Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1.2 Klasifikasi
Dikutip dari buku karangan Yusuf (2015) usia lanjut diklasifikasikan oleh
World Health Organization (WHO) , yaitu sebagai berikut:
1. Usia pertengahan (middle age) : 45–59 tahun
2. Lanjut usia (elderly) : 60–74 tahun
3. Lanjut usia tua (old) : 75–90 tahun
4. Usia sangat tua (very old) : di atas 90 tahun
2.1.3 Teori proses menua
Menurut Yusuf (2015) Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses
penuaan, yaitu sebagai berikut.
1. Teori Biologi
1) Teori genetik dan mutasi
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram
oleh molekul-molekul (DNA) dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi,
sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel-sel kelamin (terjadi penurunan
kemampuan fungsional sel). Teori ini merupakan teori intrinsik yang menjelaskan
bahwa tubuh terdapat jam biologis yang mengatur gen dan menentukan jalannya
penuaan.
2) Teori nongenetik
Teori ini merupakan teori ekstrinsik dan terdiri atas berbagai teori, di
antaranya adalah sebagai berikut:
(1) Teori rantai silang (cross link)
Teori ini menjelaskan bahwa molekul kolagen dan zat kimia mengubah
fungsi jaringan, mengakibatkan jaringan yang kaku pada proses penuaan. Sel yang
tua atau usang menyebabkan ikatan reaksi kimianya menjadi lebih kuat,
khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastisitas,
kekacauan, dan hilangnya fungsi.
2. Teori Sosial
1) Teori interaksi sosial
Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lanjut usia bertindak pada situasi
tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat. Pokok-pokok interaksi
sosial adalah sebagai berikut (Hardywinoto dan Setiabudi, 1999: 43).
(1) Masyarakat terdiri atas aktor-aktor sosial yang berupaya mencapai tujuan masing-
masing.
(2) Dalam upaya tersebut, maka terjadi interaksi sosial yang memerlukan biaya dan
waktu.
(3) Untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai seseorang memerlukan biaya.
(4) Aktor senantiasa berusaha mencari keuntungan dan mencegah terjadinya
kerugian.
(5) Hanya interaksi yang ekonomis saja yang dipertahankan olehnya.
4) Teori kesinambungan
Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan di dalam siklus
kehidupan lanjut usia, sehingga pengalaman hidup seseorang pada suatu saat
merupakan gambarannya kelak pada saat menjadi lanjut usia. Hal ini dapat terlihat
bahwa gaya hidup, perilaku, dan harapan seseorang ternyata tak berubah
walaupun ia menjadi lanjut usia (Hardywinoto dan Setiabudi, 1999: 47).
5) Teori perkembangan
Teori ini menekankan pentingnya mempelajari apa yang telah dialami oleh
lanjut usia pada saat muda hingga dewasa. Menurut Havighurst dan Duval,
terdapat tujuh tugas perkembangan selama hidup yang harus dilaksanakan oleh
lanjut usia yaitu sebagai berikut:
(1) Penyesuaian terhadap penurunan fisik dan psikis.
(2) Penyesuaian terhadap pensiun dan penurunan pendapatan.
(3) Menemukan makna kehidupan.
(4) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.
(5) Menemukan kepuasan dalam hidup berkeluarga.
(6) Penyesuaian diri terhadap kenyataan akan meninggal dunia.
(7) Menerima dirinya sebagai seorang lanjut usia.
3. Teori Psikologis
Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang berespons pada tugas
perkembangannya. Pada dasarnya perkembangan seseorang akan terus berjalan
meskipun orang tersebut telah menua.
1) Teori hierarki kebutuhan dasar manusia Maslow (Maslow’s hierarchy of human
needs)
Dari hierarki Maslow kebutuhan dasar manusia dibagi dalam lima
tingkatan mulai dari yang terendah kebutuhan fisiologi, rasa aman, kasih sayang,
harga diri sampai pada yang paling tinggi yaitu aktualisasi diri. Seseorang akan
memenuhi kebutuhan kebutuhan tersebut. Menurut Maslow, semakin tua usia
individu maka individu akan mulai berusaha mencapai aktualisasi dirinya. Jika
individu telah mencapai aktualisasi diri, maka individu tersebut telah mencapai
kedewasaan dan kematangan dengan semua sifat yang ada di dalamnya, otonomi,
kreatif, independen, dan hubungan interpersonal yang positif.
2) Teori individualisme Jung (Jung’s theory of individualism)
Menurut Carl Jung, sifat dasar manusia terbagi menjadi dua yaitu
ekstrovert dan introvert. Individu yang telah mencapai lanjut usia cenderung
introvert. Dia lebih suka menyendiri seperti bernostalgia tentang masa lalunya.
