Makalah
Disusun oleh :
1
DAFTAR ISI
Daftar Isi.................................................................................................................1
Daftar Gambar......................................................................................................2
Kata Pengantar......................................................................................................3
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................4
1.3 Tujuan...........................................................................................................5
II. PEMBAHASAN
2.1 Struktur Aparatus Golgi................................................................................6
2.2 Pembentukan Aparatus Golgi.......................................................................9
2.3 Fungsi dan Enzim dalam Aparatus Golgi....................................................11
2.4 Transpor Protein dari RE ke Aparatus Golgi..............................................15
2.5 Aparatus Golgi sebagai Sel Sekretori..........................................................18
III. PENUTUP
3.1 Simpulan......................................................................................................20
3.2 Saran............................................................................................................21
Daftar Rujukan....................................................................................................22
2
DAFTAR GAMBAR
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan paper ini dengan keadaan sehat. Makalah berjudul Struktur dan
Fungsi Aparatus Golgi penulis susun sebagai salah satu tugas mata kuliah Biologi
Sel, dan terimakasih kepada Ibu Dr. Sri Rahayu Lestari, M.Si selaku dosen
matakuliah Biologi Sel yang telah membimbing selama proses perkuliahan.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan mengenai ilmu biologi. Oleh sebab itu, kami berharap
banyak kritik dan saran demi perbaikan makalah yang telah kami buat ini di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun. Akhir kata, dengan menyadari banyaknya kekurangan dalam paper
ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga paper ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Tim Penyusun
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil dari makhluk hidup.
Berdasarkan struktur internalnya, sel dibedakan atas dua golongan yaitu
prokariotik dan eukariotik. Pada sel prokariotik senyawa genetik terdapat dalam
satu badan inti atau badan sebelum inti sebelum inti yang tidak dikelilingi
membran. Sedangkan pada sel eukariotik terdapat dalam semua sel hewan dan
tumbuhan, inti sel amat kompleks dan telah jauh berkembang dikelilingi oleh
selubung inti yang terdiri dari dua membran atau membran ganda yang
berdekatan. Kedua membran menyatu di sekitar pori inti yang berdiameter kira-
kira 90 nm sehingga berbagai senyawa antara inti sel dan sitoplasma terdapat
organel antara lain Retikulum Endoplasma, Mitokondria, Lisosom, Ribososm dan
Diktiosom (Badan Golgi). Masing-masing organel inidengan berbagai bentuk dan
ukuran mempunyai struktur yang khas dalam jumlahyang bervariasi dengan
fungsi tertentu di dalam Sitoplasma (Lehninger, 1993).
Badan golgi atau biasa juga disebut dengan diktiosom (pada tumbuhan)
merupakan salah satu organel sel yang berperan dalam lalu lintas vesikular
intraseluler sel. Badan Golgi adalah sebutan terhadap kantong-kantong khas yang
terdapat hampir di semua sel eukariotik. Nama ini diberikan pertama kali oleh
seorang sitologiawan Italia bernama Camillo Golgi, yang pertama menjelaskan
organel ini pada akhir abad sembilan belas (Salisbury dan Ross, 1995).
Badan golgi memiliki struktur yang unik dan cara kerja yang rumit. Badan
Golgi sebagai organel sel eukariotik mempunyai fungsi yang beragam. Badan
Golgi berperan dalam banyak proses selular yang berbeda tetapi yang utama
adalah dalam hal sekresi (Sheeler and Bianchi, 1987). Pada makalah ini akan
dibahas lebih lanjut mengenai struktur dan fungsi dari organela terebut.
