Anda di halaman 1dari 13

Model Pembelajaran Terpadu Mata Pelajaran IPS Kelas IV Madrasah

Ibtidaiyah Tema Indahnya Kebersamaan


Muhamad Arif
STAI Al-Azhar Menganti Gresik
e-mail: Muhamadarif070593@gmail.com

Abstract
Learning model is a conceptual framework that describes procedures
systematically in order to achieve learning goals. The learning model is also a
guideline for teachers in designing and implementing the learning process so it is
very necessary to update about a learning model on an integrated curriculum
(thematic) which is very easy for students to understand especially in Social
Sciences (IPS) subjects about diversity social, economic, cultural, ethnic, and
religious in the local province as the identity of the Indonesian people. Integrated
learning models, including: Models in one science design include connectedness
models, namely connected models and nested models. The model between subjects
is sequentialness between subjects, including: sequenced, shared, webbed,
threaded, integrate. Cross-student models, namely: Immersed and networked. And
the integrated learning model of Social Sciences (IPS), includes: Integration
model based on the theme, Integration model based on the main potential and
integration model based on the problem. The author uses a theme-based
integration model so that students are easier to understand, especially class IV,
the theme of the beauty of togetherness in Islamic schools.
Keywords: Learning Model, Social Sciences, Elementary School

Abstrak
Model pembelajaran adalah sebuah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur secara sistematis agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Model
pembelajaran juga menjadi sebuah pedoman bagi guru dalam merancang dan
melaksanakan proses pembelajaran maka sangatlah perlu melakukan pembaruan
tentang sebuah model pembelajaran pada kurikulum terpadu (tematik) yang sangat
mudah di pahami oleh peserta didik terutama dalam mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS), tentang keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan
agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia. Model-model
pembelajaran terpadu, meliputi: Model dalam satu desain ilmu meliputi model
keterhubungan, yaitu model connected dan model nested. Model antar mata
pelajaran yaitu keterurutan antar mata pelajaran, meliputi: sequenced, shared,
webbed, threaded, integrate. Model lintas siswa yaitu: Immersed dan networked.
Dan model pembelajaran terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), meliputi: Model

46
integrasi berdasarkan tema, Model integrasi berdasarkan potensi utama dan Model
integrasi berdasarkan masalah. Penulis menggunakan model integrasi berbasis
tema agar siswa lebih mudah memahami, terutama kelas IV tema indahnya
kebersamaan di madrasah ibtidaiyah.
Kata Kunci: Model Pembelajaran, Ilmu Pengetahuan Sosial, Sekolah Dasar

A. Pembahasan
Pendidikan adalah sebuah usaha sadar yang dilakukan oleh individu
untuk menumbuh kembangkan pengetahuannya. istilah pendidikan dalam
kamus besar bahasa indonesia, berasal dari kata “didik” dengan memberinya
awalan “pe” dan di akhiri “kan” mempunyai arti pembuatan atau sebuah cara
untuk mencapai tujuan.
Pendidikan awal mulanya adalah berasal dari bahasa yunani yaitu :
“paedagogie” yang berawal dari kata pedagogia, mempunyai arti “pergulatan
dengan anak’, begitu juga dengan kata pedagogos yang mempunyai arti
seseorang yang mempunyai tugas membimbing anak agar dapat berdiri
sendiri.1
UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003, menjelaskan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik dapat bsecara aktif mengembangkan potensi
yang dimilikinya, seperti kekuatan spiritual keagamaan dan beberapa
keterampilan yang dibutuhkan oleh masyarakat.2
Keberadaan pendidikan mempunyai tujuan untuk membantu generasi
muda menjadi manusi yang sempurna, yang meliputi beberapa unsur
kehidupan, seperti: sepiritul, moralitas, sosial, rasional dan dan rasa yang
harus dimiliki oleh anak muda. Seperti pemaparan yang disampaikan oleh
tokoh pendidikan nasional, Ki Hajar Dewantara menuturkan:
“Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berasal dari garis hidup
bangsanya dan ditujukan untuk mencukupi keperluan kehidupan yang
dapat mengangkat derajat rakyatnya, agar dapat bekerja bersama-sama
dengan bangsa lain diseluruh dunia”.
Anselmus dalam Teori dan Filsafat pendidikan menjelaskan bahwa
pendidikan adalah upaya sadar serta terencana oleh seorang pedidik untuk
mewujudkan suasana belaja dan proses pembelajaran agar peserta didik
nsecara aktif dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya baik secara
spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta sebuah keterampilan yang diperlukan oleh bangsa dan negaranya.3
Proses Pembelajaran mempunyai definisi sebagai sebuah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
1
Nik Hayati, Ilmu Pendidikan Islam, (Malang: Gunung Samudra, 2014), 3.
2
Stefanus M. Marbun, Psikologi Pendidikan, (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia), 9.
3
Anselmus JE Toenlioe, Teori dan Filsafat Pendidikan, (malang: Gunung Samudra, 2016), 9.

