Anda di halaman 1dari 11

MENUNTUT ILMU DALAM AL-QUR’AN

(Telaah Tematik Ayat-Ayat Al-Qur’an Bidang Keilmuan)

MAKALAH

Dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah


Studi Al-Qur’an Hadits yang diampu oleh
Dr. Sa’dullah Assa’idi, M.Ag

Oleh :
Zarotun NIM : 172610000519

---------------------------------------------------------------------------------------------------

PROGRAM PASCA SARJANA


UNIVERSITAS ISLAM NAHDLOTUL ULAMA’ ( UNISNU) JEPARA
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan adalah hal yang nantinya akan dipertanggung jawabkan
kelak ketika hari kiamat telah tiba sebagaimana yang tertera dalam hadits Nabi
SAW :

‫ ُكلُّ ُك ْم‬:‫وعن بن عمر رضي هللا عنهما عن النبي صلى هللا عليه وسلّم قال‬
,‫والر ُج ُل راعٍ على أه ِل بيتِ ِه‬
ّ ,ٍ‫واألمير راع‬
ُ َ ‫َراعٍ َو ُكلُّ ُك ْم َم ْسئ ُ ْو ٌل‬
,‫ع ْن َرعيّتِ ِه‬
‫عن‬ْ ‫ فكلّكم راعٍ وكلّكم مسئو ٌل‬,ِ‫زوجها َو َولَ ِده‬
ِ ِ ‫والمرأة ُ َرا ِعيَّةٌ على بي‬
‫ت‬
(‫ (متفق عليه‬.‫َر ِعيَّ ِت ِه‬

Dari Ibn Umar ra. Dari Nabi saw, beliau bersabda : “ Kalian adalah
pemimpin dan kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas
kepemimpinan kalian. Seorang penguasa adalah pemimpin, seorang suami
adalah seorang pemimpin seluruh keluarganya, demikian pula seorang
isteri adalah pemimpin atas rumah suami dan anaknya.Kalian adalah
pemimpin yang akan dimintai pertanggungtawaban atas kepemimpinan
kalian”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Kepemimpinan memberi nilai pada kehidupan kerja orang lain.


Kepemimpinan adalah suatu proses dimana individu mempengaruhi kelompok
untuk mencapai sebuah tujuan. Tim yang hebat adalah memiliki tujuan yang
sama, terdapat kerjasama, komunikasi yang baik serta memiliki komitmen.
“Anda tidak dapat melakukannya sendirian,” adalah mantra dari pemimpin
teladan dan pernyataan ini amat beralasan. Anda tidak dapat menyelesaikan hal-
hal yang luar biasa hanya oleh diri Anda sendiri. Kerja sama adalah keahlian
tingkat tingg yang memungkinkan tim, rekanan dan aliansi lain berfungsi secara
efektif. Kerja sama dapat dipertahankan hanya ketika para pemimpin
mempromosikan rasa saling bergantung— perasaan bahwa kita menghadapi
masalah secara bersama-sama. Tujuan dan peran yang saling terkait berkontribusi
pada rasa saling bergantung insentif yang paling baik bagi orang lain untuk
membantu Anda dalam meraih tujuan adalah dengan mengetahui bahwa Anda
akan menyambutnya secara timbal balik, dan membantu mereka kembali sebagai
balasannya.

1
Sebuah prestasi gemilang hanya didapat dari sebuah kelompok kerja (team
work). Tidak ada orang yang dapat melakukannya sendirian. Dalam organisasi
apapun termasuk pendidikan, kemajuannya sangat ditentukan oleh kinerja tim
yang solid. Mengajar adalah pekerjaan komprehensif, yang memerlukan tangan
dan pikiran lebih dari satu orang, demikian pula pada aspek kehidupan yang lain,
misalnya pekerjaan dokter menyembuhkan pasien, permainan olah raga mulai dari
bulu tangkis sampai dengan sepak bola. Semuanya, jika disimak adalah pekerjaan
tim, dimana terdapat orang-orang yang ikut menyukseskan munculnya seorang
sarjana tak luput dari peran para pengajar, petugas administrasi, kurikulum
pendukung dll, sembuhnya penyakit seorang pasien tak lepas dari kinerja para
dokter, paramedis, dll, begitu pula munculnya seorang bintang olah raga
merupakan hasil dari kontribusi para individu yang memiliki peran yang berbeda-
beda.
Kinerja Tim bergantung pada prestasi kerjasama dan juga prestasi
individu, anggota Tim bekerja bersama untuk mengumpulkan sumber daya
mereka (biasanya dalam hal ini kecakapan) untuk mencapai sasaran-sasarannya.
Para anggota tim saling bertanggungjawab dan diberi penghargaan sebagai tim.
Saling tanggungjawab adalah salah satu isu kunci dalam tim. Tanggungjawab ini
berkenaan dengan setiap anggota yang menyumbangkan upaya terbaik untuk
membuat kelompok berhasil. Oleh karena itu saling bertanggungjawab ini
memerlukan komitmen masing-masing anggota pada setiap anggota yang lain
untuk melakukan segala hal yang dapat dilakukan untuk memenuhi tujuan lain.
Tim itu sendiri bertanggungjawab atas keseluruhan penyelesaian tugas. Para
anggota tim bertanggungjawab untuk memikul bebannya. Di samping itu, setiap
anggota tim bertanggungjawab atas tujuan-tujuan tim ini. Saling bertanggung
jawab ini juga membantu anggota tim terikat satu sama lain dan mengembangkan
kepercayaan yang penting bagi keberhasilan berkesinambungan mereka. Tujuan
spesifik adalah dasar bagi tanggung jawab ini, oleh karena itu para anggota tim ini
harus spesifik dalam menyatakan tujuan sehingga tim dapat mengukur
kemajuannya. Tujuan bersama menjadi pusat bagi tim yang memberikan fokus
untuk semua keputusan dan aktivitas. Tujuan yang sebenarnya dikembangkan dari

