Anda di halaman 1dari 3

“ASAL MULA NAMA SUKU TORAJA”

Nasliani jumari

40200117076

Naslianijumari29juni1999@gmail.com

Abstrak

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui masyarakat suku toraja yang datang pada lokasi
perta,bangan nikel di pulau maniang berasal dari lima daerah yang berada di tanah Toraja seperti
daerah Mamasa,daerah baruppu, daerah Buakayu,Daerah Makale,daerah Mangkendek yang
bermukim di komala Kabupaten kolaka dan berinteraksi dengan penduduk local suku Tolaki
Mengkongnga. Interaksi antara masyarakat pendatang (suku tator) dan masyarakat local (Suku
Tolaki) yang menjadi kunci dari semua kehidupan sosial yang terjadi di daerah Tambang
pomala. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi orang tanah toraja dalam
lingkungan masyarakat Tolaki Mengkongga dan untuk mengetahui dukungan budaya dalam
penerimaan pada masyarakat Tanah Toraja di Kabupaten Kolaka. Hasil penelitan imteraksi sosial
antara oaring Tator dengan masyrakat lokal pada dasarnya berjalan dengan baik, walaupun
kadang konflik terselubung yang tampak pada orang tolaki mekongga sebagai etnis lokal dalam
memandang orang Tator dalam kehidupan sehari \-hari cenderumg eksklusif dan mewah,
utamanya dalam ritual adat.

A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara dengan berbagai suku bangsa yang mendiaminya dari
bagian barat hingga timur. Setiap suku bangsa di Indonesia memiloiki pola hidup
tersendiri. Pola kehidupan itu yang membuat Indonesia kaya akan keeanekaragaman.
Keanekaragaman itu termasuk identitas suku(aspek kesejarahan), struktur
kelembagaan, adat istiadat dan kebudayaan serta sistem kepercayaan yang di anut suku
tersebut. Di Indonesia bagian barat,kita mengenal suku melayu, suku batak, mentawai
yang memiliki khasan budaya. Menyeberangi bagian barat, kita menemukan suku badui,
Jawa, Dayak, dengan keaneka ragaman kearifan lokal.
Di bagian Indonesia timur, kuta memiliki suku Bima, Bugis, Papua, Tanah Toraja
yang masih memiliki keaslian budayanya. Bangsa yang bijak adalah bangsa yang
menghargai hasil cipta, karya, dan kharsa suku bangsa yang mendiaminya. Dari sekian
banyak suku bangsa yang ada di Indonesia, ada suku bangsa yang memiliki pola
kehidupan yang unik. Yaitu pola kehidupan yang terdapat pada masyarakat tanah Toraja.
Suku Tanah Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara
Sulawesi selatan, Indonesia. Populasinya di perkirakan sekitar 650.000 jiwa dengan
450.000 di antaranya masih tinggal di kabupaten Tanah Toraja.mayoritas suku Toraja
memeluk agama Kristen, sementara sebagian menganut Islam dan kepercayaan animism
yang di kenal sebagai Aluk to Dolo. Pemerintah Indonesia telah mengakui kepercayaan
ini sebagai bagian dari agama hindhu darma.
Seperti daerah daerah yang lainnya di Indonesia, daerah Tanah Toraja memiliki
sejarah yang panjang dan tentu saja tidak di ketahui oleh sebagian besar masyarakat
Indonesia. Termasuk pola kehidupan yang tidak kalah menarik dengan susku suku lain
yang ada di Indonesia. Tidak hanya peninggalan sejarah, namun juga peninggalan budaya
suku Tanah Toraja sebagai suku bangsa yang tinggal di kabupaten tanah toraja dan masih
terjaga kelestariannya sampai saat ini.

B. Tinjauan Teoritis

asal mula diberikan nama toraja

Suku toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara sulawesi utara,
Indonesia. Pupalisinya di perkirakan sekitar satu juta jiwa, dengan lima ratus ribu diantaranya
masih tinggal di Kabupaten tanah Toraja, kabupaten Toraja utara, dan Kabupetan mamasa.
Mayoritas suku toraja memeluk agama kristen, sementara sebagian menganut islam dan
kepercayaan animisme yang di kenal sebagai Aluk To Dolo. Pemerintah Indonesia telah
mengakui kepercayaan ini sebagai bagian dari agama Hindu Dharma.