47
belajar. Pembelajaran menjadi sebuah proses pencarian pengetahuan baru
bagi seoarang peserta didik, yang di dampingi oleh seorang pendidik.
Meminjam pemaparan Gradler dalam Firminia, menjelaskan tentang
Belajar yang mempunyai arti sebuah proses ketika seseorang memperoleh
berbagai kecakapan, keterampilan dan sikap. Belajar tidak mengenal waktu,
dimulai dari bayi, sudah mendapat pengetahuan sederhana, seperti belajar
memegang sebuah botol susu dan mengenal ibunya. Jadi belajar dilakukan
manusia secara terus menerus. Itulah yang menjadi ciri penting perbedaan
manusia dari makhluk hidup lainya. 4 Begitu juga pemaparan Meier dalam
Rusman yang menjelaskan bahwa belajar adalah kemampuan seseorang
dalam mengorganisasikan informasi serta dilakukan secara terus-menerus.
Alan Pritchard dalam bukunya menjelaskan tentang proses belajar yang
dilakukan secara terus-menerus:
“Learning is something of which we all have an understanding and in
which we have all participated. This participation has been in a very
wide range of settings, both formal and informal, ranging from the
relative confines of a school classroom, to the wide open spaces of the
countryside or a quiet corner where a chance conversation led to deeper
understanding of some topic or another. Learning is not exclusive to the
domain of an education system. Learning begins a very long time before
school; continues for even longer after school; and happens rapidly, and
in parallel with school, in a great number of different ways and settings.
Learning proceeds in a number of different ways, and has been described
and explained by many different interested researchers and opinion-
makers over many years”.5
Paparan di atas sangatlah jelas tentang proses Belajar yang dimulai
sangat lama waktu sebelum sekolah; berlanjut bahkan lebih lama setelah
sekolah; dan terjadi dengan cepat, dan secara paralel dengan sekolah, dalam
banyak cara dan pengaturan yang berbeda. Belajar menghasilkan angka cara
yang berbeda, begitu juga banyak peneliti yang tertarik yang berbeda dalam
pembuat opini selama bertahun-tahun.
Sebuah proses pembelajaran pada hakikatnya mempunyai empat unsur,
yaitu: persiapan, penyampaian, pelatihan dan penampilan hasil. Jadi,
pembelajaran adalah sebuah system yang terdiri dari komponen-komponen
yang berhubungan satu dengan yang lainnya. Beberapa komponennya adalah
meliputi: tujuan, materi, metode, model dan evaluasi pembelajaran. Dari
komponen di atas harus diperhatikan oleh guru dalam melakukan kegiatan
pembelajaran, baik dalam penyusunan RPP, dan pelaksanaanya.6

4
Firminia Angela Nai, Teori Belajar dan Pembelajaran Implementasi Pembelajaran Bahasa
Indonesia di SMP, SMA dan SMK, (Yogyakarta: Budi Utama, 2017), 3.
5
Alan Pritchard, Ways of learning, (USA and Canada: Routledge, 2009), 1.
6
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana,
2017), 3.

