Susunan Saraf Tepi
Susunan Saraf Tepi
Susunan Saraf Tepi
Divisi eferen susunan saraf tepi adalah jalur komunikasi yang digunakan oleh susunan saraf pusat untuk
mengontrol aktivitas otot dan kelenjar,organ-organ efektor yang melaksanakan efek,atau tindakan yang
diinginkan.SSP mengatur organ-organ efektor ini dengan memicu potensial aksi di badan sel neuron eferen yang
aksonya berakhir di organ-organ tersebut.Otot jantung,otot polos,sebagian besar kelenjar eksokrin,sebagian kelenjar
endokrin,dan jaringan adiposa (lemak) disarafi oleh sistem saraf otonom,cabang involunter divisi eferen
perifer.Otot rangkas disarafi oleh sistem saraf somatik,cabang divisi eferen yang berada dibawah control
kesadaran.Keluaran eferen biasanya mempengaruhi gerakan atau sekresi,sebagian besar dari keluaran eferen ini
ditunjukkan untuk mempertahankan homeostasis.Keluaran eferen ke otot rangka juga ditujukan untuk secara sengaja
mengontrol aktivitas non-homeostatik,misalnya mengendarai sepeda(perlu disadari bahwa banyak organ efektor
juga berada dibawah control hormone dan/atau mekanisme control intrinsik).
Berapa banyak neurotransmitter yang anda perkirakan dilepaskan dari berbagai ujung saraf eferen untuk
pada hakikatnya memicu semua respons organ efektor yang dikontrol oleh saraf?Hanya dua asetikolin dan
norepinefrin!Kedua transmiter ini,dengan bekerja secara independen,menimbulkan efek yang sedimikian beragam
seperti sekresi liur,kontraksi kandung empedu,dan gerakan motoric volunter.Efek-efek ini adalah contoh utama
bagaimana pembawa pesan kimiawi yang sama dapat memicu beragam respons di berbagai organ,bergantung pada
spesialisasi organ efektor yang bersangkutan.
TAUT NEUROMUSKULAR
Neuron motoric dan serat otot rangka berhubungan secara kimiawi di taut neuromuscular
Potensial aksi di neuron motoric merambat cepat dari badan sel didalam SSP ke otot rangka disepanjang akson
bermielin besar(serat eferen) neuron.Sewaktu mendekati otot,akson membentuk banyak cabang terminal dan
kehilangan selubung mielinya.Masing-masing dari terminal akson ini membentuk taut khusus,taut
neuromuskular2,dengan satu dari banyak sel otot yang membentuk otot keseluruhan.Sel otot,disebut juga serat
otot,berbentuk silindris dan panjang.Terminal akson membesar membentuk struktur mirip tombol,terminal
button atau bouton,yang pas masuk ke cekungan dangkal,atau groove di serat otot di bawahnya.Sebagian
ilmuwan menyebut taut neuromuscular sebagai “motor end plate”.Namun kita akan mencadangkan istilah motor
end plate untuk bagian khusus membrane sel otot tepat dibawah terminal button.
FISIOLOGI OTOT
PENDAHULUAN
Dengan menggerakkan komponen-komponen intrasel tertentu,sel otot dapat menghasilkan tegangan dan
memendek,yaitu berkontraksi.Ingatlah bahwa tiga tipe otot adalah otot rangka,otot jantung,dan otot
polos.Melalui kemampuan berkontraksinya yang berkembang sempurna,kelompok-kelompok sel otot yang
bekerja sama dalam suatu otot dapat menghasilkan gerakan dan melakukan kerja.Kontraksi terkontrol otot
memungkinkan (1) terjadinya gerakan bertujuan tubuh keseluruhan atau bagian-bagiannnya(misalnya berjalan
atau melambaikan tangan),(2) kita memanipulasi benda eksternal(misalnya menyetir atau memindahkan
furniture),(3) terdorongnya atau mengalirnya isi berbagai organ internal berongga (misalnya sirkulasi darah atau
mengalirnya makanan melalui saluran cerna),dan (4) kita mengosongkan isi organ tertentu ke lingkungan
eksternal (misalnya berkemih atau melahirkan).
