Heme ant4be TGRATSTRESDAN BALI SOE ADA MASA PEXSN
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DAN HEALTH ANXIETY
PADA MASA PENSIUN
Elizabeth Benita
‘Venie Viktoria Rondang Mautina
Universitas Katolik Indonesia Atmna Jaya, Jakarta
venle_ y@yahoo.com
ABSTRACT
Retirement indicates changes of someone lives fiom having a job to becoming unemployed.
The changes due to retirement can make retirees feel threatened to lose everything, soit can be
stressful. High levels of stress can make retirees fecl fatigue and ached and cause heart
palpitations and emotional disturbances such a feeling lonely and seared, so they try 10 do
Activities to maintain and improve their health such as doing excrcise, taking vitamins, and
performing routine checks . This may indicate health anxiety.
Population characteristics taken for this study wore retires with # maxiaium length of $
‘years of retirement, The total sample was composed of 110 retires in Jakarta. The results showed
‘2 significant relationship between the level of stress with health anxiety in retirement.
Relationship is positive, which means that the higher the siress level, the higher the level of
Ihoalth ansiety
Key words: retirement, sitess, health anxiety
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara Keempat teresa alr hal jumfah pena seth Chin, Ida, dan
[Amerka (Tahun 20107 2010), Ment Deta Sat ndotesi tahun 2010 kurang lebih 0%
end brad pa sie produit (15-43 ta, Paa in rebut, sescorans dapat daikon
Eat tekega balk sega pele infonl mapa Toma, sepripekeya para,
Karyavion, guru dan winusaevan, salem (Nusa, 2006). Dengan destin ipertrakan
Sater un pondudak Indoreia yang away era pada is prod akan Benda ke
KGionpok sia nonprodukil (5-70 tahun), Senne dngan estan. Waki, oranzorang
Sengonjunla besa ty akan berger mes sn ang kak trian bal Sema orang
Sane eri perianal mess pein,
Peosiun jugs dapat berupa sulaela say kevin yang, teed lebih aval Bobrapa
reer menjlan, pon sea skal scbelu tbe masa pens ai Rg mereka a ta
se dncbation mactah Kesehatan too kezgioan tak menghbiskan sia bidupya
engonmsskuan hel yang eb bet apna peereann (Sash, 2006) Sela ta, bagi
see poi iekukon Sure trp sl wan, Korene orgies tempi mcteba
Sekeda menctakan baton asia nuk pensivntanpa mempertinbunshen pak aryvanya
38 Lesa LIT 8 PENGARDLA READ ASTARARAT- CL ATMA
|
|
|
senang atau tidak. Hal terscbut menyebabkan masa pensiun moajadi mass yang sulit dihadapi,
‘erutama bagi orang-orang yang hekerja purnawaktu (Solteni & Rouhani, 2002).
‘Masa pensiun adalah masa baru dalam kebidupan seseorang, yeng di dalamnys texdapat
aspek kesshatan fisik, mental, ekonomi, dan sosial yang berbexla, Masa tersebut juga merupekan
‘mass perubahan dasar dalam status, aktivias, peran Kehidupan sescorang. Sulistyorini (2000)
‘mengatakan bahwa masa pensiun adalzh masa yang diawali oleh perstiwa ketika sescorang bars
berhenti dari aktivitas bekerja sccara formal yang disebabkan oleh bertambahnya usia. Cori
(alam Hadiwaluyo, 2010) juga mengatakan bahwa pensiun adalah proses pemisahan seseorang
ari pekerjaannya, Akibainy, skantimbal perubahan dalam sktivitas seseorang
Perubshan yang terjadi pada masa pensiun dapat menjadi perubshan yang berdanpak
Positif. Soltani dan Rouhani (2002) menyatakan bahwa ketika pensiun, peasiunsn akan memiliki
‘hak waktu bebas yang lebih sehingga dapat membuat hidupnya lebih berarti. Mereka juga depet
‘meraih mimpi yang belum tereslsssikan, seperti melakukan hobi, Selain ity, dengan waka yang
lebih twang karena tidak bekerja, mercks dapat menghabiskan wakto lebih banyak dengan
Keluarga dan juga dapat mengatasi masatah-masalah yang terjadi pada keluarga, di sanping
berolahraga untuk meningkatkan Kelemahan fisik. Orang-ormng yang memiliki pekerjaan sulit
ddan tidak menyenangkan akan lebili merasakan dampak posit Ketika pensiun. Mereka akan
hhidup lebih nyaman dan jugs dapat mencari pekerjaan baru, sehingga tetap dapat bekeria
(Yarmohammadian & Vazdkhast, 2010).
