Anda di halaman 1dari 17

PERCOBAAN I

ALAT UKUR ELEKRONIKA DAN KOMPONEN PASIF

A. TUJUAN
Tujuan dari percobaan alat ukur elektronika dan komponen pasif
ialah sebagai berikut:
1. Mampu menggunakan alat ukur elektronika pada suatu multimeter seperti
amperemeter,voltmeter dan ohmmeter.
2. Mampu menggunakan osiloskop secara maksimal
3. Memahami adanya daya disipatifoleh alat ukur pada saat melakukan
pengukuran
4. Mengetahui kode-kode warna yang ada pada komponen elektronika
5. Mengetahui besaran fisis yang terdapat pada komopen elektronika
6. Mengetahui adanya factor toleransi yang dimiliki komponen elektronika
7. Memahami sifat dan karakteristik suatu komponen elektronika.

B. LANDASAN TEORI
Salah satu alat ukur elektronika yang sangat banyak digunakan
dalam mengukur tegangan (AC/DC),Arus dan tahanan adalah multimeter
semikonduktor.Detail rangkaian dari alat ukur tersebut bervariasi dari suatu
intrumen ke instrument yang lain,tetapi pada umumnya sebuah multimeter
mengandung elemen-elemen sebagai berikut :
a. Penguat DC jembatan setimbang (balanca bridge dc amplifier) dan alat
pencatat.
b. Pelemah masukan atau saklar rangkuman(range) guna membatasi besarnya
tegangan masukan pada nilai yang digunakan
c. Rangkaian penyearah,untuk mengubah tegangan AC menjadi DC yang
sebanding
d. Baterai internal dan rangkain hambatan,guna melengkapi kemampuan
pengukuran tahanan
e. Saklar fungsi, untuk memilih berbagai fungsi pengukuran
Selain multimeter, alat ukur lain yang digunakan adalah osiloskop sinar
katoda atau sering disebut CRO (cathode ray oscilloscope). CRO
digunakan untuk pengukuran dan analisa bentuk-bentuk gelombang dan
gejala-gejala lain seperti tegangan dan periode.Pada dasarnya CRO adalah
pembuat grafik (plotter) x-y dan sangat cepat, yaitu dan memperagakan,
sebuah sinyal masukan terhadap sinyal lain atau waktu. pena plotter adalah
sebuah bintik cahaya yang bergerak melalui permukaan layar dalam
mencari tanggapan terhadap tegangan-tegangan masukan.
Osiloskop yang digunakan pada praktikum ini adalah tipe analog dengan
pengukuran frekuensi maksimum 20MHz. Cara kerja osiloskop adalah
suatu berkas sinar katoda dengan arah lintasan dikendalikan menuju layar
monitor yang dapat berputar.

Gambar 1.1 prinsip kerja osiloskop


Bagian utama osiloskop terdiri dari senapan electron,system pembelok dan
layar pendaran fluor, semuanya dimasukkan kedalam tabug gelas
hampa.Pada deflektor terdapat dua pasang plat vertical dan horizontal
yang saling tegak lurus. Dua efek pembelokan ini besuperposisi agar dapat
mengarahkan berkas electron kesegala arah pada layar.Tegangan plat
vertical dikendalikan dari channel input melalui suatu penguatan yang
skalanya dapat diatur dengan saatuan Time/Div.
Gambar 1.2 Tampilan pada layar osiloskop

