Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
E. DASAR TEORI
1. Aldehid
Aldehid adalah suatu senyawa yang terikat pada sebuah atau dua buah atom
hidrogen. Suatu keton adalah suatu senyawa organic yang mengandung
sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus alkyl, dua gugus aril atau
sebuah sebuah alkyl dan sebuah aril. Keton tidak mengandung atom
hidrogen yang terikat pada gugus karbonil.Karena aldehid dan keton tak
mengandung atom hidrogen uang terikat pada oksigen, maka tak dapat
terjadi ikatan hidrogen seperti alkohol. Sebaliknya aldehid dan keton adalah
polar dan dapat membentuk gaya tarik menarik elektrostatik yang relative
kuat antar molekulnya, bagian positif akan menarik bagian negatif dari yang
lain.
1
adalah R yang bisa merupakan alkil,aril, atau H. Oleh karena itu aldehid dan
keton menjalankan reaksi-reaksi yang sama pula.
Gugus
Aldehid karbonil
2
Aldehid dinamakan menurut nama asam yang mempunyai jumlah atom C
sama pada nama alkana yang mempunyai jumlah atom sama. Pembuatan
aldehida adalah sebagai berikut: oksidasi alkohol primer, reduksi klorida
asam, dari glikol, hidroformilasi alkana, reaksi Stephens dan untuk
pembuatan aldehida aromatik. Sedangkan untuk pembuatan keton yang
paling umum adalah oksidasi dari alkohol sekunder. Hampir semua
oksidator dapat dipakai. Pereaksi yang khas antara lain khromium oksida
(CrO3), phiridinium khlor kromat, natrium bikhromat (Na2Cr2O7) dan
kalium permanganat (KMnO4) (Riswayanto, 2009)
Aldehid dan keton keduanya mempunyai gugus fungsi yang sama, yakni
gugus karbonil. C = O. oleh karena itu keduanya menjalankan reaksi yang
sama. Biasanya, aldehid bereaksi lebih cepat daripada keton terhadap suatu
reagen yang sama. Ini disebabkan karena atom karbon karbonil pada
aldehida kurang terlindungi dibandingkan dengan atom karbon karbonil
pada keton (Wahjudi, 2003)
2. Keton
3
Keton adalah senyawa-senyawa sederhana yang mengandung sebuah gugus
karbonil sebuah ikatan rangkap C=O. Keton termasuk senyawa yang
sederhana jika ditinjau berdasarkan tidak adanya gugus-gugus reaktif yang
lain seperti –OH atau -Cl yang terikat langsung pada atom karbon di gugus
karbonil - seperti yang bisa ditemukan misalnya pada asam-asam
karboksilat yang mengandung gugus - COOH. Pada keton, gugus karbonil
memiliki dua gugus hidrokarbo yang terikat padanya. Sekali lagi, gugus
tersebut bisa berupa gugus alkil atau gugus yang mengandung cincin
benzen. Disini kita hanya akan berfokus pada keton yang mengandung
gugus alkil untuk menyederhanakan pembahasan (Novan, 2008).
3. Asam Karboksilat
4
karboksilatnya. Asam oksalat mengurai menjadi CO2 dan asam format yang
mengurai menjadi CO dan H2O. Asam (acid) dapat dihasilkan dari oksidasi
aldehid atau dalam anggur menjadi asam asetat. Larutan asam asetat yang
terbentuk melalui cara ini adalah cuka. Akhiran nama untuk organik adalah
–oat ditambah dengan kata asam didepannya (Hart, 2003).
Selebihnya padat.
5
b) Senyawa-senyawa keton yang mengandung 3 sampai dengan 13
atom C berupa cairan dengan bau sedap, sedangkan suku-suku yang lebih
tinggi berwujud padat.
c) Suku-suku rendah golongan aldehid dan keton dapat larut dalam air,
sedangkan suku-suku yang lebih tinggi sukar atau tidak larut dalam air.
1. Uji Tollens
Aldehid dan keton bereaksi dengan berbagai senyawa, tetapi pada umumnya
aldehid lebih reaktif dibanding keton. Uji Tollens merupakan salah satu uji
yang digunakan untuk membedakan senyawa aldehid dan senyawa keton.
Aldehid lebih mudah dioksidasi dibanding keton. Oksidasi aldehid
menghasilkan asam dengan jumlah atom karbon yang sama. Hampir setiap
reagensia yang mengoksidasi alkohol juga dapat mengoksidasi suatu
aldehid. Reagen tollens, yakni larutan ion perak beramoniak, direduksi pleh
aldehid menjadi logam perak, sedangkan aldehida dioksidasi menjadi asam
yang bertalian. Keton tidak dioksidasi oleh reagen tollens merupakan
oksidator lemah.
Pereaksi tollens, pengoksidasi ringan yang digunakan dalam uji ini, adalah
larutan basa dari perak nitrat. Larutannya jernih dan tidak berwarna. Untuk
mencegah pengendapan ion perak sebagi oksida pada suhu tinggi, maka
ditambahkan beberapa tetes larutan amonia. Amonia membentuk kompleks
larut air dengan ion perak. Pereaksi Tollens sering disebut sebagai perak
amoniakal, merupakan campuran dari AgNO3 dan amonia berlebihan.
