Anda di halaman 1dari 25

Daftar Isi

Daftar Isi............................................................................................................................i

Daftar Gambar....................................................................................................................ii

Daftar Tabel.......................................................................................................................iii

I. Latar Belakang..........................................................................................................1

II. Rumusan Masalah....................................................................................................2

III. Tujuan.......................................................................................................................2

IV. Batasan Masalah.......................................................................................................2

V. Metode Penelitian.......................................................................................................3

5.1 Penjelasan Diagram Alir Penelitian..........................................................................5

5.1.1 Identifikasi Masalah..........................................................................................5

5.1.2 Observasi Lapangan.........................................................................................5

5.1.3 Pengumpulan Data............................................................................................5

5.1.4 Studi Literatur...................................................................................................5

5.1.5 Perancangan......................................................................................................5

5.1.6 Penentuan Parameter.........................................................................................6

5.1.7 Perhitungan Simulasi.........................................................................................6

5.1.8 Analisa dan Kesimpulan....................................................................................6

VI. Literatur Review.....................................................................................................6

6.1 Turbin Gas dan Komponennya.................................................................................6

6.2 Sistem Pendingin Absorpsi.....................................................................................12

6.2.1 Skematik Absorption Chiller...........................................................................13

6.2.2 Metode Pendinginan Lain................................................................................14

VII. State of The Art....................................................................................................15

VIII. Roadmap Penelitian..............................................................................................18

IX. Anggaran Penelitian..............................................................................................20

X. Daftar Referensi....................................................................................................20

XI. Daftar Pustaka......................................................................................................21

i
Daftar Gambar

Gambar 1 Blok Diagram Turbin Siklus Terbuka................................................................8

Gambar 2 Blok Diagram Turbin Siklus Tertutup................................................................8

Gambar 3 Blok Diagram Turbin Siklus Gabungan.............................................................9

Gambar 4 Turbin Axial.......................................................................................................9

Gambar 5 Turbin Radial...................................................................................................10

Gambar 6 Komponen Turbin Gas....................................................................................10

Gambar 7 Turbin Impulse................................................................................................12

Gambar 8 Turbin Reaksi..................................................................................................12


Gambar 9 Skematik PLTGU Menggunakan Dual Cooling System dengan Absorption
Chiller..............................................................................................................................13

Gambar 10 Skematik Diagram Sistem Evaporative Cooler..............................................15

Gambar 11 Skematik Diagram Sistem Mechanical Chiller..............................................15

Gambar 12 Road Map Penelitian.....................................................................................19

ii
Daftar Tabel

Tabel 1 Tabel Penelitian...................................................................................................18

Tabel 2 Tabel Anggaran Penelitian...................................................................................20

iii
iv
PERANCANGAN SISTEM PENDINGIN UDARA
MASUK GAS TURBIN MENGGUNAKAN
ABSORPTION CHILLER DI PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA GAS DAN UAP (PLTGU) CILEGON

I. Latar Belakang
Pada era modern seperti sekarang, kebutuhan listrik menjadi salah
satu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia dan kebutuhan akan
tenaga listrik tersebut akan semakin bertambah dari waktu ke waktu.
Untuk mengatasi besarnya permintaan akan kebutuhan listrik,
pembangunan pembangkit listrik terus dilakukan, dengan mendirikan
beberapa pembangkit listrik, terutama yaitu Pembangkit Listrik Tenaga
Gas dan UAP (PLTGU).

