Anda di halaman 1dari 20

SATUAN ACARA PENYULUHAN NUTRISI, MOBILISASI DAN PENCEGAHAN

INFEKSI PADA PASIEN POST OP DI RUANG MARJAN ATAS


DI RUMAH SAKIT Dr.SLAMET GARUT

Disusun oleh :
Kelompok 4 Gelombang 1 Keperawatan Medikal Bedah
Tri Aji Raharja
Senvi Fatnamartiana
Tanti Almuwaroh
Risna Risela Agustin
Intan Salsabila
Mia Vauziah Lestary
Irfani Nurfuadah
Annisa Aulia Suci
Dian Kurnia Rahayu
Rani Asyuni Sipayung
Meza Belindiani Azzahra

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXVII


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Nutrisi, Mobilisasi dan Pencegahan Infeksi pada pasien Post Op
Sub Pokok bahasan : Nutrisi
1. Pengertian Nutrisi.
2. Manfaat Nutrisi .
3. Macam-macam Nutrisi.
4. Makanan yang dapat dikonsumsi pada pasien post op.
: Mobilisasi
1. Pengertian Mobilisasi.
2. Manfaat Mobilisasi.
3. Teknik Pelaksanaan Mobilisasi.
4. Indikasi dan Kontraindikasi Mobilisasi.
5. Akibat tidak melakukan Mobilisasi.
Pencegahan Infeksi
1. Pengertian Infeksi Luka Operasi
2. Factor Resiko Terkena Infeksi
3. Manfaat Pencegahan Infeksi
4. Teknik Pelaksanaan Pencegahan Infeksi.
5. Akibat tidak melakukan Pencegahan Infeksi

Sasaran : Keluarga pasien di ruangan Marjan Atas


Tempat : Ruangan Marjan Atas
Waktu : 40 Menit
Hari/ Tanggal : Selasa, 26 Maret 2019

I. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )


Setelah diberikan penyuluhan selama 40 menit diharapkan keluarga pasien dapat
memahami tentang Mobilisasi, Nutrisi dan Perawatan Luka.

II. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )


Setelah diberikan penyuluhan selama 40 menit keluarga dapat :
Nutrisi
1. Menjelaskan pengertian Nutrisi

2. Menjelaskan manfaat Nutrisi

3. Menjelaskan macam-macam Nutrisi

4. Menyebutkan makanan yang dapat dikonsumsi pada pasien post op

Mobilisasi
1. Menjelaskan pengertian Mobilisasi.

2. Menjelaskan Manfaat Mobilisasi.

3. Menjelaskan teknik Pelaksanaan Mobilisasi.

4. Menyebutkan indikasi dan Kontraindikasi Mobilisasi.

5. Menyebutkan akibat tidak melakukan Mobilisasi.

Pencegahan Infeksi
1. Menjelaskan pengertian Infeksi Luka Operasi

2. Menjelaskan Faktor Resiko Luka Operasi

3. Menjelaskan Manfaat Pencegahan Infeksi.

4. Menjelaskan Teknik Pelaksanaan Pencegahan Infeksi.

5. Menyebutkan Akibat Tidak Melakukan Pencegahan Infeksi.

III. Karakteristik Sasaran


Sasaran dalam penyuluhan ini adalah keluarga pasien yang sedang dirawat di ruang Marjan
Atas di Rumah Sakit Dr.Slamet Garut.
IV. Analisis Tugas
Standar Kompetensi :
1. Know
Nutrisi
- Pengertian Nutrisi

- Manfaat Nutrisi

- Macam-macam Nutrisi

- Makanan yang dapat dikonsumsi pada pasien post op

Mobilisasi
- Pengertian Mobilisasi.

- Manfaat Mobilisasi.

- Teknik Pelaksanaan Mobilisasi.

- Indikasi dan Kontraindikasi Mobilisasi.

- Akibat tidak melakukan Mobilisasi.

Pencegahan Infeksi
- Pengertian Infeksi Luka Operasi

- Faktor Resiko Terkena Infeksi

- Manfaat Pencegahan Infeksi.

- Menjelaskan teknik Pelaksanaan Pencegahan Infeksi.

- Akibat tidak melakukan Pencegahan Infeksi.

2. Show
Keluarga pasien mendiskusikan hal-hal yang belum dimengerti tentang materi yang
dipaparkan.
3. Do
- Keluarga pasien mampu memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh penyuluh
- Keluarga pasien mampu menjawab pertanyaan yang diajukan
- Keluarga pasien mampu menjelaskan kembali materi yang telah diberikan oleh
penyuluh

V. Materi Penyuluhan
Terlampir

VI. Metode Penyuluhan


1. Ceramah
2. Diskusi

VII. Media yang Digunakan


1. Leaflet

VIII. Alokasi Waktu Kegiatan


1. Apersepsi (5 menit)
2. Uraian materi (30 menit)
3. Penutup (5 menit)

IX. Strategi Instruksional


1. Menjelaskan materi penyuluhan
2. Menggunakan media pengajaran untuk mempermudah pemahaman peserta
3. Memberikan kesempatan bertanya pada sasaran
4. Mengadakan evaluasi

X. Variasi Pengajaran
1. Suara : intonasi dan volume digunakan untuk memperjelas suatu pernyataan atau
pertanyaan
2. Menggunakan mimik wajah, gerakan tangan, anggukan kepala, dan sikap tubuh
3. Mempertahankan kontak mata
4. Menggunakan waktu hening/ silent
5. Memberikan pujian untuk peserta yang dapat menjawab pertanyaan dengan baik
6. Menggunakan variasi media pengajaran leaflet

XI. Kegiatan Belajar Mengajar

No. Waktu Kegiatan Sasaran


Penyaji Keluarga Pasien
1. 5 Pembukaan - Menyampaikan - Menjawab salam
Menit a. Salam pembuka salam pembuka,
b. Perkenalan perkenalan,
c. Menjelaskan menjelaskan maksud
pokok bahasan dan tujuan serta
d. Menyampaikan kontrak watu
tujuan pelaksanaan
e. Kontrak waktu kegiatan kepada
f. Apersepsi peserta penyuluhan
dengan bahasa yang
sopan dan jelas serta
penggunaan kata
yang efisien
- Menanyakan - Memperhatikan dan
beberapa pertanyaan terlihat antusias
seputar opini peserta mengikuti
mengenai topik penyuluhan
penyuluhan
2 30 Kegiatan Inti - Menyampaikan Menyimak dan
menit Penyampaian materi materi dengan jelas memperhatikan
Nutrisi dan tepat sesuai penyuluhan dengan
- Pengertian dengan metode yang baik dan antusias
Nutrisi dipilih
- Manfaat Nutrisi - Menyampaikan
- Macam-macam materi tidak berbelit-
Nutrisi belit serta efisien
- Makanan yang sehingga mencegah
dapat dikonsumsi kekurangan waktu
pada pasien post - Memanfaatkan
op semua media yang
Mobilisasi tersedia untuk
menyampaikan
materi dengan baik
- Pengertian
mobilisasi
- Manfaat
mobilisasi
- Teknik
pelaksanaan
mobilisasi
- Indikasi dan
kontra indikasi
mobilisasi
- Akibat tidak
melakukan
mobilisasi
Pencegahan Infeksi

- Pengertian
Infeksi Luka
Operasi

- Faktor Resiko
Terkena Infeksi

- Manfaat
Pencegahan
infeksi
- Teknik
pelaksanaan
pencegahan
infeksi
- Akibat tidak
melakukan
pencegahan
infeksi

3 5 Penutup
Menit - Sesi tanya jawab - Peserta penyuluhan
dengan antusias
- Melakukan dialog bertanya dan
interaktif dengan berdialog tentang
peserta penyuluhan materi penyuluhan
- Melakukan - Bersama penyaji
evaluasi menyimpulkan
- Menanyakan materi
beberapa pertanyaan
singkat kepada
audiens tentang
materi penyuluhan
- Menyimpulkan untuk mengetahui - Menyimak dan
materi yang feed back memperhatikan
didiskusikan - Menyampaikan
- Mengakhiri kesimpulan dengan - Menjawab salam
kegiatan dengan padat dan jelas
salam - Menyampaikan
salam penutup dan
ucapan terimakasih
dengan sopan dan
jelas

XII. Evaluasi
Nutrisi
1. Menjelaskan pengertian Nutrisi

2. Menjelaskan manfaat Nutrisi

3. Menjelaskan macam-macam Nutrisi

4. Menyebutkan makanan yang dapat dikonsumsi pada pasien post op

Mobilisasi
1. Menjelaskan pengertian Mobilisasi.

