KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
Direktorat Jalan Bebas Hambatan Perkotaan dan Fasilitasi Jalan Daerah ‐ Kegiatan Pembinaan Jalan Bebas Hambatan
KONSEP NASKAH
PRAKATA
Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol ini
disiapkan oleh subdit Jalan Bebas Hambatan, Direktorat Jalan Bebas Hambatan,
Perkotaan dan Fasilitasi Jalan Daerah, Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, sebagai perwujudan tugas fungsi subdit
Jalan Bebas Hambatan dalam penyusunan dan pengembangan norma, standar,
pedoman, dan kriteria terkait jalan jalan tol.
Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol ini
merupakan pengembangan dari Pedoman Studi Kelayakan Jalan dan Jembatan Pd T -
19 - 2005 - B, dengan pengembangan difokuskan pada pengaturan penilaian kelayakan
aspek finansial, serta dikaitkan dengan skema pembangunan Kerjasama Pemerintah
dan Badan Usaha (KPBU) dalam penyelenggaraan investasi jalan tol.
Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol ini
merupakan panduan untuk penilaian kelayakan rencana pembangunan dan investasi
jalan tol, sebagai perangkat bantu pengambilan keputusan untuk meneruskan atau
tidak meneruskan rencana pembangunan dan investasi jalan tol dengan tahapan
kegiatan perencanaan teknis rinci dan pelaksanaan konstruksi jalan tol.
Para pihak yang diharapkan menggunakan Pedoman Penyusunan Dokumen Studi
Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol ini mencakup: unit kerja Direktorat
Jenderal Bina Marga yang berkewenangan dalam perencanaan teknis awal Jalan
Bebas Hambatan dan Jalan Tol; Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT); Badan Usaha
Pemrakarsa (BUP) Jalan Tol; praktisi dan para pihak terkait.
Dengan tersedianya pedoman ini keseragaman dalam penyusunan dokumen studi
kelayakan Jalan Tol dapat diwujudkan.
i
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
PENDAHULUAN
ii
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
Daftar Isi
Prakata .................................................................................................................. i
Pendahuluan ......................................................................................................... ii
Daftar isi ................................................................................................................ iii
Daftar tabel ........................................................................................................... vi
Daftar gambar ........................................................................................................ vii
iii
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
iv
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
v
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
Daftar Tabel
vi
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
Daftar Gambar
vii
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
KONSEP NASKAH
Pedoman
Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan
Rencana Pembangunan Jalan Tol
1. Ruang lingkup
Pedoman penyusunan dokumen studi kelayakan rencana pembangunan jalan tol ini
mencakup ketentuan umum, ketentuan teknis, dan cara pengerjaan studi kelayakan rencana
pembangunan jalan tol.
Pedoman penyusunan dokumen studi kelayakan rencana pembangunan jalan tol ini berlaku
untuk menilai kelayakan rencana pembangunan dan investasi jalan tol, baik program
Pemerintah (solicited), dan/atau prakarsa Badan Usaha (unsolicited).
Pedoman penyusunan dokumen studi kelayakan rencana pembangunan jalan tol ini
merupakan panduan untuk menghasilkan: tapak koridor rute terpilih; rekomendasi kelayakan
teknis, lingkungan sosial, keselamatan, ekonomi dan komersial; rencana teknik awal (basic
engineering design); dan gambar ROW plan rencana pembangunan dan investasi jalan tol.
2. Acuan normatif
a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum;
b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
c. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
d. Undang-Undang No. 1 tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah;
e. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
f. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
h. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan;
i. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2013 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005 tentang
Jalan Tol;
j. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
k. Perpres No. 38 tahun 2015 tentang Kerjasama antara Pemerintah Dengan Badan Usaha
dalam Penyediaan Infrastruktur;
l. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas) No. 4/2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan KPBU
Dalam Penyediaan Infrastruktur;
m. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis
Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan.
Hal 1 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
Hal 2 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
3.11
rencana teknik awal
gambar rencana awal sebagai salah satu hasil kegiatan studi kelayakan, yang berisi
rencana awal penampang melintang jalan, geometrik, struktur jembatan, dan estimasi
volume serta anggaran biaya yang akan digunakan sebagai rujukan penyusunan
perencanaan teknis rinci.
3.12
ruang bebas
ruang sepanjang jalan tol yang dibatasi oleh lebar, tinggi, dan kedalaman tertentu yang hanya
diperuntukkan bagi keamanan arus lalu lintas dan bangunan untuk pengamanan jalan tol.
3.13
ruang bebas jalan
ruang pada permukaan jalan yang hanya disediakan untuk kendaraan atau pejalan kaki, dimana
pada tempat tersebut tidak boleh ada struktur, fasilitas jalan, pohon atau benda yang tidak
bergerak lainnya
3.14
ruang manfaat jalan tol
ruang sepanjang jalan tol yang dibatasi oleh lebar, tinggi, dan kedalaman tertentu yang
meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, talud timbunan, dan galian serta ambang pengaman.
3.15
ruang milik jalan tol
ruang sepanjang jalan tol yang meliputi ruang manfaat jalan tol dan sejalur tanah tertentu di
luar ruang manfaat jalan tol yang diperuntukkan bagi ruang manfaat jalan, pelebaran jalan,
dan penambahan jalur lalu lintas di masa akan datang serta kebutuhan ruangan untuk
jaringan utilitas.
3.16
studi kelayakan
kegiatan kajian rinci komprehensif untuk penilaian kelayakan tapak koridor rute terpilih dari
suatu rencana program pembangunan, sebagai tindaklanjut kegiatan pra studi kelayakan,
yang hasilnya harus dipedomani dan ditindaklanjuti dalam kegiatan penyusunan
perencanaan teknis rinci.
3.17
tapak koridor rute terpilih
batas-batas tepi tapak rute terpilih berdasarkan penilaian teknis, lingkungan sosial dan
ekonomis sebagai hasil kegiatan pra studi kelayakan dan akan menjadi obyek kajian rinci dan
penilaian kelayakan pada kegiatan studi kelayakan dan perencanaan teknis awal
4 Ketentuan umum
4.1 Kriteria kebutuhan studi kelayakan
Semua rencana pembangunan dan investasi jalan tol, baik yang diprakarsai Pemerintah
(solicited), dan/atau diprakarsai Badan Usaha (unsolicited) wajib melakukan kegiatan studi
kelayakan.
4.2 Kedudukan dan fungsi studi kelayakan
4.2.1 Kedudukan pra studi kelayakan
Kedudukan studi kelayakan jalan tol merupakan bagian dari tahapan evaluasi kelayakan
rencana pembangunan dan investasi jalan tol, sebagai tindaklanjut implementasi kebijakan
Hal 3 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
program dan/atau master plan jalan tol (solicited), maupun prakarsa murni dari badan usaha
(unsolicited).
