Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik serta hidayah-Nya, sehingga kami selaku kelompok penyusun dapat menyelesaikan
makalah “Metode Harga Pokok Proses” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas “Akuntansi Biaya”, Dalam makalah ini
kami banyak mendapat bantuan dari berbagai referensi buku dan website, selain itu makalah ini
berisikan tentang Meode Harga Pokok Proses yang merupakan metode pengumpulan biaya
produksi melalui departemen produksi atau pusat pertanggungjawaban biaya, yang umumnya
diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk atau massa..
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat kelemahan dan
kekurangan, maka saran dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan dari semua pihak
untuk penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyelesaian makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat dan dapat
dijadikan sebagai acuan pembuatan makalah yang sama dikemudian hari.

Baubau, 29 Desember 2017


Kelompok Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3
2.1 Karakteristik dan tujuan metode harga pokok proses ................................ 3
2.2 Metode Harga Pokok Proses ....................................................................... 4
2.3 Penggolongan biaya produksi pada metode harga pokok proses ............... 4
2.4 Arus Produk ................................................................................................ 9
2.5 prosedur akuntansi biaya pada metode harga pokok proses ....................... 9
2.6 Pengaruh dari otomatisasi ........................................................................... 9
2.7 Laporan biaya produksi .............................................................................. 9
2.8 Metode harga pokok proses – produk diolah melalui lebih dari satu
Departemen produksi .................................................................................. 10
2.9 Contoh soal ................................................................................................. 1
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 19
3.1 Kesimpulan ............. ................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metode harga pokok proses yang merupakan metode pengumpulan biaya produksi untuk
menentukan harga pokok produk pada perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar
pesanan. Pemahaman terhadap konsep biaya memerlukan analisis yang hati-hati terhadap
karekteristik dari transaksi yang berkaitan dengan biaya. Ada elemen laporan lain yang sifatnya
hampir sama dengan biaya namun sebaiknya tidak dimasukkan sebagai komponen biaya. Harga
pokok pesanan dapat dipahami dengan mengenali batasan atau pengertian yang berkaitan
dengan biaya.
Dengan pemahaman seperti ini, transaksi yang berkaitan dengan hpp dapat dengan
mudah diidentifikasi sehingga dapat disajikan dengan benar dalam laporan keuangan. Dalam
makalah ini akan membahas tentang biaya yang merupakan dasar pencatatan nilai dalam
akuntansi pada tahap pembebanan.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, maka dapat di ambil suatu rumusan masalah yaitu sebagai
berikut :
1. Bagaimana karakteristik dan tujuan metode harga pokok proses ?
2. Bagaimana metode harga pokok proses ?
3. Bagaimana penggolongan biaya produksi pada metode harga pokok proses ?
4. Bagaimana proses arus produk ?
5. Bagaimana prosedur akuntansi untuk biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya
overhead pabrik ?
6. Bagaimana pengaruh dari otomatisasi ?
7. Bagaimana laporan biaya produksi pada metode harga pokok proses ?
8. Bagaimana penambahan bahan pada departemen berikutnya ?
9. Bagaimana penyelesaian dari contoh soal metode harga pokok proses ?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui karakteristik dan tujuan metode harga pokok proses.
2. Untuk mengetahui metode harga pokok proses.
3. Untuk mengetahui penggolongan biaya produksi pada metode harga pokok proses.
4. Untuk mengetahui arus produk.
5. Untuk mengetahui prosedur akuntansi untuk biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya
overhead pabrik.
6. Untuk mengetahui pengaruh dari otomatisasi.
7. Untuk mengetahui laporan biaya produksi pada metode harga pokok proses.
8. Untuk mengetahui penambahan bahan pada departemen berikutnya.
9. Untuk mengetahui penyelesaian dari contoh soal metode harga pokok proses.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik dan Tujuan Metode Harga Pokok Proses


Metode harga pokok proses (processing cost) adalah metode pengumpulan biaya
produksi melalui departemen produksi atau pusat pertanggungjawaban biaya, yang umumnya
diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk atau massa. Contoh perusahaan yang
menggunakan metode harga pokok proses adalah:
 Memproduksi barang : pabrik tekstil, penyulingan minyak, pabrik baja, pabrik
semen, pabrik gula, pharmasi, radio, mesin cuci, TV, Kalkulator, mesin tik, dan
sebagainya.
 Memproduksi jasa : tenaga listrik (PLN), gas kota, pemanasan (di negara dingin),
angkutan, dan sebagainya.

