Anda di halaman 1dari 9

JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 1 NOMOR 3 2015

(ISSN: 2442-3750) (Halaman 298-306)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS


DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED
READING AND COMPOSITION (CIRC)

Risma Ekawati1, Eko Susetyarini2, Yuni Pantiwati2, Husamah2


1
Alumni Pendidikan Biologi FKIP Universtias Muhammadiyah Malang
1
Pendidikan Biologi FKIP Universtias Muhammadiyah Malang,
e-mail: risma.ekawati91@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendiskripsikan hasil belajar peserta didik kelas VIII SMPN 2
Randuagung setelah diterapkan model pembelajaran CIRC pada materi gerak tumbuhan, (2)
mendiskripsikan kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas VIII SMPN 2 Randuagung setelah
diterapkan model pembelajaran CIRC pada materi materi gerak pada tumbuhan. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Objek penelitian adalah proses pembelajaran biologi di
SMPN 2 Randuagung Lumajang kelas VIII dan subjek dari penelitian adalah semua peserta didik yang
ada di kelas tersebut. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yakni siklus I terdiri dari dua kali
pertemuan dan siklus II terdiri dari dua kali pertemuan. Setiap akhir siklus diadakan tes berupa ulangan
harian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa lembar observasi, tes dan wawancara
terhadap guru dan peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran biologi dengan
menggunakan model pembelajaran CIRC memberikan dampak positif terhadap hasil belajar dan
kemampuan berpikir kritis peserta didik. (1) Hasil belajar peserta didik meningkat 31% dari data awal
yang diperoleh dari guru ke siklus I dan meningkat lagi 41,4% pada siklus II. (2) Skor kemampuan
berpikir kritis peserta didik mengalami peningkatan pada semua kelompok pada setiap siklusnya
terutama peningkatan pada mengevaluasi dan menyimpulkan. Kriteria kemampuan berpikir kritis peserta
didik, yaitu (a) kemampuan mengidentifikasi masalah, (b) kemampuan menganalisis, (c) kemampuan
mengevaluasi, dan (d) kemampuan menyimpulkan.

Kata Kunci: berpikir kritis, hasil belajar, kooperatif, pembelajaran CIRC

Permasalahan dunia pendidikan penggunaan model pembelajaran dalam


Indonesia salah satunya adalah rendahnya setiap penampilan mengajar. Pembelajaran
kualitas pendidikan. Pembelajaran yang biasanya hanya disampaikan secara
terpusat pada guru mengakibatkan peserta konvensional, guru yang berperan aktif,
didik tidak terbiasa belajar secara mandiri. sementara peserta didik cenderung pasif
Peserta didik hanya menunggu materi dari (Sutarno et al., 2010).
guru tanpa ada usaha untuk mencari materi Prioritas utama dari sebuah sistem
sendiri. Model pembelajaran seperti ini pendidikan adalah mendidik peserta didik
mengakibatkan aktivitas peserta didik tentang bagaimana belajar berpikir kritis.
dalam membaca kurang dan tidak memiliki Menurut Johnson (2007) berpikir kritis
kreativitas memecahkan permasalahan- adalah sebuah proses terorganisasi yang
permasalahan pada materi pembelajaran memungkinkan peserta didik mengevaluasi
(Rahayu, 2010). bukti, asumsi, logika dan bahasa yang
Hasil belajar peserta didik sangat mendasari pemikiran orang lain. Menurut
dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran Muhfaroyin (2008) untuk menghadapi
yang dilaksanakan di sekolah. Penggunaan perubahan dunia adalah dengan membentuk
model pembelajaran yang tepat dengan budaya berpikir kritis dimasyarakat.
materi yang diajarkan merupakan salah satu Dengan berpikir kritis peserta didik
penentu kualitas pembelajaran. Masih menganalisis apa yang mereka pikirkan,
banyak sekolah yang tidak memperhatikan menginformasikan dan menyimpulkan.

