Anda di halaman 1dari 13

1.

Identitas Pasien
Nama : Ny. Ns
Umur : 58 tahun Diagnosis Medis : Sirosis Hepatis, Hepatitis B.
Sex : Perempuan
Pasien dengan keterbatasan ekonomi.
2. Berkaitan dengan Riwayat Penyakit
Keluhan Utama sakit kepala, nyeri di belakang mata, mual, muntah, nafsu makan turun,
nyeri perut bagian kanan sebelah (hilang-timbul), perut mbeseseg.
Riwayat Penyakit Sakit kuning sejak 5 th lalu.
Dahulu

ASSESSMENT GIZI
A. Antropometri
LLA Tinggi lutut Lingkar perut
26 cm 49 cm 87 cm

lilaaktual
persentil  x 100%
lilapersentil
= 26/31,7 x 100%
= 82,01 %
Kesimpulan:
Berdasarkan data pengukuran antropometri, maka dapat disimpulkan bahwa status gizi pasien
baik.
Pembahasan:
Penilaian status gizi pasien dilihat dari persentil lilanya. Persentil lila ≤70% mengindikasikan
status gizi buruk .
B. Biokimia
Pemeriksaan
Pemeriksaan Nilai Normal Keterangan
Awal Kasus
Hb 14 – 18 g/dL 8,3 g/dL Rendah
Angka eritrosit 4,7 – 6,1x10-6 2,65 x10-6 Rendah
SGOT 15 – 46 u/L 85 u/L Tinggi
SGPT 13 – 49 u/L 61 u/L Tinggi
Albumin 3,5 – 5 g/dL 2,58 g/dL Rendah
HCT 42 – 52% 28% Rendah
MCV 80 – 94 fLfemtoliter 105,4 fL Tinggi
MCH 27 – 32 pg 35,2 pg Tinggi
Dbil 0 – 0,30 mg/dL 1,4 mg/dL Tinggi
Tbil 0 – 1 mg/dL 3,22 mg/dL Tinggi
HbSAg positif virus
Reaktif
hepatitis B

Kesimpulan:
Berdasarkan pemeriksaan biokimia, diketahui adanya peningkatan kadar SGOT, SGPT, MCV, MCH,
Dbil, dan Tbil. Selain itu, penurunan ditunjukkan oleh Hb, Angka eritrosit, Albumin, dan HCT.
Sedangkan

1
- HbsAg reaktif, yang menandakan keberadaan positif dari virus hepatitis B.  lihat lengkap di
pengertian!. (Hal. 2).
- Peningkatan SGOT (Serum Glutamil Oksaloasetat) & SGPT (Serum Glutamil Piruvat
Transferase) menunjukkan adanya kerusakan sel hati yang disebabkan karena inflamasi jaringan
hati, menyebabkan kebocoran membran sel dan enzim terbawa dalam sirkulasi darah.
- Konsentrasi total bilirubin dalam serum meliputi unconjugated bilirubin (yang disebut juga
dengan indirect bilirubin, terikat oleh protein/albumin. tidak larut air dan larut lemak. atau
bilirubin bebas).
dan conjugated bilirubin (disebut juga dengan direct bilirubin/Dbil, larut air, tidak larut lemak).
Peningkatan kadar bilirubin direk/Dbil menunjukkan adanya gangguan pada hati (kerusakan
sel hati) atau saluran empedu (batu atau tumor). Bilirubin terkonjugasi tidak dapat keluar dari
empedu menuju usus sehingga akan masuk kembali dan terabsorbsi ke dalam aliran darah.
Peningkatan kadar bilirubin indirek/Tbil sering dikaitkan dengan peningkatan destruksi
eritrosit (hemolisis). Peningkatan destruksi eritrosit tidak diimbangi dengan kecepatan kunjugasi
dan ekskresi ke saluran empedu sehingga terjadi peningkatan kadar bilirubin indirek.
Dalam uji laboratorium, bilirubin diperiksa sebagai bilirubin total dan bilirubin direk. Sedangkan
bilirubin indirek diperhitungkan dari selisih antara bilirubin total dan bilirubin direk.
- Peningkatan MCV&MCH menandakan anemia karena penyakit hati kronis.
Hipertensi portal menimbulkan varises oesopagus, dimana suatu saat akan pecah sehingga timbul
perdarahan yang masih.
- Penurunan Hb&Angka eritrosit karena anemia.
- Penurunan albumin terjadi karena kerusakan hati untuk sintesis albumin. Mengakibatkan
tekanan osmosis tidak seimbang dan cairan akan berpindah dari pembuluh darah ke jaringan
sehingga menimbulkan edema.
- Penurunan kadar HCT menandakan penyakit sirosis hati.
C. Fisik Klinik
1. Vital Sign : Kondisi kompos mentis, lemah.
Pemeriksaan Awal Kasus RS Normal Keterangan
Tensi/Tekanan darah 110/70 mmHg < 120 - <80 Normal
Respirasi 22x/menit 12 –20 x/menit Normal
Nadi 80x/menit 60-100 x/menit Normal
Suhu Afebris 36,5-37,5o Normal
Pasien megalami ASCITES.
Kesimpulan:
Berdasarkan pemeriksaan fisik klinik, diketahui bahwa tekanan darah normal , nadi normal (60-100
x/menit), respirasi normal (12 –20 x/menit), dan suhu normal (36,5-37,5o).

