Anda di halaman 1dari 53

Dr.

Johanes, SpEm
 Prosedur pemilihan dan pemilahan pasien
berdasarkan kegawat daruratan klinis.
 Mengelompokkan pasien pasien dalam
kategori – kategori prioritas pertolongan.
 Sistem pengelompokkan ini bertujuan
memastikan tidak ada delay penanganan life
saving pada pasien kritis, identifikasi dan
prevensi pasien potensial life threatening
problems, dan manajemen lalu lintas dan
distribusi pasien.
 Tidak hanya digunakan pada situasi perang,
bencana, atau chaos dimana terdapat
keterbatasan sumber daya kesehatan.
 Triage  diterapkan pada situasi aman,
terkendali, dan tertata dimana sumber daya
kesehatan mencukupi atau sebanding dengan
jumlah pasien.
◦ Triage bencana (Disaster Triage)  START
◦ Triage RS (Hospital Triage)  PACS, ATS, ESI
 START  Pertolongan fokus pada korban – korban
yang paling mungkin diselamatkan.
 Korban – korban henti napas henti jantung
dikelompokkan dalam kategori “expected”  Label
hitam.
 Korban – korban yang mampu berjalan (walking
wounded) Label hijau (tanpa melihat jenis luka dan
kondisi yang diderita).
 Label merah & label kuning.
 Henti napas henti jantung merupakan kegawatan
tertinggi dan wajib diberikan resusitasi, situasi
bencana tidak memungkinkan RJP  Keterbatasan
fasilitas dan ketidakseimbangan penolong & korban
membatasi resusitasi henti jantung.
Klasifikasi berdasarkan 3 item :
 Laju pernapasan (Respiratory Rate)
 Perfusi.
 Evaluasi status mental.
 Tantangan yang dihadapi triage IGD  distribusi
& manajemen lalu lintas pasien overload
(berlebih).
 Pasien overload  mengganggu pelayanan IGD.
 menghabiskan sumber daya IGD  pelayanan
IGD tidak lagi efficient dan effective.
 U/ Mencegah & mengantisipasi  sistem triage
IGD.
 Jenis triage di RS yang umum dipakai :
◦ PACS
◦ ESI
◦ ATS
 Patient Acuity Category Scale  pertama kali
diperkenalkan di Singapura oleh SGH.
 Terdiri dari 4 skala prioritas.
◦ PAC 1  Pasien mengalami kolaps kardiovaskular
/dalam kondisi yang mengancam nyawa  tidak boleh
delay, mis : major trauma, STEMI, cardiac arrest, gagal
nafas, ALO.
◦ PAC 2  pasien sakit berat, tidur di brankar/bed, dan
distress berat tetapi keadaan hemodinamik stabil pada
pemeriksaan awal  stroke, closed fracture tulang
panjang, asthma attack.
◦ PAC 3  Pasien sakit akut, moderate, mampu berjalan,
tidak beresiko kolaps  Vulnus, demam, cedera ringan –
sedang
◦ PAC 4  Pasien non emergency. Dapat dirawat di poli 
acne, dyslipidemia.
 Diperkenalkan Amerika Serikat dan Kanada
oleh perhimpunan perawat emergensi &
dokter spesialis emergensi. ESI diadopsi
secara luas di Eropa, Australia, Asia, dan
Indonesia.
 Memiliki 5 skala prioritas.
 Prioritas 1 – prioritas 5.
 Prioritas 1 (label biru)  Impending life/limb
threatening problem  Membutuhkan immediate life
– saving intervention (cito tindakan). Parameter
prioritas 1  Semua gangguan signifikan pada ABCD.
Misal : Cardiac arrest, status epileptic, hypoglycemic
coma, dan lain – lain.
 Prioritas 2 (label merah)  Potential life, limb, or
organ threatening problem Pertolongan pada
pasien urgent tidak dapat ditunda (should not wait).
Parameter prioritas 2 adalah pasien – pasien
hemodinamik atau ABCD stabil dengan kesadaran
turun tapi tidak koma (GCS 8 – 13), distress berat,
dan high risk. Contoh : asthma attack, akut abdomen,
electric injury.