Risma Ekawati dkk, Peningkatan Hasil Belajar 298


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 1 NOMOR 3 2015
(ISSN: 2442-3750) (Halaman 298-306)

Berpikir kritis menjadi penentu kemampuan keterampilan berpikir kritis peserta didik
dalam menjawab permasalahan pada saat kurang dikembangkan.
mengikuti kegiatan pembelajaran. Aspek kognitif peserta didik kelas
Model pembelajaran merupakan VIII dengan jumlah 29 peserta didik
perencanaan atau suatu pola yang menunjukkan belum memenuhi Standar
digunakan sebagai pedoman dalam Ketuntasan Minimum (SKM), yaitu 75
merencanakan pembelajaran di kelas yang Data tersebut diambil dari data nilai
mengacu pada pendekatan pembelajaran ulangan harian peserta didik Kelas VIII
yang akan digunakan, termasuk didalamnya SMPN 2 Randuagung pada materi struktur
tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dan fungsi jaringan tumbuhan sebelumnya.
dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan Dari data harian peserta didik menunjukkan
pembelajaran dan pengelolaan kelas. Model nilai rata-rata harian pada materi struktur
CIRC adalah pembelajaran kooperatif yang dan fungsi jaringan tumbuhan. Nilai yang
terintegrasi secara menyeluruh kemudian diperoleh peserta didik pada ulangan harian
mengomposisikan menjadi bagian-bagian sebelumnya adalah nilai diatas 75 ada 4
yang penting. Model pembelajaran tipe orang sedangkan 25 peserta didik dibawah
CIRC lebih menekankan pada aktifitas 75 sehingga peserta didik yang tuntas
membaca dan menulis serta seni berbahasa dalam pelajaran materi struktur dan fungsi
pada tingkat yang lebih tinggi. Model jaringan tumbuhan adalah 13,8% tuntas
pembelajaran CIRC memiliki komponen- sedangkan yang 86,2% belum tuntas.
komponen yang dapat membuat kegiatan Berdasarkan uraian di atas maka
belajar mengajar menjadi lebih efektif dan perlu diadakan penelitian untuk
kreatif, karena peserta didik bersama meningkatkan hasil belajar dan kemampuan
dengan kelompok dapat mengembangkan berpikir kritis peserta didik.
dan bertukar pengetahuannya untuk Penelitian ini, tujuan yang hendak
mempelajari suatu materi yang ditugaskan dicapai adalah 1) Mendeskripsikan hasil
oleh guru dan juga terdapat kegiatan pokok belajar peserta didik kelas VIII SMPN 2
pada pembelajaran CIRC dalam Randuagung setelah diterapkan model
menyelesaikan kegiatan pemecahan pembelajaran CIRC pada materi gerak
masalah sehingga melatih peserta didik tumbuhan. 2) Mendeskripsikan kemampuan
untuk berpikir kritis (Slavin, 2005). berpikir kritis peserta didik kelas VIII
Hasil wawancara dengan guru SMPN 2 Randuagung setelah diterapkan
biologi kelas VII di SMPN 2 Randuagung model pembelajaran CIRC pada materi
menunjukkan bahwa nilai kemampuan gerak tumbuhan.
berpikir kritis hanya 2 sampai 6 peserta
didik yang mempunyai kemampuan METODE
berpikir kritis yang cukup baik sedangkan
sisanya masih sangat rendah dalam Jenis penelitian yang digunakan
kemampuan berpikir kritisnya. Menurut adalah Penelitian tindakan Kelas (PTK).
Rozeqqi (2011) kurangnya kemampuan Penelitian ini digunakan untuk mengamati
peserta didik dalam menyelesaikan masalah hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis
ditunjukkan dengan kurang mampu peserta didik. Pendekatan yang digunakan
memberikan alasan dalam menyelesaikan adalah pendekatan kualitatif. Penelitian
permasalahan karena peserta didik dilaksanakan di kelas VIII SMPN 2
cenderung mengira-ngira untuk Randuagung Kabupaten Lumajang, pada
menyelesaikan permasalahan tersebut, semester genap 2015/2016. Penelitian ini
selain itu rendahnya keterampilan berpikir dilaksanakan Maret-April 2015. Subjek
kritis yang dimiliki peserta didik diduga ada penelitian ini adalah peserta didik kelas
kaitannya dengan proses permbelajaran VIII semester II di SMPN 2 Randuagung
yang terjadi yaitu pemberdayaan yang berjumlah 29 peserta didik.

