Anda di halaman 1dari 17

KEPEMIMPINAN DAN KERJASAMA TIM

MAKALAH

Dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah


Manajemen Mutu Pendidikan Islam yang diampu oleh
Dr. H. Moh. Nasucha, M.Pd

Oleh :
Zarotun NIM : 172610000519

---------------------------------------------------------------------------------------------------

PROGRAM PASCA SARJANA


UNIVERSITAS ISLAM NAHDLOTUL ULAMA’ ( UNISNU) JEPARA
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan adalah hal yang nantinya akan kita pertanggungjawabkan
kelak ketika hari kiamat telah tiba sebagaimana yang tertera dalam hadits Nabi
SAW :

‫ ُكلُّ ُك ْم‬:‫وعن بن عمر رضي هللا عنهما عن النبي صلى هللا عليه وسلّم قال‬
,‫والر ُج ُل راعٍ على أه ِل بي ِت ِه‬
ّ ,ٍ‫واألمير راع‬
ُ َ ‫َراعٍ َو ُكلُّ ُك ْم َم ْسئ ُ ْو ٌل‬
,‫ع ْن َرعيّ ِت ِه‬
ْ ‫ فكلّكم راعٍ وكلّكم مسئو ٌل‬,ِ‫زوجها َو َولَ ِده‬
‫عن‬ ِ ِ ‫والمرأة ُ َرا ِعيَّةٌ على بي‬
‫ت‬
(‫ (متفق عليه‬.‫َر ِعيَّتِ ِه‬
Dari Ibn Umar ra. Dari Nabi saw, beliau bersabda : “ Kalian adalah
pemimpin dan kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas
kepemimpinan kalian. Seorang penguasa adalah pemimpin, seorang suami
adalah seorang pemimpin seluruh keluarganya, demikian pula seorang
isteri adalah pemimpin atas rumah suami dan anaknya.Kalian adalah
pemimpin yang akan dimintai pertanggungtawaban atas kepemimpinan
kalian”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Oleh karena itu, kita sebagai makhluk Allah SWT yang diberikan amanah
atas diri kita haruslah berusaha sebaik mungkin untuk bisa memimpin diri kita dan
juga apa yang telah diamanahkan kepada kita.
Kepemimpinan memberi nilai pada kehidupan kerja orang lain.
Kepemimpinan adalah suatu proses dimana individu mempengaruhi kelompok
untuk mencapai sebuah tujuan. Tim yang hebat adalah memiliki tujuan yang
sama, terdapat kerjasama, komunikasi yang baik serta memiliki komitmen.
“Anda tidak dapat melakukannya sendirian,” adalah mantra dari pemimpin
teladan dan pernyataan ini amat beralasan. Anda tidak dapat menyelesaikan hal-
hal yang luar biasa hanya oleh diri Anda sendiri. Kerja sama adalah keahlian
tingkat tingg yang memungkinkan tim, rekanan dan aliansi lain berfungsi secara
efektif. Kerja sama dapat dipertahankan hanya ketika para pemimpin