 Prioritas 3 (label jingga)  Pasien – pasien yang
membutuhkan in – depth evaluation,
pemeriksaan klinis menyeluruh.
◦ Memerlukan “dua atau lebih” resources (sumber daya)
fasilitas perawatan IGD.
◦ Logikanya  Makin banyak sumber daya/ resources yg
dibutuhkan makin berat kegawatdaruratan  prioritas 3
– 5 berkaitan dengan kebutuhan resources.
◦ Contoh, sepsis memerlukan pemeriksaan laboratorium,
radiologis, dan ECG. Sepsis stabil mempunyai prioritas
lebih tinggi daripada typhoid fever tanpa komplikasi.
Akan tetapi, sepsis berat tergolong prioritas 2 (merah)
dan shock septic prioritas 1 (biru).
 Prioritas 4 (label kuning)  pasien – pasien yang
memerlukan satu macam sumber daya perawatan
IGD.
◦ Contoh : Pasien BPH memerlukan pemasangan kateter
urine, VL membutuhkan hecting sederhana, acute febrile
illness (AFI) memerlukan pemeriksaan laboratorium.
 Prioritas 5 (label putih)  Pasien – pasien yang
tidak memerlukan sumber daya. Hanya
membutuhkan pemeriksaan fisik dan anamnesis,
tanpa pemeriksaan penunjang. Pengobatan
pasien umumnya per oral atau rawat luka
sederhana. Contoh : common cold, acne,
excoriasi.
 Kedua sistem hospital triage tersebut (PACS &
ESI memiliki pijakan pemilihan pasien
berdasarkan temuan klinis pada first sight
atau initial assessment.
 Terletak pada dimensi parameter pemilahan.
 ESI membagi kegawatan dalam dua parameter
 gangguan ABCD dan parameter
sumberdaya.
◦ Gangguan yang sedang berlangsung (impending)
pada ABCD mendapat prioritas pertama,
◦ Gangguan ABCD tidak langsung (potential)
memperoleh prioritas kedua.
 Sumber daya diartikan makin banyak sumber
daya dibutuhkan dalam manajemen suatu
penyakit maka makin serius penyakit tersebut.
 PACS tidak mengikut sertakan parameter
sumberdaya  fokus pada parameter klinis
pasien.
 Sistem PACS  Pasien Emergency dan Non
Emergency.
◦ Paramater emergency  ABCD, hemodinamik, distress,
mampu beraktivitas atau terbaring, dan resiko kolaps
◦ Non emergency tidak ditemukan urgensi pengobatan
dan dapat dirawat secara poliklinis.
 Berbasis layanan darurat di seluruh Australia dan
Selandia Baru.
 Semua pasien yang datang ke unit gawat darurat
harus di triase.
 Oleh tenaga terlatih dan perawat berpengalaman.
 Penilaian triase dan kode ATS dialokasikan harus
dicatat.
 Perawat triase harus memastikan penilaian ulang
terus menerus dari pasien yang menunggu, dan,
jika gambaran klinis perubahan, pengulangan
triase pasien disesuaikan.
Mencakup sekurang-kurangnya rincian sebagai
berikut:
 Tanggal dan waktu penilaian
 Nama perawat triase
 Ketua penyelesai masalah
 Terbatasnya riwayat penyakit yang relevan
 Temuan penilaian yang relevan
 Kategori triase awal dialokasikan
 Setiap diagnostic, pertolongan pertama atau
pengobatan yang harus diberikan
 Area triase harus mudah diakses dan tandanya jelas.
 Ukuran dan desain harus memungkinkan untuk
pemeriksaan pasien, privasi dan akses visual untuk
pintu masuk dan ruang tunggu, serta untuk
keamanan staf.
 Daerah harus dilengkapi dengan peralatan darurat,
fasilitas untuk kewaspadaan standar
 (Fasilitas cuci tangan, sarung tangan), langkah-
langkah keamanan (alarm tekanan atau akses siap
untuk keamanan bantuan).
 Perangkat komunikasi yang memadai (telepon dan /
atau interkom dll) dan fasilitas untuk triase merekam
informasi.
KATAGORI WAKTU TUNGGU MAXIMAL INDIKATOR KINERJA
ATS

