka akan mempengaruhi margin murabahah sebesar 2.45%.
Hal ini menandakan dalam menetapkan margin murabahah bank syariah yang
masih mengacu kepada BI rate dan sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya BI
rate.
syariah yang secara teori tidak dipengaruhi oleh suku bunga pasar, ternyata masih
rujukan oleh bank syariah dalam menentukan margin. Karena jika margin lebih
besar dibandingkan suku bunga yang berlaku maka nasabah akan berpaling dan
mencari bank lain yang memberikan margin yang ideal bagi mereka. Sebaliknya,
jika margin dibawah suku bunga pasar maka bank tersebut akan kalah dalam
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Fakhrina, 2015),
rate terhadap margin murabahah. Penelitian yang dilakukan oleh (Zandi dan
129
Arriffin, 2012) juga menemukan bahwa suku bunga mempengaruhi margin
Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
margin murabahah. Penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Sari, 2012) dimana ia tidak menemukan signifikasi antara BI rate
besar dari 0.05 dan juga tidak sejalan dengan (Izzuddin, 2012).
Margin Murabahah
Dana Pihak Ketiga (DPK), Ifnlasi dan BI rate berpengaruh terhadap margin
pengaruh yang signifikan antara ROA, DPK, Inflasi dan BI rate terhadap margin
murabahah.
menunjukkan angka sebesar 0.0000000. Nilai ini lebih kecil dari tingkat
(ROA, DPK, Inflasi dan BI rate) secara simultan berpengaruh terhadap variabel
130
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan pembahasan hasil olahan data yang telah dipaparkan
1. Hasil uji regresi panel data menemukan bahwa variabel independen Return
bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap margin murabahah. Tetapi hal ini
2. Hasil uji regresi panel data menemukan bahwa variabel Dana Pihak Ketiga
signifikan terhadap margin murabahah. Hal ini sejalan dengan temuan dari
(Rahma, 2016) yang menemukan bahwa bagi hasil Dana Pihak Ketiga (DPK)
antara DPK terhadap margin murabahah pada Bank BRI Syariah dan
penelitian ini sejalan dengan (Pisol dkk, 2012). Namun, hal ini tidak sejalan
131
dengan temuan dari (Izzuddin, 2013) dimana ia tidak menemukan signifikasi
variabel DPK terhadap margin murabahah pada Bank Mega Syariah dan BRI
Syariah.
3. Hasil uji regresi panel data menemukan bahwa variabel inflasi dengan tingkat
margin murabahah. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan
4. Hasil uji regresi panel data menemukan bahwa variabel BI rate dengan
Penelitian yang dilakukan oleh (Zandi dan Arriffin, 2012) juga menemukan
syariah di Iran dan Malaysia. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan
132
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sari, 2012) dimana ia
menemukan signifikasi sebesar 0.827 yang lebih besar dari 0.05 dan juga
5. Hasil uji regresi data panel menemukan bahwa variabel Return On Asset
(ROA), Dana Pihak Ketiga (DPK), inflasi dan BI rate secara simultan atau
6. Hasil uji regresi data panel menemukan bahwa variabel BI rate merupakan
objek penelitian masih menjadikan BI rate sebagai rujukan atau acuan dalam
bertolak belakang dengan teori bahwa dalam kegiatan usahanya bank syariah
B. Saran
133
memiliki titik observasi yang lebih banyak dan mencerminkan keadaan
diluar variabel penelitian ini, dan bagaimana hubungan yang terjadi di antara
variabel-variabel tersebut.
dalam memberi bonus dan nisbah bagi hasil kepada para pemilik dana agar
margin yang diinginkan menjadi ideal untuk nasabah dan khususnya bagi
bank sendiri.
134
Daftar Pustaka
Antonio, Muhammad, Syafi‟I, “Bank Syariah dari Teori ke Praktek Cetakan 1”,
Gemma Insani, Jakarta, 2001.
135
Fakhrina, Agus, “Pengaruh Suku Bunga Kredit dan Deposito Bank Konvensional
Terhadap Margin Pembiayaan Murabahah Bank Syariah di Indonesia”,
STAIN Pekalongan, 2015.
Juanda, Bambang dan Junaidi, “Ekonometrika Deret Waktu: Teori dan Aplikasi”,
IPB Press, Bogor, 2012.
Karim, Adiwarman, “Bank Islam: Analisa Fiqih dan Keuangan Edisi Pertama”,
PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004.