48
Bagi seorang pendidik menguasai beberapa komponen di atas, agar dapat
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, serta mudah dipahami oleh
peserta didik. Salah satunya adalah keberadaan model pembelajaran,
meminjam pemaparan dari Joyce dan Weil dalam Darmadi, yang menjelaskan
bahwa model pembelajaran adalah sebuah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur secara sistematis agar dapat mencapai tujuan
pembelajaran. Model pembelajaran juga menjadi sebuah pedoman bagi guru
dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran.7
Amanat pendidikan nasional Indonesia tentang kebijakan pada
kurikulum, yang lebih dikenal dengan perubahan dari Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan menjadi Kurikulum 2013, menjadi sebuah hal menarik di
kaji dalam tingkat pendidikan dasar, dikarenakan perubahan yang sangatlah
signifikan, yaitu keberadaan mata pelajaran yang digabungkan menjadi suatu
tema serta diperinci menjadi beberapa sub tema bahasan. Hal tersebut lebih
dikenal dengan integratif kurikulum (kurikulum terpadu).
Dari pemaparan di atas, menurut sudut pandang penulis, dirasa sangatlah
penting, untuk melakukan pengembangan tentang sebuah model
pembelajaran pada kurikulum terpadu (tematik) yang sangat mudah di pahami
oleh peserta didik terutama dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS), tentang keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di
provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia. Dengan menggunakan
model pembelajaran terpadu mata pelajaran IPS kelas IV tema indahnya
kebersamaan di madrasah ibtidaiyah

B. Pengertian Belajar
James O. Wihittaker dalam Lefudin menjelaskan tentang definisi belajar
adalah sebuah proses perubahan tingka laku yang dilakukan melalui latihan
dan pengalaman yang terjadi pada diri seseorang.
“learning may be defied as the process by which behavior originates or is
altered though training or experience”.
Howard dalam Lefudin juga mendefinisikan belajar sebgai berikut:
“Lerning is the process by which behavior (in the broader sense) is
originated or changed through practice or training”.8
Meminjam pemaparan dari Salavin dalam Fathurrohman, yang
mendefinisikan belajar adalah sebuah prilaku yang relatif permanen dari
sebuah pengalaman dan latihan secara terus-menerus. Karena belajar
dihasilkan dari stimulus dan respon.

7
Darmadi, Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran Dalam Dinamika Belajar Siswa,
(Yogyakarta: Budi Utama, 2017), 42.
8
Lefudin, Belajar dan Pembelajaran dilengkapi dengnan model pembelajaran, strategi
pembelajaran, pendekatan pembelajaran dan metode pembelajaran, (Yogyakarta: Budi Utama,
2017), 3.

49
Sejalan dengan pemaparan Salavin, Ernes juga mendefinisikan tentang
belajar, yaitu: sebuah proses yang dilakukan secara sengaja. Yang
menimbulkan perubahan, yang di dalam keadaanya berbeda dari perubahan
yang ditimbulkan.9
Driscoll dalam Yaumi menjelaskan tentang belajar adalah sebuah
perubahan kemampuan yang dialami dari pengalaman dan interaksi dengan
dunia. Begitu juga pemaparan Ibn Khaldun dalam Yaumi menjelaskan belajar
sebagai pemerolehan kebiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang hingga
pada tahap akhir perubahan itu sendiri.10
Pemaparan tentang belajar juga disampaikan oleh E.R Hilgard dalam
Susanto, yaitu suatu perubahan kegiatan yang disebabkan reaksi terhadap
lingkungan, perubanahn yang dimaksud dalam pemaparan Hilard adalah
pengetahuan, kecakapan, dan tingka laku yang diperoleh dari hasil
pengalaman. Sebagaimana penegasan yang disampaikan Hilgard bahwa
belajar adalah proses pencarian ilmu yang diawali dengan latihan,
pembiasaan dan pengalaman yang dilalui oleh seseorang.11
Skinner dalam Saharani menjelaskan bahwa belajar adalah sebuah proses
penyusuaian terhadap apapun dan berlangsung secara progresif, hal ini
memperkuat bahwa perubahan tingka laku itu dilantarkan adanya sebuah
hubungan antara rangsangan dengan gerakan balasan.12
Dari pemaparan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa belajar dalah
perubahan prilaku seseorang yang disebabkan dari interaksi dengan
lingkungan sekitar dan dilakukan secara berulang-ulang, sebagai pengalaman
yang melekat pada diri seseorang secara permanen.