2
tujuan yang dibentuk dengan seksama ini. Belajar adalah komponen kunci dari
tim. Proses dapat menjadi lebih efektif dengan mengumpulkan informasi dan
menggunakannya untuk memperbaiki tim mereka. Belajar adalah proses yang
panjang-biasanya seumur hidup. Tim memberi organisasi suatu fleksibilitas yang
diperlukan sekarang ini agar lebih responsif terhadap perubahan tim. Sekarang ini
pada umumnya tim terlihat dalam struktur yang lebih organik. Tim memiliki
sejumlah kelebihan. Tim biasanya bisa bekerja dengan baik ketika keahlian dari
berbagai fungsi dilibatkan. Tim didefinisikan sebagai kelompok yang mempunyai
komitmen dengan tugas yang didefinisikan secara spesifik. Anggota tim
mempunyai peran-peran spesifik yang dipahami dengan baik oleh masing-masing
anggota. Tingkat saling ketergantungan dalam tim sangat tinggi. Masing-masing
dan setiap anggota tim harus memberikan kontribusi kepada tim agar sukses,
karena saling ketergantungannya yang sangat tinggi (Patricia Buhler, 2004). Tim
bisa menarik orang-orang yang tepat, bergerak cepat, dan menyatukan fungsi-
fungsi yang beragam, menciptakan atmosfer yang tepat, dan memecahkan
masalah (Tom Gorman, 2004).
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalahnya
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah makna dari kepemimpinan?
2. Bagaimanakah pentingnya menuntut ilmu dalam Islam?
C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui dan memahami makna kepemimpinan
2. Untuk mengetahui dan memahami pentingnya menuntut ilmu dalam Islam

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Dalil Menuntut Ilmu dalam Islam


1. Pengertian Ilmu
“Secara bahasa pengertian ilmu adalah lawan kata bodoh/Jahil, sedang
secara istilah berarti sesuatu yang dengannya akan tersingkaplah segala
hakikat yang secara sempurna. Secara istilah Syar’i pengertian ilmu yaitu
ilmu yang sesuai dengan amal, baik amalan hati, lisan maupun anggota badan
dan sesuai dengan petunjuk Rasulullah Saw.”
Ibnu Munir berkata : “Ilmu adalah syarat benarnya perkataan dan
perbuatan, keduanya tidak akan bernilai kecuali dengan ilmu, maka ilmu
harus ada sebelum perkataan dan perbuatan, karena ilmu merupakan
pembenar niat, sedangkan amal tidak akan di terima kecuali dengan niat yang
benar.”
Dalam pengertian lain “Ilmu itu modal, tak punya ilmu keuntungan
apa yang bisa didapat, ilmu adalah kunci untuk membuka pintu kebaikan
kesuksesan, kunci untuk menjawab pertanyaan dan masalah di dunia . . .”
Berdasarkan beberapa definisi tentang pengertian ilmu di atas dapat
disimpulkan bahwa, ilmu merupakan sesuatu yang penting bagi kehidupan
manusia karena dengan ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa
terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah baik secara lisan (perkataan),
maupun berupa perbuatan (anggota badan), tanpa ilmu kesuksesan tak pernah
ketemu karena ilmu merupakan bagian terpenting dalam kehidupan seperti
kebutuhan manusia akan oksigen untuk bernapas.

2. Pengertian Menuntut Ilmu


Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang
untuk merubah tingkah laku dan perilaku kearah yang lebih baik, karena pada
dasarnya ilmu menunjukkan jalan menuju kebenaran dan meninggalkan
kebodohan.

4
Menuntut ilmu merupakan ibadah sebagaiman sabda Nabi
Muhammad Saw.
Artinya :
“Menuntut Ilmu diwajibkan atas orang islam laki-laki dan
perempuan”
Mu’adz bin Jabbal berkata : “Tuntutlah ilmu, karena mempelajari
ilmu karena mengharapkan wajah Allah itu mencerminkan rasa Khasyyah,
mencarinya adalah ibadah, mengkajinya adalah tasbih, menuntutnya adalah
Jihad, mengajarnya untuk keluarga adalah Taqarrub.”
Dengan demikian perintah menuntut ilmu tidak di bedakan antara
laki-laki dan perempuan. Hal yang paling di harapkan dari menuntut ilmu
ialah terjadinya perubahan pada diri individu ke arah yang lebih baik yaitu
perubahan tingkah laku, sikap dan perubahan aspek lain yang ada pada setiap
individu..
3. Dalil Menuntut Ilmu

  


   
   
  
  
  
    
Artinya : “1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3.
Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. yang mengajar (manusia)
dengan perantaran kalam. 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.” (Qs al-‘Alaq: 1-5).
Surah Al – Alaq diawali dengan kata iqra’ yang artinya “bacalah”.
Allah SWT memeritahkan hamba-Nya untuk membaca. Semua itu berkat

5
kekuasaan dan kehendak Allah SWT yang telah menciptakannya. Kalimat
“bacalah” pertama kali ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW meskipun
beliau tidak bisa membaca dan menulis kitab yang diturunkan oleh Allah
SWT lewat malaikat Jibril, akhirnya beliau dapat membaca. Membaca di sini
artinya mengamati, mempelajari, dan merenungkan alam yang merupakan
bukti kekuasaan Allah SWT. Kemampuan-kemampuan tersebut
menumbuhkan ilmu – ilmu seperti astronomi, geografi, biologi, dll.
Dalam surah Al – Alaq, kata iqra’ diulang dua kali. Maksudnya
membaca itu tidak cukup satu kali saja tetapi harus di ulang – ulang. Sebab
membaca tidak akan meresap dalam jiwa kecuali setelah di ulang – ulang dan
dibiasakan. Surah ini juga menunjukkan tentang betapa pentingnya membaca,
menulis, dan ilmu pengetahuan bagi manusia dalam kehidupan sehari – hari.

B. Pentingnya menuntut Ilmu dalam Islam


Ada tiga sebab mengapa kita wajib menuntut ilmu :
1. Dengan Ilmu, agama (Islam) akan tegak.
Islam akan tegak harus dengan ilmu. Bagaimana orang akan menjalankan
rukun-rukun islam bila tidak memiliki ilmu. Bagaimana mungkin orang
akan melakukan sholat dengan benar jika ia tidak memiliki ilmu tentang
sholat, sedangkan sholat merupakan amal yang akan di hisab pertama kali
pada hari kiamat. Bagaimana mungkin orang akan berperilaku sesuai
tuntunan Rosululloh SAW kalau tidak tau tentang tuntunan itu. Bagaimana
bisa orang akan bermuamalah dengan baik sedangkan dia tidak tahu cara
beradab, berakhlak dengan baik kepada orang lain. Semuanya itu akan
tegak bila di jalankan dengan ilmu.

2. Ilmu adalah penangkal penjajahan.


Pada zaman dahulu kaum muslimin tidak pernah di jajah. Ketika kaum
muslim berpegang teguh dengan sunah Rosululloh. Bangsa lain tidak
berani sembarangan dengan kaum muslimin. kaum Muslimin ketika itu,
berwibawa dihadapan bangsa-bangsa lain. Maka da’wah Islam semakin

6
menyebar ke berbagai penjuru dunia. Sampai ditulis dalam sejarah
peradaban manusia, bahwa Islam sempat menguasai dunia.

Zaman sekarang menjadi kebalikannya. Karena kaum Muslimin sudah


menjauhi dan melucuti dirinya dari tuntunan Alloh SWT dan Rosululloh
SAW. Padahal bila manusia beriman, berilmu, bertaqwa kepada Alloh
SWT, bergantung dan tawakal kepada Alloh SWT, membela dan
menolong agama Alloh SWT, maka Alloh SWT akan memberikan kepada
mereka kejayaan. Tetapi begitu mereka semakin jauh dari Alloh SWT,
semakin suka bermaksiat, semakin tergiur dan terpedaya oleh dunia,
semakin menjauhi Syari’at Alloh SWT, maka akan Alloh SWT datangkan
kepada mereka kehancuran, dan juga dihina oleh orang-orang non Islam.
Demikian itu Sunatullah. Maka kalau kita ingin jaya, kita harus ber-Ilmu