Gugus aktif pada pereaksi tollens adalah Ag2O yang bila tereduksi akan
menghasilakan endapan perak. Endapan perak ini akan menempel pada
tabung reaksi yang akan menjadi cermin perak.
6
Oleh karena itu, pereaksi Tollens sering juga disebut pereaksi cermin perak.
Aldehid dioksidasi menjadi anion karboksilat, ion Ag+ dalam pereaksi
Tollens direduksi menjadi logam Ag. Uji positf ditandai dengan
terbentuknya cermin perak pada dinding dalam tabung reaksi. Reaksi
dengan pereaksi Tollens mampu mengubah ikatan C-H pada aldehid
menjadi ikatan C-O. Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton
selanjutnya keton tidak dapat dioksidasi lagi dengan menggunakan pereaksi
Tollens. Hal ini disebabkan karena keton tidak mempunyai atom hidrogen
yang menempel pada atom karbon karbonil.
Keton hanya dapat dioksidasi dengan keadaan reaksi yang lebih keras
dibandingkan dengan aldehid. Ikatan antara karbon karbonil dan salah satu
karbonnya putus, memberikan hasil-hasil oksidasi dengan jumlah atom
karbon yang lebih sedikit daripada bahan keton asalnya. Hasil dari
pengujian Tollens adalah, jika yang diuji merupakan senyawa keton, maka
tidak ada perubahan pada larutan tersebut, sedangkan jika yang diuji
merupakan senyawa aldehid, maka pada larutan akan menghasilkan endapan
perak berwarna abu-abu atau yang sering disebut cermin perak pada tabung.
Persamaan rekasinya :
Cermin perak
7
berwarna merah bata. Larutan Benedict mengandung ion-ion tembaga (II)
yang membentuk kompleks dengan ion-ion sitrat dalam larutan natrium
karbonat. Pengompleksan ion-ion tembaga (II) dapat mencegah
terbentuknya sebuah endapan yaitu endapan tembaga (II) karbonat yang
2+
berwarna merah bata. Reagen feliling atau benedict mengandung ion yang
bersifat oksidator lemah. Ion tersebut dapat mengoksidasi gugus aldehid
tetapi tidak dapat mengoksidasi gugus keton seperti hanya reagen tollens.
3. Adisi Bisulfit
8
4. Pengujian Fenilhidrasin
Pada fenilhidrazin, salah satu atom hidrogen dalam hidrazin digantikan oleh
sebuah gugus fenil, C6H5. Ini didasarkan pada sebuah cincin benzena. Pada
2,4-dinitrofenilhidrazin, ada dua gugus nitro, NO2, yang terikat pada gugus
fenil di posisi karbon 2 dan 4. Sudut yang padanya terikat nitrogen dianggap
sebagai atom karbon nomor 1, dan perhitungan dilakukan searah arah jarum
jam.
9
Reaksi adisi-eliminasi aldehid dan keton memiliki dua kegunaan dalam
pengujian aldehid dan keton.
Ada dua campuran reagen yang cukup berbeda yang bisa digunakan untuk
melakukan reaksi ini. Walaupun sebenarnya kedua reagen ini sebanding
secara kimiawi.
10
b. Penggunaan larutan kalium iodida dan natrium klorat(I)
5. Reaksi Haloform
Pada tahap kedua, ikatan antara C I3 dan ikatan lainnya pada molekul
terputus menghasilkan triiodometana (iodoform) dan garam dari sebuah
asam.
11
Senyawa trihalo yang dihasilkan ini mudah sekali diuraikan oleh basa
menghasilkan haloform. Oleh karena itu, reaksi ini dapat digunakan untuk
menyediakan iodoform, bromoform atau kloroform.
6. Kondensasi Aldol
Anion enolat ialah suatu nukleofil, maka ia dapat ditambah kepada gugus
karbonil. Reaksi ini akan menghasilkan suatu ikatan karbon-karbon yang
baru, sehingga sangat berguna di dalam sintesa. Bila aldehida direaksikan
dengan larutan basa yang encer, ia akan berkondensasi sesamanya
12
menghasilkan aldol, yang bila dipanaskan akan menyingkirkan air
menghasilkan aldehida tak jenuh, yakni krotonaldehida.