Karim, Adiwarman, “Bank Islam: Analisa Fiqih dan Keuangan Edisi Kedua”, PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006.
Karim, Adiwarman, “Bank Islam: Analisa Fiqih dan Keuangan Edisi Ketiga”, PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008.
Karim, Adiwarman, “Bank Islam: Analisa Fiqih dan Keuangan Edisi kelima”, PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013.
136
Kasmir, “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2002.
Long, J. B. “Macroeconomics”, McGraw-Hill, New York, 2002.
McConnell, C. R. “Macroeconomics”, McGraw-Hill, New York, 2008.
137
Rahma, Yusro, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Margin Murabahah Bank
Syariah di Indonesia”, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
Rivai dan Andria, “Bank and Financial Institution Management”, edisi keempat,
BP FEUI, Jakarta. 2009.
Rivai dan Veithzal, “Bank and Financial Institution Management: Conventional
and Sharia System”, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007.
Rivai dan Veithzal, “Islamic Banking Sistem Bank Islam Bukan Hanya Solusi
Menghadapi KrisisNamun Solusi dalam Menghadapi Berbagai Persoalan
Perbankan dan Ekonomi Global”, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010.
Rodoni, Ahmad dan Ali Herni, “Manajemen Keuangan Modern”, Mitra Wacana
Media, Jakarta, 2014.
138
Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
Verbeek, Marno, “A Guide to Modern Econometrics 2nd edition”, John Wiley &
Sons, Ltd, England, 2004.
Winarno, Wing, Wahyu, “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”,
UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2007.
Wiroso, “Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah”, PT.
Grasindo, Jakarta, 2005
Wiroso, “Produk Perbankan Syariah”, LPFE Usakti, Jakarta, 2011.
139
Lampiran 1: Model Pooled Least Square (PLS)
1. Hasil Model
Dependent Variable: MARGIN?
Method: Pooled Least Squares
Date: 03/20/17 Time: 08:20
Sample: 2012Q1 2015Q4
Included observations: 16
Cross-sections included: 5
Total pool (unbalanced) observations: 80
2. Representations
Estimation Command:
=====================
LS MARGIN? C ROA? DPK? INFLASI? BI_RATE?
Estimation Equations:
=====================
MARGIN_BUKOPIN_SYARIAH = C(1) + C(2)*ROA_BUKOPIN_SYARIAH +
C(3)*DPK_BUKOPIN_SYARIAH + C(4)*INFLASI_BUKOPIN_SYARIAH +
C(5)*BI_RATE_BUKOPIN_SYARIAH
Substituted Coefficients:
=====================
MARGIN_BUKOPIN_SYARIAH = -9.97729335522 + 0.188226283055*ROA_BUKOPIN_SYARIAH
+ 1.25814884338*DPK_BUKOPIN_SYARIAH - 0.570971967039*INFLASI_BUKOPIN_SYARIAH +
2.01280886355*BI_RATE_BUKOPIN_SYARIAH
140
MARGIN_MEGA_SYARIAH = -9.97729335522 + 0.188226283055*ROA_MEGA_SYARIAH +
1.25814884338*DPK_MEGA_SYARIAH - 0.570971967039*INFLASI_MEGA_SYARIAH +
2.01280886355*BI_RATE_MEGA_SYARIAH
3. Residual Tables
_BUKOPIN_SYARIAH Residuals _MEGA_SYARIAH Residuals
1.2 2.0
1.5
0.8
1.0
0.4
0.5
0.0
0.0
-0.4
-0.5
-0.8 -1.0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2012 2013 2014 2015 2012 2013 2014 2015
0.4 0.4
0.0 0.0
-0.4 -0.4
-0.8 -0.8
-1.2 -1.2
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2012 2013 2014 2015 2012 2013 2014 2015
_BRI_SYARIAH Residuals
0.8
0.4
0.0
-0.4
-0.8
-1.2
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2012 2013 2014 2015
141
Lampiran 2: Fixed Effect Model (FEM)
1. Hasil Model
Dependent Variable: MARGIN?
Method: Pooled Least Squares
Date: 03/20/17 Time: 08:22
Sample: 2012Q1 2015Q4
Included observations: 16
Cross-sections included: 5
Total pool (unbalanced) observations: 80
Effects Specification
2. Representations
Estimation Command:
=====================
LS(CX=F) MARGIN? C ROA? DPK? INFLASI? BI_RATE?
