Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PERJALANAN KERETA REL LISTRIK

PADA LINTAS MANGGARAI – BOGOR


Afrio Alfisyahrin1 Jamaludin2 Rachmat Sadili3
(1,2,3)
Manajemen Trasnportasi Perkeretaapian, Akademi Perkeretaapian Indonesia Madiun
Jalan Tirta Raya I Nambangan Lor, Manguharjo, Madiun, Jawa Timur 63129
E-mail : rioalfisyahrin@gmail.com,jamaludin@api.ac.id, rachmat@api.ac.id

Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penyebab penumpukan penumpang di
stasiun pada lintas stasiun Manggarai – Bogor. Pada lintas stasiun Manggarai – Bogor sudah
sangat dikenal akan kepadatan penumpang yang sangat tinggi menggunakan transportasi umum
kereta rel listrik, oleh karena itu perusahaan harus selalu memantau perkembangan yang terjadi di
lapangan agar kenyamanan dan kepuasan pelanggan yang menggunakan kereta rel listrik selalu
terjaga. Untuk mengatasi penumpukan penumpang di stasiun tindakan yang harus dilakukan yaitu
menganalisa Headway, kapasitas lintas, jumlah perjalanan pada saat ini. Data yang di kumpulkan
yaitu berupa data jumlah penumpang terbaru, data jumlah perjalanan terbaru, data stamformasi
kereta rel listrik terbaru. Selain itu, dalam menganalisis data perlu dilakukan penghitungan jumlah
rata – rata penumpang perhari bertujuan untuk mengetahui seberapa besar volume penumpang
yang akan menggunakan kereta rel listrik dan menghitung kapasitas muat penumpang perhari pada
lintas Manggarai – Bogor apakah masih dapat mengangkut seluruh penumpang. Setelah dianalisa
hasilnya menunjukan bahwa kapasitas angkut kereta rel listrik saat ini hanya dapat menampung
penumpang sebanyak 455.904 penumpang, sedangkan volume penumpang perhari mencapai
460.448 penumpang, ditemukan selisih sebanyak 4.544 penumpang.
Pada saat ini total perjalanan kereta rel listrik pada lintas Manggarai - Bogor sebanyak 321
Ka/hari dengan kapasitas lintas maksimal sebanyak 403 KA/hari. Untuk mengatasi permasalahan
penumpukan penumpang di stasiun dengan cara menambahkan 2 perjalanan kereta rel listrik
stamformasi 12 pada lintas Manggarai – Bogor melihat dari kapasitas lintas maksimal pada lintas
Manggarai – Bogor yaitu 403 KA/hari masih sanggup jika dilakukan penambahan perjalanan. Pada
lintas Manggarai – Bogor masih menggunakan stamformasi 8, stamformasi 10 , stamformasi 12,
jika mengikuti pertumbuhan pengguna kereta rel listrik saat ini untuk stamformasi 8 dan
stamformasi 10 sudah tidak dapat mengatasi jumlah penumpang yang sangat tinggi sehingga
terjadi pengangkutan penumpang melebihi dari standar kenyamanan pengguna kereta rel listrik.
Oleh karena itu disarankan untuk merubah stamformasi yang beroperasi pada lintas Manggarai –
Bogor menggunakan stamformasi 12 seluruhnya agar dapat mengatasi permasalahan penumpukan
penumpang di stasiun.

