BAB I. Pendahuluan.
BAB V. Logistik.
PENDAHULUAN.
Rumah Sakit mempunyai visi “ Menjadi Rumah Sakit Umum yang Unggul, Ramah
dan Profesional”. Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit sangat penting
dilakukan dalam rangka menjamin mutu lingkungan rumah sakit yang mempunyai pengaruh
terhadap proses penyembuhan pasien dan sebaliknya, keadaan pasien juga mempengaruhi
mutu lingkungan rumah sakit. Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
merupakan salah satu bentuk kontribusi rumah sakit dalam rangka melestarikan lingkungan,
disamping mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan bagi
masyarakat disekitar rumah sakit.
Tujuan dari buku pedoman ini adalah sebagai acuan dalam menjalankan kegiatan
penyehatan lingkungan rumah sakit sebagai upaya meningkatkan mutu lingkungan rumah
sakit yang berpengaruh terhadap mutu pelayanan kesehatan di RS. .
meliputi : ruang administrasi, ruang komputer, ruang pertemuan, ruang perpustakaan, ruang
resepsionis, dan ruang pendidikan/pelatihan.
2. Zona dengan Risiko Sedang :
meliputi : ruang rawat inap bukan penyakit menular, rawat jalan, ruang ganti pakaian, dan
ruang tunggu pasien.
meliputi : ruang isolasi, ruang perawatan intensif, laboratorium, ruang bedah dan ruang
jenazah.
No Konsentrasi Maksimum
Ruang Atau Unit Mikroorganisme per m³
udara
( CFU/m³)
1 Operasi 10
2 Bersalin 200
3 Pemulihan /Perawatan 200-500
4 Observasi bayi 200
5 Perawatan bayi 200
6 Perawatan premature 200
7 ICU 200
8 Jenazah /Autopsi 200-500
9 Penginderaan medis 200
10 Laboratorium 200-500
11 Radiologi 200-500
12 Sterilisasi 200
13 Dapur 200-500
14 Gawat darurat 200
15 Administrasi/perkantoran 200-500
16 Ruang luka bakar 200
Pencahayaan,
No Ruangan Intensitas Faktor Keterangan
Cahaya Refleksi
Cahaya
1. Ruangan pasien Warna
>Saat tidak tidur 250 Maksimal 30 cahaya
>Saat tidur 50 sedang
Rawat jalan 200 Ruangan
Tindakan
Unit Gawat Darurat ( UGD 300 Maksimal 60 Ruangan
) Tindakan
2. Ruang operasi umum 300-500 Maksimal 30 Warna
cahaya sejuk
3. Meja Operasi 10.000- Maksimal 9 Warna
20.000 cahaya sejuk
atau sedang
bayangan
4. Anestesi,pemulihan 300-500 Maksimal 60 Warna
cahaya sejuk
5. Endoscopi,Laboratorium 75-100
6. Sinar X Minimal 60 Maksimal 30
7 Koridor Minimal 100
8 Tangga Minima 100 Malam hari
9 Administrasi / kantor Minimal 100 Warna
cahaya sejuk
10 Ruang alat /gudang Minimal 200
11 Farmasi Minimal 200
12 Dapur Minimal 200
13 Ruang cuci Minimal 100
14 Toilet Minimal 100
15 Ruang isolasi khusus 0,1 – 0,5 Maksimal 30 Warna biru
penyakit
16 Ruang luka bakar 100 - 200 Maksimal 10 Warna
cahaya sejuk
Kebisingan
No Ruangan Maksimum Tekan bising / Sound
Pressure ( dBA)
1. Ruangan Pasien
>Saat tidak tidur 45
>Saat tidur 40
2. Ruang Operasi,Umum 45
3. Anestesi,Pemulihan 50
4. Endoskopi,laboratorium 65
5. Sinar x 40
6. Koridor 45
7. Tangga 65
8. Kantor/Loby 65
9. Ruang alat/Gudang 65
10. Farmasi 65
11. Dapur 70
12. Ruang cuci 80
13. Ruang isolasi 20
14. Ruang poli gigi 65
15 Ruang ICU 65
16 Ambulan 40
Indeks perbandingan Jumlah Tempat tidur, Toilet dan Jumlah Kamar mandi
No Jumlah Tempat Tidur Jumlah Toilet Jumlah Kamar Mandi
1 s/d 10 1 1
2 s/d 20 2 2
3 s/d 30 3 3
4 s/d 40 4 4
Setiap penambahan 10 tempat tidur harus ditambah 1 toilet dan 1 kamar mandi
2. Penjamah makanan
3. Makanan
4. Peralatan
a. Inspeksi sanitasi peralatan makanan, meliputi: bahan, fungsi, cara pembersihan dan
cara penyimpanan
a. Inspeksi sanitasi sarana air bersih dan air minum di rumah sakit
d. Perumusan saran dan cara pemecahan masalah yang timbul dari hasil kegiatan a, b,
dan c
Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan. Limbah rumah sakit adalah semua
limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair, pasta (gel)
maupun gas yang dapat mengandung mikroorganisme patogen, bersifat infeksius, bahan
kimia beracun dan sebagian bersifat radioaktif. Limbah rumah sakit berasal dari limbah
berbagai unit/instalasi yang ada dirumah sakit
Berdasarkan bentuk fisiknya, maka limbah rumah sakit dapat dibedakan yaitu:
1. Limbah padat
Adalah semua limbah yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit, yang terdiri
dari :
Adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit di luar medis yang
dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila
ada tehnologinya.
