ABSTRAK
Rumah Sakit tidak hanya membawa dampak positif, namun juga memiliki dampak negatif berupa
pencemaran dari limbah yang dihasilkan. Semakin banyak rumah sakit atau fasilitas pelayanan
kesehatan di masyarakat, maka berdampak pula pada banyaknya limbah yang dihasilkan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis kandungan amoniak dan bakteri coliform total pada
limbah cair RSUD Kota Bitung pada tahun 2016. Jenis penelitian adalah survei dan analisis
laboratorium. Populasi dalam penelitian ini adalah limbah cair pada Inlet dan Outlet di IPAL
RSUD Kota Bitung. Sampel air limbah diambil pada Inlet dan Outlet. Teknik pengambilan sampel
menggunakan metode composite time. Hasil penelitian, kandungan Amoniak dan Bakteri Coliform
Total pada limbah cair RSUD Kota Bitung di Inlet pada jam 09.00 memiliki nilai rata-rata 10
mg/l dan 156.666 MPN/100 ml, sedangkan Inlet pada jam 19.00 memiliki nilai rata-rata 16 mg/l
dan 160.000 MPN/100 ml. Di Outlet pada jam 09.00 memiliki nilai rata-rata 4,6 mg/l dan 160.000
MPN/100 ml, sedangkan Outlet pada jam 19.00 memiliki nilai rata-rata 10 mg/l dan 137.333
MPN/100 ml. Kesimpulan, kandungan amoniak pada limbah cair RSUD Kota Bitung telah
memenuhi standar baku mutu, sedangkan bakteri Coliform Total belum memenuhi standar baku
mutu. Perlu adanya perbaikan peralatan IPAL yang rusak untuk meningkatkan efisiensi
penghilangan zat organik dan mikroorganisme pathogen.
Kata Kunci : Rumah Sakit, Limbah Cair, Amoniak, Bakteri Coliform Total
ABSTRACT
The hospital not only has a positive impact, but also has a negative impact in the form of pollution
of waste generated. The increasing of hospitals or health care facilities in the community could
have an impact on the amount of waste produced. This study aimed to analyze the content of
ammonia and total coliform bacteria in the liquid waste of the Regional General Hospital of
Bitung City in 2016. This research was a survey and laboratory analysis. The population in this
study was the liquid waste at Inlet and Outlet of WWTP of Regional General Hospital of Bitung
City. Wastewater samples have been taken at Inlet and Outlet. The sampling technique was using
composite time method. The results from this research, that the content of ammonia and total
coliform bacteria in wastewater of General Hospital of Bitung City in Inlet at 09:00 has an
average value of 10 mg / l and 156 666 MPN / 100 ml, whereas Inlet at 19.00 has the average
value of 16 mg / l and 160,000 MPN / 10 ml. In the Outlet at 09.00 has an average value of 4.6 mg
/ l and 160,000 MPN / 100 ml, while the Outlet at 19.00 has an average value of 10 mg / l and 137
333 MPN / 100 ml. In conclusion, the ammonia content in the liquid waste of General Hospital of
Bitung City has compiles with the quality standards, while the Total Coliform bacteria have not
compiles with the quality standards. There needs to repair the equipment damaged WWTP to
improve the efficiency of removal of organic substances and pathogenic microorganisms.
09.00 19.00
hari ketiga 160.000 MPN/100 ml,
Hari Baku dengan nilai rata-rata 3 hari pemeriksaan
Inlet Outlet Inlet Outlet
Mutu
(MPN) (MPN) (MPN) (MPN)
(MPN) di outlet yaitu 137.333 MPN/100 ml .