1. Komponen Pasif
a). Resistor
Resistor atau biasa dikenal dengan tahanan atau hambatan adalah
salah satu komponen elekronika yang terbuat dari karbon
kawat,kertas dan lain-lain. Pada badan resistor terdapat 3,4 atau 5
lingkar yang mencirikan nilali resistansti resistor tersebut. Warna
terakhir dari lingkaran warna pada badan resistor tersebut. Warna
terakhir dari lingkaran warna pada badan resistor menunjukkan nilai
toleransi resistor. Berikut ialah tabel 1.1 kode warna pada resistor
Tabel 1.1 Kode warna pada rangkaian alat ukur elektronika dan
komponen pasif
Warna Gelang 1 Gelang 2 Gelang 3 Pengali Toleransi
Hitam 0 0 0 1
Coklat 1 1 1 101 +/-1%
2
Merah 2 2 2 10 +/-2%
3
Jingga 3 3 3 10
Kuning 4 4 4 104
Hijau 5 5 5 105 +/-0,5%
6
Biru 6 6 6 10 +/-0,25%
7
Ungu 7 7 7 10 +/-0,1%
8
Abu-Abu 8 8 8 10 +/-0,05%
Putih 9 9 9 109
Emas 10-1 +/-5%
-2
Perak 10 +/-10%
Tak
+/-20%
Berwarna
Untuk menghitung nilai resistansi resistor dengan menggunakan persamaan
berikut ini :
a. Untuk resistor dengan 4 gelang warna
R = AB x 10C
Keterangan:
A = warna gelang pertama
B = warna gelang kedua
C = warna gelang ketiga
D = warna gelang keempat(nilai resistansi)
b. Untuk restor 5 gelang warna
R = ABC x 10D
Keterangan:
A = warna gelang pertama
B = warna gelang kedua
C = warna gelang ketiga
D = warna gelang keempat
E = warna gelang kelima(nilai toleransi)
Ada beberapa jenis resistor,yaitu sebagai berikut:
1. Resistor karbon padat,terbuat dari serbuk karbon halus yang dimampatkan
dengan sejenis zat perekat.Resistor jenis ini biasa memberikan noise yang
tinggi karena terdiri dari susunan beberapa serbuk.
2. Resistor karbon film,terbuat dari bahan keramik resistansi resistor jenis ini
tidak mudah berubah dan tahan terhadap suhu yang tinggi .
3. Resistor oksida logam film,terbuat dari bahan SnCL2. Resistor jenis ini dikenal
berkualitas tinggi karena mempunyai tingkat presisi,daya dan stabilitas yang
tinggi.
4. Resistor lilitan kawat,terbuat dari kawat yang di lilitkan.
5. Resistor gelas logam,terbuat dari suspense organis dari logam bercampurr
butiran gelas yang dilapiskan pada permukaan silinder keramik.Resistor ini
mempunyai kualitas sama dengan resistor karbon.
b. Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elktronika yang berfungsi menahan DC dan
melewatkan arus AC. Selain itu kapasitor juga berfungsi untuk menyimpan
muatan.Kapasitor ada yang mempounyai polaritas dan ada yang pula tidak
mempunyai polaritas. Kapasitor berpolaritas disebut elco(electrolit
condensator). Ada pula kapasitor yang diubah-ubah kapasitansinya. Kapasitor
ini biasa disebut varco (variable capasitor) yang digunakan dalam penerima
pesawat radio. Ada beberapa jenis kapasitor dari bahan pembuatannya seperti
kapasitor mika, keramik, plastic, kertas dan lain-lain.

Gambar 1.4 Jenis-jenis kapasitor dan simbolnya


Beberapa kapasitor memiliki kode-kode nilai kapasitansi yang tertera pada
badan kapasitor tersebut,seperti tampak pada gambar berikut:
Gambar 1.5 Kapasitor dengan kode nilai kapasitansi
Untuk menghitung nilai kapasintansi kapasitor dengan menggunakan tabel
kode kapasitor dapat menggunakan persamaan berikut ini:
C = (AB X 10C PF (kode huruf)
Keterangan:
A = digit pertama sebagai alat digit pertama
B = digiti kedua sebGi digit kedua
C = digit ketiga sebagai factor pengali
Kode huruf = sebagai nilai toleransi
Tabel 1.2 Nilai toleransi kapasitor
B C D E F G H J K M Z
+80%
0,1 0,25 0,5 0,5% 1% 2% 3% 5% 10% 20% dan -
Pf pF pF 20%

c. Dioda
Dioda adalah komponen yang hanya dapat mengalirkan arus listrik
dalam satu arah saja. Dewasa ini,diode yang banyak digunakan adalah diode
yang terbuat dari bahan semikonduktor.Dioda semikonduktor memiliki bentuk
fisik lebih kecil dari resistor.

