PENDAHULUAN
Diabetes adalah penyakit kronis, yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan
insulin yang cukup, atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang
dihasilkan. Hal ini menyebabkan peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah (WHO,
perhatian dan perawatan medis dalam waktu lama baik untuk mencegah komplikasi
maupun perawatan sakit. Diabetes Melitus terdiri dari dua tipe yaitu tipe pertama DM yang
disebabkan keturunan dan tipe kedua disebabkan gaya hidup. Secara umum, hampir 80 %
prevalensi diabetes melitus adalah DM tipe 2. Ini berarti gaya hidup yang tidak sehat
menjadi pemicu utama meningkatnya prevalensi DM. Bila dicermati, penduduk dengan
obesitas/ kelebihan berat badan mempunyai risiko terkena DM lebih besar dari penduduk
yang tidak obesitas (Depkes , 2009).Menurut hasil survei WHO, jumlah penderita diabetes
sebanyak 50% sepuluh tahun yang akan datang. Sebanyak 80% responden DM menderita
DM tipe 2 dan mereka membutuhkan pengobatan secara terus menerus (WHO, 2008).
Penyakit kanker menjadi salah satu penyakit kronis yang peningkatannya cukup tinggi
saat ini. Menurut World Health Organization atau WHO (2014) kanker merupakan suatu
istilah umum yang menggambarkan penyakit pada manusia berupa munculnya sel-sel
abnormal dalam tubuh yang melampaui batas. Sel-sel tersebut dapat menyerang bagian
tubuh lain.Kanker merupakan salah satu penyakit kronis yang paling mematikan di dunia.
Menurut statistik Amerika Serikat, kanker menyumbang sekitar 23% dari total jumlah
1
kematian di negara tersebut dan menjadi penyakit kedua paling mematikan setelah penyakit
2008). Setiap 11 menit ada satu orang penduduk dunia yang meninggal karena kanker dan
setiap tiga menit ada satu penderita kanker baru. Fakta lain menunjukkan bahwa lima besar
kanker yang diderita adalah kanker leher rahim, kanker payudara, kanker ovarium, kanker
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau mengalihkan”
(siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis atau madu. Penyakit
diabetes melitus dapat diartikan individu yang mengalirkan volume urine yang banyak
dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai
dengan ketidakadaan absolute insulin atau penurunan relative insensitivitas sel terhadap
kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis
suatu kelompok panyakit metabolik dengan karakterristik hiperglikemia yang terjadi karena
Diabetes Mellitus (DM) adalah kelainan defisiensi dari insulin dan kehilangan
glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau akibat kerja
3
2.2 Diagnosis Diabetes Melitus
perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik DM seperti tersebut di bawah ini.
1. Keluhan klasik DM berupa : poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan
2. Keluhan lain dapat berupa : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur dan disfungsi
Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui tiga cara. Pertama, jika keluhan klasik
ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200 mg/dL sudah cukup untuk
menegakkan diagnosis DM. Kedua, dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa yang lebih
mudah dilakukan, mudah diterima oleh pasien serta murah, sehingga pemeriksaan ini
dianjurkan untuk diagnosis DM. Ketiga dengan TTGO. Meskipun TTGO dengan beban
75 g glukosa lebih sensitif dan spesifik dibanding dengan pemeriksaan glukosa plasma
puasa, namun memiliki keterbatasan tersendiri. TTGO sulit untuk dilakukan berulang-
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau DM, maka dapat
digolongkan ke dalam kelompok TGT atau GDPT tergantung dari hasil yang diperoleh.
1. TGT : Diagnosis TGT ditegakkan bila setelah pemeriksaan TTGO didapatkan glukosa
plasma 2 jam setelah beban antara 140 – 199 mg/dL (7.8-11.0 mmol/L).
