Anda di halaman 1dari 12

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Penetapan Lokasi dan Waktu


3.1.1 Lokasi
Lokasi penelitian direncanakan akan dilaksanakan di Puskesmas Limba U2 Kota
Selatan, Kota Gorontalo.
3.1.2 Waktu
Waktu penelitian di rencanakan akan dilaksanakan pada bulan Maret 2019.

3.2 Desain Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis kuantitatif
dengan desain penelitian Quasi Experiment (eksperimen semu), desain ini berupaya
untuk mengungkapkan pengaruh sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok
kontrol di samping kelompok eksperimental. Tapi pemilihan kedua kelompok ini tidak
menggunakan teknik acak (Nursalam, 2017). Desain eksperimen semu ini digunakan
untuk mengetahui pengaruh pijat punggung terhadap penurunan tekanan darah pada
pasien hipertensi.
Desain penelitian Quasi Experiment yang digunakan dalam penelitian ini
berbentuk Nonequivalent Control Group Design. Dalam desain penelitian ini
melibatkan kelompok eksperimental dan kelompok kontrol, untuk kelompok
eksperimental diberi perlakuan (massage/pijat punggung) sedangkan kelompok kontrol
tidak diberi perlakuan. Pada kedua kelompok diawali dengan tes awal (pra-test)
pengukuran tekanan darah dan setelah pemberian perlakuan (massage/pijat punggung)
diadakan pengukuran kembali (post-test).(Nursalam,2017).

3.3 Variabel Penelitian


Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Sesuai dengan judul
penelitian yang dipilih penulis yaitu Pengaruh Pijat Punggung Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi, maka penulis mengelompokan variabel yang
digunakan dalam penelitian ini menjadi variabel independen (bebas) dan variabel
dependen (terkikat). Adapun penjelasannya sebagai berikut :
a. Variabel Independen (Bebas)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau nilainya
menentukan variabel lain. (Nurssalam,2017). Variable bebas sering disebut sebagai
variabel stimulus yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variable dependen (terikat). (Sugiyono, 2016). Maka
dalam penelitian ini yang menjadi variabel indpenden adalah Pijat Punggung.
b. Variabel Dependen (Terikat)
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2016). Dalam
penelitian ini variable dependen yang diteliti adalah Penurunan Tekanan Darah.

3.4 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional

Variabel Independen : Pijat punggung adalah suatu proses


1. Pijat Punggung pemijatan yang di lakukan pada bagian
bahu atau punggung yang memberikan
sensasi rileks atau nyaman pada individu
yang diberikan pijatan. Pijatan pada
punggung diberikan selama 10 menit dan
dilakukan 3 kali perminggu selama 4
minggu.
Variabel Dependen : Penurunan tekanan darah adalah suatu
1. Penurunan Tekanan Darah keadan dimana nilai tekanan darah
seseorang mengalami perubahan secara
signifikan dari nilai sebelumnya.
3.5 Populasi dan Sampel
3.5.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2016) definisi populasi adalah sebagai berikut : “Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita
hipertensi yang rutin kontrol ke Puskesmas Limba U2 Kota Selatan, Kota Gorontalo.
3.5.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. (Sugiyono, 2016). Pada penelitian ini objek yang akan diteliti yaitu
penderita hipertensi yang rutin kontrol ke Puskesmas Limba U2 Kota Selatan, Kota
Gorontalo. Karena Karena jumlah populasi pada penelitian ini belum di ketahui, maka
penentuan besaran sampel menggunakan rumus sebagai berikut :

