Anda di halaman 1dari 14

TUGAS TEKNOPRENEURSHIP A

WARALABA DAN PEMASARAN LANGSUNG

Disusun Oleh :

NAMA : HARUN HL
NIM : D211 16 012
MATKUL : TEKNOPREANURSHIP A

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVESITAS HASANUDDIN

GOWA

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
limpahan rahmat-Nya jualah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Waralaba dan Pemasaran Langsung”
Dalam penulisan makalah ini kami tak lupa mengucapkan terima kasih
yang setinggi-tingginya kepada teman-teman yang telah ikut berpartisipasi dalam
menyelesaikan makalah ini sehingga dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai
waralaba dan strategi pemasaran langsung. Kami sadar sepenuhnya bahwa dalam
penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana pepatah “tak
ada gading yang tak retak”. Oleh karenanya, kami membuka tangan selebar-
lebarnya guna menerima saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami mengharapkan agar makalah ini
dapat berguna bagi peningkatan mutu pendidikan khususnya bagi kami selaku
penulis.

Gowa, 17 Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..............................................................................................


KATA PENGANTAR ...............................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................
1.3 Tujuan ........................................................................................................
1.4 Manfaat .......................................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Waralaba ......................................................................................
2.2 Keuntungan dari Waralaba .........................................................................
2.3 Resiko berbisnis Waralaba .........................................................................
2.4 Solusi mengatasi Resiko .............................................................................
2.5 Jenis-jenis Waralaba ...................................................................................
2.5 Pengertian Pemasaran Langsung ................................................................
2.6 Bentuk-Bentuk Pemasaran Langsung .........................................................
2.7 Resiko Pemasaran Langsung ......................................................................
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................................
3.2 Saran ...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari – hari manusia sebagai makhluk sosial tidak
pernah lepas akan kegiatan ekonomi. Apalagi pada saat era globalisasi saat ini,
jika seorang wirausahawan ingin bersaing dengan dunia luar sekalipun kita
harus pandai menggunakan strategi pemasaran yang baik dan juga
perencanaan yang baik pula. Agar nantinya kita dapat bersaing dengan yang
lainnya dan juga untuk mendapatkan keuntungan yang besar pula.
Dengan demikian seorang wirausahawan dalam pengembangan bisnis
pada umumnya adalah sebagai pemilik ide usaha ( proses kreatif ) dan
menerjemahkan ide – ide usaha tersebut menjadi suatu kenyataan ( proses
inovasi ) dan sekaligus menunjang perkembangan ekonomi suatu negara.
Banyak cara untuk menjadi wirausahawan, antara lain mendirikan bisnis
sendiri atau membeli sistem bisnis yang sudah jadi. Sistem membeli sistem
bisnis yang sudah ada inilah yang disebut dengan waralaba/ franchise. Setiap
sistem bisnis memiliki kekuatan dan kelemahan, namun jika dilakukan dengan
benar apapun sistemnya akan menghasilkan kemakmuran serta kesuksesan.
Membeli sistem bisnis yang sudah jadi mempunyai kelebihan bahwa
sistem bisnis sudah tercipta dan siap pakai, si pembeli bisnis tinggal
menjalankan saja di dalam sistem yang sudah ada itu. Demikian pula pasar
sudah ada, sehingga pemilik bisnis baru ini tidak akan kesulitan dalam
memasarkan produknya. Kelemahannya adalah pemilik modal tidak akan
bebas dalam menentukan usahanya, karenasemuanya tergantung kepada pihak
yang dibeli bisnisnya. Waralaba adalah suatu pengaturan bisnis dimana sebuah
perusahaan ( franchisor ) memberi hak pada pihak independen ( franchisee )
untuk menjual produk atau jasa perusahaan tersebut dengan peraturan yang
ditetapkan oleh franchisor.
Dalam memulai bisnis, seperti kita ketahui, perlu ada perencanaan yang
matang. Sebelum mulai menyusun rencana bisnis, kita perlu mengetahui
informasi-informasi yang berhubungan. Hal ini penting, karena dalam