Kata Kunci : Analisis perjalanan kereta rel listrik pada lintas Manggarai – Bogor
Pendahuluan
DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi menumpuk di stasiun dikarenakan tingginya minat
yang memiliki kepadatan penduduk yang sangat masyarakat menggunakan moda transportasi umum
besar, dampak dari populasi penduduk yang sangat kereta rel listrik namun Jumlah kapasitas angkut dan
besar menyebabkan tingginya kebutuhan perjalanan kereta rel listrik belum maksimal
transportasi masyarakat setiap harinya. Jika dilihat terutama pada saat peakhour dan belum ada
dari kapasitas jalan raya yang memiliki batas penambahan perjalanan yang bertujuan untuk
maksimum penggunaan, jadi pemerintah harus memperkecil tingkat penumpukan penumpang di
segera memikirkan pengurangan penggunaan stasiun. Untuk mengatasi penumpukan penumpang
kendaraan pribadi dan beralih ke transpotasi umum di stasiun jika dilihat dari Jumlah perjalanan saat ini
seperti salah satunya menggunakan kereta api lokal yaitu sebanyak 321 KA/hari dan pada lintas
yang dapat menampung dalam jumlah besar. Kereta Manggarai – Bogor saat ini memiliki kapasitas lintas
api merupakan salah satu moda transportasi darat maksimal sebanyak 403 KA/hari yang masih bisa
yang memiliki karakteristik khusus, dimana kereta dilakukan penambahan perjalanan.
api hanya bisa berjalan pada jalurnya saja yaitu
Track atau jalan rel. Kereta api bergerak Tinjauan Pustaka
menggunakan tenaga gerak sendiri atau pun dapat 1. Headway
dirangkaikan dengan sarana penggerak lainnya. Headway adalah interval atau selang waktu
Kereta api yang bergerak dengan tenaga gerak antara saat dimana bagian depan kereta api melalui
sendiri seperti Kereta Rel Diesel (KRD) dan Kereta suatu titik (umumnya stasiun) sampai dengan saat
Rel Listrik (KRL). Jakarta memiliki sarana bagian kereta api berikutnya melalui titik yang sama
transportasi umum yang cukup memadai untuk antara dua stasiun dan dengan satuan menit/kereta.
digunakan oleh masyarakat umum dalam jumlah Interval waktu ini terdiri dari waktu perjalanan suatu
besar yaitu KRL milik dari perusahan PT. Kereta kereta api dari suatu stasiun ke stasiun
Commuter Indonesia ( Persero ). KRL memiliki berikutnya/sebelahnya ditambah dengan waktu
beberapa rute perjalan yaitu Bogor – Jakarta Kota - pelayanan blok dan sunyal antara dua stasiun
Bogor, Duri – Tangerang – Duri , Tanah Abang – berdekatan, satuanya menit/kereta. Untuk kereta api
Rangkas Bitung - Tanah Abang, Cikarang – Jakarta yang berlawanan arah adalah selang waktu
Kota – Cikarang, Jatinegara – Bogor - Jatinegara, minimum antara kereta api berangkat dari stasiun A
Jakarta Kota – Tanjung Priok – Jakarta Kota. dan kereta api berikutnya berangkat dari stasiun B (
Dengan melihat jumlah rute yang sangat banyak bersilang ), karena di jalur tunggal pasti ada
masyarakat bisa menuju ke tempat yang di inginkan persilangan antara dua kereta api yang berlawanan
dengan mudah dan cepat. Selain itu rute perjalanan arah, dengan catatan waktu perjalanan dalam satu
KRL di buat sesuai dengan tingginya minat lintas lebih besar dari pada Headway di lintas
masyarakat menggunakan KRL di lintas tersebut. tersebut. Dalam perhitungan Headway, jenis jalur
Untuk menunjang ketepatan waktu harus di yang di gunakan dan juga jenis persinyalan
perhitungan Headway dan kapasitas lintas yang ada sangatlam berpengaruh. Dari perbedaan jalur
disetiap lintas tersebut, karena masih terdapat tunggal dan ganda ataupun juga perbedaan system
beberapa stasiun jika pada saat jam berangkat atau persinyalan yang di gunakan. Baik itu dari sistem
pulang kerja sering terjadi penumpukan penumpang persinyalan mekanik ataupun otomatis.
yang disebabkan oleh tidak efisiennya stamformasi 2. Kapasitas Lintas
yang ada dengan jumlah penumpang. Pada lintas