3. Ilmu adalah penangkal dari berbagai ajaran dan paham yang sesat.
Pada zaman sekarang banyak orang jahil ( tidak berilmu), apa yang masuk
datang kepada dirinya, ia tidak punya daya tangkal, imunisasinya lemah
sekali, sehingga dirinya rentan, mudah sekali virus apa saja masuk pada
dirinya. Karena tidak punya Penangkal yang kuat. Karena tidak punya
filter (penyaring) yang berupa Ilmu Al Qur’an dan As Sunnah, maka
semua yang datang kepada dirinya langsung diterima dan diserapnya.
Akhirnya ia bingung sendiri.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
kepemimpinan dan lembaga pendidikan Islam dapat di artikan bahwa
kepemimpinan lembaga pendidikn Islam dalah seseorang dalam proses
mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan menggerakkan
orang lain yang ada hubungannya dengan pelaksanaan dan pengembangan

7
pendidikan dan pengajaran, agar segenap kegiatan dapat berjalan efektif dan
efisien dalam pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran pada suatu wadah
atau tempat berlangsungnya proses pendidikan Islam.
Madrasah merupakan ism makan dari kata darasa yang berarti belajar.
Karenanya, istilah madrasah tidak hanya diartikan sekolah dalam arti sempit,
tetapi juga bisa dimaknai rumah, istana, kuttab, perpustakaan, surau, masjid, dan
lain-lain. Adapun madrasah dalam pengertian lain adalah madrasah adalah
lembaga pendidikan yang menjadikan mata pelajaran agama Islam sebagai mata
pelajaran dasar yang diberikan sekurang-kuranya 30 % disamping mata pelajaran
umum, meliputi Madrasah Ibtidaiyah setingkat dengan Sekolah Dasar, Madrasah
Tsanawiyah setingkat SMP dan Madrasah Aliyah setingkat SMA.
Adapun syarat-syarat menjadi pemimpin madrasah yang baik harus
memiliki:
a. Memiliki kecerdasan atau intelegensi yang cukup baik
b. Percaya diri sendiri dan bersifat membership
c. Cakap bergaul dan ramah tamah
d. Kreatif, penuh inisiatif dan memiliki hasrat/kemauan untuk maju dan
berkembang menjadi lebih baik
e. Organisatoris yang berpengaruh dan berwibawa
f. Memiliki keahlian atau keterampilan di dalam bidangnya.
g. Suka menolong, memberi petunjuk dan dapat menghukum secara
konsekuen dan bijaksana.
h. Memiliki keseimbangan /kestabilan emosional dan bersifat sabar
i. Memiliki semangat pengabdian dan kesetiaan yang tinggi
j. Berani mengambil keputusan dan bertanggungjawab
k. Jujur, rendah hati, sederhana dan dapat dipercaya Bijaksana dan berlaku
adil
l. Disiplin
m. Berpengetahuan dan berpandangan luas
n. Pemimpin itu juga harus memiliki karakter ini
o. Personality,

8
p. Purposes,
q. Knowledge
r. Profesional skill,
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
a. Kepribadian,
b. Karakteristik,
c. Kebutuhan tugas ;
d. Kepemimpinan Iklim dan kebijakan organisasi

B. Saran
Kepemimpinan merupakan paling Urgen dalam sebuah Lembaga
pendidikan Islam, dengan Kepemimpinan yang tepat maka Lembaga akan tumbuh
dan berkembang dalam sebuah kepemimpinan, dalam mencari pemimpin harus
memenuhi kereteria-keteria sehingga kepemimpinan dapat berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Hasan, Abu, Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kualitas


Pendidikan Di Man Pesanggaran Banyuwangi, Skripsi, UIN Malik Maulana
Ibrahim Malang, 2010

9
Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam: Pemberdayaan
Pengembangan Kurikulum, Hingga Redefinisi Islamisasi Pengetahuan,Bandung:
Yayasan Nuansa Cendekia, 2003
Mastuhu, Pemberdayaan Sistem Pendidikan Islam, Strategi Budaya Menuju
Budaya Akademik, Jakarta: Logos, 1999
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah , Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta: Kalam Mulia, 2011
Suprayogo, imam, Pendidikan Berparadigma Al-Qur’an, Malang: Aditya Media
Bekerjasama Dengan UIN Malang Press, 2004
Suprayogo, Imam, Reformulasi Visi Pendidikan Islam, Malang: Stain Press, 1999
Suwito, dan Fauzan, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, Jakarta: Prenada Media
Group, 2005
Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, Yogyakarta: Bigraf Publishing,
2001
Zazin, Nur, Kepemimpinan dan manajemen Konflik: strategis mengelola konfli
dalam inovasi organisasi dan pendidikan di Madrasah/Sekolah Yang Unggul,
Jogjakarta,Absolute Media, 2010)
http://pendis.kemenag.go.id/

10

Anda mungkin juga menyukai