Disusun Oleh :
Mutiara Permatasari 21030114060039
Anita Sari 21030114060026
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Mutiara Permatasari 21030114060039
Anita Sari 21030114060026
Mengetahui :
Fatimah Aradani
Laporan Kerja Praktek
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kami rahmat dan hidayah-
berlangsung selama satu bulan, waktu kerja praktek mulai dari tanggal 1 April
merupakan salah satu tugas kuliah yang harus ditempuh untuk menyelesaikan
dari literatur dan petunjuk serta penjelasan dari operator dan pembimbing.
Tersusunnya laporan kerja praktek ini dapat diselesaikan tidak lepas dari
dukungan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
1. Allas SWT karena atas segala berkah dan rahmatnya kami masih diberikan
praktek ini.
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
i
Laporan Kerja Praktek
penyusunan laporan.
6. Ibu Ir. Hj. Wahyuningsih, M.Si selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia,
7. Ibu Ir. Hj. Dwi Handayani, M.T & Ibu Dra. FS. Nugraheni, M.Kes selaku
dan dukunganya.
8. Pembimbing lapangan dan juga operator di unit CDU, NPU, AHU, HTU,
RCU, LEU, OM, Utilitas, dan OCU yang telah memandu kami saat
orientasi di lapangan.
9. Orang tua dan keluarga kami atas kasih sayang, dukungan dan doanya
10. Teman-teman kami dari UNDIP dan teman-teman dari universitas lain yang
11. Serta semua pihak lainya yang tidak bisa dituliskan penulis satu per satu
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
ii
Laporan Kerja Praktek
terdapat banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, kami akan dengan
senang hati menerima kritik dan saran yang bersifat membangun, demi perbaikan
laporan ini. Akhir kata, penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
iii
Laporan Kerja Praktek
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iv
BAB I......................................................................................................................................10
PENDAHULUAN..................................................................................................................10
BAB II.....................................................................................................................................16
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................ 16
BAB III...................................................................................................................................23
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
iv
Laporan Kerja Praktek
3.2 Logo, Slogan, Visi dan Misi PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan ................ 25
BAB IV .................................................................................................................................... 41
BAB V...................................................................................................................................172
5.1 Utilitas..........................................................................................................................172
BAB VII................................................................................................................................205
PENUTUP............................................................................................................................205
6. 1 Simpulan.........................................................................................................................205
6. 2
Teknik Kimia Saran
Departemen Teknologi Industri
....... 206
Universitas Diponegoro
vi
Laporan Kerja Praktek
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................208
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
vii
Laporan Kerja Praktek
DAFTAR TABEL
2005] ..........................................................................................................................................
6
Tabel 5 Katalis dan Resin yang digunakan pada PT Pertamina (Persero) RU VI ................... 26
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Teknik Kimia 9
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
viii
Laporan Kerja Praktek
Gambar 17 Diagram alir proses Residue Catalytiv Cracker Unit (RCC) ................................ 82
Gambar 23 Diagram alir proses Propylene Olefin Complex Unit System ............................ 154
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
ix
Laporan Kerja Praktek
BAB I
PENDAHULUAN
sentral di Indonesia. Sejak ditemukan pada abad ke-17 sampai sekarang, minyak telah
Bahan Bakar Minyak yang dijuluki sebagai emas hitam yang memiliki ciri fisik
cairan kental atau cokelat gelap yang mudah terbakar ini sudah menjadi salah satu
kebutuhan primer. Manusia telah mengenal minyak bumi sejak lama yaitu sekitar
6000 tahun yang lalu, yang digunakan untuk keperluan pengobatan, bahan bakar,
Balongan dan yang terbaru, RU VII Kasim. Sasaran utama pengadaan Refinery Unit
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
10
Laporan Kerja Praktek
Salah satu Unit Pengolahan handal yang dimiliki PT. Pertamina (Persero)
adalah Refinery Unit VI Balongan merupakan kilang keenam dari tujuh kilang
adalah mengolah minyak mentah (crude oil) menjadi produk-produk BBM (Bahan
Bakar Minyak), Non BBM, dan Petrokimia. Refinery Unit VI Balongan mulai
beroperasi sejak tahun 1994. Kilang ini berlokasi di Indramayu (Jawa Barat) sekitar
± 200 km ke arah timur Jakarta, dengan wilayah operasi di Balongan, Mundu, dan
Salam Darma. Bahan baku yang diolah di Kilang Refinery Unit VI Balongan
adalah minyak mentah Duri dan Minas yang berasal dari Propinsi Riau.
kapasitas residu yang cukup besar sekitar 62% dari total feed. Refinery Unit VI
Balongan memiliki ciri utama yaitu RCC yang terdiri atas dua alat utama adalah
reaktor dan regenerator. Oleh karena ciri utama tersebut, RU-VI Balongan
mengambil logo berbentuk reaktor dan regenerator. Sebagai kilang yang relatif
baru dan telah menerapkan teknologi terkini, Pertamina Refinery Unit VI juga
memiliki beberapa unit-unit yang menjadi andalan seperti CDU, ARHDM, NPU,
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
11
Laporan Kerja Praktek
subjek pembelajaran lapangan yang sangat penting dan baik bagi mahasiswa
khususnya Teknik Kimia untuk melihat aplikasi dari proses pembelajaran selama
dikampus dengan objek yang tepat sebagai media pembelajaran itu adalah PT
melihat langsung kasus-kasus proses kimia aktual yang terjadi dilapangan dan
kampus. Selain itu secara tidak langsung mahasiswa dituntut untuk mengingat
dari sini mahasiswa akan mendapatkan sesuatu yang baru baik itu dalam hal
perminyakan (petroleum).
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
12
Laporan Kerja Praktek
learning by doing
Indonesia maupun proses dan teknologi yang mutakhir, dan dapat digunakan
2. Bagi Perusahaan
Hasil analisa dan penelitian yang dilakuan selama kerja praktek dapat menjadi
3. Bagi mahasiswa
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
13
Laporan Kerja Praktek
• Kapasitas produksi
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
14
Laporan Kerja Praktek
s
Unit VI Balongan pada tanggal 1 April /d 30 April 2017.
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
15
Laporan Kerja Praktek
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sampai saat ini minyak bumi masih menjadi komoditas utama di Indonesia,
baik sebagai sumber energi maupun sebagai bahan dasar produk turunan untuk
yang bergerak dalam bidang eksplorasi sampai dengan industri petrokimia hilir.
Pengelolaan sumber daya ini diatur oleh negara untuk kemakmuran rakyat seperti
yang tertuang dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 3. Hal ini ditujukan untuk menghindari
Raerink pada tahun 1871 di Cibodas dekat Majalengka (Jawa Barat), namun usaha
tersebut mengalami kegagalan. Kemudian dilanjutkan oleh Aeilo Jan Zykler yang
melakukan pengeboran di Telaga Tiga (Sumatera Utara) dan pada tanggal 15 Juni
Sejak itu berturut-turut ditemukan sumber minyak bumi di Kruka (Jawa Timur)
tahun 1887, Ledok Cepu (Jawa Tengah) pada tahun 1901, Pamusian Tarakan
tahun 1905 dan di Talang Akar Pendopo (Sumatera Selatan) tahun 1921.
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
16
Laporan Kerja Praktek
Caltex dan maskapai-maskapai lainnya untuk turut serta dalam usaha pengeboran
minyak di Indonesia.
yang bernama Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (PN
PERTAMINA). Sebagai landasan kerja baru, lahirlah UU No. 8/1971 pada tanggal
2005]
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
17
Laporan Kerja Praktek
(TMSU)
(PT PERMINA)
198/1961)
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
18
Laporan Kerja Praktek
BBM di Indonesia tantangan yang dihadapi PT. Pertamina (Persero) semakin berat
minyak bumi agar suplai BBM tetap stabil. Dalam pembangunan nasional, PT.
dan pengetahuan.
Untuk mencapai sasaran dan menghadapi tantangan terutama di dalam negeri, PT.
Indonesia. Saat ini PT. Pertamina (Persero) telah mempunyai enam buah kilang,
yaitu :
1 RU II Dumai 170.0
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
19
Laporan Kerja Praktek
3 RU IV Cilacap 348.0
4 RU V Balikpapan 260.0
5 RU VI Balongan 125.0
Visi:
Misi:
• Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara
Selama 37 tahun (20 agustus 1968 – 1 Desember 2005) orang mengenal logo
kuda laut sebagai identitas PERTAMINA. Perkiraan perubahan logo sudah dimulai
sejak 1976 setelah terjadi krisis PERTAMINA. Pemikiran tersebut dilanjutkan pada
tahun 2000 (Tim Citra) termasuk kajian yang mendalam dan komprehensif sampai
pada pembuatan TOR dan perhitungan biaya. Akan tetapi, program tersebut tidak
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
20
Laporan Kerja Praktek
corporate cultre bagi seluruh pekerja, mendapatkan pandangan (image) yang lebih
baik diantara global oil dan gas companies serta mendorong daya saing
oleh Direktur Hak Cipta, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
21
Laporan Kerja Praktek
Arti Logo :
PERTAMINA dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif dan
dinamis dimana:
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
22
Laporan Kerja Praktek
BAB III
invetasi pembangunannya dibayar dari revenue kilang Balongan sendiri dan dari
keuntungan Pertamina lainnya. Dengan demikian maka tidak ada dana atau equity
membangun kilang-kilang lainnya sebelum tahun 1990. Oleh karena itu kilang
mengolah minyak mentah jenis Duri. Pada tahun 1990-an, crude Duri mempunyai
harga jual yang relatif rendah karena kualitasnya yang kurang baik sebagai bahan
baku kilang. Kualitas yang rendah dari crude duri dapat terlihat diantaranya dari
kandungan residu yang sangat tinggi, kandungan logam berat dan karbon serta
nitrogen yang juga tinggi. Teknologi kilang yang dimiliki di dalam negeri sebelum
adanya kilang Balongan tidak mampu mengolah secara efektif dalam jumlah
besar, sementara itu produksi minyak dari lapangan. Duri meningkat cukup besar
pada kilang Balongan merupakan campuran crude Duri, Minas, dan Nile Blend
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
23
Laporan Kerja Praktek
Daerah Balongan dipilih sebagai lokasi kilang dan proyek kilang yang
dinamakan proyek EXOR I (Export Oriented Refinery I) dan dirikan pada tahun
oleh Presiden Soeharto pada tanggal 24 Mei 1995. Peresmian ini sempat tertunda
dari perencanaan sebelumnya (30 Januari 1995) karena unit Residue Catalytic
Unit RCC ini merupakan unit terpenting di kilang PT. Pertamina (Persero)
minyak ringan yang lebih berharga. Residu yang dihasilkan sangat besar sehingga
unit ini yang sekitar 83.000 BPSD merupakan yang terbesar di dunia untuk saat
ini. Dengan adanya kilang minyak Balongan, kapasitas produksi kilang minyak
kurang lebih 34 % dari bahan bakar minyak yang dipasarkan di Jakarta dan
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
24
Laporan Kerja Praktek
sekitarnya.
3.2 Logo, Slogan, Visi dan Misi PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan
Visi:
Misi:
NBBM dan Petkim secara tepat jumlah, mutu, waktu dan berorientasi laba
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
25
Laporan Kerja Praktek
pekerja untuk memiliki sikap enterpreneurship dan costumer oriented yang terkait
2. Gambar : konstruksi regenerator dan reaktor di unit RCC yang menjadi ciri
3. Warna :
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
26
Laporan Kerja Praktek
Balongan, kabupaten Indramayu, Jawa Barat (40 km arah barat laut Cirebon).
Untuk penyiapan lahan kilang, yang semula sawah tadah hujan, diperlukan
pengurukan dengan pasir laut yang diambil dari pulau Gosong Tengah yang
dikerjakan dalam waktu empat bulan. Transportasi pasir dari tempat penambangan
kilang.
Sejak tahun 1970, minyak dan gas bumi dieksploitasi di daerah ini.
Sebanyak 224 buah sumur berhasil digali. Di antara sumur-sumur tersebut, sumur
Barat, Kandang Haur Timur, Tugu Barat, dan lepas pantai. Sedangkan produksi
minyak buminya sebesar 239,65 MMSCFD disalurkan ke PT. Krakatau Steel, PT.
Pupuk Kujang, PT. Indocement, Semen Cibinong, dan Palimanan. Depot UPPDN
III sendiri baru dibangun pada tahun 1980 untuk mensuplai kebutuhan bahan
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
27
Laporan Kerja Praktek
Dengan demikian pipa yang digunakan dapat sependek mungkin dan energi yang
area perkantoran terletak cukup jauh dari unit-unit yang memiliki resiko bocor
atau meledak, seperti RCC, ARHDM, dll. Unit-unit yang berisiko diletakkan di
tengah-tengah kilang. Unit terdekat dengan area perkantoran adalah unit utilitas
Ditinjau dari segi teknis dan ekonomis, lokasi ini cukup strategis dengan
a. Bahan Baku
Minas, Dumai. Gas alam dari Jawa Barat bagian timur sebesar 18 Million
b. Air
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
28
Laporan Kerja Praktek
3 3
1.100 m serta kecepatan maksimum 1.200m . Air tersebut berfungsi
untuk steam boiler, heat exchanger (sebagai pendingin) air minum, dan
mana air keluaran di-recycle ke sistem ini. Secara spesifik tugas unit ini
c. Transportasi
distribusi hasil produksi, terutama untuk daerah Jakarta dan Jawa Barat.
Marine facilities adalah fasilitas yang berada di tengah laut untuk keperluan
bongkar muat crude oil dan produk kilang. Fasilitas ini terdiri dari area putar
tangker, SBM, rambu laut, dan jalur pipa minyak. Fasilitas untuk
propylene dan LPG dilakukan dengan fasilitas yang dinamakan jetty facilities.
d. Tenaga Kerja
terdiri dari dua golongan, yaitu golongan pertama, dipekerjakan pada proses
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
29
Laporan Kerja Praktek
minyak di Indonesia.
ketentuan hukum dan standar etika tertinggi dimana saja Pertamina melakukan
diharapkan menjadi nilai-nilai yang dijunjung tinggi dan menjadi perilaku khas
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
30
Laporan Kerja Praktek
Insan Pertamina:
1. Clean. Perusahaan dikelola secara profesional dengan : menghindari
pelanggan.
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
31
Laporan Kerja Praktek
organisasi yang menerangkan hubungan kerja antar bagian yang satu dengan yang
lainnya dan juga mengatur hak dan kewajiban masing-masing bagian. Tujuan
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
32
Laporan Kerja Praktek
untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Maka biasanya struktur
organisasi dibuat sesuai dengan tujuan dari organisasi itu sendiri. Struktur
1. General Manager
VI.