Otot membentuk kelompok jaringan terbesar di tubuh,menghasilkan sekitar separuh dari berat tubuh.otot
rangka saja membentuk 40% berat tubuh pria dan 32% pada wanita,dengan otot polos dan otot jantung
membentuk 10 % lainnya dari berat total.Meskipun ketiga jenis otot secara structural dan fungsional berbeda
namun mereka diklasifikasikan dalam dua cara berlainan berdasarkan karakteristik umumnya.Pertama,otot
dikategorisasikan sebagai lurik atau serat-lintang (otot rangka dan otot jantung) atau polos (otot
polos),bergantung pada ada tidaknya pita terang gelap bergantian,atau garis-garis,jika otot dilihat di bawah
mikroskop cahaya.Kedua,otot dapat dikelompokkan sebagai volunteer (otot rangka) atau involunter (otot jantung
dan otot polos),masing-masing bergantung pada apakah otot tersebut disarafi oleh sistem saraf somatic dan
berada di bawah kontrol kesadaran,atau disarafi oleh sistem saraf otonom dan tidak berada di bawah control
kesadaran.Meskipun otot rangka digilongkan sebagai volunteer,karena dapat dikontrol oleh kesadaran,namun
banyak aktivitas otot rangka juga berada di bawah control involunter bawah-sadar,misalnya aktivitas yang
berkaitan dengan postur,keseimbangan,dan gerakan stereotipikal seperti berjalan.
Fasia palmaris.Bagian khusus fasia dalam yang lebih padat dan terbentang di atas tapak tangan dan
menambat struktur dalam yang ada di bawahnya.
Fasia plantaris.adalah simpai fasia terletak serupa dengan palmaris dan menambat struktur-struktur yang
ada di telapak kaki.
Reticulum adalah bagian-baguan padat dan fasia dalam,menambat tendon-tendon yang berjalan melalui
pergelangan dan mata kaki masuk ke dalam tangan dan kaki.
Diafragma.diafragma adalah struktur muskulo-muskulo-tendineus berbentuk kubah yang memisahkan
rongga toraks dari rongga abdomen,membentuk lantai rongga toraks dan atap rongga abdomen.Diafragma
timbul dari vertebrata lumbal(melalui dua tiang atau krura),dari permukaan dalam prosesus xifrideus,dan dari
permukaan dalam enam pasang iga terbawah.dari ketiga tempat itu diafragma melengkung dan
bertemu,membentuk bagian tendenium di tengah-tengah.
Fungsi.Pada inspirasi kontraksi otot mendatarkan kubah diafragma dan dengan demikian melebarkan ukuran
vertical rongga toraks.Turunnya diafragma menyebabkan udara ditarik masuk ke dalam paru-paru dank arena itu
meluas untuk mengisi rongga toraks yang membesar itu.
Pada ekspirasi serabut otot diafragma mengendur,kubahnya naik,dengan demikian rongga toraks menjadi
lebih kecil,udara dipaksa keluar dari paru-paru.Selain sebagai otot utama dalam pernafasan,diafragma juga
menekan alat-alat dalam abdomen sewaktu turun dan dengan demikian membantu kerja
miksi(kencing),defaekasi(buang air besar),dan partus (melahirkan).Tinggi diafragma berubah sejalan dengan
perubahan sikap.Tertinggi bila rebahan dan terendah bila berdiri atau duduk tegak.Karena itulah pasien yang
menderita dispnoe(sesak nafas) merasa diri lebih enak bila duduk tegak.
PEMBAGIAN OTOT KERANGKA
Otot Kepala
2.Otot hidung
a.M.Nasalis
Origo : Area sebelah atas akar gigi (taring)
Insersi : Lempeng tendon di atas punggung hidung ;
Persarafan : Nervus fasialis (pars transversa)
Fungsi : Pergerakan hidung terutama cuping hidung .
b.M.Depresor septi
Origo : Area di sebelah atas gigi seri tengah ;
Insersi : Tulang rawan septum nasi ;
Persarafan : Nervus fasialis ;
Fungsi : Pergerakan hidung.
a.M.Genioglosus
Origo: Spina mentalis mandibular ;
Insersi : Membentuk berkas memancar menuju korpus lingualis dan aponeurosis lingualis ;
Persarafan : Nervus hipoglosus ( N.XII) ;
Fungsi : Menarik lidah keluar,ke bawah,dan menjulurkan lidah.