1
mempromosikan rasa saling bergantung— perasaan bahwa kita menghadapi
masalah secara bersama-sama. Tujuan dan peran yang saling terkait berkontribusi
pada rasa saling bergantung insentif yang paling baik bagi orang lain untuk
membantu Anda dalam meraih tujuan adalah dengan mengetahui bahwa Anda
akan menyambutnya secara timbal balik, dan membantu mereka kembali sebagai
balasannya.
Sebuah prestasi gemilang hanya didapat dari sebuah kelompok kerja (team
work). Tidak ada orang yang dapat melakukannya sendirian. Dalam organisasi
apapun termasuk pendidikan, kemajuannya sangat ditentukan oleh kinerja tim
yang solid. Mengajar adalah pekerjaan komprehensif, yang memerlukan tangan
dan pikiran lebih dari satu orang, demikian pula pada aspek kehidupan yang lain,
misalnya pekerjaan dokter menyembuhkan pasien, permainan olah raga mulai dari
bulu tangkis sampai dengan sepak bola. Semuanya, jika disimak adalah pekerjaan
tim, dimana terdapat orang-orang yang ikut menyukseskan munculnya seorang
sarjana tak luput dari peran para pengajar, petugas administrasi, kurikulum
pendukung dll, sembuhnya penyakit seorang pasien tak lepas dari kinerja para
dokter, paramedis, dll, begitu pula munculnya seorang bintang olah raga
merupakan hasil dari kontribusi para individu yang memiliki peran yang berbeda-
beda.
Kinerja Tim bergantung pada prestasi kerjasama dan juga prestasi
individu, anggota Tim bekerja bersama untuk mengumpulkan sumber daya
mereka (biasanya dalam hal ini kecakapan) untuk mencapai sasaran-sasarannya.
Para anggota tim saling bertanggungjawab dan diberi penghargaan sebagai tim.
Saling tanggungjawab adalah salah satu isu kunci dalam tim. Tanggungjawab ini
berkenaan dengan setiap anggota yang menyumbangkan upaya terbaik untuk
membuat kelompok berhasil. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini pemateri
ingin membahas lebih dalam lagi tentang makna dari sebuah kepemimpinan dan
kerjasama tim.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalahnya
sebagai berikut:

2
1. Bagaimanakah makna dari kepemimpinan?
2. Bagaimanakah perbedaan kepemimpinan dan manajemen?
3. Bagaimanakah Kepemimpinan yang berkualitas?

C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui dan memahami makna kepemimpinan
2. Untuk mengetahui dan memahami perbedaan kepemimpinan dan
manajemen
3. Untuk mengetahui dan memahami Kepemimpinan yang berkualitas

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Makna Kepemimpinan
1. Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan menurut Joseph C. Rost, dalam Triantoro Safaria
adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi di antara pemimpin dan
pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yang
mencerminkan tujuan bersamanya.1 Kepemimpinan menurut Stephen P.
Robbins dalam Irham Fahmi adalah kemampuan untuk mempengaruhi
perilaku orang lain tanpa harus mengandalkan kekerasan.2

Berdasarkan beberapa teori di atas, kepemimpinan di suatu organisasi,


baik yang bersifat profit oriented maupun profit oriented memiliki posisi
dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu organisasi tersebut.
Seorang pemimpin yang baik adalah yang mampu mengelola seluruh sumber
daya yang dimiliki dan mampu memberi keuntungan serta kepuasan kepada
rekan bisnisnya. Kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang mengkaji
tentang bagaimana mengarahkan, mempengaruhi, dan mengawasi orang lain
untuk mengerjakan tugas sesuai dengan perintah yang direncanakan.

2. Macam-macam Gaya Kepemimpinan


Gaya kepemimpinan pada dasarnya mengandung pengertian sebagai
suatu perwujudan perilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin
dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku para anggota
organisasi atau bawahan. Jadi gaya kepemimpinan adalah berbagai pola
tingkah laku yang digunakan oleh para pemimpin dalam proses mengarahkan
dan mempengaruhi pekerja di perusahaan/organisasi yang dipimpinnya.
Berikut ini adalah beberapa gaya kepemimpinan :

1
Triantoro Safaria, Kepemimpinan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), hlm. 3.
2
Irham Fahmi, Manajemen Kepemimpinan; Teori dan Aplikasi, (Bandung, Alfabeta, 2013), hlm.
14-16.

4
a. Gaya kepemimpinan Visioner

Dalam era informasi ini pemimpin harus mempunyai karakter


visioner, artinya seorang pemimpin yang memiliki dan selalu berorientasi
ke depan, apa yang diwujudkan di masa depan dari realitas yang sedang
dihadapi. Bagi pemimpin visioner tatkala melihat batu misalnya, maka
dibenaknya tergambar keinginan untuk membuat rumah yang besar dan
megah. Ciri-ciri kepemimpinan visioner : 3