2. GDPT : Diagnosis GDPT ditegakkan bila setelah pemeriksaan glukosa plasma puasa
4
Kriteria diagnosis DM:
Cara
1. 3 (tiga) hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari (dengan
karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani seperti biasa
2. Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan, minum air
5. Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2 jam setelah
7. Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok
menemukan pasien dengan DM, TGT maupun GDPT, sehingga dapat ditangani lebih dini
5
secara tepat. Pasien dengan TGT dan GDPT juga disebut sebagai intoleransi glukosa,
merupakan tahapan sementara menuju DM. Kedua keadaan tersebut merupakan faktor
Pemeriksaan penyaring dikerjakan pada kelompok yang memiliki salah satu faktor
risiko DM. Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan melalui pemeriksaan kadar glukosa
darah sewaktu atau kadar glukosa darah puasa. Apabila pada pemeriksaan penyaring
ditemukan hasil positif, maka perlu dilakukan konfirmasi dengan pemeriksaan glukosa
plasma puasa atau dengan tes toleransi glukosa oral (TTGO) standar.
dianjurkan mengingat biaya yang mahal, serta pada umumnya tidak diikuti dengan rencana
tindak lanjut bagi mereka yang diketemukan adanya kelainan. Pemeriksaan penyaring juga
dianjurkan dikerjakan pada saat pemeriksaan untuk penyakit lain atau general check-up.
mahal, rencana tindak lanjut bagi mereka yang positif belum ada. Bagi mereka yang
mendapat kesempatan untuk pemeriksaan penyaring bersama penyakit lain (general check
sangat dianjurkan.
Pemeriksaan penyaring perlu dilakukan pada kelompok dengan salah satu faktor
2. kegemukan {BB (kg) > 120% BB idaman atau IMT > 27 (kg/m2)}
6
4. riwayat keluarga DM
7. dislipidemia (HDL < 35 mg/dl dan atau Trigliserida > 250 mg/dl
8. pernah TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) atau GDPT (Glukosa Darah Puasa
Terganggu)
Kadar glukosa darah sewaktu dan glukosa darah puasa sebagai patokan penyaring
Catatan :
Untuk kelompok risiko tinggi yang tidak menunjukkan kelainan hasil, dilakukan
ulangan tiap tahun. Bagi mereka yang berusia >45 tahun tanpa faktor risiko lain,
7
Langkah-langkah diagnostik DM dan gangguan
1. Diet
2. Penkes
3. Exersice
4. Monitoring/control
5. Obat
Tujuan utama dari pengobatan diabetes adalah untuk mempertahankan kadar gula
darah dalam kisaran yang normal. Namun, kadar gula darah yang benar-benar normal sulit
untuk dipertahankan. Meskipun demikian, semakin mendekati kisaran yang normal, maka
berkurang. Untuk itu diperlukan pemantauan kadar gula darah secara teratur baik
8
dilakukan secara mandiri dengan alat tes kadar gula darah sendiri di rumah atau dilakukan
di laboratorium terdekat.
Pengobatan diabetes meliputi pengendalian berat badan, olah raga dan diet. Seseorang
yang obesitas dan menderita diabetes tipe 2 tidak akan memerlukan pengobatan jika
mereka menurunkan berat badannya dan berolah raga secara teratur. Namun, sebagian
besar penderita merasa kesulitan menurunkan berat badan dan melakukan olah raga yang
teratur. Karena itu biasanya diberikan terapi sulih insulin atau obat hipoglikemik (penurun
adekuat pada penderita diabetes tipe II, tetapi tidak efektif pada diabetes tipe I. Contohnya
adalah glipizid, gliburid, tolbutamid dan klorpropamid. Obat ini menurunkan kadar gula
darah dengan cara merangsang pelepasan insulin oleh pankreas dan meningkatkan
efektivitasnya.
meningkatkan respon tubuh terhadap insulinnya sendiri. Akarbos bekerja dengan cara
Obat hipoglikemik per-oral biasanya diberikan pada penderita diabetes tipe II jika
diet dan oleh raga gagal menurunkan kadar gula darah dengan cukup.
