Makalah Struktur Teori Akuntansi
Makalah Struktur Teori Akuntansi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada perkembangan saat ini, akuntansi dapat kita definisikan dengan
mengacu pada konsep informasi. Akuntansi adalah aktivitas jasa yang fungsinya
menginformasikan informasi yang kuantitatif, terutama yang bersifat
keuangan. Para akuntan memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang proses
akuntansi dalam menguraikan perbedaan teori akuntansi. Untuk pengembangan
sistem akuntansi tentunya perlu pengembangan dari basis teorinya, sehingga
sistem akuntansi tersebut bisa lebih bermanfaat bagi pemakainya, lebih mudah
mengembangkannya dan lebih mudah lagi dalam memprediksi apa yang akan
terjadi dimasa yang akan datang yang tentunya berkaitan dengan praktik akuntansi
itu sendiri. Teori akuntansi mengandung dua kata, yaitu teori dan
akuntansi. Teori sebagai suatu susunan yang saling berkaitan dengan
hipotesis, konsep dan prinsip pragmatis yang membentuk kerangka acuan untuk
suatu bidang. Teori mencakup pertimbangan akan tujuan pelaporan eksternal,
didasarkan pada perspektif tertentu peran akuntansi, memprediksi teori akuntansi
positif, memprediksi bahwa kekuatan relatif dari kelompok pemangku
kepentingan tertentu, pemberian informasi akuntansi kepada orang-orang diluar
organisasi, memprediksi informasi akuntansi yang sah dan
bahwa informasi akuntansi dapat digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan,
mempertahankan teori legitimasi.
Tujuan utama teori akuntansi adalah menyajikan suatu dasar dalam
memprediksi dan menjelaskan perilaku serta kejadian-kejadian akuntansi. teori
didefinisikan sebagaikonsep, definisi, dan dalil yang menyajikan suatu pandangan
sistematis tentang fenomena, dengan menjelaskan hubungan antar variabel yang
bertujuan untuk menjelaskan serta memprediksi suatu fenomena.
Apresiasi penuh pada lingkup akuntansi sekarang dan masa mendatang
tergantung pada pemahaman teknik akuntansi maupun struktur teori akuntansi
dimana teknik diturunkan. Pengembangan struktur teori akuntansi untuk
memberikan justifikasi yang lebih baik pada aturan-aturan dan teknik-teknik yang
telah ada dimulai dengan pengujian yang dilakukan oleh Paton tentang pondasi
dasar akuntansi.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Bagaimana rumusan tentang tujuan laporan keuangan?
2. Bagaimana konsep postulat akuntansi yang dijabarkan dari rumusan tujuan
laporan keuangan?
3. Bagaiman konsep teoritis akuntansi yang dijabarkan dari rumusan tujuan laporan
keuangan?
4. Bagaimana prinsip dasar akuntansi, yang dijabarkan dari postulat
dan konsep teoritis akuntansi?
5. Bagaiamana standar atau teknik akuntansi yang dirumuskan dari prinsip dasar
akuntansi?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui rumusan tentang tujuan laporan keuangan.
2. Mengetahui konsep postulat akuntansi yang dijabarkan dari rumusan tujuan
laporan keuangan.
3. Mengetahui konsep teoritis akuntansi yang dijabarkan dari rumusan tujuan
laporan keuangan.
4. Mengetahui prinsip dasar akuntansi, yang dijabarkan dari postulat
dan konsep teoritis akuntansi.
5. Mengetahui standar atau teknik akuntansi yang dirumuskan dari prinsip dasar
akuntansi.
BAB II
PEMBAHASAN
C. Postulat Akuntansi
Postulat akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan
kebenarannya sendiri (aksioma), yang sudah diterima karena kesesuiannya denga
tujuan laporan keuangan, dan menggambarkan aspek ekonomi, politik, social, dan
hukum dari suatu lingkungan dimana akuntansi berada.
1. Postulat Entitas
Postulat entitas mengatakan bahwa setiap perusahaan merupakan unit
akuntansi yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya dan perusahaan lain.