C. Karakteristik Pembelajaran Terpadu


Pembelajaran terpadu mempunyai karakteristik tersendiri dari pada
dengan pembelajaran yang lainnya, Sukati dalam Andi memaparkan bahwa
karakteristik pembelajaran terpadu sebagai proses:
1. Pembelajaran berpusat pada peserta didik.
2. Pembelajaran berdasarkan pengalaman yang dialami oleh peserta didik.
3. Pemisahan aspek bahasan tidak jelas.
4. Penyajian konsep secara utuh tanpa di pisah-pisah.
5. Bersifat fleksibel
6. Mendahulukan sebuah proses dari pada hasil

9
Muhammad Fathurrohman, Belajar dan Pembel;ajaran Modern, Konsep dasar, Inovasi dan
Teori Pembelajaran, (Yogyakarta: Garudhawaca, 2017), 2.
10
Muhammad Yaumi, Media dan Teknologi Pembelajaran (Jakarta: Prenadamedia Grup), 47-48.
11
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan pembelaajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Prenadamedia
Grup, 2016), 3.
12
Moh. Saharani Ahmad, TIP Pandai Belajar, (Kuala Lumpur: Millenia, 2006), 1.

50
7. Lebih terfokus pada muatan yang berlaku
8. Kegiatan pembelajaran relevan dengan pengalaman dari peserta didik
9. Prinsip belajar sambil bermain
10. Lebih mengutamakan kerjasama tim dari pada individual.
11. Lebih meguatkan pada keterampilan belajar peseta didik.13

D. Model Pembelajaran Terpadu


Robin Forgaty dalam Rusman menjelaskan tentang sepuluh model
terpadu berdasarkan sifat keterpaduannya yang dibedakan menjadi tiga
bagian, yaitu:
1. Model dalam satu desain ilmu meliputi model keterhubungan, yaitu
model connected dan model nested
2. Model antar mata pelajaran yaitu keterurutan antar mata pelajaran,
meliputi: sequenced, shared, webbed, threaded, integrated
3. Model lintas siswa yaitu: Immersed dan networked.14
Prabowo dalam Sumarsono menjelaskan tentang Pembelajaran terpadu
yang mempunyai beberapa ciri, yaitu: 1) Berpusat kepada siswa 2) Proses
lebih mengutamakan pengalaman langsung 3) Pemisahan antar bidang studi
tidak terlihat jelas. Frogaty mengelompokkan beberapa model pembelajaran
terpadu menjadi sepuluh model pembelajaran:
1. Fragmented
Fragmented adalah sebuah model pembelajaran yang memisahkan
dalam masing-masing mata pelajaran, dan keterpaduan diharuskan
dicapai dalam satuan waktu tertentu, seperti satu semester. Pada
pendekatan Fragmented adalah perpaduan antara konsep dan satuan
kompetensi dalam mata pelajaran tertentu. Pada model pembelajaran
Fragmented mempunyai tujuan agar siswa dapat mempunyai
kemempuan dan kecapakap tertentu dalm kurun waktu yang telah
ditetapkan.
Keuntungan model pembelajaran ini adalah siswa mampu menguasai
secara keseluruhan dalam satu mata pelajaran dan ahli dalam mata
pelajaran tertentu. Namun dari sisi kekurangan adalah siswa hanya akan
belajar pada sumber belajar tertentu sehingga tidak terjadi integrasi
dengan konsep lain.15
2. Connected
Model pembelajaran Conncted adalah sebuah model pembelajaran
yang mengintegrasikan interbidang studi, sebuah model pembelajaran

13
Andi Prastowo, Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu Implementasi
Kurikulum 2013 SD/MI, (Jakarta: Fajar Interpratama Mandiri, 2017), 65.
14
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Beorientasi Standart Proses Pendidikan, (Jkarta: Kharisma
utama, 2017), 378
15
Husamah dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Malang: Univ muhammadiyah Malang, 2016), 327.

