Manajemen Air Dan Penggunaannya
Manajemen Air Dan Penggunaannya
PENDAHULUAN
Untuk itulah dibutuhkan manajemen air yang terpadu sehingga dapat tercipta
keseimbangan dalam pemanfaatan air. Salah satu cara untuk mewujudkan gagasan
tersebut adalah dengan menerapkan konsep pemanenan air hujan (rainwater
harvesting), yaitu konsep pengumpulan air hujan yang ditampung oleh atap bangunan
untuk kemudian dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif sumber air bersih yang
dapat mengurangi penggunaan air tanah. Pemanenan hujan melalui atap-atap gedung
menjadi penting untuk dipertimbangkan dengan kondisi yang ada mengingat semakin
sadarnya manusia akan pentingnya menyelamatkan lingkungan seiring
berkembangnya informasi berkurangnya air bersih akibat pemanasan global yang
memicu pasokan air permukaan menguap lebih cepat dan mayoritas air tersalurkan
1
dengan cepat sebagai air permukaan menuju ke laut. Dengan pemanenan air hujan juga
dapat mengurangi volume banjir dan dapat dimanfaatkan menjadi kebutuhan air sehari-
hari.
1.3 Tujuan
2
1.4 Manfaat
3
BAB II
PEMBAHASAN
Manajemen air adalah usaha-usaha menjaga dan mengatur air yang ada di muka
bumi ini agar dapat terjaga keberadaannya dan dapat bermanfaat bagi kehidupan
manusia. Beberapa tahun terakhir, manajemen air menjadi satu isu yang banyak
dibahas di berbagai belahan dunia termasuk di negara Indonesia sendiri.
Secara umum, Indonesia menjadi satu dari sedikit negara yang memiliki sumber
daya air berlimpah. Berbagai laporan mengenai kondisi neraca air Indonesia
menunjukkan bahwa Indonesia masih mengalami surplus air. Meskipun demikian,
terdapat beberapa pulau di Indonesia yang telah mengalami defisit air. Untuk
memenuhi kebutuhan air tawar bersih, secara konvensional masyarakat mendapatkan
air dari air sungai, air danau, atau mata air. Akan tetapi, jumlah air tawar bersih yang
tersedia dari sumber-sumber ini semakin lama semakin berkurang akibat adanya
deforestasi, pencemaran air, dan meningkatnya populasi manusia.
Semakin berkurangnya jumlah air di permukaan yang dapat digunakan
dibandingkan dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap air tawar
bersih terutama dari kalangan industri memaksa dilakukannya pencarian terhadap
sumber air tawar bersih yang lain, yaitu dengan melakukan pengeboran sumur untuk
mengambil air tanah. Pengambilan air tanah ini di satu sisi menguntungkan manusia
karena masalah kebutuhan air tawar bersih dapat teratasi. Akan tetapi, seiring dengan
4
bertambahnya jumlah populasi manusia dan bertambahnya industri-industri yang
membutuhkan air sebagai bahan baku produksi membuat pengambilan air tanah
semakin kerap terjadi dengan jumlah pengambilan air yang semakin banyak. Hal ini
membuat cadangan air tanah yang ada semakin menipis.
Dari kenyataan-kenyataan tersebut, maka diperlukan adanya manajemen
terhadap air yang ada agar ketersediaan air dan kebutuhan terhadapnya dapat seimbang.
Dengan seimbangnya ketersediaan air dan kebutuhan air, maka kekhawatiran terhadap
sulitnya air di masa depan dapat dihilangkan.