PLTGU dengan bahan bakar natural gas kini sedang dikembangkan


di berbagai wilayah di Indonesia, karena dengan menggunakan bahan
bakar gas memiliki banyak keuntungan, diantaranya yaitu lebih ramah
lingkungan dan sumber daya akan gas alam di Indonesia sendiri masih
sangat melimpah. Pada suatu sistem pembangkit terdapat berbagai macam
komponen yaitu kompressor, combustor, turbin, Boiler (untuk PLTU),
HRSG (untuk PLTGU), dan generator. Jika komponen-komponen tersebut
bekerja secara terus-menerus, maka secara tidak langsung akan
mempengaruhi performa dan umur penggunaannya dan juga pengaruh dari
iklim di Indonesia dimana indonesia memiliki suhu yang cukup panas di
beberapa wilayah. Hal ini akan berpengaruh langsung terhadap efisiensi
pembangkit, terutama pengaruh terhadap efisiensi dan output daya turbin
gas tersebut. (Zhang et al) penurunan yang siginifikan terhadap efisiensi
generasi terjadi pada suhu lingkungan yang tinggi karena kepadatan udara
rendah hasil peningkatan pada kerja spesifik kompresor. (Kakaras et al)
dengan penambahan sistem pendingin udara di intake kompresor, udara
masuk dapat dikondisikan untuk suhu lebih rendah daripada suhu ambient,
sehingga meningkatkan kinerja pembangkitpada suhu ambient tinggi.

1
(Dincer at al) beberapa teknik antara lain evaporative cooler, mechanical,
absorption chiller, dan Ice Storage. Untuk itu diperlukannya sistem
pendingin untuk meningkatkan efisiensi dan output daya. Jika efisiensi dan
output pembangkit rendah maka perbandingan biaya operasional tidak
sebanding dengan jumlah produksinya.

II. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas di atas, masalah
yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Pengaruh suhu ambient dan relative humidity terhadap performa pada


turbin gas

2. Pengaruh metode pendinginan absorption chiller dan evaporative


cooling terhadap efisiensi dari turbin gas

III. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh suhu ambient dan relative humidity


terhadap performa pada turbin gas

2. Untuk mengetahui pengaruh metode pendinginan absorption chiller


terhadap efisiensi turbin gas

3. Untuk mengetahui pengaruh metode pendinginan absorption chiller


terhadap output daya pada turbin gas

IV. Batasan Masalah


Untuk lebih memperjelas tujuan dari penelitian ini, maka dibuat
beberapa ruang lingkup, sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya mengkaji performa turbin gs pada Pembangkit Listrik


Tenaga Gas Uap (PLTGU) Cilegon

2. Penelitian ini hanya mengkaji efisiensi dari turbin gas pada Pembangkit
Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Cilegon

2
3. Penelitian ini hanya mengkaji output daya dari turbin gas pada Pembangkit
Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Cilegon

V. Metode Penelitian
Dalam proses pengerjaan penelitian ini dilakukan dengan tahapan yang
digambarkan pada diagram alir berikut ini :

Mulai

Identifikasi Masalah

Observasi Lapangan

Pengambilan Data Performance


Test GT dan data rata-rata iklim
lingkungan tahunan pada Unit
PLTGU Cilegon

A 3
Studi Literatur

Perancangan
(Engineering
Equations Solver)

Penentuan Parameter

Perhitungan Simulasi

Analisis dan
Kesimpulan

Selesai

4
5.1 Penjelasan Diagram Alir Penelitian
Penelitian Perancangan Sistem Pendingin Udara Masuk Gas Turbin
Menggunakan Absorption Chiller di PLTGU Cilegon, dalam penyelasaiannya
memiliki metode dan tahapan sebagai berikut :

5.1.1 Identifikasi Masalah


Pertama-tama yaitu mengidentifikasi masalah bagaimana kinerja
turbin gas sebelum menggunakan sistem pendingin terhadap efisiensi
dan output daya dari turbin gas dimana kebutuhan pasokan listrik terus
meningkat dari tahun ke tahun.

5.1.2 Observasi Lapangan


Setelah kita identifikasi masalahnya, kita observasi dan identifikasi
lapangan dilakukan untuk mengetahui adanya permasalahan pada
keadaan aktual yang nantinya dipelajari dan dianalisis sebagai topik
penelitian. Perancangan sistem pendingin pada turbin gas adalah topik
utama pada penelitian ini.