51
yang mengkaitkan antara satu konsep keterkaitan ini dapat dilakukan
secra sepontan atau direncanakan lebih dahulu.
Keunggulan yang didapat dalam model pembelajaran Conncted
adalah a) integrasi ide-ide inter bidang studi b) siswa dapat
mengembangkan konsep penting dalam bidang studi c) kemungkinan
siswa mengkaji, mengkonseptualisasikan dan memperbaiki dalam
memecahkan sebuah masalah. Dan kelemahan yang dimilki adalah a)
masih bersifat inter bidang studi b) mendorong guru yang individual c)
kirang dalam hal memadukan ide pada satu bidang studi.16
3. Nested
Salah satu model kurikulum yang dapat dikembangakan adalah tipe
Nested. Yaitu merupakan pengintegrasian pada satu disiplin ilmu yang
secara khusus meletakkan pada keterampilan belajar siswa yang meliputi
keterampilan berfikir, keterampilan sosial dan keterampilan
mengorganisasi, dalam satu pelajaran.
Kelebihan tipe Nested adalah memadukan beberapa keterampilan
sekaligus, dengan menggunakan fokus pada isi pelajaran, strategi
berfikir, keterampilan sosial dan ide-ide penemuan lain, pembelajaran
lebih berkembang dengan memfokuskan pada isi pelajaran. Dan
kekurangnnya adalah pada guru yang kurang mempersiapkan rencana
secara matang dalam memadukan keterampilan yang menjadi target
utama suatu pembelajaran menjadikan kabur dalam pemahaman
pelajaran.17

4. Sequenced
Model Sequenced adalah suatu model pembelajaran yang guru dapat
menyusun kembali topic mata pelajaran lain dengan mengutamakan topic
dan pembahasan yang relevan. Kelebihan dari Sequenced adalah guru
dapat memprioritaskan topic yang actual tanpa memperdulikan penulisan
buku teks.
Sedangkan kekurangannya adalah diharuskan berkolaborasi secara
berlanjutan serta disemua lini dapat mengajukan tema teraktual dari
pristiwa yang terjadi. Dan disinilah kelehamannya terdapat pada guru
yang kesulitan dalam membuat topik pembahasan aktual.18
5. Shared
Pada model ini adalah perpaduan antara dua mata pelajaran disiplin
ilmu yang berbeda namun mempunyai bagian yang sama. Keberadaan

16
Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi Anak Usia Dini TK/RA dan Anak
Kelas Awal SD/MI (Jakarta: Kencana, 2013), 114
17
Ibid., 121.
18
Husamah dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Malang: Univ muhammadiyah Malang, 2016), 328.

52
tim perencana melibatkan dua disiplin yang difokuskan pada konsep,
keterampilan dan sikap dari peserta didik.
Kelebihan dari model ini adalah peserta didik akan dapat pengalaman
dari dua orang guru dalam satu tim pembelajaran, yang nantinya
membuat mudah dalam berkolaborasi. Namun kelebihan yang sangat
Nampak adalah membutuhkan waktu yang lama, serta komitmen dari
masing-masing guru.19