Obat ini kadang bisa diberikan hanya satu kali (pagi hari), meskipun beberapa penderita
memerlukan 2-3 kali pemberian. Jika obat hipoglikemik per-oral tidak dapat mengontrol
kadar gula darah dengan baik, mungkin perlu diberikan suntikan insulin.
9
2. Terapi Sulih Insulin
per-oral (ditelan).
Bentuk insulin yang baru (semprot hidung) sedang dalam penelitian. Pada saat ini, bentuk
insulin yang baru ini belum dapat bekerja dengan baik karena laju penyerapannya yang
paha atau dinding perut. Digunakan jarum yang sangat kecil agar tidak terasa terlalu
nyeri.
Insulin terdapat dalam 3 bentuk dasar, masing-masing memiliki kecepatan dan lama
Contohnya adalah insulin reguler, yang bekerja paling cepat dan paling sebentar.
Insulin ini seringkali mulai menurunkan kadar gula dalam waktu 20 menit, mencapai
puncaknya dalam waktu 2-4 jam dan bekerja selama 6-8 jam. Insulin kerja cepat
seringkali digunakan oleh penderita yang menjalani beberapa kali suntikan setiap harinya
Contohnya adalah insulin suspensi seng atau suspensi insulin isofan. Mulai bekerja
dalam waktu 1-3 jam, mencapai puncak maksimun dalam waktu 6-10 jam dan bekerja
10
selama 18-26 jam. Insulin ini bisa disuntikkan pada pagi hari untuk memenuhi kebutuhan
selama sehari dan dapat disuntikkan pada malam hari untuk memenuhi kebutuhan
sepanjang malam.
Contohnya adalah insulin suspensi seng yang telah dikembangkan. Efeknya baru
Sediaan insulin stabil dalam suhu ruangan selama berbulan-bulan sehingga bisa dibawa
kemana-mana.
menyesuaikan dosisnya
penyakitnya
hari.
Sediaan yang paling mudah digunakan adalah suntikan sehari sekali dari insulin
kerja sedang. Tetapi sediaan ini memberikan kontrol gula darah yang paling minimal.
Kontrol yang lebih ketat bisa diperoleh dengan menggabungkan 2 jenis insulin,
yaitu insulin kerja cepat dan insulin kerja sedang. Suntikan kedua diberikan pada saat
11
Kontrol yang paling ketat diperoleh dengan menyuntikkan insulin kerja cepat dan insulin
kerja sedang pada pagi dan malam hari disertai suntikan insulin kerja cepat tambahan
Beberapa penderita usia lanjut memerlukan sejumlah insulin yang sama setiap
makanan, olah raga dan pola kadar gula darahnya. Kebutuhan akan insulin bervariasi
sepenuhnya sama dengan insulin yang dihasilkan oleh tubuh, karena itu tubuh bisa
dosisnya.
tempat suntikan. Kadang terjadi reaksi alergi yang menyebabkan nyeri dan rasa terbakar,
beberapa jam.
Komplikasi tersebut bisa dicegah dengan cara mengganti tempat penyuntikan dan
mengganti jenis insulin. Pada pemakaian insulin manusia sintetis jarang terjadi resistensi
dan alergi.
Pengaturan diet sangat penting. Biasanya penderita tidak boleh terlalu banyak
makan makanan manis dan harus makan dalam jadwal yang teratur. Penderita diabetes
12
cenderung memiliki kadar kolesterol yang tinggi, karena itu dianjurkan untuk membatasi
jumlah lemak jenuh dalam makanannya. Tetapi cara terbaik untuk menurunkan kadar
Semua penderita hendaknya memahami bagaimana menjalani diet dan olah raga untuk
terjadinya komplikasi.
sehingga kukunya harus dipotong secara teratur. Penting untuk memeriksakan matanya
supaya bisa diketahui perubahan yang terjadi pada pembuluh darah di mata.
