Anda di halaman 1dari 8

JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 2 TAHUN 2016

(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 125-132)

PENGEMBANGAN MODUL MATAKULIAH MIKROBIOLOGI MELALUI


BIODEGRADASI MEMANFAATKAN POTENSI BAKTERI INDIGEN
DEVELOPING MODUL OF MICROBIOLOGY SUBJECT THROUGH
BIODEGRADATION BY USING THE POTENCIAL OF INDIGEN BACTERIA

Hasminar Rachman Fidiastuti1), Kardiana Metha Rozhana1)


1
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Jalan Telaga Warna, Malang 65144
e-mail: indo.hasminar@gmail.com

ABSTRAK
Mahasiswa dalam mempelajari sains, perlu memperhatikan hakikat sains. Hakikat Sains dipelajari mahasiswa
dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir (mind on), keterampilan (hands on) serta sikap
ilmiah (heart on). Kajian Mikrobiologi di prodi TIP, Universitas Tibhuwana Tunggadewi adalah tentang
mikroorganisme. Peneliti melakukan penelitian terkait upaya rehabilitasi lingkungan dengan memanfaatkan
potensi bakteri indigen sebagai agen dalam proses biodegradasi. Hasil penelitian digunakan sebagai acuan
dalam penyusunan modul. Melalui modul yang dibuat berdasarkan hasil penelitian, diharapkan mahasiswa
dapat mengembangkan 1) kemampuan berpikir bahwa mikroorganisme dapat menjadi agen dalam proses
rehabilitasi pencemaran lingkungan dan dapat diisolasi dari limbah, mengembangkan 2) keterampilan melalui
praktikum biodegradasi sederhana, serta mengembangkan 3) sikap ilmiahnya melalui penanaman konsep yang
telah dipelajari, dalam memberikan solusi praktis terhadap problematika pencemaran lingkungan. Modul
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan keefektifan pembelajaran di kelas baik waktu, dana, fasilitas
maupun tenaga untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Penerapan pembelajaran Mikrobiologi yang mengacu
pada perpaduan modul dan keterampilan proses sains melalui pelaksanaan kegiatan praktikum, diharapkan
menjadi alternatif dalam menciptakan pembelajaran Mikrobiologi yang mengacu pada aspek proses, produk
dan sikap ilmiah. Hasilnya adalah telah dilakukan 3 tahap penyusunan bahan ajar berupa modul Mikrobiologi
yang mangacu pada model penelitian dan pengembangan 4-D (Thiagarajan, et all), meliputi tahap
pendefisinian, perancangan, dan pengembangan. Hasil pada tahap pendefinisian dilakukan analisis
karakteristik siswa, analisis tugas, analisis konsep dan analisis tujuan pembelajaran. Pada tahap perancangan
dilakukan desain dan penyusunan bahan ajar, dilanjutkan dengan tahap pengembangan, yaitu pengukuran
kelayakan terhadap modul yang telah disusun. Hasil yang didapatkan terhadap pengukuran kelayakan modul
adalah tingkat pencapaian 85% oleh ahli pengembangan bahan ajar, tingkat pencapaian 87% oleh ahli materi
dan tingkat pencapaian 84% oleh praktisi. Sedangkan hasil rata-rata angket keterbacaan oleh mahasiswa
adalah sebesar 86,55%. Hasil validasi ini menjadi rujukan untuk perbaikan modul.