1) Mendorong setiap anggota organisasi untuk mengidentifikasi


masalah dan kemudian memecahkannya
2) Mengolah data dan informasi dengan cepat
3) Menyajikan informasi yang benar dan mudah dicerna
4) Mahir dalam komunikasi
5) Mengajar anggota organisasi untuk berfikir dan bertindak
menurut agenda kegiatan mereka.

b. Gaya Kepemimpinan Tranformasional

Gaya kepemimpinan transformasional merupakan gaya yang


relatif baru dalam studi-studi kepemimpinan. Hal ini disebabkan gaya
kepemimpinan yang dipopulerkan oleh Bass pada tahun 1985 ini mampu
mengakomodir gaya yang mempunyai spektrum luas, termasuk
mencakup pendekatan perilaku, pendekatan situasional, sekaligus
pendekatan kontingensi.4

Bass dan Avolio dalam Djamaludin Ancok mengemukakan


bahwa kepemimpinan transformasional diuraikan dalam empat ciri

3
Marno dan Triyo Supriyanto, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Bandung :
Refika Aditama, 2008), hlm. 57-58.
4
Djamaludin Ancok, Psikologi Kepemimpinan & Inovasi, (Jakarta: Erlangga, 2012), hlm. 130.

5
utama, yaitu :5 idealisasi pengaruh, motivasi inspirasional, konsederasi
individual dan stimulasi intelektual.

1) Idealisasi pengaruh

Idealisasi pengaruh adalah perilaku yang menghasilkan standar


perilaku yang tinggi, memberikan wawasan dan kesadaran akan
visi, menunjukkan keyakinan, menegakkan perilaku moral yang
etis.

2) Motivasi Inspirasional

Motivasi Inspirasional adalah sikap yang senantiasa menumbuhkan


tantangan, mampu mencapai ekspektasi yang tinggi, mampu
membangkitkan antusiasme dan motivasi orang lain serta
mendorong intuisi dan kebaikan para diri orang lain.

3) Konsederasi Individual

Konsederasi Individual adalah perilaku yang selalu mendengarkan


dengan penuh kepedulian dan memberikan perhatian khusus,
dukungan, semangat dan usaha pada kebutuhan prestasi dan
pertumbuhan anggotanya. Konsederasi Individual mengarah pada
pemahaman dan perhatian pemimpin pada potensi dan kemampuan
yang dimiliki oleh setiap bawahannya.

4) Stimulasi Intelektual

Stimulasi Intelektual adalah proses meningkatkan pemahaman dan


merangsang timbulnya cara pandang baru dalam melihat suatu
permasalahan, berfikir, dan berimajinasi serta dalam menetapkan
nilai-nilai kepercayaan dan lebih mengacu bawahan untuk lebih
kreatif dan inovatif dalam memahami dan memecahkan masalah.

5
Ibid., hlm. 131-132.

6
c. Gaya Kepemimpinan Motivasional

Gaya kepemimpinan motivasional adalah gaya yang bisa


membakar semangat para bawahannya. Pemimpin tidak akan mengeluh
pada bawahnnya atau siapapun di sekelilingnya jika sedang ada masalah,
pemimpin akan selalu berada dalam kondisi memotivasi karyawannya
walau sebenarnya dia sedang dalam kondisi terpuruk. Pemimpin seperti
ini hadir dalam kantor tidak hanya untuk bekerja saja, melainkan dia
akan masuk ke dalam kondisi karyawan yang sedang dalam
permasalahan.6

B. Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen

Kepemimpinan merupakan salah satu bagian dari manajemen.


Meskipun demikian keduanya saling melengkapi. Beberapa perbedaan antara
manajemen dan kepemimpinan menurut Kotter (dalam Goetsch dan Davis,
1994) antara lain : Manajemen berhubungan dengan usaha menanggulangi
perubahan. Manajemen berkaitan dengan perencanaan dan penganggaran
untuk mengatasi kompleksitas ; kepemimpinan mengenai penentuan arah
perubahan melalui pembentukan visi. Manajemen mengembangkan
kemampuan untuk melaksanakan rencana melalui pengorganisasian dan
penyusunan staf; kepemimpinan mengarahkan orang untuk bekerja
berdasarkan visi. Manajemen menjamin pencapaian rencana melalui
pengendalian dan pemecahan masalah;kepemimpinan memotivasi dan
mengilhami orang agar berusaha melaksanakan rencana.