5.1.3 Pengumpulan Data


Pada tahap ini data dikumpulkan dari berbagai informasi
performance test turbin gas dan suhu rata-rata iklim lingkungan pada
PLTGU Cilegon.

5.1.4 Studi Literatur


Studi literatur merupakan pegkajian untuk mendapat topik
penelitian sebelum melakukan perancangan. Pada pengkajian ini
meliputi studi pustaka yang berkaitan dengan turbin gas dan sistem
pendinginan absorption chiller yang diperoleh dari berbagai sumber
informasi seperti jurnal, buku, penelitian sebelumnya dan sebagainya.

5.1.5 Perancangan
Pada penelitian kali ini menggunakan software simulasi yaitu cycle
tempo.

5
5.1.6 Penentuan Parameter
Dalam perancangan sistem pendingin, parameter-parameter yang
dimasukan dalam simulasi berasal dari data-data yang sudah ada dari
sistem dan data-data dari katalog dan sebagian menggunakan asumsi
dengan target efisiensi meningkat dan output daya meningkat.

5.1.7 Perhitungan Simulasi


Setelah merancang dan menentukan parameter, kita melakukan
perhitungan pada masing-masing titik. Perhitungan simulasi antara
lain COP sistem pendingin, efisiensi, output daya turbin dan
perhitungan pengurangan daya steam.

5.1.8 Analisa dan Kesimpulan


Setelah semua perhitungan simulasi sudah didapat kita analisa
apakah terjadi peningkatan kinerja pada turbin gas atau tidak dan
memberikan kesimpulan.

VI. Literatur Review

6.1 Turbin Gas dan Komponennya


Turbin adalah mesin penggerak mula dimana fluida
kerjanya yang menghasilkan energi kinetis diarahkan langsung ke sudu
turbin untuk mendapatkan energi mekanis, fluida kerjanya dapat berupa
air, udara panas ataupun uap air (steam).
Adapun turbin gas adalah peralatan pembangkit yang menggunakan gas
bertekanan tinggi sebagai fluida kerja. Turbin gas bekerja dengan cara
mengubah energi kinetik daripada gas bertekanan tinggi tersebut menjadi
energi mekanik yang akan menggerakkan sudu yang terdapat pada poros.
Poros tersambung dengan generator, akibat perputaran poros timbul energi
mekanik yang akan dikonversikan menjadi energi listrik.

Bagian turbin yang berputar disebut rotor atau roda turbin dan
bagian turbin yang diam disebut stator atau rumah turbin. Rotor memutar
poros daya yang menggerakkan beban. Turbin gas merupakan salah satu

6
komponen dari suatu sistem turbin gas. Sistem turbin gas yang paling
sederhana terdiri dari tiga komponen yaitu kompressor, ruang bakar dan
turbin gas.

Oleh sebab itu di dalam sistem turbin gas terjadi tiga proses pokok
untuk memproduksi energi yaitu :

1. Proses kompresi udara

2. Proses pembakaran udara – bahan bakar

3. Proses ekspansi gas hsil pembakaran

6.1 Klasifikasi Turbin Gas

Sistem turbin gas dapat di klasifikasikan menjadi beberapa jenis


antara lain :

a. Klasifikasi sistem turbin gas berdasarkan siklusnya

b. Klasifikasi sistem turbin gas berdasarkan alirannya

a. Klasifikasi Sistem Turbin Gas Berdasarkan Siklusnya

1. Siklus Terbuka (Opened Cycle)

Pada sistem turbin gas siklus terbuka dimana fluida kerja (udara)
dikompresikan dari udara bebas, kemudian mengalami proses
pembakaran diruang bakar, berekspansi di Turbin dan akhirnya keluar
lagi ke udara bebas walaupun terbentuk gas sisa pembakaran atau
dengan kata lain sistem ini terbuka terhadap udara bebas. gambar
berikut adalah skema siklus terbuka.

