BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Dodol
Dodol merupakan salah satu produk olahan hasil pertanian yang
termasuk dalam jenis makanan yang mempunyai sifat agak basah sehingga
dapat langsung dimakan tanpa dibasahi terlebih dahulu dan cukup kering
sehingga dapat stabil dalam penyimpanan.Dodol yang berkualitas baik adalah
dodol dengan tekstur yang tidak terlalu lembek, bagian luar mengkilap akibat
adanya pelapisan gula atau glazing, rasa yang khas dan jika mengandung
minyak tidak terasa tengik (Rukhanah, 2005).
Daruju tumbuh liar di daerah pantai, tepi sungai, serta tempat tempat lain
yang tanahnya berlumpur dan berair payau. Semak tahunan, berbatang basah,
tumbuh tegak atau berbaring pada pangkalnya, tinggi 0,5-2 m, berumpun
banyak. Batang bulat silindris, agak lemas, permukaan licin, berwarna
kecokelatan, berduri panjang dan runcing. Daun tunggal, bertangkai pendek,
letak berhadapan bersilang. Helaian daun berbentuk memanjang atau lanset,
pangkal dan ujung runcing, tepi bercangap menyirip dengan ujung-ujungnya
berduri tempel, panjang 9-30 cm, lebar 4-12 cm. Bunga majemuk berkumpul
dalam bulir yang panjangnya 6-30 cm, keluar dari ujung batang, mahkota bunga
berwarna ungu kebiruan. Buahnya berupa buah kotak, bulat telur, panjang ± 3
cm, berwarna cokelat kehitaman. Biji berbentuk ginjal, jumlahnya 2-4 buah.
Akarnya berupa akar tunggang, berwarna putih kekuningan. Daruju dapat
diperbanyak dengan biji. Daruju (Melayu), daruju (Jawa). Nama asing Lao shu
le (C), sea holly (I). Nama simplisia Acanthi Radix (akar daruju). Tumbuhan ini
memiliki banyak kandungan kimia, yang sudah diketahui antara lain:
Flavone dan asam amino. Dalam farmakologi Cina dan pengobatan tradisional
lain disebutkan bahwa tanaman ini memiliki sifat; Rasa pahit, dingin, anti radang
(antiphlogistik) dan expectorant (Hasil Penelitian, Anggi. Unair. 2014).
4
Tanaman Daruju bisa juga menyembuhkan luka terkena racun anak panah,
pembersih darah, hepatitis akut dan kronis, pembesaran hati dan limpa, TBC
kelenjar, parotitis, asma, nyeri lambung, cacingan, sakit perut/nyeri lambung,
gondong, sesak napas, bisul.
2.3. Kentang
proses fotosintesa yang terjadi pada tanaman berhijau daun. Hasil dari
fotosintesa ini sebagian besar adalah karbohidrat yang disimpan pada sel
tanaman yang berupa pati, selulosa (polisakarida) dan glukosa
(monosakarida).
Kentang merupakan bahan pangan yang memiliki kandungan pati yang
tinggi dan merupakan bahan pangan yang pokok serta mudah diperoleh
diberbagai bagian di Asia Tenggara (Minarno, 2008: 52). Komposisi utama
kandungan gizi umbi kentang terdiri dari air 80%, pati 18% dan protein 2%
(Rukmana, 1997: 32).
yang tinggi pada beras akan menyebabkan beras menjadi lebih lekat dari beras
yang amilopektinnya kurang (Rubianty dan Berty, 1985). Apabila kadar
amilosa tinggi, maka akan bersifat kering, kurang lekat dan cenderung meresap
air lebih banyak atau hidroskopis (Haryanto dan Philipus, 1992).
Diantara sifat-sifat amilopektin yang sangat disukai oleh ahli pengolahan
adalah memiliki daya perekat yang tinggi, suhu gelatinisasi lebih rendah, tidak
mudah pecah atau rusak pada suhu rendah dan tidak mudah menggumpal pada
suhu normal (Collinson, 1986).
Pati yang dihasilkan dari ketan disebut dengan tepung ketan. Tepung
ketan dapat diperoleh dengan cara perendaman beras ketan selama 2-3 jam.