Karakteristik Metode Harga Pokok Proses


Karakteristik metode harga pokok proses yaitu sebagai berikut :
a. Produk yg dihasilkan merupakan bersifat seragam (homogen), bentuk produk
standar, tidak tergantung spesifikasi yang diminta oleh pembeli.
b. Biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu, misalnya bulan, tahun dan
sebagainya.
c. Kegiatan produksi didasarkan pada budget produksi atau schedule produksi untuk
satuan waktu tertentu
d. Sistem produksi merupakan sistem produksi yang berjalan terus-menerus (kontinyu).
e. Tujuan produksinya adaah untuk membentuk persediaan (inventory).
f. Jumlah total biaya maupun biaya satuan dihitung setiap akhir periode, misalnya akhir
bulan, akhir tahun.
Tujuan Informasi dari Harga Pokok Proses
Tujuan informasi dari harga pokok proses, yaitu sebagai berikut :
a. Penentuan harga jual produk yang tepat.
b. Memantau realisasi biaya produksi.
c. Menghitung laba/rugi per periodik secara transparan.
d. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang
disajikan dalam neraca.
2.2 Metode Harga Pokok Proses
Metode harga pokok proses- tanpa memperhitungkan persediaan produk dalam proses
awal. Variasi contoh penggunaan metode harga pokok proses yang diuraikan dalam bab ini
mencakup:
a) Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produksinya
diolah hanya melalui satu departemen produksi :
 Pengolahan produk melalui satu tahap (departemen), semua biaya dibebankan
berdasarkan biaya sesungguhnya.
 Pengolahan produk melalui satu tahap (departemen), biaya overhead pabrik
(BOP) dibebankan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
b) Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya
diolah melalui lebih dari satu departemen produksi :
 Pengolahan produk melalui beberapa tahap (departemen), produk selesai pada
departemen tertentu langsung dipindah ke departemen berikutnya.
 Pengolahan produk melalui beberapa tahap (departemen), produk selesai dari
departemen permulaan dimasukkan ke gudang produk selesai, dimana sebagian
akan diproses didalam departemen lanjutan dan sebagian langsung dijual.
2.3 Penggolongan Biaya Produksi Pada Metode Harga Pokok Proses
Dalam akuntansi biaya untuk metode harga pokok proses, biaya produksi dapat
digolongkan menjadi :
a) Biaya Bahan
Dalam metode harga pokok proses tidak diadakan pemisahan antara bahan baku dan
bahan penolong, hal ini disebabkan umumnya produk yang dihasilkan bersifat homogen
dan bentuknya standar sehingga setiap satuan produk yang sama akan menikmati bahan
yang relatif sama juga. Semua harga pokok bahan yang diproses atau diolah menjadi
prodek selesai atau bagian produk selesai, baik dapat diidentifikasikan atau tidak dapat
diidentifikasikan dengan produk tertentu, adalah merupakan biaya bahan. Kartu buku
besar pembantu persediaan dibuat untuk setiap jenis bahan, permintaan bahan oleh setiap
departemen yang menggunakan bahan digunakan dokumen Bon Permintaan Bahan dan
Pemakaian bahan didalam produksi oleh setiap departemen harus dibuatkan Laporan
Pemakaian Bahan yang akan dipakai dasar menyusun Laporan Harga Pokok Produksi.
Laporan Pemakaian Bahan digunakan pula untuk pengendalian pemakaian bahan oleh
setiap departemen.
Misalnya proses pengolahan produk melalui satu tahap pengolahan, pemakaian
bahan dibuat jurnal sebagai berikut :
jurnal untuk mencatat biaya bahan baku ;
Barang dalam proses – Biaya Bahan Rp, xx
Persediaan Bahan Rp. xx
Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong
Barang dalam proses- biaya bahan penolong Rp. xx
Persediaan bahan penolong Rp. Xx

