Anda di halaman 1dari 10

TUGAS ETIKA PROFESI & HUKUM PERBURUHAN

(MESIN B)

OLEH:
NAMA : HARUN HL

NIM : D211 16 012

KELAS : MESIN B

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
penulis dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Gowa 30 November 2017

Penulis
PENGERTIAN ETIKA

Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu “Ethikos” yang berati timbul dari
kebiasaan, adalah cabang utama dari filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas
yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis
dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk dan tanggung jawab.

PENGERTIAN PROFESI

Profesi adalah suatu pekerjaan yang melaksanakan tugasnya memerlukan


atau menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta
dedikasi yang tinggi. Keahlian yang diperoleh dari lembaga pendidikan khusus
diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang dapat dipertanggung jawabkan.
Seseorang yang menekuni suatu profesi tertentu disebut professional, sedangkan
professional sendiri mempunyai makna yang mengacu kepada sebutan orang yang
menyandang suatu profesi dan sebutan tentang penampilan seseorang dalam
mewujudkan unjuk kerja sesuai dengn profesinya.

Berikut ini merupakan ciri-ciri dari profesi, yaitu :

 Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis

Seorang professional harus memiliki pengetahuan teoretis dan keterampilan


mengenai bidang teknik yang ditekuni dan bisa diterapkan dalam pelaksanaanya
atau prakteknya dalam kehidupan sehari-hari.

 Asosiasi Profesional

Merupakan suatu badan organisasi yang biasanya diorganisasikan oleh anggota


profesi yang bertujuan untuk meningkatkan status para anggotanya.

 Pendidikan yang Ekstensi

Profesi yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang
pendidikan tinggi. Seorang professional dalam bidang teknik mempunyai latar
belakang pendidikan yang tinggi baik itu dalam suatu pendidikan formal ataupun
non formal.

 Ujian Kompetisi

Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya ada persyaratan untuk lulus


dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoretis.
 Pelatihan institutional

Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan istitusional


dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi
anggota penuh organisasi. Peningkatan keterampilan melalui pengembangan
profesional juga dipersyaratkan.

 Lisensi

Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya


mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.

 Otonomi kerja

Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis mereka agar


terhindar adanya intervensi dari luar.

 Kode etik

Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan
prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.

 Mengatur diri

Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa campur tangan
pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi yang
dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi.

 Layanan publik dan altruism

Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat dipertahankan selama


berkaitan dengan kebutuhan publik, seperti layanan dokter berkontribusi terhadap
kesehatan masyarakat.

 Status dan imbalan yang tinggi

Profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi, prestise, dan imbalan
yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan
terhadap layanan yang mereka berikan bagi masyarakat.
PENGERTIAN ETIKA PROFESI

Etika profesi menurut keiser dalam ( Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 ) adalah


sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap
masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam
rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat.

Kode etik profesi adalah system norma, nilai dan aturan professional tertulis yang
secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan
tidak baik bagi professional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau
salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan
kode etik yaitu agar professional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada
pemakai atau nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan
yang tidak professional.

Tiga Fungsi dari Kode Etik Profesi

1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota


profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan
2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas
profesi yang bersangkutan
3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi

SEJARAH HUKUM PERBURUHAN

Pada awalnya hukum perburuhan termasuk dalam hukum perdata yang diatur
dalam BAB VII A buku III KUHP tentang perjanjian kerja. Setelah Indonesia
merdeka, hukum perburuhan di Indonesia mengalami perubahan dan
penyempurnaan yang akhirnya terbit UU No.1 tahun 1951 tentang berlakunya UU
No.12 tahun 1948 tentang kerja, UU No.22 tahun 1957 tentang penyelesaian
perselisihan perburuhan, UU No.14 tahun 1969 tentang pokok-pokok
ketenagakerjaan dan lain-lain.
PENGERTIAN HUKUM PERBURUHAN

1. Menurut Molenaar : Hukum yang pada pokoknya mengatur hubungan antara


majikan dan buruh, buruh dengan buruh dan antara penguasa dengan penguasa.