2
D. DIETARY
3. Berkaitan dengan Riwayat Gizi
Penyakit kronik Jenis penyakit : Sirosis hati, Hepatitis B.

Pengobatan Sistenol, spironolacton, ceftriaxone.


Riwayat pola makan 2x makan utama, jarang makan selingan. Makanan pokok adalah nasi
@ 1-2 centong setiap kali makan. LH = sering telur ayam, kadang ikan
dan daging, sehari sekali 1 porsi (lebih sering diungkep). LN = 1
potong setiap kali makan, lebih sering dioseng atau direbus, jarang
mengkonsumsi yang digoreng. Sayur = 1 kali sehari @ 1 porsi, sering
sayuran daun. Buah = yg sering dikonsumsi pepaya & pisang, 1 kali
sehari, 1 porsi.
Tidak ada kesulitan menelan, karena gigi masih lengkap.
Hasil recall 24 jam diet RS lunak TETP : Defisit.
Implementasi Energi (kcal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)
Asupan (%) 12,9% 10,8% 10,14% 13,83%

Kesimpulan:
Berdasarkan asupan makanan yang telah diberikan oleh rumah sakit, kebutuhan energi dan zat
gizi pasien sangat kurang/deficit (asupan makanan tidak adekuat). Hal ini dibuktikan dengan asupan
energi, protein, dan lemak pasien yang masih sangat sedikit.
I. Interaksi obat dan zat gizi & Terapi Medis
Jenis
Obat/Tin Fungsi Interaksi dengan Zat Gizi
dakan
Sistenol Mengatasi nyeri pada pasien karena berguna Dosis besar atau penggunaan dalam jangka
sebagai analgesic. waktu yang lama dapat menyebabkan
gangguan fungsi hati.
Spironola Spironolakton adalah diuretik penghemat Resiko hiperkalemia meningkat apabila
cton Kalium. Menghambat aldosteron, yang konsumsi dg ACE inhibitor.
menstimulasi penyerapan kembali Na dan
pengeluaran K.
Ceftriaxo Ceftriaxone adalah golongan antibiotik
n cephalosporin yang dapat digunakan untuk
mengobati beberapa kondisi akibat infeksi
bakteri. Karena pd cairan asites terdapat
kemungkinan adanya pertumbuhan bakteri.
II. Diagnosis Gizi
NI-1.4 : inadekuat energi intake berkaitan dengan gejala patofisiologi penyakit sirosis
hati,hepatitis, dan colitis ulseratif dibuktikan dengan penurunan berat badan.
NI 5.2 Kurang Energi Protein malnutrisi b.d perubahan keb. Nutrisi karena penyakit
katabolic yang berkepanjangan d.o kadar albumin 2,58 g/dL (<3,4mg/dL).
NI 5.4 Penurunan kebutuhan natrium, cairan b.d disfungsi hati d.o asites, edema.
A. Data Umum Pasien (CH.1.1)
Nama : Tn. S
Tanggal Lahir : 1 Mei 1968
Agama : Islam
Tanggal Masuk RS : 4 Oktober 2016
Tanggal skrining : 6 Oktober 2016

3
Diagnosia Medis : Hematesis Melena ec. Gastritis Erosif + Kanker
Kantong Empedu Metastase Hepar. + Anemia + Malnutrisi

B. Riwayat Medis (CH.2.1)


CH.2.1.1 Keluhan Pasien : Pasien mengeluh mual dan muntah dengan
frekuensi 2x/ hari.

Riwayat Penyakit Dulu dan Sekarang

a. Riwayat Penyakit Dulu (CH.2.1)


Pasien pernah menderita tumor kantung empedu pada 1 tahun yang
lalu.
a. Riwayat Penyakit keluarga (CH.2.1)
tidak ada riwayat penyakit dalam keluarga
C. Riwayat Sosial Budaya (CH.3.1)
a. Faktor Sosio Ekonomi : Menengah kebawah
b. Situasi Rumah : Pasien tinggal dirumah sederhana
bersama ayah, istri dan ketiga
anaknya.
c. Masalah Dirumah : Pasien sempat menolak untuk
dibawa berobat karena masalah
biaya.
d. Dukungan sosial dan kesehatan : Baik
e. Letak geografis rumah : Pasien tinggal didesa yang jauh dari
kota, dengan jarak 52 km dari
rumah sakit dan ditempuh selama 1
jam 23 menit dengan menggunakan
kendaraan mobil.
f. Pekerjaan : Sopir angkot, Istri sebagai IRT
g. Agama : Islam

D. Skrining Gizi
Hasil Malnutrition Screening Tool (MST) yang diisi oleh ahli gizi dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 3.1. Malnutrition Screening Tool (MST)
Parameter Skor
Perubahan berat badan 4
asupan berkurang karena penurunan nafsu makan 1

4
Total 5
Penilaian : Pasien bersiko malnutrisi tinggi dengan penilaian MST didapatkan skor nilai 5

E. Perawatan/ Terapi/ Pengobatan Alternative (CH.2.2)


1) Obat –Obatan Yang Diberikan Di Rumah Sakit
Obat-obatan yang diberikan kepasa pasien selama berada di rumah sakit dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.2. Pemberian Obat-obatan

Nama Obat Penggunaan Interaksi Dengan Makanan


Omeprazol 1 x 40 gr  Penghambat pompa proton dan menghambat
sekresi asam dan absorpsi vitamin B12 dan
zat besi.
KSR 1x 600  Meningkatkan efek/ toksisitas obat yang
mengandung kalium seperti garam kalium
dari penisilin.
Ondansentron 3x2 IU  Penanggulangan mual dan muntah akibat
kemoterapi dan radioterapi serta operasi.

Neurodex 1x1 tab po  Mengobati gejala kekurangan vitamunin


neurotropik, dan muntah-muntah selama 3
bulan. Dapat diminum bersamaan dengan
makanan.
Ciprofloxacin 2x1  Gangguan perut, muntah, nyeri perut dan
inflamasi yang menyebabkan diare. Tidak
diminum dengan susu den cairan yang
mengandung Ca.

3.2 Assesment Gizi

1. Riwayat Gizi/ Makanan (FH.1)

A. Asupan Makanan dan Zat Gizi (FH.1)


a. Asupan makan pasien sebelum masuk rumah sakit

Sebelum masuk rumah sakit Tn. S memiliki nafsu makan yang kurang sejak operasi
tumor kantung empedu setahun yang lalu yaitu 3x makanan utama dan 1 x cemilan. Tn. S

5
tidak memiliki kebiasaan makan 3x makanan utama dan 1-2x selingan, Tn. S pada tahun 2015
masih suka mengonsumsi minuman beralkohol 5x/ minggu, dan minum kopi 3x/ hari serta
gorengan apa saja 3-4x/ hari. Tn. S suka mengonsumsi makanan yang tinggi lemak dan pedas.

- Makanan Pokok : berupa nasi 3x makan dalam sehari yaitu 100


gr atau dalam URT 3/4 gelas dalam 7 hari,
- Lauk Nabati : berupa tempe 4-5x dalam seminggu yaitu 50
gr.
- Lauk Hewani : Berupa ayam 5-7 x dalam seminggu yaitu 50
gr
- Sayuran : 2-3x dalam seminggu yaitu 50 gr.