Risma Ekawati dkk, Peningkatan Hasil Belajar 299


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 1 NOMOR 3 2015
(ISSN: 2442-3750) (Halaman 298-306)

Tahapan-tahapan dalam penelitian disusun oleh peneliti dengan bimbingan


ini didasarkan pada model Kemmis dan dari dosen pembimbing dan sesuai dengan
Taggart yang meliputi (1) perencanaan, (2) SK, KD serta tujuan pembelajaran. b)
pemberian tindakan, (3) observasi, dan (4) Menyusun dan menyiapkan lembar
refleksi. Tahapan di atas membentuk siklus observasi proses pembelajaran yang akan
sampai penelitian tuntas. Penelitian ini digunakan untuk mencatat indikator-
direncanakan menggunakan dua siklus indikator keterlaksanaan pembelajaran
tindakan, setiap siklus terdiri atas dua kali dengan pembelajaran kooperatif tipe CIRC
pertemuan dimana pertemuan pertama 3x40 yang dapat diamati saat pembelajaran
menit dan pertemuan kedua 2x40 menit berlangsung. c) Mempersiapkan Lembar
pada materi gerak pada tumbuhan. Indikator Kegiatan Peserta Didik (LKPD). LKPD ini
keberhasilan tindakan dapat dilihat dari digunakan untuk memfasilitasi peserta
peningkatan hasil belajar dan kemampuan didik dalam mempelajari dan memahami
berpikir kritis dari siklus I – II sebagai suatu pengetahuan sesuai dengan
akibat dari penerapan model pembelajaran kompetensi dasar yang terdapat didalam
kooperatif tipe CIRC. Penelitian ini RPP. LKPD dalam penelitian disesuaikan
menggunakan model Kemmis dan Taggart dengan ketentuan dalam pembelajaran
yang dapat dilihat pada Gambar 1. dengan pembelajaran kooperatif tipe CIRC.
d) Mempersiapkan Lembar Kerja
Praktikum (LKP) yang akan digunakan
Rencana Awal pada saat praktikum pada daun putri malu.
e) Menyiapkan soal tes untuk mengetahui
hasil belajar peserta didik setalah diberikan
Refleksi
tindakan dapat dilihat pada lampiran RPP.
2) Pemberian tindakan. Pada tahap
Tindakan/ pemberian tindakan, guru menerapkan
Observasi Pembelajaran kooperatif tipe CIRC sesuai
dengan RPP. Pembelajaran dilakukan oleh
Rencana yang peneliti sendiri sedangkan guru mata
Direvisi pelajaran sebagai observer. Kegiatan
pembelajaran dilaksanakan dua kali
pertemuan setiap siklusnya.
Refleksi 3) Observasi. Observasi dilakukan
bersama dengan pelaksanaan pembelajaran.
Tindakan/ Observer dilakukan oleh dua observer,
Observasi dalam hal ini pengamat bertugas mengamati
dan mengisi lembar observasi yang telah
ditetapkan sesuai dengan petunjuk yang
Rencana yang ada. Adapun data yang diamati adalah
Direvisi
aktivitas peneliti pada saat mengajar dan
aktivitas peserta didik selama mengikuti
Gambar 1. Siklus Model Kemmis dan McTaggart pelajaran. Sedangkan data hasil belajar
(Sukardi, 2013) kognitif peserta didik diperoleh dari analisis
terhadap jawaban hasil tes.
Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan, 4) Refleksi. Kegiatan refleksi adalah
yaitu 1) Perencanaan. Perencanaan kegiatan mengevaluasi semua aktivitas
pelaksanaan pembelajaran biologi dengan pembelajaran selama proses pembelajaran
pembelajaran kooperatif tipe CIRC, berlangsung yang dilakukan pada setiap
meliputi a) Membuat Rencana Pelaksanaan pertemuan dan setiap siklusnya yang
Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan digunakan untuk perbaikan kegiatan pada
pembelajaran kooperatif tipe CIRC. RPP
Risma Ekawati dkk, Peningkatan Hasil Belajar 300
JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 1 NOMOR 3 2015
(ISSN: 2442-3750) (Halaman 298-306)