Kata kunci: Biodegradasi in vitro, Bahan ajar, Bakteri Indigen

ABSTRACT
Students in the study of science, need to pay attention to the nature of science. Science studied to develop the
ability to think (minds on), skills (hands on) as well as the scientific attitude (heart on). Study Microbiology in
Prodi TIP, University Tibhuwana Tunggadewi is about microorganisms. The writers conducted research related
to environmental remediation efforts to harness the potential of bacteria indigen as an agent in the process of
biodegradation. Research results are used as a reference in the preparation of the module. Through modules
made based on the results of research, students are expected to develop 1) the ability to think that
microorganisms can become agents in the process of rehabilitation of environmental pollution and can be
isolated from the waste, develop 2) skills through practical biodegradation, and develop 3) attitudes scientific
through concept which have been studied, in providing practical solutions to the problems of environmental
pollution. The module aims to improve the efficiency and effectiveness of learning in the classroom either time,
funds, facilities or personnel to obtain maximum results. Application of Microbiology learning which refers to
the fusion module and science process skills through implementation of practical activities, is expected to be an
alternative to creating a learning Microbiology which refers to aspects of the process, product and scientific
attitude. The result is already done three stage preparation of teaching materials in the form of Microbiology
module which refers to the model of research and development model of the 4-D (Thiagarajan, et al), includes
define, design, and development. Results at the stage of defining the characteristics of students' analysis, task
analysis, analysis of the concept and analysis of learning objectives. At the design stage to do the design and
Hasminar Rachman Fidiastuti dkk, Pengembangan Modul Matakuliah 125
JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 2 TAHUN 2016
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 125-132)

materials development, followed by the development phase, ie measurement of the feasibility of the modules have
been prepared. Results obtained to measure the feasibility of the module is the achievement level of 85% by the
expert development of teaching materials, 87% by material experts and 84% by the practitioner. The average
yield of legibility student questionnaire amounted to 86.55%. The results of this validation consulted in order to
repair the module.

Keywords: Biodegradation in vitro, tanning pollutants, indigen bacteri

Konsep akan keberadaan mikroorganisme tercemar, memiliki keunggulan yaitu


telah mahasiswa Univeristas Tribhuwana prosesnya yang bersifat ekonomis dan
Tunggadewi peroleh melalui kegiatan efektif, keberadaan mikroorganisme sebagai
perkuliahan pada mata kuliah Mikrobiologi, agen utama biodegradasi telah tersedia di
akan tetapi dibutuhkan bahan ajar yang alam, sehingga toksisitas pada perairan
dapat mengarahkan mahasiswa tidak hanya dapat dikurangi melalui proses biodegradasi
pada perolehan konsep, tetapi juga (Tong Yu et al., Tanpa tahun). Sampel
pengembangan kemampuan berpikir, limbah dapat diperoleh mahasiswa dengan
keterampilan dalam proses sains melalui mudah dari lingkungan sekitar. Salah satu
kegiatan praktikum serta suatu kegiatan lokasi di kota Malang yang menghasilkan
yang dapat mengasah sikap ilmiah limbah dan merusak ekosistem adalah
mahasiswa, yaitu melalui bahan ajar yang sungai Badeg yang berlokasi di Jalan
didasarkan atas hasil penelitian. Kolonel Sugiono Gang 8. Sungai Badeg
Pembelajaran yang didasarkan pada dialiri oleh limbah cair dari 2 pabrik besar
hasil penelitian dan pelaksanaan kegiatan pengolahan kulit yaitu PT Usaha Loka dan
praktikum diharapkan dapat mewujudkan PT Kasin di Jalan Susanto.
terlaksananya pembelajaran yang Pengambilan sampel penelitian yang
kontekstual dan menanamkan hakikat sains dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa
sebagai suatu bagian yang tidak terpisahkan air yang mengalir di sungai tersebut
dalam mempelajari matakuliah memiliki hasil perbandingan kadar BOD
mikrobiologi kepada mahasiswa. (Biochemical Oxygen Demand), COD
Bahan ajar yang akan dikembangkan (Chemichal Oxygen Demand), TSS (Total
adalah berupa modul. Modul dikembangkan Suspended Solid), DO (Dissolved Oxygen),
atas dasar metodologi dan hasil penelitian. dan lemak (tampak pada Tabel 1) yang
Modul merupakan suatu paket berada di atas batas yang telah ditentukan
pembelajaran yang memuat unit konsep dalam baku mutu air Peraturan Pemerintah
dari bahan pelajaran yang memungkinkan No 82 Tahun 2001 untuk kondisi perairan
siswa dapat menguasainya secara mandiri kelas II, yaitu sebagai air sungai, sehingga
(Amri, 2010). Modul bertujuan untuk sangat tepat jika dilakukan biodegradasi
meningkatkan efisiensi dan keefektifan untuk memperbaiki kondisi perairan.
pembelajaran di sekolah baik waktu, dana,
fasilitas maupun tenaga untuk mendapatkan Tabel 1. Perbandingan Parameter Kimia
hasil yang maksimal (Mulyasa, 2003). Organik dan Anorganik Air
Penerapan pembelajaran berbasis Sungai Badeg dengan Kriteria
pencemaran lingkungan yang mengacu Mutu Air Kelas II
Parameter Satuan Sungai Mutu Air
pada perpaduan modul dan keterampilan Badeg Kelas II
proses sains melalui pelaksanaan kegiatan Fisika
praktikum, diharapkan menjadi alternatif TSS Ppm 400 50
dalam menciptakan pembelajaran Kimia
Mikrobiologi yang mengacu pada aspek Anorganik
BOD mg/L 331 3
proses, produk dan sikap ilmiah. COD mg/L 544 25
Penelitian berupa proses DO mg/L 3.577 4
biodegradasi sebagai solusi perairan Kimia
Hasminar Rachman Fidiastuti dkk, Pengembangan Modul Matakuliah 126
JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 2 TAHUN 2016
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 125-132)