Dalam konteks TQM, manajer yang sukses adalah manajer yang dapat
menggabungkan karekteristik manajer dan pemimpin secara tepat. Berikut ini
adalah perbandingan anatara pemimpin dan manajer :

1. Manajer mengelola; pemimpin melakukan inovasi


2. Manajer memelihara; pemimpin mengembangkan

6
Scott Snair, Motivasional Leadership, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2008), hlm. 22.

7
3. Manajer berfokus pada sistem dan struktur; pemimpin berfokus pada
manusia
4. Manajer mengandalkan pengendalian; pemimpin mengilhami
5. Manajer menggunakan pandangan jangka pendek; pemimpin
menggunakan jangka panjang
6. Manajer menekankan aspek bagaimana dan kapan; pemimpin menekankan
aspek apa dan mengapa7

Diskursus tentang perbedaan pemimpin (leader) dan manajer memang


tidak ada habisnya. Salah satu sebabnya adalah satu peran tersebut tidak
mungkin dilakukan tanpa keberadaan peran lain. Pemimpin yang tidak bisa
mengelola (to manage) akan gagal dalam kepemimpinannya, sementara
manajer yang tidak bisa memimpin (to lead) akan gagal dalam aktivitas
manajerialnya. Namun sesungguhnya pemimpin (leader) dan manajer.

Pemimpin (leader) adalah seorang pemimpin yang mempunyai sifat-


sifat kepemimpinan personality atau authority (berwibawa). Ia disegani dan
berwibawa terhadap bawahan atau pengikutnya karena kecakapan dan
kemampuan serta didukung perilakunnya yang baik. Pemimpin (leader) dapat
memimpin organisasi formal maupun informal, dan menjadi panutan bagi
bawahan (pengikut)nya. Biasanya tipe kepemimpinannya adalah “partisipatif
leader” dan falsafah kepemimpinannya adalah “pimpinan untuk bawahan”.

Sedangkan manajer juga merupakan seorang pemimpin, yang dalam


praktek kepemimpinannya hanya berdasarkan “kekuasaan atau authority
formalnya” saja. Bawahan atau karyawan atau staf menuruti perintah-
perintahnya karena takut dikenakan hukuman oleh manajer tersebut. Manajer
biasanya hanya dapat memimpin organisasi formal saja dan tipe
kepemimpinannya ialah “autocratis leader” dengan falsafahnya ialah bahwa
“bawahan adalah untuk pemimpin”.

7
http://dvalen1234.blogspot.com/2016/06/kepemimpinan-dan-kerjasama-tim.html di akses
pada tanggal 31 Oktober 2018 jam 12.31 WIB.

8
Lebih spesifik, perbedaan pemimpin (leader) dan manajer dapat
dilihat dari tiga hal yang selalu berkaitan dengannya, yaitu: sumber kekuasaan
yang diperoleh, bawahan, dan lingkungan kerja.