1
menjalankan bisnis, kita harus punya panduan. Apalagi jika kedepannya kita
akan berhubungan dengan banyak pihak lain, misalnya investor atau pihak
bank. Semua hal yang kita lakukan dan presentasikan di depan para investor
haruslah mengacu pada panduan tersebut. Rencana bisnis inilah kunci
keberhasilan komunikasi kita dengan investor. Sebagai alat komunikasi,
rencana bisnis menentukan apakah usaha kita layak atau tidak layak
didukung.
Jadi sistem pemasaran yang akan kita pilih sangat berkaitan dengan
perncanaan bisnis yang akan kita buat juga intinya antara keduanya saling
berkaitan. Dan semua itu faktor penting yang menentukan berhasil atau
tidaknya usaha seorang wirausahawan.
Dari hal-hal tersebut, dapat kita pahami tidaklah mudah untuk
memberikan persepsi konsumen terhadap bisnis waralaba yang kita
kembangkan. Harus ada usaha khusus dari para bisnis waralaba dalam
meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap bisnisnya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu:
1. Apa definisi dari waralaba ?
2. Apa Keuntungan Waralaba ?
3. Apa Resiko Yang Dihadapi Ketika Berbisnis Waralaba?
4. Berapa Macam-Macam dari waralaba ?
5. Apa pengertian dan pemasaran langsung?
6. Apa macam-macam konsep pemasaran langsung?
7. Apa resiko dari pemasaran langsung?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dibuatnya makalah ini diuraikan sebagai berikut ;
1. Untuk mengetahui definisi dari waralaba
2. Untuk mengetahui jenis-jenis waralaba
3. Untuk mengethaui resiko dan keuntungan dari waralaba
4. Untuk mengetahui pengertian dan pemasaran langsung

2
5. Untuk menethaui macam-macam konsep pemasaran langsung
6. Untuk mengathui resiko pemasaran langsung

1.4 Manfaat
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang waralaba dan mengetahui
konsep pemasaran
2. Sebagai dasar pengetahuan kepada mahasiswa tentang keuntungan dari
waralaba dan pemasaran langsung

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Waralaba


Kata Franchise berasal dari bahasa Perancis yaitu affranchir yang berarti
to free yang artinya membebaskan. Dengan istilah franchise di dalamnya
terkandung makna, bahwa seseorang memberikan kebebasan dari ikatan yang
menghalangi kepada orang untuk menggunakan atau membuat atau menjual
sesuatu.
Adapun pengertian waralaba dari beberapa tokoh ialah sebagai berikut:
a. David J. Kaufmann memberi definisi franchising sebagai sebuah system
pemasaran dan distribusi yang dijalankan oleh institusi bisnis kecil (franchisee)
yang digaransi dengan membayar sejumlah fee, hak terhadap akses pasar oleh
franchisor dengan standar operasi yang mapan dibawah asistensi franchisor.

b. Reitzel, Lyden, Roberts & Severance, franchise didefinisikan sebagai sebuah


kontak atas barang yang dimiliki oleh seseorang (franchisor) seperti merek yang
diberikan kepada orang lain (franchisee) untuk menggunakan barang (merek)
tersebut pada usahanya sesuai dengan teritori yang disepakati.

c. Munir Fuady mengakatan bahwa Franchise atau yang sering disebut Waralaba
adalah suatu cara melakukan kerjasama di bidang bisnis antara 2 (dua) atau lebih
perusahaan, dimana salah satu pihak akan bertindak sebagai Franchisor dan yang
lain sebagai Franchisee. Dimana di dalamnya diatur bahwa pihak-pihak
franchisor sebagai pemilik suatu merek Know-How terkenal, memberikan hak
kepada franchisee untuk melakukan kegiatan bisnis dari/ atau atas suatu produk
barang atau jasa, berdasar dan sesuai rencana komersil yang telah dipersiapkan,
diuji keberhasilannya dan diperbaharui dari waktu ke waktu, baik atas dasar
Berdasarkan dari uraian dan beberapa pendapat ahli tersebut, maka
menurut penulis yang dimaksud dengan waralaba adalah bentuk kerjasama bisnis
atau usaha dengan memakai prinsip kemitraan, pada dasarnya adalah melakukan
sebuah perjanjian mengenai metode pendistribusian barang dan jasa kepada
konsumen .