Organik pendidikan Thiagarajan. Alasan pemilihan


Lemak & mg/L 280 1 model pengembangan dan penelitian
Minyak
Sumber: Hasil analisis sampel air sungai Badeg di
pendidikan Thiagarajan adalah karena
Laboratorium Kimia Universitas metode ini dapat menjabarkan sebuah
Muhammadiyah Malang dan Lampiran strategi pengembangan produk pendidikan.
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun Seringkali produk pengembangan berbaur
2001 tentang Kriteria Mutu Air dengan studi penelitian dasar dan
berdasarkan Kelas
aplikasinya, sehingga tujuan utamanya
adalah untuk menemukan pengetahuan
Salah satu teknologi pengolahan air
yang baru. Melalui model pengembangan
limbah yang aman dan berwawasan
ini penelitian pendidikan akan dapat
lingkungan adalah menggunakan bakteri
dikemas dalam sebuah produk sehingga
yang berpotensi sebagai pengurai. Secara
dapat digunakan di kampus. Model
alamiah untuk memperoleh bakteri yang
pengembangan ini sekaligus dapat
berpotensi sebagai pengurai dapat
menjembatani penelitian pendidikan dan
dilakukan dengan mengisolasi limbah itu
penerapannya di instansi pendidikan.
sendiri (bakteri indigen), kemudian dikultur
secara murni di dalam laboratorium secara
Teknik Pengumpulan Data
in vitro. Pemanfaatan konsorsia bakteri
Metode penelitian & pengembangan
yang berpotensi akan diperbanyak di
pendidikan dengan 4D models
laboratorium untuk selanjutnya dipakai
dikemukakan oleh Thiagarajan, terdiri atas
sebagai starter dalam pengolahan limbah.
4 tahap yaitu:
Kegiatan penelitian bakteri lipolitik
1. Tahap pendefinisian (define)
indigen pada sampel air sungai Badeg
Tujuan tahap ini adalah untuk
diharapkan dapat memberi manfaat bagi
menentukan dan mendefinisikan syarat-
dunia pendidikan. Berdasarkan uraian di
syarat pembelajaran. Tahap ini dilakukan
atas, penelitian dilakukan dalam rangka
dengan mengunakan metode deskriptif.
memberikan alternatif pengayaan bahan
Pada tahap ini dilakukan analisis tujuan
ajar pada matakuliah Mikrobiologi di
dalam batasan materi pokok bakteri.
Jurusan Teknologi Ilmu Pertanian, Fakultas
a. Analisis Ujung Depan
Pertanian, Universitas Tribhuwana
Analisis ini bertujuan untuk
Tunggadewi.
memunculkan masalah dasar yang
dibutuhkan dalam pengembangan
METODE PENELITIAN
bahan ajar. Pada tahap ini dilakukan
survei dan observasi meliputi
Subjek Penelitian
wawancara terhadap dosen
Lokasi penelitian bertempat di Universitas
matakuliah Mikrobiologi.
Tribhuwana Tunggadewi, dengan objek
b. Analisis Mahasiswa
penelitian yaitu validator ahli materi,
Analisis dilakukan dengan
validator ahli pengembangan bahan ajar,
memperhatikan ciri, kemampuan dan
praktisi di Universitas Tribhuwana
pengalaman siswa, baik sebagai
Tunggadewi, serta 12 orang mahasiswa
kelompok maupun individu. Analisis
program studi Teknologi Industri Pertanian.
meliputi latar belakang kemampuan
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada
siswa, motivasi siswa terhadap mata
bulan April-Juni 2016.
kuliah, kemmapuan perkembangan
kognitif siswa.
Metode dan Desain Penelitian
c. Analisis Tugas
Penelitian ini termasuk penelitian dan
Analisis tugas mencakup analisis
pengembangan bahan ajar yang diadaptasi
tugas-tugas yang diberikan selama
dari model penelitian & pengembangan
Hasminar Rachman Fidiastuti dkk, Pengembangan Modul Matakuliah 127
JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 2 TAHUN 2016
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 125-132)