4.2.2 Fungsi studi kelayakan
Fungsi kegiatan studi kelayakan adalah:
a. Sebagai kegiatan pra rencana dari tahapan siklus pembangunan jalan tol;
b. sebagai kegiatan untuk pembandingan kinerja teknis, ekonomis dan komersial dari
suatu alternatif pilihan rute satu dengan alternatif pilihan rute lainnya pada rencana
pembangunan dan investasi jalan tol;
c. sebagai kegiatan untuk penilaian kelayakan rencana pembangunan dan investasi jalan
tol;
d. sebagai kegiatan untuk penyusunan rekomendasi dan/atau bahan pertimbangan bagi
para pengambil keputusan dalam menentukan kebijakan lanjut, utamanya dalam
penentuan skema pembangunan dan alternatif pendanaan rencana pembangunan dan
investasi jalan tol; dan
4.3 Tujuan studi kelayakan
Tujuan studi kelayakan rencana pembangunan dan investasi jalan tol adalah melakukan
penilaian kelayakan rencana pembangunan dan investasi jalan tol dari aspek teknis,
lingkungan, ekonomi dan komersial, untuk melanjutkan dan/atau tidak melanjutkan ke tahap
perencanaan teknis rinci (detailed engineering design) dan pembangunan jalan tol.
4.4 Manfaat studi kelayakan
Manfaat studi kelayakan rencana pembangunan dan investasi jalan tol adalah:
1. sebagai salah satu dokumen pendukung untuk penyusunan dokumen pengadaan badan
usaha jalan tol;
2. sebagai dokumen rujukan bagi peserta lelang dalam proses pengadaan badan usaha
jalan tol, khususnya untuk perhitungan biaya konstruksi;
3. sebagai perangkat bantu pengambilan keputusan untuk meneruskan dan/atau tidak
meneruskan rencana pembangunan dan investasi jalan tol ke tahap perencanaan teknis
rinci (detailed engineering design) dan pembangunan jalan tol;
4. sebagai perangkat bantu pengambilan keputusan dalam pemberian kredit investasi bagi
lembaga perbankan dan/atau pembiayaan;
5. sebagai perangkat bantu pengambilan keputusan dalam pemberian dukungan
Pemerintah untuk pengusahaan jalan tol;
6. sebagai dokumen rujukan bagi para pihak untuk kegiatan penyusunan rencana teknis
rinci (detailed engineering design) dan pengadaan tanah.
4.5 Tahapan studi kelayakan
Tahapan studi kelayakan rencana pembangunan dan investasi jalan tol mencakup:
1. pengumpulan data sekunder;
2. pengumpulan data primer;
3. pengolahan data primer dan data sekunder;
4. kajian data primer dan data sekunder;
5. kaji ulang tapak alternatif rute yang dihasilkan pra studi kelayakan;
6. kajian kelayakan aspek teknis; lingkungan, keselamatan, ekonomi dan komersial
terhadap tapak alternatif rute yang dihasilkan pra studi kelayakan;
7. perumusan rekomendasi tapak rute terpilih;
8. perumusan rekomendasi kelayakan tapak rute terpilih;
9. perumusan skema pembangunan dan investasi jalan tol;
10. perumusan skema pendanaan pembangunan dan investasi jalan tol;
Hal 4 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
Hal 5 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
5 Ketentuan teknis
5.1 Kebutuhan Data Sekunder
5.1.1 Data sekunder aspek hukum dan kelembagaan
Data sekunder aspek hukum dan peraturan perundangan yang diperlukan dalam kegiatan
penyusunan dokumen studi kelayakan rencana pembangunan dan investasi jalan tol
mencakup:
1. Peraturan perundangan yang dipedomani;
2. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) wilayah terkait;
3. Rencana Jaringan Jalan;
4. Institusi yang terkait dengan pengaturan; pendanaan dan penyelenggaraan jalan tol; dan
5. Daftar kebutuhan dokumen pendukung
5.1.2 Data sekunder aspek teknik
Data sekunder aspek teknis yang diperlukan dalam kegiatan penyusunan dokumen studi
kelayakan rencana pembangunan dan investasi jalan tol disajikan pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1
Data Sekunder Aspek Teknis Untuk Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan
Rencana Pembangunan dan Investasi Jalan Tol
No Jenis Data Sekunder Sumber Data Kegunaan
I Dokumen Pra Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol terkait
1 Dokumen Pra Studi Kelayakan Subdit Jalan Bebas Hambatan; Sebagai rujukan teknis untuk
Rencana Pembangunan Jalan Tol Badan Usaha Pemrakarsa tindaklanjut kajian rinci dalam
terkait (BUP) kegiatan studi kelayakan
II Sub Aspek Topografi
Peta topografi: skala minimum Badan Informasi Geospasial
1
1:50.000; dan 1:25.000 (BIG)
Sebagai rujukan teknis untuk
Badan Informasi Geospasial
Peta Image; Satelite Image atau kajian kondisi medan dan
2 (BIG)
foto udara peruntukan wilayah studi dan
Google Earth
tapak koridor rute jalan tol
Peta Rupa Bumi skala minimum Badan Informasi Geospasial
3
1:50.000; dan 1:25.000 (BIG)
III Sub Aspek Geologi dan Geoteknik
Sebagai rujukan teknis untuk
kajian kondisi umum geologi
1 Peta geologi
wilayah studi dan tapak koridor
rute jalan tol
Sebagai rujukan teknis untuk
Direktorat Geologi dan kajian potensi kawasan dan jenis
2 Peta kawasan gerakan tanah
Mitigasi Bencana gerakan tanah wilayah studi dan
tapak koridor rute jalan tol
Sebagai rujukan teknis untuk
kajian kondisi umum jenis dan
3 Peta morfologi
karakteristik wilayah studi dan
tapak koridor rute jalan tol
Sebagai rujukan teknis untuk ka‐
Direktorat Geologi dan jian potensi kegempaan wilayah
4 Peta gempa terbaru
Mitigasi Bencana studi dan tapak koridor rute jalan
tol
Hal 6 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
Hal 7 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
Jaringan Jalan, Ditjen Bina
Marga
Hal 8 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
Hal 9 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
Hal 10 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
Hal 11 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
Hal 12 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
Hal 13 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
engineering design). Rincian jenis survey lalulintas untuk kebutuhan kegiatan penyusunan
dokumen studi kelayakan rencana pembangunan jalan tol tersaji pada Tabel berikut.