n = Z1-a/2 P(1-P)
d
n = 1,96 x 0,5(1-0,5)
0,05
n = 1,96 x 0,5(0,5)
0,05
n = 1,96 x 0,25 = 0,49 = 9,8 = 10 (dibulatkan)
0,05 0,05
Keterangan :
Z = derajat kemaknaan 95% = 1,96 (ketetapan)
P = proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi. Jika tidak diketahui
proporsinya, maka yang digunakan adalah 50% = 0,5
d = 1%, 5%, 10% (yang paling sering digunakan adalah 5%)
Berdasarkan penentuan besaran sampel di atas, maka di dapatkan sampel yang
akan di teliti berjumlah 10 orang penderita hipertensi.
3.5.3 Teknik Pengambilan Sampel
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili
populasi. Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling merupakan cara-cara yang
ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar
sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Sastroasmoro & Ismail, 1995;
Nursalam, 2008). Cara pengambilan sampel dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
probability sampling dan nonprobability sampling. Probability Sampling adalah
teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi, simple
random sampling, proportionate stratifed random sampling, disproportionate
stratifies random sampling, sampling area (cluser). Non Probability Sampling adalah
teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi
purposive sampling, consecutive sampling, convinience sampling dan quota sampling
(judgement sampling).
Pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel nonprobability
sampling dengan teknik purposive sampling. Purposive Sampling disebut juga
judgment sampling adalah suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih
sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah
dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi
yang telah dikenal sebelumnya. (Nursalam, 2017). Menurut Sugiyono (2016)
Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu. Alasan penulis menggunakan teknik Purposive Sampling
adalah karena tidak semua sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan fenomena
yang diteliti. Oleh karena itu, penulis memilih teknik Purposive Sampling yang
menetapkan pertimbangan-pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu yang harus
dipenuhi oleh sampel-sampel yang digunakan dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel yaitu penderita hipertensi yang
memenuhi kriteria tertentu. Kriteria sampel terdiri kriteria sampel inklusi, ekslusi dan
drop out. Adapun yang menjadi kriteria inklusi, ekslusi dan drop out sampel pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2017). Kriteria inklusi
dalam penelitian ini adalah :
a. Penderita hipertensi yang berusia 40-50 tahun
b. Jenis kelamin laki-laki
c. Bersedia menjadi responden
2. Kriteria Ekslusi
Kriteria ekslusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek yang memenuhi
kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2017). Kriteria ekslusi
dalam penelitian ini adalah :
a. Penderita hipertensi yang berusia <40 atau >50 tahun
b. Berusia 40-50 tahun namun berjenis kelamin wanita
c. Tidak bersedia menjadi responden
3. Kriteria Drop Out
Kriteria drop out adalah kriteria yang apabila dijumpai menyebabkan objek
tidak dapat melanjutkan sebagai sampel dalam penelitian (Nursalam, 2012). Kriteria
drop out dalam penelitian ini adalah :
a. Penderita yang sakit berat
b. Tidak hadir pada saat penelitian dilaksanakan.

3.6 Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
pengumpulan karakteristik subejek yang diperlukan dalam suatu penelitian
(Nursalam, 2017). Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian (Gulo, 2014).
Sumber data dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
a. Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli
(tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara
individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau
kegiatan, dan hasil pengujian. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data
primer yaitu : (1) metode survei dan (2) metode observasi. (Gulo, 2014)
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).
Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah
tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan.(Gulo, 2014)
Pada penelitian ini untuk mencari data, mengumpulkan data, dan hasil data yang akan diolah,
Peneliti menggunakan kedua jenis sumber data, yaitu data primer dan data sekunder. Untuk
data primer pada penelitian ini di dapatkan dari pengukuran tekanan darah langsung pada
sampel dengan menggunakan alat pengukuran tekanan darah menggunakan alat ukur seperti
sfigmomanometer dan stetoskop. Sedangkan untuk data sekunder di daptkan dari hasil rekam
medis puskesmas limba U 2, Kota selatan, Kota gorontalo. Alasan peneliti mengambil kedua
jenis data tersebut karena peneliti ingin membuktikan bahwa penelitiannya ada pengaruh
terhadap tekanan darah sampel. Peneliti memilih data primer agar dapat mengetahui secara
langsung hasil tekanan darah selum dilakukan pijat punggung dengan sesudah dilakukannya
pijat punggung, apakah ada perbedaan atau tidak. Sedangkan, data sekunder di gunakan peliti
untuk mengetahui siapa saja yang bisa di jadikan sampel, dari hasil rekam medis puskesmas.
Jenis instrumen penelitian yang dapat dipergunakan pada ilmu keperawatan dapat
diklasifkasikan menjadi 5 bagian, yang meliputi pengukuran (1) biofsiologis; (2) observasi;
(3) wawancara, (4) kuesioner, dan (5) skala (Nursalam, 2008). Pada penyusunan instrumen
penelitian tahap awal perlu dituliskan data-data tentang karakteristik responsden: umur,
pekerjaan, sosial ekonomi, jenis kelamin, dan data demograf lainnya. Meskipun data tersebut
tidak dianalisis, tetapi akan sangat membantu peneliti jika sewaktu-waktu dibutuhkan
daripada harus kembali mencari responsden lagi.
a. Pengukuran Biofsiologis
Pengukuran biofisiologis adalah pengukuran yang dipergunakan pada tindakan keperawatan
yang berorientasi pada dimensi fsiologi. Contoh, pengukuran aktivitas dasar klien, perawatan
kebersihan mulut, perawatan dekubitus, infeksi kontrol sehubungan dengan pemasangan
kateter, dan perawatan trakeostomi. Meskipun pengukuran tersebut sangat sederhana, untuk
mendapatkan hasil yang valid membutuhkan waktu dan biaya yang tinggi. Instrumen
pengumpulan data pada fsiologis dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
1. In-vivo: Observasi proses fsiologis tubuh, tanpa pengambilan bahan/spesimen dari
tubuh klien. Misalnya pengukuran penurunan tekanan darah pada penelitian
pengaruh penggunaan obat jenis anestesi X terhadap penurunan tekanan darah pada
klien selama laparostomi.
2. In-vitro: Pengambilan suatu bahan/spesimen dari klien. Misalnya tingkat stres pada
klien IMA laki-laki dan perempuan (pengambilan urine untuk memeriksa kadar
hormon stres: kortisol, katekolamin, dan penurunan imun).