Asupan Makan Pasien Sebelum Masuk Rumah Sakit

Energi (kal) Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)

Asupan Oral 945,7 56,3 21,8 130,8


Kebutuhan 1741,02 87,05 29,01 282,91
% Asupan 54 % 64 % 75 % 46 %
Penilaian : Asupan makan sebelum masuk rumah sakit < 80 % ini dikarenakan pasien
sudah mengalami penurunan nafsu makan yang disertai mual dan muntah. Rata- rata
asupan energi 54 % dalam kategori Kurang, protein 64 % dalam kategori kurang,
lemak 75 % dalam kategori kurang dan KH 46 % dalam kategori buruk.

b. Asupan Makan Pasien Setelah Masuk Rumah Sakit

Selama perawatan diruang rawat inap, telah dilakukan wawancara recall 24


jam terhadap pasien selama 5 Oktober 2016 – 22 Oktober 2016 untuk mengetahui
tingkat konsumsi makan pasien. Selama perawatan, pasien tidak menghabiskan
makanan yang diberikan. Berikut adala persentase asupan gizi pasien hari pertama :

Asupan Makan Pasien Hari Pertama Masuk Rumah Sakit

Energi (kal) Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)

6
Asupan Oral 725,9 27,46 20,5 113,32
Kebutuhan 1741,02 87,05 29,01 282,91
% Asupan 35 % 26 % 70 % 34 %
Penilaian : Dilihat dari asupan pasien pada hari pertama adalah energi 35 % kategori
buruk, Protein 26 % dengan kategori buruk, Lemak 70 % dengan kategori sedang dan
karbohidrat 34 % dengan kategori buruk.

c. Asupan Parenteral (FH.1.3.2)

Selama perawatan pasien diberikan nutrisi parenteral sebanyak 3 x / 1L yaitu


Clinimix, guna membantu kebutuhan nutrisi karena pendarahan yang terjadi pada pasien
hematemesis melena.

Jumlah Kandungan
1000 ml Kalori : 1000 kal / L
Non protein : 400 kkal
Karbohidrat dan protein 4 kkal.g
Calcium :2,3 mmol
Natrium : 35 mmol
Glukosa : 200 gr
Nitrogen : 9 gr

d. Kesadaran terhadap gizi dan kesehatan


a) Pengetahuan Dan Kepercayaan Terhadap Rekomendasi Diet
Pasien mengetahui kepercayaan terhadap rekomendasi diet yang telah diberikan.
b) Edukasi Dan Konseling Gizi Yang Sudah Didapat Dimasa Lalu
Pasien pernah mendapat edukasi dan konseling gizi setahun yang lalu ketika pasien
menjalani operasi pengangkatan tumor kantung empedu.
c) Aktifitas Fisik
Aktifitas berat
d) Ketersedian Makan
Pasien biasanya makanan di warung makan, apabila sedang rame penumpang pasien
hanya membeli cemilan gorengan.

7
B. Data Antropometri (AD.1.1)

TB : 170 cm
BB : 40 kg
BB dulu : 60 kg
Penurunan BB :Penurunan berat badan sebesar 33 % (selama 1 tahun
terakhir)
BBI : 63 kg

IMT : = = = 13,8 kg/m2

Penilaian : Status gizi pasien berdasarkan IMT masuk dalam kategori malnutrisi yang
ditandai dengan hasil IMT sebesar 13,8 kg/m2.

C. Data Biokimia

Data Biokimia awal pasien dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.3. Hasil Pemeriksaan Laboratorium


Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Ket.
3-10-2016
Hemoglobin 5,1 11,40 – 15,00 g/dl Rendah
3 3
Leukosit (WBC) 2,33 4,73 – 10,89 10 /mm Rendah
Hematokrit 17 41 – 51 % Rendah
Albumin 3,2 3,5 – 5,0 g/dL Rendah
Protein total 5,8 6,4 – 8,3 g/dL Rendah
MCV 70,4 85 – 95 fl Rendah
Kolesterol HDL 22 >55 mg/dL Rendah
Kolesterol LDL 106 < 100 mg/dL Tinggi
Penilaian : Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar hemoglobin dan
hematokrit rendah, ini berkaitan dengan pendarahan yang terjadi akibat penyakit
hematemesis melena. Kadar leukosit rendah menandakan adanya gangguan pada liver dan
inflamasi karena penyakit kanker yang diderita. Kadar albumin rendah menandakan adanya
kerusakan organ hati yang disebabkan oleh penyakit kanker kandung empedu pasien yang
bermetastase ke hati. Kadar MCV rendah menandakan terjadi anemia defesiensi besi.

