Silabus-Antropologi-Sma-2016 (Kemendikbud)
Silabus-Antropologi-Sma-2016 (Kemendikbud)
MATA PELAJARAN
ANTROPOLOGI
I. Pendahuluan ......................................................................................... 1
A. Rasional .......................................................................................... 1
B. Kompetensi Peserta Didik Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Pendidikan
Dasar dan Kelompok Ilmu Sosial di Pendidikan Menengah………….. 4
C. Kompetensi Jenjang Pembelajaran Antropologi Pendidikan Dasar dan
Menengah ........................................................................................ 5
D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Antropologi ............................. 5
E. Pembelajaran dan Penilaian ............................................................. 8
F. Kontekstualisasi Pembelajaran sesuai dengan Keunggulan Daerah
dan Kebutuhan Sekolah Serta Siswa ................................................ 9
i
SILABUS MATA PELAJARAN ANTROPOLOGI SMA
I. Pendahuluan
A. Rasional
2
ini Antropologi mempelajari baik masyarakat lampau mupun masyarakat
masa kini, pedesaan mupun perkotaan. Perbedaan Antropologi dengan
ilmu lain seperti sosiologi, psikologi,arkeologi dan geografi terletak pada
penggunaan metode penelitian, konsep-konsep dasarnya, dan masalah-
masalah mendasar yang perlu dijawab.
3
6. Kompetensi inti menjadi unsur pengikat kompetensi dasar, dimana
semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan
untuk mencapai kompetensi inti;
7. Kompetensi dasar dikembangkan berdasarkan prinsip akumulatif,
saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar
matapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal
danvertikal).
4
Mengaplikasikan teori, pendekatan dan metode ilmu-ilmu sosial dan
humaniora, dalam penelitian sederhana dan mensosialisasikannya
dalam publikasi ilmiah dengan menerapkan teknologi digital.
Kemampuan lulusan tersebut dapat dirumuskan menjadi tingkatan
kompetensi keterampilan sosial pada setiap jenjang seperti pada gambar
1 berikut.
5
nilai kultural dan pembangunan karakter bangsa sehingga tercipta
masyarakat multietnik Indonesia yang rukun, aman, dan damai.
6
menempatkan diri sebagai berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
cerminan bangsa dalam dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
pergaulan dunia dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
pergaulan dunia
KI-3. Memahami, menerapkan, KI-3. Memahami, KI-3. Memahami,
menganalisis pengetahuan menerapkan, dan menerapkan,
faktual, konseptual, prosedural menganalisis pengetahuan menganalisis dan
berdasarkan rasa ingin faktual, konseptual, mengevaluasi
tahunya tentang ilmu prosedural, dan pengetahuan faktual,
pengetahuan, teknologi, seni, metakognitif berdasarkan konseptual, prosedural,
budaya, dan humaniora rasa ingin tahunya dan metakognitif
dengan wawasan tentang ilmu berdasarkan rasa ingin
kemanusiaan, kebangsaan, pengetahuan, teknologi, tahunya tentang ilmu
kenegaraan, dan peradaban seni, budaya, dan pengetahuan, teknologi,
terkait penyebab fenomena dan humaniora dengan seni, budaya, dan
kejadian, serta menerapkan wawasan kemanusiaan, humaniora dengan
pengetahuan prosedural pada kebangsaan, kenegaraan, wawasan kemanusiaan,
bidang kajian yang spesifik dan peradaban terkait kebangsaan, kenegaraan,
sesuai dengan bakat dan penyebab fenomena dan dan peradaban terkait
minatnya untuk memecahkan kejadian, serta penyebab fenomena dan
masalah menerapkan pengetahuan kejadian, serta
prosedural pada bidang menerapkan pengetahuan
kajian yang spesifik sesuai prosedural pada bidang
dengan bakat dan kajian yang spesifik sesuai
minatnya untuk dengan bakat dan
memecahkan masalah minatnya untuk
memecahkan masalah
KI-4. Mengolah, menalar, dan KI-4. Mengolah, menalar, KI-4. Mengolah, menalar,
menyaji dalam ranah konkret dan menyaji dalam ranah menyaji, dan mencipta
dan ranah abstrak terkait konkret dan ranah dalam ranah konkret dan
dengan pengembangan dari abstrak terkait dengan ranah abstrak terkait
yang dipelajarinya di sekolah pengembangan dari yang dengan pengembangan
secara mandiri, dan mampu dipelajarinya di sekolah dari yang dipelajarinya di
menggunakan metoda sesuai secara mandiri, sekolah secara mandiri
kaidah keilmuan bertindak secara efektif serta bertindak secara
dan kreatif, serta mampu efektif dan kreatif, dan
menggunakan metoda mampu menggunakan
sesuai kaidah keilmuan metoda sesuai kaidah
keilmuan
7
Pembelajaran Antropologi di SMA menggunakan pendekatan ilmiah berbasis
keilmuan (Scientific). Pendekatan ini adalah pendekatan yang digunakan
dalam proses pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek
pembelajaran yang aktif melalui pengalaman belajar mengamati,
mempertanyakan, mengeksplorasi, menalar/mengasosiasi. Pengalaman
belajar ini dapat dipadukan dengan berebagai model pembelajaran, seperti:
pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), pembelajaran
berbasis proyek (project based learning), dan discovery learning.