Apabila produk diproses melalui Deoartemen A dan Departemen B, dimana bahan hanya
dipakai pada Departemen A, jurnal pemakaian bahan sebagai berikut :
Barang dalam proses – Departemen A Rp. xx
Persediaan bahan Rp. xx
Apabila bahan dipakai didepartemen A dan Departemen B, jurnalnya sebagai berikut :
Barang dalam proses – Biaya Bahan – Departemen A Rp. xx
Barang dalam proses – Biaya Bahan – Departemen B Rp. xx
Persediaan bahan Rp. xx
b) Biaya Tenaga Kerja
Dalam metode harga pokok proses tidak dipisahkan atau dibedakan antara biaya
tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Apabila produk diolah
dalam satu tahapan pengolahan, maka semua biaya tenaga kerja dipabrik digolongkan
sebagai elemen biaya tenaga kerja, dari daftar gaji dan upah untuk produksi dibuat jurnal
sebagai berikut :
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
Barang dalam proses – biaya tenaga kerja Rp. xx
Biaya gaji dan upah Rp. xx
Apabila produk diolah melalui beberapa tahapan atau departemen, semua biaya tenaga
kerja pada departemen produksi digolongkan sebagai biaya tenaga kerja, sedangkan biaya
tenaga kerja departemen pembantu diperuntukkan sebagai elemen biaya overhead pabrik.
Dari daftar gaji dan upah departemen produksi, misalnya Departemen A dan Departemen
B, akan dibuat jrnal sebagai berikut :
Barang dalam proses – biaya tenaga kerja – Departemen A Rp. xx
Barang dalam proses – biaya tenaga kerja – Departemen B Rp. xx
Biaya gaji dan upah Rp. Xx
c) Biaya Overhead Pabrik
Dari uraian penggolongan biaya ba han dan biaya tenaga kerja tersebut diatas
dapat ditarik kesimpulan biaya overhead pabrik. biaya overhead pabrik dalam metode
harga pokok proses, yaitu meliputi semua biaya produksi di departemen produksi selain
biaya bahan dan biaya tenaga kerja ditambah semua biaya pada departemen pembantu
yang ada dipabrik. Apabila perusahaan tidak memiliki departemen pembantu dipabrik,
biaya biaya overhead pabrik meliputi semua elemen biaya produksi selain biaya bahan
dan tenaga kerja. Jurnal yang dibuat untuk mencatat biaya overhead pabrik sebagai
berikut :
 Produk diolah melalui satu tahapan produksi
Untuk perusahaan yang telah menggunakan tarif biaya overhead pabrik, biaya
overhead pabrik yang sesungguhnya dibuat jurnal :
Biaya overhead pabrik Rp. xx
Kas Rp. xx
Persediaan supplies pabrik xx
Persediaan suku cadang xx
Persekot biaya xx
Akumulasi penyusutan xx
Hutang biaya xx
Dan lain-lain rekening dikredit xx
Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk dibuat jurnal sebagai berikut :
JurnaL untuk mencatat biaya overhead pabrik
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp. xx
Biaya overhead pabrik Rp. xx
Untuk perusahaan yang menggunakan tarif biaya overhead pabrik, jurnal yang dibuat
atas biaya overhead yang sesungguhnya sebagai berikut :
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp. xx
Kas Rp. xx
Persediaan supplies pabrik xx
Persediaan suku cadang Rp. xx
Persekot biaya xx
Akumulasi penyusutan xx
Hutang biaya xx
Dan lain-lain rekening dikredit xx
Terhadap pembebanan biaya overhead pabrik pada produk dibuat jurnal sebagai berikut:
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp. xx
Biaya overhead pabrik dibebankan Rp. xx
Pada akhir periode dalam rangka menghitung selisih biaya overhead pabrik, biaya
overhead pabrik yang dibebankan ditutup ke rekening biaya overhead pabrik
sesungguhnya denga jurnal sebagai berikut :
Biaya overhead pabrik dibebankan Rp. xx
Biaya overhead pabik sesungguhnya Rp. xx
 Produk diolah melalui beberapa tahap dan perusahaan memiliki departemen
pembantu dipabrik
Untuk perusahaan yang tidak menggunakan tarif biaya overhead pabrik, biaya
overhead pabrik yang sesungguhnya dibuat jurnal sebagai berikut (misalnya perusahaan
memiliki departemen produksi : Departemen A dan Departemen B, serta departemen
pembantu : Departemen Y dan Departemen Z) :
Biaya overhead pabrik – Departemen A Rp. xx
Biaya overhead pabrik – Departemen B xx
Biaya overhead pabrik – Departemen Y xx
Biaya overhead pabrik – Departemen Z xx
Kas Rp. xx
Biaya gaji dan upah xx
Persediaan supplies pabrik xx
Persediaan suku cadang xx
Persekot biaya xx
Akumulasi penyusutan xx
Hutang biaya xx
Dan lain-lain rekening dikredit xx
Setelah biaya sesungguhnya setiap departemen diketahui, biaya overhead pabrik
departemen pembantu dialokasikan ke departemen prosuksi, karenaa produk yang
memikul harga pokok diolah di departemen produksi, jurnal alokasi sebagai berikut :
Biaya overhead pabrik – Departemen A Rp. xx
