Anda di halaman 1dari 8

AKUNTANSI KEPERILAKUAN

SAP 3

OLEH :

I Kadek Rama Artikanaya (1607531068/ 07)


Dewa Made Dwi Juni Antara (1607531071/ 09)
Gede Yuna Winaya (1607531100/ 13)

DISAMPAIKAN KEPADA :

Dr. Anak Agung Gde Putu Widanaputra, S.E., M.Si., Ak.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2018

0
PENGENDALIAN KEUANGAN
Akhir-akhir ini, keterbatasan-keterbatasan dalam akuntansi menjadi luas karena
permintaan atau kebutuhan dan teknologi baru atas bagian yang selama ini dicari oleh pemakai
akuntansi sebagai bentuk dukungan dalam pelaporan akuntansi. Pada kesempatan ini, akan
dibicarakan masalah-masalah yang terkait dengan topic pengendalian dan dampak dari desain
serta implementasi dari sistem pengendalian keuangan.
Pengendalian/Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan
pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan
kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Tujuan pengendalian:
1. Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan dari rencana.
2. Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan-penyimpangan
(deviasi).
3. Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencana.

3.1 Pentingnya Manajemen Keuangan


Menurut Prof. Dr. Bambang Riyanto manajemen keuangan adalah “ semua aktivitas
perusahaan yang bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana yang dibutuhkan oleh
perusahaan dan usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin”. Dari aspek
manajemen pengertian tersebut berarti manajemen keuangan menyangkut kegiatan
perencanaan, analisis dan pengendalian kegiatan keuangan perusahaan. Saat ini radio dan
televisi menyajikan cerita-cerita yang dramatis tentang pertumbuhan dan penurunan
perusahaan-perusahaan, pengambilalihan perusahaan, dan berbagai jenis restrukturasi
perusahaan. Untuk dapat memahami perkembangan ini dan untuk ikut serta didalamnya
secara efektif diperlukan pengetahuan mengenai prinsip keuangan.
Pentingnya prinsip keuangan ini digaris bawahi dengan adanya perkembangan
dramatis yang terjadi dalam pasar keuangan.

3.2 Fungsi Keuangan


Fungsi keuangan yang utama adalah dalam hal pengambilan keputusan mengenai
investasi, perhitungan biaya, dan dividen untuk suatu organisasi. Dana dikumpulkan dari
sumber-sumber keuangan eksternal dan dialokasikan untuk penggunaan yang berbeda-beda.
Arus dana di dalam perusahaan dipantau. Imbalan untuk sumber-sumber perhitungan ini
dapat berupa tingkat pengembalian (return), pembayaran kembali, serta produk dan jasa.
1
Tujuan manajer keuangan adalah membuat rencana guna memperoleh dan menggunakan
dana, serta memaksimalkan nilai organisasi. Berikut beberapa kegiatan yang terlibat, yaitu:
1. Dalam perencanaan dan peramalan, manajer keuangan berinteraksi denganpara
eksekutif yang bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan perencanaan strategis umum.
2. Manajer keuangan harus memusatkan perhatiannya pada keputusan investasi dan
perhitungan biaya, serta segala hal yang berkaitan dengannya.
3. Manajer keuangan harus bekerja sama dengan para manajer lainnya agar perusahaan
dapat beroperasi seefisien mungkin karena semua keputusan bisnis memiliki dampak
keuangan.
4. Manajer keuangan menghubungkan perusahaan dengan pasar uang dan pasar modal
yang merupakan sumber perolehan dana dan tempat surat berharga perusahaan
diperdagangkan.
Tugas pokok manajer keuangan berkaitan dengan keputusan investasi dan
perhitungan biaya. Dalam menjalankan fungsinya, manajer keuangan berkaitan langsung
dengan keputusan pokok perusahaan yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan itu sendiri.
Fungsi keuangan dalam organisasi biasanya dipisahkan menjadi dua jabatan, yaitu
bendahara dan administrasi pembukuan atau akuntansi(kontroler).

3.3 Definisi Pengendalian Keuangan


3.3.1 Umpan Balik Mekanikal vs Respon Perilaku
Definisi pengendalian telah didasarkan pada konsep “kepercayaan” dan
“kemungkinan”. Para manajer membutuhkan suatu keyakinan tentang cara dunia
mereka bekerja dan dampak-dampak yang mereka harapkan dari suatu inisiatif
dipilih. Bagaimanapun, para manajer secara khusus memiliki peluang untuk dapat
mendeteksi hasil-hasil keperilakuan.
3.3.2 Perluasan Konsep-konsep Tradisional
Konsep-konsep pengendalian tradisional dalam akuntansi sering kali
berarti bahwa hasil dari informasi akuntansi adalah langkah akhir dari peran
akuntan. Dalam pendekatan perilaku, menghasilkan informasi bukanlah akhir dari
keterlibatan akuntan, sehingga informasi dapat dipandang sebagai suatu
intermediasi dari langkah akhir. Tujuan pengendalian didasari oleh keinginan
untuk memilih suatu inisiatif yang akan mengubah kemungkinan pencapaian hasil
keperilakuan yang diharapkan.