Gambar 1.6 (a) wujud dan (b) symbol dioda


Dioda semikonduktor terbuat dari bahan semikonduktor,yaitu silicon (si),Bahan
silicon dalam keadaan murni tersebut disisipkan sedikit fasfor (p),maka silicon
akan dapat menghantarkan arus listrik. Dioda terdiri atas beberapa macam yaitu:
1. Dioda detector,yaitu diode Kristal yang digunakan untuk memisahkan
frekuensi pem,bawanya,biasanya digunakan pada diode penerima.
2. Dioda penyearah,(rectifier),yaitu diode yang digunakan untuk menyearahkan
arus AC menjadi DC pada adaptor.
3. Dioda zener,yaitu yang digunakan untuk menstabilkan tegangan.
4. Dioda LED,(light emiting diode) yaitu diode yang dapat mengeluarkan sinar
(Anonim,2017).
Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik
yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai
satu lintasan tertutup. Listrik dapat dikelompokkan kedalam elemen atau
komponen aktif dan pasif. Elemen aktif adalah elemen yang menghasilkan energi,
dalam hal ini adalah sumber tegangan dan sumber arus. Elemen lain adalah
elemen pasif, dimana elemen ini tidak dapat menghasilkan energi. Elemen pasif
dapat dikelompokkan menjadi elemen yang hanya dapat menyerap energi, dalam
hal ini hanya terdapat pada resistor atau hambatan dan komponen pasif yang dapat
menyimpan dan menyerap energy, dalam hal ini dapat diklasifikasikan menjadi
dua yaitu komponen atau elemen yang menyerap energy dalam bentuk medan
magnet atau biasa disebut inductor (lilitan) dan komponen yang menyimpan
energy dalam bentuk medan magnet atau biasa disebut sebagai kapasitor
(Asran,2014).
Jika dioda diberi tegangan maju (forward bias), dimana tegangan di sisi
P lebih besar daripada sisi N, maka electron akan dengan mudah mengalir dari sisi
N mengisi kekosongan di sisi P. Sebaliknya, jika dioda diberi tegangan balik
(reverse bias), maka dapat dipahami bahwa tidak ada electron yang dapat
mengalir dari sisi N mengisi hole di sisi P. hal ini disebabkan karena potensial di
sisi N lebih besar daripada potensial di sisi P (oklilas, 2006).
Osiloskop merupakan alat ukur elektronika yang berfungsi
memproyeksikan bentuk sinyal, baik sinyal analog maupun sinyal digital seeing
sinyal-sinyal tersebut dapat dilihat, diukur, dihitung dan dianalisasesuai dengan
bentuk keluaran sinyal yang diharapkan. Alat ukur ini dapat digunakan untuk
menganalisis perangkat yang akan dibuat sehingga perangkat tersebut dapat
bekerja sesuai dengan yang diinginkan oleh pembuatnya (Kharisma, 2013).

C. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan alat ukur
elektronika dan komponen pasif dapat dilihat pada tabel 1.3 berikut.
Tabel 1.3 Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan alat ukur
elektronika dan komponen pasif
No Alat dan Bahan Fungsi NST JU
1 Multimeter
analog
0,2 250
amperemeter untuk mengukur arus A A
250
0,2 v
voltmeter untuk mengukur tegangan v
1