perkuliahan dan tugas yang terdapat Tahap ini tidak dilakukan karena
dalam bahan ajar yang digunakan. keterbatasan waktu dan biaya penelitian.
d. Analisis Konsep
Analisis konsep merupakan 1. Analisis dan Interpretasi Data
identifikasi konsep-konsep utama Tehnik analisis data yang digunakan
yang akan diajarkan dan dalam menganalisis data kuantitatif berupa
menyusunnya secara sistematis. skor angket penilaian adalah dengan
e. Perumusan Indikator menghitung persentase jawaban. Adapun
Perumusan indikator bertujuan untuk rumus yang digunakan untuk analisis data
merumuskan indikator hasil belajar adalah sebagai berikut.
yang terdapat dalam kurikulum dan ∑𝑥
P = ∑ 𝑥𝑖 x 100%
beberapa indikator hasil belajar Sumber: Arikunto, (1997:247)
tambahan yang relevan dengan Keterangan:
materi pokok yang diajarkan. P = Persentase
2. Tahap perencanaan (design) ∑x = Jumlah jawaban responden
Pelaksanaan tahap ini bertujuan untuk dalam 1 item
merancang modul dengan tahapan ∑xi = Jumlah skor ideal dalam
a. Pemilihan format modul, dilakukan item
dengan tujuan untuk merancang fisik 100% = Konstanta
modul agar tampak menarik, dengan
melakukan desain terhadap sampul Kriteria kevalidan data kuantitatif
depan modul dan sampul belakang dapat ditinjau dengan memperhatikan
modul. Modul juga dilengkapi persentase kriteria pada Tabel 2 sebagai
dengan petunjuk penggunaan modul berikut.
bagi mahasiswa dan petunjuk
penggunaan modul bagi dosen. Tabel 2. Tabel Kriteria Kevalidan Data
b. Penjabaran struktur modul, Angket Penilaian Validator
dilakukan dengan tujuan untuk SkalaNilai (%) Keterangan
merancang materi dalam modul dan 85.94 – 100 Valid (Tidak Revisi)
67.18 – 85.93 Cukup Valid (Tidak
penyesuaian terhadap indikator
Revisi)
pencapaian, rangkuman dan jenis 48.44 – 67.17 Kurang Valid (Revisi)
evaluasi yang dilakukan 25 – 48.43 Tidak Valid (Revisi)
3. Tahap pengembangan (develop) Sumber: Suryabrata, 1983 dalam Zainul, A. 2008
Tahap ini dilakukan pengukuran
terhadap kelayakan modul. Modul akan HASIL DAN PEMBAHASAN
divalidasi kelayakan oleh ahli
pengembangan bahan ajar (dosen Paparan data yang dihasilkan dari
pendidikan), ahli materi (dosen Biologi) ketiga tahapan yang dilakukan adalah
dan praktisi (dosen Mikrobiologi). sebagai berikut
Aspek keefektifan modul akan dinilai 1. Tahap Pendefinisian (Define)
melalui angket keterbacaan (mahasiswa a. Analisis Mahasiswa
mata kuliah Mikrobiologi). Angket Jumlah mahasiswa pada kelas
keterbacaan ini sekaligus menjadi uji Mikrobiologi pertama adalah 60
coba terbatas dari aspek keefektifan mahasiswa dan pada kelas kedua
modul. Uji coba kelompok kecil sebanyak 50 mahasiswa. Keaktifan
diberikan kepada 10-20 orang siswa mahasiswa menurut observasi dan hasil
yang dapat mewakili populasi target wawancara dengan dosen matakuliah
(Sadiman, 2012). adalah sebesar 80%. Kegiatan
4. Tahap penyebaran (disseminate) perkuliahan berupa ceramah, diskusi dan