Tabel 10
Rincian Survey Lalulintas Untuk Kegiatan Penyusunan Studi Kelayakan
Rencana Pembangunan dan Investasi Jalan Tol
Jenis Survey
No Target lokasi survey Kegunaan
Lalulintas
Sebagai data rujukan untuk menentu‐
1 Survei pendahuluan Jaringan jalan eksisting wilayah studi
kan lokasi‐lokasi survei lalulintas rinci
Sebagai data rujukan untuk bahan
2 Survei jaringan jalan Jaringan jalan eksisting wilayah studi
masukan dalam permodelan lalulintas
Penghitungan lalu lintas pada ruas Data dasar volume lalu lintas ruas;
jalan eksisting wilayah studi dengan Perkiraan nilai k
ketentuan: Data rujukan untuk peramalan
minimal 14 jam waktu sibuk 2 lalulintas;
(dua) hari kerja dan 1 (satu) hari Untuk validasi dalam proses
libur; permodelan lalulintas
minimal 7x24 jam pada 2 lokasi
Survey perhitungan yang representatif (inlet dan
3 lalulintas (traffic outlet)
counting) Data dasar volume lalu lintas
Penghitungan lalu lintas pada lokasi‐
simpang;
lokasi simpang eksisting:
Data rujukan untuk peramalan
minimal 14 jam waktu sibuk 2
lalulintas;
(dua) hari kerja dan 1 (satu) hari
Untuk validasi dalam proses
libur;
permodelan lalulintas;
Dilakukan pada setiap kaki
Analogi pergerakan pada simpang
simpang rencana akses jalan tol
rencana akses jalan tol
Untuk mengetahui proporsi asal
2 (dua) lokasi: yaitu inlet dan outlet
Survei perjalanan asal tujuan perjalanan sebagai dasar
4 rencana jalan tol.
tujuan (OD) peramalan potensi lalulintas
rencana jalan tol
Jaringan jalan eksisting yang Sebagai dasar dalam penghitungan
Survey kecepatan
5 menghubungkan inlet dan outlet Biaya Operasi Kendaraan (BOK) dan
perjalanan
rencana jalan tol manfaat proyek jalan tol.
Bahan masukan untuk perancangan:
Jaringan jalan eksisting yang
Survei beban kendaraan beban rencana jalan;
6 menghubungkan inlet dan outlet
(WIM survey) beban rencana jembatan; dan
rencana jalan tol
estimasi komposisi kendaraan.
Bahan masukan dan pertimbangan
untuk:
Survei Ablility to Pay 2 (dua) lokasi: yaitu inlet dan outlet
penentuan tarif tol;
7 (ATP) dan Willingness to rencana jalan tol.
proses permodelan; dan
Pay (WTP)
kajian rencana usaha investasi jalan
tol.
Bahan masukan dan pertimbangan
8 Survei peruntukan lahan Seluruh wilayah studi
untuk proses permodelan lalulintas.
Hal 14 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
dan bahan pertimbangan teknis dalam penyusunan rencana teknis awal (basic engineering
design). Rincian jenis survey struktur jembatan untuk kebutuhan kegiatan penyusunan
dokumen studi kelayakan rencana pembangunan jalan tol tersaji pada Tabel berikut.
Tabel 11
Rincian Survey Struktur Jembatan Untuk Kegiatan Penyusunan Studi Kelayakan
Rencana Pembangunan dan Investasi Jalan Tol
No Metode Survey Target lokasi survey Kegunaan
1 Pengamatan visual Karakteristik sungai
Setiap lokasi sungai/lokasi Estimasi kebutuhan bentang;
2 Pengukuran bentang jembatan bentang > 50 m Perkiraan jenis konstruksi
jembatan
Hal 15 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
Hal 16 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
Peta kawasan penting hidrologi (waduk; rawa; dan gambut) diperlukan sebagai data
rujukan untuk mengidentifikasi keberadaan kawasan penting hidrologi (waduk; rawa;
dan gambut) dan mengkaji karakteristik dari kawasan-kawasan tersebut dan
pengaruhnya terhadap tapak koridor alternatif rute;
Peta PIPPIB (Peta Indikatif Penundaan Pemberian Ijin Baru) diperlukan sebagai data
rujukan untuk mengidentifikasi keberadaan kawasan hidrologi gambut sebagai
kawasan yang tidak diperbolehkan untuk dibangun prasarana apapun;
Peta kawasan rawan banjir diperlukan sebagai data rujukan untuk mengidentifikasi
keberadaan kawasan banjir dan kajan risiko potensi banjir terhadap tapak koridor
alternatif rute;
Peta zonasi kawasan rawan tsunami diperlukan sebagai data rujukan untuk
mengidentifikasi keberadaan kawasan rawan tsunami dan kajan risiko potensi
tsunami terhadap tapak koridor alternatif rute;
e. Kegunaan hasil kajian data sekunder sub aspek hidrologi merupakan bahan masukan
untuk identifikasi resiko yang ditimbulkan oleh kondisi hidrologi terhadap semua tapak
koridor alternatif rute, serta bahan pertimbangan dalam penilaian, pemilihan, dan
penentuan tapak koridor rute terpilih;
f. Data primer untuk kajian sub aspek hidrologi adalah:
data pengukuran dimensi lebar dan kedalaman sungai hasil survei topografi; dan
data penggunaan badan air sungai hasil pengamatan lapangan.
g. Hasil kajian komprehensif sub aspek hidrologi mencakup antara lain:
data kawasan tangkapan air (catchment area);
data debit banjir; dan
data elevasi muka air banjir
h. Hasil kajian komprehensif sub aspek hidrologi digunakan sebagai bahan masukan dan
pertimbangan untuk perencanaan elevasi jalan; perencanaan elevasi struktur jembatan;
perancangan sistem drainase; dan perkiraan biaya proyek;
i. Hasil kajian komprehensif sub aspek hidrologi digunakan sebagai perumusan deskripsi
hasil kajian sub aspek hidrologi pada dokumen studi kelayakan.
Hal 17 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
g. Bagian jalan pada rencana tipikal potongan melintang yang harus dikaji dan ditetapkan
mencakup:
lebar lajur;
lebar jalur lalulintas;
lebar bahu jalan (luar dan dalam);
lebar badan jalan;
lebar median;
lebar saluran tepi;
zona bebas (clear zone)
ambang pengaman;
ruang manfaat jalan (RUMAJA);
ruang mlik jalan (RUMIJA); dan
kemiringan normal perkerasan jalan;
h. Rancangan alinyemen vertikal yang harus harus dikaji dan ditetapkan dalam kegiatan
studi kelayakan mencakup kelandaian memanjang maksimum dan jarak landai kritis
maksimum;
i. Rancangan alinyemen horisontal yang harus harus dikaji dan ditetapkan dalam kegiatan
studi kelayakan mencakup: superelevasi maksimum; dan jari-jari tikungan minimal;
j. Mengkaji rancangan setiap persimpangan yang akan terjadi antara tapak koridor rute
terpilih dengan jalan eksisting sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk
perancangan persimpangan tak sebidang;
k. Hasil kajian sub aspek geometri digunakan sebagai:
perumusan deskripsi kajian dan kelayakan sub aspek geometri dalam dokumen studi
kelayakan;
bahan masukan dan pertimbangan dalam penilaian dan pemilihan tapak koridor rute
terpilih;
bahan masukan dan pertimbangan dalam perumusan kriteria perencanaan jalan;
perencanaan geometrik; perkiraan awal biaya proyek; dan perkiraan biaya manfaat;
bahan masukan/pertimbangan dalam perencanaan teknis awal (basic engineering
design) khususnya perencanaan geometrik jalan.