13
14
F. ALAT DAN BAHAN :
1. Alat
1) Tabung reaksi 10 buah
2) Rak tabung reaksi 1 buah
3) Kertas saring 4 buah
4) Gelas kimia 250 mL 2 buah
5) Gelas ukur 10 mL 2 buah
6) Termometer 1 buah
7) Erlenmeyer 50 mL 1 buah
8) Corong kaca 1 buah
9) Spatula 1 buah
10) Pembakar spirtus 1 buah
11) Kaca arloji 2 buah
12) Desikator 1 buah
13) Melting Block 1 buah
14) Pipa kapiler 1 buah
15) Kaki tiga 1 buah
16) Pipet tetes 20 buah
2. Bahan
1) Asetaldehid secukupnya
2) Sikloheksanon secukupnya
3) N-heptaldehid secukupnya
4) 2-pentanon secukupnya
5) Formalin secukupnya
6) Isopropil alkohol secukupnya
7) Etanol secukupnya
8) Reagen Benedict/ Reagen Fehling secukupnya
9) Larutan NaOH 10 % secukupnya
10) Larutan NaOH 5 % secukupnya
11) Larutan perak nitrat 5% secukupnya
15
12) Larutan NH4OH 2 % secukupnya
13) Larutan jenuh natrium bisulfit secukupnya
14) Asam klorida secukupnya
15) Reagen fenilhidrazin secukupnya
16) Hidroksiamin hidroklorida secukupnya
17) Natrium asetat trihidrat secukupnya
18) Larutan iodium secukupnya
19) Pipa kapiler secukupnya
20) Larutan CH3COONa 10 % secukupnya
21) Larutan KMnO4 1 % secukupnya
22) Larutan FeCl3 5 % secukupnya
23) Larutan K4FeCN6 1 M secukupnya
24) Asam sulfat pekat secukupnya
16
G. ALUR PERCOBAAN
1. Tollens Reagent
2 ml of 5% silver
nitrate solution
1. Put into test tube
2. Add 2 drops of 5%
NaOH solution
Brown precipitate
3. Add drop by drop of 2%
NH4OH solution
4. Shake until dissolved
Tollens reagent
a. Benzaldehyde b. Acetone
c. Cyclohexanone d. Formalin
10 ml of Fehling A
1. Put into erlenmeyer
2. Add 10 ml of Fehling B
3. Shake it
Fehling Reagent
a. Formaldehyde b. Acetone
c. Cyclohexanone
5 ml Fehling reagent
1. + some drops of
cyclohexanone
2. Put test tube into
boiling water for 5-10
minutes
3. Obesrve the changes
Observation result
18
2.2 Benedict Reagent
a. Formaldehyde b. Acetone
c. Cyclohexanone
5 ml Benedict reagent
1. + some drops of
cyclohexanone
2. Put test tube into
boiling water for 5-10
minutes
3. Obesrve the changes
Observation result
19
3. Bisulfite Addition
5 ml saturated
solution of sodium
1. Chill the solution in cold water
2. Note the temperature
3. + 2.5 ml acetone drop by drop
and shake it
4. After 5 minutes add 10 ml
ethanol and filter it
Filtrate Residu
5. + some drops of
HCl concentrated
Observation result
5 ml phenylhidrazine 5 ml phenylhidrazine
1. +10 drops of benzaldehyde 1. +10 drops of cyclohexanone
2. Closed test tube & shake it 2. Closed test tube & shake it
strongly til 1-2 minutes until strongly til 1-2 minutes until
the solution become hablur the solution become hablur
3. Filter it 3. Filter it
20
6. Let the hablur dry 6. Let the hablur dry
7. Determine melting 7. Determine melting
point point
5. Haloform Reaction
a. Acetone b. Isopropyl alcohol
3 ml NaOH 5% 3 ml NaOH 5%
1. +5 drops of acetone 1. +5 drops of isopropyl alcohol
2. + drop by drop of iodine solution 2. + drop by drop of iodine solution
& shake it until the color of & shake it until the color of
iodine is not lost anymore iodine is not lost anymore
3. Iodoform will precipitate (yellow 3. Iodoform will precipitate (yellow
precipitate precipitate
Smell Smell
6. Aldol Condensation
4 ml NaOH 1%
1. + 0.5 ml acetaldehyde
2. shake
Smell
3. Heat it until 3 minutes
Smell of
chrotonaldehyde
21
7. Identification of Carboxylic
a. b.
5 ml vinegar acid 5 ml CH3COONa 10%
Residu Filtrate
4. + K4FeCn6 1 ml
Compare the
result color
22
H. HASIL PENGAMATAN
Observation result
No Lanes Work Asumption/reaction Conclusion
Before After
1. Tollens Reagent - NaOH 5%: - 2 ml AgNO3 - 2AgNO3 (aq) + 2NaOH - Used
colorless 5% + 2 drops (aq) Ag2O (s) + reagent
2 ml of 5% silver
nitrate solution solution of NaOH : 2NaNO3 (aq) + H2O (l) tollent
1. Put into test tube - NH4OH 2%: There are - Ag2O (s) + 2NH4OH (aq) >>Acetone:
2. Add 2 drops of 5% colorless brown 2Ag(NH3)2 OH (aq) + no changes
NaOH solution solution precipitate >>
3H2O (l)
Brown precipitate - Water: colorless - + 60 drops of cyclohexanon
3. Add drop by drop of 2% solution 2% NH4OH : e: no changes
NH4OH solution
- AgNO3 5%: colorless
- (aq) + Ag
>>Formalin:
4. Shake until dissolved (NH3)2OH (aq) 2Ag form
colorless solution silver
Tollens reagent
solution (s) + 2NH3 (g) +H2O (l) mirror in test
tube wall
>>benzaldehy
- +
de: no
Ag (NH3)2OH (aq)
23
changes
- (aq)
+2Ag(NH3)2OH (aq)
- CH2O (aq) +
2Ag(NH3)2OH (aq)
(aq) + 2Ag
(s) + 2NH3 (g) + H2O (l)
a. Benzaldehyde
- Benzaldehyde : - 1 ml Tollen
colorless reagent + 2
solution drops of
benzaldehyde :
turbid solution
& become 2
layers
b. Acetone