5
4) Aspek Pengendalian
Perlu disadari bahwa selain memberi manfaat, air juga memiliki daya rusak
fisik maupun kimiawi akibat ulah manusia. Oleh karena itu, dalam
pengelolaan air tanah, yang tidak boleh dilupakan adalah pengendalian
terhadap daya rusak yang berupa pencemaran air tanah. Dalam pengelolaan
air tanah, ketiga aspek penting tesebut harus menjadi satu kesatuan, tidak
dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Adapun prinsipnya, yaitu:
1) Konservasi, yang berarti menggunakan air hanya secukupnya saja untuk
memenuhi kebutuhan yang senyatanya, tanpa pemborosan. Ini berarti
menggunakan air hanya secukupnya saja untuk memenuhi kebutuhan yang
senyatanya, tanpa pemborosan. Konservasi yang efektif biasanya meliputi
suatu paket langkah pengendalian yang terdiri dari :
Perlindungan dan Pelestarian Sumber Air, antara lain :
a. Pemeliharaan kelangsungan fungsi resapan air
b. Pengendalian pemanfaatan sumber air
c. Pengaturan daerah sempadan sumber air
d. Rehabilitasi hutan dan lahan.
Pengawetan Air, antara lain :
a. Menyimpan air yang berlebihan dimusim hujan
b. Penghematan air
c. Pengendalian penggunaan air tanah.
Pengelolaan Kualitas air, dengan cara memperbaiki kualitas air pada
sumber air antara lain dilakukan melalui upaya aerasi pada sumber air
dan prasarana sumber daya air.
Pengendalian Pencemaran Air, dengan cara mencegah masuknya
pencemaran air pada sumber air dan prasarana sumber daya air .
Kampanye untuk mendorong konsumen lebih sadar terhadap akibat
penggunaan yang boros.
6
2) Pendayagunaan Sumber Daya Air Tanah adalah pemanfaatan air tanah
secara optimal dan berkelanjutan. Pendayagunaan sumber daya air tanah
dilakukan melalui kegiatan inventarisasi potensi air tanah, perencanaan
pemanfaatan air tanah, perizinan, pengawasan, dan pengendalian.
3) Pengendalian Daya Rusak Air, dilakukan secara menyeluruh yang
mencakup upaya pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan air tanah.
4) Sistem Informasi Sumber Daya Air Tanah, yang berarti penggunaan
teknologi dan sistem yang selalu siap bekerja dengan sumber-sumber daya
yang dapat diperoleh dari lingkungan masyarakat yang dilayani, tanpa
ketergantungan yang berlebih pada masukan dari luar.
5) Sistem Melingkar (Circular System) yaitu, Dengan meningkatnya tekanan
jumlah penduduk terhadap sumber-sumber daya yang terbatas, maka kita
perlu memikirkan sistem melingkar, bukan garis lurus. Kota yang
membuang polusinya ke saluran air dan menyebabkan masalah bagi orang
lain tidak bisa diterima lagi. Sebaliknya, air limbah yang telah diolah
seharusnya dianggap sebagai suatu sumber bernilai yang dapat dipakai.
Dalam pengelolaan air tanah, semua aspek penting tesebut, harus menjadi satu
kesatuan, tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Salah satu aspek saja
terlupakan akan mengakibatkan tidak lestarinya pemanfaatan air dan bahkan akan
membawa akibat buruk. Jika semua pihak kurang benar dalam mengelola sumber daya
air, tidak hanya saat ini kita akan menerima akibat, tetapi juga generasi mendatang.
7
Salah satu bentuk diversifikasi yang dapat dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan air tawar yang bersih adalah dengan melakukan rain harvesting atau
penadahan air hujan. Dengan menadahkan air hujan dan menyimpannya di suatu kolam
penyimpanan, daerah yang mengalami defisit neraca air maupun daerah-daerah yang
kesulitan air tawar bersih dapat memenuhi kebutuhannya terhadap air tawar bersih.
Di beberapa kota di Indonesia, manajemen air kurang mendapat perhatian dari
pemerintah pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Pemerintah dan
masyarakat cenderung tak acuh dengan manajemen air . Hal ini tercermin salah satunya
dari perilaku masyarakat yang membuang sampah ke aliran sungai. Bahkan beberapa
industri liar membuang limbah produksinya ke dalam sungai. Hal ini bukan saja
mengotori dan mencemari air sungai, tetapi juga membuat jumlah air tawar bersih yang
dapat diperoleh dari sungai semakin berkurang. Selain itu, cerminan akan kurangnya
kesadaran masyarakat dan pemerintah adalah dari menjamurnya sumur-sumur bor.