Model ini dapat digunakan untuk mendorong siswa bersikap untuk selalu
mencari sesuatu yang baru dalam pengembangan kebudayaan Indonesia,
8
tari-tarian daerah versi baru, seni lukis dan senirupa, seni pertunjukkan,
serta nilai-nilai kearifan lokal.
Berikut ini diuraikan beberapa alternatif yang dapat digunakan dalam proses
penilaian pembelajaran Antropologi, yaitu:
1. Penilaian sikap
Penilaian sikap adalah penilaian terhadap kecenderungan perilaku siswa
sebagaihasil pendidikan, baik di dalam kelas maupun di luar
kelas.Penilaian sikap pada proses pembelajaran Antropologi dilakukan
melalui observasi terhadap perilaku siswa,apakah siswa telah
memperlihatkan sikap toleransi, saling menghargai, dan empati. Jika
belum terlihat maka guru harus memberikan pembinaan.Guru
menggalakkan siswa untuk melakukan evaluasi diri apakah mereka telah
merasa memiliki sikap toleransi, saling menghargai, dan empati.
9
pada pengenalan, pemahaman, pengkajian budaya, adat suku bangsa
sendiri, dan budaya dan adat komunitas setempat.Melalui pengkajian ini
siswa diharapkan dapat mengenali dan memahami kearifan lokal yang dapat
digunakan untuk menyikap perubahan sosiokultural yang terjadi dalam
masyarakat.Untuk itu guru diharapkan lebih banyak menggunakan contoh-
contoh materi pembelajaran, media, dan sumber-sumber belajar yang ada di
lingkungan setempat.
Kelas X
Alokasi waktu: 96 JPL
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
10
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
4.2 Melakukan kajian Membangun sikap Mendiskusikan, menganalisis
lapangan, kajian bijak, kekeluargaan, dan menarik kesimpulan tentang
literatur, dan dan kemanusiaan. persamaan dan perbedaan antar
berdiskusi untuk berbagai kelompok.
mendeskripsikan
penggolongan sosial Melakukan refleksi untuk
dalam masyarakat menyadari tentang
Indonesia berdasarkan keanekaragaman masyarakat
kriteria tertentu Indonesia sehingga terbentuk
(misalnya: agama, sikap bijak, kekeluargaan, dan
etnik, gender, kemanusiaan.
pekerjaan, desa-kota)
dalam rangka
menyadari bahwa
masyarakat Indonesia
beraneka ragam.
Kelas XI
Alokasi waktu: 128 JPL
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
11
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
metode etnografi Teknik Penelitian institusi sosial (antara lain:
dalam Etnografi sistem kekerabatan, sistem religi,
mendeskripsikan Deskripsi institusi- sistem politik, sistem mata
institusi-institusi institusi sosial pencaharian hidup, bahasa,
sosial (antara lain: (antara lain: sistem kesenian).
sistem kekerabatan, kekerabatan, sistem
sistem religi, sistem religi, sistem politik, Membaca literatur tentang
politik, sistem mata sistem mata institusi sosial (antara lain:
pencaharian hidup, pencaharian hidup, sistem kekerabatan, sistem religi,
bahasa, kesenian) bahasa, kesenian) sistem politik, sistem mata
dalam suatu dalam suatu pencaharian hidup, bahasa,
kelompok etnik kelompok etnik kesenian) dalam masyarakat
tertentu di Indonesia. tertentu di Indonesia. tertentu.
12
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
berbagai kelompok
etnik di Indonesia, agar
terbentuk sikap
toleransi, saling
menghargai, dan
empati untuk
membangun
masyarakat multietnik
Indonesia yang yang
rukun, aman, dan
damai.