24
- Acetone: - 1 ml Tollen
colorless reagent + 2
solution drops of
acetone :
colorless
solution
c. Cyclohexanone
25
- Cyclohexanone: - 1 ml Tollen
colorless reagent + 2
solution drops of
cyclohexanone
: 2 layers &
dark grey
d. Formalin solution
- Formalin: - 1 ml Tollen
colorless reagent + 2
solution drops of
formalin : grey
solution
26
- After put in hot
water :
>formalin:
form silver
mirror in test
tube wall
>the other
solution: no
changes
2. 2.1 Fehling reagent - Fehling A: blue - 5 ml fehling - CH2O (aq) + 2Cu2+ + - Used fehling
solution reagent + 2 reagent
- Fehling B: drops of >>Formaldeh
5OH- (aq) +
colorless formaldehyde: yde : form
Cu2O (s) + 3H2O (l)
solution degradation brick red
- CH3C(O)CH3 (aq) +
- Benedict solution (upper precipitate
2Cu2+ (aq) + 5OH- (aq)
a. Formaldehyde reagent: blue green blue (++)
solution solution & >>the other
- Fehling reagent: lower blue - (aq) + 2Cu2+ solution: no
blue electric electric changes
27
solution solution) (aq) + 5OH- (aq) - Used enedict
- Formaldehyde: reagent
colorless >>>>Formald
solution ehyde : form
brick red
precipitate (+)
>>the other
solution: no
changes
Fehling
reagent is
more reactive
than benedict
reagent
b. Acetone
- Acetone: - + 5 ml fehling
28
colorless + 2 drops of
solution acetone: blue
electric
solution
c. Cyclohexanone
- Cyclohexanone: - + 5 ml fehling
colorless + 2 drops of
solution cyclohexanone:
blue electric
solution
- After put in
boiling water :
>formaldehyde
29
: form brick red
precipitate
>the other
2.2 Benedict Reagent solution: no
a. Formaldehyde changes
- +5 ml benedict
reagent + 2
drops of
formaldehyde :
b. Acetone
blue solution
30
- 5 ml benedict
reagent + 2
drops of
acetone : blue
solution
c. Cyclohexanone
- 5 ml benedict
31
reagent + 2
drops of
cyclohexanone
: blue solution
- After put in
boiling water
>formaldehyde
: form brick red
precipitate
>the other
solution: no
changes
- Fehling reagent
give more
precipitate than
benedict
reagent when
react with
formaldehyde
32
3. Bisulfite addition - Saturated - 5 ml saturated of - CH3C(O)CH3 + NaHSO3 - Acetone can
solution of sodium (aq) react with
sodium bisulfite: bisulphite and CH3C(OH)(OSO2Na)CH3 NaHSO3soluti
colorless chill the solution (s) on it can
solution in cold water: - CH3C(OH)(OSO2Na)CH3 produce white
- Acetone : 30℃ (s) + HCl (aq) hablur, which
colorless - +2.5 ml acetone: CH3C(O)CH3 (aq) + SO2 can dissolve
solution colorless (g) + H2O (l) in HCl
- Ethanol : solution, concentrated
colorless strength smell
solution - Filter:
- HCl >filtrate:
33
concentrated: colorless
colorless solution
solution >residue: white
precipitate
- +6 drops of HCl
concentrated :
white
precipitate,
dissolve
- T2 : 40℃
34
4. Testing with Phenylhidrazine - 5 ml - 5 ml - Aldehyde and
a. Benzaldehyde phenylhidrazine : phenylhidrazine ketone
yellow solution + 10 drops of - (aq) + NH2 – experienced
5 ml phenylhidrazine
4. +10 drops of benzaldehyde - Benzaldehyde: benzaldehyde : 2 addition
5. Closed test tube & shake it
colorless layers reaction, we
strongly til 1-2 minutes until
the solution become hablur solution - Shake for 2 know from
6. Filter it - Ethanol: minutes: peach form yellow
+ H2 O (l)
colorless precipitate hablur
Filtrate Residu
solution - Filter
6. Wash the hablur with
- Cyclohexanone: >filtrate:
cold water
7. Stretched it with colorless colorless
methanol/ethanol solution solution
>residue: peach
granule
- (aq) + NH2 –
- Residu wash
35
with cold water :
8. Let the hablur dry
9. Determine melting peach granule
point - Stretched with
Melting point ethanol: peach
granule
- Melting point :
122℃
b. Cyclohexanone
5 ml phenylhidrazine
4. +10 drops of cyclohexanone
5. Closed test tube & shake it -5 ml
strongly til 1-2 minutes until cyclohexanone +
the solution become hablur
10 drops of
6. Filter it
benzaldehyde : 2
Filtrate Residu layers
6. Wash the hablur with - Shake for 2
cold water minutes: yellow
7. Stretched it with
precipitate
methanol/ethanol
- Filter
36
>filtrate:
colorless
8. Let the hablur dry
solution
9. Determine melting
point >residue: yellow
granule
Melting point
- Residu wash
with cold water :
yellow solution
- Stretched with
ethanol: yellow
solution
- Melting point :
80℃
41
I. PEMBAHASAN
42
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa organik yang
mengandung gugus aldehid, mengidentifikasi senyawa organik yang mengandung
gugus keton, mengidentifikasi senyawa organik yang mengandung gugus
karboksilat, dan membedakan antara gugus aldehid, keton dan karboksilat yang
terdapat di dalam senyawa organik.