Estimation Equations:
=====================
MARGIN_BUKOPIN_SYARIAH = C(6) + C(1) + C(2)*ROA_BUKOPIN_SYARIAH +
C(3)*DPK_BUKOPIN_SYARIAH + C(4)*INFLASI_BUKOPIN_SYARIAH +
C(5)*BI_RATE_BUKOPIN_SYARIAH
142
MARGIN_BNI_SYARIAH = C(9) + C(1) + C(2)*ROA_BNI_SYARIAH +
C(3)*DPK_BNI_SYARIAH + C(4)*INFLASI_BNI_SYARIAH + C(5)*BI_RATE_BNI_SYARIAH
Substituted Coefficients:
=====================
MARGIN_BUKOPIN_SYARIAH = -0.174136912901 - 4.80411061672 +
0.114327467967*ROA_BUKOPIN_SYARIAH + 0.855449119782*DPK_BUKOPIN_SYARIAH -
0.439721268571*INFLASI_BUKOPIN_SYARIAH +
2.45553171293*BI_RATE_BUKOPIN_SYARIAH
143
Lamipran 3: Uji Chow
1. Hasil Model
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: RILO
Test cross-section fixed effects
2. Representations
Estimation Command:
=====================
LS(CX=F) MARGIN? C ROA? DPK? INFLASI? BI_RATE?
Estimation Equations:
=====================
MARGIN_BUKOPIN_SYARIAH = C(6) + C(1) + C(2)*ROA_BUKOPIN_SYARIAH +
C(3)*DPK_BUKOPIN_SYARIAH + C(4)*INFLASI_BUKOPIN_SYARIAH +
C(5)*BI_RATE_BUKOPIN_SYARIAH
144
MARGIN_BNI_SYARIAH = C(9) + C(1) + C(2)*ROA_BNI_SYARIAH +
C(3)*DPK_BNI_SYARIAH + C(4)*INFLASI_BNI_SYARIAH + C(5)*BI_RATE_BNI_SYARIAH
Substituted Coefficients:
=====================
MARGIN_BUKOPIN_SYARIAH = -0.174136912901 - 4.80411061672 +
0.114327467967*ROA_BUKOPIN_SYARIAH + 0.855449119782*DPK_BUKOPIN_SYARIAH -
0.439721268571*INFLASI_BUKOPIN_SYARIAH +
2.45553171293*BI_RATE_BUKOPIN_SYARIAH
145
Lampiran 4:Random Effect Model (REM)
1. Hasil Model
Effects Specification
S.D. Rho
Weighted Statistics
Unweighted Statistics
146
2. Representations
Estimation Command:
=====================
LS(CX=R) MARGIN? C ROA? DPK? INFLASI? BI_RATE?
Estimation Equations:
=====================
MARGIN_BUKOPIN_SYARIAH = C(6) + C(1) + C(2)*ROA_BUKOPIN_SYARIAH +
C(3)*DPK_BUKOPIN_SYARIAH + C(4)*INFLASI_BUKOPIN_SYARIAH +
C(5)*BI_RATE_BUKOPIN_SYARIAH
Substituted Coefficients:
=====================
MARGIN_BUKOPIN_SYARIAH = 3.11148280786e-12 - 9.97729335521 +
0.188226283052*ROA_BUKOPIN_SYARIAH + 1.25814884338*DPK_BUKOPIN_SYARIAH -
0.570971967035*INFLASI_BUKOPIN_SYARIAH +
2.01280886355*BI_RATE_BUKOPIN_SYARIAH
147
Lampiran 5: Uji Hausman
1. Hasil Model
Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Effects Specification
148
2. Representations
Estimation Command:
=====================
LS(CX=R) MARGIN? C ROA? DPK? INFLASI? BI_RATE?