Kata Toraja berasal dari bahasa Bugis, to riaja, yang berarti”orang yang berdiam di
negeri atas” pemerintah kolonial Belanda menamai suku ini Toraja pada tahun 1909. Suku
Toraja terkenal akan ritual pemakaman,rumah adat tongkonan dan ukiran kayunya. Rituall
pemakaman toraja merupakan peristiwa sosial yang penting, biasanya dihadiri oleh ratusan
orang dan berlangsung selama bebrapa hari. Secara sadar dan tidak sadar, masyaraat toraja hidup
dan tumbuh dalam sebuah tatanan masyaarakat yang menganut filosofi tau. Filosofi tau di
butuhkan sebagai pegangan an arah menjadi manusia (manusia=”tau” dalam bahasa Toraja)
sesungguhnya dalam kontes masyarakat Toraja. Filosofi tau memiliki empat pilar utama yang
mengharuskan setiap masyarakat toraja untuk menggapainya, antara lain:-Sugi’(kaya)–
Barani(berani)–Manarang(Pintar) –Kinawa(memiliki nilai-nilai luhur,agamis,bijaksana) keempat
pilar di atas tidak dapat di tafsirkan secara bebas karna memiliki makna yang lebih dalam
daripada pemahaman kata secara bebas itu seorang Toraja menjadi manusia yang sesungguhnya
ketika dia telah memiliki dan hidup sebagai Tau. Suku Toraja yang ada karang ini bukanlah suku
asli, tapi merupakan suku peendatang. Menurut kepercayaan atau mitos yang sampai saat ini
masih di pegang teguh, suku Toraja berasal ari khayangan yang turun pada sebuah pulau
lebukan.

Kemudian secara bergelombang dengan menggunakan perahu mereka datang ke


Sulawesi bagian Selatan. Dipulau ini mereka berdiam di sekitar danau tempe di mana mereka
mendirikan perkampungan. Perkampungan inilah yang makin lam berkembang menjadi
perkampungan Bugis. Diantara orang-orang yang mendiami perkampungan ini ada seorang yang
meninggalkan perkampungan dan pergi ke utara lalu menetap di gunug kandora, dan di daerah
Enrekang. Orang inilah yang di anggap merupakan nenek moyang suku Toraja. Sistem
pemerintahan yang di kenal di Toraja waktu dulu adalah sistim federasi. Daerah toraja di agi
menjai lima daerah yang terdiri atas Makale,Sangala,Erante pao,Mengkende,Toraja barat. Derah
daerah Makale,Mengkendek,dan sangala di pimpin masing masing oleh seorang bangsawan
yang bernama PUANG.

Daerah rante pao di pimpin bangsawan yang bernama PARENGE, sedangkan daerah
toraja barat di pimpin bangsawan bernama MA’DIKA. Di dalam menentukan lapisan sosial yang
terdapat di dalam masyarakat ada semacam perbedaan yang sangat menyolok antara daerah yang
dipimpin oleh PUANG dengan daerah yang di pimpin oleh PARENGE dan MA’DIKE pada
daerah yang di pimpin oleh PUANG masyarakat biasa tidak akan dapat menjadi PUANG
sedangkan pada daerah rante pao dan torajaa barat masyarakat biasa bisa saja mencapai
kedudukan PARENGI atau MA’DIKA kalau dia pandai. Hal inilah mungkin yang menyebakan
daerah rante pao bisa berkembang lebih cepat dibandingkan perkembangan yang terjadi di
Makale.

C. Kesimpulan
pemerintah kolonial Belanda menamai suku ini Toraja pada tahun 1909.
Kata Toraja berasal dari bahasa Bugis, to riaja, yang berarti”orang yang berdiam di
negeri atas” Toraja terkenal akan ritual pemakaman,rumah adat tongkonan dan ukiran
kayunya.orang yang mendiami toraja mayoritas beragama Kristen.

D. Daftar Pustaka
www.torajaparadise.com/2015/02/kajian-antropologis-suku-toraja-sebuah-html?m=o

Anda mungkin juga menyukai