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
33
Laporan Kerja Praktek
3. Production-I Manager
4. Production-II Manager
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
34
Laporan Kerja Praktek
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
35
Laporan Kerja Praktek
(plant stop), pemeliharaan peralatan kilang rutin & non-rutin, pembangunan dan
pemeliharaan aset bangunan, fasilitas sosial, dan fasilitas umum lainnya, dan
pengelolaan mutu tools worksho, dan correction action saat operasi kilang untuk
peralatan yang paling optimal, menjadi role model, dan menunjukkan komitmen
HSE dalam setiap aktivitas dan memenuhi HSE excellence di Refinery Unit
pemerintah dan / atau standar & code serta aspek HSE yang belaku
8. REL Manager
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
36
Laporan Kerja Praktek
kilang dan safety yang optimal sesuai dengan prosedur kerja yang
startup, hingga post TA-OH yang sesuai best practice / pedoman TA,
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
37
Laporan Kerja Praktek
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
38
Laporan Kerja Praktek
dan kesehatan kerja dapat tercapai sesuai dengan rencana dalam upaya
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
39
Laporan Kerja Praktek
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
40
Laporan Kerja Praktek
BAB IV
PROSES PRODUKSI
Terdapat tiga kategori bahan baku yang digunakan, yaitu : bahan baku
utama yang berupa minyak mentah (Crude Oil), dan bahan baku penunjang &
aditif berupa bahan kimia, katalis, gas alam dan resin, serta bahan baku sistem
adalah berupa minyak minas (light oil) dan minyak duri (heavy oil) yang berasal dari
Oil), Nile Blend, mudi (Gresik), Banyu Urip, Azeri (Malaysia) dalam jumlah yang
kecil karena kandungan minyak duri dan minas sudah mulai terbatas dan sifat dari
Dalam prosesnya minyak mentah yang berasal dari Duri menghasilkan residu
yang lebih banyak dari pada minyak yang berasal dari Minas. Hal ini diakibatkan
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
41
Laporan Kerja Praktek
0
F
Viskositas
Kinematik
0
pada 37.8 C
0
pada 50 C cSt 500,6 30,68 3,942 2,448 5,99 2,6
241,4 17,14 3,079 2,734 5 26,82 2,06
kadar air % vol 0,2 0,25 0,3 0,05 0,03 0,2 0,15
berat
basic nitrogen
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
42
Laporan Kerja Praktek
NaCl
berat
0F
kandungan % 0,8 0,185 0,112 0,261 0,01 0,16
asphaltenes
berat
berat
(Conracson berat
Carbon
Residue)
Carbon berat
Residue)
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
43
Laporan Kerja Praktek
factor
Metal Content
Markuri 8
Komposisi minyak bumi dapat berubah setiap hari, bergantung kepada minyak
pendukung berupa bahan kimia, katalis, gas alam, dan resin dalam masing-masing
unit proses. Gas alam digunakan sebagai bahan baku di Hydrogen Plant diperoleh
dari lapangan Jatibarang, Jawa Barat. Hidrogen yang dihasilkan Hydrogen Plant
pada minyak mentah dan produk. Di bawah ini adalah bahan-bahan pendukung
yang digunakan:
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
44
Laporan Kerja Praktek
Amonia
11 Inhibitor
Desalter
Pemisahan
water
A/B,
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
45
Laporan Kerja Praktek
/19/20 Mercaptide
dan
18-V-102, 18-V-104
(24-C-201)
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
46
Laporan Kerja Praktek
dan CS2 serta senyawa sulfur lainnya yang terdapat dalam fraksi C3.
atau karburator pada mesin bahan bakar kendaraan atau mesin pengguna
dalam hidrokarbon alifatik dan aromatik atau garam amina dari asam fosfat
water, dan mengurangi laju korosi di over head systemflash rectifier dengan
pembentukan filming.
oxyalkilated resin dan amina dalam pelarut alkohol dan aromatik. Berfungsi
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
47
Laporan Kerja Praktek
kontinyu pada sisi suction pump, untuk membantu pencampuran atau difusi
tersebut dari fasa minyak ke fasa cair sehingga mudah untuk dipisahkan.
9. Soda ash (Na2CO3), berfungsi untuk menetralisir senyawa klorida yang dapat
mengatur pH.
11. Clorine (Cl2), berfungsi sebagai desinfektan pada raw water dan mencegah
13. LPG odorant, untuk memberi bau sebagai detektor kebocoran LPG.
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
48
Laporan Kerja Praktek
101/102/103 logam
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
49
Laporan Kerja Praktek
LPG
melepas kandungan
sulfur
C12-4
Catalyst menjadi H2
1p &
type
200F
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
50
Laporan Kerja Praktek
101
ball
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
51
Laporan Kerja Praktek
Bahan baku Utilitas adalah bahan baku yang dibutuhkan di unit utilitas
sebagai sarana penunjang proses. Dalam proses Utilitas bahan baku yang
dibutuhkan adalah air dan udara. Air berasal dari Bendungan Salam Darma di
Kabupaten Subang. Air ini sebelum digunakan diolah terlebih dahulu sehingga
bebas dari pengotor dan mineral. Air ini digunakan sebagai pendingin, pemasok
listrik umpan, pembangkit kukus, pemadam kebakaran, serta keperluan kantor dan
treatment air sisa proses. Hal ini bertujuan untuk mengolah air sisa proses seperti
sour water menjadi air proses kembali. Udara digunakan sebagai udara tekan serta
untuk pembakaran dan penyedia nitrogen. Udara tekan juga dapat digunakan
untuk sistem kontrol pabrik dan sebagai bahan pada unit penyedia nitogen.
pendukung berupa bahan kimia, katalis, gas alam, dan resin dalam masing-masing
unit proses. Gas alam digunakan sebagai bahan baku di Hydrogen Plant diperoleh
dari lapangan Jatibarang, Jawa Barat. Hidrogen yang dihasilkan Hydrogen Plant
pada minyak mentah dan produk. Di bawah ini adalah bahan-bahan pendukung
yang digunakan:
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
52
Laporan Kerja Praktek
Diesel Oil (IDF, Decant Oil, dan sebagainya. Proses utama yang digunakan PT.
Proses yang terjadi pada Hydro Skiming Complex Unit ini adalah proses
distilasi dan treating dari limbah yang dihasilkan dari crude oil dan proses
treating produk naphta. Unit HSC terdiri dari Crude Distillation Unit (CDU) dan
Pertamina RU-VI Balongan. Unit ini terdiri dari Distillation Treating Unit (DTU)
Unit ini terdiri dari Crude Distillation Unit (Unit 11), Amine
Treatment (Unit 23), Sour Water Stripper (Unit 24), Sulphur Plant (Unit 25),
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
53
Laporan Kerja Praktek
3
m /jam). Campuran minyak mentah yang digunakan pada saat ini ini terdiri dari
50% crude oil Duri dan 50% crude oil Minas dalam rangka optimalisasi kilang
RU-VI. Agar mencapai suhu yang dibutuhkan untuk proses distilasi, maka minyak
memanfaatkan panas dari produk yang dikeluarkan dari kolom fraksinasi sebelum
o
360 C. CDU merupakan Atmospheric Distillation Unit yang mengolah minyak
mentah menjadi produk-produk berdasarkan perbedaan titik didih dan titik embun.
Produk-produk yang dihasilkan dari CDU antara lain fraksi gas, naphta, kerosene,
Light Gas Oil (LGO), Heavy Gas Oil (HGO), dan Atmospheric Residue. Tujuan
CDU adalah memaksimalkan produk akhir, oleh karena itu sebagian residunya
diproses lagi pada unit AHU/ARHDM dan sebagian lagi langsung ke unit RCCC.
oil dan menghasilkan distilat overhead terkondensasi, gas oil dan residu.
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
54
Laporan Kerja Praktek
Unit CDU ini juga dirancang untuk mengolah campuran wild naphta dari gas
oil dan Light Cycle Oil (LCO) Hydrotreater. Unit ini beroperasi dengan baik pada
s
kapasitas antara 50 /d 100% kapasitas desain dengan faktor on stream 0,91.
.……(4.1)
ton
Kapasitas saat 100% adalah 754 /jam.
Minyak mentah Duri dan Minas dicampur di off site (area tank farm) dan
dialirkan oleh crude oil charge pump (11-P-101 A/B) sebanyak 748330 kg/jam
melalui cold preheater train dan desalter menuju furnace (F-101). Minyak mentah
mula-mula dipanaskan oleh produk Light Gas Oil (LGO), kemudian oleh HGO
(Heavy Gas Oil), residu, Top Pump Around (TPA), dan intermediate residu pada
exchanger (11-E-101) sampai (11-E-105) secara seri dari suhu 47,79 °C sampai 155,1
sampai 250 ppm. Garam yang terkandung di dalam crude sebagian besar terdiri dari
garam klorida yang akan menimbulkan HCl apabila bereaksi dengan uap air pada
kolom distilasi sehingga dapat menyebabkan korosi. Wash water untuk pencuci crude
oil pada desalter dipanaskan oleh desalter effluent water pada heat exchanger (11-E-
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
55
Laporan Kerja Praktek
valve pada desalter crude oil charge pump (11-P-102 A/B) melalui hot preheated
antara air dengan minyak sehingga air dapat menyerap garam pada minyak
dengan baik. Karena pencampuran air dengan minyak dapat menyebabkan emulsi
sehingga terjadi upset (air masuk ke kolom distilasi sehingga kapasitas CDU turun
akibat ekspansi air menjadi uap) maka diberikan demulsifier. Salah satu
demulsifier yang digunakan adalah Breaxite 126 yang dibeli dari pihak luar
2
Pertamina. Kondisi operasi desalter berkisar 150 °C dengan tekanan 8 kg/cm
sehingga air tetap berwujud cair. Setelah melalui desalter, crude dipanaskan oleh
Middle Pump Around (MPA), intermediate residue, HGO produk, Bottom Pump
Around (BPA) dan hot residue pada exchanger (11-E-106) sampai (11-E-111)
Hot preheater unit ini bertujuan untuk mengurangi beban kerja dari furnace
(F101). Minyak mentah yang keluar terakhir dari preheater exchanger kemudian
berada ditengah-tengah furnace dan tidak boleh mengenai pipa (pemanasan secara
radiasi) agar tidak merusak pipa, kemudian keluaran furnace digabung kembali ke
dalam 1 pipa. Pemanasan dilakukan sampai suhu feed main fractionator mencapai
359,6 °C. Hal ini dikarenakan minyak mentah tersebut memiliki tekanan yang
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
56
Laporan Kerja Praktek
efisiensi pemanasan, sehingga flow measurement dan kontrol untuk 8 pass dari
Minyak mentah yang sudah berupa vapor mengalir melalui bagian konveksi dan
radiant heater, kemudian masuk ke flash zone dari main fractionator (11-C-101)
untuk fraksinasi.
Kolom distilasi terdiri dari 34 tray dimana feed masuk pada tray nomor
31. Untuk memanfaatkan dan mengambil panas dari (11-C-101) selain dengan
overhead condensing system dan residu pada bottom juga digunakan tiga pump
around stream. Fungsi dari pump around ini selain sebagai pembantu proses
distilasi pada sesi enriching juga bertujuan untuk mengontrol temperatur menara
a) Top pump around stream diambil dari tray nomor 5 dari kolom fractionator
tray.
b) Middle pump around stream diambil dari tray nomor 15 pada kolom
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
57
Laporan Kerja Praktek
c) Bottom pump around stream diambil dari tray nomor 25 dari kolom
tersebut turun dan digunakan sebagai refluks untuk pengatur temperatur pada tray
di atasnya dan mencegah adanya fraksi berat yang terbawa ke atas. Pada
fractionator C-101 juga diambil side streamnya untuk menghasilkan produk light
gas oil dan heavy gas oil. Sebelum diambil sebagai produk LGO dan HGO,
masing-masing side stream dimasukkan ke dalam LGO stripper (C-102) dan HGO
stripper (C-103). Jumlah stream yang keluar dari LGO stripper sebanyak 81.930
kg/jam sedangkan jumlah stream yang keluar dari HGO stripper sebanyak 45.720
stripper untuk menurunkan tekanan parsial komponen dalam side stream yang
masuk ke dalam LGO dan HGO stipper sehingga fraksi ringannya dapat terusir
Overhead stream dari (11-C-101) terdiri dari kerosene dan fraksi ringan
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
58
Laporan Kerja Praktek
overhead untuk mengurangi korosi. Overhead stream dari (11-E-114) sebagian besar
terkondensasi, kecuali gas inert dan sedikit hidrokarbon ringan yang akan terpisah di
fraksi gas, fraksi minyak, dan fraksi air. Gas yang terkondensasi dilewatkan ke off gas
dipompakan ke sour water stripper unit. Kondensat overhead distilat (fraksi minyak)
unit untuk diproses lebih lanjut. Pada stabilizer terjadi pemisahan fraksi minyak yang
lebih berat (campuran naphta dan kerosene) dengan fraksi gas. Overhead distilat dari
(11-V-102) dipanaskan dengan hot kerosene product dan stabilizer bottom (11-E-118)
dan (11-E-119) secara berurutan sampai suhu 184°C sebelum dialirkan ke stabilizer
sebanyak 29800 kg/jam dialirkan ke amine treating facilities yang dikontrol oleh
Bottom product berupa naphta dan kerosene yang sudah stabil dialirkan ke splitter
(11-C-105) dan diatur oleh level control sesudah dipakai memanaskan umpan (11-C-
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
59
Laporan Kerja Praktek
dari (11-C-105) dikondensasikan lagi dengan fin fan di splitter condenser (11-V-
123) dan dimasukkan ke splitter overhead drum (11-V-105). Drum ini berguna untuk
dan diatur oleh flow control dan naphta produk dialirkan ke storage setelah
didinginkan dengan fin fan (11-E-124) dan cooling water (11-E-126) sampai suhunya
mencapai 31 °C. Produk kerosene yang sudah didinginkan dimasukkan ke dalam clay
kg/jam. Splitter bottom (kerosene produk) dipanaskan lagi dengan mid pump around
oleh umpan (11-C-104) di heat exchanger (11-E-118) dan didinginkan lagi di fin fan
LGO dan HGO dikeluarkan dari (11-C-101) dengan level kontrol sebagai side
fraksi ringannya akan di-stripping oleh steam. Stripping menggunakan low pressure
steam, sebelum diinjeksi ke stripper. Produk LGO dipompakan dari (11-C-102) dan
dipompakan dari (11-P-106) dan digunakan sebagai pemanas crude di preheated train
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
60
Laporan Kerja Praktek
oil bisa juga dialirkan ke storage melalui pressure control setelah didinginkan di
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
61
Laporan Kerja Praktek
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
62
Laporan Kerja Praktek
kandungan H2S yang terdapat dalam sour off-gas. Sour off-gas yang berasal dari
unit CDU, GO-HTU, LCO-HTU, dan ARHDM banyak mengandung sulfur dalam
bentuk H2S sehingga bersifat asam dan korosif, oleh karena itu perlu diolah lebih
lanjut. Proses yang dipakai adalah SHELL ADIP, yaitu menyerap H 2S dengan
penyerap yang digunakan adalah larutan MDEA (methyl diethanol amine) sebagai
3
larutan penyerap. Kadar larutan MDEA yang digunakan adalah 2 kgmol/m . Pada
b)
1. Off-gas absorber
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
63
Laporan Kerja Praktek
3
Kapasitasnya sebesar 18.522 Nm /jam.
RCC Unsaturated Gas berfungsi untuk mengolah sour gas dari unit RCC
3
Hydrogen Plant.Kapasitasnya sebesar 39.252 Nm /jam.
3. Amine regenerator
digunakan dalam kedua absorber di atas dengan kapasitas 100% gas yang keluar.
Hasilnya berupa larutan amine yang miskin sulfur dan siap dipakai
Umpan off gas absorber berasal dari off gas CDU (Unit 11), GO-HTU (Unit
14), LCO-HTU (Unit 21), dan ARHDM (Unit 12/13) dicampur menjadi satu
dalam kolom amine absorber (16-C-105) berasal dari off gas yang merupakan produk
dari RCC. Produk atas dari kolom amine absorber yang berupa treated off gas
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
64
Laporan Kerja Praktek
drum (16-V-107) untuk digunakan sebagai fuel gas system dan sebagai umpan
flare.
Produk bawah dari off gas absorber dicampur dengan produk bawah RCC
unsaturated gas absorber (16-C-105) dan fraksi cair dari RCC unsaturated
melalui rich amine filter (23-S-103) dan sebagian lagi melalui bypass untuk
make-up water dan dipompa untuk dijadikan refluks. Uap dari vessel merupakan
teregenerasi) di make up dengan amine dari amine tank (23-T-101) yang dialirkan
A/B), lalu sebagian dilewatkan ke lean amine filter (23-S-101) dan lean amine
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
65
Laporan Kerja Praktek
(23E-101), aliran dikembalikan ke RCC unsaturated gas absorber dan off gas
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
66
Laporan Kerja Praktek
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
67
Laporan Kerja Praktek
Sour Water Stripper adalah unit pengolahan air buangan dari unit-unit lain
yang masih mengandung H2S dan NH3. Produk yang dihasilkan dari unit ini
adalah treated water yang ramah lingkungan dan dapat digunakan kembali untuk
proses RU lainnya. Selain itu juga dihasilkan off gas yang kaya H2S dan NH3
Proses pada Sour Water Stripper diawali dengan pemisahan air dan minyak
secara fisika berdasarkan specific grafity-nya. Setelah itu dilakukan pemisahan air
secara disika berdasarkan specific grafity-nya. Setelah itu dilakukan pemisahan air
dan gas menggunakan 3 buah stripper dengan pemanas LMP steam yang terdiri dari
NH3 stripper dan H2S stripper pada train 1, serta sour water stripper pada train 2.