2. Menjelaskan Manfaat Mobilisasi.

3. Menjelaskan teknik Pelaksanaan Mobilisasi.

4. Menyebutkan indikasi dan Kontraindikasi Mobilisasi.

5. Menyebutkan akibat tidak melakukan Mobilisasi.


Pencegahan infeksi
1. Menjelaskan pengertian infeksi luka operasi

2. Menjelaskan faktor resiko terkena infeksi

3. Menjelaskan manfaat Pencegahan infeksi.

4. Menjelaskan teknik Pelaksanaan Pencegahan infeksi.

5. Menyebutkan akibat tidak melakukan Pencegahan infeksi.


LAMPIRAN MATERI
1. Nutrisi

a) Pengertian Nutrisi

Nutrisi adalah suatu subtansi organic yang ada dan di butuhkan oleh organisme
yang memiliki manfaat menormalkan sistem tubuh, pertumbuhan tubuh dan juga
sebagai pemeliharaan kesehatan. Penelitian di bidang nutrisi sendri mempelajari
hubungan yang terjadi antara makan dan minuman akan kesehatan dan juga penyakit
yang khususnya agar dapat menentukan diet yang optimal.

b) Manfaat Nutrisi

1) Meningkatkan Sistem Kekebalan


2) Membantu Mempertahankan Berat Badan
3) Melindungi Tulang Dan Gigi
4) Energi dan Vitalitas Untuk Hidup
5) Memperlambat Penuaan
c) Macam-macam Nutrisi

Ada beberapa macam nutrisi pada umumnya, berikut penjelasannya.

1) Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama Anda dalam menjalani setiap


aktivitas sehari-hari. Tubuh Anda menggunakan karbohidrat untuk
memproduksi glukosa yang dapat segera digunakan atau menyimpannya sebagai
cadangan energi. Jumlah glukosa yang diproduksi berlebihan akan disimpan
oleh tubuh sebagai lemak.

2) Protein

Protein sangat bermanfaat bagi tubuh Anda untuk membantu membangun


serta memelihara jaringan otot serta saraf lainnya. Senyawa ini juga berfungsi
untuk memproduksi hormon yang berguna bagi tubuh. Seperti halnya
karbohidrat, kelebihan dari konsumsi protein akan disimpan tubuh dalam bentuk
lemak.

3) Lemak

Jenis nutrisi lain yang dibutuhkan adalah lemak, baik jenuh maupun tidak
jenuh. Lemak tidak jenuh merupakan jenis lemak yang paling aman untuk Anda
konsumsi. Walaupun pada dasarnya lemak tak jenuh juga dapat berubah menjadi
lemak jenuh apabila dilakukan proses penyempurnaan. Akan tetapi konsumsi
lemak jenuh dalam jumlah yang berlebihan sangat tidak disarankan karena
berpotensi meningkatkan kadar kolesterol.

4) Vitamin

Vitamin dibutuhkan untuk membantu metabolisme tubuh, meningkatkan


energi dan membantu kelancaran berpikir. Setiap vitamin yang dikonsumsi tentu
memiliki manfaat berbeda-beda bagi tubuh. Bahkan terdapat beberapa vitamin
yang berkhasiat untuk meminimalisir resiko terserang penyakit tertentu.

5) Mineral dan trace elemen lainnya

Tubuh juga membutuhkan pasokan nutrisi yang berasal dari mineral dan trace
elemen lainnya. Keduanya bermanfaat dalam membantu melancarkan kerja
organ tubuh.

6) Air

Keberadaan air sebagai salah satu nutrisi dalam tubuh jelas begitu penting.
Air berfungsi sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang setalah melakukan
rutinitas sehari-hari. Disamping itu, air juga dapat mengontrol jumlah kalori,
memperlancar fungsi ginjal, meningkatkan energi hingga membuang racun.

d) Makanan yang dapat dikonsumsi pada pasien post op.