Postulat entitas menurunkan bidang perhatian akuntan dan membatasi jumlah
objek, peristiwa dan atribut peristiwa yang harus dimasukkan dalam laporan
keuangan.
Entitas akuntansi adalah mendefinisikan sebagai unit ekonomi yang bertanggung
jawab atas aktivitas ekonomi dan pengendalian administratif atas unit.
Entitas akuntansi juga dapat diartikan dalam kerangka kepentingan ekonomi
berbagai pemakai.
Implikasinya:
Dibedakan anatar transaksi bisnis dan induvidu.
Mengakui tanggung jawab pelayanan manajemne pada pemegang saham.
Pengetrapan segmen perusahaan (seperti) divisi atau beberapa perusahaan seperti
konsolidasi perusahaan yang saling terkait).
Akuntansi sumber daya manusia, sosio ekonomi, kos modal akan semakin mudah
masuk dalam laporan keuangan.
Implikasinya:
Panjangnya periode waktu dapat bervariasi, tetapi hokum pajak Penghasilan yang
mensyaratkan penentuan income dengan dasar tahunan, dan praktik bisnis
tradisional menggunakan periode normal satu tahun.
Penggunaan akrual dan tangguhan dalam pembuatan posisi
2. Entity Theory
Menurut konsep teori ini, entitas (perusahaan) merupakan badan dan harus
dibedakan dari pemilik. Yang menjadi pusat perhatian dari pencatatan akuntansi
dan penyajian laporan keuangan adalah entitas, bukan pemilik. Entitas dianggap
memilki kekayaan, dan juga kewajiban kepada kreditur maupun pemegang saham.
Menurut teori ini, pesamaan akuntansi dapat dirumuskan sebagai berikut:
Aktiva = Ekuitas
3. Fund Theory
Menurut konsep teori ini, yang menjadi ousat perhatian dari pencatatan akuntansi
dan penyajian laporan keuangan adalah bukan pemilik maupun entitas, melainkan
sekelompok aktiva yang penggunaanya dibatasi untuk membayar atau memenuhi
sejumlah kewajiban tertentu. Aktiva yang dibatasi penggunaanya
dinamakan Fund. Menurut konsep ini persamaan akuntansi dapat dirumuskan
sebagai berikut:
4. Enterprise Theory
Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dalam penyajian
informasi akuntansi adalah pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Menurut konsep teori ini, pelaporan
akuntansi jangan hanya menyediakan informasi untuk pemilik saja, tetapi juga
ditujukan untuk pihak-pihak lainnya yang telah turut memberikan kontribusi
(langsung maupu tidak langsung) bagi perkembangan, kemajuan, dan
kesinambungan perusahaan.
6. Comander Theory
Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dari penyajian
informasi akuntansi adalah bukan pada pemilik maupun entitas, melainkan pada
pihak-pihak yang memiliki kekuasaan atau wewenang untuk melakukan
pengendalian ekonomi secara efektif atas sumber daya perusahaan.
7. Investor Theory
Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dari penyajian
informasi akuntansi adalah mereka yang tergolong sebagai Specific equity (para
kreditur dan pemegang saham preferen) dan Residual Equity (pemegang saham
biasa). Menurut konsep teori ini, persamaan akuntansi dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Aktiva = Ekuitas Khusus + Ekuitas Residu
2) Revenue Principle
Pada umumnya, Pendapatan ditafsirkan sebagai:
Arus kas masuk aktiva bersih sebagai akibat penjualan barang dan jasa,
Arus kas keluar barang dan jasa dari perusahaan kepada pelanggan, dan
Produksi perusahaan sebagai akibat dari semata-mata penciptaan barang dan jasa
oleh perusahaan selama periode tertentu.
3) Macthing Principle
Untuk menentukan besarnya jumlah pendapatan dan beban secara tepat
dalam periode yang tepat, terdapat 2 pilihan yang tersedia yang dapat dijadikan
sebagai dasar dalam pencatatan oleh akuntan, yaitu:
Cash Basis, merupakan Pendapatan dan Beban akan dilaporkan dalam laporan laba
rugi dalam periode dimana uang kas diterima (untuk pendapatan), atau uang kas
keluar (untuk beban).
Accrual Basis, baik pendapatan maupun beban akan dilaporkan dalam laopran laba
rugi dalam periode dimana pendapatan dan beban tersebut terjadi, tanpa
memperhatikan arus kas masuk ataupun arus kas keluar.
4) Objectivity Principle
Prinsip ini sesungguhnya memiliki keterkaitan langsng dengan Cost
Principle (prinsip harga perolehan). Harga perolehan memiliki keunggulan
dibandingkan dengan atribut pengukuran lainnya, yaitu lebih dapat dihandalkan.
Secara umum, pengguna laporan keuangan lebih memilih menggunakan biaya
historis karena memberikan tolak ukur yang lebih dapat dipercaya (Objektif).
Harga perolehan akan memberikan angka yang sama bagi siapapun juga orangnya
yang diminta untuk melaporkan harga beli dari sebuah aktiva yang
sama. Objectivitydianggap sebagai suatu ukuran yang dapat diverifikasi
kebenarannya (keabsahannya) berdasarkan pada bukti yang ada.
5) Consistency Principle
Menurut prinsip ini, transaksi dan peristiwa ekonomi yang sejenis harus
dicatat dan dilaporkan dengan cara yang sama dari suatu periode ke periode
berikutnya. Apabila sebuah perusahaan menerapkan perlakuan akuntansi yang
sama untuk kerjadian-kejadian yang serupa dari periode ke periode, maka
perusahaan tersebut dianggap konsisten dalam menerapkan standar akuntansinya.
6) Disclosure Principle
Agar pelaporan keuangan menjadi lebih efektif dan tidak menyesatkan,
seluruh informasi yang relavan seharusnya disajikan dengan cara tidak memihak,
dapat dipahami, dan tepat waktu (full Disclosure principle). Prinsip
pengungkapan penuh mengindikasikan agar laporan keuangan dirancang dan
disajikan sedemikian rupa (berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku
umum)sebagai kumpulan gambaran dari transaksi dan peristiwa ekonomi yang
memperngaruhi perusahaan untuk satu periode, dan berisi cukup informasi yang
mudah dipahami serta tidak membuat pemakai umum maupun investor dan
kreditur menjadi salah tafsir.
7) Conservatism Principle
Menurut prinsip ini, ketika kerugian terjadi maka seluruh keugian
tersebut akan langsung diakui meskipun belum terealisasi, akan tetapi ketika
keuntungan terjadi maka keuntungan yang belum terealisasi tidaklah akan diakui.
prinsip ini menggambarkan sikap pesimis sewaktu memilih metode akuntansi
yang akan digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Bahkan menurut
FASB, prinsip konservatisme ini timbul sebagai reaksi atau sikap kehati-hatian
akuntan terhadap ketidakpastian.
8) Materiality Principle
Materialitas berkaitan dengan dampak dari suatu item terhadap hasil
operasi dan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Dalam APB Statement No.
4, secara jelas disebutkan bahwa laporan keuangan hanya berisi informasi yang
dianggap cukup penting (material) dalam mempengaruhi penilaian dan keputusan.
Materialitas merupakan masalah pertimbangan professional, dimana pos-pos
tertentu akan dianggap material jika informasi yang terkandung didalamnya dapat
mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan.
G. Review Jurnal
=================================================
Jurnal 1 : Critique To The Logic and The Normative Senses of Positive Accounting Theory
Penulis : Suwaldiman
Volume : Kajian Bisnis dan Manajemen, Vol. 6 No. 1, Hal. 47 - 53
Bulan : 2003
==========================================================
Sifat dari Teori Akuntansi Positif
Ide dasar dari PAT adalah mengacu kepada ide Popper mengenai apa itu
teori dalam ilmu (Boland & Gordon, 1982, hal. 145). Fungsi teori adalah untuk
menjelaskan dan memprediksi tentang suatu bidang atau fenomena yang
sedang diamati. Selain itu, fungsi teori adalah untuk menjawab apa dan mengapa
tidak apa yang seharusnya atau bagaimana melakukannya.
Teori akuntansi positif terungkap perdebatan dengan Watts dan
Zimmerman buku ”Teori Akuntansi Positif”. Mengacu pada gagasan Popper, hal
ini diklaimbahwa tujuan teori akuntansi adalah untuk menjelaskan dan
memprediksi praktek akuntansi (Watts dan Zimmerman, 1986, hal. 2).
Selanjutnya, mereka berpendapat bahwa definisi mereka tentang praktek
akuntansi yang luas didasarkan pada alasan bahwa perkembangan dan
sifat akuntansi terkait erat dengan audit, praktek audit dimasukkan sebagai bagian
dari praktek akuntansi (Watts dan Zimmerman, 1986, hal. 2). Mereka
memberikan alasan untuk praktek diamati, yaitu mengapa perusahaan
menggunakan metode LIFO daripada FIFO.
Selain itu, tujuan dari PAT adalah untuk memberikan penjelasan dan
prediksi yang berguna bagi pihak dalam menarik informasi akuntansi untuk
memaksimalkan kekayaan mereka (yaitu praktik akuntansi berakar pada tujuan
manajer) (Williams, 1989, hal. 455). Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan ini,
penelitian akuntansi harus dilakukan secara empiris untuk mengembangkan PAT.
Selanjutnya, agar PAT memiliki arti, harus mengandung setidaknya satu premis
atau proposisi yang memungkinkan atribusi kausal. Akhirnya, dapat disimpulkan
bahwa PAT didasarkan pada asumsi bahwa individu bertindak untuk
memaksimalkan utilitas mereka sendiri (Williams, 1989, hal. 458).
Kesimpulan
Jelaslah bahwa ”penjelasan, prediksi, kenetralan, dan bebas nilai” seperti yang
diklaim dalam teori akuntansi positif telah membatasi teori akuntansi dan praktek dalam
mendukung distribusi kesejahteraan sosial. Praktek akuntansi harus mencapai
tujuannya yang tidak mewakili realitas ekonomi dengan cara ilmiah
murni, tapi perkiraan itu pragmatis atas dasar norma-norma tertentu.
Sayangnya, pendukung PAT tampaknya tidak mau melihat bukti yang
mendukung pandangan bahwa akuntansi akademik merupakan disiplin ilmu terapan.
Akuntansi harus memainkan peran penting peran dalam mencapai
maksimalisasi individu dan kesejahteraan sosial. Oleh karena, itu mustahil bagi
akuntansi untuk bebas nilai. Peneliti akuntansi harus mengembangkan teori
akuntansi yang fokus dalam distribusi kesejahteraan sosial.
=================================================
Jurnal 2 : Struktur Meta Teori Akuntansi Keuangan (Sebuah Telaah dan Perbandingan antara
FASB dan IASC)
Penulis : I Made Narsa
Volume : Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 9, No. 2, Hal. 43-51
Bulan : November, 2007
==========================================================
Tujuan Penelitian
Untuk membahas struktur meta teori yang dipergunakan oleh FASB dan IASC
dalam mengembangkan rerangka konseptual, menelaah perbedaan-perbedaan
mendasar, menganalisis hambatan-hambatan yang dialami serta mengidentifikasi
upaya-upaya yang harus dilakukan agar IFRS diterapkan oleh negara-negara
anggota.
Hasil Penelitian
Model kerangka konseptual FASB ini mencakup empat komponen dasar,
yaitu:
a. Tujuan pelaporan keuangan yang dituangkan pada SFAC No. 1 dan SFAC No. 4.
b. Kriteria kualitas informasi yang dituangkan pada SFAC No. 2.
c. Elemen-elemen laporan keuangan yang dituangkan pada SFCA No. 6 (pengganti
SFAC No. 3).
d. Pengukuran dan Pengakuan yang dituangkan pada SFAC No. 5.