Unit ini secara garis besar dibagi menjadi dua seksi yaitu seksi Sour Water
Seksi Sour Water Stripper (SWS) terdiri dari dua train yang perbedaannya
didasarkan atas asal feed berupa air buangan proses yang diolah. Train nomor 1
terdiri dari H2S dan NH3stripper yangdirangkai seri digunakan untuk memproses
air buangan yang berasal dari CDU, AHU, GO-HTU dan LCO-HTU.
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
68
Laporan Kerja Praktek
3
Kemampuan pengolahan untuk train nomor 1 sebesar 67 m /jam. Train nomor 2
terdiri dari sour water stripperyang digunakan untuk memproses air buangan
3
sebesar 65,8 m /jam. Air buangan RCC mengandung sedikit H2S karena sebagian
besar telah diproses di ARHDM, namun kandungan NH 3nya masih banyak karena
kecepatan reaksi denitrogenasi pada ARHDM berjalan lambat. Fungsi kedua train
adalah menghilangkan H2S dan NH3 yang ada di air sisa proses. Selanjutnya air
yang telah diolah dari kedua train tersebut disalurkan ke Effluent Treatment
Facility atau diolah kembali ke CDU dan AHU. Gas dari H 2S stripper yang
mempunyai kandungan H2S yang cukup tinggi (sour gas) dan gas dari
Seksi ini bertujuan untuk mengoksidasi komponen sulfur dalam larutan spent
caustic yang berasal dari beberapa unit operasi membentuk H 2SO4 di oxidation
diatur dengan caustic soda atau asam sulfat dari tangki, kemudian disalurkan ke
3
effluent facility. Seksi ini mempunyai kapasitas 17,7 m /hari. Ditinjau dari sumber
spent caustic yang diproses seksi ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
Spent caustic yang rutin (routinous) dan non rutin (intermittent) yang
berasal dari unit-unit:
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
69
Laporan Kerja Praktek
2- -
Komponen sulfur dalam spent caustic dapat berupa S atau HS .Reaksi-
- 2-
2HS + 2O2 → S2O3 + H2O
2- - 2-
S2O3 + O2 + 2OH → 2SO4 + H2O
Kemudian pH treated spent caustic diatur dengan NaOH atau H2SO4. Saat
initerjadi peningkatan kapasitas unit SWS karena adanya tambahan sour water
dari Naphta Treatment Unit (NTU) atau Kilang Langit Biru Balongan (KLBB).
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
70
Laporan Kerja Praktek
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
71
Laporan Kerja Praktek
Sulphur Plant adalah suatu unit untuk mengambil unsur sulfur dari off
gas amine treatment unit dan H2S stripper train pertama unit SWS. Unit ini terdiri
dari unit Claus yang menghasilkan cairan sulfur dan berfungsi sebagai fasilitas
penampungan atau gudang sulfur padat. Pada sulphur unit feednya berasal dari
beberapa komponen unit proses lain diantaranya acid gas ex unit 24, acid gas unit
23. Selain itu unit ini juga menggunakan natural gas yang diperoleh langsung dari
4. Seksi Incinerator
Langkah proses :
1. Thermal recovery
Pada tahap ini gas asam dibakar di dalam furnace hingga membakar 1/3
H2S, hidrokarbon dan amonia yang terdapat dalam gas umpan. Senyawa SO 2 yang
terbentuk dari pembakaran akan bereaksi dengan senyawa H 2S yang tidak terbakar
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
72
Laporan Kerja Praktek
heat boiler digunakan untuk membangkitkan steam. Pada tahap sulfur yang
2. Catalytis Recoveries
recoveries. Pada catalys recoveries terdapat tiga tahap yang terdiri dari
condensation. Sulfur yang keluar dari tiap kondenser dialirkan menuju sulphur
pit untuk dilakukan proses deggased. Pada unit ini sulfur yang berasal dari unit
Claus diubah dari fasa cair menjadi fasa padat yang berbentuk serpihan yang
kemudian akan disimpan. Reaksi – reaksi yang terjadi pada proses Claus ini
Sulfur yang tersisa dari unit Claus, membakar gas–gas mengandung amoniak dari
unit SWS dan membakar gas dari sulphur pit. Pada sulfur plant terdapat
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
73
Laporan Kerja Praktek
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
74
Laporan Kerja Praktek
dengan Proyek Langit Biru Balongan (PLBB). Unit ini dibangun untuk mengolah
dan meningkatkan nilai oktan dari naphtha. Peningkatan bilangan oktan dilakukan
dengan cara menghilangkan impurities yang dapat menurunkan nilai oktan seperti
Etil Lead) dan MTBE (Methyl Tertier Butyl Eter) untuk meningkatkan bilangan
oktan dari Naphta. Saat ini pemakaian TEL dan MTBE telah dilarang karena
karena timbal dapat masuk dan mengendap di dalam tubuh sehingga menghambat
pembentukan sel darah merah. NPU disusun oleh tiga unit yaitu Naphtha
kode 31 didesain untuk mengolah naphtha dengan kapasitas 52.000 BPSD atau
3
(345 m /jam) dari straight run naphtha.
Bahan yang digunakan sebagian besar diperoleh dari beberapa Kilang PT.
Pertamina lain yang dikirim dengan menggunakan kapal dan sebagian lain berasal
dari kilang sendiri (hasil pengolahan dari Crude Distillation Unit). Unit NHDT
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
75
Laporan Kerja Praktek
aliran gas H2 murni untuk merubah kembali sulfur organik, O2, dan N2 yang
terdapat dalam fraksi hidrokarbon. Selain itu unit NHDT juga berfungsi untuk
pemurnian dan penghilangan campuran metal organik dan campuran olefin jenuh.
Oleh karena itu, fungsi utama dari NHDT dapat disebut juga sebagai operasi
pembersihan.
Dengan demikian, unit ini sangat kritikal untuk operasi unit selanjutnya
dengan nilai oktan > 98, sedangkan hasil Penexmemiliki nilai oktan > 82,
dibutuhkan angka oktan 88, untuk pertamax dibutuhkan angka oktan 92, dan
1. Oxygen Stripper
Bagian ini dibuat untuk menghilangkan O 2 yang terlarut dalam naphtha. Feed
yang berupa Naphtha dari tangki intermediate (42-T-107 A/B/C) dan naphtha yang
berasal dari unit CDU dimasukkan ke dalam oxygen stripper. Feed yang berasal dari
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
76
Laporan Kerja Praktek
yang terlarut dalam naphtha. Fraksi ringan O2 yang masuk dalam kolom oxygen
Fraksi ringan akan keluar melalui top column dan kemudian diembunkan
oleh fin fan (31-E-103) lalu masuk ke dalam vessel (31-V-101). Pada vessel ini
fraksi gas akan dibuang, sedangkan fraksi air akan masuk ke SWS (Sour Water
Stripper), dan fraksi minyak akan dikembalikan ke kolom sebagai refluks. Refluks
ini berfungsi untuk menjaga temperatur dari kolom bagian atas dan
meminimalkan naphtha yang ikut terbawa bersama dengan fraksi ringan yang
keluar dari top column. Naphtha yang telah dihilangkan kandungan oksigennya
akan keluar melalui bottom column dan kemudian dipanaskan terlebih dahulu
Bila feed disimpan terlalu lama dan kondisi feed reactor yang keluar dari
heat exchanger tidak dibersihkan, maka kandungan O2dan olefin yang terdapat di
panas dapat menurun. Selain itu, keberadaan campuran O2 juga dapat merugikan
operasi dari unit selanjutnya, yaitu unit platformer. Hal itu dikarenakan setiap
2. Reactor Section
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
77
Laporan Kerja Praktek
Section ini terdiri dari reaktor, separator, recycle gas compressor, dan
sistem pemanas ataupun sistem pendingin. Campuran Sulfur dan Nitrogen yang
melalui downstream. Sulfur dan Nitrogen yang terkandung dapat meracuni katalis
mengikat kandungan air yang berjumlah sedikit dan tersebar dalam minyak.
dalam vessel (31-R-104). Di dalam vessel, fraksi gas akan di bawa ke drum
Stripper. Air yang masih terkandung kemudian terbawa ke SWS. Recycle gasyang
gas compressor (31-K-101 A/B/C) pada saat reaksi hydrotreating dengan tekanan
3. Naphtha Stripper
ringan serta melepas H2 dari keluaran reaktor. Sebelum masuk unit stripping,
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
78
Laporan Kerja Praktek
Sedangkan gas yang ada akan dialirkan ke unit amine treatment dan flare. Air
dipanaskan dan sebagian lain dikirim ke naphtha spilitter. Naphtha yang keluar
4. Naphtha Splitter
kolom naphtha splitter dan sebagian lagi akan dijadikan sebagai feed untuk
unitplatfoming. Light naphtha akan keluar dari bagian atas kolom dan kemudian
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
79
Laporan Kerja Praktek
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
80
Laporan Kerja Praktek
3
29.000 BPSD (192 m /jam) heavy hydrotreated naphtha yang
diterima dari unit proses NHDT (facility code 31). Tujuan unit proses platforming
adalah untuk menghasilkan aromatik dari naphtha dan parafin untuk digunakan
sebagai bahan bakar kendaraan bermotor (motor fuel) karena memiliki angka
oktan yang tinggi (>98). Unit Platforming terdiri atas seksi reactor, seksi net gas
compressor, seksi debutanizer, dan seksi recovery plus. Net gas (hidrogen) dari
unit proses CCR Platforming ditransfer untuk digunakan pada unit proses NHT
Umpan unit platforming merupakan heavy naphtha yang berasal dari unit
NHDT. Sebelum memasuki reaktor yang dipasang secara seri, umpan terlebih
dalam reaktor dari bagian atas. Katalis yang digunakan memiliki inti metal berupa
platina dan inti asam berupa klorida. Di dalam reaktor terjadi reaksi reforming,
panas dan katalis sehingga bersifat endotermis. Umpan dimasukkan dari reaktor
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
81
Laporan Kerja Praktek
Pemanasan umpan terus dilakukan hingga umpan memasuki reaktor yang terakhir.
Setelah keluar dari reaktor 3, katalis akan diolah kembali di CCR. Gas
untuk memanaskan umpan pada heat exchanger (32-E-101 dan 32-E-102). Pada
separator fraksi-fraksi gas yang berupa H2, senyawa klorin yang berasal dari
katalis, off gas, dan fraksi LPG dipisahkan dari fraksi naphtha.
menempel pada permukaan katalis sebelum dikirim ke unit CCR. Sebagian dari
fraksi gas yang tidak terkondensasi akan dicampurkan dengan gas dari CCR dan
bentuk gas. Net gas yang berupa hidrogen, off gas, dan LPG kemudian akan
digunakan dalam unit CCR dan Platforming, sebagian akan digunakan sebagai
fuel gas. Sebagian gas ada yang dipisahkan menjadi H2 untuk digunakan pada unit
NHDT dan Penex. Gas-gas hidrokarbon yang berupa LPG dan off gas
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
82
Laporan Kerja Praktek
untuk memisahkan fraksi naphtha dengan fraksi gas yang masih mengandung
LPG. Sumber panas yang digunakan berasal dari heat exchanger dengan
dipisahkan antara fraksi gas dan fraksi air. Fraksi gas ringan akan dikembalikan ke
net gas chloride treatment. Fraksi LPG sebagian dikembalikan ke kolom sebagai
refluks dan sebagian lagi diolah menjadi unstabillized LPG yang kemudian akan
dikirim ke unit Penex. Air yang terpisah akan ditreatment pada unit SWS. Bottom
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
83
Laporan Kerja Praktek
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
84
Laporan Kerja Praktek
Tugas unit CCR adalah untuk meregenerasi katalis yang telah terdeaktivasi
akibat reaksi reforming pada seksi platforming. Dalam seksi reaksi tersebut,
katalis reforming terdeaktivasi lebih cepat karena coke menutupi katalis dengan
laju yang lebih cepat. Oleh sebab itu, pemulihan kembali aktivitas dan selektivitas
platforming. Dengan cara ini reaksi platforming akan tetap kontinyu beroperasi,
berikut :
CCR Cyle Max mempunyai dua fungsi utama yaitu untuk mensirkulasikan
katalis dan meregenerasi katalis dalam suatu rangkaian kontinyu. Secara garis
besar, unit ini dapat dibagi menjadi 4 tahapan yaitu pembakaran coke,
kemudian katalis dapat berfungsi kembali untuk digunakan pada unit platforming.
Katalis yang masih panas dan mengandung coke dikirim ke regenerator melalui
hopper lalu dikontakkan dengan udara panas sehingga terjadi reaksi pembakaran.
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
85
Laporan Kerja Praktek
Coke yang menempel pada katalis akan berubah menjadi gas CO2.Katalis
terkandung dalam katalis dilewatkan udara panas, sehingga air yang terkandung
fluidisasi dengan menggunakan udara melalui pipa. Saat proses fluidisasi, banyak
katalis yang rusak akibat benturan dengan dinding pipa, oleh karena itu untuk
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
86
Laporan Kerja Praktek
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
87
Laporan Kerja Praktek
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
88
Laporan Kerja Praktek
Unit 33 : Penex
proses catalytic isomerization dari pentana, hexana dan campuran dari CCR
pada tekanan rendah, temperatur rendah, LHSV yang tinggi, dan tekanan hidrogen
parsial rendah.
Tujuan utama sulphur guard adalah untuk melindungi katalis dari sulfur
yang terbawa di dalam liquid feed, meskipun sebagian besar sulfur telah
di bawah level aman selama operasi HOT (Hydrogen One Throught) Penex
sebagai jaminan apabila kandungan sulfur di dalam feed cukup tinggi akibat
dikeringkan terlebih dahulu sebelum masuk reaktor. Kandungan air yang diijinkan
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
89
Laporan Kerja Praktek
menganggu kapasitas dan bereaksi dengan inti asam katalis pada saat digunakan.
Katalis yang digunakan pada Penex sama dengan katalis pada Platformer, hanya
dan mengubah normal parafin menjadi isoparafin dan sikloparafin dengan bantuan
katalis hingga mencapai efisiensi 100%. Hal ini dilakukan untuk menaikkan angka
oktan dari n-parafin (light naphtha C5,C6, dan C7) Untuk mengurangi kerugian
akibat pemakaian katalis, katalis dapat diganti sebagian saja. Selain itu juga dapat
dilakukan dengan menaikan LHSV, seperti butiran katalis yang kecil. Proses
reaktor untuk mengatur temperatur tinggi dengan reaktor yang dilengkapi heat
berlangsung dengan kecepatan tinggi pada reaktor pertama dan sisanya temperatur
rendah pada reaktor yang kedua, untuk menghindari reaksi balik. Sebagai
promotor inti asam katalis, ditambahkan perchloride secara kontinyu yang akan
terpecah menjadi hydrogen chloride (HCl) dalam jumlah yang sangat kecil.
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
90
Laporan Kerja Praktek
4. Product Stabilizer
dan siklo- parafin) dicampur dengan unstabillized LPG dari Platformer dan
dipisahkan fraksi gas dan fraksi naphtha dengan product stabilizer. Jumlah gas
yang keluar dari reaktor penex lebih kecil daripada di unit Platforming, hal ini
(HCl) dalam fraksi gas yang akan masuk ke refinery fuel gas system. Material
balance untuk scrubber ini menunjukkan 10% wt larutan caustic diturunkan hingga
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
91
Laporan Kerja Praktek
3
diganti setiap minggu kira-kira 104,3 m . Teknik khusus dapat dikembangkan
untuk penetralan dari caustic yang dipakai yaitu dengan menginjeksikan sulfuric
6. LPG Stripper
dan meminimalkan LPG yang terikut. Bottom product sebagian direfluks dan
7. Deisohexanizer
dalam kolom untuk di fraksinasi. Metil pentan dan n-heksan yang membuat nilai
oktan rendah ditarik dari kolom untuk direcycle bersama feed. Sedangkan hasil
dikondensasikan. Bagian bawah kolom (fraksi C7) yang bernilai oktan tinggi
dialirkan dan digabung dengan produk atas yang telah dikondensasikan dan
disimpan pada tangki. Angka oktannya bernilai > 82. Keberadaan fraksi C 5
mesin.