Berikut beberapa makanan yang baik dikonsumsi setelah operasi.

1) Protein
Asam amino dari protein terlibat langsung pada proses penyembuhan luka dan
regenerasi jaringan. Protein terbaik berasal dari jenis makanan yang rendah lemak
seperti unggas, ikan, makanan laut, telur, susu rendah lemak, daging tanpa lemak,
produk kedelai, kacang polong, kacang lentil dan kacang-kacangan lainnya.

2) Karbohidrat

Karbohidrat adalah sumber energi utama otak dan juga mampu mencegah
kerusakan otot. Karbohidrat yang tinggi serat seperti biji-bijian, buah-buahan,
sayuran, kacang-kacangan dan polong-polongan sangat bermanfaat karena menurut
The Diet Channel, jenis makanan tersebut dapat membantu mencegah sembelit
sebagai efek samping yang umumnya terjadi karena mengonsumsi obat nyeri.

3) Lemak sehat

Lemak sehat tidak hanya memberikan energi, tetapi terlibat juga dalam
memperkuat sistem kekebalan tubuh pasca operasi. Selain itu, lemak sehat juga
mampu membantu penyerapan vitamin dalam tubuh. Jika Anda termasuk yang baru
saja menjalani operasi, maka dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang kaya
lemak sehat seperti minyak zaitun, alpukat, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

4) Vitamin

Vitamin A dan vitamin C sangat penting dikonsumsi setelah operasi karena


sifatnya yang mampu menyembuhkan luka. Vitamin A berasal dari sayuran
berwarna oranye dan hijau gelap seperti wortel, ubi jalar, kangkung, bayam, dan
brokoli. Sedangkan makanan yang kaya vitamin C adalah jeruk, paprika manis,
buah beri, kentang, tomat dan melon. Selain mengonsumsi dua jenis vitamin yang
sudah disebutkan di atas, mengonsumsi vitamin D, E, dan K juga sangat dianjurkan
karena memegang peranan penting dalam memulihkan kondisi pasca operasi.
Vitamin D mampu mempercepat penyembuhan tulang, vitamin E berfungsi
melindungi tubuh dari radikal bebas, sedangkan vitamin K berperan dalam proses
pembekuan darah.
5) Mineral

Jenis mineral seperti seng dan zat besi sangat dibutuhkan untuk penyembuhan
luka dan sebagai asupan energi setelah operasi. Makanan kaya zat besi dan seng
bisa ditemui pada semua jenis daging dan unggas, kacang-kacangan, buah aprikot,
telur, roti gandum, dan sereal.

6) Air

American Cancer Society merekomendasikan mengonsumsi delapan gelas air


setiap hari setelah operasi. Hal ini dikarenakan air membantu proses pembuangan
dan metabolisme tubuh yang mampu membuang racun-racun lewat urine ataupun
keringat. Oleh sebab itu, hidrasi memerankan peranan yang penting selama proses
penyembuhan.

2. Mobilisasi
a) Pengertian Mobilisasi.

Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah


teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat dan untuk
kemandirian . (Barbara Kozier, 1995).

Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas.


Mobilisasi mempunyai banyak kegunaan seperti untuk mengutarakan emosi dengan
gerakan - gerakan non verbal, pemenuhan kebutuhan dasar seseorang, kegiatan
sehari - hari kebutuhan sosial dan rekreasi (Sarwono, 2008). Mobilisasi dini penting
dilakukan sebagai tindakan untuk mengembalikan secara berangsur - angsur ke
tahapan mobilisasi yang sebelumnya. Mobilisasi yang tidak dilakukan dapat
menyebabkan adanya gangguan pada fungsi tubuh, aliran darah menjadi tersumbat
dan peningkatan rasa nyeri (Potter & Perry, 2010).

Mobilisasi seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain gaya
hidup yang berubah, adanya proses penyakit, kebudayaan seseorang, tingkat energi,
usia dan status perkembangan. Adapun faktor lainnya yang dapat memengaruhi
yaitu pemberian motivasi dari petugas kesehatan dengan cara pendidikan kesehatan
tentang mobilisasi post operasi supaya bisa dipahami dan dilaksanakan oleh pasien
(Hessol et al, 2012).

b) Manfaat Mobilisasi.