Hal 18 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
e. Kajian dan penetapan rencana struktur jembatan pada tapak koridor rute terpilih
berbasis data lalu lintas yang dihasilkan dari kajian sub aspek lalulintas serta memper-
timbangkan aspek geometrik jalan;
f. Rencana struktur jembatan pada tapak koridor rute terpilih harus dirancang dengan
memperhatikan dan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
elevasi jembatan ditentukan oleh bentuk alinyemen memanjang dari geometri jalan;
elevasi jembatan mengakomodasikan ruang bebas di atas muka air banjir rencana;
elevasi jembatan mengakomodasikan kebutuhan ruang bebas untuk lalulintas moda
transportasi yang ada di bawahnya;
bentang jembatan mampu mengakomodasikan debit banjir rencana;
struktur bangunan atas jembatan disesuaikan dengan bentang rencana;
jumlah dan struktur bangunan bawah jembatan disesuaikan dengan kebutuhan
rencana struktur bangunan atas jembatan.
g. Hasil kajian sub aspek struktur jembatan digunakan sebagai:
perumusan deskripsi kajian dan kelayakan sub aspek struktur jembatan dalam
dokumen studi kelayakan;
bahan masukan dan pertimbangan dalam penilaian dan pemilihan tapak koridor rute
terpilih;
bahan masukan/pertimbangan dalam perumusan kriteria perencanaan jembatan;
penentuan bentang dan jenis struktur jembatan dan perkiraan biaya proyek;
bahan masukan/pertimbangan dalam perencanaan teknis awal (basic engineering
design) khususnya untuk struktur jembatan.
Hal 19 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
perkiraan nilai k
peramalan lalulintas;
validasi dalam proses permodelan lalulintas
i. Kajian data volume lalu lintas simpang eksisting diperlukan untuk:
peramalan lalulintas;
validasi dalam proses permodelan lalulintas;
analogi pergerakan pada simpang rencana akses jalan tol
j. Kajian data perjalanan asal tujuan (OD) diperlukan untuk peramalan potensi lalulintas
rencana jalan tol;
k. Kajian data kecepatan perjalanan (waktu tempuh) diperlukan untuk:
penghitungan Biaya Operasi Kendaraan (BOK);
manfaat proyek jalan tol.
l. Kajian data beban lalulintas diperlukan untuk bahan masukan dan pertimbangan:
beban rencana jalan;
beban rencana jembatan; dan
estimasi komposisi kendaraan.
m. Kajian data ATP dan WTP diperlukan untuk bahan masukan dan pertimbangan:
penentuan tarif tol;
proses permodelan; dan
kajian rencana usaha investasi jalan tol.
n. Kajian data tata guna lahan diperlukan untuk bahan masukan permodelan lalu lintas;
o. Prakiraan lalulintas mencakup analisis dari komponen-komponen sebagai berikut :
1) lalulintas normal (normal traffic)
lalulintas normal adalah lalulintas yang menggunakan jalan tanpa memperhatikan
apakah sedang ada proyek atau tidak. Metode prakiraan pertumbuhan lalulintas
normal pada umumnya berdasarkan pada sejarah pertumbuhan lalulintas dan
hubungan antara :
prediksi pertumbuhan penduduk dan lapangan kerja;
prediksi pertumbuhan ekonomi;
penjualan dan registrasi kendaraan.
2) lalulintas teralih (diverted traffic)
pengalihan lalulintas dari rute paralel atau dari moda lainnya. Lalulintas teralih terjadi
biasanya karena faktor pertimbangan rute perjalanan tercepat dan atau termurah.
3) lalulintas terbangkit (generated traffic)
munculnya potensi perjalanan lalulintas baru yang diakibatkan adanya perbaikan
prasarana karena alasan biaya, waktu perjalanan dan aksesibilitas.
4) lalulintas yang merubah tujuan
lalulintas yang merubah tujuan karena adanya prasarana yang lebih baik, tetapi
maksud perjalanan tidak berubah.
5) lalulintas terpendam (suppressed traffic)
lalulintas lama yang terpendam yang timbul kembali akibat tersedianya waktu,
karena waktu perjalanannya berkurang.
p. Data lalulintas diperlukan untuk menetapkan dimensi geometri jalan untuk mendesain
konstruksi perkerasan, serta untuk menghitung biaya operasi kendaraan total. Lalulintas
harian rata-rata (LHR) dan klasifikasi jenis kendaraan diambil dari data sekunder, data
Hal 20 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
dengan pengertian :
VJP volume jam perencanaan
k faktor volume lalulintas pada jam sibuk (% terhadap LHRT)
LHR lalulintas harian rata-rata pada tahun rencana
r. Pertumbuhan normal lalulintas masa depan dapat dicari dengan mengekstrapolasi data
LHR yang ada dari tahun-tahun sebelumnya. Prakiraan lalulintas masa depan dapat
juga diperoleh melalui asumsi bahwa pertumbuhan lalulintas berkaitan erat dengan
pertumbuhan ekonomi di wilayah studi;
s. Estimasi potensi lalulintas rencana jalan tol dilakukan dengan permodelan dan
peramalan lalulintas;
t. Hasil kajian sub aspek lalu lintas digunakan sebagai:
perumusan deskripsi kajian dan kelayakan sub aspek lalulintas dalam dokumen
studi kelayakan;
bahan masukan/pertimbangan dalam kriteria perencanaan jalan; perencanaan
geometrik; perkiraan biaya manfaat; dan kajian ekonomi komersial rencana usaha
investasi jalan tol;
bahan masukan/pertimbangan dalam perencanaan teknis awal (basic engineering
design) khususnya untuk perencanaan lalulintas.
Hal 21 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
jalan yang sesuai dengan kondisi setempat, dan untuk memperkirakan besarnya biaya
proyek, yang disesuaikan dengan tipe proyek yang dipertimbangkan.
g. Tebal perkerasan jalan ditentukan mengikuti Standar Nasional Indonesia (SNI) atau
berdasarkan pedoman teknis yang berlaku. Perhitungan perencanaan tebal perkerasan
lentur dapat dilakukan dengan menggunakan metoda analisis komponen;
h. Hasil kajian sub aspek perkerasan jalan digunakan sebagai:
perumusan deskripsi kajian dan kelayakan sub aspek perkerasan jalan dalam
dokumen studi kelayakan;
bahan masukan dan pertimbangan dalam perumusan kriteria perencanaan jalan;
perkiraan biaya proyek; dan kajian ekonomi komersial rencana usaha investasi jalan
tol;
bahan masukan dan pertimbangan dalam perencanaan teknis awal (basic
engineering design) khususnya untuk perencanaan struktur perkerasan.
5.4.8 Kajian pengadaan tanah
a. Pengadaan tanah yang merupakan langkah awal kegiatan pelaksanaan konstruksi jalan
dan jembatan, dalam pelaksanaannya tidak mudah dan membutuhkan waktu, serta
pelaksanaannya seringkali sangat merugikan masyarakat.
b. Lahan/tanah harus dapat dibebaskan sesuai dengan kebutuhan akan RUMIJA pada
tapak koridor rute terplih.
c. Pengadaan tanah harus sudah selesai pada tahap awal pelaksanaan konstruksi agar
serah terima lapangan (site handover) dapat dilaksanakan.
d. Tanah yang diperuntukkan bagi proyek jalan dan jembatan dibebaskan melalui
mekanisme yang sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku dengan
mempertimbangkan kriteria/faktor tata guna lahan/tanah dan kesesuaian lahan/tanah.
Estimasi biaya pengadaan tanah disesuaikan dengan Peraturan Presiden No. 30 Tahun
2015 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012
Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan
Umum, serta kebijakan pemukiman kembali yang didasarkan pada kepadatan
penduduk, luas pengadaan tanah serta prosentasi keluarga yang setuju untuk
dipindahkan, atau mengikuti pedoman pengadaan tanah untuk pembangunan jalan yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
e. Kegiatan yang berpengaruh besar terhadap pengadaan tanah, meliputi :
1) penetapan tanggal permulaan yang tepat untuk pekerjaan-pekerjaan konstruksi;
2) penetapan dan perhitungan biaya-biaya proyek;
3) kebijakan dan regulasi pemerintah kaitannya dengan pertanahan dan pengadaan
tanah;
4) ketersediaan informasi batas-batas rencana pengadaan tanah;
f. Hasil kajian rinci sub aspek pengadaan tanah digunakan sebagai:
perumusan deskripsi kajian dan kelayakan sub aspek pengadaan tanah dalam
dokumen studi kelayakan;
bahan masukan dan pertimbangan dalam penilaian dan pemilihan tapak koridor rute
terpilih;
bahan masukan dan pertimbangan dalam perkiraan biaya proyek; dan kajian ekonomi
komersial rencana usaha investasi jalan tol;
bahan masukan/pertimbangan dalam kegiatan pengadaan tanah.
Hal 22 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
primer sub komponen lingkungan fisika kimia yang mencakup: kualitas udara; kebisingan;
kualitas air; geohidrologi; geomorfologi dan tanah; dan tata guna lahan.
b. Kualitas udara
Kajian kondisi kualitas udara dilakukan dengan mengkaji data sekunder kondisi kualitas
udara dengan merujuk Dokumen Status Lingkungan Hidup dan/atau Dokumen lainnya,
dengan memperhatikan standar baku mutu parameter kualitas udara yang berlaku antara
lain: Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 45/10/1997 mengenai standar polusi
udara, atau Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 35/10/1993 mengenai buangan
dari kendaraan bermotor, atau Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999 tentang baku
mutu udara atau Peraturan Daerah ProvinsiKabupaten/Kota tentang baku mutu udara
Provinsi/ Kabupaten/Kota wilayah kajian.
c. Kebisingan
Kajian kondisi kebisingan dilakukan dengan mengkaji data sekunder kondisi kebisingan
dengan merujuk Dokumen Status Lingkungan Hidup dan/atau Dokumen lainnya, dengan
memperhatikan standar baku mutu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor
48/11/1996 mengenai bunyi di lingkungan atau Peraturan Daerah Provinsi/
Kabupaten/Kota tentang baku kebisingan Provinsi/ Kabupaten/Kota wilayah kajian.
d. Kualitas air
Kajian kondisi kualitas air dilakukan dengan mengkaji data sekunder kondisi kualitas air
pada badan air dengan merujuk Dokumen Status Lingkungan Hidup dan/atau Dokumen
lainnya, dengan memperhatikan standar baku mutu kualitas air pada Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 48/11/1996 mengenai bunyi di lingkungan atau Peraturan
Daerah Provinsi /Kabupaten/Kota tentang baku mutu air Provinsi/ Kabupaten/Kota
wilayah kajian.
e. Geohidrologi
Kajian kondisi geohidrologi dilakukan dengan mengkaji data sekunder berupa peta-peta
tematik kondisi geohidrologi mencakup: kondisi umum kawasan sensitif hidrologi (antara
lain: kawasan rawa; kawasan pantai pasang surut; kawasan gambut); kondisi umum
sungai dan daerah aliran sungai; pola aliran dan karakteristik sungai dan identifikasi
kawasan rawan banjir yang dapat terpengaruh dan/atau mempengaruhi pembangunan
jalan tol. Kajian kondisi geohidrologi dapat dipertajam dengan mengkaji hasil survei
lapangan aspek hidrologi dan hasil pengamatan visual kondisi geohidrologi.
f. Geomorfologi dan tanah
Kajian kondisi geomorfologi dan tanah dilakukan dengan mengkaji data sekunder berupa
peta-peta tematik kondisi geomorfologi dan tanah, antara lain mencakup: kondisi umum
topografi; kondisi umum geologi; dan kondisi umum struktur tanah yang dapat
terpengaruh dan/atau mempengaruhi pembangunan jalan tol. Kajian kondisi
geomorfologi dan tanah dapat dipertajam dengan mengkaji hasil survei lapangan aspek
geologi dan tanah, serta hasil pengamatan visual kondisi geomorfologi dan tanah.
g. Tata guna lahan
Kajian kondisi tata guna lahan dilakukan dengan mengkaji data sekunder berupa
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) wilayah studi, dan kajian terhadap data primer
hasil pengamatan visual kondisi peruntukan lahan eksisting.
h. Hasil kajian sub komponen lingkungan fisik-kimia
Hasil kajian sub komponen lingkungan fisika-kimia mencakup antara lain;
deskripsi rona lingkungan sub komponen lingkungan fisik - kimia (kualitas udara;
kebisingan; kualitas air; geohidrologi; geomorfologi dan tanah; dan tata guna lahan).
Identifikasi dampak potensial terhadap sub komponen lingkungan fisik - kimia.
Hal 23 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
c. Flora
Kajian kondisi flora dilakukan dengan mengkaji data sekunder kondisi flora dan/atau
vegetasi endemik dan flora dan/atau vegetasi langka dan dilindungi pada dokumen
Status Lingkungan Hidup dan/atau dokumen lainnya yang dapat terpengaruh dan/atau
mempengaruhi pembangunan jalan tol. Kajian kondisi flora dapat dipertajam dengan
mengkaji hasil pengamatan visual keberadaan dan jenis flora di wilayah studi.
Kajian terhadap kondisi flora diharapkan menghasilkan deskripsi dan/atau tabulasi
informasi tentang:
kondisi flora di wilayah studi secara umum;
informasi jenis flora endemik;
informasi jenis flora langka dan dilindungi;
informasi kawasan habitat flora endemik dan flora langka dan dilindungi;
informasi kebijakan pemerintah dan/atau pemerintah provinsi/kabupaten/kota terkait
keberadaan habitat flora endemik dan flora langka dan dilindungi.
informasi keterpengaruhan habitat flora endemik dan flora langka dan dilindungi akibat
rencana tapak alternatif rute; dan
d. Fauna
Kajian kondisi fauna dilakukan dengan mengkaji data sekunder keberadaan satwa
endemik dan satwa langka dan dilindungi pada dokumen Status Lingkungan Hidup dan/
atau dokumen lainnya, yang dapat terpengaruh dan/atau mempengaruhi pembangunan
jalan tol. Kajian kondisi fauna dapat dipertajam dengan mengkaji hasil pengamatan
visual keberadaan dan jenis satwa di wilayah studi.