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
92
Laporan Kerja Praktek
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
93
Laporan Kerja Praktek
minyak bumi, yang berupa Atmospheric Residue (AR) akan mengalami proses
sulfur, kandungan logam (Nikel dan Vanadium), dan kandungan MCR (Micro
Residue (DMAR) yang disiapkan sebagai umpan (feed) untuk Residue Catalytic
Cracker (RCC). Selain DMAR, juga dihasilkan produk lain seperti off gas,
3
Unit AHU beroperasi dengan kapasitas 58.000 BPSD (384 m /jam). Selain
mengolah residu, unit ini juga berfungsi untuk mengurangi pengotor yang tidak
diinginkan seperti sulfur, nitrogen, Micro Carbon Residue (MCR), dan terutama
logam nikel (Ni) dan vanadium (V) yang dibawa oleh residu dari unit CDU.
Kedua logam berat tersebut dapat mematikan katalis secara permanen. Selain
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
94
Laporan Kerja Praktek
sehingga minyak yang dihasilkan memiliki titik didih dan viskositas yang lebih
rendah.
b desulfurization di RCC
residue b
Vanadium
Unit AHU terdiri dari dua train yang diberi nomor 12 dan 13. Masingmasing
train memiliki tiga buah reaktor yang disusun secara seri, sedangkan fractionator
yang hanya satu digunakan bersama-sama. Pembagian train ini dimulai dari pompa
(12/13-P-101) sampai pada seksi fraksinasi. Hal ini dikarenakan pada bagian tersebut
prosesnya dilakukan dalam tekanan tinggi sehingga perlu dibagi 2 kapasitasnya untuk
perengkahan. Reaksi tersebut terjadi dengan bantuan katalis. Katalis yang digunakan
berbentuk pellet kecil, terbuat dari alumina base yang mengandung logam aktif
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
95
Laporan Kerja Praktek
mentoleransi kandungan logam dalam jumlah besar. Katalis tersebut tidak dapat
Unit ARHDM terdiri dari lima seksi, yaitu seksi feed, seksi reaksi, seksi
pendinginan dan pemisahan produk reaktor, seksi recycle gas, dan seksi
fraksinasi.
1. Seksi Feed
Pada seksi feed terjadi pemanasan awal dan penyaringan kotoran yang
terdapat dalam feed sebelum dialirkan ke dalam feed surge drum. Feed unit
ARHDM adalah Atmospheric Residue (AR) yang diperoleh langsung dari residu
CDU (hot AR) atau dari tangki (42-T-104 A/B) (cold AR) dicampur dan
dipanaskan terlebih dahulu. Feed yang telah panas dialirkan masuk ke dalam feed
filter untuk disaring padatannya. Padatan atau solid dapat menyebabkan deposit
pada top katalis di reaktor pertama. Padatan yang tersaring akan terakumulasi
Pada feed filter terdapat 5 filter paralel yang masing-masing terdiri dari 7
pasang elemen filter berukuran 25 mikron. Apabila pressure dropfilter sudah tinggi,
maka harus dilakukan back flushing agar kotoran pada filter dapat dibersihkan. Back
flushing dilakukan dengan cara mengalirkan sebagian DMAR melalui filter dengan
arah yang berlawanan. Feed yang telah difiltrasi dialirkan ke dalam Filtered
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
96
Laporan Kerja Praktek
Feed Surge Drum (12-V-501) yang di “blanket” dengan nitrogen, kemudian feed
hidrogen (H2) dari seksi gas di dalam pipa. Di dalam furnace, feed dipanaskan
lebih lanjut sebelum dialirkan secara paralel ke modul 12 dan 13. 2. Seksi Reaksi
Feed yang berasal dari furnace terbagi menjadi dua aliran dan masuk ke
dalam reaktor pada modul 12 atau 13. Masing-masing modul memiliki tiga
reaktor dengan spesifikasi yang sama dan disusun pararel. Di dalam ketiga reaktor
temperatur dan kecepatan reaksi, sebelum memasuki reaktor kedua dan ketiga
diinjeksikan cold quench recycle gas yang berasal dari Cold High Pressure
Separator (CHPS). Effluent yang berasal dari reaktor ketiga dialirkan ke seksi
Effluent reaktor ketiga didinginkan pertama kali pada feed exchanger dengan
masuk ke dalam Hot High Pressure Separator (HHPS). Di dalam HHPS residue oil
akan dipisahkan dari effluent reactor pada temperatur 370 °C, sebab residu
train. Fraksi uap dari HPPS yang mana banyak mengandung H 2, NH3, gas ringan
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
97
Laporan Kerja Praktek
Pressure Separator (CHPS). Sedangkan fraksi liquid panas yang berasal dari
Fraksi uap yang berasal dari HPPS didinginkan pada heat reactor, panas
yang dibawa uap diambil oleh combine feedreactor. Kemudian campuran uap
didinginkan lebih lanjut dalam effluent air cooler. Sebelum memasuki CHPS,
Polysulfide berfungsi sebagai cleaning tube pada finfan. Di dalam CHPS, akan
terjadi pemisahan antara fraksi gas berupa hidrogen, fraksi minyak, dan fraksi
cair. Sebagian fraksi gas hidrogen akan masuk ke dalam Recycle Gas Compressor
dan sebagian lainnya akan dikirim ke unit Hydrogen Membrane Separator untuk
mengalami proses pemurnian akibat adanya minyak dan cairan yang terbawa oleh
gas hidrogen. Fraksi cair akan dialirkan ke unit Sour Water Stripper (SWS). Fraksi
minyak dialirkan dari CHPS ke Cold Low Pressure Separator (CLPS). Di dalam
CLPS terjadi pemisahan antara fraksi gas, fraksi cair, dan fraksi minyak. Fraksi
gas (sour gas) dialirkan menuju unit Fuel Gas Treating. Fraksi cairan yang
terkumpul dalam bottom drum CLPS dialirkan ke unit SWS. Sedangkan fraksi
Fraksi liquid yang berasal dari bottom HHPS masuk ke dalam HLPS untuk di-
flash antara fraksi uap (flash gas) dan fraksi minyaknya. Fraksi uap yang dihasilkan
kaya akan H2, NH3, H2S dan gas hidrokarbon dan dimanfaatkan sebagai
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
98
Laporan Kerja Praktek
recovery. Fraksi minyak yang berasal dari modul 12 dan 13 di-mixed dan dialirkan
menuju atmospheric fractionator. Sedangkan flash gas yang berasal dari modul
dalam Cold Low Pressure Drum (CLPFD) untuk di-flash lebih lanjut. Flash gas
yang kaya H2 dialirkan menuju make up gas compressor untuk dikompresi dan
Fraksi liquid yang mengandung NH3, H2S, dan gas hidrogen dicampur
dengan aliran liquid yang berasal dari CHPS untuk di-flash pada CLPS.
Fraksi gas yang berasal dari CHPS (unit 12 dan 13) dan kaya hidrogen,
5. Seksi Fraksionasi
Fraksi minyak (heavy oil) yang berasal dari HLPS dan CLPS difraksinasi di
dalam kolom atmospheric fractionator yang dibantu dua buah stripper. Atmospheric
fractionator terdiri dari dua seksi, yaitu seksi atas (top) yang mempunyai 32 tray
dengan diameter 3,2 meter dan seksi bawah (bottom) yang mempunyai 15 tray
dengan diameter 3,66 meter. Jarak antar tray pada kedua seksi dalam kolom sebesar
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
99
Laporan Kerja Praktek
banyak daripada fractionator di unit CDU karena jumlah minyak yang ingin
unstabillized naphta, kerosene, dangas oil (diesel oil) yang merupakan hasil
reaksi hydro cracking, serta residu yaitu DMAR dan sour gas.
Hot Heavy oil yang berasal dari HPLS masuk pada tray33, sedangkan
Cold heavy oil yang berasal dari CLPS masuk pada tray 28. Pada seksi bottom
column diinjeksikan stripping steam jenis super heated yang berasal dari furnace.
off gas compressor pada kompresor stage pertama dan outletnya didinginkan
drum. Vapor yang berasal dari Interstage KO drum dikompresi pada kompresor
stage kedua. Liquid yang berasal dari overhead accumulator berupa unstabillized
naphtha dicampur dengan aliran vapor yang telah dikompresi pada kompresor
stage kedua. Campuran aliran ini kemudian didinginkan dengan cooler sebelum
memasuki Sour Gas Separator (SGS). Di dalam SGS, terjadi pemisahan antara
unstabillized naphtha, sour water, dan off gas. Unstabillized naphta dipanaskan
oleh produk stabillized naphta, kemudian dialirkan menuju Naphta Stabillizer dan
dipisahkan dari off gas. Off gas dialirkan menuju fuel gas treating, sedangkan
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
100
Laporan Kerja Praktek
penampungan. Produk gas oildiambil pada tray 24 masuk ke dalam gas oil
stripping dan distripping oleh super heated steam. Sebagian produk akan
Produk kerosene diambil dari down comer tray 10, kemudian dipanaskan
kembali oleh bottom fractionator pada kerosene side cut stripper. Sebagian
kerosene dikembalikan ke dalam kolom pada tray 10, sedangkan sebagian lainnya
storage.
Produk bottom fractionator berupa DMAR dipompa dan dibagi menjadi dua
memanaskan AR yang akan masuk ke Feed Filter. Aliran yang sedikit digunakan
untuk memanaskan kerosene stripper reboiler. Kedua aliran ini kemudian dimixed,
selanjutnya sebagian besar DMAR dikirim ke unit RCC dan sisanya dikirim ke
tangki penampungan.
(ARHDM) :
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
101
Laporan Kerja Praktek
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
102
Laporan Kerja Praktek
HTU terdiri dari Hydrogen Plant (Unit 22), Gas Oil Hydrotreating Unit /
GO HTU (Unit 14), dan Light Cycle Oil Hydrotreating Unit / LCO HTU (Unit
21). Fungsi utama dari unit ini adalah untuk mengurangi atau menghilangkan
impurities tersebut dengan hidrogen yang dihasilkan dari Hydrogen Plant dan
umpan dari refinery off gas dan natural gas. Produk gas hidrogen dari Hydrogen
Plant digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidrogen di unit-unit Light Cycle Oil
Hydrotreating Unit (LCO HTU), Gas Oil Hydrotreating Unit (GO HTU), dan unit
Proses yang terjadi dalam hydrogen plant dapat dibagi menjadi tiga tahap,
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
103
Laporan Kerja Praktek
economizer.
Pada proses ini, kadar sulfur yang terdapat dalam feed gas dihilangkan
sehingga memenuhi kadar yang sesuai untuk masuk reformer. Pada bagian ini
yang berasal dari gas supply akan masuk ke reaktor hidrogenasi (22-R-101) untuk
mengkonversi sebagian senyawa merkaptan (RSH) dan COS menjadi H2S. Reaksi
COS + H2 H2S + CO
RHS + H2 RH + H2S
Gas H2S yang dihasilkan pada reaktor kemudian akan diserap di sulfur
adsorber (22-R-102 A/B). Pada reaktor terjadi reaksi desulfurisasi antara gas H 2S
ppm) kemudian dicampur dengan HP steam melewati flow ratio control dengan
3. Steam Reforming
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
104
Laporan Kerja Praktek
yang direaksikan dengan steam menjadi gas hydrogen, CO, dan CO2. Kecepatan
feed ke reformer dan derajat konversi yang dicapai sangat mempengaruhi hasil
produksi.
Gas panas harus dilewatkan melalui tube katalis pada reformer, sehingga
terjadi reaksi reforming, karena reaksi yang terjadi merupakan reaksi endotermis.
Tube katalis berjumlah 288 buah dan tiap tube dibagi menjadi 2 bagian. Tube bagian
atas digunakan katalis C11-10-01 sedangkan tube bagian bawah digunakan katalis
C11-9-02. Produk keluar reformer pada suhu 850 °C dan kemudian akan mengalir
melalui reformer waste heat boiler (22-WHB-101). Pada reformer waste heat boiler
akan terjadi sintesis gas (syngas) dan kemudian didinginkan hingga 375°C.
Untuk meminimalkan sisa metana yang tidak bereaksi maka dilakukan pada suhu
reaksi yang tinggi. Pembakaran bahan bakar di dalam reformer bagian radiasi
harus dalam temperatur yang tinggi karena reaksi reforming bersifat endotermis.
Reaksi reforming yang terjadi pada reformer (22-F-101) adalah sebagai berikut :
CO + H2O CO2 + H2
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
105
Laporan Kerja Praktek
dengan kukus akan terjadi reaksi sehingga menambah hasil perolehan hydrogen.
C + H2O H2 + CO
4. Pemurnian Hidrogen
murni 99.9%. Agar didapatkan hidrogen dengan tingkat kemurnian tinggi, maka
a. High Temp Shift Converter (HTSC) & Waste Heat Recovery (WHR)
adalah:
CO + H2O CO2 + H2
bertujuan mengambil panas produk reformer maupun produk HTSC. Panas yang
Setelah melalui seksi HTSC dan WHR, gas hidrogen kemudian didinginkan
KO drum. Setelah itu kondensat dari KO drum masuk ke seksi proses pemurnian
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
106
Laporan Kerja Praktek
(PSA)
impurities yang terikut dalam gas hidrogen. Proses tersebut berlangsung secara
kontinu. Aliran keluaran PSA unit ini terdiri dari hidrogen murni pada tekanan
tinggi dan tail gas yang mengandung impurities pada tekanan rendah. Kedua
aliran tersebut kemudian dapat digabung langsung dan kemudian dikirim ke unit
Dalam adsorber terjadi dua proses yang saling bergantian yaitu proses
1. Adsorpsi
Feed gas mengalir melalui adsorber dari bawah ke atas. Impurities (air
hidrokarbon berat/ringan, CO2, CO, dan N2) akan teradsorbsi secara selektif akibat
adanya molesieve dan bahan aktif lain. H2 dengan kemurnian tinggi akan mengalir
ke line produk.
2. Regenerasi
arah feed, purge H2 murni untuk melepas imputies, dan menaikkan tekanan
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
107
Laporan Kerja Praktek
c. Pendinginan produk
kemurnian tinggi. Lalu gas H2 yang telah jadi didinginkan hingga temperatur
lain.
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
108
Laporan Kerja Praktek
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
109
Laporan Kerja Praktek
Unit ini mengolah gas oil yang tidak stabil dan korosif (mengandung
sulfur dan nitrogen) dengan bantuan katalis dan hidrogen menjadi gas oil yang
3
memenuhi ketentuan pasar dengan kapasitas 32.000 BPSD (212 m /jam). Feed
untuk gas oil diperoleh dari Crude Distillation Unit (CDU) dan Atmospheric
1. Seksi Feed
3. Make-Up Compressor
4. Seksi fraksionasi, untuk memisahkan gas oil hasil reaksi dari produk lain,
1. Seksi Feed
Feed GO HTU yang berasal dari ARHDM, CDU dan storage dialirkan
melalui feed filter (14-S-101) untuk menghilangkan partikel padat yang lebih besar
dari 25 mikron, kemudian masuk ke feed surge drum (14-V-101). Air yang terbawa
oleh feed dari tangki akan terpisah di bottom feed surge drum, sedangkan yang tidak
terpisah ditahan oleh wire mesh blanket agar tidak tercampur ke suction pompa feed
kemudian dialirkan ke sour water header. Tekanan fuel gas dalam drum ini diatur
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
110
Laporan Kerja Praktek
oleh split range sebagai pressure balance section dari reaktor charge pump. Hal
Wash Water Pump (14-P-103) selama start up. Lalu feed dapat langsung dialirkan
2. Seksi Reaktor
Feed dan recycle gas dipanaskan terlebih dahulu oleh effluent reaktor di
suhu reaksi. Feed dalam dapur kemudian masuk di bagian atas reaktor (14-R-101)
dan didistribusikan dengan merata diatas permukaan bed katalis melalui inlet dari
keluar dari reaktor akan lebih tinggi dari temperatur feed. Panas hasil reaksi
bersama panas yang terkandung dalam feed reaktor akan diambil oleh Combined
Feed Exchanger untuk memanaskan feed. Reaksi yang terjadi yaitu desulfurisasi,
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
111
Laporan Kerja Praktek
reaktor sebelum masuk ke HE. Setelah didinginkan, effluent reaktor lalu masuk ke
memisahkan air dari hidrokarbon. Air terkumpul dalam water boot separator akan
diatur oleh level controler dan dikirim ke Water SWS Unit. Air tersebut
Gas yang kaya hidrogen keluar dari separator dan kemudian dikirim ke
Recycle Gas Compressor melalui Recycle Gas Knock Out Drum (14-V-103) yang
dilengkapi dengan dua buah tray untuk keperluan regenerasi. Sedangkan wire
3. Make-Up Compressor
Tekanan pada reaktor diatur oleh hidrogen dari H2plant yang dinaikkan
inter stage (14-E-103) sebelum masuk ke tingkat dua. Spill back digunakan untuk
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
112
Laporan Kerja Praktek
tingkat satu akan tergabung dengan spill back H2 dari discharge tingkat dua. Gas
keluar melalui toplangsung menuju suction dari compressor recycle gas. Recycle
gas dikirim ke Combined Feed Exchanger bersama umpan cair. Kemudian aliran
terbagi menjadi dua, menuju combined feed exchanger dan bed kedua reaktor.