Beberapa tujuan dari mobilisasi menurut Susan J. Garrison (2004), antara lain :

1) Mempertahankan fungsi tubuh

2) Memperlancar peredaran darah sehingga mempercepat penyembuhan luka

3) Membantu pernafasan menjadi lebih baik

4) Mempertahankan tonus otot

5) Memperlancar eliminasi Alvi dan Urin

6) Mengembalikan aktivitas tertentu sehingga pasien dapat kembali normal dan


atau dapat memenuhi kebutuhan gerak harian.

Mobilisasi dini sangat bermanfaat secara fisik pada pasien post operasi, diantaranya
pada sistem kardiovaskuler dapat meningkatkan curah jantung, menguatkan otot
jantung, menjaga kelancaran peredaran darah, memperbaiki pengaturan
metabolisme tubuh, mengembalikan fungsi kerja fisik, tanda - tanda vital dalam
batas normal yang akan mempercepat proses penyembuhan luka sehingga resiko
terjadinya infeksi tidak terjadi, selain itu melatih otot - otot dan sendi pasca operasi
untuk mencegah kekakuan. Pada sistem pencernaan meningkatkan mobilitas
lambung dan memperbaiki toleransi otot abdomen (Brunner & Suddarth, 2002 ;
Potter & Perry, 2006; Chaudhary, 2007).
c) Teknik Pelaksanaan Mobilisasi.

Menurut Hidayat (2012), mobilisasi dini dibagi menjadi 2 macam yaitu:

1) Mobilisasi Penuh
Mobilisasi penuh yaitu kemampuan seseorang dalam bergerak dengan batasan
tidak jelas dan mampu bergerak secara bebas tanpa hambatan atau gangguan
fungsi tubuh
2) Mobilisasi sebagian
Mobilisasi sebagian adalah ketidakmampuan seseorang untuk bergerak secara
bebas dan aktif dikarenakan adanya gangguan saraf motorik dan sensorik pada
anggota tubuh. Mobilisasi sebagian dibagi menjadi 2, yaitu:

 Mobilisasi sebagian temporer


Mobilisasi sebagian temporer adalah kemampuan seseorang untuk bergerak
dengan batasan yang tidak menetap. Hal tersebut disebut dengan batasan
yang bersifat reversible pada system musculoskeletal. Contohnya yaitu
adanya dislkasi pada sendi dan tulang.

 Mobilisasi sebagian permanen


Mobilisasi sebagian permanen merupakan kemampuan seseoranguntuk
bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal ini disebabkan karena
adanya kerusakan system saraf yang reversible. Contohnya yaitu terjadinya
kelumpuhan karena stroke, lumpuh karena cidera tulang belakang,
poliomegalitis kerena terganggunya system saraf motorik dan sensorik.

Mobilisasi dini harus dilakukan secara bertahap. Menurut Clark et al (2013),


mobilisasi dini dibagi menjadi 4 tahapan yaitu:

1) Tahap 1: Post pembedahan pada 6 - 24 jam pertama, pasien dianjurkan untuk


melakukan teknik nafas dalam dan batu efektif. Melakukan latihan ROM,
latihan miring kanan dan miring kiri serta meninggikan tempat tidur dari posisi
15º sampai 90º
2) Tahap 2: Pada 24 jam kedua, pasien dianjurkan untuk duduk ditempat tidur
tanpa bersandar dengan mengobservasi rasa nyeri kemudian dilanjutkan dengan
duduk di tepi tempat tidur
3) Tahap 3: Pada 24 jam ketiga, pasien dianjurkan untuk latihan berdiri di samping
tempat tidur dan latihan berjalan disekitar tempat tidur.
4) Tahap 4: Pada 24 jam keempat, pasien diharapkansudah dapat berjalan secara
mandiri
d) Indikasi dan Kontraindikasi Mobilisasi.