4
2.2 Keuntungan dari Waralaba
Keuntungan utama dari waralaba ialah wiraswastawan tidak perlu pusing
dengan hal-hal yang berkaitan dengan memulai usaha baru. Pemberi franchise
(Franchisor) akan memberikan rencana bisnis dengan arah yang jelas.
Penerima franchise diberikan nasihat atau sebuah lokasi usaha yang telah
ditetapkan. Dalam franchise eceran, seperti Mc Donald, analisis lokasi dilakukan
untuk menjamin bahwa bisnis akan mencapai tujuan yang ditetapkan. Penilaian
keadaan lalu lintas, demografi, pertumbuhan bisnis di suatu daerah, persaingan,
dan lain-lain merupakan bagian integral dari keputusan di mana akan
menempatkan usaha. Sering franchise melibatkan nama yang telah mapan yang
akan memberikan pengakuan langsung dari penerima franchise di pasar. Hal ini
tidak menjamin keberhasilan, tetapi memberi dorongan untuk memulai usaha
dengan citra positif.
Keuntungan lainnya ialah, pemberi usaha (Franchisor) dapat memperluas
usahanya dengan cepat dan praktis tanpa meminjam atau menanggung resiko
financial.
Masing-masing penerima franchise individu tidak akan mampu memasang
iklan secara luas. Akan tetapi, dengan pengabungan (pooling) di mana kontribusi
diberikan oleh tiap-tiap penerima hak berdasarkan volume penjualan, organisasi
keseluruhan bisa mengadakan periklanan besar-besaran untuk memperkuat nama
franchise. Penerima franchise individu kemudian bisa melakukan promosi di daerah
mereka sesuai persetujuan yang ada.

2.3 Jenis Jenis Waralaba


Pada umumnya, waralaba dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai
berikut:
a. Distributorships (Product Franchise)
Dalam waralaba ini, franchisor memberikan lisensi kepada franchisee
untuk menjual barang-barang hasil produksinya. Pemberian lisensi ini bersifat
ekslusif ataupun nonekslusif. Seringkali terjadi franchisee diberi hak ekslusif
untuk memasarkan di suatu wilayah tertentu.

5
b. Chain Style Business
Jenis waralaba inilah yang paling dikenali masyarakat. Dalam jenis ini,
franchisee mengoperasikan suatu kegiatan bisnis dengan memakai nama
franchisor. Sebagai imbalan dari penggunaan nama franchisor, maka franchisee
harus mengikuti metode-metode standar pengoperasian dan berada di bawah
pengawasan franchisor dalam hal bahan-bahan yang digunakan, pilihan tempat
usaha, desain tempat usaha, jam penjualan, persyaratan para karyawan dan lain-
lain.
c. Manifacturing atau Processing Plants
Dalam waralaba jenis ini, franchisor memberitahukan bahan-bahan serta tata
cara pembuatan suatu produk, termasuk di dalamnya formula-formula rahasianya.
Franchisee memproduksi, kemudian memasarkan barang-barang itu sesuai standar
yang telah ditetapkan franchisor.

2.4 Resiko Waralaba


Usaha franchising melibatkan banyak risiko yang harus diketahui oleh para
wiraswastawan sebelum memulai melaksanakan usaha waralaba. Tentunya kita
mendengar banyak pemakai franchise yang membuka usaha waralaba sukses
namun hal itu tidak menjamin semuanya mengalami hal yang sama.
Usaha ini membutuhkan kerja keras karena keputusan usaha seperti
penarikan tenaga kerja, penjadwalan dan sebagainya menjadi tanggung jawab
pemakai franchise. Berikut adalah beberapa cara untuk meminimalisasi resiko
kegagalan tersebut
 Melakukan evaluasi diri. Wiraswastawan harus mengevaluasi diri apakah
cocok untuk memasuki usaha franchising.
 Meneliti Franchise. Wiraswastawan yang akan melakukan franchising harus
meneliti dan memilih franchising dibidang manakah yang cocok dan sanggup
untuk dia jalani.

6
2.5 Pengertian Pemasaran Langsung
Adapun beberapa definisi dari pemasaran langsung (Direct Marketing)
menurut beberapa ahli ialah sebagai berikut:
a. Blech, dikutip oleh Kennedy memberikan definisi tentang pemasaran langsung,
yaitu “Direct marketing is a system of marketing by which
organization communicate directly with the target consumer to generate a
response or transaction.”

b.Sedangkan menurut Saladin pemasaran langsung adalah system pemasaran


yang melalui sebuah media iklan atau lebih guna mendapatkan respons dan
atau transaksi yang bisa diukur di suatu lokasi.

Sedangkan Pemasaran langsung (direct marketing) menurut Principles of


Marketing (Kotler – Gary Armstrong. 1996: 53) adalah pemasaran yang
menggunakan berbagai media iklan untuk berinteraksi langsung dengan
konsumen, biasanya menelepon konsumen untuk mendapat respons langsung.
Pemasaran langsung menurut Direct Marketing menurut Principle of
Advertising & IMC (Duncan 2002 : 573 ) adalah Ketika Perusahaan ingin
menjalin komunikasi langsung dengan pelanggan, mereka mengguanakan strategi
komunikasi langsung dimana lebih bisa berinteraksi, database yang memicu
proses komunikasi pemasaran menggunakan media untuk mendorong respon
pelanggan.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran
langsung ialah bentuk dari pemasaran yang menggunakan media iklan atau
promosi untuk mendapatkan respon atau transaksi yang dapat diukur.
Peran dari pemasaran langsung atau direct marketing adalah dapat
terbangunnya hubungan antara konsumen dan penjual atau produsen. Direct
marketing adalah sebuah strategi yang digunakan untuk membentuk dan
meneruskan personal dan penengah dialog dengan konsumen.

7
2.6 Bentuk-Bentuk Pemasaran Langsung
Bentuk-bentuk pemasaran langsung yaitu:
a. Penjualan Tatap Muka.
Yaitu penjualan dengan langsung bertemu dengan calon pembeli. Ini bisa
dilakukan untuk individu tunggal atau kelompok. Ada sejumlah produk dan jasa
yang dikenal sangat intensif dalam menggunakan pendekatan ini, di antaranya
adalah: penjualan oleh agen asuransi, saham dan sejumlah produk yang di kenal
dipasarkan secara MLM. Selain itu banyak juga produk lain yang dipasrakan
dalam format tatap langsung dengan mengelar demo penggunaan, misalnya
seperti produk kompor atau produk-produk home appliance lainnya.
b. Pemasaran Direct Mail.
Direct marketing juga bisa dilakukan melalui email, dan karenanya sering
disebut direct mail, yaitu berupa pengiriman penawaran kepada individu-individu
baik melalui surat konvensional maupun elektronik. Untuk pengiriman surat
konvensioanal, pemilik brand atau pemasar seringkali bekerjasama dengan kantor
pos, DHL atau TIKI-JNE. Bisa juga dilakukan melalui Fax atau varian-varian
teknologi baru seperti voice mail.
c. Telemarketing.
Yang berikutnya dan cukup nge-trend adalah telemarketing di mana ini
menjadi saluran favorite pemasaran langsung untuk menawarkan barang atau jasa
pada target pelanggan, baik itu yang murni digawangi oleh pemasar maupun yang
sudah diotomatisasi.
d. Pemasaran Melalui Katalog.
Pemasaran melalui catalog sangat sering kita jumpai sehari-hari. Mulai dari
produk kosmetik hingga peralatan dapur. Produsen atau penjual menawarkan dan
memaparkan barang nya melalui catalog yang biasanya terbit sekali sebulan.

e. Saluran Online.
Ada lagi saluran pemasaran online di mana para pemasar menjalankan
kegiatan pemasaran langsungnya secara online, baik itu dalam format etalasi,
iklan yang didesain untuk penawaran langsung, maupun penetrasi di group-group
atau social media. Ke depan, situasinya mungkin lebih berkembang lagi.