6. Webbed
Model pembelajaran Webbed, adalah model pembelajaran yang
diawali oleh menentukan sebuah tema besar, setelah tema sudah
disepakati, maka perlu dijadikan sebuah subtema dengan memperhatikan
pada mata pelajaran. Tema yang ditetapkan memberikan kesempatan
kepada guru untuk menemukan konsep, keterampilan atau sikap yang
diintegrasikan.
Langkah-langkah dalam pembelajaran yangd apat diterapkan dengan
menggunakan model pembelajaran Webbed, adalah: 1) menentukan tema
(yang dapat dihasilkan dari diskusi antar guru dan siswa). 2) menentukan
sebuah tujuan/kompetensi dasar dari beberpa mata pelajaran. 3)
memperkenalkan tema secara keseluruhan. 4) mendesa/in pembelajaran
dan kegiatan yangd apat mengaitkan tema dengan kompetensi mulai dari
pengetahuan, keterampilan dan sikap. 5) menghubungkan dengan semua
kegiatan.20
7. Thereaded
Model pembelajaran thereaded adalah sebuah model pembelajaran
yang menekankan pada keterampilan sosial, berpikir serta berbagai jenis
kecerdasan. Pada model ini keterampilan belajar direntangkan melalui
berbagai disiplin ilmu.
Kelebihan yang dimiliki oleh thereaded adalah peserta didik mampu
mempelajari dari cara mereka belajar, dan mampu memfasilitasi pada
pelajaran selanjutnya. Kelemahan model ini adalah terpisahnya antara
disiplin ilmu antara satu dengan yang lainnya.21
8. Integrated
Model pembelajaran ini, adalah model pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan antar bidang studi dengan cara
mempriorotaskan kulikuler. Pada tipe ini sangat mungkin terdapat
tumpang tindih antara tema yang berkaitan.

19
Ibid., 333.
20
Ibadullah Malawi dan Ani Kadarwati, Pembelajaran Tematik Konsep dan Aplikasi, (Magetan:
AE Media Grafika, 2017), 17.
21
Trianto Ibnu Hajar AT-Taubany dan hadi Suseno, Desain Pengembangan Kurikulum 2013 di
Madrasah, (Depok: Kharisma Utama, 2017), 65.

53
Fokus keterampilan pada pola integrated meliputi keterampilan
berfikir, keterampilan sosial, dan keterampilan mengorganisir.
Keberadaan model pembelajaran ini tidak terlepas dengan kelebihan adan
kekurangan. Kelebihannya adalah pemahaman antar bidang studi yang
sangat kuat, memotivasi dalam belajar dan pada tipe ini guru tidak perlu
mengulang kembali meteri yang tumpang tindih.
Kekurangan pada tipe ini terletak pada guru, dari mulai
penerapannya, dan pengorganisasian antar tim bidang studi, yang
menggunakan sumber belajar beraneka ragam.22
9. Immersed
Model immersed adalah model yang memadukan dari apa yang telah
dipelajari melalui bidang yang cenderung lebih disukai.dalam hal ini
bertukar pengalaman dan pemanfaatan pengalaman sangat diperlukan,
pada model ini semua konten kulikuler dilihat dari satu lensa. Pada
model ini keterpaduan terjadi secara internal dan intrinsik dengan sedikit
atau tanpa intervensi dari luar. Maka dari itu model ini cenderung bisa di
terapkan pada pendidikan menegah dan tinggi. Kelebihannya adalah
keterpaduan secara langsung pada mata pelajarannya. Namun
kekurangannya adanya kesempitan dalam fokus masalah.23
10. Networked
Pada model networked terjadi pemanduan pembelajaran yang
mengandaikan terjadinya perubahan konsepsi dan bentuk pemecahan
masalahnya adalah setelah peserta didik melakukan studi lapangan.
Kelebihanya dalah bersidat proaktif terhadap informasi yang baru mereka
kenal. Namun kekuranganya adalah dapat memecah perhatian peserta
didik.24

E. Pembahasan dan Hasil Penelitian


Model Pembelajaran Terpadu IPS
Pendekatan pembelajaran terpadu IPS adalah sebuat pendekatan yang
sering disebut dengan pendekatan interdisipliner, yaitu sebuah pendekatan
yang disusun dari beberapa cabang dari ilmu sosial. Model pembelajaran
terpadu adalah sebuah pengembangan pembelajaran yang berawal dari isu,
peristiwa atau bahkan masalah sosial yang dijadikan sebuah tema.
Keberadaan tema dari pembelajaran memberikan banyak keuntungan, seperti:
1. Mempermudah siswa dalam memusatkan perhatian pada tema
2. Mampu mempelajari dan mengambangkan tema antar mata pelajaran
22
Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi Anak Usia Dini TK/RA dan Anak
Kelas Awal SD/MI (Jakarta: Kencana, 2013), 118.
23
Abdul Aziz Wahab, dkk. Konsep Dasar IPS, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), 12.23.
24
Ibid, 12.23.