4. Seksi Fraksionasi
ke High Pressure Stripper (14-C-101) yang masuk melalui bagian samping atas
tray nomor satu dari 15 tray. Kemudian masuk ke Interstage Cooler (14-E-103)
dengan pendingin air, sebelum masuk ke Make-up Gas Interstage Drum (14V104)
Recycle gas yang terpisah dari cairan dalam separator akan dikirimkan ke
Recycle Gas Knock Out Drum (14-V-103). Kemudian pada alat Vessel dilengkapi
dengan dua buah tray. Feed yang mengalir ke High Pressure Stripper (14-V-106)
dipanasi oleh produk bawah dari Fractionator (14-C-102), di dalam High Pressure
Stripper Feed Exchanger (14-E-104) yang dilengkapi dengan sistem bypass pada
temperatur tinggi.
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
113
Laporan Kerja Praktek
yang keluar dari (14-C-101) diinjeksi dengan inhibitor melalui Pompa (14-P-105).
Untuk mencegah korosi, vapour tersebut didinginkan oleh High Pressure Stripper
ke (14-E-102) dan ke tiap tube bundle (14-E-102) sebagai wash water, atau ke
(14V-103). Kemudian sisanya ke SWS (Unit 24) dan sebagian lagi dikembalikan
Treatment Unit (Unit 23) untuk menghilangkan kandungan H2S bersama dengan
sour water dari (14-V-102). Liquid yang telah bebas dari H2S keluar dari bottom
(14-C-102) yang terbagi menjadi dua aliran yang sama. Kemudian masuk ke
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
114
Laporan Kerja Praktek
distributor, dimana air yang terbawa dipisahkan dari liquid hidrokarbon. Sebagian
mengontrol end point dari fraksi overhead, sedangkan sisanya didinginkan dalam
Net Naphtha Cooler (14-E-107) sebagai wild naphtha dan diteruskan ke Stabilizer
menggunakan pompa make-up (14-P-109). Karena tidak ada gas yang diproduksi
E104) yang dilengkapi dengan saluran bypass dan Net GO cooler (14-E-108) yang
Coalecer (14-S-102) untuk memisahkan air yang terikut dan dikeringkan dengan
melewatkannya ke dalam bejana yang berisi garam (salt dryer) di (14-V-108). Air
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
115
Laporan Kerja Praktek
water treatment. Produck yang dihasilkan GO-HTU berupa off gas, wild naphta
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
116
Laporan Kerja Praktek
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
117
Laporan Kerja Praktek
LCO-HTU merupakan suatu kilang yang mengolah Light Cycle Oil (LCO)
dari RCC unit, dimana masih banyak mengandung senyawa organik antara lain
Tujuan unit ini adalah menghilangkan sulfur dan nitrogen dari feed tanpa
perubahan boiling range yang berarti agar produk yang dihasilkan memenuhi
3
BPSD (99,4 m /jam) dengan menggunakan katalis UOP S-19 M.
Distribusi feed dan produk yang diolah dari unit LCO HTU meliputi:
dipasarkan.
Wild naphta dikirim ke unit CDU atau RCC untuk proses lebih lanjut.
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
118
Laporan Kerja Praktek
Langkah proses dari unit Light Cycle Hydrotreating Unit adalah sebagai
berikut :
• Seksi Feed
Feed LCO-HTU berasal dari unit RCC dan storage dimasukkan ke dalam
feed surge drum (21-V-101). Untuk menghilangkan pertikel padat yang lebih
feed surge drum. Air yang terbawa feed dari tangki akan terpisah di bottom feed
surge drum dan yang tidak terpisah ditahan oleh wire mesh blanket agar tidak
terbawa ke suction pump feed. Selanjutnya air dialirkan ke SWS. Tekanan fuel gas
dalam drum ini diatur oleh split range sebagai penyeimbang tekanan suction dari
LCO dari surge drum dipompa oleh pompa (21-P-102) bersama dengan
exchanger kedua. Keluaran dari heat exchanger kedua diinjeksikan air yang
berasal dari wash water pump (21-P-103). Selama start-up, feed dapat langsung
• Seksi Reaktor
Feed dan recycle gas dipanaskan terlebih dahulu oleh effluent reaktor di
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
119
Laporan Kerja Praktek
sampai suhu reaksi, sebagian lagi bypass. Feed dari dapur kemudian masuk ke
Di dalam reaktor terjadi reaksi hidrogenasi antara umpan LCO dari RCC,
nitrogen, dan sulfur, serta penjenuhan olefin dengan hidrogen dan bantuan katalis.
temperatur yang keluar dari reaktor akan lebih tinggi dari temperatur feed. Panas
hasil reaksi bersama panas yang terkandung dalam feed reaktor akan diambil oleh
(21-E-102) yang terdiri dari 8 tube bank dan didistribusikan secara merata.
dimana hidrokarbon terpisah dengan sendirinya. Wire mesh blanket demister yang
dipasang di separator berfungsi untuk memisahkan fraksi gas, fraksi air, dan fraksi
minyak hidrokarbon.
Fraksi gas yang kaya hidrogen keluar dari separator dan kemudian dikirim
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
120
Laporan Kerja Praktek
Fraksi air terkumpul dalam water boot separator akan diatur oleh level
controler dan dikirim ke Sour Water Stripper Unit. Air tersebut mengandung H2S
dan NH3.
recycle gas (21-V-109), make-up gas suction drum (21-V-105). Fraksi gas yang
terikut dalam aliran minyak akibat tekanan tinggi di separator (21-V-102) masuk
minyak menuju kolom stripper (21-C-101) dan bergabung dengan fraksi minyak
(21-C-101).
Fraksi recycle gas yang terpisah dari separator (21-V-102) masuk kerecycle
gas knock out drum (21-V-109) yang dilengkapi dengan dua buah tray untuk
keperluan regenerasi, kemudian terjadi pemisahan fraksi gas dan fraksi minyak.
Fraksi gas yang sebagian besar H2 direcycle melalui recycle gas compressor dan
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
121
Laporan Kerja Praktek
dari separator (21-V-102). Wire mesh blanket digunakan pada recycle gas knock
Tekanan pada reaktor diatur oleh hidrogen dari H2plant yang dinaikkan
separator (21-V-102).
dengan gas dari aliran fraksi minyak dari separator (21-V-102) yang sebelumnya
kompresor tingkat satu. Sebelumnya gas dari make-up kompressor tingkat satu
(21E103) sebelum masuk ke suction drum tingkat dua. Pada suction drum terdapat
pengembalian kondensat yang terbentuk ke aliran fraksi minyak yang disebut spill
back. Spill back digunakan untuk mengontrol pressure suction drum tingkat satu,
tingkat satu akan tergabung dengan spill back H2 dari discharge tingkat dua.
Gas keluar melalui top make up kompresor tingkat dua langsung menuju
recycle gas compressor. Make-up hidrogen bersama recycle gas menuju combined
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
122
Laporan Kerja Praktek
bersama umpan cair. Kemudian aliran terbagi menjadi dua, menuju combined feed
• Seksi Fraksionasi
Seksi ini betujuan untuk memisahkan off gas dan wild naphta yang masih
terbawa oleh Light Cycle Oil melalui perbedaan titik didih. Campuran aliran fraksi
minyak yang berasal dari produk separator (21-V-102) dikirim ke high pressure
stripper (21-C-101) yang masuk melalui bagian samping atas tray nomor satu dari
15 tray. Feed yang mengalir ke high pressure stripper (21-C-101) dipanasi oleh
produk bawah dari fractionator (21-C-102), di dalam high pressure stripper feed
Vapour yang keluar dari (21-C-101) diinjeksi dengan inhibitor melalui pompa
(21-P-105). Untuk mencegah korosi, vapour tersebut didinginkan oleh high pressure
stripper condensor (21-E-105) dan dikirim ke high pressure stripper receiver (21-V-
sebagai pengencer unicor dan sebagian lagi disirkulasi ke (21-V-106). Air yang
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
123
Laporan Kerja Praktek
atau ke (21-V-109). Kemudian sisanya ke SWS (Unit 24) dan sebagian lagi
(Unit 23) untuk menghilangkan kandungan H2S bersama dengan sour water dari
(21-V-102).
Liquid yang telah terbebas dari H2S keluar dari bottom (21-C-101) terbagi
menjadi dua aliran yang sama, kemudian masuk ke dalam preheater produk
fractionator (21-F-102).
produk fractionator receiver (21-V-107) melalui inlet distributor, dimana air yang
terbawa dipisahkan dari liquid hidrokarbon. Fraksi hidrokarbon dipompa dengan (21-
P-107), sebagian menjadi refluks untuk mengontrol end point dari fraksi overhead,
108) sebagai wild naphtha dan diteruskan ke stabilizer CDU (Unit 11).Air
suction pump (21-P-103) setelah didinginkan di wash water cooler (21-E109) sebagai
wash water untuk effluent reaktor. Air make-up berasal dari cold kondensat yang
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
124
Laporan Kerja Praktek
109). Karena tidak ada gas yang terbentuk di (21-V-107), maka untuk
dan net LCO cooler (21-E-108) yang didinginkan. Sebelum dikirim ke tangki
yang terikut dan dikeringkan dengan melewatkannya ke dalam bejana yang berisi
garam/salt dryer di (21-V-108). Air dan keluaran dari (21-S-101) yang terpisahkan
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
125
Laporan Kerja Praktek
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
126
Laporan Kerja Praktek
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
127
Laporan Kerja Praktek
RCC complex terdiri dari beberapa unit operasi di kilang RU-VI Balongan
minyak bumi yang bernilai tinggi, seperti: LPG, Gasoline, Light Cycle Oil,
Processing) untuk mendapatkan nilai tambah dari pengolahan residu dengan cara
perengkahan memakai katalis. Unit ini berkaitan erat dengan Unsaturated Gas
Plant Unit yang akan mengelola produk puncak Main Column RCC Unit menjadi
RCC dirancang untuk mengolah Treated Ahmospheric Residue yang berasal dari
unit AHU dengan desain 29500 BPSD (35,5 % vol) dan Untreated Atmospheric
residu yang berasal dari unit CDU dengan desain 53.000 BPSD (64,5 % vol).
Langkah Proses dari unit Residu Catalytic Cracker Unit ini adalah sebagai
berikut :
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
128
Laporan Kerja Praktek
Adapun proses-proses utama yang terjadi pada unit RCC ini meliputi proses
reaksi dan regenerasi, serta proses pemisahan. Berikut adalah deskripsi proses
Proses reaksi cracking terjadi di bagian riser reaktor. Sebelum masuk riser
reaktor, feed dipanaskan terlebih dahulu di exchanger agar umpan tersebut lebih
mudah teratomisasi sehingga kontak antara molekul umpan dan katalis semakin
baik karena berlangsung pada suhu tinggi. Proses perengkahan (cracking) katalitik
di riser dibuat sangat singkat dengan tujuan untuk menghindari reaksi penjenuhan
+
olefin oleh ion H dan mencegah proses thermal cracking yang lazim disebut
secondary cracking.
thermal cracking akan menyebabkan terbentuknya coke. Produk reaksi cracking yang
berupa hidrokarbon kemudian terpisah dari katalisnya yang jatuh ke bagian stripping
katalis yang sudah tak aktif lagi. Vapor hydrocarbon kemudian masuk cyclone
reactor untuk pemisahan lebih lanjut antara katalis dengan hidrokarbon. Adapun
prinsip kerja yang digunakan oleh cyclone adalah penerapan gaya sentrifugal dalam
pemisahan produk cracking berupa hidrokarbon fasa uap dengan katalis yang
keluar dari atas reaktor dan mengalir ke main column 15C101 pada
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
129
Laporan Kerja Praktek
pembakaran dengan udara hingga menghasilkan CO agar panas hasil reaksi yang
dihasilkan tidak terlalu tinggi. Flue gas yang mengandung CO tersebut lalu keluar
Selanjutnya flue gas tersebut dibakar dalam CO boiler menjadi CO2 agar gas
tersebut dapat dibuang ke udara bebas karena sifatnya yang lebih ramah
dan disirkulasikan kembali dari reaktor ke regenerator. Aliran katalis dalam sistem
b) Proses Pemisahan
plant) untuk pemisahan lebih lanjut. Produk LCO akan diolah kembali di LCO
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
130
Laporan Kerja Praktek
Hydrotreater Unit (unit 21) dan produk DCO akan dikirim ke blending fuel atau
produk akhir.
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
131
Laporan Kerja Praktek
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
132
Laporan Kerja Praktek
Unit LEU (Light End Unit) ini terdiri atas beberapa unit yaitu unsaturated
Gas Plant (Unit 16), LPG Treatment (Unit 17), Gasoline Treatment Unit (Unit
18), Propylene Recovery Unit (Unit 19) dan Catalytic Condensation Unit (Unit
20).
Unit ini berfungsi untuk memisahkan produk puncak column RCC unit
menjadi stabilized gasoline, LPG, dan non condensable lean gas, yang sebagian
akan dipakai sebagai lift gas sebelum di-treating di Amine Unit sebagai off gas.
Produk:
➢
Gasoline (RCC Naphta)
➢
Untreated LPG
➢
Non Condensable Lean Gas/ Off Gas Desain basis:
menghasilkan Sweetened fuel gas yang dikirim ke Refinery Fuel Gas System
Unit ini juga menghasilkan untreated LPG yang akan diproses lebih lanjut di LPG
Treatment Unit (Unit 17) dan gasoline yang akan diproses lebih lanjut di gasoline
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
133
Laporan Kerja Praktek
berat (non condensable) dan sedikit off gas. Hidrokarbon condensable akan
akan mengalami serangkaian proses absorpsi. Sedikit offgas yang terbentuk dalam
ke dalam vessel 16-V-104. Produk atas akan masuk ke dalam absorber 16-C-101
ke dalam stripper 16-C-103. Dalam stripper tersebut, fraksi ringan yang masih
yang telah di stripped (LPG dan naphtha) akan masuk ke dalam debutanizer
16C104. Dalam debutanizer ini, LPG dan naphtha akan dipisahkan untuk
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
134
Laporan Kerja Praktek
C3 dan C4 yang terserap oleh naphtha untuk selanjutnya dipompa menuju vesel
16-V-104 untuk diolah menjadi produk LPG dan naphtha. Produk atas
+
absorberdialirkan ke dalam spongeabsorber 16-C-102 untuk menyerap C5
dengan absorben LCO (Light Cycle Oil). Kemudian produk atas sponge absorber
atas yang akan diarsorpsi kembali di Amine Absorber dan produk bawah (LCO)
yang akan bergabung dengan produk bawah sponge absorber menuju LCO
absopsi menggunakan absorben amine untuk menghasilkan sebagian lift gas dan
off gas.
LPG dan Untreated Naphtha yang berasal dari debutanizer serta offgas yang
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
135
Laporan Kerja Praktek
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
136
Laporan Kerja Praktek
Unit ini berfungsi untuk memurnikan produk LPG Unsaturated Gas Plant
dengan cara mengambil senyawa merkaptan dan organik sulfur lainnya dengan
Produk:
Treated Mixed LPG untuk selanjutnya dikirim ke Propylene Recovery Unit (unit
19).
