Anda di halaman 1dari 8

JUDUL:

Analisis Kualitatif Senyawa Organik


HARI/TANGGAL:
Jum’at, 05 April
TUJUAN:
 Memahami analisis kualitatif unsur-unsur penyusun suatu senyawa organik
 Mengidentifikasi uji warna atau reaksi-reaksi untuk uji kualitatif unsur-unsur
penyusun suatu senyawa organik

LANDASAN TEORI
Yang dimaksud dengan analisis dalam kimia organikadalah untuk
menentukan unsur zat organik. Pada umumnya zat organik mengandung unsur C,
H, N ,O, P, dan halogen. Sesudah suatu zat organik dimurnikan, maka dengan
meetoda tertentu macam atom dalam molekul organik dapat ditentukan. Analisis
ini disebut anlisis kualitatif.
Sebagai contoh, menentukan atom C dan H dalam suatu molekul. Untuk
mengoksidasi senyawa organik yang terdiri dari karbon dan hidrogen, dipakai
kuprioksida. Karbon berubah menjadi karbondioksida yang ditunjukan oleh air
kapur yang memberikan endapan putih kldium karbonat, hidrogen menjadi air,
berupa tetesan cairan disekeliling tabung pembakaran dan dideteksi dengan
padatan kuprisulfat anhidrus yang menguibah warna putih dari kuprisulfat menjadi
biru. Untuk menentukan atom halogen, nitrogen dan belerang:

Senyawa organik dipijarkan dengan logam natrium. Halogen an belerang


akan diubah pada pemijaran mejadi senyawa natrium halida dan natrium sulfida.
Nitrogen dalam pemijara ini diubah menjadi senyawa sianida. Hasil pemijaran
kemudian dideteksi secara konvensional. Adanya halogen ditunjukan dengan
larutan AgNO3 yang menberikan endapan putih dari AgCl dan AgBr, sedangkan
Agl berwarna kuning. Adanya belerang ditentukan dengan menambah plumbum
asetat yang akan memberi endapan hitam dari PbS. Adanya nitrogen dapat
diidentifikasi dari hasil pemijaran dengan menambahkan larutan ferrosulfat yang
memberikan endapan biru Berlin. Adanya oksigen dalam senyawa organik hanya
diketahui dari anaisis kualitatif karena tidk dikenal analisis kualitatif yang dapat
menunjukkan adanya oksigen dalam senyawa organik.
Sabirin Matsjeh, hal 1
Senyawa organik menunjukan sifat kimia dan fisika yang sangat berbeda
karena strukturnya berbeda. Beberapa diantaranya berwujud padat, sebagian
berwujud cair, dan ada pula gas. Adda yang rasanya manis dan ada pula yang
asam. Ada yang beracun, ada yang sangat penting untuk kehidupan. Untuk
memahami berbagai sifat molekul organik perlu diketahui strukturnya. Tiga prinsip
sederhana yang dapat memberikan pengertian dasar tentang struktur dan kimiawi
molekul organik adalah:
1. Atom karbon dapat membentuk ikatan kovalen dengan ikatan hidrogen
2. Atom karbon dapat membentuk ikatan kovalen dengn atom karbon lain untuk
membangun rantai karbon,
3. Atom karbon dapat membentuk ikatan kovalen dengan unsur lain, terutam oksigen,
nitrogen, belerang, dan halogen.

Antony C. Wilbraham & Michael S. Matta. Hal: 24-25

Perkembangan kimia organik berhubungan dengan susunan bahan alam yang


kelihatannya rumit. Sebuah reaksi kimia ditandai oleh antaraksi suatu molekul
dengan molekul lainnya sedemikian rupa sehingga beberapa ikatan terputus dan
beberapa lainnya terbentuk. Pada tingkat molekul arti dari reaksi kimia adalah
tarikan muatan dan gerakan elektron.
Pengkajian terperinci dari reaksi organik akan ditangguhkan sampai kita
selesai mempelajari sifat yang menunjukkan ciri senyawa karbon. Namun,
beberapa contoh sederhana dari tiap golongan reaksi diperkenalkan untuk
menggambarkan arah yang akan ditempuh. Reaksi dibagi dalam tiga golongan
yaitu adisi, substitusi, dan eliminasi.

Stanley H. Pine , James B. Hendrickson, Donald J CRAM, George S. Hammond.