Setelah itu beras ketan dicuci bersih dan ditiriskan. Selanjutnya beras ketan
digiling dan diayak dengan ayakan berukuran 80 mesh sampai diperoleh tepung
ketan yang halus. Semakin halus tepung ketan yang digunakan maka semakin
baik karena akan mempercepat pengentalan dodol (Satuhu dan Sunarmani,
2004).
2.4.2. Gula
2.4.3. Santan
Santan yang digunakan dalam pembuatan dodol terdiri dari 2 macam
yaitu santan kental dan santan encer. Fungsi santan secara umum yaitu sebagai
penambah cita rasa dan aroma. Santal kental penting dalam pembuatan dodol
karena banyak mengandung lemak sehingga dihasilkan dodol yang mempunyai
cita rasa yang lezat dan membentuk tekstur kalis. Santan encer berfungsi untuk
mencairkan tepung, sehingga terbentuk adonan dan untuk melarutkan gula
(Satuhu, 2004).
Pembuatan santan dapat dilakukan dengan cara kelapa dikupas kemudian
diambil dagingnya. Setelah itu daging buah dicuci dan diparut dengan alat parut
sederhana atau mesin pemarut kelapa. Kelapa yang sudah diparut tersebut
kemudian ditambah air hangat, lalu diremas-remas dan kemudian dilakukan
pemerasan. Perasan pertama akan diperoleh santan yang kental. Selanjutnya
ampas ditambahkan air kembali, kemudian diremas-remas dan diperas kembali
hingga diperoleh santan yang encer (Satuhu dan Sunarmani, 2004).
8
BAB III
METODE PENULISAN
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Sortasi
Sortasi adalah memilih hasil daruju dan kentang yang telah dilakukan untuk
membedakan yang baik dan jelek. Penentuan mutu bahan didasarkan pada
kesegaran, kebersihan, ukuran, warna, bentuk, kebebasan dari benda asing dan
penyakit, serta kerusakan oleh serangga dan luka mekanik yang diakibatkan
karena kesalahan dalam pengangkutan, atau luka yang disebabkan pada saat
pemanenan (Afrianti dan Herliani, 2008).
2. penyiangan dan Pencucian
3. Blanching
Secara umum tujuan blanching adalah menonaktifkan enzim. Selain itu juga
untuk menaikkan temperatur jaringan, untuk membersihkan bahan dan untuk
melayukan bahan sehingga memudahkan perlakuan berikutnya. Blanching
dilakukan terutama menginaktifkan enzim-enzim di dalam bahan pangan,
diantaranya enzim yang paling tahan panas dalam sayuran dan buah-buahan.
Perlakuan blanching praktis selalu dilakukan karena jika bahan pangan
dibekukan tidak dapat menghambat keaktifan enzim secara sempurna. Blanching
dipengaruhi panas yang diberikan sehingga dapat mematikan mikroba.
Blanching biasanya dilakukan pada suhu 450C – 550C selama 2-5 menit
(Winarno dan Fardiaz, 1980). Tujuan utama juga dalam blanching ini ialah
untuk mengambil sari/ kandungan dari daruju.
4. Pemasakan
Tahap pemasakan adalah tahap yang paling kritis, pemasakan bertujuan
untuk menghilangkan bau mentah dari bahan. Pemasakan dilakukan dengan suhu
tidak terlalu rendah maupun tidak terlalu tinggi. Suhu yang terlalu rendah
11
memunculkan bau yang masih mentah, sebaliknya suhu yang terlalu tinggi
membuat produk menjadi hangus (Desrosier, 1988). Pemasakan dodol ini dengan
cara Kentang dikupas lalu dicuci dan kemudian direbus hingga matang.
Mendinginkan dan kemudian digiling sampai halus.Mencampurkan tepung ketan
putih, vanili, gula dan garam secukupya, santan kelapa dan air sari daruju(air hasil
blanching) lalu aduk hingga merata. Bahan adonan dimasak di kuali besi dengan
menggunakan api yang tidak terlalu besar. Selama proses pemasakan adonan terus
di aduk agar proses pemasakan adonan merata. Adonan yang sudah mengental
diangkat dari tungku dan dituangkan kedalam cetakan dan diratakan lalu
didinginkan.