Desain Basis:
Unit LPG TreatmentUnit dirancang untuk mengolah feed dari produk atas
Pada LPG Treatment Unit, dilakukan proses ekstraksi dan pencucian dari
disaring dari partikel-partikel padat yang berukuran 150 mikron. Kemudian feed
masuk ke dalam ekstraktor fiber film contactor (EFFC) (17-A-201) dan dikontakkan
dengan caustic secara co-current. Di dalam EFFC, H2S diekstraksi oleh larutan
caustic. Feed yang telah mengalami ekstraksi akan turun ke dalam separator (17-V-
101), dimana akan dipisahkan antara fase LPG dengan larutan caustic. Fase LPG
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
137
Laporan Kerja Praktek
vessel III, sedangkan spent caustic yang keluar pada bagian bawah separator
LPG dari vessel I masuk ke dalam sistem ekstraksi dua tahap (vessel II dan
merkaptan dan sulfur dengan menggunakan caustic yang dipasok dari (17-V-106).
Proses pengontakan LPG dan caustic dilangsungkan secara co-current. LPG yang
keluar pada bagian atas ekstractor dua tahap akan masuk ke dalam vessel III,
sedangkan caustic yang keluar pada bagian bawah menuju oxidation tower untuk
3. Aquafinasi di Vessel IV
Treated LPG yang mengandung caustic masuk pada bagian atas vessel IV
dan mengalami kontak dengan serat-serat logam yang terbasahi oleh sirkulasi air.
Proses pengontakan antara LPG dan air dilakukan secara co-current. Selanjutnya,
treated LPG, caustic, dan air masuk ke dalam separator (17-V-104). Di dalam
kemudian caustic diambil oleh air. LPG yang telah dicuci keluar pada bagian atas
separator dikirim menuju Propylene Recovery Unit untuk diproses lebih lanjut,
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
138
Laporan Kerja Praktek
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
139
Laporan Kerja Praktek
Produk:
➢
Treated Gasoline.
Desain Basis:
Unit Gasoline Treatment ini dirancang untuk memproses sebanyak 47500 BPSD
Untreated RCC Gasoline yang dihasilkan oleh unit RCC complex. Unit ini
disaring dari partikel-partikel padat yang berukuran 150 mikron. Aliran feed yang
keluar dari (18-S-101) dibagi menjadi dua secara pararel, kemudian diinjeksi
dengan udara yang berfungsi untuk keperluan oksidasi. Udara yang diinjeksikan
ke feed melewati sparger terlebih dahulu. Feed yang telah bercampur dengan
udara masuk melalui bagian atas fiber film contactor untuk dikontakkan dengan
caustic yang berasal dari pompa recycle caustic. Caustic akan mengekstrak H2S
dan mengoksidasi merkaptan dari feed. Selanjutnya feed bersama caustic masuk
ke dalam separator untuk dipisahkan antara fase treated gasoline dan fase caustic.
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
140
Laporan Kerja Praktek
Fasa gasoline yang keluar pada top separator menuju ke storage, sedangkan
caustic yang keluar pada bottom menuju ke tangki penampungan caustic dan
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
141
Laporan Kerja Praktek
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
142
Laporan Kerja Praktek
Unit ini berfungsi untuk memisahkan Mixed Butane dan memproses LPG
kemurnian tinggi (minimum 99,6 %) yang dapat dipakai sebagai bahan baku untuk
Produk:
➢
Propylene dengan kapasitas terpasang 7150 BPSD.
➢
Propana.
➢
Campuran Butana.
Feed dari unit LPG treatment yang telah diolah pada Unit Gas
campuran C3 pada bagian atas (propana dan propilen) dan campuran C4 (butan dan
butilen) pada bagian bawah. Uap yang terbentuk di bagian overhead akan masuk
direfluks ke C3/C4 splitter untuk mengambil C4 yang terbawa dan sisanya dikirim
sulfurnya dengan menggunakan larutan NaOH membentuk air, Na2S, dan NaSR.
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
143
Laporan Kerja Praktek
Air yang terbentuk akan ditampung pada water boot (19-V-101) dan
dikirim ke water degassing drum yang selanjutnya menuju ke unit Sour Water
Stripper (Unit 24). Sebagian dari campuran C4 yang terbentuk di bottom C3/C4
splitter akan dipanaskan di C3/C4 splitter reboiler dan sebagian lagi dikirim ke
unit Catalytic Condensation (Unit 20). Jika masih terdapat sisa campuran C4,
bereaksi menjadi Na3PO4 di solvent treater. Produk atas yang terdiri dari mixed C3
dan air dipisahkan dari padatannya yang terikut (Na2S, NaSR, dan Na3PO4) pada
bersama air dari sand filter yang kemudian dikirim ke unit 24.
driers tersebut diperiksa kadar moisture-nya untuk keperluan regenerasi drier, yang
overhead dan propane di bagian bottom. Propane pada bottom akan dikirim ke tangki
sebagian akan direfluks dan sebagian lagi digunakan untuk memanaskan propane di
C3 splitter sebelum kembali ke flash drum dalam bentuk cair. Propylene cair yang
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
144
Laporan Kerja Praktek
removal. COS merupakan jenis kontaminan yang terbentuk dari sisa-sisa sulfur
Setelah itu, propylene dipisahkan dari logam pada unitmetal treater. Dari
diene dan acetylene pada fraksi C4 yang terikut menjadi monoolefin untuk
memenuhi persyaratan produksi. Reaksi SHP berlangsung pada kondisi fasa cair
dalam fixed bed catalyst dengan jumlah H2 yang terbatas. Reaksi yang terjadi
adalah :
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
145
Laporan Kerja Praktek
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
146
Laporan Kerja Praktek
senyawa olefin menjadi produk dengan fraksi tinggi dengan katalisator asam fosfat
padat. Unit Catalytic condensation adalah unit yang memiliki kapasitas 13.000 BPSD
RecoveryUnit (Unit 19) menjadi gasoline dengan angka oktan yang tinggi. Produk
yang dihasilkan dari unit ini adalah gasoline dengan berat molekul tinggi yang
disebut polygasoline dan butana. Produk polygasoline ini dibentuk dari campuran
1. Seksi Reaktor
Recovery Unit dicuci dengan larutan fosfat secara countercurrent pada wash
water column. Tujuan dari pencucian ini adalah untuk memudahkan reaksi karena
Sebagian wash water yang telah digunakanakan disirkulasi dan sisanya dibuang.
2. Seksi Rectification
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
147
Laporan Kerja Praktek
Pada seksi rectification, effluent dari reaktor akan disaring oleh filter untuk
mencegah katalis padat terikut dalam produk sebelum masuk ke dalam flash
rectifier. Di dalam rectifier ini, effluent dipisahkan dengan cara penguapan yang
bottom. Sedangkan hasil atasnya berupa uap butilen dan butan yang dialirkan ke
akan dikembalikan ke flash rectifier sebagai refluks dan sebagian lagi direcycle
kembali untuk direaksikan pada reaktor. Hasil bawah dari flash rectifierakan
masuk ke stabilizer.
3. Seksi Stabilizer
Pada seksi stabilizer, terjadi pemisahan secara distilasi, dimana feed masuk
melaluitray 16 dari 30 tray. Produk atas yang dihasilkan berupa LPG butana yang
water boot. Kondensat yang ada sebagian dikembalikan ke stabilizer dan sebagian
dialirkan ke caustic wash untuk menyerap senyawa sulfur. Kondensat yang telah
terbebas dari senyawa sulfur kemudian dialirkan ke sand filter untuk menyaring
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
148
Laporan Kerja Praktek
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
149
Laporan Kerja Praktek
Unit POC menerima umpan dari off gas RCC dan menghasilkan produk propilen.
asam dari umpan offgas RCC yang terbawa dari sistem OSBL. Wash water
diperoleh dari OSBL dan dikembalikan ke SWS. Pelarut amin masuk dari amine
b) Oxygen Converter
aliran offgas. Penghilangan senyawa ini memerlukan operasi yang baik dan aman
pada unit down flow. Oksigen akan menjadi bahaya keselamatan apabila bereaksi
dengan oksida nitrit pada suhu kriogenik menjadi gum yang bersifat eksplosif di
1. Oksigen + Hidrogen Air
2. Asetilen + Hidrogen Etilena + Etana
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
150
Laporan Kerja Praktek
3. Etilena + Hidrogen Etana
4. C3 Asetilena + Hidrogen Propilena + Propana
5. Butadiena + Hidrogen Butena + Butana
6. Etilena + Hidrogen Etana
7. C3 Asetilena + Hidrogen Butena + Butana
Reaksi sekunder yang terjadi di Oxygen Converter adalah:
1. H2S Merkaptan
2. COS Merkaptan
3. SO2 Merkaptan
4. NOx + Hidrogen Amonia + Air
5. Nitril Amina
6. HCN Amonia
7. Sianida organic Amina
Katalis ada Oxygen Converter dapat mengurangi pengotor-pengotor pada
asam yaitu H2S dan CO2 dari aliran offgas RCC. Untuk menghilangkan gas-gas
asam tersebut, ditambahkan soda kaustik. Soda kaustik yang tersisa akan dicuci
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
151
Laporan Kerja Praktek
Gas proses yang berasal dari KO Drum dialirkan ke offgas dryer untuk
mengurangi kandungan air, merkaptan, amina, amoniak dan sejumlah kecil CO2,
H2S, dan COS. Dari dryer tersebut effluent dikirim ke Mercury Absorber untuk
hingga jumlah merkuri dalam aliran gas tersebut sangat kecil karena dapat
menyebabkan kerapuhan pada sistem perpipaan yang terbuat dari alloy aluminium
dan peralatan lain pada RCC offgas cooler (34-E-107). Kemudian aliran gas
untuk fraksinasi dimana etilena diserap oleh cairan yang kaya etana atau propilena
dari produk bawah Front End Deethylenizer. Sebelum masuk ke methanizer, offgas
dan larutan pencuci dari produk bawah Front EndDeethylenizer didinginkan dalam
aliran refrigerant biner. RCC offgas cooler (34-E-107) berbentuk cold box yang
casingnya terbuat dari baja dan bagian dalamnya diinsulasi dengan insulasi berjenis
loose perlite. Untuk menghindari kondisi yang lembab dan menjaga atmosfer tetap
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
152
Laporan Kerja Praktek
Unit 34-C-104 ini bertujuan memisahkan etilena dalam aliran produk bawah
Demethanizer dari etana dan komponen-komponen lain yang lebih berat. Produk
atas dari kolom ini dikondensasikan dengan refrigerant biner sedangkan produk
bawahnya dipanaskan kembali dengan kedua media dan refrigerant biner yang
lebih berat.
Deethanizer.
g) Deethanizer
End Deethylenizer menjadi dua aliran. Umpan cair memasuki kolom pada tray 16.
Aliran produk atas kaya akan etana dan aliran produk bawah adalah C3 fraksi yang
lebih beratnya. Produk atasnya dialirkan ke fuel gas system melalui RCC Off-gas
+
Cooler. Cairan produk bawahnya dipompakan ke OSBL sebagai produk C 3 .
Refluks dilakukan dengan cara kondensasi parsial dari aliran produk atas oleh
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
153
Laporan Kerja Praktek
a) C4 Feed Treatment
masuk ke dalam kolom melalui bagian bawahnya dan dicuci dengan air
keluar melalui bagian atas kolom dan dikirim ke C4 Feed Surge Drum (35-
V103).
keluaran yang memiliki konsentrasi maksimum 50 ppm dari butadiene dengan rasio
dikontrol oleh 35-FIC-004 dengan laju 66.828 kg/jam dengan 0,51 mol% Butadiena
pada kasus minimum, 53.383 kg/jam dengan 0,52% Butadiena pada kasus normal,
dan laju 50.488 kg/jam dengan 0,52 mol% Butadiena pada kasus maksimum dengan
rasio yang dikontrol dengan feed hidrogen kr reaktor SHU. Temperatur umpan ke
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
154
Laporan Kerja Praktek
o o
reaktor adalah 50 C pada kondisi SOR dan temperatur 80 C pada kondisi EOR
2. Isomerisasi butena
3. Penjenuhan olefin
dan beberapa residual butadiene yang berasal dari feed C 4. Dalam distilasi
isobutene di feed C4 karena titik didih isobutena dan 1-butena yang dekat. Untuk
akan 2-butene, dikirim ke Olefin Conversion Unit. Hampir semua isobutane yang
dan cooling water. Vent condensor yang berukuran kecil disediakan dengan
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
155
Laporan Kerja Praktek
refrigerant yang paling panas untuk mengurangi buangan buangan (vent) gas dari
Deisobutanizer Reflux Drum. Buangan (vent) gas kemudian dikirim ke fuel gas
system setelah pemanasan di RCC Offgas Cooler. Produk atas dari CD Hyrdo
akan dikirim ke OSBL. Kemudian kolom ini akan dipanaskan dengan low
Feed Treatment
recycle/fresh dari RCC offgas Cooler (34-E-107) dan bypass recycle/fresh etilen
dari OCU deethylenizer. Tujuan utama dari Fresh/Recycle C4 Surge Drum adalah
untuk menahan kapasitas selama 10 menit ketika tercapai level LLL dan HLL
reaksi, tetapi sebelumnya harus di olah terlebih dahulu sebelum menjadi umpan
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
156
Laporan Kerja Praktek
sulfur, alkohol, karbonil, dan air. Aliran yang kaya n-butene dari produk bawah
kombinasikan dengan etilen fresh atau recycle, dicampur dalam static mixer dan
kemudian didinginkan oleh air pendingin yang melarutkan etilen dalam C 4 cair,
Umpan uap yang akan di panaskan dari DP reactor feed heater (37-F-101)
adalah melalui suatu katalis fixed bed dalam DP reactor (37-R-101 A/B) dimana
reactor adalah antara etilen dan 2-butene dari propilen. Produk samping lainnya
yang utama adalah olefin C5-C7, yang juga dibentuk melalui reaksi samping. DP
reactor memiliki dua lapisan katalis. Lapisan atas mengandung katalis MgO
WO3 (tungsten oksida) pada silica dengan rasio berat 3:1. Katalis MgO
menyebabkan reaksi utama dari etilen dan 2-butene dari pembentukan propilen
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
157
Laporan Kerja Praktek
serta membentuk reaksi samping. Laju alir etilen fresh ke olefin conversion unit yang
dibutuhkan kontan sejak saat start-of-run (SOR) ke operasi end-of-run (EOR). Rasio
molar etilen dengan n-butene (E/B) akan secara bertahap berkurang dari 2.35 saat
SOR hingga 2.0 saat operasi EOR yang secara bertahap pula meningkat dalam
C4recycle selama siklus operasi. Untuk menjaga produksi propilen dan mengganti
o
Reaksinya mendekati isotermal. Suhu meningkat hingga 6 C. Katalis DP reactor
konversi n-butene terlalu rendah diproduksi dan memerlukan polimer yang setara
dibutuhkan untuk comprised suatu fired regeneration heater dan regenerasi tergabung
c) Deethylenizer
effluent DP reactor dari aliran etan dan componen fraksi berat. Produk atas dari
menara adalah terkondensasi oleh heavy binary refrigrant dan produk bawahnya
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
158
Laporan Kerja Praktek
rata-rata 98.6 %mol etilen yang dipompa ke RCC Offgas Cooler (34-E-107) dan
depropilenizer (37-C-102).