Hal 21-22

Nitrogen terdapat dalam kadaan bebas di udara 78% dari dalam senyawa
seperti garam nitrat dan garam amonium.
Sifat nitrogen:
1. Sukar bereaksi karena energi ikatannya besar
2. Reaki nitrogen umumnya endoterm dan memerlukan katalis
3. Satu-satunya logam yang bereaksi dengan nitrogen pada suhu kamar Li dan
membentuk senyawa-senyawa kovalen dengan bilangan oksidasi -3 sampai +5.
Oksigen merupakan unsur terbanyak dialam. Sifat oksigen yaitu tidak dapat
terbakar tatapi diperlukan pada pembakaran dan dengan logam dan non logam
membentuk oksida.
Halogen adalah zat oksidator dan memiliki bilangan oksidasi dari 0 sampai
+7.
Drs . A.H.Al Arifin, M.Pd & Drs. Mahfud Rodhi, M.Pd. Hal: 133-134

Analisis kulitatif unsur


Dalam senyawa organik unsur sering terjadi terjadi bersama dengan karbon
dan hidrogen adalah oksigen, nitrogen, sulfur, klor, brom, dan iodin. Deteksi unsur
ini tergantung pada mereka untuk mengkonversi larut dalam air senyawa ionik dam
penerapan tes khusus.
Deteksi berbagai unsur hadir dalam senyawa organik yang disebut analisis
kualitatif. Karbon dan hidrogen yang hadir di hampir semua senyawa organik.
Unsur lainnya biasanya hadir dalam senyawa organik adalah oksigen,
nitrogen, halogen, silfur, dan kadang-kadang fosfor.
Drs. Faizar Farid, M.Si. hal:03
Analisis kualitatif adalah pekerjaan yang bertujuan untuk mengetahui
senyawa-senyawa yang terkandung dalam sampel uji. Metode yang dipakai untuk
tujuan ini bisa secara klasik atau instrumen, metode klasik yang paling utama
adalah analisis warna atau reaksi warna, metode ini dipakai untuk senyawa
anorganik (kation dan anion), atau juga untuk senyawa organik seperti sering
digunakan untuk skrining fitokimia dalam penentuan metabolit sekunder
tumbuhan.
Mtoda lain dalam tujuan ini adalah uji adalah uji warna nyala. Kedua metoda
tersebut diawali dengan analisis organoleptis atau uji pendahuluan. Instrumen
analisis yang dikenal saat ini sebagian besar dapat melakukan analisis kualitatif
tergantung dari spesifikasi instrumen.
http://www.scrbd.com/doc/101746364/Analisis-kulitatif-dan-kuantitatif

ALAT DAN BAHAN


Alat
 Tabung reaksi
 Gelas ukur
 Bunsen
 Pipet tetes
Bahan
 CuO
 Air kapur
 Tembaga sulfat anhidrat
 Air susu
 Natrium
 Air suling
PROSEDUR KERJA
1. Deteksi Karbon dan Hidrogen
Senyawa organik
Dipanaskan dengan oksida tembaga (CuO) kuat
Diamati perubahan oksidasi karbon dan air
Dicampurkan oksida tembaga kering (CuO)
Dipanaskan dalam tabung kaca keras
Diamati perubahan warna yang terjadi

Hasil

2. Deteksi Nitrogen, Silfur, dan Halogen


Nitrogen, Sulfat,
dan Halogen
Dideteksi unsur N,S, dan halogen
Diubah unsur N,S, dan halogen menjadi bentuk ionik
Dipanaskan senyawa organik dengan logam natrium
Dileburkan senyawa ionik dalam larutan encer
Diaduk senyawa ionik
Dideteksi dengan percobaan kimia sederhana
Diaduk larutan encer dalam NaCN
Dipanaskan logam natrium 50-60 mg
Dileburkan selama 2-3 menit
Didinginkan tabung dalam china dist 20-30 ml air suling
Disaring bahan larutan

Hasil

3. Deteksi Nitrogen
Nitrogen
Dimasukkan 2-3 tetes larutan NaOH
Dimasukkan 1 ml FeSO4
Diaduk dengan 2Fe2(SO4)3
Diamati perubahan warna yang terjadi

Hasil

4. Deteksi Sulfur
Ekstrak Natrium
Diasamkan dengan asam asetat dan larutan timbal asetat
Diambil ekstrak dalam tabung reaksi
Ditambahkan 2-3 tetes nitrogenprusside Natrium
Diamati perubahan yang terjadi

Hasil

DATA PENGAMATAN
1. Identifikasi Karbon dan Hidrogen
Massa CuO: 1 gr
Volume Ca(OH)2: 10 ml

CuO ==> menghasilkan gelembung, gas berwarna kuning dan larutan berwarna
hitam.
Ca(OH)2 ==> larutan putih susu dengan endapan putih dan lapisan kuning.
Setelah direaksikan, endapan semakin terbentuk dengan lapisan larutan berwarna
orange, kuning putih.