1. Uji Tollens
Percobaan pertama yang dilakukan adalah Uji Tollens. Percobaan ini bertujuan
untuk mengidentifikasi gugus aldehid pada suatu senyawa menggunakan reagen
tollens. Senyawa aldehid dapat bereaksi dengan reagen Tollens sementara
senyawa keton tidak dapat bereaksi dengan reagen Tollens. Pada percobaan ini
dilakukan uji reagen Tollens terhadap benzaldehid, aseton, sikloheksanon, dan
formalin.
Prinsip dari uji tollens adalah reduksi oksidasi , dimana Ag mengalami reduksi
dari Ag(+1) menjadi Ag (0), sedangkan gugus aldehid dioksidasi menjadi ion
karboksilat. Aldehid dapat dioksidasi oleh zat pengoksidasi yang sangat lembut,
seperti Ag+ atau Cu2+ Reagensia Tollens (suatu larutan basa dari ion kompleks
perak amonia) digunakan sebagai reagensia uji untuk aldehida. Aldehida itu
dioksidasi menjadi anion karboksilat. Ion Ag+ (+1) dalam reagensia Tollens
direduksi menjadi logam Ag (0
). Uji positif ditandai oleh terbentuknya cermin perak pada dinding dalam tabung
reaksi.
Reagen Tollens adalah reagen yang digunakan untuk membedakan
senyawa karbonil aldehid atau keton. Reagen Tollens merupakan larutan ion
perak beramoniak yang direduksi oleh aldehid menjadi logam perak, sedangkan
aldehid dioksidasi menjadi asam yang bertalian. Reagen Tollens tidak dapat
mengoksidasi keton karena reagen Tollens merupakan oksidator lemah.
43
Gambar Reaksi aldehid dengan reagen Tollens
Tahap selanjutnya yaitu pengujian terhadap gugus aldehid dan keton. Zat yang
diuji yaitu benzaldehid, aseton, sikloheksanon, dan formalin. Sebanyak 1 mL
Reagen. Tollens dimasukkan kedalam masing-masing 4 tabung reaksi yang
berbeda.Pada tabung reaksi pertama, dimasukkan Reagen Tollens (tak berwarna)
sebanyak 1 mL kemudian ditambah dengan 2 tetes benzaldehid terbentuk sedikit
endapan hitam dan terbentuk 2 layer. Campuran ini dikocok serta didiamkan
selama 10 menit serta dipanaskan dalam penangas air dengan suhu 35-500C dan
hasilnya tidak terbentuk cermin perak, tetapi terbentuk endapan hitam dan 2 layer.
Pemanasan bertujuan untuk mempercepat reaksi, namun dengan suhu 35-500C
tidak sampai merusak Reagen Tollens karena jika suhu yang digunakan terlalu
tinggi, maka Reagen Tollens rusak, sehingga pengujian dengan reagen ini akan
gagal.
Berdasarkan teori, reaksi antara gugus aldehid dengan Reagen Tollens seharusnya
menghasilkan cermin perak. Aldehid dapat pula mereduksi larutan Tollens
(larutan perak nitrat amoniakal) dan menghasilkan endapan logam perak. Reaksi
yang terjadi dituliskan dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
45
Namun pada percobaan reaksi Benzaldehid dan Reagen Tollens ini tidak
dihasilkan cermin perak namun dihasilkan endapan hitam yang merupakan
pengotor, hal ini mungkin dikarenakan zat benzaldehid atau Reagen Tollens yang
digunakan sudah terkontaminasi atau pipet dan tabung reaksi yang digunakan
tidak benar-benar bersih dan kering. Persamaan reaksinya yaitu:
(aq) + OH-
2Ag(NH3)2O
H (aq) (aq) + Ag (s)
46
Reagen Tollens tidak dapat bereaksi dengan gugus keton karena sifat dari
gugus keton yang terletak diantara atom C lain, sehingga lebih tertutup, akibatnya
Reagen Tollens yang berupa oksidator lemah tidak dapat mengoksidasi keton
(aseton). Berbeda dengan gugus aldehid yang dapat dioksidasi oleh Reagen
Tollens karena terletak pada ujung senyawa, sehingga dapat dioksidasi oleh
oksidator lemah sekalipun.
Reagen Tollens tidak dapat mengoksidasi keton karena reagen Tollens merupakan
oksidator lemah (Tim Dosen Kimia Organik, 2017). Persamaan reaksinya yaitu:
+ Ag(NH3)2OH (aq)
Pada tabung reaksi keempat dibuat larutan formaldehid terlebih dahulu. Larutan
formaldehid dibuat dari formaldehid ditambah dengan aquades. Pertama 5 tetes
formaldehid larutan jernih, tak berwarna dimasukkan kedalam tabung reaksi
kemudian ditambah dengan 5 mL aquades yang tak berwarna. Dihasilkan larutan
formaldehid yaitu larutan yang tak berwarna. Setelah itu dilakukan uji, sebanyak
1 mL
47
Reagen tollens yang tak berwarna dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan dengan 2 tetes formalin menghasilkan endapan hitam. Campuran ini
kemudian dikocok dan didiamkan 10 menit serta dipanaskan dalam penangas air
dengan suhu 35-500C dan hasilnya terbentuk cincin perak pada dinding tabung
reaksi. Pemanasan bertujuan untuk mempercepat reaksi, namun dengan suhu 35-
500C tidak sampai merusak Reagen Tollens karena jika suhu yang digunakan
terlalu tinggi, maka Reagen Tollens rusak, sehingga pengujian dengan reagen ini
akan gagal.