7
Gambar 1 Blok Diagram Turbin Siklus Terbuka

2. Siklus Tertutup (Closed Cycle)

Sistem kerja turbin gas dengan siklus tertutup prosesnya


hampir sama dengan siklus terbuka. Namun gas bekas yang keluar dari
turbin dimasukkan kembali ke kompressor untuk di kompresikan
kembal, tetapi sebelum mendekati kompressor gas bekas tersebut
mengalami pendinginan hingga temperatur awal memasuki kompressor
pada sebuah alat penukar kalor (APK).

Gambar 2 Blok Diagram Turbin Siklus Tertutup

8
3. Siklus Kombinasi (Combined Cycle)
Siklus kombinasi ini sangat memperhatikan efisiensi dan
penghematan energi yang berasal dari gas buang yang merupakan
kerugian besar apabila gas buang dengan temperatur yang makin tinggi
keluar dari turbin gas namun tidak dimanfaatkan, bahkan dibuang ke
udara bebas.

Gambar 3 Blok Diagram Turbin Siklus Gabungan

b. Klasifikasi Turbin Gas Menurut Arah Alirannya

Turbin gas dapat digolongkan menurut arah aliran daripada


kompresor yang di gunakan

1. Turbin Axial

Disebut turbin axial karena arah aliran fluida kerjanya sejajar


dengar poros turbin. Penggunaan turbin gas aksial dapat ditemukan pada
pembangkit listrik.

9
Gambar 4 Turbin Axial

2. Turbin Radial
Disebut turbin radial karena arah aliran gas tegak lurus
terhadap poros turbin. Dapat ditemukan penggunaanya pada pesawat
pesawat kecil.

Gambar 5 Turbin Radial

2.2 Komponen Utama Turbin Gas

Gambar 6 Komponen Turbin Gas

7 Kompressor
Kompressor berfungi untuk menghisap udara atmosfir dan
mengkompresikannya sehingga pada tekanan tertentu kompresor pada
turbin dibedakan tegantung pada arah alirannya.
 Kompresor sentrifugal
Kompresor sentrifugal banyak dipakai pada turbin gas yang relatif
berukuran kecil. Kompresor sentrifugal ini terdiri dari infeler yang

10
tersimpan dalam suatu rumah yang berisi diffuser. Udara dihisap
kedalam impeller yang berputar dengan cepat. Kemudian disalurkan
pada tekanan dan kecepatan yang lebih tinggi pada diffuser stasioner.
Penurunan kecepatan udara dan energi kinetik mengakibatkan
kenaikan tekanan melalui infeler yang lebih dari dua tingkat pada
turbin gas.

 Kompresor Aksial

Kompresor ini dinamakan kompresor aksial karena udara mengalir


sejajar terhadap poros. Tidak seperti kompresor sentrifugal, kompresor
aksial membutuhkan banyak tingkat untuk mendapat udara
bertekanan tinggi. Tiap tingkat terdiri dari satu baris sudu gerak yang
terpasang pada rumah kompresor. Sebagai perbandingan dengan
kompresor sentrifugal, kompresor aliran aksial bisa mencapai 15
tingkat untuk menghasilkan tekanan operasi yang diinginkan.
8 Ruang Bakar (Combustion Chamber)
Udara bertekanan dari kompresor akan masuk menuju ruang bakar
yang biasa disebut combustion chamber atau combustor. Di dalam
combustor, oksigen dalam udara akan bereaksi dengan bahan bakar
sehingga menghasilkan panas. Panas tersebut diserap oleh komponen
udara sisa seperti nitrogen sehingga udara hasil pembakaran mengalami
semacam pemuaian secara cepat.