Hasminar Rachman Fidiastuti dkk, Pengembangan Modul Matakuliah 128


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 2 TAHUN 2016
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 125-132)

praktikum. Setiap akhir perkuliahan c. Praktisi pendidikan, yaitu dosen


diadakan post-test. Setelah pertemuan pengampu matakuliah Mikrobiologi
kedua dilaksanakan, nilai post-test Hasil validasi modul Mikrobiologi
terendah adalah 60. terangkum dalam Tabel 3 sebagai
b. Analisis Tugas berikut.
Pada akhir perkuliahan mahasiswa
ditugaskan membuat artikel secara Tabel 3. Ringkasan Hasil Validasi Modul
mandiri. Bahan ajar yang digunakan Mikrobiologi
sudah memuat tugas-tugas, namun tidak Bidang Hasil Keterangan
Keahlian Validasi
dikerjakan.
(materi) 85 % Cukup Valid
c. Analisis Konsep Biologi (Tidak
Penerimaan konsep pengetahuan dapat Revisi)
diketahui dari hasil post-test yang (bahan ajar) 87 % Valid (Tidak
dilakukan di akhir perkuliahan. Selain Pengemban Revisi)
itu, terdapat 4 materi praktikum yang gan Modul
dapat mengakomodir keterampilan siswa (praktisi 84 % Cukup Valid
pendidikan) (Tidak Revisi)
dalam bekerja di laboratorium, namun Dosen
belum ada materi praktikum terkait matakuliah
isolasi mikroba dari lingkungan, Mikrobiolog
sehingga dengan adanya penelitian i
pengembangan ini dapat mengakomodir
kebutuhan belajar mahasiswa dalam Hasil validasi adalah berupa data
praktikum materi mikrobiologi kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif
lingkungan. berupa skor dan penilaian bagian-bagian
d. Analisis Tujuan Pembelajaran penyusun modul, sedangkan data
Tujuan pembelajaran yang dibuat oleh kuantitatif merupakan saran dan
dosen sangat terperinci dan telah dapat komentar yang diberikan validator untuk
mengakomodir capaian pembelajaran pertimbangan revisi modul.
dalam mata kuliah Mikrobiologi. Uji keterbacaan modul dilakukan
2. Tahap Perancangan (Design) pada 12 orang mahasiswa jurusan
a. Penentuan format modul Teknologi Industri Pertanian secara acak
Penentuan format modul mengacu pada di Universitas Tribhuwana Tunggadewi.
karakteristik dalam petunjuk teknis Hasil pengisian angket dengan rerata
penyusunan modul (Depdiknas, 2008), penilaian keterbacaan sebesar 86.55%
diantaranya self instruction, self yang berarti cukup valid dan tidak perlu
contained, stand alone, adaptif dan user direvisi. Hasil uji keterbacaan disajikan
friendly. pada Tabel 4.
b. Desain sampul depan modul
c. Dilengkapi dengan petunjuk penggunaan
modul bagi dosen dan mahasiswa
d. Penjabaran struktur dan materi dalam
modul disusun secara terperinci serta
dilengkapi dnegan evaluasi.
3. Tahap Pengembangan (Develop)
Pada tahap pengembangan dilakukan
kelayakan modul oleh beberapa ahli,
yaitu:
a. Ahli pengembangan bahan ajar
b. Ahli materi

Hasminar Rachman Fidiastuti dkk, Pengembangan Modul Matakuliah 129


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 2 TAHUN 2016
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 125-132)