b. Pengukuran Observasi: Tidak Terstruktur dan Terstruktur


Beberapa jenis masalah keperawatan memerlukan suatu pengamatan atau
observasi untuk mengetahuinya. Pengukuran tersebut dapat dipergunakan sebagai
fakta yang nyata dan akurat dalam membuat suatu kesimpulan. Jenis pengukuran
observasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu terstruktur dan tidak terstruktur.

1. Tidak terstruktur
Pada pengukuran observasi ini peneliti secara spontan mengobservasi dan
mencatat apa yang dilihat dengan sedikit perencanaan. Metode observasi ini
meliputi penjelasan informasi yang lebih banyak dipergunakan untuk
menganalisis data secara kualitatif daripada kuantitatif. Peneliti (observer)
menggunakan pedoman sesuai pertanyaan penelitian tetapi peneliti tidak hanya
mengobservasi pada hal-hal yang ada pada pedoman. Pada penelitian
keperawatan biasanya peneliti ikut terlibat sebagai peserta dalam suatu
kelompok yang diobservasi. Pada jenis penelitian partisipasi observasi, peneliti
ikut terlibat secara penuh dan berhubungan dengan subjek khususnya terhadap
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masalah penelitian. Contoh jenis
pengukuran ini dapat dilihat pada Focus Group Discussion (FGD).
2. Terstruktur
Pengukuran observasi secara terstruktur berbeda dari jenis observasi yang
tidak terstruktur yaitu peneliti secara cermat mendefnisikan apa yang akan
diobservasi melalui suatu perencanaan yang matang. Peneliti tidak hanya
mengobservasi fakta-fakta yang ada pada subjek, tetapi lebih didasarkan pada
perencanaan penelitian yang sudah disusun sesuai pengelompokannya,
pencatatan, dan pemberian kode terhadap hal-hal yang sudah ditetapkan.
c. Wawancara
1. Tidak terstruktur
Jenis pengukuran ini dipergunakan pada penelitian deskriptif dan kualitatif.
Pertanyaan yang diajukan mencakup permasalahan secara luas yang
menyangkut kepribadian, perasaan, dan emosi seseorang. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menggali emosi dan pendapat dari subjek terhadap suatu masalah
penelitian. Terdapat beberapa jenis pengukuran pada jenis wawancara ini:
(a) Wawancara secara langung tanpa adanya suatu topik khusus yang
dibicarakan. Tujuan dari wawancara adalah untuk menggali persepsi subjek
secara umum tanpa adanya intervensi jawaban dari peneliti. Misalnya
penelitian Robertson (1992) tentang pendapat 23 ras Afrika yang tinggal di
Amerika “Apa arti ketidakpatuhan klien terhadap program pengobatan pada
klien dengan penyakit kronis” (Polit dan Back, 2012).
(b) Focus interview. Jenis ini dipergunakan oleh peneliti kepada subjek yang
menggunakan pertanyaan secara luas. Jenis pertanyaan biasanya berhubungan
dengan suatu dorongan agar subjek bersedia berbicara secara terbuka, tidak
hanya pertanyaan ya dan tidak. Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh
Flaskerud & Calvillo (1991) dalam Polit dan Back (2012) tentang pendapat 59
wanita Latin dengan sosial ekonomi rendah tentang “Apa kepercayaaan wanita
Latin tentang penyebab dan pengobatan penderita yang mengidap AIDS”.
(c) Focus Group Discussion (FGD) adalah suatu teknik penelitian kualitatif
yang bertujuan untuk mendapatkan informasi (perasaan, pikiran) berdasarkan
pengamatan subjektif dari sekelompok sasaran terhadap suatu situasi/produk
tertentu. Sasaran diskusi biasanya homogen dengan jumlah kelompok berkisar
6-12 orang, diskusi berakhir 1-2 jam dipimpin oleh moderator. Moderator
berusaha menjalin hubungan yang akrab dengan responsden sehingga
responsden dapat mengemukakan secara jujur/terbuka terhadap hal-hal yang
menyangkut kepribadian, perasaan, dan emosi yang sesungguhnya. Jenis
pengukuran ini juga digunakan pada penelitian di perusahaan/instansi. Jumlah
subjek biasanya cenderung sedikit (pimpinan atau orang yang dianggap dapat
mewakili kelompoknya) (Nursalam, 2008).
(d) Riwayat hidup. Jenis penelitian ini merupakan penjabaran tentang
pengalaman hidup seseorang.
(e) Catatan kehidupan (diaries)
Penelitian ini digunakan untuk menanyakan kepada subjek tentang kehidupan
yang terjadi selama ini berdasarkan catatan kehidupannya.
2. Terstruktur
Pengukuran wawancara terstruktur meliputi strategi yang memungkinkan
adanya suatu kontrol dari pembicaraan sesuai dengan isi yang diinginkan
peneliti. Dafar pertanyaan biasanya sudah disusun sebelum wawancara dan
ditanyakan secara urut. Untuk jenis wawancara terstruktur yang lebih ketat,
peneliti hanya diperkenankan bertanya apa adanya sesuai dengan pertanyaan
yang telah disusun. Jika responsden tidak jelas, peneliti hanya boleh mengulang
pertanyaan yang sama. Tahapan penyusunan wawancara terstruktur meliputi a)
menyusun pertanyaan, b) pilot testing, c) latihan, d) persiapan, e) pengulangan
(probing), dan f) recording.
d. Kuesioner
Pada jenis pengukuran ini peneliti mengumpulkan data secara formal kepada
subjek untuk menjawab pertanyaan secara tertulis. Pertanyaan yang diajukan
dapat juga dibedakan menjadi pertanyaan terstruktur, peneliti hanya menjawab
sesuai dengan pedoman yang sudah ditetapkan dan tidak terstruktur, yaitu
subjek menjawab secara bebas tentang sejumlah pertanyaan yang diajukan
secara terbuka oleh peneliti. Pertanyaan dapat diajukan secara langsung kepada
subjek atau disampaikan secara lisan oleh peneliti dari pertanyaan yang sudah
tertulis. Hal ini dilakukan khususnya kepada subjek yang buta huruf, lanjut
usia, dan subjek dengan kesulitan membaca yang lain.
e. Skala Pengukuran
Skala psikososial merupakan jenis instrumen self-report yang digunakan oleh
peneliti perawat yang dikombinasikan dengan jenis pengukuran wawancara dan
kuesioner. Skala merupakan bagian dari desain penilaian penomoran terhadap
pendapat subjek mengenai hal-hal yang dirasakan ataupun keadaan fsiologis
subjek. Jenis pengukuran ini sering dipergunakan kepada subjek tentang
kecemasan, konsep diri, koping, depresi, harapan, distres menstruasi, nyeri,
kepuasan, dukungan sosial, dan stres (contoh-contoh instrumen dapat dilihat
pada bagian pembahasan tentang instrumen).
Pada penelitian ini, peneliti mengambil pengukran biofsiologis, dengan
jenis in-vivo. Karena peneliti memperoleh data dengan cara mengukur tekanan
darah sampel. Untuk megetahui hasil sebelum dan sesudah eksperimen.

3.7 Teknik Analisa Data


Analisi data kuantitatif dibagi dalam 3 jenis, yaitu sebagai berikut (Putri,
2017).
1. Analisis Univariat
Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap sebuah variabel.
Bentuknya bermacam-macam, misalnya: distribusi frekuensi, rata-rata, proporsi,
standar deviasi, varians, median, modus, dan sebagainya.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis menguji hipotesis antara dua variabel,untuk
memperoleh jawaban apakah kedua variabel tersebut ada hubungan, berkorelasi,
ada perbedaan, ada pengaruh dan sebagainya sesuai dengan hipotesis yang telah
dirumuskan.
3. Analisis Multivariat
Analisis multivariat digunakan untuk mengetahui dari sekian variabel independen
yang ada, manakah yang paling dominan hubungannya atau pengaruhnya
terhadap variable dependen.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis analisis data bivariat karena
penelitian ini hanya memiliki 2 variabel yaitu 1 variabel independen dan 1 variabel
dependen, sehingga diperlukan analisis bivariat untuk menguji hipotesis apakah ada
pengaruh variabel independen yaitu pijat punggung terhadap variabel dependen yaitu
penurunan tekanan darah.
3.8 Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai keadaan populasi
yang sifatnya masih sementara atau lemah kebenarannya
Hipotesis statistic dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
H0 : ρ = 0  = 0 berarti tidak ada pengaruh
H1: ρ ≠ 0  ≠ 0 bisa lebih besar atau kurang dari nol (hal ini berarti menyatakan
pengaruh)