3.3 Menemukan nilai-nilai Konsep tentang
kultural yang Nilai-Nilai Kultural Mendiskusikan dan
disepakati bersama (cultural values) mendeskripikan nilai-nilai
oleh masyarakat Pewarisan nilai-nilai kultural bangsa Indonesia
Indonesia (misalnya: kultural atau proses (misalnya: gotong royong, tolong
gotong royong, tolong sosialisasi dan menolong, kekeluargaan,
menolong, enkulturasi. kemanusiaan, tenggang rasa)
kekeluargaan,
kemanusiaan, tenggang Mendiskusikan cara-cara
rasa) dalam rangka pewarisan nilai-nilai kultural
membangun sikap kepada generasi penerus dengan
toleran, empati, dan contoh-contoh konkrit dalam
saling menghargai bentuk perilaku.
sehingga tercipta
masyarakat multi etnik Membangun sikap dengan
Indonesia yang rukun, menjadikan nilai-nilai kultural
aman, dan damai. Indonesia sebagai pedoman
perilaku.
4.3 Melakukan
refleksi/diskusi untuk
menarik kesimpulan
tentang nilai-nilai
kultural nasional
Indonesia (misalnya:
gotong royong, tolong
menolong,
kekeluargaan,
kemanusiaan, tenggang
rasa) dalam rangka
membangun sikap
toleran, empati, dan
saling menghargai
sehingga tercipta
masyarakat multi etnik
Indonesia yang rukun,
aman, dan damai.
13
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
kultural yang positif tersebut
4.4 Membuat program dan dalam rangka pembangunan
berbagai model untuk budaya nasional (national
memprmosikan nilai- culture).
nilai kultural yang
disepakati bersama
oleh masyarakat
Indonesia (misalnya:
gotong royong, tolong
menolong,
kekeluargaan,
kemanusiaan, tenggang
rasa) sebagai budaya
nasional (national
culture).
Kelas XII
Alokasi waktu: 112 JPL
14
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
narkoba, dan hedonisme) sebagai globalisasi, dan modernisasi
hedonisme). dampak perubahan terhadap kehidupan sosialkultural
sosial, pembangunan masyarakat Indonesia (misalnya:
4.2 Menggunakan nasional, globalisasi, perilaku koruptif, diskriminatif,
pendekatan dan modernisasi. pelanggaran HAM, kekerasan
Antropologi dalam dalam rumah tangga,
mengidentifikasi, penyalahgunaan narkoba, dan
menganalisis, dan hedonisme).
menilai dampak
negatif perubahan Membangun sikap dengan
sosial, pembangunan menjadikan nilai-nilai kultural
nasional, globalisasi, yang positif dalam menghadapi
dan modernisasi berbagai persoalan yang muncul
terhadap kehidupan sebagai dampak negatif perubahan
sosialkultural sosial, pembangunan nasional,
masyarakat Indonesia globalisasi, dan modernisasi
(misalnya: perilaku terhadap kehidupan sosialkultural
koruptif, masyarakat Indonesia.
diskriminatif,
pelanggaran HAM,
kekerasan dalam
rumah tangga, dan
hedonisme).
3.3 Merancang strategi Sumber-sumber Membaca literatur, melakukan
kultural berdasarkan Kearifan Lokal (local pengamatan (observasi), dan
sumber-sumber wisdom) dan Tradisi wawancara (interview) untuk
kearifan lokal dan Lisan memahami sumber-sumber
tradisi lisan untuk Strategi Kultural kearifan lokal, strategi kultural,
mengatasi berbagai mengatasi perilaku dan tradisi lisan bagi
dampak negatif dari negatif. pembangunan karakter bangsa.
perubahan sosial, Pembangunan
pembangunan Karakter Bangsa Melakukan penelitian dan diskusi
nasional, globalisasi, (nation and culture tentang sumber-sumber kearifan
dan modernisasi bagi building) lokal yang dapat mencegah
pembangunan terjadinya perilaku yang
karakter bangsa bertentangan dengan nilai kultural
(nation and character masyarakat setempat seperti:
building). sikap hidup hemat, kerja keras,
menghargai sesama, demokrasi,
4.3 Membaca literatur, gotong royong, menerima apa
melakukan yang terjadi dan lain-lain.
pengamatan
(observasi), dan Merancang strategi kultural
wawancara (interview) berdasarkan kearifan lokal untuk
untuk merancang mengatasi berbagai dampak
strategi kultural negatif perubahan sosial,
berdasarkan kearifan pembangunan nasional,
lokal dan tradisi lisan globalisasi, dan modernisasi dalam
untuk mengatasi rangka pembangunan karakter
berbagai dampak bangsa (nation and character
negatif perubahan building).
sosial, pembangunan
nasional, globalisasi,
dan modernisasi dalam
rangka pembangunan
karakter bangsa
(nation and character
building).
15