9 Turbin

Turbin merupakan tempat terjadinya konversi energi kinetik


menjadi energi mekanik yang digunakan sebagai penggerak kompresor
dan perlengkapan lainnya. Dari daya turbin yang dihasilkan kira-kira 60 %
digunakan untuk memutar kompresornya sendiri, dan sisanya digunakan
untuk kerja yang dibutuhkan. Turbin yang paling sederhana terdiri dari
sebuah bagian yang berputar disebut rotor, yang terdiri atas sebuah
poros/shaft dengan sudu-sudu atau blade yang terpasang pada poros
tersebur. Rotor tersebut berputar akibat dari tumbukan aliran fluida atau
berputar sebagai reaksi dari aliran fluida tersebut. Berdasarkan putaran

11
rotor itulah turbin terbagi atas 2 jenis, yaitu turbin impuls dan turbin
reaksi.

 Turbin Impulse

Turbin ini merubah arah dari aliran fluida berkecepatan tinggi


menghasilkan putaran impuls dari turbin dan penurunan energi kinetik
dari aliran fluida. Tidak ada perubahan tekanan yang terjadi pada
fluida, penurunan tekanan terjadi di nozzle.

Gambar 7 Turbin Impulse

 Turbin Reaksi

Turbin ini menghasilkan torsi dengan menggunakan tekanan atau


massa gas atau fluida. Tekanan dari fluida berubah pada saat melewati
sudu rotor. Pada turbin jenis ini diperlukan semacam sudu pada casing
untuk mengontrol fluida kerja seperti yang bekerja pada turbin tipe
multistage atau turbin ini harus terendam penuh pada fluida kerja.

Gambar 8 Turbin Reaksi

6.2 Sistem Pendingin Absorpsi


Turbin Gas yang terpasang di daerah udara panas seperti Indonesia,
mengalami penurunan daya output dibandingkan dengan kemampuannya
dari pabrikan, karena diuji kinerjanya pada temperatur 150C
sesuaidengan standart ISO. Oleh karena itu dengan temperatur rata-rata
330C khususnya di Indonesia, menyebabkan penurunan kapasitas out
Turbin Gas cukup berarti, yakni lebih dari 10 %, sehingga potensi

12
tersebut perlu diberdayakan, bahkan akan mendapat tambahan daya lebih
dari 10%, apabila uadara masuk ke turbin diturunkan mendekati
temperature 150C. Karakteristik daya output terhadap perubahan
temperature udara masuk, yakni sesuai dengan perhitungan daya output
turbin gas yang merupakan fungsi dari aliran masa udara masuk, dimana
makin dingin temperature udara maka akan makin berat udara tersebut,
karena density akan lebih besar, apabila temperature udara tersebut
makin dingin. Untuk mendinginkan udara masuk ke kompresor dari 330C
menjadi 150C perlu mesin pendingin yaitu absorption refrigeration
(absorption chiller).

6.2.1 Skematik Absorption Chiller

Gambar 9 Skematik PLTGU Menggunakan Dual Cooling System dengan


Absorption Chiller

Konfigurasi sistem yang ditunjukan pada gambar diatas, absorption


chiller termal terintegrasi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan
Uap (PLTGU). Sebuah lithium bromide (LiBr)/water chiller
diasumsikan, dimana air pendingin evaporator memiliki suhu terendah
dari absorption chiller dan memberikan efek pendinginan, sedangkan
generator memiliki suhu tertinggi dan menyerap panas dari sumber
panas eksternal untuk mendorong siklus chiller. Turbine coolant bled
dari keluaran kompresor digunakan sebagai sumber panas untuk
generator, dan udara masukan dari gas turbin yang digunakan sebagai

13
sumber panas untuk menguapkan refirgeran dari absorption chiller.
Pengaturan ini secara bersamaan mendinginkan pendingin turbin dan
aliran udara masuk.