pertemuan dalam siklus berikutnya. Tahap Kelompok


refleksi merupakan tahap mengidentifikasi Skor
Indikator
1 2 3
serta menetapkan perbaikan, perencanaan
Mengidentifikasi Masalah
dan implementasi tindakan baru yang akan Menganalisis
digunakan pada siklus berikutnya. Pada Mengevaluasi
tahap ini peneliti menarik kesimpulan atas Menyimpulkan
adanya kelebihan dan kekurangan serta
berhasil tidaknya kegiatan pembelajaran Tabel 2. Rubrik Penilaian Kemampuan Berpikir
yang dilakukan. Kritis Kelompok
Aspek / Skor
Hasil refleksi pertemuan pertama Indikator 1 2 3
pada siklus I digunakan sebagai bahan Mengidenti- Menentukan Menentu- Menentu-
pertimbangan dan perbaikan pada fikasi dan kan dan kan dan
Masalah menyusun menyusun menyusun
pertemuan kedua siklus I. Sementara itu, pertanyaan Pertanya- Pertanya-
hasil refleksi pertemuan kedua pada siklus tidak ada an an
1 digunakan untuk memperbaiki kegiatan hubungan- berdasar- berdasar-
nya kan kan
pembelajaran pada pertemuan pertama dengan informasi informasi
siklus 2. Selajunjutnya, Hasil refleksi informasi dengan dengan
pertemuan pertama pada siklus 2 digunakan yang kurang tepat
diberikan tepat
sebagai bahan pertimbangan dan perbaikan
pada pertemuan kedua pada siklus II, Menganali- Tidak Kurang Mampu
sedangkan refleksi pertemuan kedua pada sis mampu mampu menjelas-
menjelaskan menjelas- kan dan
Siklus II digunakan untuk menganalisis dan kan dan mengana-
berbagai temuan dalam pembelajaran dan menganalsis menganali lisi materi
observasi untuk kemudian membuat materi serta si materi berdasar-
tidak berdasar- kan fakta
laporan penelitian. Dengan demikian, mampu kan fakta dan
kerangka kedua siklus adalah sama, kecuali memberikan dan mampu
pada tahap pelaksanaan tindakan. contoh pada kurang memberi-
masing- mampu kan
Teknik pengumpulan data yang masing memberi- contoh
digunakan pada penelitian ini ada 4, yaitu gerak kan pada
teknik tes, observasi, dokumentasi dan tumbuhan contoh masing-
pada masing
wawancara. Setelah tahapan-tahapan masing- gerak
penelitian selesai, selanjutnya adalah masing tumbuhan
analisis data/pengolahan data. Data yang gerak
tumbuhan
diperoleh ada 2 macam, yaitu data secara
kemampuan berpikir kritis peserta didik dan jelas
hasil belajar peserta didik. Mengevalu- Tidak Mampu Mampu
asi mampu mengklari mengklari
Hasil belajar peserta didik terdiri mengklari- -fikasi -fikasi
dari 3, yaitu hasil belajar individu, hasil fikasi pertanyaa pertanya-
belajar kelompok, dan ketuntasan klasikal pertanyaan n dengan an dengan
dengan baik kurang baik dan
hasil belajar di dalam kelas. Apabila dan benar baik dan benar
ketuntasan klasikal mencapai ≥75% maka kurang
pembelajaran dikatakan berhasil. benar
Menyimpul- Simpulan Kurang Menyim-
Penilaian kemampuan berpikir kritis kan yang dapat pulkan
menggunakan penilaian yang merujuk pada diberikan Menyam- materi
Rustaman (2011). Setiap indikator penilaian salah paikan yang
simpulan didapat
mempunyai skor dengan kriteria yang dari dengan
berbeda, seperti pada Tabel 1 dan Tabel 2. materi baik dan
yang benar
didapat
(Sumber: Rustaman, 2011)
Tabel 1. Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis

Risma Ekawati dkk, Peningkatan Hasil Belajar 301


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 1 NOMOR 3 2015
(ISSN: 2442-3750) (Halaman 298-306)

Selama proses pembelajaran


HASIL DAN PEMBAHASAN menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC mengalami beberapa
Hasil Belajar Peserta didik hambatan terutama dari peserta didik.
Berdasarkan kegiatan pembelajaran
Pertemuan pertama siklus I peserta didik
pada siklus II maka diperoleh nilai ulangan
kurang menanggapi apa yang disampaikan
harian dan nilai rangkuman kelompok
guru didepan kelas dan melakukan
diperoleh data yang dapat dilihat pada
kegaduhan didalam kelas. Peserta didik
Tabel 3 berikut.
lebih memilih bertanya kepada kelompok
lain dari pada bertanya kepada guru saat
Tabel 3. Hasil Belajar Peserta Didik
Nama Data Siklus I mengalami kesulitan sehingga menambah
No. Peserta Nilai Nilai NA kegaduhan didalam kelas. Partisipasi dan
Didik Ulangan Rangkuman kerja sama didalam kelompok masih kurang
1 AF 83 75 79
dan daya tanggap serta kemampuan peserta
2 AJ 88 80 84
3 AS 79 80 79.5 didik masih tergolong rendah.
4 AES 87 75 81 Siklus II menjadi lebih baik
5 ARN 82 80 81 dibanding pada siklus I. Guru sudah mampu
6 CA 83 83 83 mengelola kelas pada siklus II sehingga
7 FD 83 83 83 waktu yang dibutuhkan lebih sedikit
8 HD 88 79 83.5 dibandingkan siklus I. Peserta didik jauh
9 HSPW 87 79 83
lebih aktif dalam kegiatan diskusi
10 HW 0 85 42.5
11 IS 88 82 85 kelompok serta banyaknya peserta didik
12 KA 88 85 86.5 yang bertanya dan menjawab sehingga
13 LR 91 85 88 suasana pembelajaran menjadi lebih hidup
14 MI 26 82 54 meskipun tidak semua peserta didik dapat
15 MIS 83 75 79 menaggapi atau bertanya pada saat proses
16 MR 88 83 85.5 pembelajaran.
17 MS 59 80 69.5
18 MW 79 75 77
Menurut Lestari (2013) CIRC
19 ND 83 75 79 termasuk model pembelajaran Cooperative
20 NK 79 79 79 Learning yang pada umumnya merupakan
21 PG 0 0 0 pembelajaran kooperatif terpadu membaca
22 IAR 87 80 83.5 dan menulis. Tahapan utama model
23 SR 83 83 83 pembelajaran kooperatif tipe CIRC pada
24 SW 87 82 84.5
penelitian ini meliputi: (a) pembagian
25 SJ 84 82 83
26 FRR 91 79 85 kelompok secara heterogen, (b) diskusi
27 TR 79 85 82 kelompok, (c) cara mengkomunikasikan
28 NR 86 82 84 hasil temuan-temuannya berupa idea tau
29 YA 92 83 87.5 garis besar dari materi kepada kelompok,
(d) menyimpulkan materi yang telah
Data hasil belajar peserta didik dibahas, (e) pengutan dan memberikan
diperoleh dari hasil ulangan harian contoh dalam kehidupan sehari-hari.
ditambah dengan hasil rangkuman selama Hasil belajar yang dinilai dalam
proses diskusi yang kemudian dibagi dua. penelitian ini adalah kemampuan kognitif
Jumlah peserta didik yang tuntas sebanyak peserta didik. Hasil belajar yang diperoleh
25 peserta didik sedangkan 4 peserta didik peserta didik pada siklus I 5 peserta didik
belum tuntas dengan ketuntasan klasikal yang tuntas dan 24 belum tuntas dengan
86,2% sehingga ketuntasan klasikal sudah ketuntasan klasikal 17,2% sehingga masih
tercapai yaitu ≥75%. Hal ini berarti tidak dikatakan belum mencapai ketuntasan
perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya secara klasikal, tetapi setelah dilakukan
dan berhenti pada siklus II. perbaikan-perbaikan tindakan pada siklus