yang sering terjadi penumpukan penumpang Kapasitas lintas merupakan kapasitas atau
sebaiknya dilakukan analisa terhadap jumlah kemampuan suatu lintas jalan kereta api untuk
Headway, kapasitas lintas dan stamformasi apakah menampung operasi perjalanan kereta api dalam
sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat guna periode atau kurun waktu tertentu, bisa 1 jam (60
mengatasi penumpukan penumpang di stasiun pada menit) atau umumnya 24 jam (1440 menit) yang
saat jam berangkat atau pulang kerja. Jika dapat dilaksanakan di lintas yang bersangkutan
kenyamanan dan ketepatan waktu terpenuhi maka dengan stasiun kereta api per jam (KA/JAM) atau
minat masyarakat untuk menggunakan moda per hari (KA/hari). Kapasitas lintas diperlukan untuk
transportasi umum lebih tinggi di bandingkan melihat kemampuan lintas atau prasarana dalam
dengan menggunakan kendaraan pribadi yang selalu pengoperasian perjalanan kereta api, mengetahui
menimbulkan kemacetan di jalan raya. tingkat kejenuhan perjalanan kereta api (Perka)
Permasalahan yang timbul dari penumpukan dalam satu lintas sebagai bahan evaluasi dan untuk
penumpang di stasiun pada lintas Manggarai – menghitung frekuensi kereta api. Faktor-faktor yang
Bogor adalah banyaknya penumpang KRL
berpengaruh pada perhitungan kapasitas lintas yaitu Pengumpulan Data
: Data primer didapatkan dari hasil penghitungan data
a. Puncak kecepatan kereta api yang beroperasi di skunder, berikut data – data primer yang di butuhkan
lintas; a. Jumlah Kapasitas lintas Manggarai – Bogor;
b. Sistem persinyalan (jenis hubungan blok) yang b. Headway perjalanan KRL lintas Manggarai –
digunakan di stasiun-stasiun di lintas Manggarai – Bogor;
Bogor; c. Jumlah daya tampung stamformasi sarana pada
lintas Manggarai – Bogor.
c. Sistem jalur (jalur ganda atau jalur tunggal) di
lintas; Data sekunder adalah data eksisting yang bisa
digunakan sebagai bahan tambahan data dalam
d. Waktu tempuh terpanjang petak jalan dalam lintas. penelitian. Data - data sekunder ini bisa didapatkan
dari bagian unit operasi sarana KRL. Data - data
METODE KAJIAN sekunder yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
a. Data jarak antar stasiun di gapeka ( KM );
Alur Pikir
b. O.18 ;
c. Data jumlah penumpang KRL;
Penelitian yang baik adalah Hasil penelitian d. Data jumlah perjalanan KRL;
yang memiliki data Primer dan Sekunder e. Data Jumlah stamformasi KRL pada lintas
yang sesuai dengan keadaan di tempat Manggarai – Bogor.
penelitian sehingga hasil yang dicapai
maksimal sesuai dengan tujuan awal Analisis Data
Data-data yang telah dikumpulkan harus
penelitian. Dalam pelasanaan penelitian ini, diolah untuk memperoleh hasil, kesimpulan dan
proses kerangka penelitiannya adalah rekomendasi. Proses pengolahan data tersebut
sebagai berikut. melalui proses analisa. Analisa yang dilakukan
terkait penelitian guna penyusunan kertas kerja
wajib ini menggunakan teknik analisis kuantitatif.
Analisis kuantitatif merupakan salah satu jenis
penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis,
terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal
hingga pembuatan desain penelitiannya. Definisi
lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang banyak menuntut penggunaan
angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
terhadap data tersebut, serta penampilan dari
hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan
penelitian akan lebih baik bila disertai dengan
gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya. Analisis
kuantitatif ini menggunakan analisis statistik. Jenis
analisis statistik yang digunakan adalah analisis
statistik deskriptif ,Teknik analisis ini merupakan
teknik menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi. Terkait dengan judul pada
Tugas Akhir ini yaitu “Analisis perjalanan kereta
rel listrik pada lintas Manggarai – Bogor ”.

