Oleh:
Muchammad Yusuf Irdandy
1641150045
D4 - 3A Sistem Kelistrikan
2. Dasar Teori
2
2.2 Protokol Modbus
Protokol Modbus merupakan aturan-aturan komunikasi data dengan teknik
Master-Slave. Dalam konunikasi tersebut hanya terdapat satu Master dan satu atau
beberapa Slave yang membentuk sebuah jaringan. Komunikasi Modbus selalu
diawali dengan query dari Master, dan Slave memberikan respon dengan
mengirimkan data atau melakukan aksi sesuai perintah dari Master. Master hanya
melakukan satu komunikasi dalam satu waktu. Slave hanya akan melakukan
komunikasi jika ada perintah (query) dari Master dan tidak bisa melakukan
komunikasi dengan Slave yang lain.
Pada saat mengirimkan query ke Slave, Master menggunakan 2 mode
pengalamatan, yaitu:
• Unicast mode.
Master mengirimkan query kepada satu Slave. Setelah menerima dan
memproses query, Slave akan memberikan jawaban berupa respon kepada Master.
• Broadcast mode.
Master mengirimkan perintah (query) kepada semua Slave. Pada mode
pengalamatan ini Slave tidak mengirimkan respon kepada Master.
Protokol Modbus membentuk sebuah format pesan untuk query Master dan
respon Slave. Adapun siklus pengiriman query-respon ditunjukkan pada Gambar
2.2.
3
2.2.1 Mode Transmisi Serial
Dalam jaringan Modbus terdapat 2 mode transmisi serial, yaitu mode RTU dan
mode ASCII. Setiap peralatan dalam sebuah jaringan Modbus harus mempunyai
mode dan parameter serial yang sama. Pengaturan default Modbus adalah RTU,
sedangkan mode ASCII adalah pilihan.
4
2.2.2.1 ASCII Framing
Frame pesan pada mode transmisi ASCII ditunjukkan pada Tabel 2.1.
START ADDRESS FUNCTION DATA LRC CHECK END
1 CHAR : 2 CHAR 2 CHAR n 2 CHAR 2 CHAR
CHAR CRLF
Pada mode ASCII, pesan dimulai dengan sebuah karakter “colon” (:)
dalam ASCII 3A hex, dan diakhiri dengan sebuah pasangan “carriage return –
line feed” (CRLF) dalam ASCII 0D dan 0A hex.
Pada mode RTU, frame pesan dipisahkan oleh silent interval paling
sedikit waktu 3,5 karakter. Interval waktu ini disebut T3,5. Seluruh karakter
5
Gambar 2.3 Interval T3,5 antar frame.
6
Pada sistem komunikasi Modbus, jumlah function code yang didukung
bervariasi tergantung kontroler dan peralatan Slave yang digunakan.
Beberapa kode fungsi berikut keterangannya ditunjukkan pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Kode fungsi Modbus.
7
2.2.6 Error Checking Field
2.2.6.1 LRC (Longitudinal Redundancy Check)
Pada mode ASCII, error checking field berisi 2 karakter ASCII yang didasarkan
metode LRC. Prosedur perhitungan nilai LRC adalah :
1. Tambahkan semua byte pesan tanpa mengikutkan karakter start yaitu colon
dan karakter end yaitu CRLF, dan tanpa melibatkan carry.
2. Kurangkan nilai FF hex dengan nilai hasil penjumlahan semua byte pesan,
untuk menghasilkan komplemen 1.
3. Tambahkan hasilnya dengan 1 untuk menghasilkan komplemen dua.
Hasilnya merupakan nilai LRC.
4. Jika LSB tergeser adalah 0, ulangi langkah 3 (pergeseran yang lain). Jika
LSB tergeser 1, eksklusif-OR register CRC dengan nilai A001 hex (1010
0000 0000 0001).