ATS 1 SEGERA 100%

ATS 2 10 MENIT 80%

ATS 3 30 MENIT 75%

ATS 4 60 MENIT 70%

ATS 5 120 MENIT 70%


Tujuan:
 Untuk memastikan bahwa pasien ditangani
berdasarkan kegawatan klinis mereka.
 Untuk memastikan pengobatan yang tepat
dan tepat waktu.
 Untuk mengalokasikan pasien untuk penilaian
yang paling sesuai dan daerah perawatan
 Untuk mengumpulkan informasi yang
memfasilitasi deskripsi departemen kasus
 Gagal jantung
 GangguanPernapasan
 Sumbatan jalan napas
 Frekuensi Pernapasan <10/min
 Distres pernapasan berat
 Tekanan darah <80 (dewasa) atau syok pada
anak / bayi
 Tidak responsif atau hanya respon nyeri (GCS <9)
 Berkelanjutan / kejang berkepanjangan
 IV overdosis dan tidak responsif atau
hipoventilasi
 Gangguan perilaku berat dengan ancaman
langsung kekerasan berbahaya
 Risiko gangguan jalan napas - stridor parah atau
mengeluarkan air liur dengan distres
 Distres pernapasan berat
 Peredaran kompromi
 - Berkeringat atau belang-belang kulit, perfusi yang buruk
 - HR <50 atau> 150 (dewasa)
 - Hipotensi dengan efek hemodinamik
 - Kehilangan darah yang parah
 - Nyeri dada seperti gangguan jantung umumnya
 Nyeri hebat - menyebabkan
 BSL <2 mmol / l
 Mengantuk, respon penurunan penyebab (GCS <13)
 Hemiparesis akut / disfasia
 Demam dengan tanda-tanda kelesuan (semua usia)
 Asam atau splash alkali untuk mata - membutuhkan irigasi
 Trauma multi besar (yang membutuhkan respon
cepat tim terorganisir)
 Trauma lokal berat - patah tulang besar, amputasi
 Riwayat resiko tinggi
 Meminum obat penenang beracun yang signifikan
atau
 Signifikan / berbahaya envenomation
 Nyeri berat pada kehamilan ektopik
 Perilaku / Psikiatri:
 - Kekerasan atau agresif
 - Ancaman langsung terhadap diri sendiri atau
orang lain
 - Membutuhkan atau telah diperlukan menahan diri
 - Agitasi atau agresi berat
 Hipertensi berat
 Kehilangan cukup banyak darah - apapun penyebabnya
 Sesak napas sedang
 Saturasi O2 90 - 95%
 BSL> 16 mmol / l
 Kejang (sekarang waspada)
 Demam pada pasien dengan imunosupresi misalnya pasien
onkologi, steroid Rx
 Muntah terus-menerus
 Dehidrasi
 Kepala cedera dengan LOC singkat-sekarang waspada
 Nyeri sedang sampai berat - apapun penyebabnya, yang
membutuhkan analgesik
 Nyeri dada non-jantung keparahan dan mungkin mob
 Nyeri perut tanpa efek berisiko tinggi - mod parah atau
pasien usia> 65 tahun
 Cedera ekstremitas Moderat - deformitas, laserasi
yang parah, luka lecet.
 Limb - sensasi diubah, periode tak ada nadi
 Trauma – riwayat dengan penyakit berisiko tinggi
tanpa risiko tinggi lainnya
 Neonatus stabil
 Anak beresiko
 Perilaku / Psikiatri:
 - Sangat tertekan, risiko menyakiti diri
 - Psikotik akut atau disorder penuh
 - Situasional krisis, merugikan diri dengan sengaja
 - Gelisah / menarik diri / berpotensi agresif
 Perdarahan ringan
 Aspirasi Benda asing, tidak ada gangguan pernapasan
 Cedera dada tanpa rasa sakit tulang rusuk atau gangguan pernapasan
 Kesulitan menelan, tidak ada gangguan pernapasan
 Cedera kepala ringan, tidak kehilangan kesadaran