8
D. Pemeriksaan Fisik dan Klinis (P.D)
b. Fisik
a. Tn. S tampak lemah
b. Konjungtiva anemis
c. Nyeri perut
d. Mual dan muntah
 Klinis
3 Oktober 2016

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan


TD 120/80 120/80 mmHg Normal
Nadi 80 75 – 110 x/menit Normal
Suhu 36,5°C 36 – 37,5 0C Normal
RR 20 20 – 30 x/menit Normal
Penilaian : Dari hasil pemeriksaan klinis dapat dilihat pada tekanan darah, nadi, suhu
dan respiration rate pasien adalah normal.

3.3. Prioritas Masalah Gizi


Prioritas masalah gizi dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Proses Asuhan Gizi Terstandar Catatan


Asupan menurun Hasil recall E = 54%, P = 64 %, L= 75 %
dan Kh =46 %
Antropometri
40 kg (malnutrisi)
Biokimia
Hemoglobin, leukosit, albumin, protein
total, MCV, dan kolesterol HDL rendah
Kolesterol LDL tinggi

3.4 Diagnosa Gizi


Domain Asupan
NI. 2.1 Asupan Oral Tidak Adekuat berkaitan dengan terbatasnya
daya terima makanan akibat faktor fisiologis ditadai dengan estimasi
asupan makan kurang dari kebutuhan yaitu E = 54 %, P = 64 %, L=
73% dan Kh =46 %

NI.5.1 Peningkatan kebutuhan berkaitan dengan penurunan fungsi organ


terkait fungsi GI ditandai dengan menurunnya kadar albumin dan
protein total.

Domain Klinis

NC. 3.2. Penurunan berat badan yang tidak diharapka berkaitan dengan
penyebab fisiologis yang meningkatkan kebutuhan gizi ditandai
dengan kehilangan berat badan hingga 23 %

9
A. Assessment
1. Riwayat Gizi/Makanan :
- Pasien memiliki nafsu makan yang baik. Ia tidak mengikuti diet khusus namun
pasien mencoba untuk menghindari makanan yang digoreng, dan ia berhenti
menambahkan garam ketika makan. Pasien memulai perubahan pola ini
sejak beberapa tahun yl.
- Hasil anamnesa zat gizi berdsarkan recall 24 jam :
Indikator Energi (Kkal) Protein (gr) Lemak (gr) Karbo(gr) Na Chol
Asupan 4250.4 164.2 119.7 614.1 13 mg 358.5
Kebutuhan 3584 kkal 59,8 gr 99,6 gr 612 gr 4 mg 300
mg
%Tingkat lebih 18,6% lebih 63,5% lebih lebih lebih lebih
Kecukupan 16,7% 0,34% 69,2% 16,3%
- Alergi : tidak ada
- Pasien belum pernah mendapatkan terapi gizi sebelumnya.
- Makanan disiapkan oleh pasien dan suaminya.
- Suplemen harian : 500 mg kalsium 3x sehari
- Kondisi pasien SMRS : pasien bangun pagi tadi dengan kondisi yang masih
baik tetapi di pertengahan pagi , pasien merasa pusing kemudian tidak bisa
bicara atau menggerakan sebelah tubuhnya.

2. Biokimia
Pemeriksaan nilai normal Hasil Unit Keterangan
Transferrin 250-380 182 mg/dL tidak normal
Alk phos 30-120 179 U/L tidak normal
CHOL 120-199 210 mg/dL tidak normal
HDL-C >55 40 mg/dL tidak normal
LDL <130 155 mg/dL tidak normal
TG 35-135 198 mg/dL tidak normal
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil laboratorium pada tabel disimpulkan bahwa terdapat beberapa
hasil pemeriksaan yang nilainya lebih tinggi dari nilai normal yaitu nilai
Transferrin, Alk phos, Cholesterol, LDL, dan Trigliserida, serta terdapat hasil
pemeriksaan yang nilainya lebih rendah dari nilai normal yaitu HDL-C.