2
3.4 Pengendalian Terpadu
a. Perencanaan
Proses perencanaan dalam organisasi juga ditandai dengan istilah perilaku
penetapan tujuan. Aspek-aspek terpenting dari proses penetapan tujuan adalah
mengenai dasar dari organisasi dan komunikasi. Proses perencanaan akan
memunculkan pertanyaan-pertanyaan pengendalian seperti: Bagaimana divisi-divisi
diidentifikasikan? Apa yang digunakan untuk menyusun pertanggung jawaban?
Bagaimana departemen-departemen akan diinstruksikan dan akuntansi apa yang akan
digunakan untuk masalah-masalah transfer atau transaksi antar departemen.
b. Operasi
Pengendalian operasi merupakan suatu proses perantara dan proses perbaikan
terhadap aktivitas-aktivitas operasi selama proses implementasi atas rencana-rencana
manajemen. Di berbagai organisasi, pengendalian pengoperasian merupakan tanggung
jawab manajer pemilik. Organisasi yang lebih kompleks dituntut untuk lebih
memformalkan pengendalian operasi guna menjamin suatu standar yang efektif dan
meningkatkan efisiensi operasi.
c. Umpan Balik
Umpan balik dalam organisasi berasal dari sumber formal dan informal yang
disusun dari komunikasi nonverbal. Komunikasi tersebut secara rutin dihasilkan dari
statistic yang ditabulasikan sebagai dasar untuk evaluasi penyusunan. Evaluasi ini
akan mempengaruhi distribusi kompensasi, pemberian sanksi, dan perubahan atas
proses perencanaan serta operasi sebagai akibat dari umpan balik.
d. Interaksi Pengendalian
Saling keterkaitan diantara sub-sistem pengendalian juga memegang peranan
penting atas hasil yang kurang memuaskan. Logikanya, perencanaan lebih dahulu ada
dibandingkan dengan operasi dan ukuran umpan balik berasal dari rencana-rencana
operasi serta tujuan-tujuan yang ditetapkan. Hal yang berbeda juga dapat terjadi antara
perencanaan dan umpan balik. Proses perencanaan dapat dipengaruhi secara mendalam
oleh dampak-dampak umpan balik.

3.5 Faktor-faktor Kontekstual


Proses dalam mengidentifikasikan faktor-faktor kontekstual yang penting merupakan
subjek tertinggi dan sangat temporer, seperti apakah pendapat seseorang manajer lebih
3
penting dibandingkan dengan pendapat manajer lain? Semua daftar dari faktor-faktor
kontekstual kritis merupakan subjek untuk melakukan perbaikan secara keseluruhan.
a. Ukuran
Ukuran dapat dipandang sebagai suatu peluan dan suatu hambatan. Ukuran
dipandang sebagai peluang jika berfungsi sebagai pemberi manfaat ekonomidan buka
sebagai strategi pengendalian. Ukuran dapat menjadi suatu hambatan jika pertumbuhan
ekonomi menyebabkan terjadinya eliminasi tehadap strategi pengendalian.
b. Stabilitas Lingkungan
Desain pengendalian dalam lingkungan yang stabil dapat berbeda dari desain
pengendalian dalam lingkungan yang selalu berubah. Stabilitas dalam lingkungan
eksogen dapat dinilai dari gerakan yang secara eksternal menghasilkan produk-produk
yang memerlukan satu tanggapan.
c. Motif Keuangan
Keberadaan dari motif keuangan tentunya bukanlah penghalang untuk
menggunakan ukuran-ukuran penilaian akuntansi terhadap produktivitas. Pada sisi lain,
jelas bahwa system pengendalian dan didasarkan pada motif dan ukuran-ukuran
profitabilitas sering kali tidak dapat diterjemahkan secara langsung pada konteks nirlaba
(nonprofit). Ukuran-ukuran laba adalah penting dan meskipun sulit dapat menjadi
indikator dari keberhasilan.
d. Faktor-Faktor Proses
Suatu faktor proses penting dalam pegendalian biaya-biaya yang tidak dapat
dihindari dan biaya-biaya untuk melakukan rekayasa adalah biaya variable. Strategi
pengendalian biaya untuk proses strategi biaya variable sering kali berbeda dalam hal
substansi dengan startegi pengendalian biaya yang disesuaikan, seperti aplikasi biaya
tetap.