Aldehid dapat pula mereduksi larutan Tollens (larutan perak nitrat amoniakal) dan
menghasilkan endapan logam perak. Reaksi yang terjadi dituliskan dengan
persamaan reaksi sebagai berikut :
48
2. Uji Fehling dan Benedict
Percobaan uji fehling didasarkan pada kemampuan aldehid dan keton untuk
mengalami oksidasi. Larutan fehling apabila bereaksi dengan aldehida akan
memberikan endapan bewarna merah bata dari Cu2O (kupro oksida). Tetapi
larutan ini tidak memberikan tes yang positif terhadap aldehida aromatik. Larutan
fehling Cu2+ dalam natrium tartat. (Matsjeh, dkk. 2003)
49
Cu2+ menjadi tembaga (I) oksida, sehingga menghasilkan Cu2O (endapan merah
bata). Sesuai dengan persamaan reaksi yang terjadi sebagai berikut :
(aq) + 2 Cu2+ (aq) + 5 OH- (aq) → (aq) + Cu2O (s) + 3 H2O (l)
50
Pengujian selanjutnya dilakukan pada senyawa keton, yaitu aseton. Reagen
fehling berwarna biru tua sebanyak 5 ml direaksikan dengan 2 tetes aseton tak
berwarna menghasilkan larutan berwarna biru tua, kemudian ditempatkan dalam
penangas air hingga 10 menit, namun tidak terjadi perubahan apapun, larutan
tetap berwarna biru tua.
Seperti pada uji senyawa aseton, hal yang sama juga terjadi dalam uji fehilng
terhadap sikloheksanon. Reagen fehling yang direaksikan dengan sikloheksanon
menghasilkan larutan berwarna biru tua dan tetap berwarna biru tua setelah
didihkan dalam penangas air. Persamaan reaksinya adalah :
Dari kedua percobaan tersebut menunjukan bahwa ion Cu2+ yang terdapat dalam
reagen fehling yang merupakan oksidator lemah tidak dapat mengoksidasi gugus
keton pada aseton dan sikloheksanon. Karena regaen fehling tidak dapat mereaksi
dengan keton, maka ion Cu2+ yang terkandung dalam reagaen fehling tetap
mempertahankan warna biru tuanya sehingga larutan tetap berwarna biru tua
(Parlan & Wahjudi, 2003).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa reagen fehling dapat bereaksi dengan aledehid
membentuk endapan merah bata dan tidak dapat bereaksi dengan keton. Dalam
percobaan ini yang termasuk aldehid adalah benzaldehid dan formaldehid,
sedangkan yang termasuk keton adalah aseton dan sikloheksanon.
51
3. Adisi Bisulfit
(s)
Aseton 2-natriumsulfit-2-propanol
Pada reaksi antara aseton dengan larutan jenuh NaHSO3 yang merupakan
nukleofil adalah SO3- (Parlan & Wahjudi, 2003). Aseton tidak mengandung
gugus yang besar, yang artinya rintangan steriknya kecil sehingga reaksi adisi
bisulfit dapat berlangsung. Adanya reaksi adisi yang terjadi dapat diindikasi dari
52
bereaksinya aseton dengan larutan natrium bisulfit membentuk hablur yaitu 2-
natriumsulfit-2-propanol yang berwarna putih. Salah satu gugus hidrokarbon yang
terikat pada gugus karbonil dari aseton adalah gugus metil dimana dari ikatan
rangkap dua pada aseton akan diadisi menjadi ikatan rangkap tunggal oleh
nukleofil SO3-. Selain itu reaksi-ini dapat berlangsung karena ikatan-ikatan
rangkap karbon-karbon yang menyendiri bersifat non-polar. Nukleofil tersebut
menyerang ikatan –pi sehingga ikatan-pi dapat terputus dan terbentuk ikatan
tunggal dengan nukleofil.
53
(s) + HCl (aq) → (aq) + NaCl (aq) + SO2 (g) + H2O (l)
54
Setelah ditambahkan benzaldehid dan di guncang, terbentuk hablur berwarna
kuning keorangean dan berbau seperti obat. Penambahan benzaldehid berfungsi
sebagai bahan uji karena benzaldehid mengandung gugus aldehid. Setelah
terbentuk hablur, maka hablur disaring menggunakan kertas saring kemudian
dicuci dengan air dingin. Tujuan pencucian dengan air dingin adalah agar hablur
terbebas dari zat pengotor. Selanjutnya, hablur yang telah dicuci dimasukkan
kembali kedalam tabung reaksi. Lalu ditambahkan sedikit etanol. Etanol
merupakan larutan yang tidak berwarna. Tujuan penambahan etanol adalah untuk
menghablurkan kembali hablur yang telah di cuci tadi.
Setelah mendapatkan hablur dari reaksi dengan etnol, maka hablur disaring,
kemudian diletakkan diatas kaca arloji kemudian diletakkan kedalam desikator
selama tiga hari. Tujuan diletakkan dalam desikator karena desikator merupakan
alat yang berfungsi untuk mengeringkan sampel. Persamaan reaksinya adalah :
55
benzilfenil hidrason dan sikloheksil fenilhidrason tepat meleleh. Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa benzilfenil hidrason
memiliki titik leleh sebesar 122℃, sedangkan sikloheksil fenilhidrason memiliki
titik leleh sebesar 80℃.