Indikasi diberikan mobilisasi adalah :

 Patah tulang anggota gerak bawah yang telah dianjurkan untuk latihan
mobilisasi
 Post pengobatan kompresi lumbal
 Pasien pasca serangan stroke dengan kerusakan mobilitas fisik
 Pasien post operasi yang memerlukan latihan mobilisasi, seperti kolostomi atau
laparostomi.

Beberapa kontraindikasi dalam melakukan mobilisasi dini yang harus diperhatikan,


adalah sebagai berikut:

1) Pasien dengan fraktur tidak stabil


Pasien dengan fraktur tidak stabil karena pasien yang mengalami fraktur tersebut
membutuhkan mobilisasi dini untuk mengembalikan fungsi tubuhnya,
kesejajaran, dan memeprtahankan posisi yang benar sampai masa penyatuan
(Zanni & Needham, 2010).

2) Trombus emboli pada pembuluh darah


Peningkatan aliran darah yang cepat masa yang terbentuk dari trombosit akan
terlepasdari dinding pembuluh darah, akan tetapi kemudian akan diganti oleh
trombosit lain (Zanni & Needham, 2010).

3) Tekanan darah tinggi


Pasien yang memiliki tekanan diastole > 200 mmHg dan systole > 100 mmHg,
maka dapat menyebabkan pembuluh darah di otak mengalami penciutan
mendadak (Zanni & Needham, 2010).

4) Penyakit sistemik atau demam


Pasien yang mengalami penyakit sistemik atau demam dianjurkan untuk banyak
istirahat untuk mencegah komplikasi yang timbul baru setelah demamnya
menurun dalam melakukan mobilisasi dini (Zanni & Needham, 2010)
e) Akibat tidak melakukan Mobilisasi.

Ada beberapa dampak dari tidak melakukan mobilisasi diantaranya dapat


menyebabkan gangguan pada fungsi tubuh, aliran darah menjadi tersumbat dan
terjadi peningkatan intensitas nyeri (Potter & Perry, 2010). Mobilisasi memiliki
peranan yang penting untuk mengurangi nyeri dengan cara menghilangkan
konsentrasi pasien pada lokasi nyeri, mengurangi aktivasi mediator kimiawi serta
meminimalkan transmisi saraf nyeri menuju saraf pusat. Dengan proses tersebut,
mobilisasi sangat efektif untuk menurunkan tingkat nyeri setelah operasi (Nugroho,
2010). Selain itu, mobilisasi dini juga dapat menurunkan emboli paru, komplikasi
thrombosis vena, pneumonia dan retensi urin serta dapat mengurangi hari rawat
pasien (Smuel, 2011).

Mobilisasi yang tidak dilakukan sesegera mungkin memberikan banyak


kerugian. Dimana posisi yang tidak berubah dengan waktu yang lama dapat
mengakibatkan terjadinya vaskularisasi, terjadi penurunan suplai darah yang dapat
meningkatkan rasa nyeri pada daerah luka post operasi dan menghambat proses
penyembuhan luka operasi. Penurunan suplai darah juga dapat mengakibatkan sel
mengalami kekurangan oksigen dan merangsang pengeluaran mediator kimia nyeri.
Kondisi ini menyebabkan pasien tidak ingin melakukan mobilisasi setelah operasi
yang justru dapat menyebabkan intensitas nyeri semakin meningkat (Karyati S.,
Hanafi, & Astuti, 2018).

Akibat lain jika tidak dilakukan mobilisasi :

- Penyembuhan luka menjadi lama


- Menambah rasa sakit
- Badan menjadi pegal dan kaku
- Kulit menjadi lecet dan luka (dekubitus)
- Memperlama perawatan dirumah sakit
3. Pencegahan Infeksi
a) Pengertian Infeksi Luka Operasi

Pencegaha ILO (Infeksi Luka Operasi) adalah tindakan pencegahan yang dilakukan
untuk mengurangi infeksi pada luka operasi yang terjadi dalam kurun waktu 30 hari
paska operasi (Hidajat, Nucki. 2009). Bakteri pada ILO dapat berasal dari pasien,
dokter dan tim, lingkungan, dan instrument (Hidajat, Nucki. 2009).

b) Faktor Resiko Terkena Infeksi

Faktor instrinsik :
- Usia
- Malnutrisi
- Memiliki riwayat terinfeksi sebelum operasi
- Perokok aktif
- Memiliki riwayat penyakit lain
- Kanker

Faktor ekstrinsik :
- Kontak dengan orang yang sedang terinfeksi
- Petugas kesehatan kurang memerhatikan kebersihan tangan
- Teknik aseptic atau steril yang kurang selama perawatan luka paska operasi
- Peralatan yang sudah terkontaminasi bakteri
c) Manfaat Pencegahan Infeksi.