Risma Ekawati dkk, Peningkatan Hasil Belajar 302


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 1 NOMOR 3 2015
(ISSN: 2442-3750) (Halaman 298-306)

II, jumlah peserta didik yang tuntas model pembelajaran kooperatif tipe CIRC
meningkat menjadi 25 peserta didik dengan menggunakan penilaian kemampuan
ketuntasan 86,2% dan dikatakan tuntas berpikir kritis peserta didik secara
secara klasikal, sehingga peningkatan yang kelompok dilihat dengan menggunakan
diperoleh mencapai 69%. teori Walker & Finney (1999). Penilaian
Peningkatan hasil belajar dapat kemampuan berpikir kritis peserta didik
dilihat pada Gambar 1 berikut. secara kelompok menggunakan 4 indikator,
yaitu (a) kemampuan mengidentifikasi
masalah, (b) kemampuan menganalisis, (c)
kemampuan mengevaluasi, dan (d)
kemampuan menyimpulkan. Kemampuan
berpikir kritis peserta didik dapat dilihat
pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel 4
kemampuan berpikir kritis peserta didik
pada indikator mengidentifikasi masalah
menunjukkan setiap kelompok sudah
mengalami peningkatan, hal ini ditunjukkan
dengan pertanyaan yang diajukan sudah
bervariasi dan berbobot.

Tabel 4. Kemampuan Berpikir Kritis


Kemampuan
Gambar 1. Diagram Batang Persentase Hasil Kelom-
Identifi-
Belajar Peserta didik pok Menyim
kasi Analisis Evaluasi
-pulkan
masalah
Kesimpulan yang diperoleh adalah 1 2 3 2 2
peserta didik kelas VIII SMPN 2 2 3 3 3 2
3 3 3 3 3
Randuagung dikatakan tuntas secara 4 3 3 3 2
klasikal karena telah mencapai persentase 5 3 3 3 3
≥75% maka siklus pembelajaran dengan 6 3 3 3 3
menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC ini berhenti pada Indikator menganalisis semua
siklus II. kelompok mampu menjelaskan dan
Hasil belajar menurut Sudjana menganalisis materi serta mampu
(2009) adalah kemampuan yang dimiliki memberikan contoh pada masing-masing
peserta didik setelah ia menerima gerak tumbuhan. Indikator mengevaluasi
pengalaman belajarnya. Proses penilaian semua kelompok mengalami peningkatan
terhadap hasil belajar dapat memberikan dalam memberikan tanggapan atau
informasi kepada guru tentang kemajuan sanggahan terhadap pertanyaan kelompok
peserta didik dalam upaya mencapai tujuan- lain. Indikator menyimpulkan kelompok 1,
tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. 2 dan 4 sudah mengalami peningkatan
Informasi tersebut diperoleh selama proses meskipun masih kurang mampu dalam
pembelajaran berlangsung dan dapat menyampaikan kesimpulan dari apa yang
membantu guru dalam menyusun dan telah dipelajari, sedangkan kelompok 3, 5
membina kegiatan-kegiatan peserta didik dan 6 sudah mampu memberikan
lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas kesimpulan tentang materi yang telah
maupun individu. dipelajari dengan baik dan benar.
Tidak semua peserta didik dapat
Kemampuan Berpikir Kritis menanggapi hasil kerja kelompok lain dan
Peningkatan kemampuan berpikir tidak semua peserta didik mengajukan
kritis peserta didik dengan menggunakan pertanyaan. Terdapat peningkatan yang
Risma Ekawati dkk, Peningkatan Hasil Belajar 303
JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 1 NOMOR 3 2015
(ISSN: 2442-3750) (Halaman 298-306)