Tekanan produk atas menara telah ditetapkan ahara produk atasnya kaya akan etilen
yang dapat dikondensasi oleh heavy binary refrigrant. Deethylene reboiler (37-E-
105) di utilisasi oleh LP steam untuk mensuplai panas pada menara. peralatan
d) Depropanizer
yang setara dengan propilen melalui proses pemisahan dari C 3s di produk bawah
deethylenizer dari C4s dan fraksi berat. Produk atas menara terkondensasi oleh udara
untuk memisahkan C3s dari C4s dan fraksi berat. Setiap propan di umpan C 4 akan
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
159
Laporan Kerja Praktek
C4 8 ppmw pada produk atas produk propilen dan 500 ppmw dari C3s dibagian
e) Debutanizer
pemisahan dari C4s di dalam produk bawah depropylenizer dari C5s dan produk
gasoline fraksi berat. Produk atas dari menara dikondensasi oleh air pendingin dan
produk bawah direbiler oleh LP steam. Debutanizer dirancang untuk 2% berat dari
C5 dan komponen fraksi berat di dalam produk atas C4 LPG produk dan 0,5%
volume dari C4s di prouk bawah C5 dan produk gasoline fraksi berat. C5+gasoline
memenuhi suhu regenerasi yang dibutuhkan terjadi di dalam Trim Electric Heater
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
160
Laporan Kerja Praktek
dikirim ke Regeneration Gas Knock Out Drum (38-V-101). Uap yang dihasilkan
di dalam KO Drum tersebut dikirim ke sistem fuel gas di dalam batas tertentu
diregenerasi dengan nitrogen, plant air, dan hidrogen. Fired heater digunakan
untuk menyediakan pemanasan yang cukup untuk semua regenerasi media gas
resirkulasi sistem regenerasi. Sistem regenerasi terdiri dari sebuah loop dengan
blower, heater, dan cooler untuk menyediakan gas regenerasi pada suhu yang
dibutuhkan selama berbagai tahap pada siklus regenerasi. Gas regenerasi disirkulasi
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
161
Laporan Kerja Praktek
Regeneration Blower. Terdapat make up gas regenerasi segar yang konstan yaitu
sebesar 2000 kg/jam, dari penyedia gas regenerasi dan aliran purging, di bawah
pengendalian tekanan, yang dikirim ke sistem fuel gas pada batasan tertentu.
C4Feed Water Wash Column (35C-101) untuk recovery. Dalam tahap selanjutnya,
terdiri dari sekitar 31 mol % etilen dan 69 mol % propilen dengan sedikit metana,
etana, dan propana. Ini adalah sebuah sistem yang tertutup, tiga tahap yang
etilen uap berasal dari overhead deethylenizer, sedangkan propylene vapor berasal
dari overhead depropylenizer atau propylene liquid dari OSBL. Cooling water
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
162
Laporan Kerja Praktek
dikondensasikan dengan cooling water dan akan dipisahkan didalam heavy binary
Salah satu bagian dari HBR yang keluar dari Front-End Deethylenizer
pendinginan pada Dryer Feed Chiller. Uap yang meninggalkan exchanger ini
akan dikirim ke Binary Refrigerant Third-Stage Suction Drum. Bagian kedua dari
ini akan dikirim ke Binary Refrigerant Third-Stage Suction Drum. Dan bagian
Sisa dari HBR selanjutnya akan didinginkan didalam RCC Offgas core
exchanger oleh aliran binary refrigeration yang lain. Salah satu bagian dari aliran
+
ini akan diuapkan sepenuhnya untuk mendinginkan RCC off-gas dan C2 pada
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
163
Laporan Kerja Praktek
Suction Drum. Sisanya akan dicampur dengan medium binary refrigerant (MBR)
dan akan diuapkan untuk dijadikan pendinginan pada Deethanizer Condenser dan
dalam RCC Offgas core exchanger dan akan dikirim ke Binary Refrigerant
Hydro Deisobutanizer vent gas, dan binary refrigerant di dalam RCC Offgas core
refrigerant (MBR). Uap yang terbentuk dari accumulator ini akan dijadikan light
MBR akan dipisahkan menjadi tiga bagian. Satu bagian akan teruapkan
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
164
Laporan Kerja Praktek
Bagian yang kedua dari MBR akan didinginkan lebih lanjut (subcooled) di
dalam RCC Offgas core exchanger dengan aliran binary refrigerant yang lain.
dua bagian. Satu bagian akan diturunkan tekanannya dan diuapkan untuk menjadi
RCC Offgas dan C2+wash liquid di dalam RCC Offgas coreexchanger. Uap ini
(subcooled) dengan dirinya sendiri dan aliran binary refrigerant lainnya di RCC
Offgas core exchanger sebelum masuk ke Light Binary Refrigerant Accumulator. Sisa
uap yang tidak bisa dikondensasikan di LBR akan diventing ke flare dari drum ini.
Liquid LBR dari drum ini kemudian didinginkan lebih jauh lagi dengan dirinya
sendiri di dalam RCC Offgas core exchanger dan kemudian masuk ke Binary
Refrigerant Vent Drum. Sebagian yang tidak dapat dikondensasikan dalam bagian
LBR akan diventing ke flare dari drum ini. Liquid LBR dari drum ini kemudian
intercooler dan mendinginkan RCC Offgas dan C2+wash liquid di dalam RCC
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
165
Laporan Kerja Praktek
Offgas core exchanger. Uap LBR yang meninggalkan exchanger ini kemudian
Berikut adalah diagram alir proses keseluruhan Propylene Olefin Complex Unit :
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
166
Laporan Kerja Praktek
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
167
Laporan Kerja Praktek
Unit ini berfungsi untuk memasok bahan bakar pada pabrik. Unit ini
Sistem ini dirancang untuk mengumpulkan berbagai sumber gas bakar dan
mendistribusikannya ke kilang sebagai gas bakar di unit-unit proses dan bahan baku
Hydrogen Plant. Sumber gas bakar tersebut antara lain: fuel gas dari refinery off
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
168
Laporan Kerja Praktek
gas, LPG dan propilene dari ITP dan natural gas. Penggunaan gas bakar di kilang
adalah untuk keperluan gas umpan di Hydrogen Plant dan gas bakar di unit dan
fasilitas proses.
Sistem ini dirancang untuk mengumpulkan bermacam-macam sumber fuel oil dan
ini terdapat 2 buah tangki (62-T-201A/B) dengan kapasitas per tangkinya 3000
3
m . Pompa yang digunakan ada 3 unit (2 turbin dan 1 motor). Sumber-sumber fuel
DCO digunakan sebagai fuel oil pada normal operasi, pada saat shut down
ARHDM unit maka AR juga digunakan sebagai fuel oil. Konsumen fuel oil:
▪
Crude charger heater di CDU
▪
Dedicated superheater di RCC
(Persero) RU VI Balongan yang terdiri dari pelarut soda. Unit 64 berfungsi untuk
menyimpan, mencairkan dan menyuplai caustic soda. Sistem ini dirancang untuk
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
169
Laporan Kerja Praktek
o
caustic soda 20 Be untuk bermacam kebutuhan. Caustic diterima dalam bentuk
o o
flake dan dilarutkan, dicairkan menjadi larutan 10 Be dan 20 Be dalam sistem
tersebut. Konsumsi dan pemakaian caustic soda adalah:
o
1. Pemakaian 20 Be pada umumnya digunakan di unit 24 SWS, Unit 55
5,5 kg/hari.
o
2. Pemakaian 10 Be digunakan pada unit 18 Gasoline Treatment dan unit 20
3. Pemakaian khusus caustic soda pada unit 14, 21, 23 sebanyak sekali
kebakaran. Air tersebut disalurkan ke fire water hydrant dan water springkle di
area ITP sebagai air pemadam kebakaran. Unit ini terdiri dari 4 buah pompa
dengan kondisi auto stand by dengan satu jockey pump yang berfungsi untuk
sistem, namun jika tekanan sistem turun 5 kg/cm2, maka salah satu pompa 66-
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
170
Laporan Kerja Praktek
unit proses serta menampung hasil produksi dari unit-unit proses tersebut, baik
yang berupa intermediate product atau finished product. ITP (Instalasi Tangki dan
tangki untuk bahan baku, bahan baku intermediet, dan produk. Selain itu, seksi ini
kualitas pencampuran (blending). Seksi ini meliputi Tank Farm Unit (unit 42),.
Mengatur kegiatan transfer dari kapal ke tangki darat dan sebaliknya (loading),
pembongkaran minyak mentah dari kapal dan sebaliknya (jetty), serta mengelola
limbah-limbah dari proses yang kebanyakan mengandung NH3, H2S, phenol, oil,
dll (environtment). Unit ini meliputi Single Buoy Mooring (unit 41), Pipeline (unit
43), dan sistem pengolahan limbah. Unit peralatan pada fasilitas offsite di PT.
masing masing mempunyai fungsi yang saling berkaitan, unit-unit tersebut adalah
Single Buoy Mooring (unit 41), Tank Farm Unit (unit 42), dan Pipeline (unit 43).
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
171
Laporan Kerja Praktek
BAB V
5.1 Utilitas
proses dengan menyediakan kebutuhan listrik, steam, air pendingin, gas N 2, fuel
gas system dan sebagainya. Sistem utilitas ini terdiri dari beberapa unit yaitu:
3. Water Intake Facility (WIF) dan Fasilitas Pengolahan Air (Water Treatment
Bahan baku unit utilitas pada PERTAMINA RU VI adalah air dan udara
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
172
Laporan Kerja Praktek
ini :
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
173
Laporan Kerja Praktek
tersebut, PERTAMINA dilengkapi dengan PLTU di unit utilitas yang terdiri dari
5 unit Steam Turbin Generator (STG) dan PLTD yang berupa 1 unit Emergency
a. Initialstart-up
beberapa sub station. Dengan sistem ini, maka distribusi listrik menjadi lebih
baik. Penyaluran listrik dari sub station 1 ke sub station yang lain menggunakan
saluran underground cable kecuali untuk SS 31 yang memakai saluran over head.
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
174
Laporan Kerja Praktek
7. Sub station no 16: melayani Amine Treating, SWS, dan Sulfur Plant
Sistem ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan Steam dan air umpan
boiler ke kilang serta menerima steam condensate dari kilang. Boiler dirancang
untuk memasok kebutuhan Steam pada proses yang terdiri dari steam drum, down
comers, water wall tube, superheater, dan bank tube. Unit air umpan boiler terdiri
1. Menampung air
2. Pemanas awal
menaikkan pH agar air tidak bersifat asam (korosif). Peralatan penunjang pada
boiler antara lain safety valve, dua unit penggerak steam turbin, economizer,
instrumentasi, local boiler control (LCP), analyzer, water level gauge, dan lain-
lain.
bahan bakar cair (minyak) dan bahan bakar gas. Unit 52 ini terdiri dari 6 unit boiler
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
175
Laporan Kerja Praktek
dengan kapasitas 115 ton/jam masing-masing unit. Steam yang diproduksi boiler
dapat dilakukan secara isoterm atau isentalpik. Steam yang dihasilkan dapat
2
Steam ini mempunyai tekanan 43 kg/cm dan digunakan untuk tenaga
penggerak steam turbine generator pada pembangkit listrik dan untuk penggerak
steam turbine pada pompa dan kompresor. HP steam ini didistribusikan ke bagian
utilitas (STG, FDF Boiler, HBW Pump, Compressor, Cooling Water) dan proses
2
Steam ini mempunyai tekanan 19 kg/cm dan digunakan untuk tenaga
penggerak pompa steam turbine dan steam jet ejector. MP steam didistribusikan
ke utilitas (MBW Pump, Automizing Boiler, Fuel Oil Pump, Demin Water Pump,
Condensate Pump) dan proses (RCC, GO/LCO, HTU, CDU, AHU, Amine/SWS,
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
176
Laporan Kerja Praktek
2
Steam ini mempunyai tekanan 3,5 kg/cm dan digunakan untuk media
(H2Plant, GO/LCO HTU, CDU, AHU, Amine/SWS, Sulphur Plant, Offsite Area)
G-301C) = 360 kW
dari kilang, maka diperlukan sistem perpipaan dan penampungan air yang
memadai. Pipa yang digunakan berdiameter 24 inci dan air yang tersisa
Jatiluhur pada saluran utama sebelah Timur (EastMain Canal). Apabila kanal
dalam perbaikan, maka air sungai diambil dari sungai Cipunegara. Kebutuhan air
perserdiaan air dari sungai, maka sistem di kilang Balongan ini dilengkapi dengan
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
177
Laporan Kerja Praktek
Raw water ditransfer dari Raw Water Intake Facilities (Salam Darma)
melalui pipa dan ditampung di tangki raw water. Raw water ini digunakan juga
5. HouseStation
Service water adalah air baku yang sudah di treat di unit 53. Service water
sebelum masuk ke Potable Water Tank, disteril terlebih dahulu dengan gas Chlorine
yang selanjutnya dipompakan ke pemakai. Air yang sudah disteril dinamakan DW.
Potable water adalah air yang disediakan untuk keperluan para karyawan
1. Kantor laboratorium
2. CentralControl Room
4. FieldOffice
5. Gedung Administrasi
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
178
Laporan Kerja Praktek
boiler feed water. Kandungan mineral yang dihilangkan di Demin Plant antara
lain Ca, Mg, Sodium, Silica, Sulphate, Carbonat, dan Chloride.Demin Plant
3
terdiri dari tiga train dengan flow rate 110 m /h tiap train (A/B/C). Pola
dipindah secara bergantian selama satu train atau saat regenerasi, sehingga
operasinya kontinyu.
2. Air buangan regenerasi yang mengandung garam asam dan garam basa
serta air pembilas dari masing-masing resin dibuang melalui bak penetral
pH meter.
Drain.
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
179
Laporan Kerja Praktek
periodik.
Air yang mengandung karbon, kation, anion, CO2, senyawa organik, dan padatan
(strong base cation dan weak base cation) yang di dalamnya terdapat resin penukar
2+ 2+
kation. Kation-kation seperti Ca dan Mg akan diserap resin dan ditukarkan
dengan ion hidrogen. Untuk meregenerasi resin kation ini digunakan asam sulfat, air
buangannya dikirim ke bak penetral. Air keluaran cation exchanger yang masih
base anion dan weak base anion) untuk menghilangkan anion-anion. Air yang keluar
dari anion exchanger diharapkan hanya mengandung air dan ion hidrogen serta ion
hidroksida yang nantinya akan menjadi air. Selain itu, pada anion exchanger, jumlah
silica dijaga agar tidak lebih dari 0,02 ppm karena silica dapat membentuk scale yang
Unit ini berfungsi untuk mensuplai air pendingin ke unit-unit proses, fasilities
utilities, ancillaries dan fasilitas offsite. Bagian-bagian dari unit ini adalah:
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
180
Laporan Kerja Praktek
3 2
stand by kapasitas @ 7000 m /hr pada tekanan 4,5 kg/cm g.
3
3. Side Stream Filter dengankapasitas 220 m /hr.
3
m /hr.
o
dengan wet bulb temperatur 29,1 C dengan tipe counter flow. Menara terdiri dari
12 cell dan 12 draft fan beserta masing-masing motornya dan dua buah header
supply utama untuk pendistribusian ke onsite dan utility area. Sistem pendinginan
pada cooling tower ini dirancang menurut sistem sirkulasi terbuka. Pompa
cadangan digunakan untuk mengantisipasi gangguan dan apabila salah satu pompa
utama dibersihkan.
injeksi gas chlorine untuk membunuh bakteri dan mencegah tumbuhnya lumut,
inhibitor korosi dan scaling inhibitor untuk mencegah korosi dan kerak yang
ditambahkan secara kontinyu, serta slime dispersant untuk membunuh bakteri yang
ditambahkan setiap 1 bulan sekali. Untuk menjaga mutu air, sebagian air diolah di
side stream filter. Pada bagian header supply ke area utility, dilengkapi dengan on-
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
181
Laporan Kerja Praktek
Air pendingin didistribusikan ke unit proses untuk H 2Plant, RCC Complex, GO dan
LCO HTU, CDU, AHU, Amine Treatment, Sulphur Plant, NPU, dan off site area.
Unit ini berfungsi untuk menyediakan udara tekan untuk keperluan proses
di kilang. Unit ini terdiri dari 6 alat pengatur tekanan udara, yaitu 3 unit turbin dan
3
3 unit motor kompresor. Kapasitas alat-alat tersebut adalah 3.500 Nm /jam. Udara
3
Kapasitas pengeringannya yaitu 4820 Nm /jam. Dryer yang digunakan adalah
molsieve.
dalam proses petroleum refining. Sistem ini terdiri dari 2 unit dengan tangki
3
masing-masing 3 buah. Kapasitas per tangki 41,5 m . Kapasitas per unit adalah
3 3
max cairan = 100 Nm /jam + 420 Nm /jam.
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
182
Laporan Kerja Praktek
telah kering kemudian dikompres sampai tekanan tertentu dan dialirkan ke dalam
untuk menghilangkan gas-gas selain nitrogen seperti CO, CO 2, dan gas lainnya.