1 160.000 160.000 160.000 160.000 5000
2 150.000 160.000 160.000 92.000 5000 Jumlah kadar rata-rata bakteri Coliform
3 160.000 160.000 160.000 160.000 5000
Rata 156.666 160.000 160.000 137.333
Total untuk outlet baik pengambilan
rata
pada jam 09.00 maupun 19.00 belum
Sumber : Hasil Uji Laboratorium BTKL-PP
Kelas 1 Kota Manado tahun 2016 memenuhi syarat standar baku mutu
Berdasarkan data pada tabel 2, dapat Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
dilihat bahwa kandungan bakteri Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2014
coliform total pada inlet jam 09.00 tentang Baku Mutu Air Limbah (5000
kedua 150.000 MPN/100 ml, dan hari dapat diketahui bahwa bak khlorinasi
nilai rata rata selama 3 hari pemeriksaan senyawa disinfektan dengan limbah cair
outlet pada jam 09.00 selama 3 hari pathogen di dalam limbah cair tidak
berfungsi sebagaimana mestinya. khususnya parameter bakteri coliform
Pembubuhan senyawa disinfektan dapat total di RSUD Kota Bitung.
dilakukan dengan menggunakan pompa Hasil penelitian ini sejalan
dosing atau secara manual dengan dengan penelitian sebelumnya yang
pembubuhan secara gravitasi (Anonim, dilakukan oleh Kerubun (2014) di
2011). Pompa dosing pada IPAL di RSUD Tulehu. Kadar bakteri coliform
RSUD Kota Bitung mengalami total pada limbah cair sesudah
kerusakan, sehingga pembubuhan pengolahan memiliki nilai rata-rata
dilakukan secara manual secara 507.601 MPN/100 ml. Nilai ini
gravitasi. Berdasarkan pada hasil yang menunjukkan bahwa kadar bakteri
didapat pada pengambilan jam 09.00 coliform total pada limbah cair RSUD
maupun 19.00, ternyata kadar bakteri Tulehu tidak memenuhi syarat baku
coliform total pada inlet dan outlet pada mutu menurut KEP-
beberapa hari pengambilan tidak 58/MENLH/12/1995, yaitu 10.000
mengalami perubahan yang berarti MPN/100 ml.
bahkan mengalami kenaikan, Parameter MPN Coliform
dikarenakan tidak adanya pengolahan merupakan salah satu parameter yang
khususnya pemberian desinfektan pada paling penting digunakan sebagai
bak khlorinasi indikator adanya pencemaran bakteri
Faktor yang menyebabkan tidak pathogen dalam air. Letak RSUD Kota
efektifnya penurunan bakteri coliform Bitung yang berdekatan dengan
total pada limbah cair di RSUD Kota pemukiman warga beresiko tinggi untuk
Bitung selain karena tidak berfungsinya memberikan dampak negatif. Limbah
bak khlorinasi adalah kurangnya cair yang mengandung bakteri pathogen
pengetahuan dari petugas pengelola apabila langsung dibuang ke badan air
IPAL tentang ketentuan cara dan dosis dapat menyebabkan pencemaran
pembubuhan senyawa disinfektan dalam terhadap badan air tersebut, terlebih jika
hal ini khlorin yang berfungsi untuk badan air tersebut dipergunakan oleh
membunuh mikroorganisme pathogen. warga untuk keperluan sehari hari.
Petugas pengelola IPAL membubuhkan
khlorin tidak konsisten tiap harinya. KESIMPULAN
Sumber Daya Manusia (SDM) yang 1. Kandungan Amoniak pada limbah
belum sesuai menjadi kendala dalam cair RSUD Kota Bitung pada jam
keefektifan pengolahan limbah cair 09.00 didapatkan inlet dengan nilai
rata-rata 10 mg/l dan outlet 4,6 mg/l.
Pada jam 19.00, didapatkan inlet dosing pada bak khlorinasi. Hal ini
dengan nilai rata-rata 16 mg/l dan agar dapat meningkatkan efisiensi
outlet 10 mg/l penghilangan zat organik dan
2. Kandungan Bakteri Coliform Total mikroorganisme pathogen sebelum
pada limbah cair RSUD Kota Bitung limbah cair dibuang ke lingkungan .
pada jam 09.00, didapatkan inlet 2. Penambahan jumlah pegawai yang
dengan nilai rata-rata 156.666 sesuai, khususnya yang berkompeten
MPN/100 ml dan outlet 160.000 di bidang lingkungan yang bertugas
MPN/100 ml. Pada jam 19.00, dalam pengelolaan IPAL untuk
didapatkan inlet dengan nilai rata- meningkatakan efektifitas
rata 160.000 MPN/100 ml dan outlet pengolahan limbah cair di RSUD
137.333 MPN/100 ml. Kota Bitung.
3. Kandungan Amoniak pada limbah 3. Pemberian pelatihan kepada petugas
cair di outlet RSUD Kota Bitung pengelola IPAL tentang ketentuan
yang masuk ke lingkungan cara dan dosis pembubuhan senyawa
memenuhi syarat sesuai dengan disinfektan agar IPAL di RSUD Kota
standar baku mutu Peraturan Menteri Bitung efektif dalam menurunkan
Lingkungan Hidup Republik jumlah bakteri coliform total.
Indonesia Nomor 5 tahun 2014 4. Pemeriksaan kualitas limbah cair
tentang Baku Mutu Limbah cair. secara berkala untuk mengetahui
Kandungan bakteri coliform total penurunan kualitas air hasil olahan
pada limbah cair di outlet RSUD IPAL untuk dijadikan laporan untuk
Kota Bitung yang masuk ke evaluasi rumah sakit dan harus
lingkungan belum memenuhi syarat mengacu pada Peraturan Menteri
sesuai dengan standar baku mutu Lingkungan Hidup Republik
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
Republik Indonesia Nomor 5 tahun tentang Baku Mutu Limbah cair.
2014 tentang Baku Mutu Limbah
cair. DAFTAR PUSTAKA
Achmad, R. 2004. Kimia Lingkungan .
SARAN Jakarta : Penerbit Andi
1. Perlu adanya perbaikan peralatan Agency for Toxic Substances and
IPAL yang rusak, seperti reaktor Disease Registry (ATSDR).
biofilter anaerob, reaktor biofilter 2004. Toxicological profile for
aerob, blower udara, dan pompa Ammonia. Atlanta, GA: U.S.
Department of Health and Anonim. 2014. Peraturan Menteri
Human Services, Public Health Lingkungan Hidup Republik
Service. Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
Amethys F, R. 2015. Analisis tentang Baku Mutu Air Limbah
Pengolahan Limbah Cair Anonim. 2016. Profil Rumah Sakit
Rumah Sakit dengan Umum Daerah (RSUD) Bitung.
Menggunakan Sistem Biofilter Bitung: RSUD Bitung
Anaerob-Aerob dan Analisis Kerubun, A. 2014. Kualitas Limbah
Potensi Rancangan Lembar Cair Di Rumah Sakit Umum
Kerja Siswa pada Mata Daerah Talehu. Jurnal MKMI,
Pelajaran Biologi di SMK Vol. 10, No. 3, September 2014,
Farmasi Ikasari Pekanbaru. hal.180-185
Jurnal. Program Studi Kolibu, F, Tewal, F. 2011. Kualitas
Pendidikan Biologi. Fakultas Limbah Cair Rumah Sakit
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. GMIM Bethesda Tomohon.
Universitas Riau. Riau Jurnal KESMAS, Vol. 1, No. 2,
Anonim. 2008. Air dan air limbah- Juli 2012, hal.6-10.
Bagian 59 : Metoda Pruss, A. 2002. Pengelolaan Aman
pengambilan contoh air limbah. Limbah Layanan Kesehatan.
Badan Standardisasi Nasional Jakarta : Buku Kedokteran
Anonim A. 2009. UU No. 36 Tahun EGC.
2009 tentang Kesehatan. Sumantri, A. 2015. Kesehatan
Anonim B. 2009. Kemenkes Lingkungan. Jakarta : Kencana
659/MENKES/PER/VIII/2009 Prenada Media Group
tentang Standar dan Kriteria Sutresna. 2008. Kimia Buku Pelajaran
Rumah Sakit Indonesia kelas untuk Kelas XII Sekolah
Dunia . Menengah Atas. Jakarta:
Anonim. 2011. Pedoman Teknis Grafindo Media Pratama.
Instalasi Pengolahan Air
Limbah Dengan Sistem Biofilter
Anaerob Aerob Pada Fasilitas
Pelayanan Kesehatan. Jakarta :
Kementrian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Bina Upaya
Kesehatan .