2. Tes Belstein
Kawan tembaga dipanaskan ditambah 2 tetes CCl4menghasilkan warna merah pada
biru bunsen.

3. CaO
Massa CaO : 1 gram
Volume air suling : 5 ml
Volume CCl4 : 2 tetes
Volume AgNO3 : 10 tetes/ 0,5 ml
Volume HNO3 1:1 : 1 ml
CaO ==> terdapat gelembung, larutan berwarna putih, lapisan atas berwarna
kuning dan lapisan bawah putih susu.
CaO setelah di saring ditambahkan 1 ml
AgNO3 ==> endapan berwarna hijau cincau.

PEMBAHASAN
1. Identifikasi Karbon dan Hidrogen
Dalam percobaan ini kita timbang 1 gr tembaga oksida CuO kemudian dimasukkan
ke dalam tabung reaksi, dipanaskan, ditambahkan gula pasir secukupnya setelah itu
dipanaskan 1 menit.
Diambil 10 ml Ca(OH)2 dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berbeda,
kemudian hubungkan kedua tabung reaksi dengan pipa U, setelah itu panaskan
kembali tabung raksi berisi CuO, lihat dan amati sampai perubahan terjadi.
CuO menghasilkan gelembung dan gas berwarna kuning serta larutan yang
berwarna hitam.
Ca(OH), larutan putih susu dengan endapan putih dan lapian kuning. Setelah
direaksikan, endapan semakin terbentuk dengan lapisan larutan berwarna orange,
warna kuning dan putih.
Ca(OH)2 berwarna orange, kuning dan putih karena cuO merupakan logam transisi
sedangkan Ca(OH)2 sebagai pengomplek. Sehingga Ca(OH)2 diuapkan senyawa
CuO terbentuk senyawa kompleks sehingga menghasilkan warna-warna.

CaO + H2O ===> Ca(OH)2

Perbedaan karbon dsn berlisn adalah karbon dapat dibuat dari pembakaran
hidrokarbon (coal) atau lainnya dengan kondisi udara yang terbatas sehigga terjadi
pembakaran tidak sempurna. Karbon terrsebut adalah sediment berwarna hitam
atau coklat kehitaman yang bersifat mudah terbakar dan terutama memiliki
komposisi utama Hidrogen (H), Oksigen (O), dan Nitrogen (N). Antraksik adalah
jenis coal dengn kandungan karbon yang tinggi dan sedikit tidak kemurnian sekitar
92-98 %. Sedangkan berlian atau diamond adalah salah satu bentuk alotrop karbon
dimana struktur atom C tersusun sebagai kubus berpusat muka diamond lebih
stabil dibandingkan grfik, memiliki kekerasan yang tinggi dan konduksifitas yang
besar kristsl dismond dibuat dari karbon tetrahedral seperti kristl silikon.

2. CaO
Pada percobaan ini, ditimbang 1 gram CaO dimasukkan kedalam tabung reaksi
kemudian ditambah air suling 5 ml, dipanaskan tabung setelah itu ditambahkan
HNO3 1:1 kemudian dipanaskan kembali. Setelah kira-kira banyak terbentuk
endapan, larutsn disaring menggunakan kertas saring.
Endapan yang didapatkan dalam penyaringan ditambahkan larutan AgNO 3. CaO
terdapat gelembung, larutan berwarna putih, lapisan atas berwarna kuning, lapisan
bawaah berwana putih susu. Setelah endapan diberi AgNO3 10 tetes endapan
memberikan warna hijau cincau.

3. Tes Belstein
Pada percobaan tes belstein, pertama kita potong kwat secukupnya, dipanaskan
pada api bunsen sampai kemerah-merahan kemudian setelah dingin ditetesi dengan
2 tetes CCl4., dibakar pada api bunsen. Warna yang dihasilkan pada kawat adalah
warna merah.