Gambar Alur Pikir 1. Headway


Headway adalah interval atau selang waktu
antara saat dimana bagian depan kereta api melalui
suatu titik (umumnya stasiun) sampai dengan saat
bagian kereta api berikutnya melalui titik yang sama
antara dua stasiun dan dengan satuan menit/kereta. a. Puncak kecepatan kereta api yang beroperasi di
Interval waktu ini terdiri dari waktu perjalanan suatu lintas;
kereta api dari suatu stasiun ke stasiun
berikutnya/sebelahnya ditambah dengan waktu b. Sistem persinyalan (jenis hubungan blok) yang
pelayanan blok dan sinyal antara dua stasiun digunakan di lintas;
berdekatan, satuanya menit/kereta. Untuk kereta api
yang berlawanan arah adalah selang waktu c. Sistem jalur (jalur ganda atau jalur tunggal) di
minimum antara kereta api berangkat dari stasiun A lintas;
dan kereta api berikutnya berangkat dari stasiun B (
bersilang ), karena di jalur tunggal pasti ada d. Waktu tempuh terpanjang petak jalan dalam
persilangan antara dua kereta api yang berlawanan lintas.
arah, dengan catatan waktu perjalanan dalam satu
Berikut adalah rumus perhitungan kapasitas lintas
lintas lebih besar dari pada Headway di lintas
berdasarkan Buku rumus Kapasitas Lintas dan
tersebut. Dalam perhitungan Headway, jenis jalur
Permasalahannya bapak Uned supriadi :
yang di gunakan dan juga jenis persinyalan
sangatlam berpengaruh. Dari perbedaan jalur Perhitungan Kapasitas Double Track
tunggal dan ganda ataupun juga perbedaan system
1440
persinyalan yang di gunakan. Baik itu dari sistem K= x2 xf
H
persinyalan mekanik ataupun otomatis.
Keterangan :
Berikut adalah rumus perhitungan Headway
berdasarkan buku rumus Kapasitas Lintas dan K = Kapasitas Lintas
Permasalahannya bapak Uned Supriadi :
1440 = Total waktu 24 jam = 24 x 60 menit
Headway jalur ganda
H = Headway
1) Hubungan blok otomatik terbuka
2 = Pada jalur ganda yang digunakan KRL perlu
180×B×60 dikalikan 2
H= +0,25
V
F = Faktor pengali setelah dikurangi faktor waktu
Keterangan perawatan dan waktu karena pola operasi
60% pada jalur tunggal dan 70% untuk jalur
H = Headway ganda.
B = Jarak antara petak blok Stasiun a ke Hasil Dan Pembahasan
stasiun b Jika di lihat dari pertumbuhan minat
180 = Jarak setelah pelayanan blok sinyal penumpang yang tinggi untuk menggunakan kereta
rel listrik di lintas perkotaan semakin meningkat dari
V = Kecepatan tahun ketahun. Karena tak dapat dipungkiri selain
terhindar dari kemacetan di jalan raya dan melihat
0,25 = Waktu Pelayanan blok dan sinyal kapasitas jalan raya yang memiliki batas maksimum
2. Kapasitas lintas penggunaan, jadi pemerintah harus segera
memikirkan pengurangan penggunaan kendaraan
Kapasitas lintas merupakan kapasitas atau pribadi dan beralih ke transpotasi umum seperti
kemampuan suatu lintas jalan kereta api untuk salah satunya menggunakan kereta api lokal yang
menampung operasi perjalanan kereta api dalam dapat menampung dalam jumlah besar. Dengan
periode atau kurun waktu tertentu, bisa 1 jam (60 memiliki jumlah rute yang sangat banyak
menit) atau umumnya 24 jam ( 1440 menit ) yang masyarakat bisa menuju ke tempat yang di inginkan
dapat dilaksanakan di lintas yang bersangkutan dengan mudah dan cepat. Selain itu rute tersebut di
dengan stasiun kereta api per jam (KA/JAM) atau buat sesuai dengan tingginya minat masyarakat
per hari (KA/hari). Kapasitas lintas diperlukan untuk menggunakan KRL di lintas tersebut. Kereta rel
melihat kemampuan lintas atau prasarana dalam listrik juga lebih efisien untuk digunakan untuk
pengoperasian perjalanan kereta api, mengetahui orang yang memiliki kegiatan yang terbatas oleh
tingkat kejenuhan perjalanan kereta api (Perka) waktu. Beberapa keunggulan kereta rel listrik yaitu
dalam satu lintas sebagai bahan evaluasi dan untuk ketepatan waktu yang andal, kenyamanan dan
menghitung frekuensi kereta api. Faktor-faktor yang keamanan perjalanan kereta rel listrik lebih efektif
berpengaruh pada perhitungan kapasitas lintas yaitu
dan efisien dibandingkan dengan transportasi umum perhitungan untuk menentukan jumlah perhitungan
moda angkutan darat. perjalanan kereta rel listrik.
Berikut adalah data jumlah penumpang rata – rata Berdasarkan perhitungan di atas bahwa untuk
penumpang perhari perjalanan kereta rel listrik di mengatasi penumpukan penumpang di stasiun
PT. Kereta Commuter Indonesia pada bulan dengan cara menambahkan perjalanan kereta api
November 2017 – Maret 2018 : pada stamformasi 8 dapat ditambahkan sebanyak 4
perjalanan KA, stamformasi 10 dapat di tambahkan
Diketahui : perjalanan sebanyak 3 KA, dan untuk stamformasi
12 dapat di tambahkan sebanyak 2 perjalanan KA.
Jumlah penumpang November – Maret
= 69.527.623 penumpang
Hasil Analisa Penambahan Perjalanan
Jumlah hari November – Maret Total Penam
Kapasitas Total pnp
= 151 hari Stamfor
Angkut 1 rata-rata
Kapasitas bahan
masi Angkut Perjal
Jumlah penumpang total Kereta per Hari
per Hari anan
Rata-rata = Jumlah hari
8 144 4
69.527.623
Rata-rata = 10 144 460.448 455.904 3
151 Hari
12 144 2
Rata-rata = 460.448 Penumpang perhari Tabel Kapasitas Angkut