Estimation Equations:
=====================
MARGIN_BUKOPIN_SYARIAH = C(6) + C(1) + C(2)*ROA_BUKOPIN_SYARIAH +
C(3)*DPK_BUKOPIN_SYARIAH + C(4)*INFLASI_BUKOPIN_SYARIAH +
C(5)*BI_RATE_BUKOPIN_SYARIAH
Substituted Coefficients:
=====================
MARGIN_BUKOPIN_SYARIAH = 3.11148280786e-12 - 9.97729335521 +
0.188226283052*ROA_BUKOPIN_SYARIAH + 1.25814884338*DPK_BUKOPIN_SYARIAH -
0.570971967035*INFLASI_BUKOPIN_SYARIAH +
2.01280886355*BI_RATE_BUKOPIN_SYARIAH
149
Lampiran 6: Data Variabel Penelitian
150
Nama Bank Tahun Margin ROA DPK Inflasi BI rate
BCA_SYARIAH 2013 T1 13125 0.92 1200456 5.9 5.75
BCA_SYARIAH 2013 T2 25698 0.97 1283684 5.9 6
BCA_SYARIAH 2013 T3 38521 0.99 1418684 8.4 7.25
BCA_SYARIAH 2013 T4 54142 1.01 1703049 8.38 7.5
BCA_SYARIAH 2014 T1 19297 0.86 1680808 7.32 7.5
BCA_SYARIAH 2014 T2 40169 0.69 1861348 6.7 7.5
BCA_SYARIAH 2014 T3 51565 0.67 1886345 4.53 7.5
BCA_SYARIAH 2014 T4 89607 0.76 2338709 8.36 7.75
BCA_SYARIAH 2015 T1 31376 0.71 2379674 6.38 7.5
BCA_SYARIAH 2015 T2 69350 0.78 2713701 7.26 7.5
BCA_SYARIAH 2015 T3 109753 0.86 2605729 6.83 7.5
BCA_SYARIAH 2015 T4 155220 1 3255154 3.35 7.5
BNI_SYARIAH 2012 T1 111050 0.63 6921122 3.97 5.75
BNI_SYARIAH 2012 T2 236166 0.65 7247944 4.53 5.75
BNI_SYARIAH 2012 T3 370559 1.31 7721027 4.31 5.75
BNI_SYARIAH 2012 T4 527024 1.48 8980035 4.3 5.75
BNI_SYARIAH 2013 T1 173699 1.62 10683235 5.9 5.75
BNI_SYARIAH 2013 T2 369196 1.24 10386112 5.9 6
BNI_SYARIAH 2013 T3 595205 1.22 10960565 8.4 7.25
BNI_SYARIAH 2013 T4 854003 1.37 11488209 8.38 7.5
BNI_SYARIAH 2014 T1 285613 1.22 12613835 7.32 7.5
BNI_SYARIAH 2014 T2 604306 1.11 13509005 6.7 7.5
BNI_SYARIAH 2014 T3 955343 1.11 14932565 4.53 7.5
BNI_SYARIAH 2014 T4 1450260 1.27 16246405 8.36 7.75
BNI_SYARIAH 2015 T1 417637 1.2 17422874 6.38 7.5
BNI_SYARIAH 2015 T2 849185 1.3 17321427 7.26 7.5
BNI_SYARIAH 2015 T3 1297748 1.32 18930222 6.83 7.5
BNI_SYARIAH 2015 T4 1741998 1.43 19322756 3.35 7.5
BRI_SYARIAH 2012 T1 201361 0.17 8899482 3.97 5.75
BRI_SYARIAH 2012 T2 416414 1.21 9410923 4.53 5.75
BRI_SYARIAH 2012 T3 645033 1.34 10153407 4.31 5.75
BRI_SYARIAH 2012 T4 887848 1.19 11948889 4.3 5.75
BRI_SYARIAH 2013 T1 250714 1.71 13011182 5.9 5.75
BRI_SYARIAH 2013 T2 525497 1.41 13832170 5.9 6
BRI_SYARIAH 2013 T3 824143 1.36 13924879 8.4 7.25
BRI_SYARIAH 2013 T4 1133476 1.15 14349712 8.38 7.5
BRI_SYARIAH 2014 T1 340296 0.46 13990979 7.32 7.5
BRI_SYARIAH 2014 T2 669754 0.03 15116585 6.7 7.5
151
Nama Bank Tahun Margin ROA DPK Inflasi BI rate
BRI_SYARIAH 2014 T3 1020236 0.2 15496505 4.53 7.5
BRI_SYARIAH 2014 T4 1335164 0.08 16947388 8.36 7.75
BRI_SYARIAH 2015 T1 378358 0.53 17562001 6.38 7.5
BRI_SYARIAH 2015 T2 739359 0.78 17310457 7.26 7.5
BRI_SYARIAH 2015 T3 1098634 0.8 18863643 6.83 7.5
BRI_SYARIAH 2015 T4 1458382 0.76 20123658 3.35 7.5
152