Adsorben yang digunakan yaitu silika alumina dan karbon aktif. Absorben
vessel. Dari unit adsorber ini, kemudian dimasukkan ke dalam cold box vessel dan
gas dicairkan dengan siklus refrigerasi kemudian dipisahkan fase gas dan cairnya,
panas yang ditukarkan dari cold box vessel dipakai untuk dryer. Setelah itu fase
hidrokarbon yang mudah terbakar. Hal ini menuntut adanya unit pengolahan
limbah agar limbah yang dibuang dapat memenuhi spesifikasi dan persyaratan
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
183
Laporan Kerja Praktek
menghasilkan berbagai macam limbah, yang terdiri dari limbah cair, limbah gas,
dan limbah padat. Dari ketiga macam limbah tersebut, limbah cair merupakan
serta bahan tidak terdegradasi agar konsentrasinya menjadi lebih rendah. Untuk
mencapai tujuan tersebut, maka dibangun unit Sewage dan Effluent Water
kadar sulfurnya di SWS, pengolahan limbah cair dilanjutkan ke unit Sewage dan
Effluent Water Treatment. Unit ini dirancang untuk memproses buangan seluruh
kegiatan proses dan area pertangkian dalam batas-batas effluent yang ditetapkan
3
air bersih. Kapasitas unit ini 600 m /jam dimana kecepatan effluent didesain untuk
penyesuaian kapasitas 180 mm/hari curah hujan di area proses dan utilitas.
Desain awal dari unit WWT (Waste Water Treatment) adalah untuk
mengolah air buangan yang terbagi menjadi dua sistem pengolahan, yaitu:
dan minyak dari air yang berasal dari air buangan (oily water) ex process
area dan tank area. Pada proses ini yang diolah umumnya mempunyai
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
184
Laporan Kerja Praktek
COD dan BOD yang rendah. Spesifikasi desain air yang keluar DAF adalah
• Activated Sludge Unit (ASU), untuk mengolah secara kimia, fisika dan
biologi air buangan dari unit proses terutama: Treated Water ex Unit
dan fenol sedangkan kandungan minyak dan solid berasal dari desalter
effluent water.
RU VI Balongan dibagi menjadi dua, yaitu oily water treatment dan treatment air
Oily water berasal dari air hujan yang bercampur minyak, air ballast, air dari
parit-parit unit proses, dan pertangkian. Process effluent water (air buangan proses)
berasal dari air buangan unit proses seperti CDU, SWS, GO HTU, dan RCC. Limbah
utama yang terkandung dalam air buangan proses adalah gas terlarut (hidrogen
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
185
Laporan Kerja Praktek
➢
Spent caustic dihasilkan dari proses pencucian naphta dan LPG dari RCC.
➢
Desalter effluent water dihasilkan dari unit DTU.
Proses treatment air limbah baik oily water maupun process effluent water
meliputi proses fisik, proses kimia, dan proses mikrobiologi. Unit pengolah air
buangan terdiri dari Air Floatation Section, Pre Activated Oil Sludge Section,
Activated Oil Sludge Section, dan Dehydrator and Incinerator Section. Prinsipnya
adalah memisahkan minyak dari air dan sludge pada oily water dan process effluent
secara fisik. Minyak yang terpisah dikumpulkan di recovery oil sump untuk disimpan
pada tangki 42-T-502 dan 42-T-101. Air dan sludge kemudian diproses secara kimia
dipisahkan kembali minyak dan airnya, minyaknya dikirim ke recovery oil sump dan
Proses fisik merupakan proses awal sebelum limbah diproses secara kimia
dan mikrobiologi. Pada proses ini diusahakan agar minyak maupun buangan padat
dipisahkan secara fisik dari air melalui CPI separator, API separator, dan DAF A/B
tanpa menangani parameter lain seperti suspended solid, COD, BOD, dan NH3.
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
186
Laporan Kerja Praktek
Setelah melalui proses fisik tersebut, kandungan minyak dalam buangan air hanya
diperbolehkan ± 25 ppm. Proses fisik terjadi pada seksi Air Flotation yang terdiri
dari:
dikirim ke oil sump kemudian dipompa ke recovery oil sump. Air dan
3
CPI separator dirancang pada laju alir 600 m /h dengan kandungan minyak
o
maksimum 200 ppm dan temperatur 35 C.
API Separator
3
• API separator dirancang dengan laju alir 242 m /jam dan kandungan
minyak maksimum 200 ppm. API separator berupa kolam penampung air
kerja dari alat ini berdasarkan perbedaan densitas minyak dan air. Kolam ini
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
187
Laporan Kerja Praktek
• API separator mengolah oily water dan air ballast. Sebelum tanker
menerima produk, air ballast dari tanker yang berisi kandungan minyak
3
roof dengan kapasitas 2500 m . Limbah cair terpisah menjadi fraksi atas
(skimmed oil) dan fraksi bawah (air, sludge, dan minyak). Skimmed oil
Fraksi bawah dari process oily water CPI pit dan API separator yang
masih mengandung minyak mengalir ke seksi ini secara gravitasi. Campuran dari
separator mengalir ke bak DAF feed pump dan sebagian langsung dipompakan ke
Dalam pressurized vessel udara dari plant air atau DAF compressor udara
dihembuskan ke pipa inlet bak flotation pada tekanan atmosfir, udara yang terlarut
akan tersebar dalam bentuk gelembung karena kecepatan pelarutan udara berkurang
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
188
Laporan Kerja Praktek
minyak yang tersuspensi dalam waste water terangkat ke permukaan air dalam
bentuk buih.
air umumnya mengendap atau mengapung karena perbedaan SG. Peralatan ini
memiliki SG sama dengan air akan tersuspensi dalam air dan tidak mengapung
atau mengendap, sehingga perlu zat pengapung untuk memisahkan air dengan
minyak dengan cara menurunkan tegangan permukaan dari minyak. Minyak yang
mengapung diambil dengan skimmer dan dialirkan ke bak flotation oil (63-Z-203)
menetralkan zat kimia berbahaya di dalam air limbah. Pada tahap ini dilakukan
dapat dipisahkan secara proses fisika. Senyawa yang tidak diinginkan diikat
Proses kimia ini terjadi pada proses koagulasi dan lumpur aktif.
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
189
Laporan Kerja Praktek
di dalam pengolahan air buangan adalah senyawa aluminium atau besi yang
tinggi, maka pH yang dibutuhkan untuk proses koagulasi harus dibawah 5,5
pH yang lebih luas daripada aluminium. Selain itu air asam atau air basa dapat
Proses kimia yang terjadi pada seksi Pre Actived Oil Sludge terdiri dari:
Process Effluent Pit / PEP (63-Z-501)
Campuran air dan sludge dari process effluent CPI pit dan bak floatation
(63-Z-202) DAF diinjeksikan udara dari blower. Tujuannya agar tidak terjadi
akumulasi dan air limbah dapat terlarut. Selanjutnya air dan sludge dipompa ke
rapid mixing pit. Apabila kualitas air off spec, maka air dikembalikan ke bak PEP
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
190
Laporan Kerja Praktek
Variabel yang harus dikontrol adalah pH, jika pHnya rendah maka diinjeksikan
membentuk gumpalan. Air buangan dari rapid mixing pit mengalir ke floculation
pit yang dilengkapi mixer dan diinjeksikan ferri chlorida (FeCl3) agar terbentuk
untuk mengolah bahan organik, dimana air buangan yang akan diolah memiliki
kadar BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan MLVSS (Mixed Liquor Volatile
Suspended Solid) tinggi, tetapi kadar logam dan bahan beracun rendah.
Tujuannya untuk menggumpalkan dan memisahkan zat padat koloidal yang tidak
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
191
Laporan Kerja Praktek
murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang berbagai metode
polutan dalam air limbah. Pada proses degradasi, senyawa-senyawa tersebut akan
berubah menjadi senyawasenyawa lain yang lebih sederhana dan tidak berbahaya
Proses mikrobiologi terjadi pada seksi Activated Oil Sludge Section dan
tangki limbah secara mekanik. Limbah berasal dari floculation pit terendapkan.
Endapan yang berupa sludge dikirim ke sludge discharge dan kemudian dipompa
Sedangkan air limbah mengalir ke bak aeration untuk diolah secara mikrobiologis
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
192
Laporan Kerja Praktek
Air limbah dari clarifier pit dan sistem sanitasi dialirkan ke aeration pit
mengolah buangan air proses yang mempunyai kadar BOD 810 mg/L dan COD
1150 mg/L menjadi treated water yang memiliki kadar BOD 100 mg/L dan COD
150 mg/L dengan menggunakan lumpur aktif (activated sludge). Lumpur aktif ini
mold, yeast, alga, dan sebagainya. Pada lumpur aktif terjadi reaksi dimana
menguraikan zat yang masih ada di dalam sel itu sendiri, oleh karenanya perlu
secara gravitasi. Air (treated water) pada permukaan atas dialirkan ke impounding
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
193
Laporan Kerja Praktek
Thickener (63-Z-401)
Selanjutnya lumpur tersebut dipisahkan airnya dengan bantuan bahan kimia dan
alat mekanis berupa centrifuge (alat yang bekerja memisahkan cairan-padatan dan
dialirkan melalui got terbuka menuju PEP (63-Z-501) di seksi Pre Actived Oil
Sludge, sedangkan padatannya disebut cake dan ditampung pada sebuah tempat
Membakar cake dalam sebuah alat pembakar atau incinerator menjadi gas dan
o
abu pada temperatur tinggi (T = 800 C). Kapasitas desain dehydrator sebesar
3
5,5 m /jam dan kapasitas pembakaran incinerator adalah 417 kg solid/jam.
5.2.2 Pengolahan Limbah Gas
Limbah gas dari kilang yang masih mengandung sulfur diambil oleh
Amine Treatment kemudian diolah di Sulfur Recovery Unit dan sisanya dibakar di
incinerator (untuk gas berupa H2S dan CO) maupun flare (gas hidrokarbon).
Limbah padat dari industri minyak adalah katalis sisa dan sludge. Sludge
merupakan suatu limbah yang dihasilkan dalam industri minyak yang tidak dapat
dibuang begitu saja ke alam bebas, karena akan mencemari lingkungan. Sludge
dihasilkan dari hasil pengolahan limbah cair di ETF. Pada sludge selain
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
194
Laporan Kerja Praktek
mengandung lumpur, pasir dan air juga masih mengandung hidrokarbon fraksi
berat yang tidak dapat di-recovery ke dalam proses. Sludge ini juga tidak dapat di
buang ke lingkungan sebab tidak terurai secara alamiah dalam waktu singkat.
tiap unit proses serta membangun hasil produksi dari inti – inti proses tersebut,
baik yang berupa intermediate product atau finished product. Unit perlatan pada
beberapa unit yang masing – masing mempunyai fungsi yang saling berkaitan satu
sama lainya, unit – unit tersebut adalah unit 41, unit 42, dan unit 43. ITP pada
penyiapan tanki untuk bahan baku, bahan baku intermediate, dan produk.
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
195
Laporan Kerja Praktek
Selain itu, seksi ini juga berfungsi untuk pengukuran jumlah transfer
mengandung NH3, H2S, Phennol, oil, dan lain – lain (environment). Unit
ini meliputi single buoy mooring (Unit 41), pipe line (Unit 43) dan
crude oil sebagai feed dan penyaluran hasil produksi dari unit – unit proses di PT.
dermaga di dalam kawasan industrinya atau SBM (Single Buoy Mooring) yang
digunakan untuk loading hasil produksi yang berbeda pada setiap SBM. Ke empat
Single Buoy Mooring (SBM) yang dijelaskan tersebut adalah sebagai berikut :
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
196
Laporan Kerja Praktek
DOHJBB (dua kali sebulan), serta untuk membongkar crude oil sebagai
mengapalkan produk minyak hitam, antara lain IDF dan Fuel Oil atau
Decant Oil.
pengapalan gas oil dan kerosene hasil produk dari PT. PERTAMINA
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
197
Laporan Kerja Praktek
pemipaan dengan batas area masih berada di dalam kilang. Tank farm berfungsi
sebagai penampung umpan, produk dan fasilitas blending, dimana semua tank
farm unit (unit 42) dihubungkan dengan rumah pompa sebagai fasilitas
penyaluran umpan maupun produk melalui suatu sistem perpipaan (pipeline). Unit
ini dilengkapi dengan beberapa sarana tangki, yang diantaranya sebagai berikut:
proses (selain DTU) sebanyak eman buah tangki, dimana empat buah
tangki untuk Duri Crude yaitu 42-T-101 A/B/C/D dan dua buah tangki
seperti crude Duri, Minas dan untuk menampung hasil produk seperti
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
198
Laporan Kerja Praktek
c. Cone Roof Tank, akan menyimpan black product seperti residue dan
DCO.
sebagai berikut:
d. LPG merupakan hasil blending dari propane, butane, LPG mixer unit
20.
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
199
Laporan Kerja Praktek
akan masuk atau keluar kilang Balongan dengan bantuan analisa densitas
gasoline.
propylene.
menyalurkan hasil produksi dari unit-unit proses yang ada di PT. PERTAMINA
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
200
Laporan Kerja Praktek
sangat mendukung dan ikut berpartisipasi dalam program pencegahan kerugian baik
- UU No 1/1970
- UU No 2/1951
Depnaker.
- PP No 11/1979
- UU No 4/1982
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
201
Laporan Kerja Praktek
koordinasi Depnaker.
- KLH PP No 29/1986
a. Keselamatan kerja
b. Pelatihan
c. Penanggulangan kebakaran
d. Lindungan lingkungan
e. Rekayasa
pemantauan lingkungan.
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
202
Laporan Kerja Praktek
antrara lain:
- Mengelola regu kebakaran agar selalu siap bila suatu waktu diperlukan.
1. Bendera kecelakaan
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
203
Laporan Kerja Praktek
c. Hitam dengan strip putih (satu bulan dikibarkan), untuk kecelakaan fatal
2. Bendera kebakaran
bawah U$ 10000.
3. Bendera pencemaran
dari penduduk
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
204
Laporan Kerja Praktek
BAB VII
PENUTUP
6. 1 Simpulan
ditunjang oleh data-data dari literatur dan petunjuk serta penjelasan dari operator
dan Jawa Barat dengan kapasitas 175.000 BPSD. Kilang ini dirancang untuk
mengolah bahan baku berupa heavy crude oil yang berasal dari minyak
mental Duri, Minas, LSWR dan Nile Blend, dengan tiga proses yaitu: DHC
(AHU dan HTU), RCC (RCU dan LEU), HSC (DTU dan NPU).
2. Proses yang dilakukan bermula crude oil yang diolah pada unit CDU yang
akan didapatkan produk berupa kerosene, gas oil, naphta, dan atmospheric
akan menghasilkan LPG dan Propylene. Selain crude oil, naphta yang
dihasilkan diolah di unit NPU yang akan diblending dengan hasil dari unit
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
205
Laporan Kerja Praktek
oktan tinggi.
3. Unit RCC merupakan unit yang mengolah hasil residu dari unit CDU dan
AHU menjadi fraksi naphta yang bernilai oktan tinggi. Unit RCC ini
yaitu RCC Offgas Propylene Project (ROPP) yang baru diresmikan pada
bulan januari 2013, unit ini dibangun untuk menghasilkan produk berupa
propylene.
6. 2 Saran
Berikut ini saran yang dapat kami sampaikan untuk PT. PERTAMINA
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
206
Laporan Kerja Praktek
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
207
Laporan Kerja Praktek
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta.
Limited.
PERTAMINA EXOR-1. 1992. Pedoman Operasi Kilang :Unit 15 RCC Unit . JGC
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
208
Laporan Kerja Praktek
Limited.
Hydrotreating
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
209
Laporan Kerja Praktek
Wibowo, Muhamad Laksamana., dan Nuha. Ahmad Ulin., Laporan Kerja Praktek
Yogyakarta.
Ilmi, Muhammad Irfan., dan Sidiq Mahathir., Laporan Kerja Praktek PT.
Yogyakarta.
Utomo, Ananda Dwi., dan Dimas. Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA
Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri
Universitas Diponegoro
210