Kajian terhadap kondisi fauna diharapkan menghasilkan deskripsi dan/atau tabulasi
informasi tentang:
kondisi fauna di wilayah studi secara umum;
informasi jenis satwa endemik;
informasi jenis satwa langka dan dilindungi;
informasi kawasan habitat satwa endemik dan satwa langka dan dilindungi; dan
informasi kebijakan pemerintah dan/atau pemerintah provinsi/kabupaten/kota terkait
keberadaan habitat satwa endemik dan satwa langka dan dilindungi.
Hal 24 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
informasi keterpengaruhan habitat satwa endemik dan satwa langka dan dilindungi
akibat rencana tapak alternatif rute.
e. Hasil kajian sub komponen lingkungan biologi
Hasil kajian sub komponen lingkungan biologi mencakup antara lain;
deskripsi rona lingkungan sub komponen lingkungan biologi (kawasan sensitif
lingkungan; flora; dan fauna);
Identifikasi dampak potensial terhadap sub komponen lingkungan biologi.
c. Mata pencaharian
Kajian kondisi mata pencaharian dilakukan dengan mengkaji data sekunder kondisi
mata pencaharian pada dokumen Provinsi/ Kabupaten/Kota dalam angka atau dokumen
Status Lingkungan Hidup, antara lain mencakup: jenis mata pencaharian; prosentase
mata pencaharian; besaran nilai pendapatan; dan sebaran mata pencaharian penduduk.
Kajian terhadap kondisi mata pencaharian penduduk diharapkan menghasilkan deskripsi
dan/atau tabulasi informasi tentang:
kondisi mata pencaharian dan pendapatan penduduk di wilayah studi secara umum;
informasi sebaran mata pencaharian penduduk.
d. Pendidikan
Kajian kondisi pendidikan dilakukan dengan mengkaji data sekunder kondisi pendidikan
penduduk pada dokumen Provinsi/ Kabupaten/Kota dalam angka atau dokumen Status
Lingkungan Hidup, antara lain mencakup: tingkat pendidikan; prosentase pendidikan
penduduk; ketersediaan fasilitas pendidikan; dan sebaran tingkat pendidikan penduduk.
Kajian terhadap kondisi pendidikan penduduk diharapkan menghasilkan deskripsi
dan/atau tabulasi informasi tentang:
kondisi pendidikan penduduk di wilayah studi secara umum;
informasi sebaran tingkat pendidikan penduduk.
e. Keagamaan
Kajian kondisi keagamaan dilakukan dengan mengkaji data sekunder kondisi
keagamaan pada dokumen Provinsi/ Kabupaten/Kota dalam angka atau dokumen
Status Lingkungan Hidup, antara lain mencakup: agama yang dianut penduduk; sebaran
agama yang dianut penduduk; fasilitas ibadah; dan sebaran fasilitas ibadah.
Kajian terhadap kondisi keagamaan penduduk diharapkan menghasilkan deskripsi
dan/atau tabulasi informasi tentang:
kondisi keagamaan penduduk di wilayah studi secara umum;
Hal 25 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
h. Kesehatan masyarakat
Kajian kondisi kesehatan masyarakat dilakukan dengan mengkaji data sekunder kondisi
kesehatan masyarakat pada dokumen Provinsi/ Kabupaten/Kota dalam angka atau
dokumen Status Lingkungan Hidup, antara lain mencakup: pola dan prevalensi penyakit;
keberadaan penyakit epidemi; ketersediaan fasilitas kesehatan; ketersediaan tenaga
medis; sebaran fasilitas kesehatan, dan sebaran tenaga medis.
Kajian terhadap kondisi kesehatan masyarakat diharapkan menghasilkan deskripsi
dan/atau tabulasi informasi tentang:
informasi gambaran umum kondisi kesehatan masyarakat di wilayah studi;
informasi pola dan prevalensi penyakit serta sebaran fasilitas kesehatan dan tenaga
medis.
g. Prasarana
Kajian kondisi prasarana dilakukan dengan mengkaji data sekunder kondisi prasarana
pada dokumen Provinsi/ Kabupaten/Kota dalam angka, antara lain mencakup keberadaan
prasarana di wilayah studi. Kajian kondisi prasarana dapat dipertajam dengan mengkaji
hasil pengamatan visual keberadaan, jenis dan kondisi prasarana di wilayah studi.
h. Hasil kajian sub komponen lingkungan sosial ekonomi budaya
Hasil kajian sub komponen lingkungan sosial ekonomi budaya mencakup antara lain;
deskripsi rona lingkungan sub komponen lingkungan sosial ekonomi budaya
(kependudukan; mata pencaharian; pendidikan; keagamaan; adat istiadat dan
kekerabatan; cagar budaya dan peninggalan sejarah; kesehatan masyarakat; dan
Hal 26 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
prasarana);
Identifikasi dampak potensial terhadap sub komponen lingkungan sosial ekonomi
budaya.
Hal 27 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
Untuk lebih jelasnya, kurva permintaan (demand curve) dapat dilihat pada Lampiran F
Hal 28 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
Hal 29 dari 46
Konseep Naskah ‐ Peedoman Penyu
usunan Dokum
men Studi Kellayakan Rencaana Pembangunan Jalan To
ol
2 Analisis
5.8.2 s benefit coost ratio (B
B/C-R)
Bene efit cost rattio adalah perbandinga
p an antara p ue benefit dibagi
present valu d deng
gan presentt
valuee cost. Has sil B/C-R daari suatu prroyek dikata
akan layak secara ekoonomi bila nilai B/C-R
R
adalah lebih besar dari 1 (ssatu).
oda ini dipakai untuk mengevalu
Meto uasi kelayaakan proyek dengan membandin ngkan totall
manfaat terhad
dap total bia
aya yang te elah didisko
onto ke tah
hun dasar dengan
d me
emakai nilaii
u bunga diskonto (disco
suku ount rate) selama
s tahu
un rencana.
Perssamaan untuk metoda ini adalah sebagai
s berrikut :
Present value
v bene
efits
B/C-R = ........................................ (3)
Present value
v cost
Nila
ai B/C-R ya
ang lebih kecil
k menunjukkan investasii ekonomi yang tidak
dari 1 (satu), m k
mennguntungka
an.
3 Analisis
5.8.3 s net prese
ent value (N NPV)
Metooda ini diken
nal sebagai metoda prresent worthth dan digun nakan untuk menentukkan apakah h
suatu
u rencana mempunyai
m manfaat daalam period
de waktu an nalisis. Hal ini dihitung dari selisih
h
present value of the benefiit (PVB) den
ngan presen t cost (PV
nt value of the VC).
Dasaar dari meetoda ini adalah
a bahhwa semua a manfaat (benefit) ataupun biaya (cost))
menddatang yanng berhubun
ngan dengaan suatu proyek didiskonto ke nilai sekaran
ng (presentt
es), dengan
value n menggunaakan suatu suku bunga
a diskonto.