 Nyeri sedang, beberapa faktor resiko
 Muntah atau diare tanpa dehidrasi
 Peradangan mata atau benda asing - penglihatan normal
 Trauma ekstremitas Minor - pergelangan kaki terkilir, patah tulang
mungkin, laserasi robek yang membutuhkan tindakan atau intervensi -
tanda-tanda vital normal, nyeri rendah / sedang
 Nyeri kepala, tanpa gangguan neurovaskular
 Bengkak "panas" pada sendi
 Nyeri perut non-spesifik
 Perilaku / Psikiatri:
 - Semi-mendesak masalah mental kesehatan
 - Berdasarkan pengamatan dan / atau tidak ada risiko segera untuk diri
sendiri atau orang lain
 Nyeri minimal dengan tidak ada fitur berisiko tinggi
 Riwayat penyakit dengan risiko rendah dan sekarang
asimtomatik
 Gejala kecil penyakit stabil yang ada
 Gejala kecil dengan kondisi yang tidak berbahaya
 Luka - lecet kecil, lecet ringan (tidak memerlukan
jahitan)
 Dijadwalkan kembali meninjau misalnya luka, perban
yang kompleks
 Imunisasi
 Perilaku / Psikiatri:
 - Dikenal pasien dengan gejala kronis
 - Sosial krisis, baik pasien klinis
 Triage tingkat kegawatan pasien berdasarkan
keluhan pasien, klinis, dan TTV.
 Terbagi kedalam 4 Prioritas
◦ Prioritas 1 (Label Merah/Red Zone).
◦ Prioritas 2 (Label Kuning/Yellow Zone).
◦ Prioritas 3 (Label hijau/ Green Zone).
◦ Prioritas 0 (Label hitam)  DOA dgn tanda2
kematian khas.
Pasien dgn kondisi mengancam nyawa, memerlukan
intervensi segera dan evaluasi.
Pasien dibawa ke Ruang Resusitasi.
Waktu tunggu nol.
 Penurunan kesadaran apapun penyebabnya.
 Perdarahan berat.
 Respiratory distress.
 Syok tipe apapun.
 High velocity injury.
 Asfiksia, Cedera cervical spine, cedera pada maxilla.
 Trauma kepala dgn koma dan proses shock yg cepat.
 Multiple Fraktur.
 Luka bakar > 30 % / Extensive burn
 Crush injury.
 STEMI.
 Palpitasi karena gangguan irama jantung (SVT,
AFRVR, AV blok)
 Krisis hiperglicemia.
 Pasien dgn penyakit yg akut sedang tanpa tanda syok.
 Mungkin membutuhkan trolley, kursi roda atau jalan
kaki.
 Waktu tunggu 15 menit.
 Semi-Critical care.
Yellow Zone - Kasus sedang
 Perdarahan tanpa tanda2 syok.
 Kasus keganasan dengan low intake/ dehidrasi sedang tanpa
tanda2 syok.
 Trauma thorax Non asfiksia.
 Fr. Tertutup pada tulang panjang.
 Luka bakar terbatas ( < 30 % dari TBW ).
 Asma Ringan – Sedang.
 PPOK ringan – sedang.
 Hiperglicemia non crisis.
 Stroke Infarct / TIA tanpa penurunan kesadaran.
 Ileus Obstructive.
 GE dengan dehidrasi sedang.
 Hiperpireksia.
 Vertigo sedang – berat (disertai mual dan muntah hebat).
 NSTEMI tanpa tanda2 syok.
 Pasien yg biasanya dapat berjalan dgn masalah medis
yang minimal
 Luka lama
 Kondisi yang timbul sudah lama
 Area Ambulatory / Ruang Non Kritis
 Waktu tunggu 30 menit
Green Zone - Kasus ringan
 Minor injuries
 Seluruh kasus - kasus ambulant / jalan
◦ Demam (Non hiperpireksia).
◦ GE tanpa/dengan dehidrasi ringan.
◦ Influenza.
◦ Cephalgia dengan skoring nyeri ≤ 6.
◦ ISPA.
◦ Psikosa akut.
◦ Hipertensi ringan.
◦ Sindrom hiperventilasi.

Anda mungkin juga menyukai