Berdasarkan sumber kekuasaan yang diperoleh, seorang manajer


dipilih melalui jalur formal (seperti dipilih oleh komisaris atau direktur)
dengan dasar yuridis yang dimiliki. Artinya seseorang dapat menjadi manajer
jika mempunyai dasar yuridis yaitu adanya surat keputusan atau surat
pengangkatan. Sedangkan pemimpin (leader) kekuasaan yang dimiliki
berdasarkan kontrak sosial dengan anggota atau bawahan.
Berkaitan dengan bawahan, manajer memiliki bawahan yang biasanya
disebut sebagai staf atau karyawan yang memiliki posisi formal dalam
struktur hierarki organisasi. Bawahan atau karyawan menuruti perintah-
perintahmya, karena takut dikenakan hukuman oleh manajer. Sedangkan
Pemimpin (leader) memiliki bawahan yang biasanya disebut sebagai
pengikut. Bawahan atau pengikut menjalankan perintah dari pimpinan
(leader) atas dasar kewibawaan pemimpin terhadap bawahan atau
pengikutnya karena kecakapan dan kemampuan serta perlakuannya yang
baik.
Adapun dari segi lingkungan kerja, manajer biasanya hanya dapat
memimpin pada lingkungan kerja organisasi formal saja dan bertanggung
jawab kepada atasannya. Sedangkan pemimpin (leader) dapat memimpin
lingkungan kerja organisasi baik formal maupun informal dan bertanggung
jawab kepada anak buahnya. Seorang pemimpin (leader) merupakan bagian
dari pengikut sedangkan manager merupakan bagian dari organisasi.

Berdasarkan hal tersebut dapat dipahami bahwa pimpinan (leader)


memiliki fungsi dasar mengarahkan dan menggerakkan seluruh bawahan
untuk bergerak pada arah yang sama yaitu tujuan. Sedangkan fungsi seorang
manajer berkaitan dengan manajemen, yaitu kegiatan-kegiatan seputar
perencanaan (planning), pengorganisasian (organising), penempatan staff
(staffing), pengarahan (directing) dan kontrol (controlling). Dalam

9
menjalankan fungsinya, seorang manajer lebih sering memanfaatkan
wewenang dan kekuasaan jabatan secara struktural yang memiliki kekuatan
mengikat dengan dapat melakukan paksaan atau hukuman untuk
mengarahkan bawahan. Sedangkan seorang pemimpin (leader) lebih
menekankan pengaruh atau karisma yang dimilikinya sehingga bawahan.

C. Kepemimpinan demi Tercapainya Kualitas

Dalam perspektif TQM, kepemimpinan didasarkan pada filosofi


bahwa pebaikan metode dan proses kerja secara berkesinambungan akan
dapat memperbaiki kualitas, biaya, produktivitas, ROI, dan pada gilirannya
juga meningkatkan daya saing. Filosofi ini dikemukakan pertamakali oleh
Deming yang menyatakan bahwa setiap perbaikan metode dan proses kerja
akan memberikan rangkaian hasil sebagai berikut :

1. Perbaikan kualitas
2. Penurunan biaya
3. Peningkatan produktivitas
4. Penurunan harga
5. Peningkatan pangsa pasar
6. Kelangsungan hidup yang lebih lama dalam industri/bisnis

Untuk dapat mencapai filosofi tersebut dibutuhkan kepemimpinan


yang berorientasi pada peningkatan kualitas secara berkesinambungan.
Kepemimpinan seperti itu memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut
(Ross, 1994, p. 34) :

1. Visible, commited dan knowledgeable

Kepemimpinan yang baik mengembangkan focus pada aspek kualitas,


melibatkan setiap orang dalam pendidikan dan pelatihan. Selain itu juga
mengembangkan hubungan rutin dengan para karyawan, pelanggan, dan
pemasok.

2. Semangat misionaris

Pemimpin yang baik berusaha mempromosikan aspek kualitas di luar


organisasi, baik melalui pemasok, distributor, maupun pelanggan.

3. Target yang agresif

10
Kepemimpinan yang baik mengarah pada perbaikan yang bersifat
incremental, tidak sekedar memperbaiki proses tetapi juga mengupayakan
proses-proses yang berbeda.

4. Strong driver

Tujuan yang ingin dicapai dalam aktivitas perbaikan ditetapkan manajerial


dengan jelas dalam ukuran kepuasan pelanggan dan kualitas.

5. Komunikasi nilai-nilai

Kepemimpinan yang baik melakukan perubahan budaya kearah budaya


kualitas secara efektif. Hal ini dilakukan dengan menyusun suatu sistem
komunikasi yang jelas dan konsisten melalui kebijakan tertulis, misi,
pedoman dan pernyataan lainnya mengenai nilai-nilai kualitas

6. Organisasi

Struktur organisasi yang dimiliki adalah struktur datar (flat structure), yang
memungkinkan adanya wewenang yang lebih besar bagi level-level yang
lebih rendah. Setiap karyawan diberdayakan dan dilibatkan dalam tim-tim
perbaikan interderpatemental.