Tabel 4. Tabel Ringkasan Hasil Angket Keterbacaan Mahasiswa


Deskriptor No Mahasiswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Materi mudah dipahami & 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4
menggunakan bahasa yang lugas
Dapat membangkitkan motivasi 4 3 4 5 4 4 5 3 3 3 4 5
Kegiatan modul mendorong 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4
mahasiswa dalam memahami
materi
Kegiatan modul mendorong 4 4 4 4 5 5 3 4 4 4 5 4
kemampuan berpikir mahasiswa
Kegiatan modul mendorong 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4
mengembangan keterampilan
proses sains
Kegiatan modul mendorong 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4
mahasiswa memiliki sikap
ilmiah
Ilustrasi sesuai dengan pesan 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5
yang ingin disampaikan
Kalimat modul mudah dipahami 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4
Penggunaan font menarik & 5 2 5 5 4 4 4 5 4 4 5 3
mudah dibaca
Penggunaan istilah yang 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5
konsisten
Penggunaan lambang/simbol 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5
yang konsisten dan membantu
memahami materi
Lay out menarik 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5
Evaluasi membantu mahasiswa 2 3 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4
memahami materi
Glosarium membantu 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4
memahami materi
Menambah wawasan 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4
pengetahuan tentang upaya
rehabilitasi lingkungan
Persentase (%) 80 77.3 88 92 93.3 90.7 85.3 90.7 84 88 84 85.3
Rerata Persentase (%) 86.55

KESIMPULAN DAN SARAN kemampuan berpikir mahasiswa,


keterampilan proses sains dan sikap ilmiah.
Kesimpulan Produk bahan ajar berupa modul
Hasil produk berupa modul memiliki beberapa keunggulan, diantaranya
mengalami revisi yang bertujuan untuk adalah disusun berdasarkan metodologi dan
perbaikan modul, sehingga pemakaian hasil penelitian; bersifat otentik dan
modul menjadi lebih efisien, efektif dan kontekstual, karena obyek penelitian berada
komunikatif kepada pembaca, dengan tetap di lingkungan sekitar mahasiswa dan dapat
memperhatikan tujuan penyusunan modul. dijangkau; serta dapat menyelesaikan
Penyusunan modul bertujuan untuk permasalahan limbah yang ada dengan cara
menyediakan bahan ajar yang dapat yang efektif. Kelemahan dari modul ini
memfasilitasi mahasiswa dalam pencapaian adalah berdasarkan hasil penelitian, bakteri
standar kompetensi, berupa hard skill dan indigen yang diisolasi sebatas pada bakteri
soft skill. Sedangkan tujuan yang lebih pengurai lemak. Pada kenyataannya, sungai
khusus, modul dapat mengembangkan juga dialiri berbagai macam limbah yang
kaya akan bahan organik lain, misalnya

Hasminar Rachman Fidiastuti dkk, Pengembangan Modul Matakuliah 130


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 2 TAHUN 2016
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 125-132)