Perssamaan umu
um untuk metode
m ini adalah sebagai berikut :
deng
gan pengerttian :
NPV nilai seka
arang bersihh;
bi manfaat pada tahun ni;
ci biaya padda tahun i ;
r suku bun nga diskontoo (discount rate);
n umur eko onomi proyeek, dimulai dari
d tahap perencanaa
p an sampai akhir
a umur
rencana jjalan.
4 Analisis
5.8.4 s economic c internal rate
ra of returrn (EIRR)
Econnomic internnal rate of rreturn (EIRRR) merupakkan tingkat pengemballian berdasa
arkan pada a
peneentuan nilai suku bung ga diskonto o (discount rate), dimaana semua manfaat masa
m depann
yangg dinilai sek
karang deng gan discoun nt rate terte
entu adalah sama deng
gan biaya kapital
k atau
u
present value dari total biayya.
Hal 30 dari 46
4
Konseep Naskah ‐ Peedoman Penyu
usunan Dokum
men Studi Kellayakan Rencaana Pembangunan Jalan To
ol
deng
gan pengerttian :
EIRR economicc internal ra
ate of return
n;
i1 suku bun nga diskonto
o yang men nghasilkan NPV
N negatiff terkecil ;
i2 suku bun nga diskonto
o yang men nghasilkan NPV
N positif terkecil ;
NPV1 nilai seka
arang dengaan menggunakan i1
NPV2 nilai seka
arang dengaan menggunakan i2
deng
gan pengerttian :
FYRR first yearr rate of retu
urn ;
j tahun pe ertama dari manfaat ;
bj manfaat pada tahun nj;
ci biaya pad da tahun i ;
r suku bun nga diskonto o (discount rate).
Jika FYRR lebiih besar da ari discountt rate yang direncanakan,maka akan
a tepat waktu dan n
proyyek dapat dilanjutkan.
d Jika kurang dari discount rate te
etapi memiliki NPV poositif, maka
a
proyyek sebaiknnya ditanggguhkan da an laju pe engembalia
an harus dihitung
d ullang untukk
menentukan tannggal dimulainya proye ek yang opttimum.
5.10..6 Analisis
s kepekaan
n (sensitiviity analysis
s)
Analisis kepekkaan dilakuukan deng gan menin njau perubahan terha
adap prakkiraan nilaii
komp ponen-komponen berikkut :
a. suku bunga a diskonto/ddiscount ratte = + 25 % dan – 25 %;
b. lalulintas ha
arian rata-raata ( LHR/A ADT ) = + 25 % dan – 25 %;
c. pertumbuha an lalulintass (traffic gro
owth rates) = + 25 % dan – 25 %;
d. biaya pemb bangunan (construction
( n cost) = + 25 % dan – 25 %;
Hal 31 dari 46
4
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
Hal 32 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
Hal 33 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
Hal 34 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
6 Cara pengerjaan
6.1 Bagan alir cara pengerjaan
Gambar 1
Bagan Alir Proses Penyusunan Studi Kelayakan
Rencana Pembangunan dan Investasi Jalan Jalan Tol
MULAI
Dapatkan dan Pelajari Dok. Pra‐Studi Kelayakan Jalan tol terkait
Buat Delineasi (Batas) Wilayah Studi
Pada Setiap Peta Tematik
Buat Kajian Data Sekunder dan Peta Tematik Semua Aspek
(Teknis; Lingkungan; Ekonomi dan Komersial)
Paparkan dan Deskripsikan Temuan Hasil Kajian
Aspek Teknis; Lingkungan dan Komersial
Penetapan Tapak Koridor Alternatif Rute (minimal 3
alternatif rute) (Ikuti Arahan Tabel 6,7 dan 8)
LAYAK Evaluasi Kelayakan Teknis
TEKNIS ?
Untuk Setiap Tapak Koridor Alternatif Rute
Evaluasi Kelayakan Lingkungan Sosial LAYAK
Ya
LINGKUNGAN
Untuk Setiap Tapak Koridor Alternatif Rute SOSIAL?
Evaluasi Kelayakan Ekonomi Komersial Ya
Untuk Setiap Tapak Koridor Alternatif Rute Tidak
Tidak
TIDAK LAYAK
LINGKUNGAN
TIDAK LAYAK SOSIAL
LAYAK Tidak
EKONOMI EKONOMI
KOMERSIAL? KOMERSIAL
Ya
TIDAK LAYAK
TEKNIS Rekomendasi Tapak Koridor Rute Terpilih
(Lampiran 1)
Penyusunan Gambar Perencanaan Teknis Awal
(Basic Engineering Plan)
Penyusunan Gambar ROW Plan
SELESAI
Hal 35 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
Hal 36 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
Hal 37 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
dari analisis awal aspek teknis pada dokumen studi kelayakan (lengkapi dengan gambar
tipikal penampang melintang jalan dan/atau konfigurasi awal penampang melintang jalan
jika diperlukan).
6.2.5.1.5 Kajian sub aspek struktur jembatan
a. tetapkan rancangan parameter perencanaan struktur jembatan;
b. tetapkan rancangan kriteria pembebanan (loading) struktur jembatan;
c. tentukan rancangan bentang jembatan dan rancangan tipe jembatan pada setiap
persilangan dengan badan sungai;
d. lakukan analisis rinci korelasi antara kondisi topografi; geologi dan/atau geoteknik dan
hidrologi, khususnya untuk pemenuhan persyaratan teknis struktur jembatan;
e. paparkan dan deskripsikan semua hasil analisis rinci sub aspek struktur jembatan
sebagai bagian dari analisis rinci aspek teknis pada dokumen studi kelayakan (lengkapi
dengan rancangan awal bentang dan tipe jembatan).
6.2.5.1.6 Kajian sub aspek lalulintas
a. lakukan analisis pola pergerakan lalulintas berbasis data primer lalulintas dan data primer
asal tujuan lalulintas (OD);
b. lakukan peramalan volume dan klasifikasi bangkitan lalulintas yang diperkirakan akan
melalui jalan bebas hambatan dan jalan tol;
c. rekomendasikan hasil analisis rinci sub aspek lalulintas sebagai bahan masukan untuk
kajian rinci sub aspek geometri dan sub aspek struktur jembatan;
d. tentukan permodelan lalulintas sebagai dasar rujukan untuk mengkaji distribusi lalulintas;
e. paparkan dan deskripsikan semua hasil analisis rinci sub aspek lalulintas sebagai bagian
dari analisis rinci aspek teknis pada dokumen studi kelayakan (lengkapi dengan gambar
dan/atau peta pendukung jika diperlukan).
6.2.5.1.7 Kajian sub aspek perkerasan jalan
a. lakukan analisis ketersediaan dan kemudahan material jalan untuk perkerasan kaku
maupun perkerasan lentur;
b. tetapkan dan rekomendasikan rancangan tipe perkerasan (perkerasan kaku atau
perkerasan lentur) berbasis:
kondisi umum dan karakteristik tanah dasar dari hasil analisis awal geologi dan/atau
geoteknik;
ketersediaan dan kemudahan material jalan; dan
prediksi lalulintas.
c. rumuskan dan/atau rekomendasikan parameter perencanaan perkerasan jalan;
d. paparkan dan deskripsikan semua hasil analisis rinci sub aspek perkerasan jalan sebagai
bagian dari analisis rinci aspek teknis pada dokumen studi kelayakan.
