Kata Penganta1
Kata Penganta1
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik serta hidayah-Nya, sehingga kami selaku kelompok penyusun dapat menyelesaikan
makalah “Metode Harga Pokok Proses” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas “Akuntansi Biaya”, Dalam makalah ini
kami banyak mendapat bantuan dari berbagai referensi buku dan website, selain itu makalah ini
berisikan tentang Meode Harga Pokok Proses yang merupakan metode pengumpulan biaya
produksi melalui departemen produksi atau pusat pertanggungjawaban biaya, yang umumnya
diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk atau massa..
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat kelemahan dan
kekurangan, maka saran dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan dari semua pihak
untuk penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyelesaian makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat dan dapat
dijadikan sebagai acuan pembuatan makalah yang sama dikemudian hari.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Apabila produk diproses melalui Deoartemen A dan Departemen B, dimana bahan hanya
dipakai pada Departemen A, jurnal pemakaian bahan sebagai berikut :
Barang dalam proses – Departemen A Rp. xx
Persediaan bahan Rp. xx
Apabila bahan dipakai didepartemen A dan Departemen B, jurnalnya sebagai berikut :
Barang dalam proses – Biaya Bahan – Departemen A Rp. xx
Barang dalam proses – Biaya Bahan – Departemen B Rp. xx
Persediaan bahan Rp. xx
b) Biaya Tenaga Kerja
Dalam metode harga pokok proses tidak dipisahkan atau dibedakan antara biaya
tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Apabila produk diolah
dalam satu tahapan pengolahan, maka semua biaya tenaga kerja dipabrik digolongkan
sebagai elemen biaya tenaga kerja, dari daftar gaji dan upah untuk produksi dibuat jurnal
sebagai berikut :
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
Barang dalam proses – biaya tenaga kerja Rp. xx
Biaya gaji dan upah Rp. xx
Apabila produk diolah melalui beberapa tahapan atau departemen, semua biaya tenaga
kerja pada departemen produksi digolongkan sebagai biaya tenaga kerja, sedangkan biaya
tenaga kerja departemen pembantu diperuntukkan sebagai elemen biaya overhead pabrik.
Dari daftar gaji dan upah departemen produksi, misalnya Departemen A dan Departemen
B, akan dibuat jrnal sebagai berikut :
Barang dalam proses – biaya tenaga kerja – Departemen A Rp. xx
Barang dalam proses – biaya tenaga kerja – Departemen B Rp. xx
Biaya gaji dan upah Rp. Xx
c) Biaya Overhead Pabrik
Dari uraian penggolongan biaya ba han dan biaya tenaga kerja tersebut diatas
dapat ditarik kesimpulan biaya overhead pabrik. biaya overhead pabrik dalam metode
harga pokok proses, yaitu meliputi semua biaya produksi di departemen produksi selain
biaya bahan dan biaya tenaga kerja ditambah semua biaya pada departemen pembantu
yang ada dipabrik. Apabila perusahaan tidak memiliki departemen pembantu dipabrik,
biaya biaya overhead pabrik meliputi semua elemen biaya produksi selain biaya bahan
dan tenaga kerja. Jurnal yang dibuat untuk mencatat biaya overhead pabrik sebagai
berikut :
Produk diolah melalui satu tahapan produksi
Untuk perusahaan yang telah menggunakan tarif biaya overhead pabrik, biaya
overhead pabrik yang sesungguhnya dibuat jurnal :
Biaya overhead pabrik Rp. xx
Kas Rp. xx
Persediaan supplies pabrik xx
Persediaan suku cadang xx
Persekot biaya xx
Akumulasi penyusutan xx
Hutang biaya xx
Dan lain-lain rekening dikredit xx
Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk dibuat jurnal sebagai berikut :
JurnaL untuk mencatat biaya overhead pabrik
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp. xx
Biaya overhead pabrik Rp. xx
Untuk perusahaan yang menggunakan tarif biaya overhead pabrik, jurnal yang dibuat
atas biaya overhead yang sesungguhnya sebagai berikut :
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp. xx
Kas Rp. xx
Persediaan supplies pabrik xx
Persediaan suku cadang Rp. xx
Persekot biaya xx
Akumulasi penyusutan xx
Hutang biaya xx
Dan lain-lain rekening dikredit xx
Terhadap pembebanan biaya overhead pabrik pada produk dibuat jurnal sebagai berikut:
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp. xx
Biaya overhead pabrik dibebankan Rp. xx
Pada akhir periode dalam rangka menghitung selisih biaya overhead pabrik, biaya
overhead pabrik yang dibebankan ditutup ke rekening biaya overhead pabrik
sesungguhnya denga jurnal sebagai berikut :
Biaya overhead pabrik dibebankan Rp. xx
Biaya overhead pabik sesungguhnya Rp. xx
Produk diolah melalui beberapa tahap dan perusahaan memiliki departemen
pembantu dipabrik
Untuk perusahaan yang tidak menggunakan tarif biaya overhead pabrik, biaya
overhead pabrik yang sesungguhnya dibuat jurnal sebagai berikut (misalnya perusahaan
memiliki departemen produksi : Departemen A dan Departemen B, serta departemen
pembantu : Departemen Y dan Departemen Z) :
Biaya overhead pabrik – Departemen A Rp. xx
Biaya overhead pabrik – Departemen B xx
Biaya overhead pabrik – Departemen Y xx
Biaya overhead pabrik – Departemen Z xx
Kas Rp. xx
Biaya gaji dan upah xx
Persediaan supplies pabrik xx
Persediaan suku cadang xx
Persekot biaya xx
Akumulasi penyusutan xx
Hutang biaya xx
Dan lain-lain rekening dikredit xx
Setelah biaya sesungguhnya setiap departemen diketahui, biaya overhead pabrik
departemen pembantu dialokasikan ke departemen prosuksi, karenaa produk yang
memikul harga pokok diolah di departemen produksi, jurnal alokasi sebagai berikut :
Biaya overhead pabrik – Departemen A Rp. xx
Biaya overhead pabrik – Departemen B xx
Biaya overhead pabrik – Departemen Y Rp. xx
Biaya overhead pabrik – Departemen Z xx
Selanjutnya biaya overhead pabrik setiap departemen produksi dibebankan pada
produk yang diproses dengan jurnal sebagai berikut :
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik – Departemen A Rp. xx
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik – Departemen B xx
Biaya overhead pabrik – Departemen A Rp. xx
Biaya overhead pabrik – Departemen B xx
Apabila perusahaan menggunakan tarif biaya overhead pabrik, biaya overhead
pabrik yang sesungguhnya dibuat jurnal sebagai berikut :
Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen A Rp. xx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen B xx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen Y xx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen Z xx
Kas Rp. xx
Biaya gaji dan upah xx
Persediaan supplies pabrik xx
Persediaan suku cadang xx
Persekot biaya xx
Akumulasi penyusutan xx
Hutang biaya xx
Dan lain-lain rekening yang dikredit xx
Alokasi biaya overhead pabrik sesungguhnya dari departemen pembantu ke
departemen produksi dibuat jurnal sebagai berikut :
Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen A Rp. xx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen B xx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen Y Rp. xx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen Z xx
Pembebanan biaya overhead pabrik pada setiap departemen produksi dibuat jurnal
sebagai berikut :
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik – Departemen A Rp. xx
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik – Departemen B xx
Baya overhead pabrik dibebankan – Departemen A Rp. xx
Biaya overhead pabrik dibebankan – Departemen B xx
Pada akhir periode dalam rangka menghitung selisih biaya overhead pabrik setiap
departemen produksi, biaya overhead pabrik yang dibebankan ditutup ke rekening biaya
overhead pabrik sesungguhnya denga jurnal sebagai berikut :
Biaya overhead pabrik dibebankan – Departemen A Rp. xx
Biaya overhead pabrik dibebankan – Departemen B xx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen A Rp. xx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya – Departemen B xx
2.4 Arus Produk
Dalam kalkulasi biaya proses, biaya total dan biaya per unit pada setiap departemen
akan diiktisarkan dalam laporan biaya produksi. Arus produk yang berkaitan dengan metode
kalkulasi biaya proses dibagi dalam tiga bentuk, yaitu :
1. Arus produk berurutan (Saquential Product Flow). Dalam arus produk berurutan, setiap
produk diproses melalui rangkaian langkah yang sama.
2. Arus produk sejajar (Parallel Product Flow). Dalam arus produk sejajar, bagian tertentu
dari pekerjaan dilaksanakan secara serentak atau bebarengan kemudian sama – sama
ditransfer keproses penyelesaian dan akhirnya diteruskan kebarang jadi.
3. Arus produk selektif (Selective Product Flow). Dalam arus selektif, produk bergerak
melalui departemen yang berbeda – beda dipabrik sesuai dengan produk akhir yang
diinginkan.
2.5 Prosedur Akuntansi Biaya Pada Metode Harga Pokok Proses
Prosedur dalam rangka menentukan harga pokok produk pada metode harga pokok proses
adalah sebagai berikut :
a) Mengumpulkan data produksi dalam periode tertentu untuk menyusun laporan produksi
ekuivalen dalam rangka menghitung harga pokok satuan,
b) Mengumpulkan biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik periode tertentu.
Apabila prodk diproses melalui beberapa departemen elemen biaya tersebut dikumpulkan
untuk setiap departemen,
c) Menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya, yaitu jumlah elemen biaya tertentu
dibagi produksi ekuivalen dari elemen biaya yang bersangkutan,
d) Menghitung harha pokok produk selesai yang dipindahkan ke gudang atau ke departemen
berikutnya dan menghitung harga pokok produk dalam proses akhir.
2.6 Pengaruh Dari Otomatisasi
Struktur biaya akan berubah apabila terjadi otomatisasi dalam lingkungan manufaktur.
Dengan otomatisasi yang dilakukan secara menyeluruh dalam segala aspek kegiatan pabrik
maka biaya tenaga kerja langsung akan menurun dan biaya ini menjadi bagian yang tidak
berarti dalam jumlah produksi. Sebaliknya biaya overhead pabrik meningkat dengan adanya
otomatisasi.
2.7 Laporan Biaya Produksi
Media yang dipakai dalam menghitung atau menentukan harga pokok produk adalah
Laporan Harga Pokok Produksi yang memuat informasi sebagai berikut :
a) Laporan produksi
Bagian laporan ini menunjukkan :
Informasi jumlah produk yang diolah, baik dari produk dalam proses awal, produk
yang baru dimasukkan atau diterima dari departemen sebelumnya, maupun tambahan
produk pada departemen lanjutan akibat adanya tambahan kalau ada.
Informasi jejak produk yang diolah, meliputi produk selesai yang dimasukkan ke
gudang atau dipindahkan ke departemen lanjutan, produk yang masih dalama proses
akhir, produk hilang, produk rusak, produk cacat kalau ada.
b) Biaya yang dibebankan
Bagian laporan ini menunjukkan informasi tentang :
Jumlah biaya yang dibebankan, meliputi harga pokok produk dalam proses awal kalau
ada, harga pokok yang diterima dari departemen sebelumnya untuk departemen
lanjutan, dan elemen biaya yang ditambahkan pada tahap pengolahan produk yang
bersangkutan.
Tingkat peoduksi ekuivalen yang dihitung dari laporan produksi, informasi ini
berguna untuk menghitung harga pokok satuan.
Harga pokok satuan untuk setiap elemen biaya yang dibebankan pada tahap
pengolahan produk atau departemen yang bersangkutan.
c) Perhitungan harga pokok
Bagian laporan ini memberikan informasi tentang jejak biaya yang dibebankan,
menunjukkan berapa biaya yang diserap oleh harga pokok produk selesai maupun
produk dalam proses pada akhir periode dan sebagainya.
2.8 Metode Harga Pokok Proses - Produk Diolah Melalui Lebih Dari Satu Departemen
Produksi
a) Produk selesai pada departemen tertentu langsung dipindah ke departemen berikutnya
Prosedur akuntansi yang digunakan pada perusahaan yang mengolah produk melalui
metode ini adalah sebagai berikut :
Rekening barang dalam proses diselenggarakan menurut elemen biaya produksi dan
harus menunjukkan pada departemen mana biaya produksi tersebut dibebankan.
Rekening biaya overhead pabrik diselenggarakan untuk setiap departemen.
Produk yang sudah selesai pada departemen tertentu dan dipindahkan ke departemen
berikutnya, pada akhir peiode harga pokoknya dipindahkan pada departemen berikutnya
dengan di debit rekening “barang dalam proses – harga pokok dari departemen
sebelumnya – departemen berikutnya” dan di kredit setiap elemen barang dalam proses
sesuai dengan biaya yang dinikmati pada departemen dimana produk selesai tersebut
berasal.
Terhadap produk yang belum selesai pada departemen tertentu, pada akhir periode
harga pokoknya dipindahkan dengan mendebit rekening persediaan produk dalam
proses dan mengkredit setiap eleman barang dalam proses sesuai dengan biaya yang
telah dinikmati oleh produk dalam proses akhir periode pada departemen yang
bersangkutan.
Terhadap produk selesai pada departemen terakhir dimana produk diproses, pada akhir
periode dihitung harga pokok yang dinikmatinya dan didebit rekening persediaan
produk selesai dan dikredit setiap elemen barang dalam proses sesuai dengan elemen
biaya yang dinikmati pada departemen terakhir tersbut.
b) Produk selesai dari departemen permulaan dimasukkan ke gudang produk selesai, dimana
sebagian akan diproses didalam departemen lanjutan dan sebagian langsung dijual
Prosedur akuntansi yang digunakan pada perusahaan yang mengolah produk melalui
metode ini adalah sebagai berikut :
Harga pokok produk selesai pada departemen permulaan dipindahkan dengan mendebit
rekening persediaan produk selesai sesuai nama produk yang dihasilkan (misalnya
benang) dan dikredit setiap elemen rekening barang dalam proses sesuai dengan biaya
yang dinikmati pada departemen yang bersangkutan.
Produk selesai dari departemen permulaan yang dijial akan dipindahkan ke rekening
harga pokok penjualan dan yang diproses pada departemen lanjutan, misalnya benang
dipindahkan ke dalam rekening “barang dalam proses – harga pokok benang –
departemen tenun” dan apabla alat pengukur produk berbeda maka harga pokok satuan
harus disesuaikan.
Produk selesai dari departemen terakhir, harga pokok yang dinikmati dipindahkan
(didebit) ke rekening persediaan produk selesai sesuai dengan nama produk yang
dihasilkan (misalnya tekstil) dan dikredit setiap elemen rekening barang dalam proses
sesuai dengan elemen biaya yang dinikmatinya.
2.9 Contoh Soal Pada Metode Harga Pokok Proses
Soal 1 :
CV. ABADI dalam pengelolaan produknya dilakukan secara massal dan
departemen produksi. Berikut disajikan data produksi dan kegiatan selama bulan Desember
2012, yakni sbb :
Produk yang dimasukkan dalam proses 6.000 unit
Produk jadi 4.700 unit
Produk hilang awal proses 100 unit
Produk dalam proses dengan tingkat penyelesaian bahan baku
dan bahan penolong 80%
Biaya konversi 60% (1.200 unit)
Jumlah produk yang diproses 6.000 unit
Diminta :
- Berapa biaya produksi per unit untuk mengolah produk tersebut?
- Tentukan berapa harga pokok produk jadi?
- Berapa harga pokok produk dalam proses akhir bulan Desember 2012?
- Buatlah jurnal-jurnal yang diperlukan?
Penyelesaian :
1. Metode Satu Departemen Produksi (Hilang Awal Proses)
DATA PRODUKSI :
Produk masuk proses 6.000
Produk jadi transfer ke gudang 4.700
Produk hilang awal/akhir proses 100
Produk dalam proses akhir 1.200
(BU 80% ; BK 60%) 6.000
BIAYA YANG DIPERHITUNGKAN :
JENIS JUMLAH BIAYA PER
UE
BIAYA BIAYA UNIT
Biaya Bahan 4.700 + (1.200 x 80%) =
Rp 750.000,00 Rp 132,509
Baku (BBB) 5.660
Biaya Bahan
4.700 + (1.200 x 80%) =
Produksi Rp 250.000,00 Rp 44,170
5.660
(BBP)
Biaya Tenaga 4.700 + (1.200 x 60%) =
Rp 513.600,00 Rp 94,760
Kerja (BTK) 5.420
Biaya
4.700 + (1.200 x 60%) =
Overhead Rp 642.000,00 Rp 118,450
5.420
Pabrik (BOP)
TOTAL BIAYA Rp 2. 155.600,00 Rp 389,889
3.1 Kesimpulan
Metode harga pokok proses (processing cost) adalah metode pengumpulan biaya
produksi melalui departemen produksi atau pusat pertanggungjawaban biaya, yang umumnya
diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk atau massa.
Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produksinya diolah
hanya melalui satu departemen produksi dan Metode harga pokok proses yang diterapkan
dalam perusahaan yang produknya diolah melalui lebih dari satu departemen produksi. Adapun
biaya yang termasuk dalam metode harga pokok proses adalah biaya bahan, biaya tenaga kerja
dan biaya overhead pabrik.
Pada laporan biaya produksi meliputi laporan produksi, biaya yang dibebankan, dan
perhitungan harga pokok. Metode Harga Pokok Proses - Produk Diolah Melalui Lebih Dari
Satu Departemen Produksi terdiri dari Produk selesai pada departemen tertentu langsung
dipindah ke departemen berikutnya dan Produk selesai dari departemen permulaan dimasukkan
ke gudang produk selesai, dimana sebagian akan diproses didalam departemen lanjutan dan
sebagian langsung dijual.