54
3. Pemahaman materi lebih mendalam
4. Guru lebih efisien dan efektif dikarenakan mata pelajaran yang disajikan
dengan tema, lebih mudah dan tidak menghabiskan waktu banyak.25
Beberapa model pembelajaran IPS terpadu, adalah sebagai berikut:
1. Model integrasi berdasarkan tema
Keterpaduan pembelajaran IPS dapat dilakukan berdasarkan tema,
contohnya adalah memberikan tema pariwisata sebuah tema yang dapat
dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu, seperti pariwisata di tinjau dari
kondisi geografis yang masuk pada disiplin ilmu geografi, dan secara
sosiologis pariwisata tidak dapat dipisahkan oleh partisipasi masyarakat,
serta pariwisata ditinjau dari sejarah sebuah disiplin ilmu social yang
spesifik pada sejarah. Dan pengaruh perkembangan masyarakat dapat
dikaji dari keadaan politik, Selanjutnya adalah ekonomi yang berkaitan
langsung dengan pariwisata
2. Model integrasi berdasarkan potensi utama
Keterpaduan dalam pembelajaran IPS dapat kumpulkan dari sebuah tema,
yang didasarkan pada potensi utama, pembahasan tentang potensi utama
di Negara Indonesia sangatlah banyak, contoh adalah potensi utama dari
kebudayaan bali, karena dalam perkembangannya dapat di kaji dari
beberapa faktor, seperti faktor alam, faktor sosial, faktor antropologis,
serta dapat ditinjau dari historis dan kasualitas. Bisa juga di ambil dari
potensi utama yang dapat diambil dari daerah masing-masing peserta
didik.
3. Model integrasi berdasarkan masalah
Model pembelajaran berdasarkan masalah dapat diambil dari keterpaduan
pada Pembelajaran IPS, seperti contoh adalah keadaan banjir yang terjadi
disetiap musim hujan. Banjir sendiri dapat ditinjau dari beberapa faktor,
seperti faktor sosial,seperti faktor ekonomis, sosial dan budaya, faktor
alam, serta prilaku masyarakat terhadap aturan sosial.26
Pada buku tematik kelas IV tingkat sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah,
terdapat KD dari pelajaran IPS, yang didalamnya, memahami
keanekaragaman budaya Indonesia, maka menurut hemat peneliti diperlukan
sebuah model pembelajaran yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh
peserta didik. Khususnya pada tema ke-1, tentang Indahnya Kebersamaan, di
dalamnya terdapat beberapa sub tema, 1) keberagaman budaya bangsaku 2)
kebersamaan dan keberagaman dan 3) bersyukur atas keberagaman.

25
Iif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, Mengembangkan Pembelajaran IPS Terpadu, (Jakarta:
Prestasi Pustaka Raya, 2016), 2.
26
Abdul Aziz Wahab, dkk. Konsep Dasar IPS, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), 12.33-12.34.

55
Kompetensi dasar mata pelajaran IPS yang harus dimiliki peserta didik kelas
IV pada tema 1 adalah sebagai berikut:
Tabel: 1
Kompetensi Dasar Pelajaran IPS Tema 1

No Tema Sub Tema Kompetensi Dasar


1 Indahnya 1. Keberagaman 3.2. Mengidentifikan
Kebersamaan budaya bangsaku keragaman sosial,
2. Kebersamaan dan ekonomi, budaya, etnis,
keberagaman dan agama di provinsi
3. Bersyukur atas setempat sebagai identitas
keberagaman. bangsa Indonesia; serta
hubungannya dengan
karakteristik ruang.

Sebagaiamana tema dan subtema di atas, maka pendidik diharuskan


mampu menyederhankan pembelajaran agar siswa mampu memahami secara
keseluruhan. Maka peneliti memilih sebuah model integrasi pembelajaran
berdasarkan tema pada buku tematik kelas IV sub tema pertama, peneliti
menggunakan tema tentang pawai budaya yang di dalamnya terdapat berbagai
pengenalan budaya Indonesia, di mulai dari pengenalan baju adat, kemudian
musik dan rumah adat dari beberapa daerah, sebagai pengenalan tentang
banyaknya budaya yang ada di Negara Indonesia, agar peserta didik dapat
mensyukuri keberagaman yang ada di Negara Indonesia. sebagaimana papara
Abdul Aziz Wahab dkk, tentang membuat model integrasi berdasarkan tema
yang di khususkan pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) pada
kelas IV madrasah ibtidaiyah. Seperti contoh, pada gambar:1.