3. Antropometri
BB : 165 lbs = 74,8 kg

TB : 5’2” = 158 cm

IMT : 29,77 kg/m2 WHO 1998


status gizi pasien Overweight Underweight < 18.5 kg/m2
Normal (18.5 – 24.9) kg/m2
Overweight > 25 kg/m2

10
Obesitas 1 (30.0 – 34.9) kg/m2
Obesitas 2 (35 – 39.9) kg/m2
Obesitas 3 > 40.0 kg/m2

4. Fisik & Klinis


Tanda Vital Nilai Normal Nilai Keterangan

TD 120/80 mmHg 138/88 mmHg Normal

RR 16 – 20 x/menit 18 x/mnt Normal

HR 80 – 100 x/menit 91 Normal

T 100 oF 98,6oF Tidak Normal

Tanda fisik :
- Penampilan umum : perempuan tua yang tidak bisa bicara; tidak bisa
menggerakkan sebelah tubuhnya
- Jantung : irama dan kecepatan regular, tidak terlalu cepat atau kesulitan
- HEENT :
o Kepala : normal
o Mata : memakai kacamata myopia
o Telinga : membrane tympanic normal
o Hidung : normal
o Tenggorokan : membrane mukosa sedikit kering namun tidak ada
eksudat atau lesi, dysfagia
- Genitalia : normal tanpa lesi
- Neurologi : kelemahan mulai dari bagian lengan kanan dan betis. Muka dan
lengan yang lemah tidak sebanding dengan kelemahan pada betis, dan
sensasi lemah pada sisi contralateral. Dysarthria dengan penyimpangan
lidah. Saraf cranial III, V, VII, dan XII melemah.
- Fungsi dan kekuatan motoric berkurang. Plantar reflex berkurang pada sisi
kanan. Reflex berkedip baik.
- Kaki dan tangan : menurun kekuatannya, pada kedua kaki
- Kulit : normal tanpa lesi
- Dada dan paru-paru : nafas normal; tanpa dedas, rhonci, desah, atau
kesulitan
- Vaskular lainnya : keduanya, 3+ nadi pedal
- Abdomen : suara perut normal, tidak ada pembesaran hati, splenomegaly,
massa, nodus limfe ingiuinal, atau abdominal bruits.

5. Riwayat Personal

11
- Obat : SMRS pasien mengkonsumsi suplemen kalsium 500 mg 3x sehari,
captopril 25 mg 2x sehari terakhir diminum pagi tadi, lovastatin 20 mg 1x
sehari
- Riwayat penyakit dahulu : hipertensi sejak 10 tahun lalu, hyperlipidemia sejak
2 tahun lalu, dan arthritis
- Riwayat MRS : 30 tahun yl melahirkan 2 orang anak, 10 tahun yl operasi
hysterectomy
- Riwayat penyakit sekarang : stroke
- Riwayat penyakit keluarga : -
- Pasien melakukan pap smear 6 bulan lalu dan secara rutin melakukan
pemeriksaan payudara mandiri
- Data umum :

usia 77 tahun

sex Perempuan

pekerjaan pensiunan penata rambut

pendidikan Diploma

agama protestan

suku bangsa eropa amerika

peranan dalam keluarga tinggal bersama suami berusia 82 tahun. Telah


menikah selama 56 tahun

B. Diagnosa Gizi
1. Domain Asupan
- Kelebihan asupan melalui oral berkaitan dengan kebiasaan makanan tinggi
lemak, tinggi protein, tinggi karbohidrat ditandai dengan hasil recall energi
4250,4 kkal (lebih 18,6% dari kebutuhan), protein 164,2 gr (lebih 63,5% dari
kebutuhan), lemak 119,7 gr (lebih 16,7% dari kebutuhan), karbohidrat 614,1
gr (lebih 0,34% dari kebutuhan). (NI.2.1.)
- Kelebihan asupan lemak berkaitan dengan kebiasaan makan tinggi lemak
ditandai dengan hasil pemeriksaan laboratorium biokimia yang tidak normal
yaitu nilai CHOL, HDL-C, LDL, TG. (NI.5.6.1.)
2. Domain Klinis
- Obesitas berkaitan dengan kelebihan asupan energi ditandai dengan indeks
massa tubuh 29,77 kg/m2 yang berarti overweight. (NC.3.3.)
3. Domain Perilaku
- Pemilihan bahan makanan yang salah berkaitan dengan pasien belum
pernah mendapatkan konsultasi gizi sebelumnya ditandai dengan pasien

12
mengkonsumsi jenis-jenis makanan tinggi lemak, tinggi natrium, tinggi
kolesterol. (NB.1.7.)

13

Anda mungkin juga menyukai