Kanker Tiroid adalah sutu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe yaitu:
kelenjar. Sebagian besar nodul tiroid bersifat jinak, biasanya kanker tiroid bisa
disembuhkan.
cukup banyak hormon tiroid sehingga terjadi hipertiroidisme. Kanker tiroid terjadi pada
sel-sel kelenjar tiroid (organ berbentuk mirip kupu-kupu terletak di pangkal leher), yang
13
2.6 Etiologi
Etiologi dari penyakit ini belum pasti, yang berperan khususnya untuk
terjadi well differentiated (papiler dan folikuler) adalah radiasi dan goiter endemis, dan
untuk jenis meduler adalah factor genetic. Belum diketahui suatu karsinoma yang
berperan untuk kanker anaplastik dan meduler. Diperkirakan kanker jenis anaplastik
berasal dari perubahan kanker tiroid berdiferensia baik (papiler dan folikuler), dengan
Radiasi merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid. Banyak kasus kanker
pada anak-anak sebelumnya mendapat radiasi pada kepala dan leher karena penyakit
lain. Biasanya efek radiasi timbul setelah 5-25 tahun, tetapi rata-rata 9-10 tahun.
Stimulasi TSH yang lama juga merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid.
Faktor resiko lainnya adalah adanya riwayat keluarga yang menderita kanker tiroid dan
gondok menahun.
2.7 Penatalaksanaan
1. Operasi
Pada kanker tiroid yang masih berdeferensiasi baik, tindakan tiroidektomi (operasi
jaringan tumor. Pertimbangan dari tindakan ini antara lain 60-85% pasien dengan
kanker jenis papilare ditemukan di kedua lobus. 5-10% kekambuhan terjadi pada lobus
14
Terapi ini diberikan pada pasien yang sudah menjalani tiroidektomi total dengan
maksud mematikan sisa sel kanker post operasi dan meningkatkan spesifisitas sidik
tiroid untuk deteksi kekambuhan atau penyebaran kanker. Terapi ablasi tidak
dianjurkan pada pasien dengan tumor soliter berdiameter kurang 1mm, kecuali
Supresi terhadap TSH pada kanker tiroid pascaoperasi dipertimbangkan karena adanya
reseptor TSH di sel kanker tiroid bila tidak ditekan akan merangsang pertumbuhan sel-
sel ganas yang tertinggal. Harus juga dipertimbangkan segi untung ruginya dengan
terapi ini. Karena pada jangka panjang (7-15 tahun) bisa menyebabkan gangguan
adalah:
pengangkatan kelenjar getah bening di sekitarnya. Nodul dengan diameter lebih kecil
hampir selalu bisa menyembuhkan kanker ini. Diberikan hormon tiroid dalam dosis
yang cukup untuk menekan pelepasan TSH dan membantu mencegah kekambuhan. Jika
nodulnya lebih besar, maka biasanya dilakukan pengangkatan sebagian besar atau
seluruh kelenjar tiroid dan seringkali diberikan yodium radioaktif, dengan harapan
bahwa jaringan tiroid yang tersisa atau kanker yang telah menyebar akan menyerapnya
dan hancur. Dosis yodium radioaktif lainnya mungkin diperlukan untuk memastikan
15
bahwa keseluruhan kanker telah dihancurkan. Kanker papiler hampir selalu dapat
disembuhkan.