5. Reaksi Haloform
56
.
Secara teori reaksi haloform didasarkan pada kemudahan atom hidrogen yang
terikat pada atom karbon alfa untuk diganti dengan unsur halogen, seperti F, Cl,
Br, dan I. Atom hidrogen yang terikat pada atom karbon disebelah atom karbon
karbonil yang disebut atom karbon alfa, ialah bersifat asam lemah. Ini disebabkan
karena muatan dari elektronegatif.
Atom hidrogen yang terikat pada atom karbon alfa dari aldehid dan keton
mudah diganti oleh halogen di dalam larutan biasa. Reaksi ini didasarkan pada
reaksi cepat antara ion enolat dengan halogen. Oleh karena pengaruh tarikan
elektron halogen, maka atom hidrogen yang masih ada pada atom karbon alfa
akan lebih asam, dan lebih mudah tertukar oleh halogen. Oleh karena itu, gugus
metil yang terikat pada atom karbon karbonil mudah sekali diubah menjadi
senyawa trihakometil oleh halogen dari basa.
57
Gambar reaksi haloform
Senyawa trihalo yang dihasilkan ini mudah sekali diuraikan oleh basa
menghasilkan haloform. Oleh karena itu, reaksi ini dapat digunakan untuk
menyediakan iodoform, bromoform atau kloroform.
Reaksi ini umumnya digunakan untuk menunjukkan adanya metil keton. R-CO-
CH3. Senyawa ini bila direaksikan dengan iodium dan basa, akan
menghasilkan iodoform yang mengendap sebagai hablur berwarna kuning dan
berbau seperti obat. Oleh karena reagen di dalam reaksi ini ialah suatu oksidator,
maka suatu alkohol yang mengandung suatu gugus –CH(OH)3, sehingga akan
menghasilkan pengujian yang positif. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa percobaan menggunakan aseton dan isopropil alkohol
berhasil karena menghasilkan endapan kuning sesuai dengan teori yang ada.
58
6. Kondensasi Aldol
Krotonaldehida
Gambar mekanisme reaksi kondensasi aldol
(Tim Dosen Kimia Organik, 2017 : 5).
59
Proses ini memanfaatkan keasaman hidrogen alfa untuk pembuatan dimer
kondensasi. Sebagai contoh pembuatan β-hidroksi-karbonil dari senyawa etanal.
Mekanisme yang terjadi adalah :
(Riswayanto, 2009).
60
Pada percobaan yang telah dilakukan pada larutan NaOH dan asetaldehid
menghasilkan aldol yang diidentifikasi secara fisik berupa larutan kuning dan
berbau menyengat (tengik). Adanya bau tengik (bau kepik) tersebut menunjukkan
terjadinya reaksi kondensasi aldol.
7. Indentifikasi Karboksilat
61
Selanjutnya, ditambahkan 3 mL larutan KMnO4 1 M. KMnO4 merupakan larutan
berwarna ungu. Penambahan KMnO4 bertujuan untuk menjadikan KMnO4
sebagai oksidator kuat dalam reaksi oksidasi di percobaan ini. Setelah
penambahan KMnO4, larutan asam formiat yang awalnya tidak berwarna, kini
berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terbentuk endapan berwarna coklat
kehitaman serta dasar tabung reaksi terasa panas. Selain itu, dalam reaksi di
percobaan ini juga dihasilkan gas CO2.
62
Setelah terbentuk senyawa kompleks yang berwarna merah, larutan kemudian
dipanaskan dalam penangas air. Tujuan dilakukan pemanasan dalam penangas air
adalah agar terbentuk endapan Fe(OH)2CH3COO(s) berwarna coklat kemerahan.
Jika larutan diencerkan dan didihkan, terbentuk endapan coklat kemerahan, besi
(III) asetat basa. Persamaan reaksinya adalah :
63
J. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis hasil percobaan yang telah kami lakukan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
64
K. DAFTAR PUSTAKA
65
L. LAMPIRAN
1. JAWABAN PERATNYAAN
Jawab:
4. Bagaimana cara membedakan antara gugus aldehid, keton, dan karboksilat yang
terdapat di dalam senyawa rganik?
Jawab :
Uji tollens :
- Aldehid, dapat bereaksi dengan reagen tollens dengan mengalami perubahan warna
dan membentuk cermin perak.
Uji Fehling :
66
- Aldehid, dapat bereaksi dengan reagen fehling dengan mengalami perubahan warna
dan membentuk endapan
Adisi bisulfit:
- Keton, dapat bereaksi dengan bisulfit ditandai dengan adanya hablur yang larut
dalam HCl pekat. Pada percobaan ini hanya dapat mengidentifikasi senyawa
keton.
Reaksi haloform :
67
- Keton, dapat bereaksi dengan NaOH serta I2 membentuk Iodoform yang ditandai
dengan adanya hablur berwarna kuning.
Kondensasi Aldol :
Asam Karboksilat :
3. Jelaskan untuk menguji perbedaan gugus fungsi antara aldehid dan keton
digunakan uji Fehling dan Benedict
Jawab :
68
Hal ini karena gugus aldehid pada formalin lebih terbuka sehingga rintangan
sterik lebih kecil, sehingga reagen fehling dapat mengoksidasi aldehid, dan
menjadikan Cu2+ dalam reagen fehling mengalami reduksi menjadi Cu+ yang
akan mengandap dalam suasana basa berupa endapan Cu2O yang dapat teramati
sebagai endapan merah bata.
- Pada tabung kedua reagen fehling ditambahkan 10 tetes aseton sedangkan tabung
ketiga ditambahkan 10 tetes sikloheksanon menghasilkan larutan jernih berwarna
biru tua. Kemudian kedua tabung dipanaskan dalam penangas air . Setelah
dipanaskan cukup lama larutan tidak mengalami perubahan.
Hal ini sesuai, senyawa keton tidak terjadi perubahan warna atau muncul
endapan yang disebabkan sikloheksanon maupun aseton tidak bereaksi dengan
reagen fehling, karena letak gugus keton yang berada diantara atom C,
mengakibatkan rintangan steriknya lebih besar, sehingga reagen fehling yang
69
berupa oksidator lemah tidak mampu mengoksidasi gugus keton
dan mengakibatkan Cu2+ tidak tereduksi menjadi Cu+, dan tidak
menghasilkan endapan Cu2O, yang teramati dengan tidak
terbentuknya endapan merah bata pada dasar tabung reaksi. Sesuai
reaksi :
70
2. DOKUMENTASI
No Experiment Picture Explanation
Prepare tools
1 ml
Tollens Prepare the
reagent
1. + 2 drops of
materials
benzaldehyde/
aceton/
cyclohexanon/
formalin Oven the tools
2. Shake and let
it until 10
minutes
3. If there is no
reaction, put it
1. into hot water 2 ml silver
(35-50℃) until
5 minutes nitrate solution
Observatio
After added 2
n results
drops 5% NaOH
and added drop
by drops of 2 %
NH4OH
1 mL tollens
reagen + 2 drops
benzaldehyde
71
No Experiment Picture Explanation
The result of
tollens test
formaldehyde,
acetone,
cyclohexanone. Fehling reagent
a. Fehling Reagent
5 ml Fehling
reagent
1. + some drops of
2. formaldehyde 5 mL Fehling
2. Put test tube into
boiling water for reagent + 2
5-10 minutes
drops of
3. Obesrve the
changes formaldehyde
Observation
result
72
No Experiment Picture Explanation
acetone,
Repeat used
cyclohexanone.
acetone &
b. Benedict reagent
cyclohexanone
5 ml Benedict
reagent
1. + some drops
of
formaldehyde The result of
2. Put test tube tube 1
into boiling
water for 5-10
minutes
3. Obesrve the
changes
Heated benedict
reagent with 50
mL drops of
Observation formaldehyde
result
The result of
fehling test after
heated acetonr &
cyclohexanone
the first
temperature is
30 0C of 5 mL
saturated sodium
bisulfate
73
No Experiment Picture Explanation
3. 5 ml Chill the solution
saturated sodium bisulfate
solution of
sodium in cold water and
1. Chill the solution temperature is
in cold water
2. Note the 400C
temperature
3. + 2.5 ml acetone
drop by drop and filtrate and
shake it
residu of 5 mL
4. After 5 minutes
add 10 ml ethanol sodium bisulfate
and filter it
+ 2.5 mL
acetone + 10 mL
ethanol
Filt Res
rate idu After added 6
5. + some drops HCl is
drops of
colorless
HCl
concentr
Observatio
n result
4. 5 ml 5 mL
phenylhidr Phenylhydrazine
1. +10 drops of
benzaldehyde/cy
+ 10 drops
clohexanon
2. Closed test tube benzaldehyde
& shake it
strongly til 1-2
become 2 layers
minutes until the
Fil Re Shake strongly
tra si and filter. The
4. Wash the
hablur residue wash
with cold with water
water
5. Stretched
it with
74
No Experiment Picture Explanation
Stretched with
6. Let the hablur dry
ethanol and let
7. Determine melting
point the hablur dry
Melting point
5. 3 ml NaOH 3 mL NaOH 5%
5% + 5 drops
1. +5 drops of
acetone/isopropyl acetone + 20
alcohol
2. + drop by drop of drop by drops
iodine solution & iodine and shake
3. shake it until the color
of iodine is not lost Repeat it 3 mL
anymore
NaOH 5% + 5
4. Iodoform will
precipitate (yellow drops isopropyl
precipitate
Smell
alcohol + 30
drops iodine
6. 4 mL NaOH 1%
4 ml NaOH
1% + 0.5 mL
1. + 0.5 ml
acetaldehyde
acetaldehyde and
2. shake shake
75
No Experiment Picture Explanation
5 ml CH3COONa 5 mL
10% CH3COONa
1. + 3 ml FeCl3 10% + 3 mL
5% until the
solution FeCl3
become red
2. Heat it until
there is a red After heated
brown
became 2 layers
precipitate
3. Filter it and filter it
became filtrat
Resi Filtrate and residue
du
Compare the
4. +
filtrate
K4FeCn6
Compare 1the
ml (colorless) and
result color K4FeCN6
(yellow)
1 mL Filtrate + 1
mL K4FeCN6
and compare
with K4FeCN6
1 mL filtrate + 1
mL FeCl3 and
compare with
FeCl3
76