5
1.2.3 Apa saja fungsidan Enzim apa saja yang ada dalam aparatus golgi?
1.2.4 Bagaimana mekanisme transpor protein dari RE ke aparatus golgi?
1.2.5 Bagaimana peran aparatus golgi sebagai sel sekretori?
1.3 Tujuan
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Struktur Aparatus Golgi
7
Gambar 2. Aparatus Golgi
Sumber : Fitriyah, dkk, 2015
Aparatus Golgi terdiri dari setumpuk kantong pipih tersusun dari membran
yang serupa dengan mebran sel. Berbeda dengan RE pada membrane Aparatus
golgi, ribosom tidak dijumpai pada daerah sekitar membrane, baik membrane
dalam maupun membrane luar, dan semuanya agranular (Sumadi & Maryanti,
2007). Aparatus Golgi terbentuk oleh susunan lempengan kantong-kantong yang
khas dikelilingi membran. Lempengan kantong ini disebut sisterna. Dalam sel
tumbuhan, badan Golgi terdiri atas susunan dari beberapa sisterna. Pada
penghujung kantong terdapat kantong-kantong bulat kecil atau vesikula yang
menempel dan yang seolah-olah terjentik dari ujung kantong yang berukuran lebih
besar (Sheeler and Bianchi, 1987). Aparatus Golgi adalah organel yag dijumpai
hampir pada semua jenis sel hewan dan tumbuhan. Menurut Yatim, 1996
Aparatus Golgi terdiri dari 3 komponen yaitu :
Sisterna
Vesikula (vesikel transisi)
Vakuola (vesikel sekretori)
(Yatim, 1996),
8
Gambar 3. Komponen-komponen pada Aparatus golgi
Sumber : Fitriyah, dkk, 2015
9
protein. Vesikel ini disebut vesikel peralihan atau transisi. Beberapa dari vesikel
yang muncul dari RE tersebut bergabung dengan sisterna golgi yang paling dekat,
sehingga terjadi pengangkutan protein dengan vesikel transisi dari RE Kasar ke
Aparatus Golgi. Sisterna yang sedang tumbuh berada pada posisi terbawah
dengan pinggiran kantong yang mulai menggelembung. dan menghadap RE
dikenal dengan nama cis atau daerah pembentukan. Sedangkan sisterna yang
sudah melalui pertumbuhan dengan pinggiran kantong yang menggelembung
lebih besar berada pada posisi teratas dan berlawanan dengan RE disebut trans
atau daerah pemasakan. Sisterna yang berada diantara permukaan cis dan trans
merupakan kantong-kantong yang sedang tumbuh dan bergerak hingga mencapai
permukaan trans. (Sumadi & Maryanti, 2007).
10
Vesikula-vesikula yang dibentuk oleh tonjolan ke dalam dari membran
plasma.
Pembelahan badan Golgi yang terdapat di dalam sel.
Dari beberapa pendapat di atas, pendapat yang diterima secara luas ialah
pendapat yang mengatakan bahwa badan Golgi berasal dari vesikula yang dikirim
dari Retikulum Endoplasma. Vesikula ini disebut vesikula transisi (Sheeler and
Bianchi, 1987). Vesikula transisi yang dikirim dari Retikulum Endoplasma (RE)
bermigrasi dan lalu melebur dengan membran sisterna yang ada sedemikian rupa
untuk membentuk badan Golgi dan mewujudkan pertumbuhan organel.
(Sipayung, 2003).
Agregasi vesikula transisi dalam sel terdapat pada daerah tertentu dalam
cytoplasma yang disebut zona ekslusi yang bebas dari ribosom. Zona ini sering
dikelilingi oleh membran Retikulum Endoplasma. Badan Golgi berukuran kecil
diduga muncul dan berkembang pada zona ini. Perkembangan badan Golgi dapat
terlihat terutama pada pembelahan sel-sel tumbuhan dan hewan, di mana jumlah
badan Golgi dalam sel meningkat sehingga jumlah badan Golgi pada masing-
masing sel hasil pembelahan lebih kurang adalah sama dengan jumlah badan
Golgi pada induk sebelumnya (Sipayung, 2003).
Perkembangan badan Golgi dapat terlihat terutama pada pembelahan sel-sel
tumbuhan dan hewan, di mana jumlah badan Golgi dalam sel meningkat sehingga
jumlah badan Golgi pada masing-masing sel hasil pembelahan lebih kurang
adalah sama dengan jumlah badan Golgi pada induk sebelumnya. Pembentukan
badan Golgi yang lengkap diperkirakan berlangsung dengan cara seperti yang
ditunjukkan pada gambar 5.
11
Gambar 5. Pembentukan aparatus golgi yang berasal dari RE
Sumber : Sipayung, 2003
Pada aparatus golgi terdapat banyak enzim, hal ini menunjukan bahwa
aparatus golgi bukan hanya sekedar alat transportasi materi keluar sel, tetapi di
dalamnya juga terjadi reaksi kimia. Penelitian secara insitu terhadap morfologi
dan sitokimia A. Golgi menenjukkan bahwa A. Golgi terlibat dalam berbagai
kegiatan selantar lain (Sumadi dan Marianti, 2007):
a. Glikolisis
Proses glikolisis sendiri sebenarnya telah di awali sejak dari RE di golgi
sifatnya hanya menyempurnakan saja. Proses glikolisis berlangsung dengan cara
dan tempat yang bervariasi. Pengemasan protein maupun lipid berkarbohidrat
dapat terjadi di (1) RE saja, (2) diawali di RE untuk kemudian dilanjutkan di golgi
atau (3) hanya terjadi di golgi saja. Sebagai contoh glikolisilasi tiroglobin oleh
epitelium tiroid, imunoglobin oleh plasmosit, musin oleh sel goblet intersitinal
pengemasannya terkjadi di RE untuk kemudian dilanjutkan di Aparatus golgi.
Sedangkan glikolisasi protol kolagen di fibroblast, lipoprotein plasmatik oleh
hepatosit, sintesis pektin dan hemiselulosa hanya terjadi di A. Golgi.
12
b. Menyiapkan sekret untuk sekresi sel
Proses sekresi sebenarnya sudah dimulai sejak dari RE tempat terjadinya
sistesis protein. Protein-protein yang terbentuk akan dipisah-pisahkan kedalam
lumen RE sesuai tujuannya. Dari sini protein tersebut akan diangkat kedaerah cis
A. golgi oleh vesikuli pengangkut. Kemudin akan terjadi pemindahan protein-
protin tersebut dari daerah cis menuju daerah trans A. golgi. Di daerah trans ini
protein-protein tersebut akan dipilah-pilah dan dikemas. Dalam artian untuk
disempurkan sehingga siap disekresikan, misalnya dengan memperpendek rantai
polipepetida, dengan enzim-enzim tertentu, atau menambah dengan senywawa-
senyawa tertentu. Kemudian setiap macam protein atau glikoprotein ditunaskan
dalam bentuk vesikuli sekretoris untuk ditimbun sampai ada isyarat untuk
disekresikan.
Sel-sel yang berfungsi sekretori, untuk proses sekresinya harus menunggu
isyarat dari luar.Vesikel sekretoris berasal dari pertunasan pada sisterna golgi
daerah trans, untuk pembentukannya melibatkan selubung protein yang disebut
klatirin. Klatirin akan terlepas di saat vesikel telah masak (mature). Begitu ada
isyarat untuk sekresi maka pensekresian senyawa-senyawa yang terkandung di
dalam vesikuli sekretoris akan dikeluarkan kelingkungan ekstra sel dengan cara
eksositosis. Pada proses ini akan terjadi peleburan antara selaput vesikuli
sekretoris dengan membran sel. Sehingga senyawa-senyawa penyusun membran
vesikuli sekretoris akan menjadi komponen penyususn membran sel.
c. Reparasi membran sel
Membran sel yang rusak akan direparasi atau dipulihkan dengan
menggunakan vesikel-vesikel dari A. golgi. Vesikel pengangkut dirangsang untuk
melebur dengan membran sel setelah meninggalkan A. golgi secara kontinyu.
protein bermembran dan lipid membran vesikel ini akan menjadi protein dan lipid
baru bagi membran sel, sedangkan protein yang diangkut vesikula disekresikan
keruang antar sel.
d. Pembentuk senyawa penyusun dinding sel
Ketika terjadi sitokinesis pada pembelahan sel tumbuhan akan terbentuk
matriks yang merupakan kumpulan mikrotubulus kutub di tengah bidng
pembelahan yang memisahkan kedua inti yang sudah terbentuk. Di matriks
13
tersebut terdapat banyak vesikel-vesikel yang berisi bahan baku dinding sel yaitu
pektin, selulosa, hemiselulosa dan sebagainya yang berasal dari A. golgi atau
biasa disebut diktiosom untuk sel tumbuhan. Matriks dan senyawa-senyawa
tersebut akan melebur di antara dua buah inti di daerah mikrotubul kutub untuk
membentuk dinding sel primer. Dinding sel primer yang terbentuk akan terus
disuplai dengan bahan-bahan pembentuk dindidng sel yang dikemas
dalamvesikuli untuk selanjutnya tumbuh menjadi dinding sel sekunder.
e. Pembentukan akrosom
Aparatus golgi berperan dalam pembentukan akrosom, yaitu tudung pada
spermatozoon. Tudung akrososm ini berasal dari fusivesikel A. golgi. Fungsi dari
tudung akrosom adalah melisiskan membran sel telur (ovum) pada saat fertilisasi.