Berdasarkan perhitungan rata – rata


penumpang perhari ditemukan hasil
Kondisi Eksisting
sebanyak 460.448 penumpang perhari yang
menggunakan transportasi umum kereta rel Kapasitas Jumlah Daya
Stamformasi
listrik pada lintas Manggarai – Bogor Sarana Perjalanan Angkut

Analisa Penambahan Perjalanan 8 1152 120 138.240


Sebagai penyedia jasa transportasi massal 10 1440 103 148.320
diharapkan terus memberikan pelayanan terbaik
12 1728 98 169.344
untuk penumpang salah satunya dalam perjalanan
kereta. Tingkat kepadatan penumpang dalam Total Perhitungan Jumlah Kapasitas
455.904
perjalanan KRL merupakan salah satu aspek Angkut per Hari
pelayanan penumpang dalam Standar Pelayanan
Tabel Analisa Perjalanan
Minimum yang diatur dalam PM 48 Tahun 2015
Bab 1 pasal 1 ayat 10 dari segi kenyaman salah satu Total perjalanan saat ini 321 KA/Hari sedangkan
faktor yg menunjang adalah ukuran minimum Kapasitas lintas kereta yang diprogramkan maksimal
pelayanan yang harus di penuhi oleh penyedia menampung 403 KA/Hari yang memungkinkan
layanan dalam memberikan pelayanan kepada untuk ditambahkannya perjalanan kereta pada lintas
pengguna jasa, yang harus dilengkapi tolak ukur Manggarai – Bogor. Berdasarkan Hasil perhitungan
yang dipergunakan sebagai pedoman perjalanan diatas stamformasi yang efektif
penyelengaraan pelayanan dan acuan penilaian digunakan pada lintas Manggarai – Bogor yaitu
kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji menambah 2 perjalanan KA menggunakan
penyedia layanan kepada masyarakat dalam rangka stamformasi 12. Dengan adanya penambahan
pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, Perjalanan Kereta sangat berpengaruh untuk
terjangkau, dan terukur. Setiap penumpang mengatasi penumpukan penumpang yang terjadi
setidaknya mendapatkan handgripe ataupun tempat pada saat ini.
duduk akan tetapi pada realisasinya, jumlah
penumpang lebih besar daripada muat angkut sarana KESIMPULAN
KRL yang tersedia.. Dalam hal ini, pelayanan prima
Setelah data dan perhitungan di peroleh dari
masih belum didapatkan oleh penumpang terbukti
berbagai sumber diolah dan di analisis, maka dapat
dengan terjadinya penumpukan penumpang pada
disimpulkan beberapa hal yaitu :
lintas Manggarai - Bogor. Berikut adalah
1. Jumlah penumpang bulan November 2017 – Maret Daftar Pustaka
2018 pada lintas Manggarai - Bogor mencapai
69.527.448 penumpang dengan rata – rata Republik Indonesia ( 2007 ). Undang – Undang
penumpang yang menggunakan kereta rel listrik Nomor 23 Tahun 2007 Tentang
sebanyak 460.448 penumpang/hari. Perkeretaapian Jakarta. Sekertariat Negara