protein atau senyawa anorganik seperti c. Saran untuk Pengembangan Lebih


kromium yang memiliki toksisitas tinggi Lanjut
terhadap biota perairan, sehingga perlu Modul dapat dikembangan dalam bentuk
dilakukan isolasi dan karakterisasi bakteri elektronik, berupa e-modul sehingga dapat
pengurai yang lain. mengintegrasikan keterampilan teknologi
dan komputerisasi pada pelaksanaannya.
Saran Selain itu, penelitian yang dijadikan dasar
Untuk penyempurnaan kegiatan dalam pengembangan modul ini adalah
penelitian pengembangan ini, perlu mengkaji sebatas pada bakteri indigen
dilakukan tahapan keempat, yaitu tahap lipolitik, sehingga dapat dilakukan
penyebaran (disseminate). Saran yang penelitian serupa dengan mengisolasi
diajukan dalam bagian ini mengacu kepada bakteri pendegradasi bahan pencemar lain,
tiga sisi, yaitu saran untuk keperluan misalnya bakteri dengan karakter
pemanfaatan produk, saran untuk proteolitik, zat warna dan kromium. Selain
diseminasi produk kepada sasaran yang kaya akan lemak, limbah hasil pengolahan
lebih luas dan saran untuk pengembangan dan penyamakan kulit juga mengandung
lebih lanjut, dengan penjabaran sebagai protein, zat warna dan kromium.
berikut.
a. Saran dalam Hal Pemanfaatan Produk DAFTAR RUJUKAN
Produk disusun untuk memenuhi
kebutuhan dalam hal ketersediaan bahan Amri, S.K. A. 2010. Konstruksi
ajar dan dapat dipergunakan dengan atau Pengembangan Pembelajaran.
tanpa bimbingan dari dosen pengampu Jakarta: Prestasi Pustaka.
matakuliah. Produk disertai dengan formula Depdiknas. 2008. Tehnik Penyusunan
starter yang dapat digunakan dalam Modul. http://www.diknas.
kegiatan praktikum biodegradasi secara teknis_penyusunan_modul, (Online).
pilot plan dan uji hayati. Penerapan Diakses 12 Mei 2016.
praktikum dapat menggunakan sampel air Depdiknas. 2010. Juknis Pengembangan
yang mengandung kadar lemak tinggi yang Bahan Ajar. http://www.diknas.
diperoleh mahasiswa dari lingkungan juknis_pengembangan_bahan_ajar,
sekitarnya atau juga berupa limbah buangan (Online). Diakses 12 Mei 2016.
rumah tangga. Keputusan Menteri Lingungan Hidup No.
b. Saran untuk Diseminasi Produk untuk 51 Tahun 1995 tentang Baku Mutu
Sasaran yang Lebih Luas Limbah Cair bagi Kegiatan Industri.
Diseminasi dapat dilakukan pada Mohammad, N. 2010. Pengembangan
matakuliah yang mengkaji lingkungan, Bahan Ajar. http://docstoc.com,
kerusakan dan perbaikan lingkungan. (Online) Diakses 12 Mei 2016.
Diseminasi dapat dilakukan dengan Mulyasa, E. 2003. Kurikulum
melaporkan hasil uji coba produk pada Berbasis Kompetensi. Bandung:
seminar nasional atau internasional; Remaja Rosdakarya.
pencetakan dan publikasi modul ke Peraturan Menteri Negara Lingungan Hidup
perguruan tinggi; penulisan artikel ilmiah No. 03 Tahun 2010.
yang bertujuan memperkenalkan modul dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun
hasil uji cobanya kepada civitas akademika; 2001 Tanggal 14 Desember 2001
serta mencari matakuliah lain yang relevan tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
dengan penerapan modul. Diseminasi Pengendalian Pencemaran Air.
modul juga dilengkapi dengan formula Rustaman, N.Y. 2011. Pendidikan dan
starter yang dijadikan sebagai bahan utama Penelitian Sains dalam
dalam pelaksanaan praktikum. Mengembangkan Keterampilan

Hasminar Rachman Fidiastuti dkk, Pengembangan Modul Matakuliah 131


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 2 TAHUN 2016
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 125-132)

Berpikir Tingkat Tinggi untuk Communities Indigenous to MFT.


Pembangunan Karakter. Pendidikan Department of Civil and
Biologi FKIP UNS Surakarta, 16 Juli Environmental Engineering:
2011. University of Alberta.
Susanto, P. 2002. Keterampilan Dasar Vembriarto, St. 1985. Pengantar
Mengajar IPA Berbasis Pengajaran Modul. Yogyakarta:
Konstruktivisme. Malang: Jurusan Yayasan Pendidikan Paramita.
Biologi FMIPA Universitas Negeri Zainul, A. 2008. Asessmen Sumatif dan
Malang. Asesmen Formatif. Bahan Kuliah
Tong Y.; Miao, Y. and Ulrich, A. 2012. Evaluasi Pendidikan IPA di Prodi
Biodegradation of Organic Pendidikan IPA Pascasarjana UPI.
Compounds in OSPW with Microbial

Hasminar Rachman Fidiastuti dkk, Pengembangan Modul Matakuliah 132

Anda mungkin juga menyukai