b.M.Hipoglosus
Origo: Kornu mayus,korpus os hioideum ;
Insersi : Beberapa bagian sisi lidah,apoeneurosis lingualis ;
Persarafan : Nervus Hipoglosus (N.XII) ;
Fungsi : Menarik dasar lidah ke bawah dan kebelakang.
c.M.Chondroglossus
Origo: Kornu minus,korpus os hioideum ;
Insersi : Beberapa bagian sisi lidah,aponerosis lingualis ;
Persarafan : Nervus hipoglosus (N.XII) ;
Fungsi : Menarik dasar lidah ke bawah dan kebelakang .
d.M.Stiloglossus
Origo: Proksimal stiloideus os temporale ;
Insersi : Beberapa bagian sisi lidah terpancar dari belakang atas ;
Persarafan :Nervus hipoglosus (N.XII) ;
Fungsi : Menarik lidah ke belakang dan keatas,gerakan menghisap,dan menelan.
e.M.Palatoglossus
Origo: Aponeurosis palatinus ;
Insersi : Bagian belakang lidah ;
Persarafan :Nervus hipoglossus (N.XII) ;
Fungsi : Menyempitkan ismus fausium.
f.M.Longitudinalis superior
Origo: Apeks lingua ;
Insersi : Pada tulang lidah ;
Persarafan : Nervus hipoglossus(N.XII) ;
Fungsi : Mengangkat lidah .
g.M.Longitudinalis inferior
Origo: Fasies inferior lingua ;
Insersi : Apeks lingua ;
Persarafan : Nervus hipoglossus ( N.XII) ;
Fungsi : Menurunkan lidah.
6.Otot langit-langit
a.M.uvula
Origo: Aponeurosis palatina ;
Insersi : Stroma uvula palatna ;
Persarafan : Nervus glasofaringeus (N.IX) dan Nervus vagus (N.X) pleksus ;
Fungsi : memperpendek anak lidah.
b.M.Levator veli palatini
Origo: Fasies inferior os temporale dan kartilago tuba auditoria ;
Insersi :Otot kedua sisi terjalin pada lengkung langit-langit membentuk tendon ;
Persarafan : Nervus glasofaringeus dan nervus vagus ;
Fungsi : Mengangkat lengkung langit-langit pada bagian belakang dinding rongga faring;
c.M.Tensor palatini
Origo: Spina oasis spenoidalis ( prosesus pterigoidus ) ;
Insersi : Membentuk aponeurosis palatine urat sisi lain dalam jangkauan oral langit-langit ;
Persarafan : Nervus mandibularis (N.V/3) ;
Fungsi : Meregangkan lengkung langit-langit dan memperlebar saluran.
7.Otot tenggorokan
a.M.Krikotiroideus
Origo: Permukaan luar arcus kartilaginis krikoidea ;
Insersi : Sisi kauda dan tanduk bawah kartilago tiroidea ;
Persarafan : Nervus laringealis superior ;
Fungsi : Menegakkan pita suara.
b.M.Krikoaritenoideus
Origo: Permukaan dorsal lamina kartilaginis krikoidea ;
Insersi :Prosesus muskularis pada fasies posterior kartilago aritenoidea ;
Persarafan : Nervus laringeus inferior ;
Fungsi : Melebarkan pita suara
c.M.Krikoaritenoideus lateralis
Origo: Isi kranial bagian arkus kartilaginis krikoidea ;
Insersi :Prosesus muskularis pada fasies posterior akartilago aritenoidea ;
Persarafan : Laringelis inferior ;
Fungsi : Menutup celah suara (pars intermembranasea ).
d.M.Arytenoideus transversus
Origo: Sisi kranial dan fasies posterior kartilago aritenoidea ;
Insersi : Pada bagian yang sama di sisi lain ;
Persarafan : Nervus laringealis inferior ;
Fungsi : Menutup celah suara (pars interkartilanginea).
e.M.Aritenoideus oblingues
Origo: Prosesus muskularis fasies posterior kartilago aritenoidea ;
Insersi : ujung tajam prosessus muskularis kartilago aritenoidea;
Persarafan :Nervus laringealis inferior .
f..M.Vokalis
Origo: Melintas di dalam plika vokalis ;
Insersi : Prosessus vokalis pada antero lateralis kartilago aritenoidea ;
Persarafan : Nervus laringeus inferior ;
Fungsi : Mengangkat pita suara (pembentukan pita suara).
OTOT-OTOT LEHER