ohmmeter untuk mengukur resistansi MΩ
Digital
0,1
1F
kapasitansi untuk mengukur kapasitas kapasitor pF
15
0,1 v
2 catu daya sebagai sumber tegangan v
memproyeksikan s inyal listrik dalam 0,2 0,8
3 Osiloskop bentuk gelombang div div
sebagai penghambat arus dalam
- -
4 resistor rangkaian
5 kapasitor menyimpan muatan - -
6 dioda
dioda biasa sebagai penyearah arus - -
dioda zener menstabilkann tegangan - -
dioda LED memancarakan sinar - -
media untnuk merangkai komponen
- -
7 papan rangkaian elektronika
kabel menghubungkan komponen-komponen
- -
8 penghubung elektronika
IC (integrated
- -
9 Circuit) penguat daya multiplus
10 kabel Jumper menghubungkan komponen elektronika - -
11 potensiometer penghasil nilai resistansi - -
12 Transistor sebagai penguat arus dan saklar - -
D. PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja pada percobaan alat ukur elektronika dan komponen
pasif adalah sebagai berikut :
1. Mengkalibrasi osiloskop
a. Menghubungkan kabel probe ke input chanel 1 dan chanel 2.
b. Menghidupkan power osiloskop.
c. Mengukur intensitas cahaya dan fokusnya agar gambar pada layar
osiloskop nampak jelas.
d. Mengatur volt/div dan time/div pada chanel 1 dan chanel 2.
e. Menghubungkan salah satu ujung kabel probe ke salah satu chanel
(chanel 1 atau chanel 2) pada tempat kalibrasi.
f. Menghitung frekuensi volt dan volt peak to peak.
g. Mengatur div vertical dan volt/div agar volt peak to peak sebesar 2 div.
2. Mengkalibrasi multimeter
a. Memutar range selector switch ke skala ohmmeter.
b. Menghubungkan kabel probe (+) ke kabel probe (-) agar terjadi short
circuit.
c. Mengamati pergerakan jarum penunjuk.
d. Memutar zero adjustment agar jarum menunjukkan angka nol jika
pergerakan jarum penunjuk sebelumnya tidak menunjukkan angka nol.
3. Mengukur nilai resistansi resistor
a. Memutar range selector switch ke skala ohmmeter pada multimeter
analog.
b. Menghubungkan kabel probe multimeter ke kedua ujung kaki resistor.
c. Mengamati dan mencatat hasil pengukuran.
d. Mengulangi langkah a-c untuk empat buah resistor lain dengan kode
warna yang berbeda.
4. Mengukur nilai kapasitansi kapasitor
a. Menghidupkan power multimeter digital.
b. Menghubungkan kabel probe multimeter ke kedua kaki kapasitor.
c. Mengamati dan mencatat hasil pengukuran.
d. Mengulangi langkah a-c untuk empat kapasitor lain dengan kode yang
berbeda.
5. Mengukur tegangan dan arus
 Tegangan
a. Menyiapkan 5 buah resistor dengan 4 gelang warna yang berbeda.
b. Merangkai resistor-resistor tersebut secara seri.
c. Menghubungkan probe (+) ke kaki pertama resistor dan ground
power supply ke kaki kedua dari resistor kelima.
d. Menghidupkan power supply dan mengatur tegangan power supply
sebesar 10 volt.
e. Mengukur tegangan pada resistor pertama dengan menghubungkan
probe (+) multimeter ke kaki pertama resistor pertama dan probe (-)
multimeter ke kaki kedua resistor pertama.
f. Mancatat hasil pengukuran.
g. Mengulangi langkah e – f untuk resistor yang lain.
 Arus
a. Menyiapkan 5 buah resistor dengan 4 gelang warna yang berbeda.
b. Merangkai resistor-resistor tersebut secara seri.
c. Menghubungkan probe (+) power supply ke probe (+) multimeter
dan menghubungkan ground power supply ke kaki kedua dari
resistor kelima.
d. Menghubungkan probe (-) multimeter ke kaki pertama resistor
pertama.
e. Menghidupkan power supply dan mengatur tegangan power supply
menjadi 10 volt.
f. Mencatat hasil pengukuran.
g. Menghubungkan probe (+) power supply ke kaki pertama resistor
pertama dan menghubungkan probe (+) multimeter ke kaki kedua
resistor pertama.
h. Melepas kaki pertama resistor kedua dari papan rangkaian, dan
menghubungkannya dengan probe (-) multimeter.
i. Mencatat hasil pengukuran.
j. Mengulangi langkah g – i secara bertahap untuk resistor
selanjutnya.
E. DATA PENGAMATAN
1. Pengukuran pada resistor
Tabel 1.4 Data pengukuran pada resistor
No Resistor kode warna pengukuran multimeter (Ω)
1 R1 merah, merah, jingga, emas 21000
2 R2 coklat, hitam, merah, emas 1200
3 R3 merah, hitam, jingga, emas 11500
4 R4 merah, ungu, jingga, emas 25000
5 R5 coklat, hitam, hijau, emas 500000

2. Pengukuran pada kapasitor


Tabel 1.5 Data pengukuran pada kapasitor
NO kapasitor kode pengukuran multimeter (µF)
1 C1 103 J 0,0114
2 C2 503 Z 0,0623
3 C3 300 K 0,0006
4 C4 563 J 0,0635
5 C5 104 J 0,0965

3. Pengukuran arus dan tegangan


Vs = 10 volt
Tabel 1.6 Data pengukuran arus dan tegangan pada resistor rangkaian seri
NO Resistor Arus (A) Tegangan (V)
1 R1 0,0000098 0,04
2 R2 0,0000098 0,0072
3 R3 0,0000098 0,0172
4 R4 0,0000098 0,018
5 R5 0,0000098 7,4
F. ANALISIS DATA
1. Perhitungan nilai resistansi sebenarnya
R1 = AB × 10 C
= 22 × 103
= 22000 Ω
D= ±5%
R1 sebenarnya = R1 ± D
= 22000 ± 5 %
= (22000 – 1100) s/d (22000 + 1100)
= 20900 Ω s/d 23100 Ω
Dengan cara yang sama, untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
tabel 1.7 berikut.
Tabel 1.7 Nilai resistansi sebenarnya pada resistor
Pengukuran
No Resistor Kode Warna multimeter Rsebenarnya (Ω)
(Ω)
Merah, Merah, Jingga,
1 R1 21000 20900 s/d 23100
Emas
Coklat, Hitam, Merah,
2 R2 1200 950 s/d 1050
Emas
Merah, Hitam, Jingga,
3 R3 11500 19000 s/d 21000
Emas
Merah, Ungu, Jingga,
4 R4 25000 25650 s/d 28350
Emas
Coklat, Hitam, Hijau,
5 R5 500000 950000 s/d 1050000
Emas

2. Perhitungan nilai kapasitansi sebenarnya


C1 = AB × 10 C
= 10 × 103
= 10000 pF
= 0,01 µF
C1 sebenarnya = C1 ± J
= 0,01 ± 5 %
= (0,01 – 0,0005) s/d (0,01 + 0,0005)
= 0,0095 µF s/d 0,0105 µF
Dengan cara yang sama, untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
tabel 1.8 berikut.
Tabel 1.8 Nilai kapasitansi sebenarnya pada kapasitor
pengukuran multimeter
No kapasitor kode Rsebenarnya (µF)
(µF)
1 C1 103 J 0,0114 0,0095 s/d 0,0105
2 C2 503 Z 0,0623 0,04 s/d 0,09
3 C3 300 K 0,0006 0,000027 s/d 0,000033
4 C4 563 J 0,0635 0,532 s/d 0,588
5 C5 104 J 0,0965 0,095 s/d 0,105

3. Perhitungan nilai arus dan tegangan resistor pada rangkaian seri

Vs
I =
Rtotal
Vs
=
R1+R2+R3+R4+R5
10 V
=
(22000+1000+20000+27000+1000000)Ω
10 V
=
1070000 Ω
= 0,00000934579 A.
V1 = I × R1
= 0,00000934579 A × 22000 Ω
= 0,205607477 volt.
Dengan cara yang sama, untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
tabel 1.9 berikut.
Tabel 1.9 Nilai arus dan tegangan pada rangkaian seri
No Resistor Ipraktek (A) Vpraktek (V) Iteori (A) Vteori (V)
1 R1 0,0000098 0,04 0,00000934579 0,205607477
2 R2 0,0000098 0,0072 0,00000934579 0,009345794
3 R3 0,0000098 0,0172 0,00000934579 0,186915888
4 R4 0,0000098 0,018 0,00000934579 0,252336449
5 R5 0,0000098 7,4 0,00000934579 9,345794393
G. PEMBAHASAN
Alat ukur elekronika adalah alat yang digunakan untuk mengukur
besaran-besaran listrik berdasarkan tingkat ketelitian tertentu. Salah satu alat
ukkur elektronika yang sangat banyak digunakan dalam mengukur tegangan
(AC/DC), arus dan tahanan adalah multimeter semikonduktor. Selain
multimeter, alat ukur lain yang digunakan adalah osiloskop sinar katoda atau
sering disebut CRO (Cathode Ray Oscilloscope). CRO digunakan untuk
pengukuran dan analisa bentuk-bentuk gelombang dan gejala-gejala lain seperti
tegangan dan perioda.
Elemen atau komponen pasif adalah komponen yang tidak dapat
menghasilkan energy. Komponen ini dapat dikelompokkan menjaadi dua, yaitu
komponen yang dapat menyerap energy dan komponen yang dapat menyimpan
energy. Komponen yang dapat menyerap energy hanya ter dapat pada
komponen resistor. Sedangkan komponen yang dapat menyerap dan
menyimpan energy terdapat pada komponen pasif lainnya seperti kapasitor.
Percobaan alat ukur elektronika dan komponen pasif dilakukan
sebanyak tiga kali pengamatan, yaitu pengamatan pada resistor, kapasitor, serta
pengukuran arus dan tegangan pada rangkaian resistor yang disusun secara
seri. Pengamatan pertama, dilakukan pengukuran nilai resistansi pada lima
buah resistor dengan empat gelang warna yang berbeda-beda menggunakan
multimeter analog. Hasil pengukuran yang diperoleh berturut-turut sebesar
21000 Ω untuk resistor pertama, 1200 Ω untuk resistor kedua, 11500 Ω untuk
resistor ketiga, 25000 Ω untuk resistor keempat dan 500000 Ω utnuk resistor
kelima. Setelah dilakukan analisis terhadap perhitungan nilai resistansi secara
teori dengan menggunakan tabel kode warna resistor diperoleh nilai resistansi
resistor pertama dengan kode warna merah, merah, jingga, emas yaitu sebesar
22000 Ω dengan toleransi sebesar 5% sehingga diperoleh nilai resistansi
sebenarnya untuk resistor pertama berkisar antara 20900 Ω sampai dengan
23100 Ω. Untuk resistor kedua dengan kode warna coklat, hitam, merah, emas
dihasilkan nilai resistansi sebesar 1000 Ω dengan nilai toleransi sebesar 5% dan
nilai resistansi sebenarnya berkisar antara 950 Ω sampai dengan 1050 Ω. Untuk
resistor ketiga dengan kode warna merah, hitam, jingga, emas dihasilkan nilai
resistansi sebesar 20000 Ω dengan toleransi sebesar 5% dan nilai resistansi
sebenarnya berkisar antara 19000 Ω sampai dengan 21000 Ω. Untuk resistor
keempat dengan kode warna merah, ungu, jingga, emas dihasilkan nilai
resistansi sebesar 27000 Ω dengan toleransi sebesar 5% dan nilai resistansinya
berkisar antara 25650 Ω sampa dengan 28350 Ω. Dan untuk resistor kelima
dengan kode warna coklat, hitam, hijau, emas dihasilkan nilai resistansi sebesar
1000000 Ω dengan toleransi sebesar 5% dan nilai resistansinya berkisar antara
950000 Ω sampai dengan 1050000 Ω.
Pengamatan kedua dilakukan pengukuran pada lima buah kapasitor
dengan kode yang berbeda-beda. Hasil pengukurannya diperoleh berturut-turut
sebesar 0,0114µF untuk kapasitor pertama, 0,0623µF untuk kapasitor kedua,
0,0006µF untuk kapasitor ketiga, 0,0635µF untuk kiapasitor keempat, dan
0,0965µF untuk kapasitor kelima. Setelah dilakukan analisis terhadap
perhitungan nilai kapasitansi secara teori dengan menggunakan tabel kode
kapasitor, diperoleh nilai kapasitansi kapasitor pertama dengan kode 103J yaitu
sebesar 0,01µF dengan toleransi sebesar 5% sehingga diperoleh nilai
kapasitansi sebenarnya berkisar antara 0,0095µF sampai dengan 0,0105µF.
Untuk kapasitor kedua dengan kode 503 Z dihasilkan nilai kapasitansi sebesar
0,05µF dengan nilai toleransi sebesar +80% dan -20% sehingga diperoleh nilai
kapasitansi sebenarnnya berkisar antara 0,04µF sampai dengan 0,09µF. Untuk
kapasitor ketiga dengan kode 300K dihasilkan nilai kapasitansi sebesar
0,00003µF dengan toleransi sebesar 10% dan nilai kapasitansinya sebenarnya
berkisar antara 0,000027µF sampai dengan 0,000033µF. Untuk kapasitor
keempat dengan kode 563J dihasilkan nilai kapasitansi sebesar 0,056µF
dengan toleransi sebesar 5% dan nilai kapasitansinya berkisar antara 0,532µF
sampai dengan 0,588µF. dan untuk kapasitor kelima dengan kode 104J
dihasilkan nilai kapasitansi sebesar 0,1µF dengan toleransi sebesar 5% dan
nilai kapasitansi sebenarnya berkisar antara 0,095µF sampai dengan 0,105µF.
Pengamatan ketiga dilakukan pengukuran arus dan tegangan pada
lima buah resistor yang digunakan pada pengamatan pertama. Berdasarkan
praktek, arus yang terukur sebesar 0,0000098A dan tegangan pada tiap-tiap
resistor berturut-turut sebesar 0,04v, 0,0072v, 0,0172v, 0,018v dan 7,4v.
sedangkan hasil analisis arrus dan tegangan berdasarkan teori, dengan
membagi nilai tegangan masukan terhadap hambatan total dari kelima resistor
diperoleh nilai arus yang mengalir pada rangkaian sebesar 0,00000934579A
dan tegangan pada tiap-tiap hambatan diperoleh berturut-turut sebesar
0,205607477v, 0,009345794v, 0,186915888v, 0,252336449v dan
9,345794393v.
Berdasarkan hasil resistansi, kapasitansi, arus maupun tegangan
yang diperoleh baik secara teori maupun praktek yang diperoleh masih belum
sesuai. Hal ini disebabkan karena adanya daya disipatif yang merupakan proses
dimana perangkat listrik atau elektronik menghasilkan panas sebagai produk
sampingan yang tidak digunakan dari tindakan utama. Sehingga daya disipatif
ini dapat mempengaruhi nilai pengukuran suatu perangkat elektronik.

H. KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan alat ukur elektronika dan komponen
pasif adalah sebagai berikut.
1. Multimeter adalah alat ukur yang digunakan untuk memeriksa atau
mengecek tegangan AC atau DC, hambatan dan arus. Sebelum multimeter
digunakan, multimeter dikalibrasi terlebih dahulu agar data yang diperoleh
lebih akurat.
2. Osiloskop dapat digunakan dengan cara menghubungkan osiloskop dengan
rangkaian menggunakan kabel jumper dengan dikalibrasi terlebih dahulu.
3. Data disipatif adalah proses dimana perangkat listrik atau elektronik
menghasilkan panas sebagai produk sampingan yang tidak diinginkan dari
tindakan utama.
4. Kode warna pada resistor yaitu hitam (0), coklat (1), merah (2), jingga (3),
kuning (4), hijau (5), biru (6), ungu (7), abu-abu (8) dan putih (9).
5. Besaran fisis yang terdapat pada komponen elektronika yaitu besaran arus
(ampere), besaran tegangan (volt), besaran hambatan (ohm) dan besaran
kapasitor (farad).
6. Faktor toleransi yang dimiliki oleh kapasitor yaitu B(0,10pF), C(0,25pF),
D(0,5pF), E(0,5%), F(1%), G(2%), H(3%), J(5%), K(10%), M(20%) serta
Z(+80% dan -20%).
7. Sifat komponen elektronika yaitu aktif dan pasif. Sedangkan kerakteristik
komponen resistor yaitu menghambat arus, kapasitor menyimpan muatan
dan dioda penyearah arus.

Anda mungkin juga menyukai