Biaya overhead pabrik – Departemen B xx
Biaya overhead pabrik – Departemen Y Rp. xx
Biaya overhead pabrik – Departemen Z xx
Selanjutnya biaya overhead pabrik setiap departemen produksi dibebankan pada
produk yang diproses dengan jurnal sebagai berikut :
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik – Departemen A Rp. xx
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik – Departemen B xx
Biaya overhead pabrik – Departemen A Rp. xx
Biaya overhead pabrik – Departemen B xx
Apabila perusahaan menggunakan tarif biaya overhead pabrik, biaya overhead
pabrik yang sesungguhnya dibuat jurnal sebagai berikut :
Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen A Rp. xx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen B xx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen Y xx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen Z xx
Kas Rp. xx
Biaya gaji dan upah xx
Persediaan supplies pabrik xx
Persediaan suku cadang xx
Persekot biaya xx
Akumulasi penyusutan xx
Hutang biaya xx
Dan lain-lain rekening yang dikredit xx
Alokasi biaya overhead pabrik sesungguhnya dari departemen pembantu ke
departemen produksi dibuat jurnal sebagai berikut :
Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen A Rp. xx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen B xx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen Y Rp. xx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen Z xx
Pembebanan biaya overhead pabrik pada setiap departemen produksi dibuat jurnal
sebagai berikut :
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik – Departemen A Rp. xx
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik – Departemen B xx
Baya overhead pabrik dibebankan – Departemen A Rp. xx
Biaya overhead pabrik dibebankan – Departemen B xx
Pada akhir periode dalam rangka menghitung selisih biaya overhead pabrik setiap
departemen produksi, biaya overhead pabrik yang dibebankan ditutup ke rekening biaya
overhead pabrik sesungguhnya denga jurnal sebagai berikut :
Biaya overhead pabrik dibebankan – Departemen A Rp. xx
Biaya overhead pabrik dibebankan – Departemen B xx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen A Rp. xx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen B xx
2.4 Arus Produk
Dalam kalkulasi biaya proses, biaya total dan biaya per unit pada setiap departemen
akan diiktisarkan dalam laporan biaya produksi. Arus produk yang berkaitan dengan metode
kalkulasi biaya proses dibagi dalam tiga bentuk, yaitu :
1. Arus produk berurutan (Saquential Product Flow). Dalam arus produk berurutan, setiap
produk diproses melalui rangkaian langkah yang sama.
2. Arus produk sejajar (Parallel Product Flow). Dalam arus produk sejajar, bagian tertentu
dari pekerjaan dilaksanakan secara serentak atau bebarengan kemudian sama – sama
ditransfer keproses penyelesaian dan akhirnya diteruskan kebarang jadi.
3. Arus produk selektif (Selective Product Flow). Dalam arus selektif, produk bergerak
melalui departemen yang berbeda – beda dipabrik sesuai dengan produk akhir yang
diinginkan.
2.5 Prosedur Akuntansi Biaya Pada Metode Harga Pokok Proses
Prosedur dalam rangka menentukan harga pokok produk pada metode harga pokok proses
adalah sebagai berikut :
a) Mengumpulkan data produksi dalam periode tertentu untuk menyusun laporan produksi
ekuivalen dalam rangka menghitung harga pokok satuan,
b) Mengumpulkan biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik periode tertentu.
Apabila prodk diproses melalui beberapa departemen elemen biaya tersebut dikumpulkan
untuk setiap departemen,
c) Menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya, yaitu jumlah elemen biaya tertentu
dibagi produksi ekuivalen dari elemen biaya yang bersangkutan,
d) Menghitung harha pokok produk selesai yang dipindahkan ke gudang atau ke departemen
berikutnya dan menghitung harga pokok produk dalam proses akhir.
2.6 Pengaruh Dari Otomatisasi
Struktur biaya akan berubah apabila terjadi otomatisasi dalam lingkungan manufaktur.
Dengan otomatisasi yang dilakukan secara menyeluruh dalam segala aspek kegiatan pabrik
maka biaya tenaga kerja langsung akan menurun dan biaya ini menjadi bagian yang tidak
berarti dalam jumlah produksi. Sebaliknya biaya overhead pabrik meningkat dengan adanya
otomatisasi.
2.7 Laporan Biaya Produksi
Media yang dipakai dalam menghitung atau menentukan harga pokok produk adalah
Laporan Harga Pokok Produksi yang memuat informasi sebagai berikut :
a) Laporan produksi
Bagian laporan ini menunjukkan :
 Informasi jumlah produk yang diolah, baik dari produk dalam proses awal, produk
yang baru dimasukkan atau diterima dari departemen sebelumnya, maupun tambahan
produk pada departemen lanjutan akibat adanya tambahan kalau ada.
 Informasi jejak produk yang diolah, meliputi produk selesai yang dimasukkan ke
gudang atau dipindahkan ke departemen lanjutan, produk yang masih dalama proses
akhir, produk hilang, produk rusak, produk cacat kalau ada.
b) Biaya yang dibebankan
Bagian laporan ini menunjukkan informasi tentang :
 Jumlah biaya yang dibebankan, meliputi harga pokok produk dalam proses awal kalau
ada, harga pokok yang diterima dari departemen sebelumnya untuk departemen
lanjutan, dan elemen biaya yang ditambahkan pada tahap pengolahan produk yang
bersangkutan.
 Tingkat peoduksi ekuivalen yang dihitung dari laporan produksi, informasi ini
berguna untuk menghitung harga pokok satuan.
 Harga pokok satuan untuk setiap elemen biaya yang dibebankan pada tahap
pengolahan produk atau departemen yang bersangkutan.
c) Perhitungan harga pokok
Bagian laporan ini memberikan informasi tentang jejak biaya yang dibebankan,
menunjukkan berapa biaya yang diserap oleh harga pokok produk selesai maupun
produk dalam proses pada akhir periode dan sebagainya.
2.8 Metode Harga Pokok Proses - Produk Diolah Melalui Lebih Dari Satu Departemen
Produksi
a) Produk selesai pada departemen tertentu langsung dipindah ke departemen berikutnya
Prosedur akuntansi yang digunakan pada perusahaan yang mengolah produk melalui
metode ini adalah sebagai berikut :
 Rekening barang dalam proses diselenggarakan menurut elemen biaya produksi dan
harus menunjukkan pada departemen mana biaya produksi tersebut dibebankan.
 Rekening biaya overhead pabrik diselenggarakan untuk setiap departemen.
 Produk yang sudah selesai pada departemen tertentu dan dipindahkan ke departemen
berikutnya, pada akhir peiode harga pokoknya dipindahkan pada departemen berikutnya
dengan di debit rekening “barang dalam proses – harga pokok dari departemen
sebelumnya – departemen berikutnya” dan di kredit setiap elemen barang dalam proses
sesuai dengan biaya yang dinikmati pada departemen dimana produk selesai tersebut
berasal.
 Terhadap produk yang belum selesai pada departemen tertentu, pada akhir periode
harga pokoknya dipindahkan dengan mendebit rekening persediaan produk dalam
proses dan mengkredit setiap eleman barang dalam proses sesuai dengan biaya yang
telah dinikmati oleh produk dalam proses akhir periode pada departemen yang
bersangkutan.
 Terhadap produk selesai pada departemen terakhir dimana produk diproses, pada akhir
periode dihitung harga pokok yang dinikmatinya dan didebit rekening persediaan
produk selesai dan dikredit setiap elemen barang dalam proses sesuai dengan elemen
biaya yang dinikmati pada departemen terakhir tersbut.
b) Produk selesai dari departemen permulaan dimasukkan ke gudang produk selesai, dimana
sebagian akan diproses didalam departemen lanjutan dan sebagian langsung dijual
Prosedur akuntansi yang digunakan pada perusahaan yang mengolah produk melalui
metode ini adalah sebagai berikut :
 Harga pokok produk selesai pada departemen permulaan dipindahkan dengan mendebit
rekening persediaan produk selesai sesuai nama produk yang dihasilkan (misalnya
benang) dan dikredit setiap elemen rekening barang dalam proses sesuai dengan biaya
yang dinikmati pada departemen yang bersangkutan.
 Produk selesai dari departemen permulaan yang dijial akan dipindahkan ke rekening
harga pokok penjualan dan yang diproses pada departemen lanjutan, misalnya benang
dipindahkan ke dalam rekening “barang dalam proses – harga pokok benang –
departemen tenun” dan apabla alat pengukur produk berbeda maka harga pokok satuan
harus disesuaikan.
 Produk selesai dari departemen terakhir, harga pokok yang dinikmati dipindahkan
(didebit) ke rekening persediaan produk selesai sesuai dengan nama produk yang
dihasilkan (misalnya tekstil) dan dikredit setiap elemen rekening barang dalam proses
sesuai dengan elemen biaya yang dinikmatinya.
2.9 Contoh Soal Pada Metode Harga Pokok Proses
Soal 1 :
CV. ABADI dalam pengelolaan produknya dilakukan secara massal dan
departemen produksi. Berikut disajikan data produksi dan kegiatan selama bulan Desember
2012, yakni sbb :
Produk yang dimasukkan dalam proses 6.000 unit
Produk jadi 4.700 unit
Produk hilang awal proses 100 unit
Produk dalam proses dengan tingkat penyelesaian bahan baku
dan bahan penolong 80%
Biaya konversi 60% (1.200 unit)
Jumlah produk yang diproses 6.000 unit

Data Biaya Produksi :


Biaya bahan baku Rp 750.000,00
Biaya bahan penolong Rp 250.000,00
Biaya tenaga kerja Rp 513.600,00
Biaya overhead pabrik Rp 642.000,00
Total Biaya Produksi Rp 2.155.600,00

Diminta :
- Berapa biaya produksi per unit untuk mengolah produk tersebut?
- Tentukan berapa harga pokok produk jadi?
- Berapa harga pokok produk dalam proses akhir bulan Desember 2012?
- Buatlah jurnal-jurnal yang diperlukan?

Penyelesaian :
1. Metode Satu Departemen Produksi (Hilang Awal Proses)

DATA PRODUKSI :
Produk masuk proses 6.000
Produk jadi transfer ke gudang 4.700
Produk hilang awal/akhir proses 100
Produk dalam proses akhir 1.200
(BU 80% ; BK 60%) 6.000
BIAYA YANG DIPERHITUNGKAN :
JENIS JUMLAH BIAYA PER
UE
BIAYA BIAYA UNIT
Biaya Bahan 4.700 + (1.200 x 80%) =
Rp 750.000,00 Rp 132,509
Baku (BBB) 5.660
Biaya Bahan
4.700 + (1.200 x 80%) =
Produksi Rp 250.000,00 Rp 44,170
5.660
(BBP)
Biaya Tenaga 4.700 + (1.200 x 60%) =
Rp 513.600,00 Rp 94,760
Kerja (BTK) 5.420
Biaya
4.700 + (1.200 x 60%) =
Overhead Rp 642.000,00 Rp 118,450
5.420
Pabrik (BOP)
TOTAL BIAYA Rp 2. 155.600,00 Rp 389,889

HARGA POKOK PRODUK YANG DIPERHITUNGKAN :


1. HARGA POKOK PRODUK JADI
4.700 x Rp 389,889 = Rp 1.832.478,300
2. HARGA POKOK PRODUK DALAM PROSES AKHIR BULAN
BBB 80% x 1.200 x Rp 132.509 = Rp 127.208,640
BBP 80% x 1.200 x Rp 44.170 = Rp 42.403,200
BTK 60% x 1.200 x Rp 94.760 = Rp 68.227,200
BOP 60% x 1.200 x Rp 118.450 = Rp 85.248,000
Rp 323.123,040
Rp 2.155.601,340

MENCATAT PEMAKAIAN BIAYA :


BDP-BBB Rp 750.000,00
BDB-BBP Rp 250.000,00
BDB-BTK Rp 513.600,00
PERSEDIAAN BB Rp 750.000,00
PERSEDIAAN BP Rp 250.000,00
GAJI & UPAH Rp 513.600,00
REKENING YANG DI KREDIT Rp 642.000,00

MENCATAT PRODUK JADI DI TRANSFER KE GUDANG


PERSEDIAAN PRODUK JADI Rp 1.832.478,3
BDB-BBB Rp 622.791,519
BDP-BBP Rp 207.597,173
BDP-BTK Rp 445.372,649
BDPP-BOP Rp 556.715,867

MENCATAT PADA AKHIR BULAN


PERSEDIAAN PDA Rp 323.123,04
BDP-BBB Rp 127.208,64
BDP-BBP Rp 42.403,20
BDP-BTK Rp 68.227,20
BDP-BOP Rp 85.284,00
2. Metode Lebih Dari Satu Departemen Produksi (Hilang Awal/Akhir Proses)
KETERANGAN DEP. A DEP. B
PRODUK MASUK PROSES 50.000 -
PRODUK SELESAI DAN TRANSFER KE
40.000 -
DEP. B
PRODUK JADI TRANSFER KE GUDANG - 32.500
PRODUK HILANG AWAL/AKHIR
2.000 2.500
PROSES
PRODUK DALAM PROSES AKHIR
8.000
(BU 100% ; BTK 40% ; BOP 35%)
(BP 60% ; BK 30%) 5.000

JENIS BIAYA-YANG DIKELUARKAN :


DEP. A DEB. B
BBB Rp 800.000,00 -
BBP Rp 1.150.000,00 Rp 988.000,00
BTK Rp 1.100.000,00 Rp 1.241.000,00
BOP RP 870.000,00 Rp 2.044.000,00

DEP. A (METODE EVERAGE HILANG AWAL PROSES)


DATA PRODUKSI
Produk masuk proses - 50.000
Produk jadi transfer ke Dep. B 40.000 -
Produk hilang awal proses 2.000 -
Produk dalam proses akhir 8.000 -
(BU 100% ; BTK 40% BOP 35%) - 50.000

BIAYA YANG DIPERHITUNGKAN :


JUMLAH BIAYA
JENIS BIAYA UE
BIAYA PER UNIT
BBB 40.000 + (8.000 x 100%) = 48.000 Rp 800.000,00 Rp 16,667
BBP 40.000 + (8.000 x 100%) = 48.000 Rp 1.150.000,00 Rp 23,958
BTK 40.000 + (8.000 x 40%) = 43.200 Rp 1.100.000,00 Rp 25,463
BOP 40.000 + (8000 x 35%) = 42.800 Rp 870.000,00 Rp20,327
JUMLAH BIAYA Rp 3.920.000,00 Rp 86,415
HARGA POKOK PRODUK YANG DIPERHITUNGKAN DI DEP. A :
1. HARGA POKOK PRODUK JADI
40.000 x Rp 86,415 = Rp 3.456.600,00
2. HARGA POKOK PRODUK DALAM PROSES AKHIR BULAN
BBB 100% x 8.000 x Rp 16,667 = Rp 133.336,0
BBP 100% x 8.000 x Rp 23,958 = Rp 191.664,0
BTK 40% x 8.000 x Rp 25,463 = Rp 81.481,6
BOP 35% x 8.000 x Rp 20,327 = Rp 56.915,6
Rp 463.397,200
Rp 3.919.997,200
DEP. B (METODE EVERAGE HILANG AWAL PROSES
DATA PRODUKSI
Produk masuk proses dari DEP. A 40.000
Produk jadi transfer ke gudang 32.500
Produk hilang awal proses 2.500
Produk dalam proses akhir 5.000
(BP 60% ; BK 30%) 40.000

BIAYA YANG DIPERHITUNGKAN


JENIS BIAYA UE JUMLAH BIAYA BIAYA/UNIT
HARGA POKOK YG DITERIMA DARI DEP. A Rp 3.456.600,00 Rp 86,415
PENY. AKIBT PRODK HILANG AWAL PROSES Rp 5,761
Rp 92,176
BBP 32.500 + (5.000 x 60%) = 35.500 Rp 988.000,00 Rp 27,831
BTK 32.500 + (5.000 x 30%) = 34.000 Rp 1.241.000,00 Rp 36,500
BOP 32.500 + (5.000 x 30%) = 34.000 Rp 2.044.000,00 Rp 60,118
JUMLAH BIAYA DI DEP. B Rp 4.273.000,00 Rp 124,449
BIAYA PER UNIT Rp 7.729.600,00 Rp 216,625

HARGA POKOK PRODUK YANG DIPERHITUNGKAN DI DEP. B


1. HARGA POKOK PRODUK JADI 32.500 x Rp 216,625 = Rp 7.040.312,5
2. HARGA POKOK PRODUK DALAM PROSES AKHIR BULAN
BIAYA DARI DEP. A 5.000 x Rp 92,176 = Rp 460,880
BBP 60% x 5.000 x Rp 27,831 = Rp 83,493
BTK 30% x 5.000 x Rp 36,500 = Rp 54,750
BOP 30% x 5.000 x Rp 60,118 = Rp 90, 177
Rp 689.300,00
Rp 7.729.612,5
KETERANGAN DEP. A DEP. B
PRODUK MASUK JADI 50.000 -
PRODUK SELESAI DAN TRANSFER KE
40.000 -
DEP. B
PRODUK JADI TRANSFER KE GUDANG - 32.500
PRODUK HILANG AWAL/AKHIR
2.000 2.500
PROSES
PRODUK DALAM PROSES AKHIR - -
(BU 100% ; BTK 40% ; BOP 35%) 8.000 -
(BP 60% ; BK 30%) - 5.000

JENIS BIAYA – BIAYA YANG DIKELUARKAN


DEP. A DEP. B
BBB Rp 800.000,00 -
BBP Rp 1.150.000,00 Rp 988.000,00
BTK Rp 1.100.000,00 Rp 1.241.000,00
BOP Rp 870.000,00 Rp 2.044.000,00

DEP. A (METODE EVERAGE HILANG AWAL PROSES)


DATA PRODUKSI
Produk masuk proses 50.000
Produk jadi transfer ke DEP. B 40.000
Produk hilang awal proses 2.000
Produk dalam proses akhir 8.000
(BU 100% ; BTK 40% ; BOP 35%) 50.000
BIAYA YANG DIPERHITUNGKAN
BIAYA
JENIS JUMLAH
UE PER
BIAYA BIAYA
UNIT
BBB 40.000 + (8.000 x 100%) = 48.000 Rp 800.000,00 Rp 16,667
BBP 40.000 + (8.000 x 100%) = 48.000 Rp 1.150.000,00 Rp 23,958
BTK 40.000 + (8.000 x 40%) = 43.200 Rp 1.100.000,00 Rp 25,463
BOP 40.000 + (8.000 x 35%) = 42.800 Rp 870.000,00 Rp 20,327
TOTAL BIAYA Rp 3.920.000,00 Rp 86,415

HARGA POKOK PRODUK YANG DIPERHITUNGKAN DI DEP. A


1. HARGA POKOK PRODUK JADI
40.000 x Rp 86,415 = Rp 3.456.600,00
2. HARGA POKOK PRODUK DALAM PROSES AKHIR BULAN
BBB 100% x 8.000 x Rp 16,667 = Rp 133.336,0
BBP 100% x 8.000 x Rp 23,958 = Rp 191.664,0
BTK 40% x 8.000 x Rp 25,463 = Rp 81.481,6
BOP 35% x 8.000 x Rp 20,327 = Rp 56.915,6
Rp 463.397,200
Rp 3.919.997,200

DEP. B (METODE EVERAGE HILANG AWAL PROSES)


DATA PRODUKSI
Produk masuk proses dari DEP. A 40.000
Produk jadi transfer ke gudang 32.500
Produk hilang awal proses 2.500
Produk dalam proses akhir 5.000
(BP 60% ; BK 30%) 40.000

BIAYA YANG DIPERHITUNGKAN


JENIS BIAYA UE JMLH BIAYA BIAYA/UNIT
HARGA POKOK YG DITERIMA DARI DEP. A Rp 3.456.600,00 Rp 86,415
PENYESUAIAN AKIBAT PRODUK HILANG AWAL PROSES Rp 5,761
Rp 92,176
BBP 32.500 + (5.000 x 60%) = 35.500 Rp 988.000,00 Rp 27,831
BTK 32.500 + (5.000 x 30%) = 34.000 Rp 1.241.000,00 Rp 36,500
BOP 32.500 + ( 5.000 x 30%) = 34.000 Rp 2.044.000,00 Rp 60,118
JMLH BIAYA DI DEP. B Rp 4.273.000,00 Rp 124,449
BIAYA PER UNIT Rp 7.729.600,00 Rp 216,625

HARGA PRODUK YANG DIPERHITUNGKAN DI DEP. B


1. HARGA POKOK PRODUK YANG DI TRANSFER KE GUDANG
HARGA POKOK PRODUK
JADI 32.500 x Rp 202,8938 = Rp 6.594.048,5
HARGA POKOK HILANG AKHIR 2.500 x Rp 202,8938 = Rp 507.234,5
Rp 7.101.283,-
2. HARGA POKOK DALAM PROSES AKHIR BULAN
BIAYA DARI DEP. A 5.000 x Rp 86,8938 = Rp 434.469,00
BBP 60% x 5.000 x 26 = Rp 78.000,00
BTK 30% x 5.000 x 34 = Rp 51.000,00
BOP 30% x 5.000 x 56 = Rp 84.000,00
Rp 647.469,-
Rp 7.748.752,-
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Metode harga pokok proses (processing cost) adalah metode pengumpulan biaya
produksi melalui departemen produksi atau pusat pertanggungjawaban biaya, yang umumnya
diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk atau massa.
Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produksinya diolah
hanya melalui satu departemen produksi dan Metode harga pokok proses yang diterapkan
dalam perusahaan yang produknya diolah melalui lebih dari satu departemen produksi. Adapun
biaya yang termasuk dalam metode harga pokok proses adalah biaya bahan, biaya tenaga kerja
dan biaya overhead pabrik.
Pada laporan biaya produksi meliputi laporan produksi, biaya yang dibebankan, dan
perhitungan harga pokok. Metode Harga Pokok Proses - Produk Diolah Melalui Lebih Dari
Satu Departemen Produksi terdiri dari Produk selesai pada departemen tertentu langsung
dipindah ke departemen berikutnya dan Produk selesai dari departemen permulaan dimasukkan
ke gudang produk selesai, dimana sebagian akan diproses didalam departemen lanjutan dan
sebagian langsung dijual.

Anda mungkin juga menyukai