3.6 Pertimbangan-pertimbangan Rancangan


a. Antisipasi terhadap Konsekuensi Logis
Antisipasi terhadap konsekuensi logis merupakan komponen-komponen inti
dalam mendesain pengendalian. Kondisi ini merupakan hal yang penting bagi seorang
manajer keuangan yang terbiasa untuk membuat pertimbangan berdasarkan pada apakah
hasil itu adalah baik atau buruk. Para manajer yang berpengalaman sering kali
mengantisipasi berbagai output yang berkaitan dengan proses pengendalian yang mereka

4
pahami. Suatu pengendalian akan berhubungan dengan hasil atau konsekuensi, baik yang
tepat maupun tidak.

b. Relevansi dengan Teori Agensi


Teori agensi menyangkut persoalan “biaya” dimana suati pendelegasian dengan
asumsi keputusan-keputusan tertentu bersifat tidak jelas atau dipengaruhi secara bersama-
sama agar menjadi tidak nyata. Bentuk yang paling sederhana dari keputusan yang tidak
nyata adalah tindakan karyawan atau agen yang memperhatikan tingkat kinerja dalam
menjalankan tugasnya.
c. Pengelolaan Perubahan
Pengelolaan perubahan adalah sesuatu yang penting dalam menentukan
rancangan-rancangan pengendalian. Para manajer melaksanakan pengendalian untuk
mencapai tujuan-tujuan yang sering kali dihadapkan pada satu atau lebih dilema bisnis.
Dalam jangka panjang, perusahaan akan memelihara lingkungan pengendalian lewat
suatu proses perubahan dan kompensasi. Hal ini terjadi ketika rancangan-rancangan
pengendalian dimodifikasi melalui proses regenerasi internal secara berkelanjutan atau
ketika perubahan disebabkan oleh faktor-faktor eksternal yang berdampak pada
organisasi.

3.7 Pengendalian dalam Era Pemberdayaan


Untuk melindungi perusahaannya, para manajer senior didorong untuk
mendefinisikan ulang bagaimana mereka melaksanakan tugas-tugas mereka dan
bagaimana mereka yakin bahwa bawahan dengan bakat kewirausahaan tidak
membahayakan kelangsungan hidup perusahaan. Salah satu pemecahan dari hal tersebut
adalah kembali ke pengendalian fundamental dimana para manajer melaksanakan
pengendalian secara penuh terhadap pegawainya.
Namun, di kebanyakan organisasi yang beroperasi dalam pasar yang sangat
kompetitif, para manajernya tidak dapat menghabiskan seluruh waktu dan upaya guna
memastikan bahwa semua orang melaksanakan permintaannya. Dalam sistem
pengendalian, terdapat unsur-unsur yang memiliki tujuan yang berbeda bagi manajer
yang berupaya menajamkan kreativitas karyawan. Berikut ini adalah sistem-sistem
pengendalian, yaitu:
a. Sistem Pengendalian Diagnostik
5
Para manajer menggunakan sistem pengendalian ini untuk memonitor tujuan dan
profitabilitas serta memastikan kemajuan ke arah target. Namun, sistem ini tidak
cukup untuk memastikan pengendalian yang efektif. Salah satu tujuan utama system
pengendalian diagnostic adalah bertujuan untuk menghilangkan beban manajer
terhadap pengawasan yang konstan. Sekali tujuan ditetapkan, penghargaan akan
didasarkan pada tujuan tersebut.
b. Sistem Kepercayaan
Perusahaan menggunakan system kepercayaan selama bertahun-tahun dalam
upayanya untuk menegaskan nilai-nilai dan arah yang diinginkan oleh para manajer
yang diterapkan oleh karyawannya.
c. Sistem Batasan
System ini didasarkan pada prinsip manajemen yang sederhana namun mendasar,
yang dapat disebut sebagai kekuatan pemikiran negatif. Memberi tahu karyawan
mengenai apa yang tidak boleh dilakukan memungkinkan inovasi, tetapi dalam
batasan yang jelas. Sistem batasan dan sistem kepercayaan membentuk kesempatan
secara bersama-sama tanpa batas kedalam domain yang terfokus, dimana para
manajer dan karyawan didorong untuk memanfaatkannya secara efektif.
d. Sistem Pengendalian Interaktif
System pengendalian interaktif merupakan system informasi formal yang
digunakan oleh para manajer untuk melibatkan diri secara terus menerus dan secara
personal dalam keputusan bawahan. Suatu sistem pengendalian dapat bersifat
interaktif jika ada perhatian dari seluruh pihak yang terlibat dalam perusahaan.
Keputusan manajer senior untuk menggunakan sistem ini adalah keputusan untuk
menginvestasikan waktu dan perhatian dalam pertemuan tatap muka untuk meninjau
informasi terbaru yang memberikan sinyal yang jelas mengenai hal yang penting
pada organisasi.
e. Penyeimbangan Pemberdayaan dan Pengendalian
Para manajer senior yang mengatur arah dan strategi perusahaan secara
keseluruhan memastikan bahwa mereka memiliki cukup pengendalian atas operasinya
yang luas dengan menggunakan seluruh unsure pengendalian. Untuk
mengkomunikasikan nilai inti, mereka mengandalkan system kepercayaan.

6
DAFTAR RUJUKAN

Arfan Ikhsan & Muhammad Ishak. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta : Salemba Empat.

Suartana, I Wayan. 2010. Akuntansi Keperilakuan Teori dan Implementasi. Yogyakarta : Andi.

http://lutfindahns.blogspot.co.id/2015/04/pengendalian-keuangan.html (Diakses pada tanggal 8


September 2018 pukul 19.03)

http://www.himakaunitri.com/2016/04/pengendalian-keuangan.html (Diakses pada tanggal 8


September 2018 pukul 19.24)

Anda mungkin juga menyukai