Pada gambar diatas suhu pendingin turbin menurun menggunakan


pendinginan pre-coolant, yang biasanya disediakan oleh produsen
turbin gas sebagai bagian dari gas turbin. Media pendingin biasanya
udara ambient, tapi beberapa PLTGU menggunakanair atau uap dari
Heat Recovery Steam Generator (HRSG). Berbagai skema pendingin
udara masuk yang tersedia, seperti mechanical chiller, absorption
chiller, dan ontel fogging. Kami menggunakan absorption chiller karena
absorption chiller memberikan efek pendinginan yang lebih besar,
dimana absorption chiller digerakan oleh energi panas yang disuplai ke
generator. dalam pendinginan udara masuk oleh absorption chiller,
panas generator biasanya disediakan oleh HRSG.

6.2.2 Metode Pendinginan Lain


Pada penelitian sebelumnya, ada beberapa metode pendinginan
selain absorption chiller, diantaranya mechanical chiller, pada jurnal
sebelumnya sistem mechanical chiller untuk mendinginkan udara
saluran masuk melalui heat exchanger yang terpasa pada saluran masuk
turbin gas filter house. Cairan pendingin dalam heat exchanger dapat
berupa refrigeran itu sendiri atau cairan sekunder biasanya air. Lalu
pada penelitian sebelumnya juga ada metode pendinginan dengan
evaporative cooler, evaporative cooler dapat dijadikan sebagai media
pendingin udara masuk gas turbin karena sebagian besar pendinginan
dilakukan dengan pengeluraran energi yang sedikit. Evaporative cooler
hanya menggunakan blowerdan pompa air kecil dalam sebuah sistem
khusus. Pendinginan evaporative adalah proses wet-bulb konstan yang
mengambil keuntungan dari panas laten penguapan untuk
mendinginkan aliran udara dan biasanya diaplikasikan di iklim yang
lebih kering.

14
Gambar 10 Skematik Diagram Sistem Evaporative Cooler

Gambar 11 Skematik Diagram Sistem Mechanical Chiller

VII. State of The Art


Terkait dengan penelitian ini, terlebih dahulu Alaa A. El-Shazly,
Mohamed Elhelw, Medhat M. Sorour, Wael M. El-Maghlany telah

15
melakukan penelitian dengan judul “Gas Turbine Performance
Enchancement Via Utilizing Different Integrated Turbine Inlet Cooling
Techniques”. Penelitian tersebut menggambarkan/menganalisa sistem
pendinginan pada turbin gas secara terintegrasi dengan tujuan untuk
mendapatkan kinerja turbin gas yang maksimal, baik dari segi efisiensi
thermal maupun output daya yang dihasilkan dari turbin gas tersebut.

Dalam penelitian tersebut, diketahui bahwa kinerja turbin gas dapat


ditingkatkan dengan efek ganda, indirect-fired, reverse parallel flow,
water-lithium bromide absorption chiller dengan regenerator dengan
rentang suhu (T = 283-313K), kelembaban relatif (60%), tekanan ambient
(101.3 kPa), dan gas pembakaran masuk ke turbin pada suhu konstan sama
dengan 1385 K dan dengan evporative cooler system dalam hal output
daya, thermal effsiensi, heat rate, dan ekonomi. Dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa dengan efek ganda, indirect-fired, reverse parallel
flow, water-lithium bromide absorption chiller dengan regenerator output
daya dan efisiensi thermal solusi terbaik dibandingkan dengan evaporative
after cooler, metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan
pemodelan matematika dan untuk kinerja turbin dalam penelitian ini
disimulasikan dengan menggunakan bahasa pemograman C++ yang
kemudian hasilnya akan dibandingkan dengan nilai-nilai kinerja untuk
model turbin gas.

Performance Improvement of Power Plants Using Absorption


Cooling System menurut M.F Elberry, A.A. Elsayed, M.A Teamah, A.A
Abdel-rahman, dan A.F Elsafty, melalui penelitiannya di pembangkit
listrik Nubaria sebagai studi kasusnya untuk proses simulasi dengan
menggunakan EES (Engineering Equations Solver) untuk mensimulasikan
siklus dengan atau tanpa pendingin. Bertumbuh dan meningkatnya
penduduk di seluruh dunia akan membawa peningkatan permintaan dari
berbagai jenis energi. Mesir adalah negara berkembang dengan potensi
tinggi untuk pertumbuhan ekonomi dan beberapa peluang untuk investasi.
Turbin gas yang terlibat dalam produksi 50% dari total listrik yang
dihasilkan di mesir. Meskipun turbin gas banyak memiliki keuntungan,

16
akan tetapi turbin sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Pada saat hari-
hari panas permintaan listrik meningkat sedangkan daya turbin menurun,
untuk itu dengan menambahkan sistem pendingin absorption chiller
memainkan peran penting dalam memberikan solusi konservasi energi di
bidang pembangkit tenaga listrik. Dimana kesimpulan dari penelitian ini
adalah peningkatan kinerja pada PLTGU dapat diakui, akibat dengan
menambahkan sistem pendingin udara masuk ke pembangkit listrik.

Analytical Method for Evaluation of Gas Turbine Inlet Air


Cooling in Plant Combined Cycled Power, menurut Cheng Yang, Zeliang
Yang, dan Ruixian Cai, metode analitik digunakan untuk mengevaluasi
penerapan GTCCIAC dengan membandingkan sistem pendingin
absorption chiller dan inlet fogging untuk meningkatkan kinerja PLTGU
dibawah suhu lingkungan yang tinggi. Dalam penelitian ini juga dapat
disimpulkan bahwa analisa dengan menggunakan metode analitikal
didapat kesimpulan GTCCIAC dengan chilling dan fogging lebih baik di
zona dengan suhu udara ambien tinggi dan kelembaban yang rendah, lalu
perbandingan penerapan antara PLTGU inlet chilling dan inlet fogging ,
bahwa PLTGU inlet fogging lebih unggul dalam efisiensi daya tetapi
memliki keuntungan yang lebih kecil daripada margin inlet chilling.

No Penelitian Oleh Tahun Judul


Alaa A. El-Shazly,
Gas Turbine Performance
Mohamed Elhelw,
Enchancement Via Utilizing
1 Medhat M. Sorour, 2016
Different Integrated Turbine Inlet
danWael M. El-
Cooling Techniques
Maghlany
M.F Elberry, A.A.
Performance Improvement of Power
Elsayed, M.A Teamah,
2 2018 Plants Using Absorption Cooling
A.A Abdel-rahman, dan
System
A.F Elsafty
3 Cheng Yang, Zeliang 2009 Analytical Method for Evaluation of
Yang, dan Ruixian Cai Gas Turbine Inlet Air Cooling in Plant

17
Combined Cycled Power
Tabel 1 Tabel Penelitian

Pada penelitian sebelumnya, menggunakan pemodelan matematika


dan untuk kinerja turbin gas disimulasikan dengan bahasa pemograman C+
+, engan sistem pendingin absorption chiller. Pada penelitian ini,
menggunakan EES (Engineering Equations Solver) untuk mensimulasikan
siklus dengan atau tanpa pendingin, dan dengan menggunakan software
cycle tempo untuk kinerja dari turbin gas dengan sistem pendingin
absorption chiller. Hal ini untuk mendapatkan efisiensi dan output daya
yang lebih baik untuk merangcang kinerja turbin gas dengan sistem
pendingin absorption chiller pada PLTGU Cilegon, dengan melihat
penelitian-penelitian sebelumnya sebagai acuan.

VIII. Roadmap Penelitian

2021  Analisa kelayakan


ekonomi, teknik, dan
prospek industrialisasi
sitem pendingin
absorption chiller pada
PLTGU Cilegon
 Pentiapan dokumen
teknis dan detailed
design untuk produksi
skala industri
2020  Implementasikan sistem
absorption chiller pada
PLTGU Cilegon
 Evaluasi dan validasi
prototipe padakondisi
sebenarnya

18
2019 Perancangan Sistem
 Identifikasi parameter
disain sistem pendingin
absorption chiller pada
PLTGU Cilegon.
 Merancang bangun
prototipe
 Evaluasi dan validasi
prototipe dengan
software dan di uji dalam
laboratorium