Republik Indonesia.
2. Jumlah perjalanan Kereta Rel Listrik pada lintas
Manggarai – Bogor sebanyak 321 KA/hari dengan Republik Indonesia ( 2007 ). Undang – Undang
kapasitas lintas maksimal 403 KA/hari. Dari jumlah Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Jaringan
perjalanan tersebut terdiri dari 3 macam stamformasi Pelayanan Perkeretaapian Perkotaan Berada
yaitu stamformasi 8, stamformasi 10, stamformasi Dalam Satu Wilayah Perkotaan Jakarta.
12. Kapasitas angkut sarana total dari seluruh Sekertariat Negara Republik Indonesia.
stamformasi setiap hari mencapai 455.904
Republik Indonesia ( 2007 ). Undang – Undang
penumpang
Nomor 23 Tahun 2007 Tentang
3. Jumlah rata – rata penumpang pada saat ini sejumlah penyelenggaraan pengangkutan orang
460.448 perhari sudah melebihi kapasitas angkut dengan kereta api Dalam penyelenggaraan
Kereta Rel Listrik sejumlah 455.904 penumpang pengangkutan orang dengan kereta api
perhari yang memiliki selisih penumpang sebanyak Jakarta. Sekertariat Negara Republik
4.544 penumpang perhari. Dari selisih penumpang Indonesia.
tersebut jika tidak ada tindakan untuk mengatasi Republik Indonesia ( 2009 ) Peraturan Pemerintah
penumpukan penumpang pada stasiun lintas Nomor PP 56 Tahun 2009 Tentang
Manggarai – Bogor maka seiring berjalan nya waktu Penyelenggaraan Perkeretaapian. Rencana
penumpukan penumpang di stasiun akan semakin kebutuhan sarana perkeretaapian kabupaten
besar yang mengakibatkan kenyamanan penumpang / kota sebagaimana dimaksud dalam pasal
menunggu di stasiun terabaikan. 27 huruf d Jakarta. Berita Negara Republik
Indonesia.
4. Dari hasil perhitungan selisih penumpang, di
temukan selisih sebanyak 4.544 penumpang untuk Republik Indonesia ( 2017 ) Kementrian
mengatasi selisih penumpang dapat di lakukan Perhubungan Grafik Perjalanan Kereta Api
penambahan perjalanan sebanyak 2 perjalanan Tahun 2017 Jakarta. Sekertariat Kementrian
Perhubungan.
menggunakan stamformasi 12 masih sangat
mencukupi karena kapasitas lintas maksimal pada Akademi Perkeretaapian Indonesia ( 2018 ).
lintas Manggarai – Bogor sebesar 403 KA/hari dan Pedoman Penulisan Tugas Akhir Program
untuk saat ini perjalanan KA berjumlah 321 Studi Diploma III Di Lingkungan pusat
KA/hari. pengembangan SDM Perhubungan Darat
Madiun : Akademi Perkeretaapian
Indonesia.
Supriadi, Uned (2008 , Januari). Kapasitas Lintas
dan Permasalahanya. Bandung.
PT. Kereta Api Indonesia. Peraturan Dinas 19
Tentang Urusan Perjalanan Kereta Api. Bandung :
PT. Kereta Api Indonesia, 2011.

Anda mungkin juga menyukai