SKENARIO 1 : ANALGESIK
OLEH KELOMPOK X
UNIVERSITAS JEMBER
2018
Skenario 1
Analgesik
Didi berfikir apakah semua orang yang kesakitan ini nantinya akan diberi
obat yang sama atau berbeda untuk meredakanrasa sakit yang bermacam-macam
itu. Obat apa yang cocok untuk semua keluhan Didi.
STEP 1
STEP 2
Problem Definition
Brain Storming
1. Jenis Nyeri
a. Berdasarkan penilaian dengan Visual Analog Skill (VAS),
dengan mengukur intensitas nyerinya, ada 3:
Ringan : Sakit gigi, nyeri otot, Haid. VAS : kurang
dari 4.
Sedang : Sakit punggung, migrain, rematik. VAS :
4-7.
Berat : Kejang usus, kolik (batu empedu), batu
ginjal, kanker. VAS : lebih dari 7.
b. Berdasarkan proses terjadinya suatu nyeri, ada 3:
Nosiseptik : terjadi kerusakan pada tubuh.
Neuropatik: terjadi kerusakan pada saraf.
Psikogenik : kondisi psikologis yang menyebabkan
kecemasan, stress, hingga depresi.
c. Berdasarkan waktunya, ada 3:
Akut : karena kerusakan yang berlangsung tidak
lama, waktunya kurang dari 2 minggu.
Subakut : waktunya 2-3 minggu.
Kronis : sudah berlangsung lama, bisa mencapai
lebih dari 3 bulan.
d. Berdasarkan kecepatannya, ada 2:
Nyeri melalui serabut A
Nyeri melalui serabut C
e. Berdasarkan sumbernya, ada 3:
Somatik : berasal dari kulit atau jaringan
dibawah kulit (superfisial).
Referred pain : bagian tubuh yang letaknya jau dari
jaringan yang mengalami nyeri.
Visceral : berasal dari organ viseral.
2. Obat analgesik, dibagi menjadi 2 golongan:
a. Opioid
Anlgesik opioid merupakan kelompok obat yang
memiliki sifat seperti opium yang berasal dari getah Papaverum
somniferum yang mengandung sekitar 20 jenis alkaloid
diantaranya, morfin, codein, tebain, dan papaverin. Sering
terjadi penyalahgunaan analgesik opioid karena adanya efek
euforia dan ketagihan sehingga penggunaannya pun dibatasi.
Opioid bekerja pada sistem saraf pusat, untuk meredakan
kisaran nyeri lebih luas, biasanya digunakan untuk rasa nyeri
yang hebat, misalnya pasca pembedahan.
b. NSAID
NSAID bekerja pada sistem saraf pusat maupun pada sistem
saraf perifer. NSAID diklasifikasikan beberapa kelompok
sebagai berikut:
a. Turunan asam salisilat
b. Turunan anilin
c. Turunan 5-pirazolon dan piraziladinon
d. Turunan asam N-arilantranmilat
e. Turunan asam arilasetat dan hetero lasetat
f. Turunan Oksikam
3. Mekanisme kerja NSAID yaitu dengan menghambat enzim
siklooksigenase (COX-1 dan COX-2) sehingga asam arakidonat
menjadi postaglandin A2 terhambat. Dan juga memengaruhi
penghambatan agregasi, penghabatan PGE2 menjadi tromboxan A2,
sehingga agregasi trombosit terhambat, sehingga proses hemostasis
terganggu.
NSAID dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Inhibitor selektif COX-1, seperti : aspirin
b. Inhibitor non-selektif terhadap COX, seperti : ibuprofen
c. Inhibitor selektif COX-2, seperti : meloxsicam
4. Analgesik opioid berdasarkan reseptornya ada 4:
a. Agonis kuat : seperti morfin, tetapi
memiliki efek samping seperti depresi pernapasan.
b. Lemah-sedang
c. Campuran agonis-antagonis
d. Antagonis : seperti naloxone, obat ini
bisa menyembuhkan koma, tetapi memiliki efek samping
depresi pernapasan,cara kerjanya yaitu menggantikan semua
molekul opioid yang berikatan dengan reseptor.
Farmakokinetik
Ketika masuk diabsorpsi tubuh, masuk ke sirkulasi bebas, ada yang
langsung diikat protein. Ada yang langsung didistribusikan, reseptor
miu, kappa, delta. Opioid bisa menhambat kerja SSP. lalu di
metabolisme memcah bagian obat sehingga mudah disekresi.