5. Ulangi langkah 3 dan 4 sampai delapan pergeseran. Setelah delapan
pergeseran, proses 8 bit data pesan pertama selesai.
6. Ulangi langkah 2 - 5 untuk 8 bit data pesan berikutnya sampai semua data
diproses.
7. Nilai akhir register CRC adalah nilai CRC.
8. Pada saat CRC ditempatkan di pesan, nilai CRC low order byte dikirimkan
terlebih dahulu dikuti high order byte.
8
2.2.7 Exception Response
Terdapat 4 proses komunikasi yang mungkin terjadi antara Master dan Slave, yaitu:
• Jika Slave menerima pesan query tanpa adanya kesalahan komunikasi, dan
Slave dapat menangani query tersebut, Slave akan memberikan sebuah
respon normal.
• Jika Slave tidak menerima query dikarenakan adanya kesalahan komunikasi,
maka tidak ada respon yang dikirimkan. Master akan memberikan kondisi
time-out untuk pengiriman query tersebut.
• Jika Slave menerima pesan query, tetapi terdeteksi kesalahan komunikasi
(parity, LRC, atau CRC), maka tidak ada respon yang dikirimkan. Master
akan memberikan kondisi time-out.
• Jika Slave menerima query tanpa adanya kesalahan komunikasi, tetapi Slave
tidak dapat menangani perintah tersebut (contoh, perintah untuk membaca
coil atau register yang tidak ada), Slave akan mengirimkan sebuah respon
pengecualian (exception response) untuk memberikan informasi kepada
Master letak kesalahan yang terjadi.
Pada sebuah exception response, Slave mengembalikan kode fungsi dengan
MSB (Most Significant Bit) diset 1 dan data field diisi dengan kode pengecualian
(exception code). Hal ini dimaksudkan agar Master mengetahui exception yang
terjadi. Beberapa exception code berikut keterangannya ditunjukkan pada Tabel
2.4.
9
Tabel 2.4 Exception code dalam exception response.
10
2.3.3 Komunikasi Serial RS485
Komunikasi serial RS485 menggunakan sepasang kabel untuk
mengirimkan satu sinyal. Tegangan antara kedua kabel saluran selalu
berlawanan. Logika ditentukan dari beda tegangan antara kedua kabel tersebut.
SN75176 merupakan IC multipoint RS485 transceiver. Di dalam SN75176
terdapat sebuah driver dan receiver seperti pada Gambar 2.5.
11
Tabel 2.6 Pengiriman data (transmitting).
1. PM710 (1 Set)
2. Komputer/Laptop (1 Buah)
3. Konverter RS485/DB9, RS485/USB (1 Buah)
4. Software Movicon
12
4. Koneksi PM710 Ke Komputer
Dalam bab ini akan dijelaskan langkah perlangkah cara mengkoneksikan PM 710 ke
computer hingga bisa tampil di monitor menggunakan Movicon X2
Pertama ditentukan parameter yang hendak ditampilkan. Dalam contoh ini akan
menampilkan parameter.
Buka tabel register dan cari dan catat alamat masing masing register
13
Dari tabel yang didapat dari manual PM800 maka diketahui alamat register sebagai
berikut
Tetapi alamat register pada PM710 harus di-offset terhadap basisnya, sehingga
alamat yang tertera pada tabel harus dikurangi 2. Sehingga alamat yang dipakai
ketika mengkoneksikan dengan Movicon adalah sebagai berikut:
- Baudrate
- Parity
- Data bit
- Stop bit
Pemilihan nilai terserah kita asalkan antara setting PM710 dan computer harus sama.
Perlu diketahui bahwa databit dan stop bit pada PM710 tidak bisa diubah ubah yaitu
data bit 8 dan data bit 1, sehingga kita tinggal memilih/menetapkan baudrate dan
parity.
Misalkan ditetapkan:
14
- Baudrate : 4800
- Parity : odd
PM710 hanya bisa berkomunikasi menggunakan satu protocol, yaitu Modbus RTU.