Solain berdampak positif, perubehan pada masa pensiun juga berdampak negatiftertadap
hidup seseorang. Butters (dalam Hadiwaluyo, 2010) meayatakan babwa darpale negatit dati
pensiunan dapat terjadi 13-18 bulan setelah masa pensiun. Kepwasan hidup hanya akan diraakan
peda masa enam bulan setelah pension, Setelah itu akan mengalami penuranan drasts,
Dampak negetif dari perubeban tersebut dapat terjadi ketika dua fungsi pekerjaan, ya
‘obvious function yang berkaitan dengan pondapatan dan latent function yang betkaitan dengan
kebutuhan psikologis, seperti dapat berhubungen sosisl, mencari identitas, dan menemukan,
‘ujuan bersama dengan orang lain, hilang Karena hilangnya pekerjaan akibat masa. pensiun,
Jahoda (1982) derpendapat bahwa Kehilangan obvious function akan menyebabkan mereka
‘mengalami penurunan pendapatan ekonomi sehingea biaya untuk pemenuhan kebutahan hidup
scbari-hari juga akan terasa lebih besar, karena pemasukan yang. didapat berkureng. Acapan
Keehilangan fantent finetion akan menyebabkan mereks kehilangan aktivitas atau rutinilas yang.
biasanya mereke lakukan schingga hidup akan terasa monoton daa statis, Mereka juga akean
keehilangan kekuasaan, rlasisosial, dan peran sosialnya di tempat bekerja. Hilangnya fungsilaten
dapat menyebsbkan keschatan mental pensiunan terganggu, ditambah dengan penurunan fis
yang terjadi pada kebanyakan orang pada masa pensivn. Soltani dan Rouhsni (2002) juga
mengungkapkan bahwa masa pensiun dapat mombuat seseorang. mengalami krisis emosi dan
stces mental akibat perubahan yang trjadi Karena hilangnya pekerjaan tersebut
Adanya perubshan negatif yang muncul akibat pensiun dapat membuat pensiunan merasa
‘erancam kehilangan segalanys, sehingga menimbulkan sires bagi seseorang yang mengslami
‘masa tersebut. Taylor (1991) mengungkapkan bahwa stros adalah susiu proses dalam diri
‘manusia dalam menghadapi keadaan yang dinilsi membshayakan, mengancam, sfau mons sng
‘Bacharach (2005) juga mengungkapkan bahwa masa pensiun mesupakan masa sites tingkat tines
(highty stressful event) yang disebabkan oleh tereiplanya jarak dengan reken ker dan kehilsagan
status sosial. Masa penssiun jugs sering digambarkan sebagai masa yang penih pendertaan,
mc re mi Poncaanue KENDA MastaRAcATte ATMEL 39HUBU NGA Aa TORT STRES DT HEALTHAIETY BDU AS PENSION
traumatis, dan menckan, khususnya bagi orang-orang yang tidak memiliki persispan matang
(Foner & Schivab dalam Perimuter & Hall, 1985).
‘Beberapa penelitian juga menempatkan masa pension sebagai hal yang dapat menysbablan
munculnya stes, Holmes dan Raho (1967) mengembangkan SRRS (Social Readjustment Raring
Scale) daa mencatat bahwa pensiun menduduki urutan kesepuluh dari empat pula tiga jenis
stressful life events yang ditemukan. Sementara itu, menurut Shapiro (dalam Atwater, 1983)
ppensiun terdapat dalam urutan kesembilan dari empat puluh kejadian yang menimbulkan sites.
Dalam penclitian yang dilakukan oleh Hamidah (2004) terhadap tiga pulub pensiunan (dati
instansi swasta atau pemerintah) berusia 52--56 tahun di Surabaya terdapat 46,6% peserta yang
rmengslami sires dengan Kategori tinggi. Kendisi tersebut juga dapat muncul ketika seseorang
tidak maropu menerima kondisi pensiun dengan baik schingga muncul gangguan psikologis dan
ental yang tidak seha, seperti sites (Siregar, 2010).
Sebenamya, stres merupakan respon alami yang biasa dialami seseorang ketika dirinya
sedang mengslami perubahan dan situasi yang mengancam. Kadang kala stres merupakan reaksi
posiif yang dialami seseorang untuk menyelamatkan diri dari Keadaan yang, darurat (dalam
Girdano, Dusek, & Everly, 2005). Dengan demikian, merupakan hal yang, wajarjika sescorang
rmengalamni stres pada masa pensiun mengingst masa itu terdapat banyak perubahsan yang tejadi.
‘Akan tetapi,apabila orang lerscbut mengalami stres berkepanjangan dan tidak dapat mengatast
perubahan lerscbut dengan bail, stres akan berdampek negatif bagi kelangsungan hidupnya
Sehingga dapat maneul respon-respon terhadap stres.
‘Taylor (1991) mengungkepkan bahwa respon seseorang terbadap stres dapat meliputi
respon fisiologis, Kognitit, dan emosi. Sires dapat mseuyebabkan berubahuya. proses fisiologis
dalam diri seseorang, misalnya mengubsh sisiem endokrin dan sistem kekebalan tubuh, Respon
‘eshadap stres ini juga dapat berupa meningkamnys tekanan darah, pemafason, dan deny jantung,
seria munculnya gangeuan pencernaan, menurunnya kekebalan tubuh, timbulnya rasa nyeri,sacit
Kepala, dan sebagainya. House (dalam Whithourne, 2005) mengungkapkan bahwa masa pensiun
sebaga’ masa sttes tingkst tinggi dapat mengakibatkan Kesehatan yang buruk dan dapat
‘meningkatksn risiko Kematian, Perubahan dari bekerja menjadi tidak bekeria binsenys dapat
menyebabkan seseorang menjadi tidak heraktivitas dan tidak memiliki semangat untuk
herkegiatan, hicup menjadi monoton, tidak ada pergerakan fisik yang dilakukan, sehingsa text
‘penurunan Kondisifsik yang dapat memunculkan masalah Kesehatan
Kimmel (1990) juga mengungkapkan bahwa pada masa pensiun faktor penting yang harus
iperhatikan adalah faktor fsiologis, Secara fisiologis, keschafan orang juga dapat tergangeu
akibat pensiun yang dialaminya, Terganggunys keschatan fisik juga muncul karena orang yang
pensinn tak kunjung mendsparkan pekerjaan sampingan dan karona tidak lagi memiliki sesuatw
‘yang dapat dikerjakan. Liem dan Liem (dalam Hadiwaluyo, 2010) juga mengataken bahwa
pensiun dapat menyebabkan masalsh penyakit, trucama gastrointestinal, gangeuan saraf, den
krematian yang lebih eepa, yang disebut dengan retirement syndrome. Retirement symdrame dapat
‘menyebabkan ennggungan fsiologis yang berisiko kematian yang lebih eepat (premature death).
Sclain dapat memengaruhi fisiologis seseorang, sires pada mesa pensiun juga dapat
‘memengaruikogmniif seseorang. Taylor (1991) mengungkapkan bahwa stes dapat menjadikan
seseorang tidak mampw berkonsentrasi dan mmuncul pikian mengencam sccara terus-menerus,
Seseorang dapat berpikir bahwa cirinya sudah tidak beryuna atau tidak produktif lagi karcas
kehilangan pekerjaan dan rekan kerjanya. Akibalnya, dapat timbul respon emosi, seperti marah,
40 eMac eee. PENGARDY REPDL MASEL UN ATL
|
Sensitf; malu, cemas terhadap Kelangsungan hidupaye, merasa sendirian, takutsakit, dan tidak
bisa membiayai pengobatsmnya (Eliana, 2003). Hal itu juga akan memengaruhi tingkel laku
ppensiunan di lingkungan sekitarnya,
Oleh Karena itu, kebanyakan orang ingin tetap bekerja atau beraktivtes untuk mengurangi
respon yang dapat muncul akibatstres yang ditimbulkan pada masa pensiun, selah satunya untuk
‘mengurangi respoo fisiologis. Penelitian yang dilakukan olch Yarmokammadian den Yardkhasti
(2010) techadap 150 pensiunan usia 48-72 tahun di Iran mengungkapkan baliwa pensiunan yang,
‘engnnggur aiau tidak bekerja memiliki tingkat keschatan yang lebib rendah seeara sign fikan
«tabel, Hal its membuktikan bahwa tingkat ses
pada masa pensiun berhubungan secarasignifikan dengan health ansiety. Arvinya, jika stes pada
‘masa pensiun meningkat, health anvity juga akan meningkat, Sebalilmya, jika sires pada mesa
Densiun menurun, eal anxiety juga akan menurun
Selain itu, untuk menginterpretasikan skor tingkat stres mass pensiun dan health arsety
ddongan lebih spesifik dan akurat, dilakukan siandardized score dengan mengubeh raw score
‘menjadi z-score, kemudian dari z-score ersebut dibagi tingkat stres ke dalam tiga kategori, ya
rendah, sedang, dan tinggi.
{suaaou PeNBtITAN DUK PacABDIANKRPUDAASARUKAY-t AAJA 4%