tiroid dan pemberian yodium radioaktif untuk menghancurkan jaringan maupun sel
yodium radioaktif. Pemberian obat anti kanker dan terapi penyinaran sebelum dan
setelah pembedahan memberikan hasil yang cukup memuaskan. Operasi reseksi diikuti
penderita kanker meduler yang merupakan bagian dari sindroma neoplasia endokrin
multipel, bertahan hidup 10 tahun; jika kanker meduler berdiri sendiri, maka angka
harapan hidup penderitanya tidak sebaik itu. Kadang kanker ini diturunkan, karena itu
seseorang yang memiliki hubungan darah dengan penderita kanker meduler, sebaiknya
menjalani penyaringan untuk kelainan genetik. Jika hasilnya negatif, maka hampir
dapat dipastikan orang tersebut tidak akan menderita kanker meduler. Jika hasilnya
positif, maka dia akan menderita kanker meduler; sehingga harus dipertimbangkan
untuk menjalani pengangkatan tiroid meskipun gejalanya belum timbul dan kadar
kalsitonin darah belum meningkat. Kadar kalsitonin yang tinggi atau peningkatan kadar
16
kalsitonin yang berlebihan setelah dilakukan tes perangsangan, juga membantu dalam
2.8 Diagnosis
menegakkan diagnosis yang sesuai. Kecurigaan adanya proses keganasan secara klinis
1 Anamnesa :
Apabila nodul tiroid terjadi pada usia dibawah 20 tahun atau diatas 50 tahun
Radiasi pada masa anak-anak dapat menyebabkan malignansi pada tiroid •} 33-
37 %
Keluhan gangguan menelan, perasaan sesak, perubahan suara dan nyeri (dysfagia)
17
5) Riwayat penyakit serupa pada keluarga (karsinoma tiroid atau panyakit yang
2 Pemeriksaan Fisik :
1) Inspeksi:
2) Palpasi:
a. Benjolan kita palpasi, kalau dari tiroid maka pada waktu menelan akan ikut
ke atas.
b. Pada tumor primer dapat berupa suatu nodul soliter atau multipel dengan
konsistensi bervariasi dari kistik sampai dengan keras bergantung dari jenis
c. Bila kelenjar besar sekali tetapi belum terlihat gejala sesak napas, kita bisa
tetap curiga ada tidaknya penekanan pada trakhea, caranya dengan menekan
lobus lateral kelenjar maka akan timbul stridor akibat penekanan pada
trakea.
3. Pemeriksaan Laboratorium
karsinoma tiroid, kecuali untuk karsinoma jenis meduler. Pada karsinoma jenis
18
meduler, pemeriksaan kadar kalsitonin dan penting untuk diagnostik maupun untuk
follow up setelah terapi. Langkah pertama adalah menentukan status fungsi tiroid
pasien dengan memeriksa kadar TSH (sensitif) dan T4 bebas (Free T4 atau FT4). Pada
keganasan tiroid, umumnya fungsi tiroid normal. Namun, perlu diingat bahwa
memang kecil.
penting untuk diagnosis tiroiditis kronik Hashimoto, terutama bila disertai peningkatan
kadar TSH. Sering pada Hashimoto juga timbul nodul baik uni/bilateral sehingga pada
Pemeriksaan kadar tiroglobulin serum untuk keganasan tiroid cukup sensitif tetapi
tidak spesifik karena peningkatan kadar tiroglobulin juga ditemukan pada tiroiditis,
penyakit Graves, dan adenoma tiroid. Pemeriksaan kadar tiroglobulin sangat baik untuk
monitor kekambuhan karsinoma tiroid pascaterapi. Tetapi tidak dapat untuk memonitor
karsinoma tiroid medulare dan anaplastik, karena sel anaplastik tidak mensekresi
tiroglobulin. Pada pasien dengan riwayat keluarga karsinoma tiroid medulare, tes
genetik dan pemeriksaan kadar kalsitonin perlu dikerjakan. Bila tidak ada kecurigaan
ke arah karsinoma tiroid medulare atau neoplasia endokrin multipel II, pemeriksaan
rekurensi / metástasis, dan perlu diselidiki lebih lanjut. Kadar Tg serum normal 1,5 –
3,0 ng/ml. Pada kelainan jinak rata-rata 323 ng/ml dan apada keganasan rata-rata 424
ng/ml.
19
Pada karsinoma tiroid kadar serum T3 dan T4 umumnya normal. Perlu diingat
bahwa abnormalitas fungsi tiroid baik hiper atau hipotiroid tidak menghilangkan
4. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan USG
Dengan pemeriksaan USG dapat dibedakan antara yang padat dan cair (nodul
solid atau kistik). Selain itu dengan berbagai penyempurnaan, sekarang USG dapat
pasti apakah suatu nodul itu ganas atau jinak. Pemeriksaan ini mudah dilakukan
tetapi interpretasinya agak lebih sukar dari pada sidik tiroid. Selain itu USG juga
USG pada evaluasi awal nodul tiroid dilakukan untuk menentukan ukuran dan
jumlah nodul. USG pada nodul dingin sebagian besar akan menghasilkan
gambaran solid, campuran solid-kistik dan sedikit kista simpel. USG juga
khususnya pada individu dengan riwayat radiasi pengion pada daerah kepala dan
leher.
