Abstrak
Material baja karbon A 516 – 70 merupakan material yang telah dispesifikasikan American Society For Testing
and Materials (ASTM) dan dispesifikasikan penggunaan material dalam pembuatan bejana bertekanan (Pressure
Vessel) maupun pada sebuah konstruksi bersuhu menengah atau rendah. Seiring kebutuhan pemakaian baja
karbon pada umumnya, material ini memiliki kuat tarik antara 70 (485) dalam satuan SI hingga 70-90 (485-620)
dalam satuan Ksi (Mpa). Seperti yang telah kita ketahui bahwa proses pengelasaan banyak dilakukan dalam
proses produksi, demikian material inipun diijinkan penggunaan las dalam proses penyambungan. Dengan kata
lain proses penyambungan las sangat produktif digunakan dalam penyambungan material baja. Namun pada
kenyataannya penyambungan dengan metode pengelasan, menyebabkan perubahan struktur mikro pada material
baja karbon. Sehingga beberapa kejadian sering adanya keretakan pada hasil lasan yang dikarenakan adanya
beban dari tekanan pada bejana bertekanan (Pressure Vessel). Permasalahan ini melahirkan sebuah penelitian
yang akan dituangkan dalam penulisan tugas akhir ini. Dari beberapa literatur diketahui bahwa, struktur mikro
suatu baja dapat dirubah dengan suatu perlakuan panas. Hal ini mendasari suatu penelitian tugas akhir ini yang
melakukan pengamatan pada perlakuan temper sebagai salah satu metode perlakuan panas (Heat Treatment)
dalam memperbaiki sifat mekanis pada baja karbon 516 dengan grade 70 ini. Namun dari beberapa literatur
sebelumnya bahwa, akibat proses temper yang diberikan pada sebuah baja dapat berpengaruh menningkatnya
laju korosi suatu baja. Oleh sebab itu, kami lengkapi penelitian ini dengan pengujian laju korosi yang terjadi
pada material ini. Sehingga dapat diasumsikan besar peningkatan kekuatan akibat pengaruh metode temper ini,
terhadap ketahanan rambat korosinya. Dengan melakukan beberapa pengujian secara mekanik dan laju
perambatan korosi, diharapkan dapat memperbaiki kualitas hasil pengelasan pada material baja 516 dengan
grade 70. Dari hasil prosentase kenaikan nilai kekuatan dan laju korosi pada logam lasan material baja 516-70
ini, diharapkan dapat diapplikasikan sebagai perawatan maupun perbaikan pada sebuah bejana berekanan.
Kata kunci: A516 - 70, Proses Tempering, Uji Mekanik, dan Laju korosi.
CuNiFe is a product of many maritime application in the world as a good resistance to seawater corrosion, its
applications are widely used in onboard bilga channels and also channels that deliver a substance that is
chemically like the channels that contain foam extinguishers, as well as other gas lines. In this research material
are used CuNiFe welded pipe circular pipe (5G) with a thickness of 2 mm pipe, 3 inch diameter pipe (76 mm),
and the electrodes used was SG-CuNi10Fe (2.4 mm) with a strong flow of welding between 50 to 100 Ampere is
based on Field Work Standards Property PT.PAL Indonesia (Persero). This study aimed to determine the results
of welding pipes that led from CuNiFe outage WPS. But the authors analyzed only the results of the welding of
the criteria accepted by the standard welding pipe welding, especially for those (ASME). To change the structure
of the pipe before and after the welding deformation test used, and to know the existence of welding defects that
occur in use radiography testing. Analysis of the toughness and the mechanical connections used tensile testing
(Tension Test) and bending (Bending Test). From the test - a test that was done it was found that welding with a
heat input pipe CuNiFe input 0.497 Kj / mm distortion angle of the farthest distance of the straight line welding
of 2.43 mm, 3 mm Porosity of (reject), so that was not chosen for mechanical testing connection. For the
specimens welded with heat input 0.746 Kj/mm distortion angle of the farthest distance of the straight line
welding of 3.21 mm, there is no weld defects (porosity), 306.45 N/mm2 Ultimate strength, there is also an open
crack or defect the bending test. For the specimens welded with heat input 0.995 Kj/mm distortion angle of the
farthest distance of the straight line welding of 3.85 mm, porosity of 0.5 mm, and are not selected for
mechanicaltesting.
Keywords: Pipe CuNiFe, Ampere, Heat Input, TIG, Deformation Testing, Radiography Testing,
Mechanical Testing
.
12 ,7
4. Proses Temper
B a c k P la te
Temperng merupakan salah satu metode
perlakuan panas yang dilakukan pada temperature
(R o o t O p e n in g )
A1. Hal ini dilakukan bertujuan untuk mendapatkan
kumpulan bentuk cementite yang berasal dari
3. Proses Pengelasan struktur ferrite.
Disusun sebuah welding parameter sbb:
(raw material) maupun material product. Dari hasil No. Item Identification Width Thick Open Lateral Tubular
pengujian tarik dapat diketahui sifat-sifat material (mm) (mm) Defect Crack Crack
Impact
Ultimate Strength
300.00
1.69
Yield Stregth
1.69
Impact Strength (Nm/mm2)
200.00
1.69
1.68
100.00
1.68
1.68
0.00
Temper 1 Temper 2 Non Temper 1 Non Temper 2 1.68
1.68
1.67
1.67
5.2 Uji Tekuk (Tensile Test) 1.67
Temper 1 Temper 2 Temper 3 Non Temper Non Temper Non Temper
Tujuan 1 2 3
Spesimen
Tujuan dari Pengujian tekuk digunakan untuk
menguji kualitas sambungan tersebut, yaitu untuk 5.4 Laju korosi
mengetahui kekenyalan dan adanya cacat-cacat pada
Hukum termodinamika mengungkapkan kepada
bagian dalam logam las. Berdasarkan standar AWS
kita tentang kuatnya kecenderungan keadaan energi
D1.1 yang didapati, bahwa ketentuan pada
tinggi untuk berubah ke keadaan energi rendah.
pengujian tekuk material A516 grade 70 dengan
Kecenderungan inilah yang membuat logam-logam
ketebalan 12,7 dapat dilakukan dengan uji tekuk
tergabung kembali dengan unsur-unsur yang ada di
dari sisi weld metal (Side Bending). Pada pengujian
lingkungan, yang akhirnya membentuk gejala yang elektroda acuan. besarnya arus yang keluar dicatat
disebut korosi. sebagai variabel untuk perhitungan besarnya laju
korosi. Berdasarkan hukum Faraday, maka besarnya
Dasar Teori laju korosi dapat dihitung menggunakan rumus
sebagai berikut :
Ketika suatu logam tidak berada dalam
Laju korosi(2) = K ai
kesetimbangan dengan larutan yang mengandung ion-
nD
ionnya, potensial elektrodanya berbeda dari potensial
Dimana :
korosi medianya dan selisih antara keduanya disebut
K = Konstanta (0.129 untuk mpy)
polarisasi. Polarisasi merupakan parameter yang
a = Berat atom logam terkorosi
penting yang memungkinkan kita membuat
i = kerapatan arus (μA/cm³)
pernyataan-pernyataan tentang laju-laju proses korosi.
n = Jumlah elektron valensi logam terkorosi
Hal tersebut terjadi karena laju korosi dan kerapatan
D = Densitas logam terkorosi (gr/cm³)
arus mempunyai kaitan langsung. Polarisasi atau
penyimpangan dari potensial kesetimbangan disini
Hasil Laju Korosi
sama dengan gabungan polarisasi anoda pada logam
dan polarisasi katoda pada lingkungannya. Jenis No ikor Laju korosi
[Trethewey, et, al, 1991]. Spesimen (μA/cm2) (mmpy)
Tempered Base Metal T1 3,002 1.09 x 10-4
Bila dalam percobaan mendapatkan iukur >> Tempered Weld Metal T2 3.328 1.34 x 10-4
ic maka akan menunjukkan perilaku pengeplotan Non Tempered Base Metal 1 2.812 0.927 x 10-4
Tabel yang linier. Bagaimanapun, ketika polarisasi
Non Tempered Weld Metal 2 2.926 0.998 x 10-4
mendekati Ekor, yakni bila ia kurang lebih sama
dengan io maka harga kerapatan arus terukur akan
jauh meninggalkan harga ia yang sejati dan kita akan
mendapatkan penyimpangan yang besar sekali dari Laju Korosi
perilaku linier. Argumen-argumen yang sama berlaku 0.00016
0.00014
baik apabila polarisasi anoda maupun polarisasi 0.00012
katoda yang digunakan. Jadi kalau kita mencoba 0.0001
mendapatkan data dari percobaan, dalam hal ini kita
iko rr
0.00008
masih bisa menetapkan harga io melalui ekspolasi 0.00006
0.20
0.10 6. Kesimpulan
Polarisasi (V)
-0.20
• Dari hasil uji impact dapat diperhitungkan besar
10 -4 10 -3 10 -2 10 -1 1
kuat impact pada masing-masing spesimen
Kerapatan Arus (A m -2 )
material hasil lasan pada material A-516 grade 70,
dapat diketahui rata-rata kenaikan nilai kuat
impact hingga 11%.
Setelah dilakukan percobaan, maka diperoleh • Dengan proses temper material baja 516-70 dan
besarnya arus yang diasumsikan sama dengan hasil logam lasannya, yang dilakukan pada suhu
besarnya elektron yang melewati elektroda kerja dan 595°c selama 1 jam dengan pendinginan
temperatur ruang sebesar 27°c yang telah 12. Ayers and Machmeier, Metall. and Mater.
dilakukan dalam penulisan ini, tidak menghasilkan Trans. A, 24 (1993), 1943.
peningkatan nilai kuat tarik dan yang besar. Proses
temper ini, merupakan suatu proses temper yang 13. Tempered Martensite by H. K. D. H.
dikondisikan secara sederhana sehingga dapat Bhadeshia University of Cambridge tempered
dilakukan dengan cepat dan pada suatu konstruksi martensite.html.
yang telah terpasang.
• Pengaruh perlakuan temper terhadap laju korosi
suatu material baja karbon A516 grade 70 dengan
ukuran spesimen 10x10x20 tidak menunjukan
nilai hingga 1.34 x 10-4 (mmpy) dengan
peningkatan laju korosi hingga 35%, namun dari
literatur yang didapat pada bab II tabel 2.7 dapat
digolongkan sempurna. Sehingga peningkatan
laju korosi yang terjadi masih dapat di terima.
7. Sumber
1. Benjamin W. Niebel, Alan B. Draper, Richard
A. Wysk : “ Modern Manufacturing Process
Engineering ” Mc GRAW_HILL EDITIONS
10. SAE-AISIdesignations
forSteel(http//www:help@material
engineers.com)