signifikan pada hasil belajar peserta didik berpikir kritis peserta didik setelah tindakan
yang diperoleh dari hasil penjumlahan dengan menggunakan model pembelajaran
ulangan harian dengan hasil rangkuman kooperatif tipe CIRC pada siklus I termasuk
selama diskusi yang dilakukan peserta didik kriteria cukup baik, tetapi pada siklus II
selama proses pembelajaran dan ketuntasan terjadi peningkatan yang signifikan dari
klasikal didalam kelas sudah tercapai yaitu setiap kelompok dan termasuk kriteria baik
75% sehingga tindakan berhenti pada siklus sehingga siklus dihentikan.
II. Kemampuan berpikir kritis pada Siklus Kemampuan berpikir kritis peserta
II peningkatan yang signifikan mulai didik mempengaruhi hasil belajar,
terlihat dari peserta didik, mereka sudah keterampilan mengevaluasi,
mulai mengerti dengan apa yang mereka menyimpulkan, keterampilan dalam
pelajari sehingga dalam mengidentifikasi mengedentifikasi masalah dan menganalisis
masalah dan menganalisis termasuk kriteria materi dalam pembelajaran.
baik sedangkan indikator mengevaluasi dan Menurut Walker & Finney (1999)
menyimpulkan termasuk cukup baik. aspek berpikir kritis ada empat, yaitu (a)
Kemampuan berpikir kritis peserta keterampilan memahami konsep atau
didik dalam setiap kelompok pada siklus I mengidentifikasi masalah merupakan
termasuk kriteria cukup baik pada indikator apliktif konsep kepada beberapa pengertian
mengidentifikasi dan menganalisis baru, (b) keterampilan menganalisis
sedangkan pada indikator mengevaluasi dan merupakan keterampilan menguraikan
menyimpulkan tentang apa yang telah sebuah struktur ke dalam komponen agar
dibahas selama pembelajaran termasuk mengetahui pengorganisasian struktur
kriteria kurang baik. Siklus II peningkatan tersebut, (c) keterampilan mengevaluasi
yang signifikan mulai terlihat dari peserta merupakan keterampilan dalam menilai
didik, mereka sudah mulai mengerti dengan atau membandingkan informasi atau data
apa yang mereka pelajari sehingga dalam yang diperoleh berdasarkan bagian-bagian
mengidentifikasi masalah dan menganalisis atau sub-sub data secara global, dan (d)
termasuk kriteria baik sedangkan indikator keterampilan menyimpulkan merupakan
mengevaluasi dan menyimpulkan termasuk kegiatan dalam menentukan suatu alternatif
kriteria cukup baik. Peningkatan dari berbagai alternatif pilihan tindakan
kemampuan berpikir kritis peserta didik yang ada dan merupakan keputusan yang
dapat digambarkan dalam diagram batang sebaiknya dilaksanakan.
pada Gambar 2 berikut.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil belajar peserta didik dengan


menggunakan model pembelajaran tipe
CIRC yaitu Siklus I: dari 29 peserta didik
hanya 5 peserta didik yang tuntas dengan
ketuntasan klasikal 17,2% sehingga pada
siklus I belum mencapai ketuntasan secara
klasikal dan perlu diadakan perbaikan-
perbaikan pada siklus II. Siklus II: jumlah
peserta didik yang mengalami ketuntasan
meningkat menjadi 25 peserta didik dengan
Gambar 2. Diagram Batang Peningkatan ketuntasan klasikal 86,2% dan sudah
Kemampuan Berpikir Kritis
mencapai ketuntasan secara klasikal,
sehingga peningkatan yang diperoleh dari
Secara keseluruhan kemampuan