Gambaran USG yang didapat dibedakan atas dasar kelainan yang difus atau
fokal yang kemudian juga dibedakan atas dasar derajat ekonya yaitu hipoekoik,
ialah:
20
2 Adenoma/nodul padat : iso atau hiperekoik, kadang disertai halo yaitu suatu
radioaktif J131dalam kelenjar tiroid. Yang dapat dilihat dari pemeriksaan ini
adalah besar, bentuk, dan letak kelenjar tiroid serta distribusi dalam kelenjar. Juga
dapat diukur uptake yodiumnya dalam waktu 3, 12, 24 dan 48 jam. Sebelum
Dari uptake ini diketahui fungsi tiroid apakah hiportiroid, eutiroid atau
hipetiroid. Uptake normal dalam 24 jam adalah 15-40%. Scanning tiroid dapat
dilakukan dengan menggunakan dua macam isotop, yaitu iodium radioaktif (123-
anatominya. Dari distribusi jodium dapat diketahui sifat tonjolan tersebut tersebut
21
Pemeriksaan ini tidak untuk membedakan jinak atau ganas secara pasti,
diagnosa pasti.
Dapat dilakukan dengan cara needle core biopsy atau FNBA ( biopsi jarum
halus). Biopsi aspirasi jarum halus (BAJAH) atau Fine Needle Aspiration (FNA),
mempergunakan jarum suntik no. 22-27 cara ini mudah aman dapat dilakukan
dengan berobat jalan. Dibandingkan dengan biopsy cara lama (jarum besar), biopsi
jarum halus tidak nyeri, tidak menyebabkan dan hampir tidak ada bahaya
penyebaran sel-sel ganas pada kista, dapat juga dihisap cairan secukupnya,
sehingga dapat mengecilkan nodul, jadi selain diagnostik, bisa juga terapeutik.
4) Pemeriksaan Histopatologi
atau gold standar. Untuk kasus inoperable, jaringan diambil dengan biopsi insisi.
3. Medullary carcinoma
5) Pemeriksaan BMR
manfaatnya kurang, karena umumnya kasus-kasus ini eutiroid. Bila ada hipertiroid
22
pada tonjolan tunggal tiroid, hal ni dapat disebabkan adenoma toksik atau nodul
6) Pemeriksaan Termografi
apabila perbedaan panas dengan sekitarnya sekitar > 0,9 C dan dingin apabila <
0,9 C. Cara pemeriksaan dengan dengan termografi ini cukup sensitif dan spesifik.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ditinjau dari genetik, penyebab dan perjalanan penyakit, DM pada anak dan
remaja berbeda dengan DM pada orang dewasa. Diabetes mellitus pada anak dan
remaja terutama merupakan akibat kerusakan sel-sel beta pankreas yang memproduksi
mellitus tipe 2 disamping kadar glukosa tinggi, juga kadar insulin tinggi atau normal
yang disebut resistensi insulin Gejala klinik diabetes mellitus berupa poliuria,
polidipsia, lemas, berat badan menurun, kesemutan, gatal, mata kabur, impotensia
Kanker tiroid adalah suatu keganasan pada tiroid yang memiliki empat (4) tipe,
yaitu papiler, folikuler, anaplastik, dan meduler. Kanker tiroid lebih sering ditemukan
pada orang-orang yang pernah menjalani terapi penyinaran di kepala, leher maupun
dada. Faktor resiko lainnya adalah adanya riwayat keluarga yang menderita kanker
tiroid dan gondok menahun serta tetangga atau penduduk sekampung ada yang
menderita kelainan kelenjar gondok (endemis). Hal ini lebih kepada pola hidup dan
24