Kegiatan Pengelolaan Limbah Padat (medis dan non medis), antara lain:
2. Limbah cair.
Adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit, yang
kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif serta darah
yang berbahaya bagi kesehatan. Dalam pengendalian pencemaran air, pihak rumah sakit
diwajibkan untuk membuang limbah cairnya sesuai baku mutu lingkungan. Adapun parameter
limbah cair yang perlu diolah adalah BOD, COD, TSS, NH3 bebas, suhu, pH dan PO4, sesuai
dengan persyaratan baku mutu limbah cair bagi kegiatan rumah sakit.
a. Monitoring kebersihan saluran air limbah, bak kontrol dan pre treatment .
d. Membuat SPO pemantauan kualitas effluent limbah cair (uji petik) setiap 3 bulan
sekali.
3. Limbah gas.
Adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan pembakaran di
rumah sakit seperti insinerator, dapur, perlengkapan generator, anastesi, dan pembuatan obat
citotoksik.
Limbah gas/emisi dapat berupa makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain
yang dihasilkan dari kegiatan yang masuk atau dimasukkan ke dalam udara ambien.
i. Membuat SPO pemantauan limbah gas berupa NO2, So2, logam berat, dan dioksin
yang dilakukan 1 (satu) kali setahun
iv. Melakukan penghijauan dengan menanam pohon yang banyak memproduksi gas
oksigen dan dapat menyerap debu.
Laundry rumah sakit adalah tempat pencucian linen yang dilengkapi dengan sarana
penunjangnya berupa mesin cuci, alat dan disinfektan, mesin uap (steam boiler), pengering,
meja dan meja setrika. Di tempat pencucian/laundry, penumpukan-penumpukan linen kotor
dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi para pekerja laundry dan juga dapat mengotori
linenlinen yang sudah bersih.
b) Monitoring penggunaan jenis deterjen dan desinfektan untuk proses pencucian yang
ramah lingkungan agar limbah cair yang dihasilkan mudah terurai oleh lingkungan.
c) Membuat SPO pemeriksaan kualitas linen bersih yaitu standar kuman bagi linen
bersih setelah keluar dari proses tidak mengandung 6 x 10³ spora spesies Bacilus per
inci persegi.
Serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya yang biasa disebut dengan vektor,
merupakan masalah rutin yang ada dirumah sakit. Vektor (serangga dan tikus), dalam
program sanitasi rumah sakit adalah semua jenis serangga dan tikus yang dapat menularkan
beberapa penyakit tertentu, merusak bahan pangan di gudang dan peralatan instalasi rumah
sakit. Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya berguna untuk memutus
mata rantai penularan penyakit dan mencegah timbulnya kerugian ekonomi akibat dari
rusaknya bahan pangan dan alat-alat rumah sakit seperti linen, peralatan kantor, dan lain
sebagainya.
Kegiatan Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang pengganggu lainnya adalah sebagi
berikut:
a. Mengukur kepadatan lalat dan jentik Aedes sp yang diamati melalui indeks
kontainer (harus nol).
Radiasi adalah emisi dan penyebaran energi melalui ruang (media) dalam bentuk
gelombang elektromagnetik/partikel/elementer dengan kinetik yang sangat tinggi yang
dilepaskan dari bahan atau alat radiasi yang digunakan oleh instalasi di rumah sakit.