Menjamurnya sumur bor ini sampai sekarang belumlah ditindak tegas pemerintah.
Entah ada unsur politik atau murni karena kurangnya kesadaran pemerintah. Jika hal
ini terus berlanjut, maka akan terjadi ketidakseimbangan antara air tanah yang masuk
ke dalam tanah dari daerah resapan dengan air tanah yang dikuras di daerah limpasan
yang ada di perkotaan.
Jika saja menjamurnya sumur bor diiringi dengan perluasan dan pelestarian
daerah resapan, mungkin jumlah air di dalam tanah dapat diseimbangkan antara air
yang masuk dan air yang keluar. Tetapi, yang terjadi saat ini adalah daerah resapan
semakin sempit dengan dibangunnya gedung-gedung, perumahan, dan pembukaan
sawah/perkebunan. Hal ini justru memperparah air tanah yang. Semakin lama semakin
sedikit jumlahnya.
Untuk memanajemen air di kota-kota besar, diperlukan penyadaran kepada
pemerintah dan masyarakat secara umum. Penyadaran ini perlu agar keseimbangan
antara air yang masuk dan air yang keluar dapat terjaga dengan baik. Penyadaran ini
dapat dilakukan dari diri kita sendiri dengan memberi contoh kepada keluarga kita,
teman kita, ataupun tetangga kita. Selain penyadaran, perlu adanya pemberian contoh
kepada pemerintah dan masyarakat akan manajemen air yang baik. Seperti telah
8
disebutkan di atas bahwa salah satu bentuk manajemen air adalah dengan melakukan
diversifikasi air. Di sini, pemberian contoh dapat dilakukan dengan membangun
gedung-gedung dengan instalasi tadah hujan di atapnya. Air dari atap ini dialirkan ke
sebuah tangki besar di bawah tanah untuk menampung air hujan. Air hujan ini
kemudian dapat dijadikan sebagai sumber air bersih yang murah dan ramah lingkungan
serta tidak mengganggu keseimbangan air sungai maupun air tanah.
9
pelaksanaan di lapangan. Hal tersebut perlu diintegrasikan dengan paradigma
pembangunan nasional dan pembangunan sumber daya air secara keseluruhan.
Secara umum, sektor sumber daya air di Indonesia menghadapi permasalahan
jangka panjang terkait dengan pengelolaan dan tantangan investasi, yang akan
mempengaruhi pembangunan ekonomi negara dan menyebabkan berkurangnya
keamanan pangan, kesehatan masyarakat, dan kerusakan lingkungan. Pada tingkat
kebijakan dan pelaksanaan, Indonesia menghadapi beberapa permasalahan spesifik
seperti sebagai berikut:
10
Kebijakan Pengelolaan Air Tanah setelah Undang-undang Nomor 7 Tahun
2004 tentang Sumber daya Air. Air tanah merupakan kebutuhan pokok hidup bagi
semua makhluk hidup. Oleh karena itu, dalam pengelolaannya harus dapat menjamin
pemenuhan kebutuhan yang berkecukupan secara berkelanjutan. Keberadaan air tanah
mempunyai fungsi sosial, lingkungan, dan ekonomi. Oleh karena itu, pengelolaannya
harus dapat menjamin kelestarian dan ketersediannya secara berkesinambungan.
Air tanah terdapat di bawah permukaan tanah baik berada di daratan maupun di
bawah dasar laut, mengikuti sebaran karakteristik tempat keberadaannya, yaitu dalam
lapisan tanah atau batuan pada cekungan. Keberadaan air tanah di Indonesia cukup
melimpah, akan tetapi tidak di setiap tempat terdapat air tanah, tergantung pada kondisi
geologi, yang meliputi proses pengendapan dan struktur geologi yang berpengaruh
terhadap sifat fisik tanah dan batuan serta curah hujan. Pengambilan air tanah dalam
upaya pemanfaatan atau penggunaannya memerlukan proses sebagaimana dilakukan
pada kegiatan pertambangan yang mencakup kegiatan penggalian atau pengeboran.