8
2.7 Resiko dari Pemasaran Langsung
Direct marketing merupakan system pemasaran yang bersifat sangat
interaktif dan terukur. Tujuan dari komunikasi dari pemasaran langsung yaitu
unutk memperoleh tanggapan atau respon dari konsumen yang bersangkutan. Dari
respon yang didapat, pemasar bisa mengukur potensi pembelian yang diharapkan
dan melakukan treatment sebagaimana situasi dan kondusi yang berkembang.
Pada ujungnya akan terjadi transaksi pembelian.
Teknik pemasaran ini dalam perkembangannya menarik minat banyak
produsen dan pemasar untuk menekuninya. Alasannya sangat logis. Faktor-faktor
seperti kesibukan, macetnya jalanan dan termasuk panjangnya antrian di pusat-
pusat perbelanjaan pada momen-momen tertentu menjadi pintu masuk yang
terbuka untuk menawarkan solusi pada mereka. Penjualan langsung yang tidak
merepotkan. Dari hal-hal itu, sudah ada beberapa keuntungan yang bisa
didapatkan para pelanggan, di antaranya adalah hemat waktu dan hemat biaya.
Bagi pemasar, adalah untuk selektif dan mengasah intuisi mereka yang
dalam hal lain tentunya didukung observasi dan data-data dalam memilih calon
pembeli. Obyektifnya adalah untuk mendapatkan pelanggan baru yang kemudian
terus awet menjalin relasi jangka panjang.
Bagi direktur dan manajer pemasaran ini adalah tanggung jawab tersendiri untuk
membekali pemasar-pemasar dengan kemampuan pemasaran yang diperlukan. Ini
penting karena salah satu constraint terbesar dalam pemasaran langsung adalah
merasa terganggunya orang atas penjualan yang agresif, yang menggangu privacy
orang, atau yang tidak melakukan penawaran pada tempat atau situasi yang tidak
semestinya.
Resiko lain yang bisa berdampak lebih buruk pada brand adalah jika sampai
terjadi penipuan yang dilakukan oleh pemasar langsung. Salah satu catatan
negative dalam konteks ini adalah terjadinya eksploitasi oleh pemasar pada
pembeli implusif yang kurang mengerti nature dari produk yang ditawarkan.
Maka dari itu, sangatlah penting untuk membekali para ujung tombak pemasaran
langsung ini dengan skill-skill yang memadai, integritas dan tentunya juga
harapan akan kesejahteraan yang sesuai dengan jerih payah dan performa mereka.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau
badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka
memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat
dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian
waralaba.
2. Jenis Jenis Waralaba terbagi atas tiga jenis yaitu, Distributorships,
Chainstyle Bussiness, Manufacturing/Proccessing Plants
3. Keuntungan yang dapat diterima dalam waralaba (franchising) yaitu: Bagi
para wiraswatawan yang ingin memulai usaha baru akan mendapatkan
rencana operasi bisnis dengan arah yang jelas dan pemberi franchise,
Peneriama franchise diberikan nasihat atau sebuah lokasi usaha yang telah
ditetapkan.
4. Resiko mengikuti bisnis waralaba yaitu segala sesuatunya mulai dari SDM
dan Manajemen harus dipertanggungjawabkan sendiri begitupun
pengeluaran dan penyediaan barang dari franchise
5. Pemasaran Langsung ialah bentuk dari pemasaran yang menggunakan
media iklan atau promosi untuk mendapatkan respon atau transaksi yang
dapat diukur.
6. Bentuk-Bentuk Pemasaran Langsung yaitu adalah tatap muka, iklan,
telemarketing, mail marketing, katalog, saluran online.
7. Resiko Pemasaran Langsung yaitu Membuat kita berpikir lebih keras,
Kemampuan pemasaran kita harus mumpuni dan juga terjadinya
eksploitasi produk
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharpakan pembaca dapat memahami segala
isi sekaligus menjadi bahan refrensi untuk penulisan selanjutnya, kami menyadari
bahwa penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan karena refrensi
yang masih minim tetapi diharapkan bisa menjadi acuan dalam pengembangan
penulisan selanjutnya, kritik dan saran diharpakan untuk perbaikan makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Khairandy, Ridwan, 2000. Perjanjian Franchise Sebagai Sarana Alih Teknologi.


Pusat studi hukum UII Yogyakarta bekerjasama dengan Yayasan Klinik Haki.
Jakarta

Fuady, Munir, 2005, Pengantar Hukum Bisnis. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung
Setiawan, Dede, 2007. Franchise Guide Series – Ritel. Dian Rakyat.

Arifiah, Nurin Dewi, 2008. Pelaksanaan Perjanjian Bisnis Waralaba Serta


Perlindungan Hukumnya bagi Para Pihak (Studi di Apotek K-24 di Semarang).
Universitas Dipenegor. Semarang

Azhar, Tengku Keizerina Devi, 2005. Perlindungan Hukum dalam Franchise.


Moerdiyanto, 2009. Diktat Kuliah Menejemen Pemasaran. Universitas Negeri
Yogyakarta. Yogyakarta

Madelson, M, 1997. Franchising: Petunjuk Praktis Bagi Franchisor dan


Franchisee. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta

Ariwibowo, Adityo. Sekilah Tentang Franchise (Waralaba)


https://adityoariwibowo.wordpress.com/2013/02/05/551/ Nugraha, Hendra.

Pemasaran Langsung (Direct Marketing)


http://zndrapromotion.blogspot.co.id/2011/06/pemasaran-langsung-direct-
marketing.html

Kusuma, Dwi Hendar. Direct Marketing


https://www.academia.edu/7579667/Direct_Marketing diakses pada Senin, 04
April 2016 pukul 20:15 WIB

11

Anda mungkin juga menyukai