3.9 Etika Penelitian


Etika dalam penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan sebuah
penelitian mengingat penelitian keperawatan akan berhubungan langsung dengan
manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan karena manusia mempunyai hak
asasi dalam kegiatan penelitian.
Dalam penelitian ini sebelum peneliti mendatangi calon partisipan untuk meminta
kesediaan menjadi partisipan penelitian. Peneliti harus melalui beberapa tahap
pengurusan perijinan sebagai berikut. peneliti meminta persetujuan dari pihak Puskesmas
Limba U2 Kota Selatan Kota Gorontalo, setelah mendapat persetujuan dari pihak
Puskesmas kemudian peneliti mendatangi calon partisipan dan meminta persetujuan calon
partisipan untuk menjadi partisipan penelitian. Setelah mendapat persetujuan barulah
dilaksanakan penelitian dengan memperhatikan etika-etika dalam melakukan penelitian
yaitu:
1. Informed consent
Informed consent merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan partisipan, dengan
memberikan lembar persetujuan (informed consent). Informed consent tersebut diberikan
sebelum penelitian dilaksanakan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi
partisipan. Tujuan informed consent adalah agar partisipan mengerti maksud dan tujuan
penelitian, mengetahui dampaknya, jika partisipan bersedia maka mereka harus
menandatangani lembar persetujuan, serta bersedia untuk direkam dan jika partisipantidak
bersedia maka penelitiharus menghormati hak partisipan.
2. Anonimity(tanpa nama)
Anonimity merupakan etika dalam penelitian keperawatan dengan cara tidak memberikan
atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode
pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan.
3. Kerahasiaan(confidentiality)
Kerahasiaan merupakan etika dalam penelitian untuk menjamin kerahasiaan dari hasil
penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya, semua partisipan yang telah
dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang
dilaporkan pada hasil penelitian.
Daftar pustaka

Hamid, et al. 2012. Metode Dzikir Untuk Mengurangi Stres Pada Wanita Single
Parent. Prosiding Seminar Nasional Psikologi Islami. 11-20.
Hikmah, N. 2017. Hubungan lama merokok dengan derajat hipertensi. Volume,
02. No. 01. Gowa
Muhlisin, Abi dan Adi Laksono, Rian (2011). Analisis pengaruh faktor stres
terhadap kekambuhan penderita hipertensi di puskesmas Bendosari
Sukoharjo. Prosiding seminar ilmiah nasional kesehatan, ISSN: 2338-2694.
Muttaqin, Arif. 2015. Buku Ajar Keperawatan Klien dengan gangguan Sistem
Kardiovaskular dan ISSN 2338-4514
Notokusumo. 2016. Pengaruh kombinasi pijat punggung dan dzikir terhadap
tingkat stres pada penderita hipertensi. Vol,4. No, 1. Yogyakarta.
Purwandari, K. 2016. Efektifitas massage punggung untuk mengurangi nyeri
kepala pada penderita hipertensi. Wonogiri
Putri, Erika Arga . 2017 . Analisis Data Univariat, Bivariat, dan Multivariat .
Dapat diakses di : (https://www.scribd.com/document/350685998/ Analisis-Data-
Univariat-Bivariat-Multivariat) . Diakses pada 3 Maret 2019
Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar). Laporan Nasional. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. 2013.
Saputro, F. 2014. Pengaruh pemberian masase punggung terhadap tekanan darah
pada pasien hipertensi. Semarang
Wijayanto. 2016. Pengaruh terapi masase menggunakan minyak aromaterapi
terhadap tekanan darah pasien hipertensi primer. Pringsewu
.World Health Organization (WHO). (2012). The World Health Statistics 2012.
http://www.apps.whso.int.ghodata diakses tanggal 3 maret 2019.

Anda mungkin juga menyukai