- Mengurangi lama rawat pasien


- Mengurangi biaya perawatan
- Terhindar dari mikroorganisme penyebab infeksi
- Penyembuhan luka terutama pasca operasi lebih cepat
- Terhindar dari penularan penyakit dari orang lain
- Kondisi tubuh selalu terjaga dan bugar
d) Teknik Pelaksanaan Pencegahan Infeksi

Teknik pelaksanaan pencegahan infeksi (Joint Commision International [JCI], 2018)

- Memberikan antibiotik profilaksis


- Menggunakan teknik aseptik dan steril saat mengganti balutan.
- Observasi tanda-tanda infeksi saat penggantian balutan.
- Memastikan tabung dan saluran selang drainase berfungsi dengan baik.
- Menjaga agar kondisi lingkungan disekitar pasien tetap bersih.
- Melakukan cuci tangan saat melakukan perawatan luka pasien
- Melakukan mobilisasi yang aman bagi luka pasien
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai tanda-tanda infeksi :
a. Adanya kemerahan, bengkak, nyeri tekan, dan terasa hangat pada luka
operasi
b. Adanya cairan yang berbau keluar pada luka operasi
c. Pasien mengigil atau demam
d. Denyut nadi meningkat
e. Kelenjar getah bening pada pasien membesar
f. Kelelahan, nyeri, anoreksia, dan dapat terjadi perubahan status mental pada
orang tua
g. Tes darah laboratorium terjadi peningkatan Leukosit/sel darah putih
e) Akibat Tidak Dilakukan Pencegahan Infeksi

Meski beberapa jenis organisme terdapat di tubuh dan tergolong tidak


berbahaya, pada kondisi tertentu, organisme-organisme tersebut dapat menyerang
dan menimbulkan gangguan kesehatan, penyembuhan pasca operasi
berkepanjangan, timbul penyakit baru yang bahkan berpotensi menyebabkan
kematian.
DAFTAR PUSTAKA
Arianti, A. (2017). Efektifitas Edukasi Video Animasi Mobilisasi Dini Pada Pemulihan
Kemampuan Berjalan Pasien Post Pembedahan.

Hidajat, Nucki. 2009. Pencegahan Infeksi Luka Operasi. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-


content/uploads/2009/04/pencegahan_infeksi_luka_operasi.pdf. Diakses pada 24 Maret
2019

Joint Commision International (JCI). 2018. Evidence-Based Principle and Practices for Preventing
Surgical Site Infections.
https://www.jointcommissioninternational.org/assets/3/7/JCI_SSI_Toolkit.pdf. Diakses
pada 25 Maret 2019

Kemenkes Kesehatan RI, 2014, Pedoman Gizi Seimbang


http://gizi.depkes.go.id/download/pedoman%20gizi/pgs%20ok.pdf, diakses tanggal 25
Maret 2019

Markhamah, F. M., & Sulastri, S. K. (2016). Upaya Peningkatan Pengetahuan Mobilisasi Ibu Post
Sectio Caesarea Di Rsu Assalam Gemolong (Doctoral Dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).

Markhamah, F. M., & Sulastri, S. K. (2016). Upaya Peningkatan Pengetahuan Mobilisasi Ibu Post
Sectio Caesarea Di Rsu Assalam Gemolong (Doctoral Dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).

Potter, Perry. (2010). Fundamental Of Nursing: Consep, Proses and Practice. Edisi 7. Vol. 3. EGC,
Jakarta

World Health Organization (WHO). 2016. Global guidelines on the prevention of surgical site
infection. https://www.who.int/gpsc/ssi-prevention-guidelines/en/. Diakses pada tanggal
24 Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai