Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH STRUKTUR TEORI AKUNTANSI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada perkembangan saat ini, akuntansi dapat kita definisikan dengan
mengacu pada konsep informasi. Akuntansi adalah aktivitas jasa yang fungsinya
menginformasikan informasi yang kuantitatif, terutama yang bersifat
keuangan. Para akuntan memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang proses
akuntansi dalam menguraikan perbedaan teori akuntansi. Untuk pengembangan
sistem akuntansi tentunya perlu pengembangan dari basis teorinya, sehingga
sistem akuntansi tersebut bisa lebih bermanfaat bagi pemakainya, lebih mudah
mengembangkannya dan lebih mudah lagi dalam memprediksi apa yang akan
terjadi dimasa yang akan datang yang tentunya berkaitan dengan praktik akuntansi
itu sendiri. Teori akuntansi mengandung dua kata, yaitu teori dan
akuntansi. Teori sebagai suatu susunan yang saling berkaitan dengan
hipotesis, konsep dan prinsip pragmatis yang membentuk kerangka acuan untuk
suatu bidang. Teori mencakup pertimbangan akan tujuan pelaporan eksternal,
didasarkan pada perspektif tertentu peran akuntansi, memprediksi teori akuntansi
positif, memprediksi bahwa kekuatan relatif dari kelompok pemangku
kepentingan tertentu, pemberian informasi akuntansi kepada orang-orang diluar
organisasi, memprediksi informasi akuntansi yang sah dan
bahwa informasi akuntansi dapat digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan,
mempertahankan teori legitimasi.
Tujuan utama teori akuntansi adalah menyajikan suatu dasar dalam
memprediksi dan menjelaskan perilaku serta kejadian-kejadian akuntansi. teori
didefinisikan sebagaikonsep, definisi, dan dalil yang menyajikan suatu pandangan
sistematis tentang fenomena, dengan menjelaskan hubungan antar variabel yang
bertujuan untuk menjelaskan serta memprediksi suatu fenomena.
Apresiasi penuh pada lingkup akuntansi sekarang dan masa mendatang
tergantung pada pemahaman teknik akuntansi maupun struktur teori akuntansi
dimana teknik diturunkan. Pengembangan struktur teori akuntansi untuk
memberikan justifikasi yang lebih baik pada aturan-aturan dan teknik-teknik yang
telah ada dimulai dengan pengujian yang dilakukan oleh Paton tentang pondasi
dasar akuntansi.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Bagaimana rumusan tentang tujuan laporan keuangan?
2. Bagaimana konsep postulat akuntansi yang dijabarkan dari rumusan tujuan
laporan keuangan?
3. Bagaiman konsep teoritis akuntansi yang dijabarkan dari rumusan tujuan laporan
keuangan?
4. Bagaimana prinsip dasar akuntansi, yang dijabarkan dari postulat
dan konsep teoritis akuntansi?
5. Bagaiamana standar atau teknik akuntansi yang dirumuskan dari prinsip dasar
akuntansi?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui rumusan tentang tujuan laporan keuangan.
2. Mengetahui konsep postulat akuntansi yang dijabarkan dari rumusan tujuan
laporan keuangan.
3. Mengetahui konsep teoritis akuntansi yang dijabarkan dari rumusan tujuan
laporan keuangan.
4. Mengetahui prinsip dasar akuntansi, yang dijabarkan dari postulat
dan konsep teoritis akuntansi.
5. Mengetahui standar atau teknik akuntansi yang dirumuskan dari prinsip dasar
akuntansi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Elemen Struktur Teori Akuntansi


Struktur teori akuntansi adalah elemen-elemen yang saling terkait dan
menjadi pedoman bagi pengembangan teori dan perumusan standar atau teknik
akuntansi. Elemen-elemen tersebut adalah:
1. Rumusan tentang tujuan laporan keuangan.
2. Postulat akuntansi, yang dijabarkan dari rumusan tujuan laporan keuangan.
3. Konsep teoritis akuntansi, yang dijabarkan dari rumusan tujuan laporan keuangan.
4. Prinsip dasar akuntansi, yang dijabarkan dari postulat dan konsep teoritis
akuntansi.
5. Standar atau teknik akuntansi, yang merupakan pedoman dalam penyusunan
laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan para pemakai, yang dirumuskan dari
prinsip dasar akuntansi.

B. Tujuan Laporan Keuangan


Berikut adalah rumusan tujuan laporan keuangan yang telah dijabarkan
oleh AAA, APB, Trueblood Committee Report dan FASB:
1. ASOBAT
American Accounting Association (AAA) adalah sebuah organisasi
akuntan pendidik yang bergungsi memfasilitasi dalam pendidikan akuntansi dan
memperlajari serta mengomentari masalah-masalah yang terkait dengan standar
akuntansi. Pada tahun 1966, AAA menerbitkan AStatement
of Basic AccountingTheory (ASOBAT) yang berisi tentang rumusan tujuan
akuntansi, yaitu:
 Membuat keputusan mengenai penggunaan sumber daya yang terbatas dan
menentukan sasaran serta tujuan dari penggunaan sumber daya tersebut.
 Mengarahkan dan mengendalikan sumber daya manusia dan faktor produksi
lainnya secara efektif.
 Memelihara dan melaporkan pengamanan atas sumber daya (Aktiva).
 Memfasilitasi fungsi dan pengendalian sosial.

2. APB Statement No. 4


Accounting Principles Board (APB) dibentuk oleh AICPA pada tahun
1959.Tujuan utama dari APB adalah mengajukan rekomendasi secara tertulis
mengenai prinsip akuntansi, menentukan praktek akuntansi yang tepat, dan
mempersempit celah perbedaan-perbedaan yang ada serta ketidak-konsistenan
yang terjadi dalam praktek akuntansi saat itu. Pada tahun 1970, APB menerbitkan
Statement No. 4 yang berjudul “Basic Concepts
and Accounting Principles Underlying Financial Statement Of Business
Enterprises”. Laporan ini berisi tentang tujuan khusus dan tujuan umum laporan
keuangan.
1) Tujuan khusus laporan keuangan menurut APB Statement No. 4 adalah
menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya
secara wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
(GAAP).
2) Tujuan Umum laporan keuangan menurut APB Statement No. 4 adalah:
a) Memberikan informasi yang terpecaya tentang sumber daya ekonomi (Aktiva)
dan kewajiban perusahaan, dengan maksud:
 Untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan.
 Untuk menunjukkan posisi keuangan da investasi perusahaan.
 Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya.
 Menunjukkan kemampuan sumber daya yang ada untuk pertumbuhan perusahaan.
b) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang
berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba, dengan maksud:
 Memberikan gambaran tentang jumlah deviden yang diharapkan pemegang saham.
 Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada
supplier, kreditur, pegawai, pemerintah dan kemampuannya dalam
mengumpulkan dana untuk kepentingan ekspansi perusahaan.
 Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan
fungsi perencanaan dan pengendalian.
 Menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba jangka
panjang.
c) Memungkinkan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilakan laba.
d) Memnerikan informasi lainnya tentang perubahan aktiva dan kewajiban.
e) Mengungkapkan informasi yang relavan lainnya yang dibutuhkan para pemakai
laporan.

3. Trueblood Committee Report


Untuk menyusun konsep yang menjelaskan tentang tujuan laporan
keuangan, Presiden AICPA saat itu (Marsall S. Amstrong) pada tahun 1971
membentuk tim perumus tujuan laporan keuangan, yang dikenal dengan
nama Trueblood Committee.Tim ini pada tahun 1973 berhasil merumuskan tujuan
laporan keuangan, yang dimuat dalam sebuah laporan yang berjudul ”Objectives
of Financial Statement”. Dalam laporan ini dirumuskan bahwa tujuan laporan
keuangan adalah:
 Tujuan dasar laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna bagi
pengambilan keputusan ekonomi.
 Melayani pemakai umum yang memiliki wewenang, kemampuan, atau sumber
daya yang terbatas untuk memperoleh informasi dan pihak-pihak yang
mengandalkan laporan keuangan sebagai sumber informasinya mengenai aktivitas
ekonomi perusahaan.
 Memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditur untuk pemakai
untuk memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi potensi arus kas
berdasarkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian lainnya.
 Memberikan informasi kepada pemakai untuk memprediksi, membandingkan, dan
mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba.
 Memberikan informasi yang berguna untuk menilai kemampuan manajemen dalam
memanfaatkan sumber daya perusahaan secara efektif dan mencapai tujuan utama
perusahaan.
 Memberikan informasi yang factual dan dapat diinterprestasikan mengenai
transaksi dan peristiwa lainnya, yang diharapkan dapat berguna untuk
memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba.
 Memberikan laporan tentang posisi keuangan perusahaan, yang diharapkan dapat
berguna untuk prediksi, membandingkan, dan mengevuasi kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba.
 Memberikan laporan tentang laba periode (berkala), yang diharapkan dapat
berguna untuk prediksi, membandingkan, dan mengevuasi kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba.
 Memberikan laporan tentang aktivitas keuangan perusahaan, yang diharapkan
dapat berguna untuk prediksi, membandingkan, dan mengevuasi kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba.
 Memberikan informasi yang berguna untuk proses peramalan.
 Tujuan laporan keuangan bagi organisasi pemerintah dan organisasi yang bukan
pencari laba adalah untuk memberikan informasi yang berguna dalam
mengevaluasi aktivitas pengelolaan sumber daya dalam mencapai tujuan
organisasi.
 Melaporkan aktivitas perusahaan yang mempengaruhi lingkungan social
(masyarakat sekitar).

4. SFAC No. 1 dan No. 4


FASB merupakan organisasi sector swasta yang bertanggung jawab
dalam pembentukan standar akuntansi di Amerika saat ini. FASB didirikan pada
tahun 1973, menggantikan APB. Pada tahun 1976, FASB mulai mengembangkan
kerangka kerja konseptual yang menjadi dasar bagi penetapan standar akuntansi
dan pemecahan masalah kontroversi pelaporan keuangan. Fungsi utama FASB
adalah menpelajari masalah akuntansi terkini dan menetapkan standar akuntansi.
FASB juga menerbitkan Statement of Accounting Concepts (SFAC) yang
memberikan kerangka kerja konseptual dimana memungkinkan untuk
dikembangkannya standar akuntansi khusus. Pada tahun 1978, FASB menerbitkan
SFAC No. 1 yang berjudul “Objectives of Financial Reporting by Business
Enterprises”. Laporan ini memuat tentang rumusan tujuan laporan keuangan
untuk organisasi pencari laba (profit Organization), yaitu:
 Memberikan informasi yang berguna bagi investor, kreditur, dan pemakai lainnya
dalam membuat keputusan secara rasional mengenai investasi, kredit dan lainnya.
 Memberikan informasi untuk membantu investor atau calon investor dan kreditur
serta pemakai lainnya dalam menentukan jumlah, waktu, dan prospek penerimaan
kas dari deviden atau bunga dan juga penerimaan dari penjualan, piutang, atau
saham, dan pinjaman yang jatuh tempo.
 Memberikan informasi tentang sumber daya (aktiva) perusahaan, klaim atas aktiva,
dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan keadaan lain terhadap aktiva dan
kewajiban.
 Memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan selama satu periode.
 Memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan mendaparkan dan
membelanjakan kas, tentang pinjaman dan pengembaliannya, tentang transaksi
yang mempengaruhi modal termasuk deviden dan pembayaran lainnya kepada
pemilik, dan tentang factor-faktor yang mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas
perusahaan.
 Memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan
mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada pemilik atas
penggunaan sumber daya (aktiva) yang telah dipercayakan kepadanya.
 Memberikan informasi yang berguna bagi manajer dan direksi dalam proses
pengambilan keputusan untuk kepentingan pemilik perusahaan.

Pada tahun 1980, FASB No. 4 yang berjudul “Objectives of Financial


Reporting by Non-Business Organization”. Laporan ini memuat tentang rumusan
tujuan keuangan untuk organisasi yang bukan pencari laba (non-profit
organization), yaitu:
1. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan mengenai alokasi seumber daya
(aktiva) perusahaan.
2. Untuk menilai kemampuan organisasi dalam memberikan pelayanan kepada
publik.
3. Untuk menilai bagaimana manajemen melakukan pembiayaan dan investasi.
4. Memberikan informasi tentang sumber daya (aktiva), kewajiban, dan kekayaan
perusahaan, serta perubahannya.
5. Memberikan informasi tentang kinerja organisasi.
6. Memberikan informasi tentang kemampuan organisasi dalam melunasi kewajiban
jangka pendeknya.
7. Memuat penjelasan dan penafsiran manajemen.

C. Postulat Akuntansi
Postulat akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan
kebenarannya sendiri (aksioma), yang sudah diterima karena kesesuiannya denga
tujuan laporan keuangan, dan menggambarkan aspek ekonomi, politik, social, dan
hukum dari suatu lingkungan dimana akuntansi berada.
1. Postulat Entitas
Postulat entitas mengatakan bahwa setiap perusahaan merupakan unit
akuntansi yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya dan perusahaan lain.
 Postulat entitas menurunkan bidang perhatian akuntan dan membatasi jumlah
objek, peristiwa dan atribut peristiwa yang harus dimasukkan dalam laporan
keuangan.
 Entitas akuntansi adalah mendefinisikan sebagai unit ekonomi yang bertanggung
jawab atas aktivitas ekonomi dan pengendalian administratif atas unit.
 Entitas akuntansi juga dapat diartikan dalam kerangka kepentingan ekonomi
berbagai pemakai.
Implikasinya:
 Dibedakan anatar transaksi bisnis dan induvidu.
 Mengakui tanggung jawab pelayanan manajemne pada pemegang saham.
 Pengetrapan segmen perusahaan (seperti) divisi atau beberapa perusahaan seperti
konsolidasi perusahaan yang saling terkait).
 Akuntansi sumber daya manusia, sosio ekonomi, kos modal akan semakin mudah
masuk dalam laporan keuangan.

2. Postulat Kelangsungan Usaha


Postulat Kelangsungan Usaha atau postulat kontinuitas, menyatakan
bahwa entitas akuntansi akan terus beroperasi untuk melaksanakan proyek,
komitmen, dan aktivitas yang sedang berjalan.
Implikasinya:
 Jika entitas memiliki kehidupan yang terbatas, maka laporan yang sesuai akan akan
menspesifikasi data terminal dan sifat likuidasi.
 Menjustifikasi penilaian asset dengan dasar non likuidasi dan menyediakan dasar
untuk akuntansi depresiasi
 Harapan tentang manfaat di masa mendatang mendorong manajer untuk melihat ke
depan dan memotivasi investor untuk menanamkan modalnya ke perusahaan.

3. Postulat Unit Pengukur


Postulat unit pengukur menyatakan bahwa akuntansi adalah pengukuran
dan proses mengkomunikasikan aktivitas perusahaan yang dapat diukur dalam
satuan moneter.
Implikasinya:
 Akuntansi terbatas untuk memprediksi informasi yang dinyatakan dalam satuan
moneter, tidak mencatat dan mengkomunikasikan informasi lain yang relevan
namun bersifat non moneter.
 Postulat unit mengukur menganggap bahwa daya beli uang adalah stabil sepanjang
waktu atau perubahannya tidak signifikan.
4. Postulat Periode Akuntansi
Laporan keuangan yang menggambarkan perubahan dalam kesejateraan
perusahaan seharusnya diungkapkan secara periodik.

Implikasinya:
 Panjangnya periode waktu dapat bervariasi, tetapi hokum pajak Penghasilan yang
mensyaratkan penentuan income dengan dasar tahunan, dan praktik bisnis
tradisional menggunakan periode normal satu tahun.
 Penggunaan akrual dan tangguhan dalam pembuatan posisi

D. Konsep Teoritis Akuntansi


Konsep teoritis akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan
kebenarannya sendiri (aksioma), yang sudah diterima umum karena
kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan, dan menggambarkan sifat-sifat
akuntansi yang berpean dalam ekonomi bebas yang ditandai dengan adanya
pengakuan terhadap kepemilikan pribasi. Terdapat sejumalah konsep teori yang
dipakai dalam perumusan prinsip dasar akuntansi, yaitu:
1. Proprietory Theory
Menurut konsep teori ini, entitas hanyalah merupakan agen atau wakil dari
pemilik (Proprietor). Karena itu, yang menjadi pusat perhatian dari pencatatan
akuntansi dan penyajian laporan keuangan adalah pemilik, bukan entitas. Tujuan
utama dari konsep teori ini adalah menentukan dan menganalis besarnya kekayaan
bersih yang menjadi hak pemilik. Maka persamaan akuntansinya dapat
dirumuskan sebagai berikut:

Aktiva – Kewajiban = Entitas Pemilik

2. Entity Theory
Menurut konsep teori ini, entitas (perusahaan) merupakan badan dan harus
dibedakan dari pemilik. Yang menjadi pusat perhatian dari pencatatan akuntansi
dan penyajian laporan keuangan adalah entitas, bukan pemilik. Entitas dianggap
memilki kekayaan, dan juga kewajiban kepada kreditur maupun pemegang saham.
Menurut teori ini, pesamaan akuntansi dapat dirumuskan sebagai berikut:

Aktiva = Ekuitas

Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemegang Saham

3. Fund Theory
Menurut konsep teori ini, yang menjadi ousat perhatian dari pencatatan akuntansi
dan penyajian laporan keuangan adalah bukan pemilik maupun entitas, melainkan
sekelompok aktiva yang penggunaanya dibatasi untuk membayar atau memenuhi
sejumlah kewajiban tertentu. Aktiva yang dibatasi penggunaanya
dinamakan Fund. Menurut konsep ini persamaan akuntansi dapat dirumuskan
sebagai berikut:

Aktiva = Pembatasan Aktiva

4. Enterprise Theory
Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dalam penyajian
informasi akuntansi adalah pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Menurut konsep teori ini, pelaporan
akuntansi jangan hanya menyediakan informasi untuk pemilik saja, tetapi juga
ditujukan untuk pihak-pihak lainnya yang telah turut memberikan kontribusi
(langsung maupu tidak langsung) bagi perkembangan, kemajuan, dan
kesinambungan perusahaan.

5. Residual Equity Theory


Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dalam penyajian
laporan keuangan adalah pemegang saham biasa. Investor saham biasa merupakan
pemilik perusahaan sesungguhnya dalam perusahaan perseorangan (corporation).
Investor saham biasa memiliki bagian atau hak kepemilikan sisa (residu) atas
aktiva perusahaan, setelah hak hak kreditur dan pemeganga saham preferen
dipenuhi. Menurut konsep ini, persamaan akuntansi dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Aktiva – Kewajiban – Ekuitas Preferen = Ekuitas Residu

6. Comander Theory
Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dari penyajian
informasi akuntansi adalah bukan pada pemilik maupun entitas, melainkan pada
pihak-pihak yang memiliki kekuasaan atau wewenang untuk melakukan
pengendalian ekonomi secara efektif atas sumber daya perusahaan.

7. Investor Theory
Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dari penyajian
informasi akuntansi adalah mereka yang tergolong sebagai Specific equity (para
kreditur dan pemegang saham preferen) dan Residual Equity (pemegang saham
biasa). Menurut konsep teori ini, persamaan akuntansi dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Aktiva = Ekuitas Khusus + Ekuitas Residu

E. Prinsip Dasar Akuntansi


Prinsip dasar akuntansi adalah prinsip atau sifat-sifat yang mendasari
akuntansi dan seluruh outputnya, termasuk laporan keuangan yang dijabarkan dari
tujuan laporan keuangan, postulat akuntansi, dan konsep toeritis akuntansi, serta
menjadi dasar dalam pengembangan teknik atau prosedur akuntansi yang dipakai
dalam menyusun laporan keuangan. Berikut ini adalah 9 (Sembilan) prinsip dasar
akuntansi menurut APBStatement No. 4:
1) Cost Principle
Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum mengahruskan sebagian
besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga
perolehan (biaya historis). Menurut APB Statement No. 4, Harga Perolehan (biaya
Historis) didefinisikan sebagai suatu jumlah tertentu yang diukur dalam bentuk
uang dari kas yang dibelanjakan, atau barang lain yang diserahkan, modal saham
yang dikeluarkan, jasa yang diberikan, atau utang yang dibebankan sebagai
imbalan dari barang dan jasa yang diterima, atau akan diterima. Harga Perolehan
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
 Expired Cost, adalah pengeluaran yang telah menjadi beban (melalui penerimaan
manfaat dalam periode berjalan dan beban ini akan dikurangkan atau ditandingkan
langsung dengan pendapatan periode berjalan.
 Unexpired Cost, adalah pengeluaran-pengeluaran yang belum menjadi beban
dalam periode berjalan, akan tetapi ditangguhkan terlebih dahulu sebagai aktiva
dan baru akan menjadi beban untuk pemakaian manfaat dalam periode akuntansi
berikutnya.

2) Revenue Principle
Pada umumnya, Pendapatan ditafsirkan sebagai:
 Arus kas masuk aktiva bersih sebagai akibat penjualan barang dan jasa,
 Arus kas keluar barang dan jasa dari perusahaan kepada pelanggan, dan
 Produksi perusahaan sebagai akibat dari semata-mata penciptaan barang dan jasa
oleh perusahaan selama periode tertentu.

Perbedaan dalam penafsiran ini timbul karena adanya 2 (dua) pandangan


yang berbeda mengenai apa yang termasuk pendapatan, yaitu:
 Secara Luas, Pendapatan adalah seluruh perubahan dalam aktiva bersih
perusahaan, yang timbul dari kegiatan produksi (penjualan barang dan pemberian
jasa), dan dari keuntungan yang berasal dari penjualan aktiva dan hasil investasi
lainnya.
 Seacara Sempit, Pendapatan hanya berasal dari kegiatan produksi saja, tidak
termasuk keuntungan yang berasal dari penjualan aktiva dan investasi. Pandangan
ini membedakan istilah pendapatan dengan keuntungan. AAA pada tahun 1957
mendefinisikan laba bersih (net income) sebagai berikut:“Kelebihan pendapatan
dibandingkan dengan beban, ditambah atau dikurangi dengan keuntungan atau
kerugian perusahaan yang berasal dari penjualan, atau penggantian aktiva
lainnya.”

3) Macthing Principle
Untuk menentukan besarnya jumlah pendapatan dan beban secara tepat
dalam periode yang tepat, terdapat 2 pilihan yang tersedia yang dapat dijadikan
sebagai dasar dalam pencatatan oleh akuntan, yaitu:
Cash Basis, merupakan Pendapatan dan Beban akan dilaporkan dalam laporan laba
rugi dalam periode dimana uang kas diterima (untuk pendapatan), atau uang kas
keluar (untuk beban).
Accrual Basis, baik pendapatan maupun beban akan dilaporkan dalam laopran laba
rugi dalam periode dimana pendapatan dan beban tersebut terjadi, tanpa
memperhatikan arus kas masuk ataupun arus kas keluar.

Dengan Accrual Basis, beban-beban yang terkait dengan penciptaan


pendapatan haruslah dilaporkan dalam periode yang sama dimana pendapatan
tersebut juga diakui. Konsep akuntansi yang mendukung pelaporan pendapatan
dan beban yang terkait dalam periode yang sama dinamakan sebagai konsep
Penandingan (Macthing Concept).

4) Objectivity Principle
Prinsip ini sesungguhnya memiliki keterkaitan langsng dengan Cost
Principle (prinsip harga perolehan). Harga perolehan memiliki keunggulan
dibandingkan dengan atribut pengukuran lainnya, yaitu lebih dapat dihandalkan.
Secara umum, pengguna laporan keuangan lebih memilih menggunakan biaya
historis karena memberikan tolak ukur yang lebih dapat dipercaya (Objektif).
Harga perolehan akan memberikan angka yang sama bagi siapapun juga orangnya
yang diminta untuk melaporkan harga beli dari sebuah aktiva yang
sama. Objectivitydianggap sebagai suatu ukuran yang dapat diverifikasi
kebenarannya (keabsahannya) berdasarkan pada bukti yang ada.

5) Consistency Principle
Menurut prinsip ini, transaksi dan peristiwa ekonomi yang sejenis harus
dicatat dan dilaporkan dengan cara yang sama dari suatu periode ke periode
berikutnya. Apabila sebuah perusahaan menerapkan perlakuan akuntansi yang
sama untuk kerjadian-kejadian yang serupa dari periode ke periode, maka
perusahaan tersebut dianggap konsisten dalam menerapkan standar akuntansinya.

6) Disclosure Principle
Agar pelaporan keuangan menjadi lebih efektif dan tidak menyesatkan,
seluruh informasi yang relavan seharusnya disajikan dengan cara tidak memihak,
dapat dipahami, dan tepat waktu (full Disclosure principle). Prinsip
pengungkapan penuh mengindikasikan agar laporan keuangan dirancang dan
disajikan sedemikian rupa (berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku
umum)sebagai kumpulan gambaran dari transaksi dan peristiwa ekonomi yang
memperngaruhi perusahaan untuk satu periode, dan berisi cukup informasi yang
mudah dipahami serta tidak membuat pemakai umum maupun investor dan
kreditur menjadi salah tafsir.

7) Conservatism Principle
Menurut prinsip ini, ketika kerugian terjadi maka seluruh keugian
tersebut akan langsung diakui meskipun belum terealisasi, akan tetapi ketika
keuntungan terjadi maka keuntungan yang belum terealisasi tidaklah akan diakui.
prinsip ini menggambarkan sikap pesimis sewaktu memilih metode akuntansi
yang akan digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Bahkan menurut
FASB, prinsip konservatisme ini timbul sebagai reaksi atau sikap kehati-hatian
akuntan terhadap ketidakpastian.

8) Materiality Principle
Materialitas berkaitan dengan dampak dari suatu item terhadap hasil
operasi dan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Dalam APB Statement No.
4, secara jelas disebutkan bahwa laporan keuangan hanya berisi informasi yang
dianggap cukup penting (material) dalam mempengaruhi penilaian dan keputusan.
Materialitas merupakan masalah pertimbangan professional, dimana pos-pos
tertentu akan dianggap material jika informasi yang terkandung didalamnya dapat
mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan.

9) Uniformity Comparability Principle


Informasi tentang sebuah perusahaan akan menjadi lebih berguna jika
dapat diperbandingkan dengan informasi serupa menyangkut perusahaan lain pada
periode waktu yang sama atau dengan informasi serupa dari perusahaan yang
sama pada periode waktu yang berbeda. Informasi dari berbagai perusahaan
dianggap memiliki daya banding jika telah diukur dan dilaporkan dengan cara
yang sama. Komparabilitas memungkinkan pemakai mengindentifikasikan
persamaan dan perbedaan yang nyata dalam peristiwa ekonomi antar perusahaan.
Komparabilitas data akuntansi untuk perusahaan yang sama pada periode
waktu yang berbeda memerlukan konsistensi. Komparabilitas mengharuskan
peristiwa yang sama diperlakukan dengan cara yang sama dalam laporan
keuangan dari perusahaan yang berbeda pada periode waktu yang sama
(memerlukan keseragaman metode) dan untuk perusahaan tertentu/perusahaan
yang sama pada periode waktu yang berbeda (memerlukan konsistensi).

F. Standar (Teknik) Akuntansi


Standar atau teknik akuntansi adalah peraturan-peraturan khusus yang
dijabarkan dari prinsip dasar akuntansi, yang mengatur tentang bagaimana standar
perrlakuan catatan dan pelaporan terhadap semua transaksi dan peristiwa ekonomi
yang terjadi dalam perusahaan. Standar ini diperlukan sebagai patokan dalam
penyusunan laporan keuangan yang baku. Dengan adanya standar ini, pihak
manajemen selaku pengelola dana dan aktivitas perusahaan dapat mencatat,
mengikhtisarkan, dan melaporkan seluruh hasil kegiatan operasional maupun
financial perusahaan secara baku dan transparan.
Standar akuntansi mencakup konvensi, peraturan dan prosedur yang telah
disusun dan disahkan oleh sebuah lembaga resmi (badan pembentuk standar) pada
saat tertentu. Belkaoli (1985) mengemukakan pentingnya standar akuntansi yang
baku, yaitu:
1) Dapat menyajikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan kegiatan
perusahaan yang dapat dipercaya kebenarannya dan memiliki daya banding,
2) Memberikan pedoman bagi akuntan dalam melaksanakan pekerjaannya secara
hati-hati dan independen.
3) Memberikan database kepada pemerintah tentang berbagai informasi yang
dianggap penting dalam menghitung pajak penghasilan, peraturan tentang
perusahaan, perencanaan dan pengaturan ekonomi, dan peningkatan efiesiensi
ekonomi, serta tujuan-tujuan makro lainnya.
4) Menarik perhatian parah ahli dan praktisi di bidang teori dan standar akuntansi.

G. Review Jurnal
=================================================
Jurnal 1 : Critique To The Logic and The Normative Senses of Positive Accounting Theory
Penulis : Suwaldiman
Volume : Kajian Bisnis dan Manajemen, Vol. 6 No. 1, Hal. 47 - 53
Bulan : 2003
==========================================================
Sifat dari Teori Akuntansi Positif
Ide dasar dari PAT adalah mengacu kepada ide Popper mengenai apa itu
teori dalam ilmu (Boland & Gordon, 1982, hal. 145). Fungsi teori adalah untuk
menjelaskan dan memprediksi tentang suatu bidang atau fenomena yang
sedang diamati. Selain itu, fungsi teori adalah untuk menjawab apa dan mengapa
tidak apa yang seharusnya atau bagaimana melakukannya.
Teori akuntansi positif terungkap perdebatan dengan Watts dan
Zimmerman buku ”Teori Akuntansi Positif”. Mengacu pada gagasan Popper, hal
ini diklaimbahwa tujuan teori akuntansi adalah untuk menjelaskan dan
memprediksi praktek akuntansi (Watts dan Zimmerman, 1986, hal. 2).
Selanjutnya, mereka berpendapat bahwa definisi mereka tentang praktek
akuntansi yang luas didasarkan pada alasan bahwa perkembangan dan
sifat akuntansi terkait erat dengan audit, praktek audit dimasukkan sebagai bagian
dari praktek akuntansi (Watts dan Zimmerman, 1986, hal. 2). Mereka
memberikan alasan untuk praktek diamati, yaitu mengapa perusahaan
menggunakan metode LIFO daripada FIFO.
Selain itu, tujuan dari PAT adalah untuk memberikan penjelasan dan
prediksi yang berguna bagi pihak dalam menarik informasi akuntansi untuk
memaksimalkan kekayaan mereka (yaitu praktik akuntansi berakar pada tujuan
manajer) (Williams, 1989, hal. 455). Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan ini,
penelitian akuntansi harus dilakukan secara empiris untuk mengembangkan PAT.
Selanjutnya, agar PAT memiliki arti, harus mengandung setidaknya satu premis
atau proposisi yang memungkinkan atribusi kausal. Akhirnya, dapat disimpulkan
bahwa PAT didasarkan pada asumsi bahwa individu bertindak untuk
memaksimalkan utilitas mereka sendiri (Williams, 1989, hal. 458).

Teori Akuntansi Normatif


Teori normatif yang dominan dikembangkan pada tahun 1950-an dan
1960-an (Deegan, 2003, hal. 92). Tujuan utama dari teori akuntansi
normatif adalah untuk memberikan arahan kepada individu untuk memungkinkan
mereka untuk memilih kebijakan akuntansi yang paling tepat sesuai keadaan
(Deegan, 2003, hal. 90). Oleh karena itu, hasil penelitian akuntansi normatif harus
memberikan penjelasan untuk menginformasikan orang lain tentang pendekatan
akuntansi yang optimal untuk mengadopsi dan mengapa pendekatan khusus
ini dianggap optimal.
Penelitian akuntansi normatif telah menghasilkan teori akuntansi yang
relevan untuk pengaturan standar pelaporan keuangan (Mozes, 1992, hal. 93).
Dalam hal ini, FASB mengartikan penelitian akuntansi normatif sebagai
permintaan bagi para peneliti akuntansi untuk menyelidiki kualitas keputusan
spesifik yang dibuat oleh badan penyusun standar berdasarkan data akuntansi
(Mozes, 1992, hal. 93). Contoh sukses dari teori akuntansi normatif adalah
kerangka kerja konseptual untuk pelaporan keuangan yang diterbitkan oleh FASB.
Pendukung teori akuntansi normatif menyatakan bahwa standar akuntansi
harus berasal dari norma-norma atau konsep tertentu, sehingga, standar akuntansi
akan konsisten, sistematis, logika dan membentuk seperangkat aturan. Norma-
norma atau konsep adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman
dan norma dasar dalam proses penetapan standar.

Kritik Terhadap Logika dari Teori Akuntansi Positif


Tujuan utama dari PAT adalah untuk menjelaskan dan memprediksi
praktek akuntansi dengan membuat sejumlah asumsi tentang perilaku manusia.
Diasumsikan bahwa tindakan individu didasarkan pada upaya untuk
memaksimalkan kesejahteraan mereka (Deegan, 1997, hal. 64). Dalam hal ini
PAT tidak memberikan penjelasan untuk akuntansi bagaimana memaksimalkan
kesejahteraan. Watts dan Zimmerman menyatakan bahwa PAT berkaitan dengan
menjelaskan praktek akuntansi. Hal ini dirancang untuk menjelaskan dan
memprediksi metode akuntansi yang dipergunakan oleh perusahaan
(Watt& Zimmerman, 1986, hal. 7).
Tampaknya PAT tidak memiliki peran untuk mempengaruhi masyarakat
karena telah dibatasi untuk menjelaskan dan memprediksi. Bebas nilai diklaim
oleh pendukung PAT telah membatasi bahwa penelitian akuntansi positif dan
hasilnya hanya untuk untuk menjelaskan dan memprediksi, tapi tidak
menyarankan metode mana yang harus diadopsi oleh para manajer untuk
memaksimalkan kekayaan mereka. Logikanya, di bawah kondisi ekstra biasa
seperti inflasi tinggi, manajer perlu memiliki metode terbaik untuk
memaksimalkan kekayaan mereka. Oleh karena itu PAT masih menyisakan
pertanyaan yang belum terjawab dan kebingungan untuk manajer. Cukup
memberikan deskripsi, penjelasan dan prediksi fenomena akuntansi memberikan
manfaat sedikit sosial dan tidak memajukan disiplin akuntansi.
Tingkat universalitas PAT juga dipertanyakan. Teori harus bersifat
universal karena dikembangkan dibawah objektivitas (bebas nilai). Teori di PAT
dikembangkan dalam penelitian positif yang mengasumsikan bahwa tindakan
individu untuk memaksimalkan kesejahteraan mereka. Hipotesis diuji dengan
asumsi umum yang bias dan dirancang subyektif. Berikut ini adalah tanggapan
pertanyaan umum untuk asumsi yang dibuat oleh para peneliti PAT (Neu,1997,
hal 56.): Apakah manajer benar-benar berperilaku dalam mementingkan diri
sendiri? Oleh karena itu, PAT gagal untuk menjelaskan dan memprediksi praktek
yang tidak memenuhi asumsi. Dalam hal ini PAT tampaknya tidak menjadi teori
karena kadang-kadang tidak universal.

Arti Normatif dari Teori Akuntansi Positif


Tidak dapat dipungkiri bahwa akuntansi bukan ilmu murni seperti fisika,
biologi, matematika, kimia, dll. Akuntansi merupakan ilmu terapan. Klaim
oleh Watts dan Zimmerman bahwa PAT adalah untuk menjelaskan dan
memprediksi praktek akuntansi sangat berbeda dengan kualifikasi Popper
mengenai teori yang tepat diterapkan untuk ilmu murni tidak untuk ilmu terapan.
Ilmuwan menerapkan penggunaan penelitian ilmu murni untuk mengembangkan
nilai tetapi tidak membuat ilmu terapan menjadi ilmu murnidan bebas dari nilai.
PAT adalah bebas dari nilai seperti yang diklaim oleh Watts dan
Zimmerman. Teori akuntansi dikembangkan menjadi konsep akuntansi, standar
dan prosedur. Ini akan sangat berarti jika teori akuntansi tidak memiliki tujuan-
orientasi tersebut. Selanjutnya, Tinker et al (1982, hal. 167) mencatat bahwa PAT
terbukti menjadi ilusi karena penelitian di bidang akuntansi (atau ilmu apapun)
tidak bisa bebas nilai. Oleh karena itu akuntansi harus memainkan peran
penting dalam mencapai kesejahteraan sosial dan tidak dapat dicapai dengan
hanya memberikan penjelasan dan prediksi. Hal ini jelas bahwa jika PAT masih di
bidang akuntansi tidak akan membebaskan nilai, tetapi juga sarat nilai.
Akuntansi harus memainkan peran penting dalam memaksimalkan
kesejahteraan sosial. Akuntansi merupakan alat untuk mencapai tujuan sosial,
yaitu, tujuan ekonomi nasional di negara di mana akuntansi diterapkan. Oleh
karena itu, struktur akuntansi di negara tertentu sangat mungkin berbeda dari
negara lain. Standar akuntansi harus dikembangkan untuk mempengaruhi
distribusi kekayaan masyarakat.
Telah dikemukakan bahwa akuntansi memainkan peran penting dalam
mencapai distribusi kesejahteraan sosial, bukan hanya menjelaskan atau
memprediksi praktek akuntansi. Akhirnya, bisa dikatakan bahwa jika akuntansi
bebas nilai, hanya menjelaskan dan memprediksi praktek akuntansi, akuntansi
akan menjadi tidak berarti dan tidak melakukan apapun dalam mencapai
kesejahteraan sosial.

Kesimpulan
Jelaslah bahwa ”penjelasan, prediksi, kenetralan, dan bebas nilai” seperti yang
diklaim dalam teori akuntansi positif telah membatasi teori akuntansi dan praktek dalam
mendukung distribusi kesejahteraan sosial. Praktek akuntansi harus mencapai
tujuannya yang tidak mewakili realitas ekonomi dengan cara ilmiah
murni, tapi perkiraan itu pragmatis atas dasar norma-norma tertentu.
Sayangnya, pendukung PAT tampaknya tidak mau melihat bukti yang
mendukung pandangan bahwa akuntansi akademik merupakan disiplin ilmu terapan.
Akuntansi harus memainkan peran penting peran dalam mencapai
maksimalisasi individu dan kesejahteraan sosial. Oleh karena, itu mustahil bagi
akuntansi untuk bebas nilai. Peneliti akuntansi harus mengembangkan teori
akuntansi yang fokus dalam distribusi kesejahteraan sosial.

Pendapat Mengenai Jurnal


Tulisan Suwaldiman ini membahas mengeni kritik terhadap teori akuntansi
positif (PAT). Suwaldiman membahas logika dan arti normatif dari PAT. Dalam
tulisannya, Suwaldiman berpendapat bahwa PAT tidak lebih baik dari bentuk teori
yang lain dan hanya menjelaskan atau memprediksi praktek-praktek akuntansi
yang berkembang saat ini.
Masalah konstruksi teori akuntansi telah mengarah pada perdebatan
pendekatan deduktif dengan pendekatan induktif dan dua aliran teori akuntansi
positif dengan teori akuntansi normatif. Teori akuntansi positif menghasilkan
penelitian yang didasarkan pada pengamatan empiris dan kemudian
berdasarkan pada pendekatan induktif, teori dibangun.
Para pendukung akuntansi positif mengklaim bahwa mereka
bebas nilai dalam menjelaskan dan memprediksi praktek akuntansi. Di sisi
lain, teori akuntansi normatif dibangun berdasarkan pendekatan normatif. Para
pendukung normatif berpendapat bahwa teori akuntansi harus mendorong praktek
sesuai dengan tujuan dari teori (yaitu, standar akuntansi dan prosedur), sehingga
tujuan teori akan tercapai. Tulisan Suwaldiman ini dimulai dengan menjelaskan
sifat positif dan teori akuntansi normatif kemudian pembahasan ditekankan
pada kritik dengan logika penelitian akuntansi positif dan indra normatif dari teori
akuntansi positif.

=================================================
Jurnal 2 : Struktur Meta Teori Akuntansi Keuangan (Sebuah Telaah dan Perbandingan antara
FASB dan IASC)
Penulis : I Made Narsa
Volume : Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 9, No. 2, Hal. 43-51
Bulan : November, 2007
==========================================================
Tujuan Penelitian
Untuk membahas struktur meta teori yang dipergunakan oleh FASB dan IASC
dalam mengembangkan rerangka konseptual, menelaah perbedaan-perbedaan
mendasar, menganalisis hambatan-hambatan yang dialami serta mengidentifikasi
upaya-upaya yang harus dilakukan agar IFRS diterapkan oleh negara-negara
anggota.

Metode Penelitian: Komparatif

Hasil Penelitian
Model kerangka konseptual FASB ini mencakup empat komponen dasar,
yaitu:
a. Tujuan pelaporan keuangan yang dituangkan pada SFAC No. 1 dan SFAC No. 4.
b. Kriteria kualitas informasi yang dituangkan pada SFAC No. 2.
c. Elemen-elemen laporan keuangan yang dituangkan pada SFCA No. 6 (pengganti
SFAC No. 3).
d. Pengukuran dan Pengakuan yang dituangkan pada SFAC No. 5.

Model ini dirancang dengan cukup luas dan mencakup perusahaan bisnis
dan nonbisnis. Rerangka ini merupakan dasar teoritis bagi FASB dalam
mengembangkan standard akuntansi keuangan (Statement of Financial
Accounting Standard) di Amerika Serikat.
Standar-standar tersebut berkenaan dengan pengukuran aktivitas ekonomi,
penentuan waktu kapan pengukuran dan pencatatan harus dilakukan, ketentuan
pengungkapan mengenai aktivitas tersebut, penyiapan dan penyajian ringkasan
aktivitas ekonomi tersebut dalam bentuk laporan keuangan. Kerangka dasar
konseptual IASC memuat lima unsur utama, yaitu:
1) Tujuan laporan keuangan yang dituangkan dalam paragraf 12-21.
2) Asumsi dasar dituangkan pada paragraf 22-23, dan konsep modal dan
pemeliharaan modal yang dituangkan pada paragraf 102-110.
3) Karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan
keuangan yang dituangkan pada paragraf 24-46.
4) Elemen-elemen laporan keuangan yang dituangkan pada paragraf 47-81.
5) Definisi, pengakuan dituangkan pada paragraf 82-98, dan pengukuran unsur-
unsur yang membentuk laporan keuangan dituangkan pada paragraf 99-101.

Kerangka dasar ini dimaksudkan sebagai acuan bagi komite penyusun


standar akuntansi keuangan dalam pengembangan standar akuntansi keuangan
dimasa depan dan dalam peninjaun kembali terhadap standar akuntansi keuangan
yang berlaku.

Kesimpulan
Penerapan IFRS ternyata mengalami hambatan yang sangat serius, karena
banyak sekali terdapat perbedaan antar negara-negara anggota, baik dalam bidang
sosial, budaya, hukum, ekonomi, politik, pendidikan, sistem pemerintahan, sistem
pajak, dan lain sebagainya.
Karakteristik dan tingkatan yang berbeda antar negara merupakan
hambatan mendasar yang dihadapi dalam proses harmonisasi standar akuntansi
keuangan. Hambatan lain yang muncul adalah adanya perbedaan kebutuhan dan
keinginan antara Negara maju dengan yang belum maju dan antara Negara yang
tingkat pertumbuhan ekonominya sangat tinggi dan Negara dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi lebih rendah bahkan sangat rendah. Yang harus dilakukan
oleh IASC sebagai badan penyusun standar akuntansi interasional adalah
membuat para anggota merasa butuh menerapkan IFRS.

Pendapat Mengenai Jurnal


Dengan adanya penelitian ini kita dapat mengetahui adanya hambatan-
hambatan yang dialami serta upaya-upaya apa saja yang harus dilakukan agar
IFRS diterapkan oleh negara-negara internasional dalam meta teori yang
dipergunakan oleh FASB dan IASC dalam mengembangkan kerangka konseptual.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aturan dan teknik akuntansi yang ada didasarkan pada pondasi teori
akuntansi. Pondasi ini dibentuk dari elemen-elemen hirarki yang berfungsi
sebagai kerangka acuan atau struktur teoritis. Pendekatan dan metodologi apapun
yang digunakan dalam penyusunan teori akuntansi, rerangka acuan atau struktur
teori yang dihasilkan didasarkan pada serangkaian elemen dan hubungan yang
mengatur pengembangan teknik akuntansi. Struktur teori akuntansi terdiri dari
beberapa elemen sebagai berikut:
1. Pernyataan tujuan laporan keuangan
2. Pernyataan postulat dan konsep teroritis akuntansi yang terkait dengan asumsi-
asumsi lingkungan dan sifat unit akuntansi. Postulat dan konsep teoritis
diturunkan dari pernyataan tujuan
3. Pernyataan tentang prinsip-prinsip dasar yang didasarkan pada postulat dan
konsep teroritis
4. Batang tubuh teknik-teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip
akuntansi Pemahaman terhadap elemen-elemen ini dan hubungan teori akuntansi
menjamin pemahaman terhadap alasan balik praktik aktual dan masa mendatang.

Laporan keuangan yang disajikan dalam laporan akuntansi formal semata-


mata merupakan refleksi penerapan struktur teori akuntansi. Perbaikan isi dan
format laporan keuangan berkaitan dengan perbaikan struktur teoritis akuntansi.

B. Saran
Penulis mengharapkan kepada semua pihak yang terutama pihak yang
terkait dengan langsung agar dapat menggunakan akuntansi sebagaimana
mestinya. Lebih dari itu, penulis mengharapkan agar tidak melupakan serta dapat
mempertahankan dan mengembangkan akuntansi itu sendiri, terlebih di zaman
yang semakin maju ini

Anda mungkin juga menyukai