5. Pengemasan
Untuk itu, dodol dadakan ini memiliki kelayakan konsumsi karena daruju
berjhasiat sebagai anti radang dan juga pembersih darah (anonym, 201)
selain itu juga Kandungan gizi umbi kentang disajikan pada tabel 4.2.1.
lebih tinggi, menyebabkan gel lebih tahan dan awet (Sakidja,dkk., 1985).
Konsentrasi gula yang cukup tinggi (70%) sudah dapat menghambat
pertumbuhan mikroba, akan tetapi pada umumnya gula dipergunakan dengan
salah satu teknik pengawetan. Lalu yang tak kalah penting ialah kandungan gizi
santan dapat dilihat pada Tabel 4.2.3.
Tabel 4.2.3 Nilai Gizi Santan Kelapa
Komponen Gizi Santan Murni (g) +Air (1:1) (g)
Protein 4,20 2,00
Lemak 34,30 10,00
Karbohidrat 5,60 7,60
Air 54,90 80,00
pH 6,25
Sumber: Satuhu dan Sunarmani, 2004.
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Diharapkan karya tulis ini dapat dibahas lebih lanjut mengenai uji
kelayakan berupa pemeriksaan terhadap jumlah gizi secara kuantitatif dan tidak
berupa data empiris saja. Karena mengingat daruju jarang dimanfaatkan maka
karya tulis ini dapat menjadi acuan sebagai pengembangan kreatifitas.
15
DAFTAR PUSTAKA
Ilma, Nur. 2012. Studi Pembuatan Dodol Buah Dengen (Dillenia serrata
Thunb).laporan hasil Penelitian . Universitas hasanudin makakasar
Irawanto R. 2014b. Phytomedicine of Acanthus ilicifolius dan Coixlacryma-jobi.
Prosiding 2nd International Biology Conference-ITS Surabaya.
Winarno, F.G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi: Edisi Terbaru. Jakarta. Gramedia
Pustaka Utama.
16
6. Artikel Ilmiah Islam berjudul Hikmah Isra’ Mi’raj Sebagai Pilar Intropeksi
Diri dalam acara Lomba Artikel menyambut Isra’ mi’raj LSI 2016
7. Essay berjudul Pendidikan Multikultural Sebagai Sarana Pembentukan
Karakter Pemersatu dalam lomba essay Nasional Bidik Misi Scholarship
Community Universitas negeri Semarang (BSC UNNES) 2015
8. Essay berjudul Revolusi Guru Indonesia Di Masa Depan dalm Lomba
Mahakarya BEM FKIP 2015
9. Essay dengan judul Negeri Ini Perlu Disumpah-Pemudakan Kembali dalam
lomba menulis essay dengan tema sumpah pemuda 2016
10. Essay Berjudul Metode C-Generation Dalam Menghapi Digital Native dan
Kurangnya Tenaga Pendidik
11. dalam Lomba Essay Seminar Archaea Himpunan Mahaasiswa Mikrobiologi
ITB
12. KTI berjudul Pembuatan Pecal dengan Teknik Sanggai Menjadi Makanan
Cepat Saji Berbasis Pangan Lokal Sebagai Upaya Pemberdayaan Makanan
Tradisional Menuju Ketahanan Pangan Nasional dalam LKTI PIMPI IPB 2016
13. Proposal Faktor-Faktor Intimidasi Eksternal Dalam Analisis Sosial dan
Pengaruhnya Terhadap Kemajuan Pendidikan: Studi Kasus Masyarakat Suku
Anak Dalam Di Desa Pemayungan Kecamatan Sumay Kabupaten Tebo dalam
PKM 2015.
14. Proposal dengan judul Uji Bioaktivitas Fraksi-fraksi dari Ekstrak Kulit
Batang Shorea singkawang Terhadap Sel Murin Leukimia P-388 dalam PKM
2015
15.Menulis Berita yang berjudul IMABIO Hadirkan SAD Dalam Seminar
BIOEXPO dalam lomba menulis berita FKIP Aktual 2016
16. Essay yang berjudul BUBUR JERAWAT: Kombinasi Bubur Ubi Rambat
(Ipomoea batatas L) dan Jagung (Zea mays) sebagai Upaya Diversifikasi
Pangan Di Desa Pemayungan, Kabupaten Tebo, Jambi dalam lomba Debat
Pangan Nasional HIMAGIHASTA UNEJ 2016
18