Langkah selanjutnya adalah mengeset alamat dari PM710 tersebut, ini bisa terserah
kita. Pada percobaan ini alamat slave ditetapkan nomor 2
8. masukkan nilai paswordnya (defaultnya adalah 0000) dengan menekan tombol lalu
tekan
15
Enter
Jalur komunikasi PM710 dihubungkan ke Port COM pada computer. Tetapi karena
PM710 standartnya RS-485 sedangkan COM pada computer adalah RS-232 maka
diperlukan converter RS232-RS485.
16
Cara menghubungkannya:
17
3. Pilih Win32 Platform untuk menjalankan dengan computer, selanjutnya klik
open
18
4. Ketikkan nama file yang akan dibuat, .... klik untuk memilih lokasi
folder penyimpanan file tersebut. Setelah selesai klik next.
5. Dialog berikut adalah untuk memprivasi file dengan password, jika tidak
ingin memprivasi klik Next.
19
6. Pilih Modbus, double klik Modbus Serial RTU, selanjutnya klik Next.
√
7. Centang Create Screen, masukkan jumlah screen/layar yang ingin
ditampilkan, pilih warna background color pada dialog Default Color
20
8. Jika ingin mengaktifkan Historitical dan Trace centang keduanya, jika tidak
klik Next.
√
9. Centang Create Data Logger and Replace ODBC DSN dan database
menggunakan MS Excel. Selanjutnya klik Next.
21
√
10. Jika ingin menggunakan fasilitas alarm centang Create Digital Alarm
√
Template dan Create Analog Alarm Template. Selesai klik Finish.
11. Pada tabulasi General geser scroll kebawah, pastikan Frame Type adalah RTU
(Binary), kemudian klik tabulasi Station
22
12. Hubungkan perangkat (RS-485) dengan jalur PM710, klik Add. Dalam satu
jalur RS-485 bisa dihubungkan dengan 32 buah PM710 lain. Jika ada 32
PM710 maka klik Add sebanyak 32 kali.
13. Pada bagian General, ubah Station Name sesuai dengan kebutuhan.
14. Geser scroll kebawah, pada bagian Serial Port Settings setting parameter
sesuai dengan data yang ditampilkan oleh PM710 sebagai berikut:
Port : Port yang menghubungkan computer dengan PM710 yaitu
COM1, COM2, atau yang lainnya. Jika COM1 maka ketik 1
23
Baudrate : Sesuai dengan data pada PM710, dalam praktek ini yaitu
4800
Parity : Sesuai dengan data pada PM710, dalam praktek ini yaitu Odd
Pada bagian Device Data (geser scroll kebawah) ubah Station ID
sesuai dengan slave address pada PM710, dalam praktek ini yaitu 5.
Selanjutnya klik
OK
24
15. Klik OK pada tampilan dibawah
16. Jika ingin mengimport label dari perangkat (misalkan label I/O PLC) klik yes.
Jika tidak klik No.
25
17. Pada jendela kiri akan tampil layar poject Dandy_D4_SKL_3A seperti di
bawah, klik tanda [+] pada Resources untuk menampilkan screen, double klik
Screen 1.
18. Buatlah 5 variabel untuk menampilkan nilai yang dikirim oleh PM710 pada
computer sebagai berikut.
Total Daya Nyata dengan register 1004
Tegangan L-L 3P dengan register 1012
Frekuensi dengan register 1018
Arus A dengan register 1032
Arus B dengan register 1034
Note : Nomer register setiap variable bisa dilihat dari Referensi Manual yang
dibuat oleh pabrik PM710 tersebut. Ingat perhatikan juga nilai Offset PM.
Pada praktek ini Offset adalah 2 sehingga [Register-2]
Untuk membuat variable klik tanda [+] pada tabel Real Time DB, klik kanan
pada List Variable (Tags…), Pilih New Variable.