Menua yang sukses adalah jika dia bisa menyeimbangkan antara sisi introvert dan
ekstrovertnya, tetapi lebih condong ke arah introvert. Dia senang dengan dirinya
sendiri, serta melihat orang dan bergantung pada mereka.
3) Teori delapan tingkat perkembangan Erikson (Erikson’s eigth stages of life)
Menurut Erikson, tugas perkembangan terakhir yang harus dicapai
individu adalah integritas ego vs menghilang (ego integrity vs disappear). Jika
individu tersebut sukses mencapai tugas perkembangan ini, maka dia akan
berkembang menjadi individu yang arif dan bijaksana. Namun jika individu
tersebut gagal mencapai tahap ini, maka dia akan hidup penuh dengan
keputusasaan.
4) Optimalisasi selektif dengan kompensasi (selective optimisation with
compensation)
Menurut teori ini, kompensasi penurunan tubuh ada tiga elemen yaitu
sebagai berikut.
(1) Seleksi
Adanya penurunan dari fungsi tubuh karena proses penuaan maka mau
tidak mau harus ada peningkatan pembatasan terhadap aktivitas sehari-hari.
(2) Optimalisasi
Lanjut usia tetap mengoptimalkan kemampuan yang masih dimilikinya
untuk meningkatkan kehidupannya.
(3) Kompensasi
Berbagai aktivitas yang sudah tidak dapat dijalankan karena proses
penuaan diganti dengan aktivitas lain yang mungkin bisa dilakukan dan
bermanfaat bagi lanjut usia.
4.1.1 Komplikasi
• Fraktur pangkal paha, pergelangan tangan, kolumna vertebralis, dan
panggul.
• Hospitalisasi, penempatan di nursing home, dan penurunan kemampuan
untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari dapat terjadi etelah fraktur
osteoporosis.
4.1.2 Penatalaksanaan
5 Diet
6 Memberikan kalsium dosis tinggi
7 Pemberian vitamin D dosis tinggi
8 Pemasangan penyangga tulang belakang(spinal brace) untuk mengurangi nyeri
punggung
9 Pencegahan dengan menghindari faktor risiko ostoporosis (misal rokok,
mengurangi konsumsi alkohol, berhati-hati dalam aktivitas fisik)
10 Penanganan terhadap deformitas serta fraktur yang terjad
BAB 3
ASKEP GERONTIK DENGAN OSTEOPOROSIS
I. Pengkajian
A. Data Biografi
Nama :
Jenis kelamin : Biasanya terjadi pada perempuan
Gol Darah :
Tempat & Tanggal Lahir :
Pendidikan terakhir :
Agama :
Status perkawinan :
Tinggi badan/Berat badan :
Penampilan : Biasanya sering memegangi punggung
Alamat :
Orang yang mudah dihubungi :
Alamat & Telp :
B. Riwayat Keluarga
Genogram
C. Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan saat ini :
Alamat pekerjaan :
Berapa jarak dari rumah :
Alamat transportasi :
Pekerjaan sebelumnya :
Berapa jarak dari rumah :
Alat transportasi :
Sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan :
D. Riwayat Lingkungan hidup
Type Tempat tinggal :
Kamar :
Kondisi tempat tinggal :
Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah :
Derajat privasi :
Tetangga terdekat :
Alamat dan telepon :
E. Riwayat rekreasi
Hobi/minat :
Keanggotaan dalam organisasi :
Liburan/perjalanan :
F. Sistem Pendukung
Perawat/Bidan/Dokter/Fisoterapi :
Jarak dari rumah : Jaraknya Km
Klinik : Jaraknya Km
Pelayanan kesehatan di rumah :
Makanan :
Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga :
Lain-lain :
G. Deskripsi kekhususan
Kebiasaan ritual :
Yang lainnya :
H. Status kesehatan
J. Tinjauan system
Keadaan Umum : Biasanya menahan nyeri
Tingkat kesadaran
GCS : Composmentis (GCS:15)
Tanda-tanda vital : TD: Meningkat >130/100
(Normalnya: 120/90 – 130/100 mmHg), RR: Meningkat (16-24 x/menit), N:
Meningkat (60-100 x/menit), S: Meningkat (36,5-37,5 0C)
1. Kepala : Ukuran kranium
2. Mata-telinga-hidung :
a. Penglihatan : Sedikit kabur
b. Pendengaran : Kurang baik
c. Hidung, pembau : Kurang baik
3. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
4. Dada dan punggung :
a. Paru-paru :
b. Jantung, TTV :
5. Abdomen dan pinggang :
a. System pencernaan :
b. System genetaurinariue :
6. Ekstrimitas atas dan bawah :
7. Sistem immune :
8. Genetalia :
9. Reproduksi :
10. Persyarafan :
11. Pengecapan :
K. Kulit :
1. Short portable mental status questionnaire (SPMSQ) :
2. Mini-Mental state exam (MMSE) :
3. Inventaris depresi Beck :
4. APGAR keluarga :
L. Data penunjang
1. Laboratorium :
2. Radiologi :
3. EKG :
4. USG :
5. CT-Scan :
6. Obat-obatan :
INDEKS KATZ
(Indeks Kemandirian Pada Aktivitas Sehari-Sehari )
Nama klien : Tanggal ……….