7. Kontak dengan pelanggan

Para pelanggan memiliki akses untuk menghubungi CEO dan para


manajer senior perusahaan.

Pada dasarnya karakteristik diatas mengandung prinsip-prinsip yang


sama dengan prinsip-prinsip TQM (Scholtes dalam Goetsch dan Davis, 1994,
pp. 197-199), yaitu meliputi :

1. Fokus pada pelanggan

Kepemimpinan demi kualitas membutuhkan focus pada pelanggan. Hal ini


berarti tujuan utama organisasi adalah untuk memenuhi atau melampaui
harapan pelanggan melalui suatu cara yang memberikan nilai abadi
(lasting value) kepada para pelanggan, baik pelanggan internal maupun
eksternal.

2. Obsesi terhadap kualitas

Obsesi terhadap kualitas mengandung makna bahwa setiap karyawan


secara agresif berusaha mencapai kualitas dalam rangka melampaui
harapan pelanggan internal dan eksternal.

11
3. Pemahaman mengenai struktur pekerjaan

Proses pekerjaan perlu dianalisis untuk menentukan susunan structural


yang tepat (organisasi, urutan pekerjaan, alata yang digunakan , dan lain-
lain). Bila struktur optimum telah tercapai maka proses pekerjaan harus
dianalisis, dievaluasi, dan di pelajari terus-menerus dalam rangka
menyempurnakannya.

4. Kebebasan yang terkendali

Pengendalian dalam pengertian TQM adalah pengendalian manusia


terhadap metode dan proses kerja.

5. Kesatuan tujuan

Seorang pemimpin bertanggung jawab dalam menyampaikan misi


organisasi secara jelas dan seksama agar semua karyawan memahami,
meyakini dan bertanggung jawab terhadap misi tersebut.

6. Melacak kesalahan dalam sistem

Diperlukan perubahan dalm focus dan penekanan, dari penilaian kesalahan


karena adanya masalah menjadi penilaian sistem dalam rangka
menemukan dan mengatasi masalah yang berhubungan dengan sistem.

7. Kerja sama tim

Prinsip ini didasarkan pada keyakinan bahawa kerjasama tim akan dapat
memberikan hasil yang jauh lebih baik daripada bekerja secara individual.

8. Pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan

Dalam era teknologi, mesin yang paling penting dalam lingkungan kerja
adalah manusia. Oleh karena itu belajar terus-menerus merupakan unsur
yang fundamental dalam TQM.

Sementara itu Joseph M. Juran menyatakan bahwa kepemimpinan


yang mengarah pada kualitas meliputi 3 fungsi manajerial yaitu,
perencanaan, pengendalian dan perbaikan kualitas secara
berkesinambungan.

1. Pernecanaan Kualitas

Fungsi ini meliputi langkah-langkah: identifikasi pelanggan, identifikasi


kebutuhan pelanggan, mengembangkan produk berdasarkan kebutuhan

12
pelanggan, mengembangkan metode dan proses kerja yang dapat
menghasilkan produk yang memenuhi atau melampaui harapan pelanggan,
dan mengubah hasil perencanaan kedalam tindakan.

2. Pengendalian Kualitas

Fungsi ini mencakup langkah-langkah; evaluasi kinerja actual,


membandingkan kinerja actual dengan tujuan, dan melakukan tindakan
perbaikan untuk mengatasi perbedaan kinerja yang ada.

3. Perbaikan Kualitas

Fungsi ini terdiri atas langkah-langkah: membentuk infrastruktur untuk


memperbaiki kualitas secara berkesinambungan, identifikasi proses atau
metode yang membutuhkan perbaikan, membutuhkan tim yang
bertanggung jawab atas royek perbaikan tertentu, dan menyediakan
sumberdaya serta pelatihan yang dibutuhkan tim perbaikan tersebut agar
dapat mendiagnosis masalah dan mengidentifikasi peneyebabnya.8

8
http://dvalen1234.blogspot.com/2016/06/kepemimpinan-dan-kerjasama-tim.html di akses pada
tanggal 31 Oktober 2018 jam 12.31 WIB.