2. Menurut Levenbach : Sebagai sesuatu yang meliputi hukum yang berkenaan


dengan hubungan kerja, dimana pekerjaan itu dilakukan dibawah pimpinan.

3. Menurut Van Esveld : Hukum perburuhan tidak hanya meliputi hubungan kerja
yang dilakukan dibawah pimpinan, tetapi termasuk pula pekerjaan yang dilakukan
atas dasar tanggung jawab sendiri.

4. Menurut Imam Soepomo : Himpunan peraturan baik tertulis maupun tidak


tertulis yang berkenaan dengan kejadian seseorang bekerja pada orang lain enggan
menerima upah.

LINGKUP HUKUM PERBURUHAN

Menurut JHA. Logemann, “Lingkup laku berlakunya suatu hukum adalah suatu
keadaan / bidang dimana keadah hukum itu berlaku”.
Menurut teori ini ada 4 lingkup Laku Hukum antara lain :
1. Lingkup Laku Pribadi (Personengebied)
Lingkup laku pribadi mempunyai kaitan erat dengan siapa (pribadi kodrati) atau
apa (peran pribadi hukum) yang oleh kaedah hukum dibatasi.
Siapa – siapa saja yang dibatasi oleh kaedah Hukum Perburuhan adalah :
a. Buruh.
b. Pengusaha.
c. Pengusaha (Pemerintah)

2. Lingkup Laku Menurut Waktu (Tijdsgebied)


Lingkup laku menurut waktu ini menunjukan waktu kapan suatu peristiwa tertentu
diatur oleh kaedah hukum.
3. Lingkup Laku menurut Wilayah (Ruimtegebied)
Lingkup laku menurut wilayah berkaitan dengan terjadinya suatu peristiwa hukum
yang di beri batas – batas / dibatasi oleh kaedah hukum.

4. Lingkup Waktu Menurut Hal Ikhwal


Lingkup Laku menurut Hal Ikwal di sini berkaitan dengan hal – hal apa saja yang
menjadi objek pengaturan dari suatu kaedah.

CONTOH KASUS YANG MELANGGAR HUKUM PERBURUHAN

Insinyur Indonesia Ditangkap di Nigeria atas Tuduhan Illegal


Bunkering

JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Indonesia mengonfirmasi laporan seorang


warga negara Indonesia (WNI) bernama Frederik Fatin Omenu yang ditangkap
otoritas keamanan Nigeria. Frederik yang merupakan seorang insinyur itu
ditangkap atas tuduhan terlibat illegal bunkering atau pencurian minyak di perairan
Nigeria.

”Kami melalui Kedutaan Besar RI di Abuja dapat informasi penangkapan yang


bersangkutan dari otoritas Nigeria pada 25 Juli lalu. Kapal yang ditumpangi WNI
itu dituduh melakukan illegal bunkering di perairan Nigeria,” kata juru bicara
Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Christiawan Nasir pada Kamis
(24/8/2017).

Frederik, kata Arrmantah, merupakan seorang insinyur yang bekerja di perusahan


kapal asal Yunani. Pria asal Nusa Tenggara Timur itu ditangkap bersama sejumlah
anak buah kapal lain yang sedang berlayar di kapal tanker tersebut.

Sesuai dengan prosedur operasional standar, KBRI Abuja langsung meminta akses
kekonsuleran kepada otoritas Nigeria untuk menemui dan mendampingi Frederik.
KBRI Abuja juga terus berupaya berkomunikasi dengan Frederik untuk
memastikan hak-hak hukumnya terpenuhi.

“Pada 1 Agustus KBRI akhirnya bisa mendapat akses kekonsuleran dan langsung
bertemu dengan yang bersangkutan di tahanan. Dari pertemuan, diketahui keadaan
(Frederik) baik-baik saja. Dia juga mengaku otoritas Nigeria memperlakukannya
dengan wajar selama dalam penahanan,” kata Arrmanatha.

Diplomat Indonesia itu menambahkan, pemerintah terus memantau kasus ini


dengan memberikan pendampingan hingga bantuan hukum bagi Frederik jika
diperlukan.