Risma Ekawati dkk, Peningkatan Hasil Belajar 304


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 1 NOMOR 3 2015
(ISSN: 2442-3750) (Halaman 298-306)

siklus I ke siklus II mencapai 69%. Universitas Muhammadiyah


Kemampuan berpikir kritis peserta Purwerejo, 3 (2): 178-181.
didik dengan menggunakan model Muhfaroyin. 2008. Memberdayakan
pembelajaran tipe CIRC, yaitu Siklus I Kemampuan Berfikir Kritis.
indikator mengidentifikasi dan Critical Thinking As A Core Skill,
menganalisis termasuk kriteria cukup baik The Ability To Think Critically Is
sedangkan pada indikator mengevaluasi dan A Key Skill For Academic
menyimpulkan tentang apa yang telah Success. (Online), (Error!
dibahas selama pembelajaran termasuk Hyperlink reference not
kriteria kurang baik. valid.kritis.html, diakses tanggal
Siklus II: indikator mengidentifikasi 31 Oktober 2014).
masalah dan menganalisis termasuk kriteria Rahayu. 2010. Penerapan Model
baik sedangkan indikator mengevaluasi dan Pembelajaran Kooperatif Tipe
menyimpulkan termasuk kriteria cukup Group Investigation Untuk
baik, sehingga dapat disimpulkan terjadi Meningkatkan Kemampuan
peningkatan yang signifikan dari peserta Berfikir Kritis Dan Hasil Belajar
didik pada setiap indikator. Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Karangan Trenggalek.
Saran Skripsi tidak diterbitkan. Malang:
Berdasarkan kesimpulan yang Program Studi Pendidikan
diambil, maka diberikan beberapa saran Biologi, Fakultas Keguruan dan
yang dapat dijadikan bahan pertimbangan Ilmu Pendidikan, Universitas
untuk perbaikan proses pembelajaran, yaitu Muhammadiyah Malang.
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut Rozeqqi, I. 2011. Rencana Penelitian
terutama untuk melihat dan Tindakan Kelas. (Online)
meningkatkan hasil belajar dan (http://irzeqrozeqqi.blogspot.com
kemampuan berpikir kritis peserta /2011/01/rencanatindakankelas.ht
didik pada tingkat SMP. ml, diakses tanggal 31 Oktober
2. Diharapkan dalam pembelajaran 2014).
biologi guru lebih memberikan Rustaman, N.Y. 2011. Pendidikan Dan
kesempatan dan ruang untuk peserta Penelitian Sains Dalam
didik dalam menyampaikan Mengembangkan Keterampilan
pendapat atau bertanya sehingga Berpikir Tingkat Tinggi Untuk
kemampuan berpikir kritis dapat Pembangunan Karakter. In
lebih dikembangkan lagi. Prosiding Seminar Biologi. 8 (1).
Slavin, R. E. 2010. Cooperatif Learning
Teori, Riset, dan Praktik.
DAFTAR RUJUKAN
Bandung: Nusa Media.
Johnson, E. B. 2007. Contextual Teaching Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses
& Learning, Menjadikan Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Kegiatan Belajar-Mengajar Remaja Rosada Karya.
Mengasyikkan dan Bermakna. Sukardi. 2013. Metode Penelitian
Terjemahkan oleh Ibnu Setiawan. Pendidikan Tindakan Kelas:
Bandung: MLC. Implementasi & Pengembangan.
Lestari, R. W. A. 2013. Peningkatan Jakarta: Bumi Aksara.
Pemecahan Masalah Melalui Sutarno, H., Ali, N. E., & Awalani, I. 2010.
Model Pembelajaran Cooperative Penerapan Model Pembelajaran
Intergrated Reading and Cooperative Integrated Reading
Composition (CIRC) pada SMP And Composition (CIRC)
Negeri 4 Wadaslintang. Jurnal Berbasis Komputer untuk

Risma Ekawati dkk, Peningkatan Hasil Belajar 305


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 1 NOMOR 3 2015
(ISSN: 2442-3750) (Halaman 298-306)

Meningkatkan Hasil Belajar Thinking in Higher Education.


Siswa pada Pembelajaran TIK. London: Higher Education
PTIK, 3(1): 1-5. Research & Development Unit,
Walker, P. & Finney, N. 1999. Skill University College.
Development and Critical

Risma Ekawati dkk, Peningkatan Hasil Belajar 306

Anda mungkin juga menyukai