26
19. Ketikan nama variable yang akan dibuat, missal CURENTA (tanpa spasi).
Selesai klik OK.
27
20. Ubah tipe Word [16 bit] pada properties dijendela kanan layar menjadi Float
(32 bit single precission). Selesai klik tanda √ untuk menyimpan perubahan
21. Lakukan langkah 18-20 untuk 4 variable lainnya sehingga tampil seperti layar
berikut.
28
22. Masukkan nomer register pada variable satu-persatu missal pada variable
Current A. pada tabel properties klik […] pada bagian General-Dinamic
29
24. Geser scroll kebawah, masukkan nomer register pada start addres [register –
2], 1034-2=1032 (Adrees Current A) selanjutnya klik OK.
25. Klik OK pada tampilan berikut. Lanjutkan langkah 22-35 dengan variable
yang lain.
30
26. Untuk memilih komponen yang akan ditampilkan, klik View-Toolbox maka
akan tampil gambar seperti berikut. Geser scroll ke bawah pada bagian Sliders
pilih jenis power meter [icon] variable Current A yang diinginkan misal
31
27. Klik sekali, kemudian klik sekali pada Screen1 sehingga muncul
tampilan berikut.
28. Untuk menghubungkan icon dengan variable PM710 maka klik kanan pada
icon di screen1, pilih Properties. Pilih bagian Variables, klik [+] dan
pada Gauge Slide Variable […]
32
29. Pada tabulasi Variabel klik Current A, selesai klik Ok.
33
30. Klik tanda √ untuk menyimpan perubahan. Lakukan langkah 26-30 pada 4
variabel lainnya.
31. Untuk mengubah nilai maksimal dan nilai minimal pada icon power meter
bisa disetting dengan mengubah Min. Value dan Max. Value pada tabel
Properties. Selesai klik tanda √ untuk menyimpan perubahan.
34
Gambar diatas adalah tampilan icon setelah nilai minimal dan maksimalnya
diubah ( Range yang dipilih untuk Current A )
32. Untuk memberi nama icon power meter maka Toolbox pilih icon Text A. klik
satu kali
33. Pada screen1 klik 1 kali maka akan tampil Text Box seperti gambar berikut.
Ketikan nama variable pada Text Box ( Misal Arus_A)
35
34. Jika ingin menambahkan aplikasi alarm maka gunakan Toolbox alarm
36
35. Pada kolom Project di jendela kiri pilih Alarm List, klik kanan pilih Add New
Alarm
37
37. Pada bagian General ubah variable sesuai dengan kebutuhan […] pada
Variabel
38
39. Klik tanda √ untuk menyimpan perubahan
40. Sedangkan untuk mengatur batas alarm maka klik kanan pada Alarm dan pilih
Add a new Alarm Treshold.
39
41. Atus batas nilai alarm berbunyi pada tabel Properties. Pada bagian Execution
atur Value dan Condition. Klik tanda √ untuk menyimpan perubahan.
40
42. Movicon juga mempunyai koleksi simbol-simbol alat yang bisa digunakan
sebagai animasi/background yaitu dengan klik View, pilih Symbol Libraries
43. Maka akan muncul banyak animasi seperti gambar dibawah. Pilih gambar
yang dibutuhkan dengan cara men-drag gambar ke screen1
44. Tambahkan komponen lainnya untuk memperindah tampilan layar screen
41
ports setting lakukan pensettingan sesuai dengan setting pada pm 710
(ubah nilai baudrate, parity, slave id sesuaikan addr)
Klik finish
42
4. Seletelah melakukan proses pensettingan port communication, running
program movicon yang sudah dibuat
5. Hasil menunjukkan nilai yang terukur sesuai dengan PM710
Total Daya Nyata = 26,25 kW
Teganga L-L 3P = 391,28 V
Frekuensi = 49,91 Hz
Arus A = 90,87 A
Arus B = 33,23 A
Alarm On
43
44