Jenis kelamin :L/P Umur :….Tahun TB/BB :…Cm/…..kg
Agama : Suku :…………..Gol Darah…….
Tahun pendidikan :…….. SD…..SLTP……SLTA…..PT
Alamat :
Skore Kriteria
A Kemandirian dalam hal Makan,kontinen,berpindah ke kamar
kecil,berpakaian dan mandi.
B Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,kecuali
satu dari fungsi tersebut
C Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,kecuali
mandi dan satu fungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,kecuali
mandi berpakaian dan satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,kecuali
mandi berpakaian kekamar kecil dan satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,kecuali
mandi berpakaian kekamar kecil, berpindah dan satu fungsi
tambahan
G Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut
Lain-lain Tergantung pada sedikitnya dua fungsi tetapi tidak dapat
diklasifikasikan C,D,E,Atau F.
Orientasi
5 (Tahun) (Musim) (Tanggal) (Hari) (Bulan apa
sekarang)
5 Dimana kita: (negara bagian) (wilayah) (kota) (rumah
sakit) (lantai)
Registrasi
3 Nama tiga obyek : 1 detik untuk mengatakan masing
masing kemmudian tanyakan klien ketiga obyek
setelah anda telah mengatakanya. Berikan satu poin
untuk jawaban yang benar. Kemudian ulangi sampai
ia mempelajari ketiganya. Jumlah percobaan dan catat
Perhatian
Dan kalkulasi
5 Seri 7`s 1 poin untuk setiap kebenaran
Berhenti setelah 5 jawaban.bergantian eja”kata”ke
belakang
Mengingat
3 Minta untuk mengulang salah satu ketiga obyek di
atas berikan untuk satu poin untuk jawaban yang
benar
Bahasa
9 Nama pensil dan melihat ( 2 poin)
Mengulang hal berikut :”tak ada jika, dan,atau
tetapi”(1 poin)
Nilai total
Kaji Tingkat Kesadaran Sepanjang Kontinum
No Uraian
I. Kesedihan
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia dimana saya tidak dapat menghadapinya
2 Saya galau / sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih atau galau
0 Saya tidak mearasa sedih
II. Pesimisme
3 Saya merasa bahawa masa depan adalah sia-sia
2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa unutk memandang kedepan
1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan.
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
III. III. Rasa Kegagalan
3 Saya merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan belakang, semua yang dapat saya lihat hanya
kegagalan
1 Saya merasa gagal melebihi orang pada umumnya
0 Saya tidak merasa gagal
IV. IV. Ketidak puasan
3 Saya tidak puas dengan segala
2 Saya tidak lagi mendapat kepuasaan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas
V. V. Rasa Bersalah
3 Saya merasa seolah-olah sangat buruk atau tak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk / tak berharga sebagai dari waktu yang baik
0 Saya tidak merasa benar-benar bersalah
VI. Tidak menyakai diri sendiri
3 Saya benci diri sendiri
2 Saya muak dengan diri sya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tida merasa kecewa dengan diri saya sendiri
VII. Membahayakan diri sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri sendiri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran pikiran mengenai membahayakan diri
sendiri
VIII. Menarik diri dari social
3 Saya telah kehilangan minat saya pada orang lain dan tidak peduli pada
mereka semuanya
2 Saya telah kehilangan minat saya pada orang lain dan mempunyai sedikit
perasaan pada mereka
1 Saya berusaha mengambil keputusan.
0 Saya tidak kehilangan minat pad orang lain
IX. Keragu-raguan
3 Saya tidak bias membuat keputusan
2 Saya mempunyai banyak kesulitan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
X. Perubahan gambaran diri
3 Saya marasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan perubahan yang permanen dalam
penampilan yang saya tak menarik
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tak menarik
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumnya
XI. Kesulitan kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan
sesuatu
1 Saya memerlukan upaya tambahan untuk mulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira kira baik sebelumnya
XII. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah dari biasanya
XIII. M.Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya.
Penilaian
0-4 Depresi tidak ada atau minimal
5-7 Depresi ringan
8-15 Depresi sedang
16+ Depresi berat
APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA
Suatu Alat Skrining Singlkat Yang Dapat Digunakan Untuk Mengkaji
Fungsi Sosial Lansia
II ANALISA DATA
IV PROSES KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN IMPLEMNTASI EVALUASI
TUJUAN/KR INTERVENSI RASIONAL
ETERIA
HASIL
1 Nyeri b.d Setelah 1. Lakukan1. Mengetahui1. Mengkaji S : Klien
agen seberapa skala nyeri mengatak
dilakukan pengkajian
cedera dalam 2. Menyuruh an nyeri
biologis tindakan nyeri secara intesitas klien untuk berkurang
nyeri yang beristirahat setelah
keperawatan komprehensif
dirasakan 3. Mengajarkan senam
selama 2.
1 Tingkatkan2. Istirahat klien dan lansia
dapat keluarga O : Klien
minggu 1 kali istirahat
mengurangi untuk tidak
Diharapkan 3. Kontrol intensitas menciptakan memegan
nyeri lingkungan g
nyeri lingkungan
3. Agar yang nyaman punggung
berkurang yang dapat intesitas 4. Mengajarkan , wajah
nyeri dapat tehnik tampak
Dengan KH: mempengaruh
berkurang relaksasi, ceria
1. Mengontrol i nyeri seperti4. mis., senam A:
Meningkatk lansia Masalah
nyeri suhu ruangan,
an klien 5. Memberikan beum
(mengetahui pencahayaan, tetap rileks obat teratasi
5. Untuk P:
penyebab dan
mengurangi Intervensi
nyeri, kebisingan nyeri dilanjutka
n senam
mengetahui 4. Ajarkan
cara tentang teknik
mengurangi non
nyeri) farmakologi
2. Rasa nyaman (Senam
tidak Osteoporosis)
terganggu 5. Kolaborasi
dengan dokter
Mengontrol
pemberian
gejala nyer
analgetik
2 Hambatan Setelah 1. Kaji 1. Mengetahui1. Mengajarkan S : Klien
mobilitas klien untuk mengatak
dilakukan mobilit tingkat
fisik b.d posisi an sudah
osteoporosi asuhan as kemampuan menunduk bisa
s yang benar melakuka
keperawatan yang mobilitas
2. Mengajarkan n kegiatan
dalam waktu ada dan klien senam aktivitas
tentang sehari-
2x24 jam klien dan indicator
osteoporosis hari
mampu observ atas 3. Membantu O : Klien
klien mandi terliht
melakukan asi kerusakan
dengan air sudah
aktivitas fisik terhad mobilitas. hangat mampu
4. Mengajarkan berjalan
seesuai dengan ap 2. Program
klien berjalan pelan-
kemampuanny pening latihan dengan ahli pelan
terapi tanpa
a. katan meningkatk
bantuan
kerusa an kekuatan A:
1. Kriteria Masalah
kan. otot berguna
teratasi
Hasil
2. Lakuk dalam sebagian
Klien P:
an memperbaik
Intervensi
menget
progra i kerusakan dilanjutka
ahui n senam
m fisik,
penyeb
latihan Latihan
ab
menin ROM
terjadin
gkatka mengembali
ya
n kan fungsi
mobilit
kekuat otot yang
as fisik
an lemah dan
yang
otot,B kaku.
dialami
antu
nya.
klien 3. Mandi
2. Klien
melak hangat dan
menget
ukan masase
ahui
latihan memperbaik
cara
ROM i sirkulasi
mempe
perawa darah yang
rbaiki tan diri mempengar
mobilit sesuai uhi
as fisik toleran kekuatan
yang si. otot. Health
telah 3. Anjurk education
diajark an memberikan
an mandi informasi
perawa hangat pada klien.
t. dan 4. Ahli fisio
3. Klien masase terapi dapat
dapat otot membantu
ikut dan dalam
serta berika pelatihan
dalam n fsik untuk
progra health mengembali
m educati kan fungsi
latihan. on otot.
pada
4. Tidak terjadi
klien.
kontraktur
sendi. 4. Kolaborasi
dengan ahli
5. bertambahnya
fisio terapi
kekuatan otot
dan
6. klien
menunjukkan
tidakan untuk
meningkatkan
mobilitas.
VI CATATAN PERKEMBANGAN
NO HARI/TGL/JAM DX PERKEMBANGAN TTD