Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP SUKANAGARA
Jl. Raya Sukanagara KM.2 Sukanagara Kec. Sukanagara
Kab Cianjur 43264 Telp. (0263) 340118

KERANGKA ACUAN

PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM

A. PENDAHULUAN
Dalam upaya mengatasi masalah yang terjadi di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Rawat Inap Sukanagara yaitu masalah penggunaan garam yodium ditingkat rumah tangga
dengan pengadaan penyuluhan pada desa, dengan diadakan penyuluhan pada masyarakat di
wilayah kerja UPTD Puskesma Rawat Inap Sukanagara dan pengambilan sampel bertujuan
untuk mengetahui berapa banyak masyarakat yang menggunakan garam beryodium dirumah.
Penyuluhan ini ditujukan kepada masyarakat untuk memberikan informasi tentang
manfaat penggunaan garam beryodium bagi keluarga dan juga untuk mencegah terjadinya
kejadian penyakit gondok di masyarakat.

B. LATAR BELAKANG
Defisiensi yodium merupakan salah satu masalah gizi kurang yang masih dihadapi
oleh Pemerintah Indonesia. Defisiensi gizi ini dapat diderita orang pada setiap tahap
kehidupan, mulai dari masa prenatal sampai lansia. Akibat defisiensi yodium saat ini
diketahui tidak hanya pembesaran kelenjar tiroid, tetapi berpengaruh terhadap kualitas
sumber daya manusia mulai dari keguguran, lahir mati, cacat bawaan, kretinisme, hipotiroid
hingga tumbuh kembang termasuk perkembangan otak sehingga terjadi penurunan potensi
tingkat kecerdasan (Intelligence Quotient=IQ). Karena luasnya akibat dari defisiensi ini,
defisiensi yodium kemudian dikenal dengan istilah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY). (Djokomoeljanto, 2009). Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) adalah
sekumpulan gejala yang timbul karena tubuh seseorang kekurangan unsur yodium secara
terus – menerus dalam jangka waktu lama. Ini terjadi akibat masih rendahnya cakupan
konsumsi garam beryodium di masyarakat dan belum optimalnya pergerakan masyarakat dan
kampanye dalam mengkonsumsi garam beryodium, serta dukungan regulasi yang belum
memadai. Di samping itu masalah lain belum rutinnya pelaksanaan pemantauan garam
beryodium di masyarakat secara terus – menerus. (Departemen Gizi dan Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia, 2007). Penanggulangan masalah GAKY akan lebih efektif
dan efisien apabila disertai pula dengan upaya untuk menghasilkan produk garam beryodium
yang bermutu yang sesuai dengan persyaratan Standar Nasional Indonesia oleh para
pengusaha industri garam. Sesuai SNI nomor 01-3556-2000, garam beryodium adalah garam
konsumsi yang mengandung komponen utama NaCl 94,7%, air maksimal 5% dan Kalium
Iodat (KIO3) mineral 30 ppm, serta senyawa – senyawa lain sesuai persyaratan yang
ditentukan. (Lindawati, 2006). Di Indonesia terutama di daerah pedalaman dan pegunungan
masih banyak masyarakat yang mengkonsumsi garam yang tidak mengandung yodium.
Padahal yodium sangat penting untuk kebutuhan tubuh manusia. Syarat garam beryodium
yang dapat memberikan manfaat pada konsumen adalah yang mengandung yodium sebanyak
>30 ppm, akan tetapi masih banyak beredar garam beryodium. Garam beryodium adalah
garam yang telah diperkaya atau telah mengalami fortifikasi dengan KIO3 (Kalium Iodat)
sebanyak 30 – 80 ppm. Dan penambahan ini dikarenakan masih tingginya kejadian Gangguan
Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia.
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan masalah yang serius
seperti gondok, kretin atau kerdil dll. Perlu kita ketahui kekurangan unsur yodium dalam
makanan sehari-hari, dapat pula menurunkan tingkat kecerdasan seseorang.
Akibat jangka panjang jika kekurangan yodium mengakibatkan rendahnya
kemampuan berpikir anak. Selain itu rendahnya konsumsi yodium berdampak langsung
terhadap menurunnya kualitas kesehatan masyarakat yaitu menyebabkan kelahiran mati atau
cacat bawaan pada bayi, anak dengan IQ rendah, serta mempercapat penurunan fungsi tubuh
seperti cepat pikun, tuli atau buta sebelum usia tua.
Berdasarkan hasil penelitian, orang yang tidak mengonsumsi garam yodium, daya
pikirnya akan mengalami penurunan 3,5 persen saat usia 12 tahun. Sejalan dengan
bertambahnya usia, 40 tahun ke atas penurunannya mulai tajam yakni 13 persen/tahun. Untuk
antisipasi sejak dini yaitu dihimbau kepada masyarakat untuk menggunakan garam
beryodium, apalagi pada saat ini sangatlah mudah mendapatkan garam beryodium.

C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Diharapkan cakupan masyarakat yang menggunakan garam beryodium di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Sukanagara meningkat.
2. TUJUAN KHUSUS
1. Masyarakat dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Garam Beryodium.
2. Masyarakat dapat mengetahui pentingnya yodium bagi tubuh dan kesehatan.
3. Masyarakat terhindar dari penyakit gondok dan kekerdilan/stunting.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. KEGIATAN POKOK
Melakukan pemeriksaan yodium pada garam yang digunakan oleh
masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Sukanagara
2. RINCIAN KEGIATAN
a. Tenaga Pelaksana Gizi menentukan sampel yang akan diperiksa kadar
yodium garamnya.
b. Tenaga Pelaksana Gizi melakukan sosialisasi kepada masyarakat
tentang pelaksanaan pemeriksaan garam.
c. Tenaga pelaksana melakukan pengetesan kadar yodium kepada
sampel yang sudah ada dengan cara meneteskan cairan iodinate test
sebanyak 2-3 tetes pada sampel garam
d. Garam dengan warna biru pekat/ ungu menandakan bahwa garam
tersebut mengandung kualitas iodium yang baik >30 ppm
e. Pelaksanaan kegiatan

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Kegiatan pemantauan garam beryodium dilakukan dengan cara sampling. Untuk
membuat sampling harus membuat daftar RW se kecamatan sukanagara berdasarkan
urutan desa, lalu membuat nomor kocokan , nomor kocokan yang keluar dijadikan
rentang untuk menghitung RW mana yang didapatkan.

F. SASARAN
Sasaran pemantauan garam beryodium adalah garam yang dikonsumsi sehari-hari
oleh rumah tangga yang disampling.

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Waktu Kegiatan (Bulan)
Kegiatan
NOVEMBER

DESEMBER
SEPTEMBER
FEBRUARI

OKTOBER
AGUSTUS
JANUARI

MARET

APRIL

JUNI

JULI
MEI

Pemantauan
garam
beryodium

H. EVALUASI
Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setahun sekali oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Cianjur, selanjutnya untuk pelaporannya dilakukan pada awal bulan
November bersamaan dengan laporan bulanan rutin.
I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan hasil kegiatan pemantauan garam beryodium dilakukan di format rekapan
pemantauan garam beryodium per desa lalu setelah didapatkan hasil rekapan dari
desa lalu dilaporkan pengumpulan data pemantauan wilayah setempat garam
beryodium tingkat kecamatan dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur

Anda mungkin juga menyukai