13
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang mengkaji tentang bagaimana
mengarahkan, mempengaruhi, dan mengawasi orang lain untuk mengerjakan
tugas sesuai dengan perintah yang direncanakan.

Gaya kepemimpinan terbagi menjadi beberapa macam :


1. Gaya kepemimpinan Visioner yakni seorang pemimpin yang memiliki dan
selalu berorientasi ke depan, apa yang diwujudkan di masa depan dari
realitas yang sedang dihadapi.
2. Gaya Kepemimpinan Tranformasional yakni kepemimpinan yang
memiliki ciri utama : idealisasi pengaruh, motivasi inspirasional,
konsederasi individual dan stimulasi intelektual.
3. Gaya Kepemimpinan Motivasional yakni gaya yang bisa membakar
semangat para bawahannya. Yang bermakna bahwa pemimpin ikut terjun
langsung dengan para karyawan atau bawahannya.

Kepemimpinan merupakan salah satu bagian dari manajemen. Meskipun


demikian keduanya saling melengkapi. Beberapa perbedaan antara manajemen
dan kepemimpinan menurut Kotter (dalam Goetsch dan Davis, 1994) antara lain :
Manajemen berhubungan dengan usaha menanggulangi perubahan. Manajemen
berkaitan dengan perencanaan dan penganggaran untuk mengatasi kompleksitas ;
kepemimpinan mengenai penentuan arah perubahan melalui pembentukan visi.
Manajemen mengembangkan kemampuan untuk melaksanakan rencana melalui
pengorganisasian dan penyusunan staf; kepemimpinan mengarahkan orang untuk
bekerja berdasarkan visi. Manajemen menjamin pencapaian rencana melalui
pengendalian dan pemecahan masalah;kepemimpinan memotivasi dan
mengilhami orang agar berusaha melaksanakan rencana.
Dalam perspektif TQM, kepemimpinan didasarkan pada filosofi bahwa
pebaikan metode dan proses kerja secara berkesinambungan akan dapat
memperbaiki kualitas, biaya, produktivitas, ROI, dan pada gilirannya juga
meningkatkan daya saing. Filosofi ini dikemukakan pertamakali oleh Deming

14
yang menyatakan bahwa setiap perbaikan metode dan proses kerja akan
memberikan rangkaian hasil sebagai berikut :

7. Perbaikan kualitas
8. Penurunan biaya
9. Peningkatan produktivitas
10. Penurunan harga
11. Peningkatan pangsa pasar
12. Kelangsungan hidup yang lebih lama dalam industri/bisnis

B. Saran
Kepemimpinan merupakan paling Urgen dalam sebuah Lembaga
pendidikan Islam, dengan Kepemimpinan yang tepat maka Lembaga akan tumbuh
dan berkembang dalam sebuah kepemimpinan, dalam mencari pemimpin harus
memenuhi kereteria-keteria sehingga kepemimpinan dapat berjalan dengan baik.

15
DAFTAR PUSTAKA

Triantoro Safaria, Kepemimpinan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004)


Irham Fahmi, Manajemen Kepemimpinan; Teori dan Aplikasi, (Bandung,
Alfabeta, 2013).
Marno dan Triyo Supriyanto, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan
Islam, (Bandung : Refika Aditama, 2008).
Djamaludin Ancok, Psikologi Kepemimpinan & Inovasi, (Jakarta:
Erlangga, 2012)
Scott Snair, Motivasional Leadership, (Jakarta: Prenada Media Grup,
2008).
http://dvalen1234.blogspot.com/2016/06/kepemimpinan-dan-kerjasama-
tim.html di akses pada tanggal 31 Oktober 2018 jam 12.31 WIB.

16

Anda mungkin juga menyukai