Mapping
MACAM
NYERI
JANGKA SUMBER
WAKTU
ANALGESIK
Learning Objective
Reporting/Generalisation
Gambar-1.
b. Nyeri Kronis
Nyeri kronik adalah nyeri yang berlangsung selama lebih dari 6
bulan. Nyeri kronik berlangsung di luar waktu penyembuhan yang
diperkirakan, karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respon terhadap
pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya. Jadi nyeri ini biasanya
dikaitkan dengan kerusakan jaringan (Guyton & Hall, 2008). Nyeri kronik
mengakibatkan supresi pada fungsi sistem imun yang dapat meningkatkan
pertumbuhan tumor, depresi, dan ketidakmampuan.
Tramadol merupakan analgetik yang bekerja di sentral yang
memiliki afinitas sedang pada reseptor mu(µ) dan afinitasnya lemah pada
reseptor kappa dan delta opioid. Obat golongan opioid sendiri telah banyak
digunakan sebagai obat anti nyeri kronis dan nyeri non-maligna. Tramadol
3mg/kg yang diberikan secara oral, i.m. atau i.v. efektif pada pengobatan
nyeri sedang hingga berat. Tramadol memperlambat pengosongan lambung,
meskipun efeknya kecil dibandingkan dengan opioid lain.12 Selain itu,
tramadol juga dapat menyebabkan sensasi berputar, konstipasi, pusing, dan
penurunan kesadaran. Penggunaan tramadol sebaiknya dihentikan bila
didapatkan gejala seperti kejang, nadi lemah, dan kesulitan bernafas.
Dibandingan dengan analgesik NSAID, Tramadol lebih aman untuk
digunakan karena tidak memiliki efek yang serius terhadap pencernaan,
sistem koagulasi, dan ginjal. Obat ini bermanfaat pada penanganan nyeri
kronik karena obat ini tidak menyebabkan toleransi atau adiksi dan tidak
berkaitan dengan toksisitas organ utama atau efek sedatif yang signifikan.
Obat ini juga bermanfaat pada pasien yang mengalami intoleransi pada obat
anti inflamasi non steroid. Kerugian tramadol antara lain interaksinya
dengan antikoagulan koumadin dan kejadian kejang. Oleh karena itu pada
pasien epilepsi, penggunaan tramadol sebaiknya dihindari. Selanjutnya efek
samping tramadol yang paling sering terjadi adalah meningkatnya insidensi
mual dan muntah pada pasien perioperatif.
Berdasarkan lokasinya Sulistyo (2013) dibedakan nyeri menjadi,
1. Nyeri Ferifer
Nyeri ini ada tiga macam, yaitu :
a. Nyeri superfisial, yaitu nyeri yang muncul akibat rangsangan pada
kulit dan mukosa
b. Nyeri viseral, yaitu rasa nyeri yang muncul akibat stimulasi dari
reseptor nyeri di rongga abdomen, cranium dan toraks.
c. Nyeri alih, yaitu nyeri yang dirasakan pada daerah lain yang jauh
dari penyebab nyeri.
2. Nyeri Sentral
Nyeri yang muncul akibat stimulasi pada medulla spinalis, batang otak
dan talamus.
3. Nyeri Psikogenik
Nyeri yang tidak diketahui penyebab fisiknya. Dengan kata lain nyeri
ini timbul akibat pikiran si penderita itu sendiri.
Intensitas nyeri dibedakan menjadi lima dengan menggunakan skala
numerik yaitu:
1. 0 : Tidak Nyeri
2. 1-2 : Nyeri Ringan
3. 3-5 : Nyeri Sedang
4. 6-7 : Nyeri Berat
5. 8-10 : Nyeri Yang Tidak Tertahankan (Judha, 2012).
Nyeri berdasarkan sifatnya :
1) Incidental pain
Yaitu nyeri yang timbul sewaktu - waktu lalu menghilang.
2) Steady pain
Yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan dalam waktu
yang lama.
3) Paroxysmal pain
Yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali.
Nyeri tersebut biasanya menetap kurang lebih 10-15 menit, lalu
menghilang, kemudian timbul lagi.
DAFTAR PUSTAKA