Karena berisi enzim hidrolitik Hialuronidase. Ada 3 fungsi utama alat golgi
(Yatim, 1996):
1. Sekresi
2. Sintesa
3. Produksi
Protein yang akan disekresi atau glikoprotein yang telah disintesa dalam
RE, masuk alat golgi lewat vesikula-vesikula yang tumbuh dan lepas di ujung-
ujung RE dan yang dekat dengan alat golgi. Pembentukan vesikula diawali
dengan ternbentuknya gembungan berupa kuncup di bagian ujung RE atau juga
di membran luar selaput inti. Gembungan ini lepas, menjadi vesikula. Vesikula
bergabung-gabung membentuk cisternae. Di dalam cisternae protein atau
glikoprotein itu diproses lagi. Lalu dibungkus-bungkus kecil dalam vakuola atau
vesikula sekresi. Proses pembentukan vakuola ini kebalikan halnya dari
pemebentukan cisternae dari vesikula. Ialah dengan terbentuknya gembungan-
gembungan di ujung cisternae teratas, lepas-lepas menjadi gelembung atau
vakuola. Vakuola ini sudah berisi bahan sekresi.
Bahan sekresi dalam vakuola disekresi dengan cara eksositosis, kebalikan
dari endositosis. (ekso= luar, endo= dalam, sitosis= proses keluar masuk zat lewat
pecahan membran sel). Fagositosis dan pinositosis tergolong endositosis.
Jamieson dan Palade (1967) menyuntik marmot dengan leusin-H3 (asam amino
yang mengandung isotop hidrogen, asam amino ini nanti jadi bahan sintesa
14
protein). Kemudian perjalanan zat radioaktif itu di observasi pada sel kelenjar
pankreas. Setelah 5 menit dapat ditemuka (dilabel) pada REK; setelah 20 menit
hanya dapat dilabel pada RE yang dekat dengan alat golgi; lalu ada juga pada
cisternae. Setelah satu jam butiran zimogen (protein, enzim belum aktif dapat
dilabel dalam vakuola. Pengeluaran butiran zimogen dari sel terja di 4 jam
setelahdisuntikkan.
Alat golgi juga bekerja mensintesa zat, yakni polisakarida, seperti tampak
pada sel goblet (sel penggetah lendir yang banyak terdapat dalam saluran
pencernaan, pernafasan, dan kelamin) usus besar tikus. Penelitian ini dilakukan
oleh Netra dan Leblond (1966). Setelah 5 menit disuntik dengan glukosa-H3
secara intraperitonial (lewat rongga perut), maka zat radioaktif ini dapat dilabel
dalam cisternae; 20 menit kemudian berada dalam cisternae sebelah atas dan
vakuola. Setelah 40 menit zat radioaktif tidak ada lagi dalam cisternae, hanya
dalam vakuola di puncak sel.
Prosedur serupa telah dikerjakan pula oleh Haddad dkk (1971), dengan
menyuntikkan fukosa- H3 (fukosa adalah semacam gulamonosakarida) terhadap
kelenjar tiroid. Setelah 5 menit zat radioaktif terlihat pada cisternae alat golgi sel
kelenjar itu. Penelitian ini menunjukkan bahwa polisakarida disintesa juga dalam
cisternae alat golgi. Polisakarida disentesa dari glukosa, galaktosa atau fukosa.
Sulfasi, yakni penambahan sulfat, dan penggabungan polisakarida dengan protein
menjadi glikoprotein, juga terjadi dalam alatgolgi.
Michaels dan Leblond (1976) menemukan, juga dengan teknik auto
radiografi di atas dan dengan melihatnya di bawah mikroskop elektron, bahwa alat
golgi berfungsi pula untuk proses glikolisis. Artinya memasukkan gugusan gula
yang kompleks, seperti manosa dan asam sialat kebagian ujung polisakarida.
Fungsi ketiga alat golgi ialah sebagai pemroduksi. Yang diproduksi ialah lisosom
dan membran sel. Penelitian dilakukan dengan memakai asam amino yang
mengandung bahan radioaktif pula. Dari teknik autoradiografi ini dapat
dibuktikan, bahwa sintesa polipeptida dan lipoprotein terjadi di RE. Sedangkan
polisakaridanya dalam alat golgi.
Setelah beberapa lama suntikan asam amino yang berisotop itu, glikoprotein
tampak bermigrasi kebagian puncak sel di samping membran plasma serat
15
lisosom. Pada sel batang usus besar glikoprotein terdapat di daeraah puncak sel,
berasal dari cisternae alat golgi, kemudian ke vakuolanya. Vakuola ini membawa
banyak kepermukaan sel. Akhirnya vakuola bersatu dengan membran plasma
sehingga glikoprotein bergabung dengan membran plasma itu (Michaels dan
Leblond, 1976).
Lisosom diproduksi oleh alat golgi. Enzim-enzim hirolisa yang bakal
mengisi lisosom diproduksi dalam RE. Kemudian dialirkan ke cisternae RE yang
dekat dengan alat golgi, menumpuk di ujung-ujung, membentuk kuncup,
gembung, lalu gembungan berisi enzim itu lepas menjadi vesikula-vesikula.