6.2.5.1.8 Kajian sub aspek pengadaan tanah
a. lakukan identifikasi kawasan lahan terbangun dan kawasan lahan tidak terbangun di
tapak koridor rute terpilih dengan bantuan foto udara;
b. lakukan analisis rinci klasifikasi lahan terbangun di tapak koridor rute terpilih dengan
bantuan foto udara dengan klasifikasi antara lain:
kawasan perumahan;
kawasan komersial;
kawasan pendidikan; dan
kawasan terbanguan lainnya.
c. lakukan analisis rinci klasifikasi lahan tidak terbangun di tapak koridor rute terpilih dengan
Hal 38 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
Hal 39 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
fauna (satwa);
keberadaan kawasan suaka margasatwa;
keberadaan satwa langka dan dilindungi;
d. lakukan identifikasi dan analisis rinci potensi dampak pembangunan jalan bebas
hambatan dan jalan tol terhadap komponen lingkungan sub aspek biologi;
e. rumuskan potensi dampak pembangunan jalan bebas hambatan dan jalan tol terhadap
komponen lingkungan sub aspek biologi;
f. paparkan dan deskripsikan semua hasil identifikasi dan analisis rinci rona lingkungan sub
aspek biologi sebagai bagian dari analisis rinci aspek lingkungan sosial pada dokumen
studi kelayakan.
6.2.5.2.3 Kajian sub aspek sosial ekonomi budaya
a. lakukan identifikasi dan analisis rinci rona lingkungan sub aspek sosial ekonomi budaya
terhadap:
buku Status Lingkungan Hidup (SLH) terkini dari wilayah studi; dan/atau
buku Provinsi/Kabupaten/Kota Dalam Angka dari wilayah wilayah studi;
b. lakukan identifikasi dan analisis rinci terhadap rona lingkungan sub aspek sosial ekonomi
budaya untuk parameter-parameter lingkungan yang mencakup antara lain:
kondisi sosial ekonomi (demografi; struktur kependudukan; mata pencaharian);
kondisi sosial budaya (tingkat pendidikan; adat istiadat; kesehatan masyarakat);
keberadaan kawasan cagar budaya;
keberadaan kawasan komunitas adat tertinggal.
c. lakukan identifikasi dan analisis rinci potensi dampak pembangunan jalan bebas
hambatan dan jalan tol terhadap komponen lingkungan sub aspek sosial ekonomi
budaya;
d. rumuskan potensi dampak pembangunan jalan bebas hambatan dan jalan tol terhadap
komponen lingkungan sub aspek sosial ekonomi budaya;
e. paparkan dan deskripsikan semua hasil identifikasi dan analisis rinci rona lingkungan sub
aspek sosial ekonomi budaya sebagai bagian dari analisis rinci aspek lingkungan sosial
pada dokumen studi kelayakan.
6.2.5.2.4 Rekomendasi dampak penting hipotetis
a. lakukan pelingkupan (scoping) potensi dampak terhadap semua sub komponen
lingkungan guna mengidentifikasi dampak penting hipotetis (DPH) rencana pembangunan
jalan bebas hambatan dan jalan tol;
b. rekapitulasikan dampak penting hipotetis (DPH) rencana pembangunan jalan bebas
hambatan dan jalan tol;
c. rekapitulasikan arahan mitigasi dampak penting hipotetis (DPH) rencana pembangunan
jalan bebas hambatan dan jalan tol; dan
d. rekomendasikan dampak penting hipotetis (DPH) dan arahan mitigasi dampak penting
hipotetis (DPH)sebagai bahan masukan kegiatan studi AMDAL.
Hal 40 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
Hal 41 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
Hal 42 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
project);
b. hitung nilai pengembangan wilayah yang dibangkitkan jalan bebas hambatan dan jalan tol
(kondisi with project) untuk tapak koridor rute terpilih;
c. hitung selisih nilai pengembangan wilayah kondisi with project dan kondisi without project
untuk tapak koridor rute terpilih;
d. hasil perhitungan selisih nilai pengembangan wilayah pada kondisi with project dan
kondisi without project. digunakan sebagai masukan untuk menghitung nilai manfaat
proyek secara keseluruhan.
6.2.5.4.2 Keandalan sistem jaringan
a. hitung nilai keandalan sistem jaringan pada kondisi eksisting (kondisi without project);
b. hitung nilai keandalan sistem jaringan dengan adanya jalan bebas hambatan dan jalan tol
(kondisi with project) untuk tapak koridor rute terpilih;
c. hitung selisih nilai keandalan sistem jaringan kondisi with project dan kondisi without
project untuk tapak koridor rute terpilih;
d. hasil perhitungan selisih nilai keandalan sistem jaringan pada kondisi with project dan
kondisi without project digunakan sebagai masukan untuk menghitung nilai manfaat
proyek secara keseluruhan.
6.2.5.5 Evaluasi kelayakan ekonomi dan finansial
a. hitung nilai B/C ratio; NPV; EIRR; FYRR dan analisis kepekaan untuk tapak koridor rute
terpilih;
b. evaluasi hasil perhitungan B/C ratio; NPV; EIRR; FYRR dan analisis kepekaan sebagai
dasar dalam merekomendasikan kelayakan ekonomi untuk tapak koridor rute terpilih;
c. deskripsikan hasil analisis dan evaluasi rinci kelayakan ekonomi pada dokumen studi
kelayakan.
6.2.6 Rekomendasi akhir
6.2.6.1 Rekomendasi kelayakan proyek
a. rumuskan rekomendasi kelayakan teknis berbasis dengan hasil kajian rinci aspek teknis
terhadap tapak koridor rute terpilih;
b. rumuskan rekomendasi kelayakan lingkungan sosial dengan berbasis hasil kajian rinci
aspek lingkungan sosial terhadap tapak koridor rute terpilih;
c. rumuskan rekomendasi kelayakan ekonomi dengan berbasis hasil kajian rinci dan
evaluasi aspek ekonomi terhadap tapak koridor rute terpilih;
d. rumuskan rekomendasi kelayakan finansial dengan berbasis hasil kajian rinci dan
evaluasi aspek pembiayaan terhadap tapak koridor rute terpilih;
e. rumuskan rekomendasi kelayakan komprehensif terhadap tapak koridor rute terpilih.
6.2.6.2 Rekomendasi skema pembangunan
a. rumuskan rekomendasi skema rencana pembangunan melalui skema KPBU murni atau
penugasan;
b. rancang rincian tahapan pembangunan dan pelaksana dan/atau penanggungjawab
kegiatan sesuai skema kerjasama yang mencakup:
tahap perencanaan;
tahap konstruksi; dan
tahap operasional
Hal 43 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
Hal 44 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
Hal 45 dari 46
Konsep Naskah ‐ Pedoman Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jalan Tol
Hal 46 dari 46