Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN GERONTIK

Pertemuan Ke I, II dan III ( 01, 02 dan 04 Maret 2019)

A. Latar Belakang

Lansia adalah tahap lanjut dai suatu proses kehidupan, dimana pada tahap

ini seseorang akan mengalami kesulitan untuk mempertahankan keseimbangan

terhadap kondisi stress fisiologis. Kesulitan yang dialami lansia ini berkaitan

dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup, penururnan kemampuan tubuh

untuk beradaptasi dengan lingkungan serta mengalami peningkatan sensitivitas

yang membuat lansia mudah terbawa emosi saat berinteraksi dengan

lingkungannya (Efendi & Makhfudli, 2009).

Menurut UU No. 13 tahun 1998 dikatakan bahwa usia lanjut adalah

seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas (Maryam, 2010). Badan

kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan

proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut

usia. Menurut Pudjiastuti (2003) dalam Efendi dan Makhfudli (2009), lansia

bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses

kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi

dengan stres lingkungan, yang ditandai oleh adanya kegagalan seseorang untuk

mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis, kegagalan ini

berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan

kepekaan secara individual.


Keperawatan gerontik adalah suatu bentuk pelayanan keperawatan yang

profesional yang berbentuk biopsikososial dan spiritual, dimana klien adalah

orang yang berusia lanjut lebih dari 60 tahun, baik yang kondisinya sehat

maupun sakit (Dewi, 2014).

Keperawatan gerontik berkisar pada pengkajian kesehatan dan status

fungsional lansia, diagnosa, perencanaan dan implementasi perawatan dan

pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan yang teridentifikasi dan

mengevaluasi kekefektivan perawatan tersebut (Potter & Perry, 2009).

Hal yang pertama perawat lakukan dalam memberikan asuhan keperawatan

pada lansia adalah pengkajian. Menurut Potter & Perry, (2009), pengkajian

keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi dan

komunikasi data tentang klien. Proses keperawatan ini mencakup dua langkah

yaitu pengumpulan data dari sumber primer (klien) dan sumber skunder

(keluarga, tenaga kesehatan) dan analisis data sebagai dasar untuk diagnosa

keperawatan.

Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan dasar data tentang kebutuhan,

masalah kesehatan, pengalaman yang berkaitan, praktik kesehatan, tujuan, nilai

dan gaya hidup yang dilakukan klien. Pengumpulan data harus berhubungan

dengan masalah kesehatan terutama dengan masalah kesehatan utama yang

dimiliki pasien, sehingga data yang didapatkan relevan dengan asuhan

keperawatan yang akan dijalankan pada pasien tersebut. Penggunaan format


pengkajian standarisasi dianjurkan, karena dapat memastikan pengkajian pada

tingkat yang komprehensif (Potter & Perry, 2009).

Pada pertemuan pertama dan kedua mahasiswa ingin melakukan

pengkajian keperawatan (pengumpulan data) pada lansia yang berada di desa

Lam Asan Siem Kecamatan Darussalam yang berfungsi untuk merumuskan

masalah-masalah yang akan muncul pada lansia tersebut. Pengkajian yang akan

mahasiswa kaji meliputi data biografi lansia, riwayat keluarga, riwayat

kesehatan, riwayat rekreasi, pola kebiasaan lansia, pengkajian psikososial,

spiritual, perilaku terhadap kesehatan, resiko jatuh dan pemeriksaan fisik serta

pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan fungsional dengan menggunakan

KATZ Indeks / Barthel Indeks serta pengkajian status mental gerontik

menggunakan short Portable Mental Status Quesioner (SPSMQ) atau Mini

Mental Status Exam (MMSE) serta pengkajian keseimbangan lansia

menggunakan Short Physical Performance Battery (SPPB).

B. Rencana Keperawatan

1. Diagnosa Keperawatan

Belum dapat ditetapkan karena pengkajian baru akan dilakukan.

2. Tujuan Umum

Untuk mendapatkan data umum dan informasi kondisi klien.