Model ini dirancang dengan cukup luas dan mencakup perusahaan bisnis
dan nonbisnis. Rerangka ini merupakan dasar teoritis bagi FASB dalam
mengembangkan standard akuntansi keuangan (Statement of Financial
Accounting Standard) di Amerika Serikat.
Standar-standar tersebut berkenaan dengan pengukuran aktivitas ekonomi,
penentuan waktu kapan pengukuran dan pencatatan harus dilakukan, ketentuan
pengungkapan mengenai aktivitas tersebut, penyiapan dan penyajian ringkasan
aktivitas ekonomi tersebut dalam bentuk laporan keuangan. Kerangka dasar
konseptual IASC memuat lima unsur utama, yaitu:
1) Tujuan laporan keuangan yang dituangkan dalam paragraf 12-21.
2) Asumsi dasar dituangkan pada paragraf 22-23, dan konsep modal dan
pemeliharaan modal yang dituangkan pada paragraf 102-110.
3) Karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan
keuangan yang dituangkan pada paragraf 24-46.
4) Elemen-elemen laporan keuangan yang dituangkan pada paragraf 47-81.
5) Definisi, pengakuan dituangkan pada paragraf 82-98, dan pengukuran unsur-
unsur yang membentuk laporan keuangan dituangkan pada paragraf 99-101.
Kesimpulan
Penerapan IFRS ternyata mengalami hambatan yang sangat serius, karena
banyak sekali terdapat perbedaan antar negara-negara anggota, baik dalam bidang
sosial, budaya, hukum, ekonomi, politik, pendidikan, sistem pemerintahan, sistem
pajak, dan lain sebagainya.
Karakteristik dan tingkatan yang berbeda antar negara merupakan
hambatan mendasar yang dihadapi dalam proses harmonisasi standar akuntansi
keuangan. Hambatan lain yang muncul adalah adanya perbedaan kebutuhan dan
keinginan antara Negara maju dengan yang belum maju dan antara Negara yang
tingkat pertumbuhan ekonominya sangat tinggi dan Negara dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi lebih rendah bahkan sangat rendah. Yang harus dilakukan
oleh IASC sebagai badan penyusun standar akuntansi interasional adalah
membuat para anggota merasa butuh menerapkan IFRS.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aturan dan teknik akuntansi yang ada didasarkan pada pondasi teori
akuntansi. Pondasi ini dibentuk dari elemen-elemen hirarki yang berfungsi
sebagai kerangka acuan atau struktur teoritis. Pendekatan dan metodologi apapun
yang digunakan dalam penyusunan teori akuntansi, rerangka acuan atau struktur
teori yang dihasilkan didasarkan pada serangkaian elemen dan hubungan yang
mengatur pengembangan teknik akuntansi. Struktur teori akuntansi terdiri dari
beberapa elemen sebagai berikut:
1. Pernyataan tujuan laporan keuangan
2. Pernyataan postulat dan konsep teroritis akuntansi yang terkait dengan asumsi-
asumsi lingkungan dan sifat unit akuntansi. Postulat dan konsep teoritis
diturunkan dari pernyataan tujuan
3. Pernyataan tentang prinsip-prinsip dasar yang didasarkan pada postulat dan
konsep teroritis
4. Batang tubuh teknik-teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip
akuntansi Pemahaman terhadap elemen-elemen ini dan hubungan teori akuntansi
menjamin pemahaman terhadap alasan balik praktik aktual dan masa mendatang.
B. Saran
Penulis mengharapkan kepada semua pihak yang terutama pihak yang
terkait dengan langsung agar dapat menggunakan akuntansi sebagaimana
mestinya. Lebih dari itu, penulis mengharapkan agar tidak melupakan serta dapat
mempertahankan dan mengembangkan akuntansi itu sendiri, terlebih di zaman
yang semakin maju ini