Vesikula menggabung sesama membentuk cisternae alat golgi. Di dalamnya
enzim-enzim itu diproses dan dimatangkan, dialirkan ke bagian ujung-ujung
cisterna sebelah atas, terbentuk kuncup, gembung, lepas, menjadi vakuola-vakuola
yang sudah berisi enzim-enzim hidrolisa. Sekarang vakuola itu disebut lisosom
primer. Lalu lisosom primer itu bergabung dengan fagosom (yakni vakuola yang
terbentuk oleh fagositosis suatu zat atau bahan dari luar sel), ia menjadi lisosom
sekunder. Dalam lisosom sekunder inilah terjadi pencernaan zat atau bahan.
Badan Golgi menerima produk sel tertentu dari RE dan membawa produk
ini ke dalam vesikula sekretori yang akan meneruskan lintasannya menuju ke
bagian luar membran plasma sel, dan berdiffusi dengan membran. Bagian ini
dapat terbuka untuk membebaskan isi vesikula keluar. Proses ini disebut
eksositosis (Lehninger,1993). Protein yang disintesis oleh RE dipindahkan ke
dalam badan Golgi. Disini karbohidrat tambahan dapat dibubuhkan kepadanya.
Protein-protein ini terkumpul di dalam vesikula tadi sampai penuh. Vesikula-
vesikula ini dapat berpindah ke permukaan sel dan mengeluarkan isinya ke bagian
luar. Vesikula-vesikula berprotein yang lain pada badan Golgi dapat disimpan di
dalam sel sebagai lisosom (Kimbal,1983).
Pemrosesan protein dimulai pada RE dan dilanjutkan di dalam sisterna
badan Golgi. Protein ditransfer ke bagian cis diktiosom. Semua glycoprotein dari
RE yang sampai pada cis badan Golgi memiliki cincin oligosakarida. Sebelum
melewati satu sisterna Golgi ke sisterna berikutnya, protein akan mengalami
16
pemrosesan. Misalnya di dalam sisterna cis, kelompok fospat ditambahkan pada
akhir cincin oligosakarida dari protein untuk lisosom, sekresi protein dan protein
untuk membran plasma yang akan menjalani pengolahan ekstensif (Sheeler and
Bianchi, 1987).
17
Gambar 7. Perjalanan protein radioisotop dan REK dan Golgi
Sumber: Anonim, 2012.
posisi sisterna Golgi relatif tetap, sedangkan yang bergerak adalah protein
dan glikoprotein dan satu sisterna ke sisterna berikutnya. Mekanisme tersebut
diketengahkan oleh M.G. Farquhar yang menyatakan, bahwa tonjolan yang
berasal dari satu sisterna bergerak dengan jarak tertentu, kemudian mengadakan
fusi dengan tonjolan dari sisterna lain yang terdapat dalam satu garis. Akhirnya
protein dan glikoprotein akan mencapai permukaan trans dan sisterna. Pada
tempat ini, tonjolan sisterna akan membentuk vesikel sekretori, lisosom atau
vesikel penyimpanan. mekanisme ulang-alik memerlukan protein-protein yang
membentuk mantel di sekeliling vesikel. Mantel akan dilepas sebelum vesikel
mengadakan fusi dengan sisterna berikutnya. Dalam proses pelepasan mantel
18
diperlukan protein pengikat-GTP yang menggunakan energi hasil hidrolisis GTP
(Anonim, 2012).
Berdasarkan Gambar 1 Ada dua jalur sekresi yang berbeda pada bagian
trans dari golgi network yaitu:
19
beroperasi pada semua sel. Banyak protein terlarut yangsecara kontinyu
disekresikan oleh sel melalui jalur ini
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
21
(Constitutive secretory pathway) beroperasi pada semua sel. Banyak
protein terlarut yangsecara kontinyu disekresikan oleh sel melalui jalur ini.
Dan jalur sekresi regulasi ( Regulated secretory pathway) umumnya
ditemukan pada sel-sel yang terspesialisasi untuk melakukan
sekresi produk tertentu.
3.2 Saran
Dengan ditulisnya makalah ini, diharapkan pembaca dapat lebih
memahami materi tentang struktur dan fungsi aparatus golgi dengan mekanisme
perjalanan protein dari Retikulum Endoplasma ke Aparatus golgi. Kami
menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kekhilafan oleh karena itu penulis mengharapkan daran dan kritik yang sifatnya
membangun demi perbaikan makalah ini selanjutnya.
22
DAFTAR RUJUKAN
23