Tingkat TKT 1 TKT 3 TKT 5


Kesiapan
Teknologi

Komponen teknologi Model atau purwarupa Sistem Teknologi telah


telah divalidasi oleh telah diuji dalam lengkap dan memenuhi
software & lingkungan lingkungan yang syarat (qualified)
laboratorium relevan

TKT 2 TKT 4

Komponen teknologi Purwarupa telah diuji


telah divalidasi dalam dalam lingkungan yang
lingkungan yang sebenarnya
relevan

Gambar 12 Road Map Penelitian

19
IX. Anggaran Penelitian
Dibawah ini adalah anggaran penelitian yang akan dilangsungkan
selama tiga bulan di PLTGU Cilegon

No Uraian Kegiatan Volume Harga Satuan Biaya


1 Pengumpulan dan Analisis Data
Analisis Data Rp. 250.000
Identifikasi dan
Rp. 250.000
Programing System
Desain dan Programing
Rp. 500.000
System
Testing dan Implementasi Rp. 100.000
2 Bahan dan Peralatan Penelitian
Biaya Internet 3 Bulan Rp. 70.000 Rp. 210.000
Biaya Buku Referensi 4 Buku Rp. 150.000 Rp. 600.000
3 Penelitian Lapangan
Transportasi 3 Bulan Rp. 200.000 Rp. 600.000
Konsumsi 3 Bulan Rp. 400.000 Rp. 1.200.000
Akomodasi 3 Bulan Rp. 400.000 Rp. 1.200.000
4 Biaya Lain-lain
Kertas A4 3 Rim Rp. 40.000 Rp. 120.000
Tinta Printer 2 Paket Rp. 150.000 Rp. 300.000
Fotocopy Referensi 4 paket Rp. 30.000 Rp. 120.000
Laporan Penyelesaian
4 Bundel Rp. 30.000 Rp. 120.000
Tugas
Jumlah Biaya Rp. 5.570.000

Tabel 2 Tabel Anggaran Penelitian

X. Daftar Referensi
[1]. M.F Elnerry, A.A Elsayed, M.A Teamah, A.A Abdel Rahman, A.F
Elsafty, Performance improvement of power plants using absorption
cooling system, Alexandria Engineering Journal (2018)

20
[2]. Alaa A. Elshazly, Mohamed Elhelw, Medhat M. Sorour, Wael M. El-
Maghlany, Gas turbine performance enchancement via utilizing
different integrated turbine inlet cooling techniques, Alexandria
Enggineering Journal (2016)
[3]. Cheng Yang, Zeliang Yang, Ruixian Cai, Analytical method for
evaluation of gas turbine inlet air cooling in combined cycle power
plant, Applied Energy (86 (2009) 848-856.
[4]. Mahmood Farzaneh-Gord, Mahdi Deymi-Dashtebayaz, Effect of
various inlet air cooling methods on gas turbine performance, Energy
36 (2011)
[5]. Hyun Min Kwon, Tong Seop Kim, Jeong Lak Sohn, Do Won Kang,
Performance improvement of gas turbine combined cycle power plant
by dual cooling of the inlet air and turbine coolant using an absorption
chiller, Energy (2018).

XI. Daftar Pustaka


1. Ganesan V. 1999. “ Gas Turbines”. Tata McGraw Hill Publishing
Company.
2. Agung Subagio, Budihardjo, Rivaldo Garchia (2015), Perencanaan
sistem pendingin udara masuk gas turbin 150C menggunakan
absorption chiller di PLTGU UBP Priok, Universitas Indonesia.
3. Kern, D. Q. 1950. “Process Heat Transfer”. New York : McGraw-Hill,
1950.
4. https://en.m.wikipedia.org/wiki/Gas_turbine
5. https://en.m.wikipedia.org/wiki/Chiller

21

Anda mungkin juga menyukai