“KBRI juga terus melakukan komunikasi dengan otoritas Nigeria untuk


menjelaskan bahwa WNI kita itu tidak mengetahui apa yang dilakukan kapal
tersebut. (Frederik) juga sudah menjelaskan hal itu kepada pihak Nigeria,” katanya.

Sumber : https://international.sindonews.com/read/1233639/40/insinyur-
indonesia-ditangkap-di-nigeria-atas-tuduhan-illegal-bunkering-1503598199

ANALISIS
Menurut pendapat saya jika tuduhan terhadap Frederik Fatin Omenu terbukti
benar maka bapak Frederik melanggar-melangar nilai saptadharma dan catur karsa
Keinsinyuran serta melanggar beberapa pasal pada UU Republik Indonesia Nomor
11 tahun 2014 tentang Keinsinyuran.

Nilai yang dilanggar pada catur karsa atau prinsip dasar keinsinyuran
Indonesia adalah point ke-3 dan ke-4, mengapa saya mengatakan demikian? Point
ke-3 prinsip dasar keinsinyuran berbunyi, bahwa Insinyur Indonesia harus ‘Bekerja
secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat, sesuai dengan tugas dan
tanggung jawabnya’. Saya mengatakan bahwa dia melanggar poin ke tiga karena
pada kasus ini sudah sangat jelas dia telah melalaikan tugas dan tanggung jawabnya
dengan memanfaatkan posisinya untuk mendapatkan keuntungan pribadi dengan
melakukan pencurian minyak atau illegal bunkering dan ini sudah jelas bahwa dia
merugikan masyarakat dan juga instansi-instansi pemerintahan serta perusahaan.
Adapun poin ke-4 berbunyi bahwa Insinyur Indonesia harus memiliki prinsip
‘Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesional
keinsinyuran’. Dia melanggar poin ini karena menurut saya bukannya
meningkatkan keahlian dan martabat tapi malah menurunkan martabat
keinsinyuran dan dapat berdampak pada pola pikir masyarakat yang akan
memandang insinyur itu dengan pola pikir yang negatif.

Adapun poin yang dilanggar pada Sapta Dharma (Tujuh Tuntunan Sikap)
Insinyur Indonesia adalah poin ke 5 dan ke 6. Poin kelima berbunyi ‘Insinyur
Indonesia senantiasa membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan
masing-masing’ , disini bapak Frederik bukannya membangun reputasi profesi
keinsinyuran tapi malah menurunkan reputasi profesi keinsinyuran di masyarakat
dimana pandangan masyarakat yang dulunya menghormati insinyur malah menjadi
pandangan yang sangat negatif dan dinilai jelek. Dan poin ke 6 yang berbunyi
‘Insinyur Indonesia senantiasa memegang teguh kehormatan, integritas dan
martabat profesi’ Pada kasus ini dapat menyebabkan runtuhnya kehormatan,
integritas, dan martabat profesi keinsinyuran Indonesia. Dimana nantinya dapat
terjadi kasus Insinyur Indonesia tidak dapat dipercaya ataupun bahkan tidak akan
mendapat kesempatan untuk mengepalai proyek atau hal-hal besar lainnya soal
keteknik

Adapun Nilai yang dilanggar pada UU Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2014
tentang Keinsinyuran, yakni adalah BAB IX pasal 25 poin a dan d tentang
Kewajiban Insinyur. Dimana poin (a) berbunyi melaksanakan kegiatan
Keinsinyuran sesuai dengan keahlian dan kode etik Insinyur; dan poin (d) berbunyi
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan perjanjian kerja dengan Pengguna
Keinsinyuran. Mengapa saya mengatakan demikian? Karena kasus ini menandakan
bahwa bapak Fredrik melakukan hal yang melanggar kode etik insinyur dan
melakukan pekerjaannya tidak sesuai sebagaimana mestinya. Hal-hal yang
dilanggar ini dapat berdampak sangat buruk pada pandangan masyarakat terhadap
keinsinyura Indonesia dan menurunkan martabat dan harga diri Insinyur-insinyur
Indonesia lainnya, dan juga tentunya hukuman yang lebih berat dapat di pidanakan
terhadap tersangka.

Anda mungkin juga menyukai