4. Identifikasi
Unsur Nitrogen (N) dalam larutan Castelana dianalisis keberadaannya sebagai
anion CN- (sianida) yang diidentifikasi dengan cara:
1. Filtrat ditambah larutan AgNO3, amati terbentuknya endapan putih.
2. Filtrat ditambah larutan FeSO4 jenuh atau kristal dipanaskan sampai mendidih,
anpa didinginkan ditambah H2SO4 encer secukupnya. Amati terbentuknya warna
biru fusion.
3 ml filtrat lassaigne ditambah beberapa tetes FeSO4 ditambah 1-3 tetes FeCl3 jika
peru asamkan dengan H2SO4 adanya unsur N larutan berwarna biru.

5. Identifikasi Sulfur
Ada 3 cara untuk mendeteksi unsur sulfur dalam senyawa:
1. Uji Natrium Nitro Prussaid

Na2S+ + Na[Fe(CN)5NO] ===> Na4 [Fe(CN)5NO5]


Natrium Nitroprussaid Natrium Tionitroprussaid
(violet/ungu)

Maka terbentuk warna ungu yang tak tetap. Tidak terjadi reaksi dengan larutan
hidrogen. Sulfide atau gas hidrogen sulfide yang bebas. Tetapi jika kertas saring
dibasahi dengan larutan reaknesian yang telah dijadikan basa dengan larutan
NaOH atau NH3 akan dihasilkan warna ungu dan hidrogen sulfide bebas.

2. Uji Timbal Asetat

Na2S + Pb(CH3COO)2 ===> PbS2 + 2(CH3COONa)


Timbal Asetat Timbal Sulfida
(endapan hitam)

Pada reaksi itu, ekstrak fusi natrium di asamkan dengan asam asetat, endapan
hitam timbal sulfide menunjukkan adanya belerang. Pengendapan tidak sempurna,
dapat terjadi jika asam mineral kuat dengan konsentrasi lebih dari 2 M. Hal ini
terjadi karena ion hidrogen terbentuk dalam reaksi diatas. Campuran sebaliknya di
bufferkan dengan Natrium Asetat.

3. Uji Perak Nitrat

N2S + 2AgNO3 ===> Ag2S + 2NaNO3


perak nitrat perak sulfida
(endapan hitam)

Dalam suasana netral (asam) terjadi endapan hitam perak sulfida, jika ditambahkan
asam nitrat pekat panas maka perak sulfide dan belerang tertinggal dalam bentuk
endapan putih.

DISKUSI
Pada percobaan ini banyak kesalahan yang kami lakukan, pada penguapan
CuO dan Ca(OH)2 pada saat pengupan larutan Ca(OH)2 pecah sehingga kami
mengganti larutan yang baru namun tidak mempengaruhi percobaan. Warna pada
CuO dan Ca(OH)2 tidk berbeda dengan literatur.
Pada percobaan kedua yaitu percobaan CaO, seharusnya ditambah air 5 ml
pada 1 gram CaO setelah itu dipanaskan. Kesalahan yang terjadi adalah kami tidak
menambahkan air pada saat dipanaskan sehingga kami harus mengganti CaO.
Pada percobaan ini untuk hasil percobaan kami tidak ada yang berbeda
dengan literatur hanya saja pada praktiknyamenghasilkan bau, warna memberikan
hasil yang bagus.

KESIMPULAN
Dari percobaan dapat disimpulkan:
 Identifikasi unsur C dan H, CuO terdapat gelembung gas berwarna kuning dan
larutan berwarna hitam, sedangkan Ca(OH)2 setelah mendapat uap CuO terbentuk
endapan dengan lapisan larutan berwarna orange, kuning, dan putih.
 Idetifikasi unsur Halogen dengan percobaan Belstein yang pada kawat tembaga
dipanaskan dari ditambahkan 2 tetes CCl4.
 Identifikasi unsur Nitrogen menggunakan larutan filtrat Lasaigne.

DAFTAR PUSTAKA
C. Willbraham, Antoni dan M.S. Matta.2007.Kimia Organik. Bandung : ITB
Fessenden, Ralph J. Dan Joan S. Fessenden.1997. Kimia Organik Jilid II Edisi
3.Jakarta
Farid, Faizar. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Organik.Universitas Jambi: Jambi
H. Pine, Stanley. Dkk. 2009. Analisis Unsur. Jakarta. Erlagga
Matsjeh, Sabirin. 1993. Kimia Organik Dasar 1.Yogyakarta
http://www.scribd.com/doc/101746364/Analisis-Kulaitatif-dan-Kuantitatif

Anda mungkin juga menyukai