56
Gambar 1: Sub Tema 1 Keberagaman Budaya Bangsaku

Dengan mengguankan model integrasi berdasarkan tema, diharapkan


siswa mampu memahami pembelajaran secara cepat dan tepat, serta guru
mampu mencapai kompetensi dasar yang diharapkan.
F. Kesimpulan
Dari paparan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan, bahwa terdapat
beberapa model pembelajaran, yaitu:
1. Model-model pembelajaran terpadu, meliputi:
a. Model dalam satu desain ilmu meliputi model keterhubungan, yaitu
model connected dan model nested.
b. Model antar mata pelajaran yaitu keterurutan antar mata pelajaran,
meliputi: sequenced, shared, webbed, threaded, integrated
c. Model lintas siswa yaitu: Immersed dan networked.
2. Model pembelajaran terpadu IPS
a. Model integrasi berdasarkan tema
b. Model integrasi berdasarkan potensi utama
c. Model integrasi berdasarkan masalah
Dengan menggunakan model integrasi berdasarkan tema, pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), diharapkan siswa mampu
memahami pembelajaran secara cepat dan tepat, serta guru mampu mencapai
kompetensi dasar yang diharapkan.
Daftar Pustaka

57
Ahmad, Moh. Saharani. TIP Pandai Belajar, Kuala Lumpur: Millenia, 2006.
Ahmadi dan Sofan Amri, Iif Khoiru. Mengembangkan Pembelajaran IPS
Terpadu, Jakarta: Prestasi Pustaka Raya, 2016.
Darmadi, Darmadi. Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran Dalam
Dinamika Belajar Siswa, Yogyakarta: Budi Utama, 2017.
Fathurrohman, Muhammad. Belajar dan Pembel;ajaran Modern, Konsep dasar,
Inovasi dan Teori Pembelajaran, Yogyakarta: Garudhawaca, 2017.
Hayati, Nik. Ilmu Pendidikan Islam, Malang: Gunung Samudra. 2014.
Husamah, Husamah dkk, Belajar dan Pembelajaran, Malang: Univ
muhammadiyah Malang, 2016.
Lefudin, Lefudin. Belajar dan Pembelajaran dilengkapi dengnan model
pembelajaran, strategi pembelajaran, pendekatan pembelajaran dan metode
pembelajaran, Yogyakarta: Budi Utama, 2017.
Malawi dan Ani Kadarwati, Ibadullah. Pembelajaran Tematik Konsep dan
Aplikasi, Magetan: AE Media Grafika, 2017.
Marbun, Stefanus M. Psikologi Pendidikan, Ponorogo: Uwais Inspirasi
Indonesia. Tt.
Nai, Firminia Angela Teori Belajar dan Pembelajaran Implementasi
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP, SMA dan SMK, Yogyakarta: Budi
Utama, 2017.
Pritchard, Alan Ways of learning, USA and Canada: Routledge, 2009.
Rusman, Rusman. Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2017
Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan pembelaajaran di Sekolah Dasar, Jakarta:
Prenadamedia Grup, 2016.
Toenlioe, Anselmus JE. Teori dan Filsafat Pendidikan, malang: Gunung
Samudra, 2016.
Trianto, Trianto. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi Anak Usia
Dini TK/RA dan Anak Kelas Awal SD/MI, Jakarta: Kencana, 2013.
Wahab, Abdul Aziz dkk. Konsep Dasar IPS, Jakarta: Universitas Terbuka, 2009.
Yaumi, Muhammad. Media dan Teknologi Pembelajaran Jakarta: Prenadamedia
Grup, 2017.

58

Anda mungkin juga menyukai