11
keterdapatan, penyebaran, ketersediaan dan kualitas air tanah, serta
lingkungan keberadaannya. Pengelolaan air tanah perlu diarahkan pada
keseimbangan antara konservasi dan pendayagunaan air tanah yang
terintegrasi dalam kebijakan dan pola pengelolaan sumber daya air.
Kegiatan utama dalam pengelolaan air tanah yang mencakup konservasi
dan pendayagunaan air tanah diselenggarakan untuk mewujudkan
kelestarian dan keseimbangan ketersediaan air tanah dan kemanfaatan air
tanah yang berkelanjutan untuk sebesar-besarnya kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat.
2) Prinsip Kebijakan Pengelolaan Air Tanah
Prinsip dari kebijakan pengelolaan air tanah meliputi :
Kelestarian kondisi dan lingkungan air tanah ;
Prioritas kebutuhan air pokok hidup sehari-hari dan pertanian
rakyat ;
Kesejahteraan masyarakat Provinsi atau Kabupaten/Kota pada CAT;
Keadilan dalam memenuhi kebutuhan air ;
Penggunaan yang saling menunjang antara air tanah dan air
permukaan dengan mengutamakan penggunaan air permukaan ;
Keseimbangan antara konservasi dan penggunaan air tanah.
12
sehingga mengakibatkan berkurangnya daya tampung sungai untuk mengalirkan air
yang datang akibat curah hujan yang tinggi di daerah hulu.
Pada sisi lain penyediaan air baku yang dibutuhkan bagi kegiatan rumah tangga,
perkotaan, dan industri sering mendapatkan gangguan secara kuantitas – dalam arti
terjadinya penurunan debit air baku akibat terjadinya pembukaan lahan-lahan baru bagi
pemukiman baru di daerah hulu yang berakibat pada pengurangan luas catchment area
sebagai sumber penyedia air baku. Di samping itu, secara kualitas penyediaan air baku
sering tidak memenuhi standar karena adanya pencemaran air sungai oleh limbah
rumah tangga, perkotaan, dan industri.
Perubahan peran pemerintah dari institusi penyedia jasa (service provider)
menjadi institusi pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha (enabler) agar memiliki
kemampuan dalam menyediakan kebutuhan air dan menunjang kegiatan usahanya
secara mandiri dan berkelanjutan, sehingga perlu adanya upaya-upaya pemberdayaan
masyarakat pengguna air untuk mengelola dan melestarikan potensi-potensi sumber
daya air.
Konsep dasar konservasi air adalah jangan membang-buang sumber daya air.
Pada awalnya konservasi air diartikan sebagai menyimpan air dan menggunakannya
untuk keperluan yang produktif di kemudian hari. Konsep ini disebut konservasi segi
13
suplai. Perkembangan selanjutnya konservasi lebih mengarah kepada pengurangan dan
pengefisienan penggunaan air dan dikenal sebagai konservasi sisi kebutuhan.
Konservasi air yang baik merupakan gabungan dari kedua konsep tersebut,
yaitu menyimpan air dikala berlebihan dan menggunakannya sesedikit mungkin untuk
keprluan tertentu yang produktif. Sehingga konservasi air domestik berarti
menggunakan air sesedikit mungkin untuk mandi, mencuci, menggelontor toilet, dan
penggunaan-penggunaan rumah tangga lainnya. Konservasi air industri berarti
pemakaian air sesedikit mungkin untuk menghasilkan suatu produk. Konservasi air
pertanian pada dasarnya berarti penggunaan air sesdikit mungkin untuk menghasilkan
hasil pertanian yang sebanyak-banyaknya.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_sumber_daya_air
https://environment-indonesia.com/training/aspek-dan-prinsip-pengelolaan-
sumber daya-air/
https://dokumen.tips/documents/manajemen-air.html
https://karyatulisilmiah.com/sumber-daya-air/
https://www.scribd.com/document/52057194/Pengantar-Manajemen-Sumber
daya-Air
http://water-management.chemical.web.id/id3/998-882/water-
management_30982_water-management-chemical.html
16