Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

TENTANG

TEORI KEPERAWATAN MARTHA E ROGERS DAN DOROTHEA OREM

DOSEN PEMBIMBING :SOFI YULIANTO.,S.Kep.,Ns.,M.Kes.

DISUSUN OLEH

KELOMPOK VII :

Aditya Novaldi (18142010004)

Putri Chamilia Rahman (18142010026)

Rois Alifi (18142010039)

Rifka Putri Fahrani (18142010028)

Sa’adah (18142010040)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDIA HUSADA MADURA

2018-2019

1
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama allah swt yang maha pengasih lagimaha penyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukuer atas kehadiratnya,yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang “ teori keperawatan “ dan
manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang ilmu keperawatan untuk memberikan
manfaat dan memberikan inspirasi kepada membaca.

Bangkalan, 5 Desember 2018

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................................................2
Daftar Isi......................................................................................................................................3-4
BAB I Pendahuluan........................................................................................................................5
1.1 LatarBelakang...............................................................................................................5
1.2 Tujuan...........................................................................................................................5
BAB II Isi........................................................................................................................................6
2.1 Teori Keperawatan Martha E Rogers..................................................................................
2.1.1Latar Belakang Teori.................................................................................................
2.1.2Biografi Tokoh Keperawatan.....................................................................................
2.1.3 Definisi.......................................................................................................................
2.1.4 Konsep Mayor Kerangka Konseptual.........................................................................
2.1.5 Gambar Skema Model Konseptual dan Penjelesan Konseptual.................................
2.1.6 Hubungan Paradigma dengan Keperatawan Terpilih................................................
2.1.7 Kelebihan dan Kelemahan Teori Keperawatan Terpilih...........................................
2.1.8 Aplikasi Model Konseptual dalam keperawatan........................................................
2.1.9 Jurnal Penelitian Terkait (evidence baced practice for nurse) dengan Pendekatan
Teori Keperawatan .............................................................................................................
2.2 Teori Keperawatan Dorothea Orem.....................................................................................
2.2.1 Latar Belakang Teori.................................................................................................
2.2.2Biografi Tokoh Keperawatan....................................................................................
2.2.3 Definisi.......................................................................................................................
2.2.4 Konsep Mayor Kerangka Konseptual........................................................................
2.2.5 Gambar Skema Model Konseptual dan Penjelesan Konseptual.................................
2.2.6 Hubungan Paradigma dengan Keperatawan Terpilih................................................
2.2.7 Kelebihan dan Kelemahan Teori Keperawatan Terpilih............................................
2.2.8 Aplikasi Model Konseptual dalam keperawatan........................................................
2.2.9 Jurnal Penelitian Terkait (evidence baced practice for nurse) dengan Pendekatan
Teori Keperawatan ................................................................................................................
BAB III Penutup...............................................................................................................................
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................

3
3.2 Daftar pustaka...............................................................................................................

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan merupakan salah satubentuk pelayanan kesehatan yang profesional,
bersifat holistik dan komprehensif yang ditujukankepada individu, keluarga, kelompok
danmasyarakat baik dalam keadaan sehat maupunsakit melalui kiat-kiat keperawatan
denganmenggunakan pendekatan proses keperawatan.Pelayanan keperawatan yang diberikan
olehseorang perawat sangat mempengaruhi mutuasuhan keperawatan yang akan diterima
olehklien. Oleh karena itu untuk dapat memberikanasuhan keperawatan yang berkualitas
makaperawat perlu mengembangkan ilmu dan praktikkeperawatan salah satunya melalui
penggunaanmodel konseptual dalam pemberian asuhankeperawatan pada klien.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui latar belakang teori


2. Mengetahui biografi tokoh keperawatan martha e rogers dan dorothea orem
3. Mengetahui definisi teori keperawatan
4. Mengetahui Konsep mayor kerangka konseptual
5. Mengetahui Gambar skema model konseptual dan penjelasan model konseptual
6. Mengetahui Hubungan paradigma dengan keperawatan
7. Mengetahui Kelebihan dan kelemahan teori keperawatan
8. Mengetahui Aplikasi model konseptual dalam keperawatan
9. Mengetahui Jurnal penelitian terkait (evidence based practice for nurse) dengan
pendekatan teori keperawatan

5
BAB II

ISI

2.1.1Latar Belakang Teori Martha E. Rogers


Martha Elizabeth Roger lahir pada tanggal 12 Mei 1914 di Dallas, Texas.Beliau
memulai karir sarjananya ketika beliau masuk di Universitas Tennessee di Knoxville
pada tahun 1931.Beliau masuk sekolah keperawatan di RSU Knoxville pada September
1933.Beliau menerima gelar Diploma Keperawatan pada tahun 1936 dan menerima gelar
B.S dari George Peabody College di Masville pada tahun 1937.Pada tahun 1945 beliau
mandapat gelar MA dalam bidang pengawasan kesehatan masyarakat dari Fakultas
Keguruan Universitas Columbia, New York. Beliau menjadi Eksekutif Direktur dari
pelayanan keperawatan di Phoenix, AZ. Beliau meninggalkan Arizona pada tahun 1951
dan kembali melanjutkan sekolah di Universitas Johns Hopkins, Baltimre MD dg
memperoleh gelar MPH tahun 1952 dan Sc.D tahun 1954. Beliau di tetapkan menjadi
Kepala Bagian Keperawatan di New York University pada tahun 1954.

Secara resmi beliau mengundurkan diri sebagai Professor dan Kepala Bagian
Keperawatan pada tahun 1975 setelah 21 tahun dalam pelayanan. Pada tahun 1979 beliau
pensiun dengan hormat dengan memakai gelar Professornya dan terus aktif
mengembangkan dunia keperawatan sampai beliau meninggal pada 13 maret 1994.

Dalam teorinya, Martha Rogers (1970), mempertimbangkan manusia ( kesatuan manusia)


sebagai sumber energi yang menyatu dengan alam semesta. Manusia berada dalam
interaksi yang terus menerus dengan lingkungan (lutjens,1995). Selain itu, manusia
merupakan satu kesatuan utuh memiliki integritas diri dan menunjukkan karakteristik
yang lebih dari sekedar gabungan dari beberapa bagian (Rogers 1970).

Manusia yang utuh merupakan ” Empat sumber dimensi energi yang diidentifikasi oleh
pola dan manisfestasi karakteristik spesifik yang menunjukkan kesatuan dan yang tidak
dapat di tinjau berdasarkan bagian pembentuknya” (Maminer – Toey,1994).

6
Keempat dimensi yang di gunakan oleh Martha E. Rogers sumber energi, keterbukaan,
keteraturan dan pengorganisasian, dan empat dimensionalitas manusia digunakan untuk
menentukan prinsip mengenai bagaimana berkembang.

2.1.2Biografi Tokoh Keperawatan

Martha E. Rogers dilahirkan pada tanggal 12 Mei tahun 1914 di Dallas Texas, tertua dari 4
bersaudara pasangan Bruce Taylor Rogers dan Lucy Mulholland Kener Rogers. Dia
menerima gelar diplomakeperawatan dari sekolah rumah sakit Knoxville pada tahun 1936. Pada
tahun 1937 ia menerima gelar B.S. dari perguruan tinggi George Peabody
di Nashville,Tennessee. (Tomey & Alligood, 1998).Setelah aktif sebagai perawat kesehatan dia
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, sampai mendapatkan gelar doktor dari universitas
Johns Hopkins di Baltimore. Rogers adalah Profesor dan Kepala Divisi Perawat Pendidikan di
Universitas New York mulai tahun 1954, disini Rogers fokus mengajar dan meninggal pada 13
Maret 1994, pada umur 79.

2.1.3 Definisi

Teori roger didasarkan pada pengetahuan tentang asal usul manusia dan alam
semesta seperti antrapologi ,sosiologi , astronomi, agama, filosofi, perkembangan sejarah
dan mitologi. Teori ini berfokus pada kehidupan manusia. Menurutnya kehidupan
seseorang dipengaruhi alam sebagai lingkungan hodup manusia dan pola pertumbuhan
dan perkembangan sesorang.

7
Asumsi dasar teori roger tentang manusia adalah:
 Manusia adalah kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainya.
 Manusia berinteraksi langsung dengan lingkunganya
 Kehidupan setiap manusia adalah sesuatu yang unik
 Perkembangan manusia dinilai dari tingkah lakunya
 Manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa teori roger berfokus pada manusia sebagai satu
kesatuan yang utuh dalam siklus kehidupanya. Menurutnya lingkunga adalah segala hal
yang berada diluar diri individu.
2.1.4 Konsep Mayor Kerangka Konseptual
Empat konsep mayor dari teori Roger :
1. Manusia
Manusia adalah suatu unit, manusia secara terus-menerus saling tukar menukar
energy dengan lingkungannya.Proses kehidupan manusia berlangsung lama dan
terus-menerus, manusia mempunyai mengabstraksikan, imajinatif, berpikir, sensasi,
emosi.
2. .Lingkungan
Lingkungan adalah semua pola yang ada diluar individu, individu dan lingkungan
membentuk system terbuka.
3. Keperawatan
Keperawatan adalah ilmu dan seni yang humastik dan humanitarian.
4. Kesehatan
Roger mengatakan bahwa ia memandang kesehatan sebagai suatu nilai yang
sangat penting.
2.1.5 Gambar Skema Model Konseptual dan Penjelesan Konseptual
Model konsep dan teori keperawatan menurut Martha E Rogers dikenal dengan
nama konsep manusia sebagai unit. Dalam memahami konsep model teori ini, Martha
berasumsi bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang utuh, yang memiliki sifat dan
karakter yang berbeda-beda. Asumsi tersebut didasarkan pada kekuatan yang
berkembang secara alamiah yaitu keutuhan manusia dan lingkungan, kemudian sistem

8
ketersediaan sebagai satu kesatuan yang utuh serta proses kehidupan manusia
berdasarkan konsep homeodinamik yang terdiri dari :
a) Integritas : individu sebagai satu kesatuan dengan lingkungan yang tidak dapat
dipisahkan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
b) Resonansi : proses kehisupan antara individu dengan lingkungan berlangsung
dengan berirama dengan frekuensi yang bervariasi.
c) Helicy : terjadinya proses interaksi antara manusia dan lingkungan akan terjadi
perubahan baik perlahan-lahan maupun berlangsung dengan cepat.
2.1.6 Hubungan Paradigma dengan Keperatawan Terpilih
Martha E Rogers mengungkapkan bahwa teori yang diambilnya dari konsepnya
sangat mungkin untuk di terapkan dalam praktik keperawatan. Malinski (1986) mencatat
ada tujuh trend yang ada dalam praktik keperawatan, yang kesemuanya berdasar pada
konsep teori yang di kemukakan Martha E Rogers.

1) Pemberian kewenangan penuh dalam hubungan perawat klien


2) Menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar
3) Penyesuaian terhadap pola
4) Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu musik, pergerakan dalam
proses penyembuhan.
5) Menunjukkan suatu perubahan yang positif
6) Memperluas fase pengkajian dalam proses keperawatan
7) Menerima hubungan yang menyeluruh dalam hidup.

2.1.7 Kelebihan dan Kelemahan Teori Keperawatan Terpilih


Kelebihan;
ketika teori Rogers diaplikasikan dalam praktik, para perawat
a) Berfokus pada keutuhan seseorang
b) Mencoba meningkatkan interaksi yang simponi antara dua medan
energy (manusia dan lingkungan) untuk memperkuat koherensi
dan integritas seseorang
c) Mengkoordinasi medan manusia dengan irama medan lingkungan

9
d) Mengarahkan dan mengalihkan pola interaksi antara dua medan
energy tersebut untuk meningkatkan potensi kesehatan maksima
Kekurangan;
banyak yang berpendapat bahwa konsep Rogers sulit dipahami karena
kurangnya penjelasan yang lebih kearah spesifik. Namun, kekurangan
tersebut dapat diatasi dengan adanya contoh spesifik yang dapat
membantu menjelaskan konsep tersebut.

2.1.8 Aplikasi Model Konseptual dalam keperawatan


Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat manusia,
prinsip-prinsip homeodinamika memberikan pedoman untuk memprediksi sifat dan arah
perkembangan individu sebagai respon terhadap masalah kesehatan. Untuk berhasil
menggunakan prinsip-prinsip homeodinamika, diperlukan pertimbangan perawat dan
melibatkan perawat dan klien dalam proses keperawatan. Jika sesuatu atau seseorang di
luar individu adalah bagian dari lingkungan, maka perawat akan menjadi bagian dari
lingkungan klien. Maka tersirat bahwa klien berpartisipasi, serta bersedia maju dalam
proses keperawatan. Akibatnya, hasil keperawatan mandiri, yang Rogers (1992),
mempertahankan diperlukan jika klien berusaha mencapai potensi maksimal dengan cara
yang positif. Keperawatan, adalah bekerja dengan klien, bukan kepada atau untuk klien.
Keterlibatan ini dalam proses keperawatan oleh perawat menunjukkan kepedulian
terhadap semua orang bukan dari satu aspek, satu masalah, atau segmen terbatas
pemenuhan kebutuhan.
Dalam tahap keperawatan, semua fakta dan opini tentang klien dan lingkungan
dikumpulkan.Karena keterbatasan kita dalam mengukur dan alat pengumpulan data,
informasi yang dikumpulkan sesering mungkin dari suatu pemisahan diri atau bagian
lainnya.Namun, untuk melaksanakan pedoman, analisis data harus dalam keadaan yang
mencerminkan keutuhan, yang mungkin dicapai dengan menanyakan beberapa
pertanyaan dan mendapat respon dari data yang ada.
Pertanyaan seri pertama mencerminkan prinsip Integrasi. Seri berikutnya akan
mencerminkan prinsip resonancy. Seri terakhir dari pertanyaan akan dipengaruhi oleh
prinsip helicy.

10
Untuk mencerminkan pola gagasan, terkadang akan ditambahkan beberapa
pertanyaan untuk prinsip helicy sebagai pertimbangan. Harus diingat bahwa tanggapan
klien merupakan cerminan suatu titik tertentu dalam ruang-waktu.Akibatnya, pola yang
diidentifikasi ini tidak statis tetapi terus berubah, mencerminkan perubahan waktu dan
menambahkan pengalaman masa lalu. Bukan berarti pertanyaan-pertanyaan ini memuat
semua, tetapi menggunakan mereka sebagai referensi akan membantu memberikan
perawat dengan melihat klien seutuhnya. Ini akan mengidentifikasi perbedaan individu
dan pola pertukaran bagian-bagian secara berurutan dalam proses kehidupan. Penilaian
keperawatan, adalah penilaian dari seluruh keadaan manusia dan bukan penilaian yang
hanya berdasarkan fisik atau status mental. Ini merupakan penilaian potensi sehat dan
sehat secara mandiri dan bukan penilaian dari suatu penyakit atau proses penyakit.
Hasilnya ialah bahwa kemandirian memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan
penyakitnya.Sebagai hasil dari penilaian keperawatan, ditarik kesimpulan tentang
kemandirian. Kesimpulannya adalah diagnosis keperawatan, langkah kedua dalam proses
keperawatan, dan itu mencerminkan prinsip-prinsip homeodynamik. Irama, pola,
keanekaragaman, interaksi, dan variasi proses kehidupan terlihat dengan jelas. Diagnosis
keperawatan bertujuan untuk mengetahui pola pertukaran bagian-bagian tersebut dalam
proses kehidupan yang mencakup hubungan manusia-lingkungan (Roger, 1970).
Meskipun tidak sempurna, diagnosa keperawatan berdasarkan pola kesehatan fungsional
Gordon memiliki potensi yang lebih besar kegunaannya dengan kerangka Roger karena
cenderung mencerminkan pandangan yang lebih tentang keutuhan individu. Mengingat
bersifat statis dan kehilangan tradisi sepanjang diagnosa, sehingga penggunaannya dalam
sistem abstrak dinamis bahkan mungkin tidak tepat (Smith,1988).
Dengan membuat diagnosis keperawatan, mengarahkan perawat memberikan
asuhan keperawatan.Fokus pada perkembanagn yang membutuhkan implementasi dalam
lingkungan maupun di dalam individu. Diharapkan bahwa perubahan yang satu ini akan
terkait dengan perubahan simultan lainnya. Karena integrasi individu dengan lingkungan,
masalah kesehatan tidak dapat dipisahkan dari penyakit sosial di dunia. Oleh karena itu,
masalah ini tidak bisa ditangani dengan efektif dengan cara yang umumnya diterima
secara umum, transisi, tindakan penyakit berorientasi (Rogers, 1992). Dibutuhkan daya
imajinasi dan kreatifitas. Resonansi mensyaratkan bahwa rencana keperawatan diarahkan

11
untuk mendukung atau memodifikasi variasi proses kehidupan seluruh manusia. karena
proses kehidupan manusia merupakan fenomena searah, sehingga tidak bisa
mengembalikan individu ke tingkat mantan keberadaan, melainkan, perawat membantu
individu bergerak maju ke tingkat yang lebih tinggi lebih beragameksistensi. Program
keperawatan di bidang helicy membutuhkan penerimaan perbedaan individu sebagai
ungkapan munculnya evolusi, untuk mendukung atau memodifikasi irama dan tujuan
hidup.Untuk melakukan ini membutuhkan partisipasi dan aktif dari klien dalam asuhan
keperawatannya.Kesehatan tidak hanya tercapai dengan mempromosikan homeostasis
dan keseimbangan, melainkan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan
dinamika dan keragaman dalam individu.

Martha E. Rogers mengungkapkan bahwa teori yang di ambilnya dari konsepnya


sangat mungkin di terapkan dalam praktek keperawatan. Malinski (1986) mencatat ada 7
trend yang ada dalam praktek keperawatan, yang semuanya berdasar pada konsep teori
yang di kemukakan Martha E. Rogers. `
1. Pemberian kewenangan penuh dalam hubungan perawat klien.
2. Menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar.
3. Penyesuaian terhadap pola.
4. Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu musik, pergerakan dalam proses
penyembuhan.
5. Menunjukkan suatu perubahan yang positif.
6. Memperluas fase pengkajian dalam proses keperawatan.
7. Menerima hubungan yang menyeluruh dalam hidup.
2.1.9 Jurnal Penelitian Terkait (evidence baced practice for nurse) dengan Pendekatan Teori
Keperawatan
Kasus:
Perbedaan tekanan darah systole dan diastole penderita hipertensi usia 45-59 tahun di
RSUD dr. Soegiri Lamongan
Terdapat perbedaan bermakna rerata tekanan darah systole dan diastole antara kelompok
kontrol dan perlakuan. Setelah dilakuan uji paired t-test, didapatkan hasil yang signifikan

12
baik pada tekanan darah systole dan diastole, yang artinya ada perbedaan tekanan darah
systole dan diastole antara kelompok kontrol dan perlakuan.
Meskipun tidak terbukti bahwa intervensi keperawatan SEFT islami dapat
mempengaruhi perubahan persepsi, namun tetap terbukti terjadi penurunan tekanan
darah systole dan diastole. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh tapping melalui jalur
humoral yaitu dengan mempengaruhi perubahan neurohormonal (Dharmojono, 2009).
Hormon yang mengalami perubahan adalah katekolamin dengan kadar rendah yang
tidak menyebabkan vasokonstriksi sistemik dan kardiak inotropik, sehingga tekanan
darah dan denyut jantung stabil (Dharmojono, 2009).
Apabila intervensi keperawatan SEFT Islami dilakukan dengan benar dan berulang, maka
proses perubahan tekanan darah melalui jalur PNI. Stimulus yang diberikan dapat
memblok sinyal stres dan digantikan dengan sinyal yang positif. Impuls positif tersebut
akan berjalan menuju Talamus kemudian berespon melepaskan CRF dari hipotalamus,
selanjutnya terjadi respon lewat aksis SAM (Simpathetic Adrenal Medullary). Respons
lewat aksis SAM akan melepas katekolamin berkadar rendah dan tidak bersifat darurat
Selanjutnya katekolamin masuk ke dalam sirkulasi darah mengalir ke seluruh tubuh.
Katekolamin dengan kadar rendah tidak menyebabkanvasokonstriksi sistemik dan
kardiak inotropik, sehingga tekanan darah dan denyut jantung stabil (Nursalam, 2008).
Selain itu, katekolamin akan mempengaruhi fungsi membran sel sehingga fungsinya
terganggu. Kalsium intrasel akan meningkat yang mengakibatkan kontraksi otot polos.
Juga mengakibatkan peningkatan kadar Na+/H+ di ekstrasel sehingga terjadi peningkatan
pH yang mengakibatkan hipertrofi vaskular. Kedua hal ini menyebabkan tahanan perifer
meningkat dan timbulah hipertensi. Namun bila kadar katekolamin rendah, hal tersebut
tidak akan terjadi (E. Susalit dalam Slamet Suyono, 2004).
Sinyal positif yang masuk ke hipotalamus tidak akan merangsang pengeluaran kortisol,
aldosteron dan ADH. Kortisol menyebabkan peningkatan glukoneogenesis, katabolisme
protein dan lemak sehingga kadar gula darah dan viskositas darah meningkat. Hal
tersebut menyebabkan kontraktilitas jantung meningkat. Sedangkan aldosteron dan
ADH menimbulkan peningkatan reabsorbsi air dan Na sehingga volume cairan
meningkat. Ketiga hal tersebut dapat mencetuskan peningkatan tekanan darah. Sinyal

13
positif juga masuk lewat sistem syaraf simpatis dan medula adrenal namun tidak
menimbulkan peningkatan produksi epinefrin dan norepinefrin. Keduanya mampu
meningkatkan kontraktilitas dan frekuensi jantung penyebab hipertensi (Patricia A
Potter, 2005).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keperawatan SEFT Islami berpengaruh
terhadap perubahan tekanan darah, meskipun tanpa melalui perubahan persepsi terlebih
dahulu.Namun penurunan tekanan darah systole yang cukup drastis dalam waktu singkat
(rerata 25 mmHg bahkan yang tertinggi menurun 40 mmHg), membutuhkan perhatian
dan pertimbangan serius karena dapat menimbulkan hipotensi dan mengganggu
pembuluh darah.Perlu dilakukan pemeriksaan penunjang, seperti nadi, respirasi dan EKG
untuk memastikan tidak terjadi kondisi yang serius.
2.2 Teori Keperawatan Dorothea Orem

2.2.1 Latar Belakang Teori

Pertama kali dipublikasikan pada tahun 1971 telah diterima oleh komunitas
keperawatan yang diperoleh dari rapat kerja nursing development konvewrence group
Menurut Orem, askep dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang mempunyai
kemampuan membawa diri sendiri untuk melakukan kemampuan hidup, memenuhi
kesehatan dan memelihara kesejahteraannya.

Teori ini dikenang sebagai self care atau self care difisit teori.

Ada 3 prinsipaskepmandiribersifat

a) Holistic meliputi kebutuhan O2, H2O, makanan eliminasi altifitas dan istirahat.
b) Askep mandiri harus sesuai dengan tumbuh kembang manusia.
c) Askep mandiri dilakukan karena adanya masalah kesehatan intinya askep mandiri
intinya askep mandiri dalam teori orem dilakukan dengan memperhatikan tingkat
ketergantungan atau kebutuhan dan kemampuan pasien. Terdapat tiga tingkatan
akses mandiri :
d) Memberikan keperawatan total ketika pertama kali askep dilakukan karena
tingkat ketergantungan pasien yang tinggi

14
e) Saling berkolaborasi antara perawat dan pasien dalam melakukan tindakan
keperawatan.

2.2.2Biografi Tokoh Keperawatan

Pendidikan: Diploma (awal tahun 1930), Pendiri Hospital


School Of Nursing, Washington DC; Orem mendapat Titel BSN Ed (1939) dan MSN Ed
(1945) di The Catholic University of America, Washington DC. Orem mendapat gelar
kehormatan: Dokter Ilmu Pengetahuan dari Georgetown University (1976) dan Pendiri
Perguruan Tinggi di San Antonio, Texas (1980); Dokter Surat kemanusiaan dari Illinois
Wesleyan University, Bloomington, Illinois (1988); Gelar kehormatan dokter, University
of Missouri-Columbia (1998). Dr. Orem melanjutkan untuk aktif dalam pengembangan
teori. Dia menyelesaikan edisi ke-6 dari keperawatan: konsep praktek, yang diterbitkan
oleh Mosby pada Januari 2001.

Dorothea E. Orem meninggal pada 22 Juni 2007 di


kediamannya di Savannah, USA. Orem meninggal pada umur 93 tahun.Dunia
keperawatan telah kahilangan seorang ahli dan dianggap sebagai orang terpenting serta
memiliki wawasan yang sangat luas di bidang keperawatan.

15
Dalam bidang keperawatandapat dikatakan bahwa ahli Keperawatan dari
Amerika, Dorothea E Orem, termasuk salah seorang yang terpenting diantara orang yang
mengembangkan pandangan dalam bidang Keperawatan.

Dorothea Orem melihat bahwa perawatan propesional mendapat bantuan


pengambil alihan tugas sebahagian atau pun keseluruhan atau perawatan diri atau
perawatan.

2.2.3 Definisi

Dorothea orem (1971) mengembangkan definisi keperawatan yang menekankan


pada kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri. Orem menggambarkan filosofi
tentang kaperawatan dengan cara seperti berikut : Keperawatan memiliki perhatian
tertentu pada kebutuhan manusia terhadap tindakan perawatan dirinya sendiri dan kondisi
serta penatalaksanaannya secara terus menerus dalam upaya mempertahankan kehidupan
dan kesehatan, penyembuhan dari penyakit, atau cidera, dan mengatasi hendaya yang
ditimbulkannya.

Perawatan diri sendiri dibutuhkan oleh setiap manusia, baik laki-laki perempuan
dan anak-anak. Ketika perawatan diri tidak dapat dipertahankan akan terjadi kesakitan
atau kematian. Keperawatan berupaya mengatur dan mempertahankan kebutuhan
keperawatan diri secara terus menerus bagi mereka yang secara total tidak mampu
melakukannya. Dalam situasi lain, perawat membantu klien untuk mempertahankan
perawatan diri dengan melakukannya sebagian, tetapi tidak seluruh prosedur, melainkan
pengawasan pada orang yang membantu klien dengan memberikan instuksi dan
pengarahamn secara individual sehingga secara bertahap klien mampu melakukannya
sendiri.

16
Dalam pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam pandangan mengenai
pemenuhan kebutuhan dasar, Orem membagi dalam konsep kebutuhan dasar yang
terdiridari:

1. Air (udara): pemelihraan dalam pengambian udara.


2. Water (air): pemeliaraan pengambilan air
3. Food (makanan): pemeliharaan dalam mengkonsumsi makanan
4. Elimination (eliminasi): pemeliharaan kebutuhan proses eliminasi
5. Rest and Activity (Istirahat dan kegiatan): keseimbangan antara istirahat
danaktivitas.
6. Solitude and Social Interaction (kesendirian dan interaksi sosial) :
pemeliharaan dalam keseimbangan antara kesendirian dan interaksi social
7. Hazard Prevention (pencegahan risiko): kebutuhan akan pencegahan risikopada
kehidupan manusia dalam keadaan sehat .
8. Promotion of Normality

2.2.4 Konsep Mayor Kerangka Konseptual

Konsep keperawatan orem mendasari peran perawat dalam memenuhi kebutuhan


perawat diri klien untuk menerapkan kemandirian dan kesehatan yang optimal, yaitu teori
“self care deficit” , teori “self care”, dan teori “nursing system”, ketiga teori tersebut
berfokus pada manusia menyeimbangkan kehidupan, kesehatan dan kesajahteraanya
dengan merawat diri mereka sendiri.

a) Teori self care


Orem mengemukakan bahwa self care meliputi self care itu sendiri, yang
merupakan aktivitas dan insiatif dari individu serta dilaksanakan oleh individu itu
sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, kesehatan, serta
kesajehtraan
Teori self care meliputi:

17
 Self care agency merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan
perawatan diri sendiri
 Theurapetic self care demand tuntunan atau permintaan dalam perawatan
diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam
waktu tertentu.
 Self care requisites merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada
penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal
b) Teori self care deficite
Self care deficit merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum
dimana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat keperawatan
dibutuhkan. Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu atau
terbatas untuk melakukan self carenya secara terus menerus inti dari teori ini
menggambarkan manusia sebagai penerima perawatan yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan keperawatan dirinya dan memiliki bebrbagai keterbatasan
keterbtasan dalam mencapai taraf kesehatanya, perawatan diberikan didasrkan
pada tingkat ketergantungan, yaitu keterganyungan total atau parsial.
c) Teory nursing sistem
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan “self care” pasien yang dapat
dipenuhi oleh perawat’ pasien atau keduanya. Nursing system di tentukan atau di
rencanakan berdasarkan kebutuhan “self care” dan kemampuan pasien untuk
menjalani aktivitas “self care”. Orem memberikan identifikasi dalam sistem
pelayanan keperawatan diantaranya :
 Sistem bantuan secara penuh (wholly copensatory system). Merupakan
suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh
pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi
tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam
pergerakan, pengontrolan, dan ambulansi serta adanya manipulasi
gerakan. Contoh : pemberian bantuan pada pasien koma.
 Sistem bantuan sebagian (partially copensatory system). Merupakan
sistem dalam pemberian perawatan diri sendiri secara sebagian saja dan
ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal.

18
Contoh : perawatan pada pasien post operasi apendiktomi dimana pasien
tidak memiliki kemampuan untuk melakukan perawatan luka.

Sistem supportif dan edukatif. Merupakan sistem bantuan yang diberikan


pada pasien yang membutuhkan bantuan pendidikan dengan harapan pasien
mampu memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem ini dilakukan agar
pasien mampu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan
pembelajaran. Contoh : dukungan pendidikan dapat dilakukan pada pasien
yang memerlukan informasi tentang perawatan tali pusat pada bayi baru lahir
setelah pasien diperbolehkan pulang.

2.2.5 Gambar Skema Model Konseptual dan Penjelesan Konseptual

Konsep keperawatan orem mendasari peran perawat dalam memenuhi kebutuhan


perawat diri klien untuk menerapkan kemandirian dan kesehatan yang optimal, yaitu teori
“self care deficit” , teori “self care”, dan teori “nursing system”, ketiga teori tersebut
berfokus pada manusia menyeimbangkan kehidupan, kesehatan dan kesajahteraanya
dengan merawat diri mereka sendiri.
a) Teori self care
Orem mengemukakan bahwa self care meliputi self care itu sendiri, yang
merupakan aktivitas dan insiatif dari individu serta dilaksanakan oleh individu itu

19
sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, kesehatan, serta
kesajehtraan
Teori self care meliputi:
 Self care agency merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan
perawatan diri sendiri
 Theurapetic self care demand tuntunan atau permintaan dalam perawatan
diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam
waktu tertentu.
 Self care requisites merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada
penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal
b) Teori self care deficite
Self care deficit merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum dimana
segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat keperawatan dibutuhkan.
Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu atau terbatas untuk
melakukan self carenya secara terus menerus inti dari teori ini menggambarkan
manusia sebagai penerima perawatan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
keperawatan dirinya dan memiliki bebrbagai keterbatasan keterbtasan dalam
mencapai taraf kesehatanya, perawatan diberikan didasrkan pada tingkat
ketergantungan, yaitu keterganyungan total atau parsial.
c) Teory nursing sistem
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan “self care” pasien yang dapat
dipenuhi oleh perawat’ pasien atau keduanya. Nursing system di tentukan atau di
rencanakan berdasarkan kebutuhan “self care” dan kemampuan pasien untuk
menjalani aktivitas “self care”. Orem memberikan identifikasi dalam sistem
pelayanan keperawatan diantaranya :
 Sistem bantuan secara penuh (wholly copensatory system). Merupakan
suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh
pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi
tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam
pergerakan, pengontrolan, dan ambulansi serta adanya manipulasi
gerakan. Contoh : pemberian bantuan pada pasien koma.

20
 Sistem bantuan sebagian (partially copensatory system). Merupakan
sistem dalam pemberian perawatan diri sendiri secara sebagian saja dan
ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal.
Contoh : perawatan pada pasien post operasi apendiktomi dimana pasien
tidak memiliki kemampuan untuk melakukan perawatan luka.
 Sistem supportif dan edukatif. Merupakan sistem bantuan yang diberikan
pada pasien yang membutuhkan bantuan pendidikan dengan harapan
pasien mampu memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem ini
dilakukan agar pasien mampu melakukan tindakan keperawatan setelah
dilakukan pembelajaran. Contoh : dukungan pendidikan dapat dilakukan
pada pasien yang memerlukan informasi tentang perawatan tali pusat pada
bayi baru lahir setelah pasien diperbolehkan pulang.

2.2.6 Hubungan Paradigma dengan Keperatawan Terpilih


a) Manusia
Manusia secara total dan bersifat universal, dimana mereka membutuhkan
perkembangan dan kemampan perawatan diri sendiri secara berkelanjutan.
Manusia merupakan suatu kesatuan dari fungsi biologi, simbolik dan sosial
b) Lingkungan
Lingkungan meliputi elemen lingkungan, kondisi lingkungan dan perkembangan
lingkungan.

c) Kesehatan
Sehat adalah sutau kondisi ketika keseluruhan struktur dan fungsi saling
terintegrasi dengan baik. Hal ini memyngkingkan manusia mampu
menghubungkn berbagai macam mekanisme secara psikologis, fisiologi serta
melakukan interaksi dengan orang lain
d) Keperawatan
Menurut orem, keperawatan adalah suatu seni, pelayanan/ bantuan dan teknologi.
Tujuan keperawatan adalah membuat pasien dan keluarganya mampu melakukan
perawatan sendiri, diantaranya memperthankan kesehatan, mencapai kondisi

21
normal ketika terjadi kecelakaan atau bahaya, serta mengontrol,menstabilisasi dan
meminmalisasi efek dari penyakit/ komdisi yang kronis atau kondisi
ketidakmampuan.
2.2.7 Kelebihan dan Kelemahan Teori Keperawatan Terpilih
Kelebihan :
1. Orem mempunyai pandangan bahwa teori dan konsep dilakukan untuk
merefleksikan antara individu dengan lingkungannya, menggambarkan apa
yang mereka lakukan, menggunakan kreasi dalam berfikir dan lingkungan.
2. Orem menggunakan langkah dalam proses keperawatan dengan menentukan
diagnosis dan perintah, menentukan mengapa keperawatan dibutuhkan,
menganalisis dan mempresentasikan dengan membuat keputusan, merancang
sistem perawatan dengan merencanakan perawatan sesuai dengan
keperawatan yang dibutuhkan.
3. Orem mengusahakan dalam pengaturan dan pengontrolan perawatan yang
akan diberikan dalam memenuhi keterbatasan perawatan diri sendiri,
mengatasi masalah keterbatasan serta memepertahankan dan menjaga
kemampuan pasien dalam perawatan diri.
Kelemahan :
1. Teori sistem keperawatan di identifikasikan menjadi 3 yaitu : Sistem bantuan
secara penuh (wholly copensatory system),Sistem bantuan sebagian (partially
compensatory system),Sistem dukungan dan pendidikan (supportive and
educative system).
2. Pandangan teori Orem hanya di tujukan kepada pelayanan keperawatan untuk
kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta
mengatur dalam kebutuhannya saja.
2.2.8 Aplikasi Model Konseptual dalam keperawatan
3. Klien dewasa dengan diabetes militus menurut teori self care Orem dipandang sebagai
individu yang memiliki kemampuan untuk merawat dirinya sendiri untuk memenuhi
kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan mencapai kesejahteraan.
4. Kondisi klien yang dapat mempengaruhi self-care dapat berasal dari faktor internal (dari
dalam diri individu) dan eksternal (dari luar diri individu), faktor internal meliputi usia,

22
tinggi badan, berat badan, budaya/suku, status perkawinan, agama, pendidikan dan
pekerjaan. Adapun faktor luar meliputi dukungan keluarga dan budaya masyarakan
dimana klien tinggal.
5. Klien dengan kondisi tersebut membutuhkan perawatan diri yang bersifat kontinun atau
berkelanjutan. Adanya perawatan diri yang baik akan mencapai kondisi yang sejahtera.
Klien membutuhkan tiga kebutuhan self care berdasarkan teori Orem yaitu:
6. 1. Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri secara menyeluruh) kondisi
yang seimbang.
7. 2. Development self care requisites (kebutuhan perawatan diri pengembangan) fungsi
klien sesuai dengan fungsi perannya. Perubahan fisik pada klien dengan
Diabetes Melitus antara lain menimbulkan peningkatan dalam rasa
haus, peningkatan selera makan, keletihan, kelemahan, luka pada kulit yang lama
penyembuhannya, infeksi vagina atau pandangan pada mata berakibat mata kabur.
8. 3. Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri penyimpangan
kesehatan) penyimpangan kesehatan seperti adanya Sindrom Hipergilkemik (kumpulan
penyakit akibat peningkatan kadar gula dalam darah) yang dapat menimbulkan
kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi), hipotensi (tekanan darah
rendah) ,perubahan sensorik (perubahan pada indera perasa), kejang-
kejang, takikardi (frekuensi jantung yang meningkat) dan hemiparesis (kelumpuhan
separu badan). Klien Diabetes Melitus akan mengalami penurunan pola makan dan
adanya komplikasi yang dapat mengurangi kerharmonisan pasangan dalam melakukan
hubungan intim (misal infeksi vagina dan bagian tubuh lainnya).
9. Ketidakseimbangan baik secara fisik maupun mental yang di alami oleh klien dengan
Diabetes Melitus menurut Orem disebut dengan self care-deficit. Menurut Orem peran
perawat dalam hal ini yaitu mengkaji klien sejauh mana klien mampu untuk merawat
dirinya sendiri dan mengklasifisikannya sesuai dengan klafisikasi kemampuan klien.

2.2.9 Jurnal Penelitian Terkait (evidence baced practice for nurse) dengan Pendekatan Teori
Keperawatan

Kasus :

23
Tn. J (50 th ) didiagnasis Diabetes Melitus tipe 2 (Diabetes Tidak Tergantung
Pada Insulin).Dia memiliki riwayat hipertensi dan seorang perokok berat (30
batang/hari).

Perawatan yang dapat diberikan kepada Tn. J berdasarkan model keperawatan


Orem adalah.

1. Udara (educative/supportif). Perawatan harus mampu memberikan penjelasan Tn.


J (50 tahun) tentang hubungan penyakit Hipertensi dengan merokok yaitu
menghisap udara yang mengandung zat kimia aktif dari rokok.

2. Air (enducative/supportif). Perawat harus mampu meyakinkan adanya hydration-


rist yang cukup dari polidipsia (sering haus) yang memicu Hiperglicemia (kadar
gula yang tinggi dalam darah).

3. Activity and rest (adecative/supportif). Perawat menginformasikan pada pasien


tentang kegiatan aktivitas yang cocok untuk pasien Diabetes Melitus.

4. Elimination (educative/supportif) klien membutuhkan monitoring bagaimana


melakukan Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK).

5. Food (portial compensatory). Perawat menganjurkan atau mengatur pola diet


yang cocok untuk pasien dengan Hipertensi dan mengalamiDiabetes Melitus serta
mengontrol gula darah setelah makan.

6. Solitude and social interaction (partial compensatory) interaksi sosial dengan


perawat dapat memberikan perubahan interaksi dengan tingkah sosial yang
mengarah pada perilaku yang adaptif (baik).

7. Hazard prevention (partial compensatory). Perawat memberikan pendidikan pada


pasien tentang kelebihan dan kekurangan pengobatan yang akan diambil oleh
pasien pada penyakit yang dialaminya saat ini.

8. Promote Normality (partial compensatory). Perawat diharapkan dapat membantu


pasien untuk mengembalikan diri pada kehidupan normal pasien, sehingga menjadi
normal kembali.

24
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Keperawatan merupakan salah satubentuk pelayanan kesehatan yang profesional,
bersifat holistik dan komprehensif yang ditujukankepada individu, keluarga, kelompok
danmasyarakat baik dalam keadaan sehat maupunsakit melalui kiat-kiat keperawatan
denganmenggunakan pendekatan proses keperawatan.Pelayanan keperawatan yang diberikan
olehseorang perawat sangat mempengaruhi mutuasuhan keperawatan yang akan diterima
olehklien. Oleh karena itu untuk dapat memberikanasuhan keperawatan yang berkualitas
makaperawat perlu mengembangkan ilmu dan praktikkeperawatan salah satunya melalui
penggunaanmodel konseptual dalam pemberian asuhankeperawatan pada klien.
4.2 Daftar Pustaka
1. Gaffar, La Ode Jumadi. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2. Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
3. Koenig Blais, Kathleen. 2007. Praktik Keperawatan Profesional.

25
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
4. Yulianingsih Kodim. 2015. Konsep Dasar Keperawatan.
Jakarta : TIM.
5. http://lailybajangmasruri.blogspot.com/2014/05/model-konseptual-martha.html
6. http://efristikesekaharap.blogspot.com/2012/10/model-dan-konsep-keperawatan-
menurut.html
7. https://dokumen.tips/documents/kelebihan-dan-kekurangan-model-konsep-dorothea-
orem.html

26

Anda mungkin juga menyukai