Pengamanan dampak radiasi adalah upaya perlindungan kesehatan masyarakat dari dampak
radiasi melalui promosi dan pencegahan risiko atas bahaya radiasi, dengan melakukan
kegiatan pemantauan, investigasi, dan mitigasi pada sumber, media lingkungan dan manusia
yang terpajan atau alat yang mengandung radiasi.
1. Penyehatan Ruang Bangunan dan Halaman : menciptakan suatu kondisi yang nyaman,
bersih, dan sehat dilingkungan rumah sakit agar tidak menimbulkan dampak negatif yang
berupa terjadinya infeksi nosokomial baik terhadap pasien, pengunjung, dan juga karyawan
rumah sakit.
2. Ruang Bangunan dan Halaman Rumah Sakit : semua ruang / unit dan halaman yang ada
didalam batas pagar rumah sakit (bangunan fisik dan kelengkapannya) yang dipergunakan
untuk berbagai keperluan dan kegiatan rumah sakit.
3. Makanan dan Minuman di Rumah Sakit : semua makanan dan minuman yang disajikan
dari
dapur rumah sakit untuk pasien dan karyawan; makanan dan minuman yang dijual didalam
lingkungan rumah sakit atau makanan dan minuman yang dibawa dari luar rumah sakit.
4. Air Minum : air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
5. Air Bersih : air yang dapat dipergunakan untuk keperluan sehari – hari dan kualitasnya
memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan dapat diminum apabila dimasak.
6. Limbah Padat Non Medis : limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit di luar
medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan
kembali apabila ada tehnologinya. Limbah Padat Medis : limbah padat yang terdiri dari
limbah infeksius, limbah patologi, limbah beda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis,
limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan
kandungan logam berat yang tinggi.
7. Limbah Cair : semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit,
yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif serta
darah yang berbahaya bagi kesehatan.
8. Limbah Gas : semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan pembakaran di
rumah sakit seperti insinerator, dapur, perlengkapan generator, anastesi, dan pembuatan obat
citotoksik.
9. Insinerasi : suatu proses dimana limbah padat medis dibakar dengan oksigen dari udara dan
diubah menjadi gas hasil pembakaran serta residu berupa abu.
10. Laundry : tempat pencucian linen yang dilengkapi dengan sarana penunjangnya berupa
mesin cuci, alat dan disinfektan, mesin uap (steam boiler), pengering, meja dan meja setrika.
11. Pengendalian serangga, tikus dan binatang penggangu : upaya untuk mengurangi populasi
serangga, tikus dan binatang penggangu lainnya sehingga keberadaannya tidak menjadi vector
penularan penyakit.
14. Sterilisasi : upaya untuk menghilangkan semua mikroorganisme dengan cara fisik dan
kimia.
15. Radiasi : emisi dan penyebaran energi melalui ruang (media) dalam bentuk gelombang
elektromagnetik atau partikel – partikel atau elementer dengan kinetik yang sangat tinggi
yang dilepaskan dari bahan atau alat radiasi yang digunakan oleh instalasi di rumah sakit.
16. Pengamanan Dampak Radiasi : upaya perlindungan kesehatan masyarakat dari dampak
radiasi melalui promosi dan pencegahan risiko atas bahaya radiasi, dengan melakukan
kegiatan pemantauan, investigasi, dan mitigasi pada sumber, media lingkungan dan manusia
yang terpajan atau alat yang mengandung radiasi.
17. Promosi higiene dan sanitasi : penyampaian pesan tentang higiene dan sanitasi rumah
sakit kepada pasien / keluarga pasien, pengunjung, karyawan baru maupun karyawan lama
serta masyarakat sekitarnya agar mengetahui, memahami, menyadari, dan mau membiasakan
diri berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta dapat memanfaatkan fasilitas sanitasi
rumah sakit dengan benar.
18. Promosi kesehatan lingkunga : penyampaian pesan tentang yang berkaitan dengan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang biasa disebut dengan PHBS yang sasarannya ditujukan
kepada karyawan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
10. Peraturan Menteri Kessehatan Republik Indonesia No. 715 / MENKES / SK / V / 2003
tentang persyaratan higiene sanitasi jasaboga.
12. Peraturan Pemerintah RI No.20 tahun 1990 tentang pengendalian pencemaran air.
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.986 / MENKES / PER / 1992
tentang fasilitas sanitasi rumah sakit.
15. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No.53 tahun 1999 tentang
baku mutu air buangan rumah sakit.
16. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor Kep-13 / MENLH / 12 / 1995 tentang
Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.
18. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 907 tahun 2002 tentang syarat –
syarat pengawasan kualitas air minum.
20. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 61 Tahun 1999 tentang Baku Mutu Limbah Cair
Bagi Kegiatan Rumah Sakit di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur.
21. Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan Indonesia Nomor 047/YBI/VII/2011 tentang
Struktur Organisasi Rumah Sakit .
22. Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia, Departamen Kesehatan Republik Indonesia
Tahun 2002.
23. Pedoman Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Limbah Cair, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia Tahun 1993.
BAB IV
1. Pemeliharaan kebersihan ruang bangunan dan halaman ini, dilakukan oleh pihak ke
tiga/outshorsing setiap hari.
3. Pelaksanaan Inspeksi Sanitasi Ruangan berdasarkan zona resiko dilakukan setiap bulan
oleh petugas sanitasi.
2. Pemeriksaan usap peralatan makanan dan uji kualitas makanan, dilaksanakan maksimal 6
bulan sekali.
2. Pemeriksaan kualitas air bersih, meliputi air sumur, air tandon, kran dapur, kran OK, kran
Obgyn dan kran Nursery.
3. Pelaporan pengambilan air bawah tanah dilakukan 1 bulan sekali ke dinas pengairan.
5. Penggantian filter unit RO dan filter Depot air minum, dilakukan 6 bulan sekali.
c. Pemilahan limbah yang bisa didaur ulang, dilakukan setiap hari oleh tenaga
outshorsing.
e. Pembersihan area sekitar TPS dilakukan setiap hari oleh tenaga outshorsing
dan pembersihan TPS dilakukan 1 minggu sekali.
f. Pencatatan volume abu sisa hasil pembakaran, dilakukan setiap kali selesai
kegiatan insinerasi dan pada saat pengiriman abu ke pihak ketiga.
h. Pencatatan suhu dan lama waktu kegiatan insinerasi dilakukan setiap kali
cicle.
I. Pengolahan Primer
Pemeliharaan :
1. Pembersihan : Pembersihan terhadap kotoran pada pengering lantai dilakukan bila terjadi
penyumbatan laju aliran air bekas. Bila terjadi penyumbatan pada pipa maka perlu ditekan
dengan alat kompressi atau diberikan bahan kimia penghancur.
2. Penyetelan : Apabila air aliran kotor tidak lancer, harus dilakukan penyetelan terhadap
kemiringan pipa.
b. Saluran.
Pemeliharaan saluran air limbah secara periodik tiap bulan dan icidensial bila ada
kebuntuan yang berupa :
a. Penggelontoran air
c. Pengambilan endapan
e. Pemeliharan Kloset.
Dipergunakan hanya untuk membuang kotoran manusia. Penggelontoran kotoran,
dilakukan dengan menggunakan air yang lebih banyak. Pembersihan dilakukan setiap hari.
f. Tangki Septik.
Pemeliharaan tangki septic untuk mencegah luberan dan memaksimalkan fungsinya
dengan penambahan bakteri pengurai. Hal ini dilakukan maksimal 1 (satu) tahun sekali.
a. . Bak Screen
b. Bak Pengumpul
Pemeliharaan biasa dilakukan pada unit ini bila terjadi pengendapan di dalam bak
pengumpul sehingga aliran air tidak lancar. Pembersihan ini dilakukan dengan cara
menyemprotkan air ke semua permukaan yang kotor.
c. Bak Equalisasi
Pemeliharaannya dilakukan dengan cara mengatur katup – katup sehingga udara yang
lewat unit tersebut lebih besar, dan juga dengan menutup katup deretan diffuser lainnya.
Bila pelampung tersumbat, bersihkanlah.
d. Bak Pengendapan
2. Mengatur penggantian pemakaian blower dari unit yang satu ke unit yang lainnya
kecuali apabila diatur secara otomatis.
6. Memeriksa switchboard.
h. Bak Filtrasi
2. Pelaksanaan kegiatan desinfeksi ruangan dan peralatan ruangan, dilakukan setiap hari oleh
tenaga outshorsing.
2. Pemeriksaan nilai batas dosis (NBD) bagi masyarakat, dilakukan minimal 1 tahun sekali.
4.9 PROMKES
2. Promosi Kesehatan Lingkungan dilakukan melalui diklat pegawai minimal 6 bulan sekali.
3. Promosi Kesehatan Lingkungan bagi pasien, pengunjung dan keluarga pasien, dilakukan
secara langsung dan media cetak.