3. Tujuan Khusus

a. Selama 1 x 40 menit kunjungan pertama, dapat dilakukan :

1) Membina hubungan saling percaya antara mahasiswa dengan lansia

2) Memperoleh data tentang data umum, riwayat, TTV dan status gizi

3) Melakukan pengkajian Head to Toe

4) Melakukan pengkajian psikososial dan perilaku terhadap kesehatan

lansia

b. Selama 1 x 40 menit pada kunjungan kedua, dapat dilakukan :

1) Pengkajian terhadap data penunjang

2) Pengkajian factor resiko jatuh

3) Pengkajian spiritual

4) Pengkajian fungsional lansia (KATZ index, Lawton IADL Scale, )

c. Selama 1 x 40 menit pada kunjungan ketiga, dapat dilakukan :

1) Pengkajian status mental lansia (Short Portable Mental Status

Questioner (SPMSQ) danMini Mental Status Exam (MMSE)

2) Pengkajian Short Physical Performance Battery (SPPB)

4. Rancangan Kegiatan

1. Topik : Pengkajian keperawatan gerontik

2. Metode : Observasi, wawancara, pemeriksaan fisik

3. Media : Lembar pengkajian dan nursing kit

4. Waktu : 3 x 40 menit
5. Strategi Pelaksanaan :

Pertemuan I (Jum’at, 01 Maret 2019)

No Alokasi waktu Kegiatan


1 10.00 – 10.10 WIB Fase Orientasi:
- mengucapkan salam
- memperkenalkan diri
- menjelaskan tujuan
- membuat kontrak waktu dan
tempat
- validasi perasaan
2 10.10 – 10.30 WIB Fase Kerja:
melakukan observasi, wawancara dan
pemeriksaan fisik tentang pengkajian
keperawatan gerontik yang meliputi:
- data biografis lansia
- riwayat keluarga
- riwayat kesehatan
- riwayat rekreasi
- pengkajian psikososial
- perilaku terhadap kesehatan
- pemeriksaan fisik
- pemeriksaan tanda-tanda vital
3 10.30 – 10.40 WIB Fase Terminasi:
- membuat kesimpulan hasil
pertemuan
- validasi perasaan
- membuat kontrak waktu
pertemuan selanjutnya
- mengucapkan salam

Pertemuan II (Sabtu, 02 Maret 2019)

No Alokasi waktu Kegiatan


1 14.30 – 14.40 WIB Fase Orientasi:
- mengucapkan salam
- memperkenalkan diri
- menjelaskan tujuan
- membuat kontrak waktu dan
tempat
- validasi perasaan
2 14.40 – 15.00 WIB Fase Kerja:
melanjutkan pengkajian gerontik
yang meliputi:
- Pengkajian terhadap data
penunjang
- Pengkajian factor resiko jatuh
- Pengkajian spiritual
- Pola kebiasaan lansia
Pengkajian fungsional lansia
(KATZ index, Lawton IADL
Scale)
3 15.00 – 15.10 WIB Fase Terminasi:
- membuat kesimpulan hasil
pertemuan
- validasi perasaan
- membuat kontrak waktu
pertemuan selanjutnya
- mengucapkan salam

Pertemuan III (Senin, 04 Maret 2019)

No Alokasi waktu Kegiatan


1 10.00 – 10.10 WIB Fase Orientasi:
- mengucapkan salam
- memperkenalkan diri
- menjelaskan tujuan
- membuat kontrak waktu dan
tempat
- validasi perasaan
2 10.10 – 10.30 WIB Fase Kerja:
melanjutkan pengkajian gerontik
yang meliputi:
- Pengkajian status mental
lansia (Short Portable Mental
Status Questioner (SPMSQ)
dan Mini Mental Status Exam
(MMSE))
- Pengkajian Short Physical
Performance Battery (SPPB)
3 10.30 – 10.40 WIB Fase Terminasi:
- membuat kesimpulan hasil
pertemuan
- validasi perasaan
- membuat kontrak waktu
pertemuan selanjutnya
- mengucapkan salam

6. Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi struktur

- Tersedianya format pengkajian

- Adanya kontrak waktu antara mahasiswa dan lansia

b. Evaluasi proses

- Lansia mengikuti kegiatan secara penuh selama 3 x 40 menit

- Lansia memberikan informasi/menjawab pertanyaan dari

mahasiswa

c. Evaluasi hasil

- Mahasiswa mendapatkan data yang dibutuhkan untuk menentukan

masalah sesuai dengan informasi kondisi klien


DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Sofia Rhosman. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta:

Penerbit Deepublish

Efendi, F., & Makhfudli. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas : teori dan

praktik dalam keperawatan . Jakarta: Salemba Medika.

Maryam, S. (2010). Buku saku asuhan keperawatan pada lansia. Jakarta: TIM.

Potter & Perry. (2009). Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses dan Praktik.

Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai